• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METEDOLOGI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam perjalanan berkembangnya, sekolah Al-Kamal tidaklah mudah tetapi perlahan lahan dalam membenahi segala kekurangan dalam hal pelayanan pendidikan. Adalah komitmen kami untuk memajukannya. Yayasan pendidikan umum Al-Kamal seluruhnya memiliki 6 lembaga pendidikan, yakni dari PG/TK hingga perguruan tinggi. Adapun pendidikan kejuruan terdapat 1 jurusan, pendidikan menengah 2 jurusan yaitu IPA dan IPS, adapun perguruan tinggi terdapat 2 Fakultas yaitu Fakultas Teknik Sipil, teknologi informasi dan Fakultas Teknologi Industri. Pengelolaan Sekolah Al-kamal dibawah sebuah institusi profesional yang kami beri nama Pendidikan DASAR dan MENENGAH atau disingkat dengan DIKDASMEN. Dikdasmen Kamal ini mengelola unit PG/TK- SD - SMP - SMA - SMK Al-Kamal.

3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal Jakarta Barat yang berlokasi di Jln. Raya Kedoya No.2 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan berdasarkan pertimbangan kemudahan akses dalam memperoleh data dan informasi.

(2)

3.1.1.2 Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian selama 3 (tiga) bulan.

3.1.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

3.1.2.1 Sejarah Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal

Awal terbentuknya Al-Kamal atas prakarsa para cendikiawan” muslim yang ada di pemerintahan, karena diantara sekolah-sekