• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT BERBASIS RISIKO DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT BERBASIS RISIKO DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT

BERBASIS RISIKO DAN PEMANTAUAN

TINDAK LANJUT

INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

FERDY FRISTYANSJAH, ST., M.Si

Kepala Bagian Perencanaan dan Pelaporan

RAPAT KOORDINASI NASIONAL FORUM SPI PTN IV

Politeknik Negeri Batam, 25 – 28 April 2018

▸ Baca selengkapnya: contoh tindak lanjut penilaian sikap

(2)

POKOK

BAHASAN

AUDIT INTERN BERBASIS RISIKO PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT INTERN BERBASIS RISIKO PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

(3)
(4)

UNSUR SPIP (PP 60/2008)

Lingkungan Pengendalian

Penilaian Risiko

Kegiatan Pengendalian

Informasi dan Komunikasi

Pemantauan Pengendalian Intern

Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, yaitu Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan.

(5)

APIP HARUS MEMILIKI KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENGEVALUASI RISIKO-RISIKO DALAM MENYUSUN RENCANA KEGIATAN AUDIT INTERN AGAR EFISIEN DAN EFEKTIF

Paragraf 3010 SAIPI – Menyusun Rencana Kegiatan

Audit Intern

Pimpinan APIP harus menyusun

rencana strategis dan rencana

kegiatan audit intern tahunan

dengan prioritas pada kegiatan

yang mempunyai risiko terbesar

dan selaras dengan tujuan APIP.

(6)

PENYUSUNAN PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT INTERN PERMENPAN DAN RB NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KENDALI MUTU AUDIT

APIP MEMPUNYAI RENCANA AUDIT YANG RINCI DAN LENGKAP, BAIK JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN MAUPUN JANGKA PENDEK TAHUNAN, SERTA MEMASTIKAN UKURAN BAGI PENCAPAIAN KINERJA APIP TERHADAP JUMLAH AUDITI DALAM LINGKUP TUGAS/KEWENANGANNYA

(7)

KONSEP AUDIT INTERN BERBASIS RISIKO (AIBR)

MENURUT INSTITUTE OF INTERNAL AUDIT (IIA)

Metodologi yang menghubungkan audit intern dengan seluruh kerangka manajemen

risiko yang memungkinkan proses audit intern mendapatkan keyakinan memadai bahwa

manajemen risiko organisasi telah dikelola dengan memadai sehubungan risiko yang

dapat diterima (risk appetite).

SASARAN

• Mengidentifikasi risiko kegagalan, kekeliruan, dan kecurangan, serta memberikan rekomendasi bagi auditi untuk perbaikan kinerjanya

• Meningkatkan efisiensi (menekan biaya audit), efektivitas (mengidentifikasi dan fokus pada area-area yang berisiko), dan kualitas audit (menekan kesalahan audit)

(8)

• kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang akan berdampak pada pencapaian tujuan. Risiko diukur dari segi dampak dan kemungkinan.

RISIKO

• sebuah proses untuk mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan mengendalikan peristiwa atau situasi potensial untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan organisasi.

MANAJEMEN RISIKO

(9)

• Kecukupan dan keefektifan pengendalian internal • Kompetensi dan integritas manajemen

• Pergantian pimpinan (mutasi) • Tingkat skill karyawan

• Dana yang dikelola • Transaksi keuangan • Pengelolaan aset

• Periode audit terdahulu

• Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil audit • Audit eksternal

• Tingkat penggunaan komputer untuk pengolahan informasi

• Penyebaran operasi kegiatan secara geografis • Jarak auditi dari kantor pusat

UNSUR-UNSUR RISIKO

 Manajemen bertanggungjawab terhadap risiko baik internal maupun eksternal.

 Manajemen mengidentifikasi risiko, melakukan penilaian, dan membuat daftar/register risiko  Pengelolaan risiko menyangkut

langkah pihak manajemen untuk membuat agar risiko dapat

dikendalikan dibawah batas toleransi (risk appetite).

(10)

Pengelolaan Risiko oleh Manajemen

Menghindari risiko, contoh : melakukan pemutusan kontrak kepada penyedia yang diyakini tidak dapat menyelesaikan pekerjaan

Memindahkan risiko, contoh : pekerjaan konstruksi tidak dilakukan secara swakelola melainkan dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi

Memberikan toleransi atas risiko tanpa menyiapkan rencana antisipasi, contoh : risiko kejatuhan benda-benda dari langit yang tidak dapat diantisipasi karena tidak ada persiapan khusus untuk mencegahnya

Memberikan toleransi atas risiko dan menyiapkan rencana antisipasi, contoh : kemungkinan tidak berfungsinya suatu alat diantisipasi dengan menyiapkan alat pengganti

Menangani risiko, yaitu melakukan proses tertentu untuk mengurangi konsekuensi atas kemungkinan terjadinya risiko, contoh : memasang alat pemadam kebakaran

(11)

PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT

INTERN BERBASIS RISIKO

(12)

Business Process Goal Risk Pemahaman Tata Kelola Pemahaman MR • Pemahaman PI • Penanganan Risiko = RTP Risk Management Risk Profile Action Plan

Risk Based Audit Audit Planning Test of Control

Report on Internal Audit Risk Register

(13)

PERENCANAAN dengan pendekatan RISIKO

MAKRO MIKRO

Perencanaan Audit Strategis

Perencanaan Audit

Tahunan Audit Individual

(14)

 Dirumuskan oleh seluruh jajaran pimpinan APIP  Seingkat, jelas dan padat

PERENCANAAN AUDIT STRATEGIS

VISI

MISI

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI PROGRAM KEGIATAN

• Pernyataan umum tentang tujuan yang hendak dicapai pada akhir periode perencanaan jangka panjang • Upaya untuk mewujudkan visi • Indikator sasaran dapat diukur • Rumusan untuk mencapai tujuan dan sasaran • Dikomunikasikan kepada auditi untuk mendapat masukan • Dibagikan kepada unsur pelaksana audit • Dipilih berdasarkan strategi yang ditetapkan • Disusun berdasarkan program yang ditetapkan

(15)

No Auditi Tgl. LHA terakhir Besaran Risiko Audit Frek. Jenis Audit Tahun Audit

20… 20… 20… 20… 20...

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Formulir Rencana Audit Jangka Menengah

auditable unit dengan risiko tinggi dijadwalkan diaudit setahun sekali

auditable unit dengan risiko sedang dijadwalkan diaudit 2 tahun sekali

(16)

IMPLEMENTASI AUDIT INTERN BERBASIS RISIKO

Penilaian Tingkat Maturitas Risiko Penyusunan Perencanaan Audit Periodik/ Tahunan (Macro Risk Assesment) Penugasan Audit Individual (Micro Risk Assesment)

• Gambaran sejauhmana unit kerja menentukan, menilai, mengelola, dan memantau risiko

• Indikasi keandalan risiko

• Mengidentifikasi penugasan audit • Menghasilkan annual

audit plan

• Melaksanakan audit berbasis risiko individu • Hasil audit menjadi

(17)

TAHAPAN AIBR

Management’s Risk Register (If available)

Assess Risk Maturity Risk Defined Risk Naive Risk Aware Management’s Risk Register (amanded) Facilitate Risk Identification Use Organization’s Risk

Assign Risk to Audits

Audit Plan Individual Audit Audit Report Risk Enable Risk Managed Audit Universe Risk and Audit

Universe Audit Committee Report

Feedback Results into RAU

TAHAP 1

TAHAP 2

(18)

TAHAP 1 – PENILAIAN TINGKAT MATURITAS RISIKO

• Perencanaan AIBR merujuk pada daftar/register risiko yang dibuat oleh unit manajemen risiko

• Berdasarkan daftar/register risiko, auditor intern melakukan penilaian seberapa baik manajemen organisasi memahami risiko dan bagaimana cara mengelola risiko dimaksud.

Register risiko harus di-update dengan mengeluarkan risiko tertentu dari daftar dan menambahkan risiko baru kemudian memberikan skor terhadap masing-masing risiko tersebut.

Management’s Risk Register (If available)

Assess Risk Maturity Risk Defined Risk Naive Risk Aware Management’s Risk Register (amanded) Facilitate Risk Identification Use Organization’s Risk Risk Enable Risk Managed

(19)

Initial/

Naive Repeatable/Aware

Defined Managed Optimised/ Enabled

1 2 3 4 5

Consulting Assurance

Risk Maturity

(20)

Risk Maturity Level Karakteristik Kunci Pendekatan Internal Audit Peran Auditor

1. Risk Naive Organisasi belum menerapkan Manajemen Risiko secara formal

• Memfasilitasi organisasi membangun Manajemen Risiko

• Auditor melakukan penilaian risiko dengan keterlibatan manajemen

Champion

(Promosi)

2. Risk Aware Penerapan Manajemen Risiko Organisasi secara acak

• Memfasilitasi organisasi membangun Manajemen Risiko

• Auditor melakukan penilaian risiko dengan keterlibatan manajemen

Coach

3. Risk Defined Strategi dan kebijakan Manajemen Risiko telah dikomunikasikan dan tingkatan risiko yang dapat

ditoleransi (risk appetite) telah ditetapkan

• Memfasilitasi penyempurnaan Manajemen Risiko

• Auditor memanfaatkan hasil penilaian risiko yang dilakukan manajemen

Advisor

4. Risk Managed Manajemen Risiko telah diterapkan dan telah dikomunikasikan ke

seluruh anggota organisasi

Penekanan audit pada proses Manajemen Risiko. Perhatian khusus diberikan untuk

memverifikasi pemantauan risiko utama Evaluator/ Asesor 5. Risk Enabled Organisasi telah mengintegrasikan

Manajemen Risiko dan Internal

Control

Penekanan audit pada proses Manajemen Risiko. Perhatian khusus diberikan untuk memverifikasi pemantauan risiko utama

(21)

TAHAP 2 – PERENCANAAN AUDIT PERIODIK/TAHUNAN (MACRO RISK ASSESMENT)

Start Menilai ML RM ML > 3 RR disusun oleh Manajemen Penyusunan Risk Factor atas

Audit Universe Identifikasi Risiko oleh AI

dan UPR

Scoring Risk

Factor Auditable Unit

Menyusun Audit Plan

Filtering Risk Grouping RR Auditable Unit Menyusun Audit Plan

Sasaran AIBR Mengidentifikasi penugasan

audit, baik assurance maupun

consulting

AIBR Murni

AIBR Tidak Murni (Kondisi APIP saat ini, ML RM ≤ 2)

Composite Score

1 2 3

(22)

Risk Register (audited)

Filter risks Risk on which

assurance is required

Risk within the risk appetite Risk not requiring an audit in this periode Categorise risk Link risks to audits

Risk and Audit Universe Allcate resources to audits Audit plan Risk on which assurance is provided by others Risk which will

be tolerate Audit Universe Select risks to be covered Audit Committee Report

1) DENGAN REGISTER RISIKO (AIBR MURNI)

(23)

Register Risiko Terfilter

2) DENGAN COMPOSITE SCORE

Audit Universe Auditable Unit B Composite Risk Score = 20 Auditable Unit A Composite Risk Score = 15 Auditable Unit C Composite Risk Score = 16 Prioritas Audit Auditable Unit C Composite Risk Score = 16 Auditable Unit B Composite Risk Score = 20 Auditable Unit A Composite Risk Score = 15 Audit Plan

Disusun oleh auditor internal dan unit pemilik risiko/unit manajemen risiko serta telah dilakukan penyaringan risiko

Diaudit setahun sekali Diaudit 2 tahun sekali Diaudit 3 tahun sekali Link

(24)

3) DENGAN FAKTOR RISIKO (kondisi saat ini ML RM ≤ 2)

PENENTUAN AUDIT UNIVERSE

- mendukung visi, misi, dan tujuan organisasi; - memiliki pengaruh yang signifikan dan material; - audit dan pengendalian layak dikembangkan; - dana yang dikelola cukup besar

PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO

- auditor memanfaatkan informasi dalam profil risiko organisasi - hasil identifikasi menghasilkan daftar potensial audit universe

PENJABARAN DAN PENSKORAN FAKTOR RISIKO ATAS POTENSIAL

AUDITABLE UNIT

- bersifat subyektif (dana yang diaudit, periode audit terdahulu)

PEMILIHAN AUDITABLE UNIT DAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN

- melakukan assessment terhadap auditable unit mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya;

- dari hasil assessment, auditable unit diperingkat berdasarkan urutan risiko paling tinggi sampai rendah

(25)

FORMULIR ASSESMENT FAKTOR RISIKO AUDITABLE UNIT

No Auditee Dana yg dikelola Sebelumnya Audit Pergantian Pimpinan Internal Control Jumlah Rangking

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Diisi dengan nama auditee (auditable unit) Diisi dengan score risiko berdasarkan besarnya dana yang dikelola Diisi dengan score risiko berdasarkan jangka waktu audit sebelumnya Diisi dengan score risiko berdasarkan jangka waktu pergantian pimpinan auditee Diisi dengan score risiko berdasarkan jumlah catatan penting audit sebelumnya 2 3 4

Setelah diperoleh urutan auditable unit (rangking), maka selanjutnya dilakukan penyusunan rencana dan jadwal audit tahunan (annual audit plan) sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

(26)

CONTOH ASSESMENT FAKTOR RISIKO AUDITABLE UNIT Profil Auditable Unit

No Auditable

Unit Dana Yang Dikelola Waktu Audit Terakhir Tingkat Pergantian Pimpinan Kondisi Internal Control (Jumlah temuan terdahulu)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Satker A 15.250.000.000 2013 3 tahun sekali 4 2 Satker B 50.300.000.000 2014 5 tahun sekali 6 3 Satker C 1.600.000.000 2015 4 tahun sekali 1 4 Satker D 4.600.000.000 2015 3 tahun sekali 7 5 Satker E 78.000.000.000 2016 Kurang dari setahun sekali 9

(27)

Faktor Risiko dan Penjabaran Faktor Risiko Score

Dana Yang Dikelola Diatas 50 milyar 5 25 – 50 milyar 4 5 – 25 milyar 3 1 – 5 milyar 2 Dibawah 1 milyar 1 Waktu Audit Terakhir Lebih dari 4 tahun yang lalu 5 3 – 4 tahun yang lalu 4 2 – 3 tahun yang lalu 3 1 – 2 tahun yang lalu 2 Kurang dari 12 bulan yang lalu 1 Pergantian Pimpinan Sering (dibawah 1 tahun sekali) 5 Sedang – sering (2 – 3 tahun sekali) 4 Sedang (4 – 6 tahun sekali) 3 Sedang – jarang (7 – 8 tahun sekali) 2 Jarang (Diatas 8 tahun sekali) 1 • Penjabaran dan Penskoran Faktor Risiko

Faktor Risiko dan Penjabaran Faktor Risiko Score

Kondisi Internal Control Jelek sekali (lebih dari 7 temuan) 5 Jelek (5 – 7 temuan) 4 Sedang (3 – 5 temuan) 3 Baik (kurang dari 2 temuan) 2 Baik sekali (tidak ada temuan) 1

(28)

Hasil Assessment Auditable Unit

Auditee Dana Yang Dikelola Waktu Audit Terakhir Pergantian Pimpinan Internal Control Jumlah Rangking (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Satker A 3 5 4 3 15 III Satker B 5 4 3 4 16 II Satker C 2 3 4 2 11 V Satker D 2 3 4 4 13 IV Satker E 5 2 5 5 17 I Simpulan:

(29)

TAHAP 3 – PENUGASAN AUDIT INDIVIDUAL (MICRO RISK ASSESMENT)

Audit berbasis risiko individu untuk memberikan jaminan terhadap pengelolaan risiko sebagai bagian dari kerangka manajemen risiko, termasuk mitigasi dari risiko individu atau kelompok

Rencana Tahunan Organisasi Rencana Audit Tahunan Lingkup Audit Individu Evaluasi hasil pengelolaan risiko Penilaian risiko terhadap tujuan Tujuan unit usaha

Komunikasi Internal auditing Audit Makro Audit yang merupakan bagian rencana tahunan (annual plan) Audit Mikro F e e d b a c k F e e d b a c k

(30)

Nama Audit (Instansi, Program, Kegiatan)

Besar Risiko Audit

Tenaga Auditor yang dimilki Tenaga TU Sarana dan Prasarana

Audit Jumlah Dana Audit

Daltu Dalnis KT AT Gol. IV Gol. III Gol. II Komp. Kend. Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) PETA AUDIT

(31)

No Auditi Peringkat Risiko Minggu Nama Auditor Jabatan Biaya Audit Jumlah LHA Mulai Selesai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 2 3 4 5

PROGRAM KERJA AUDIT TAHUNAN TAHUN AUDIT 20 …

(32)
(33)

(1) Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern.

(2) Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya

harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

Pasal 43

Pasal 46

(34)

4100 - Pemantauan Tindak Lanjut

Auditor harus memantau dan mendorong tindak lanjut atas simpulan, fakta, dan rekomendasi Audit.

40. Auditor harus mendokumentasikan fakta untuk keperluan pemantauan tindak lanjut dan memutakhirkan fakta sesuai dengan informasi tentang tindak lanjut yang telah dilaksanakan auditi.

41. Pemantauan dan penilaian tindak lanjut bertujuan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh auditi sesuai rekomendasi. Manfaat audit intern tidak hanya terletak pada banyaknya fakta yang dilaporkan, namun juga terletak pada efektifitas tindak lanjut rekomendasi tersebut. Rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti dapat merupakan indikasi lemahnya pengendalian auditi dalam mengelola sumber daya yang diserahkan kepadanya.

42. Apabila auditi telah menindaklanjuti rekomendasi dengan cara yang berlainan dengan rekomendasi yang diberikan, auditor harus menilai efektifitas penyelesaian tindak lanjut tersebut. Auditor tidak harus memaksakan rekomendasinya ditindaklanjuti namun harus dapat menerima langkah lain yang ternyata lebih efektif.

(35)

43. Pada saat pelaksanaan kegiatan audit intern, auditor harus memeriksa tindak lanjut atas rekomendasi audit intern sebelumnya. Apabila terdapat rekomendasi yang belum ditindaklanjuti, auditor harus memperoleh penjelasan yang cukup mengenai sebab rekomendasi belum dilaksanakan, dan selanjutnya auditor wajib mempertimbangkan kejadian tersebut dalam program kerja penugasan yang akan disusun. Demikian pula terhadap tindak lanjut yang sudah dilaksanakan harus pula menjadi perhatian dalam penyusunan program kerja penugasan.

44. Auditor harus menilai pengaruh simpulan, fakta, dan rekomendasi yang tidak atau belum ditindaklanjuti terhadap simpulan atau pendapat atas audit intern yang sedang dilaksanakan.

(36)

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Pasal 20

(1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

(2) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

(3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.

(4) BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

Pasal 26

(2) Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(37)

2. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

Pasal 4

(1) Jawaban atau penjelasan dan dokumen pendukung dalam rangka pelaksanaan tindak lanjut

merupakan dokumen yang cukup, kompeten, dan relevan serta telah diverifikasi oleh aparat

pengawasan intern.

Pasal 5

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) Pejabat tidak

menindaklanjuti rekomendasi tanpa adanya alasan yang sah, BPK dapat melaporkan kepada

(38)

1) Ketua Tim membuat formulir penyampaian temuan dan rencana pemantauan tindak lanjut. Formulir penyampaian temuan dan rencana pemantauan tindak lanjut kemudian diserahkan ke unit yang melaksanakan fungsi pelaporan untuk diinput ke dalam daftar temuan APIP.

2) Unit yang melaksanakan fungsi pelaporan menyerahkan daftar temuan APIP tersebut kepada tim pemantau tindak lanjut.

3) Tim pemantau tindak lanjut melakukan verifikasi atas laporan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh auditi. Bila dianggap perlu tim pemantau dapat melakukan pengujian terhadap tindak lanjut yang dilakukan oleh auditi.

4) Untuk tindak lanjut yang kurang memuaskan, tim pemantau melaporkan kepada pimpinan APIP termasuk risiko yang masih ada. Berdasarkan laporan tersebut, pimpinan APIP menyampaikan surat kepada auditi untuk melakukan tindakan tambahan sehingga tindak lanjut menjadi lengkap dan efektif.

(39)

5) Tindak lanjut yang telah dilakukan oleh auditi dicatat dalam daftar temuan audit APIP. Jika tindak lanjut dinyatakan telah selesai dan sesuai, maka pada kolom keterangan dicantumkan kata ”sudah selesai (tuntas), sudah dilakukan tindak lanjut tapi belum selesai dan belum dilakukan tindak lanjut”.

6) Apabila batas waktu penyelesaian tindak lanjut terlampaui, APIP menerbitkan dan menyampaikan surat peringatan pertama kepada pimpinan auditi atas rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dan atas tindak lanjut yang masih kurang.

7) Jika dalam satu bulan setelah surat peringatan pertama tindak lanjut belum dilakukan auditi, maka APIP menerbitkan surat peringatan kedua.

8) Jika dalam satu bulan setelah surat peringatan kedua terbit tindak lanjut tidak juga dilakukan, maka tim pemantau membuat surat pemberitahuan kepada pimpinan organisasi.

9) Tim pemantau tindak lanjut melakukan pemutakhiran tindak lanjut atas saldo temuan yang belum ditindaklanjuti dan tindak lanjut yang masih kurang.

10) Pemutakhiran tersebut dilakukan sekali dalam setahun dan dituangkan dalam sebuah berita acara yang ditandatangani pimpinan auditi dan tim pemantau tindak lanjut.

(40)

Penyusunan dan penerbitan laporan

hasil pengawasan (LHA)

Pengolahan hasil pengawasan

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pegawasan

 Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Dokumen Tindak Lanjut

 Mendorong pelaksanaan tindak lanjut oleh auditi

 Mengumpulkan bukti tindak lanjut dan dokumen pendukung

 Menelaah bukti tindak lanjut dan dokumen pendukung

Laporan hasil pemantauan tindak lanjut

Menyampaikan hasil pemantauan berupa bukti tindak lanjut dan dokumen pendukung kepada Inspektorat

terkait untuk diverifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan status tindak lanjut

Tim Audit (Audit Kinerja dan Audit Tujuan Tertentu)

serta Reviu Auditi (unit kerja

terperiksa)

Hasil Verifikasi dan klasifikasi status tindak

lanjut ditetapkan oleh Inspektorat terkait Inspektur

Jenderal

Evaluasi hasil tindak lanjut

(41)

Laporan hasil audit ditujukan kepada tingkatan manajemen yang dapat melakukan tindak lanjut.

Tanggapan auditi terhadap temuan audit diterima dan dievaluasi selama audit berlangsung atau dalam waktu yang wajar setelah audit berakhir.

Laporan perkembangan kemajuan tindak lanjut diterima dari auditi secara periodik.

Status tindak lanjut dari pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan kepada pimpinan auditi.

AGAR

TINDAK

LANJUT

EFEKTIF

(42)

TERIMA KASIH

I NSPEKTO RAT J ENDERAL

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pemerintah daerah, kepala daerah, dan tindak lanjut hasil temuan audit terhadap opini

Menyatakan denga n sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “ Pengaruh Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut terhadap

Dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah temuan audit dan tindak lanjut hasil pemeriksaan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat

Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Temuan SPI, Temuan Kepatuhan, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Penyelesaian Kerugian Daerah terhadap Opini Audit di Kabupaten/Kota

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit BPK dengan Tindak Lanjut Temuan BPK sebagai

Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel independen yaitu akuntabilitas, temuan audit dan tindak lanjut hasil audit secara bersama-sama berpengaruh

Rencana tindak lanjut ini menguraikan tujuan dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi unsur seni rupa warna untuk meningkatkan literasi, berpikir kritis, praktik, dan hasil belajar siswa kelas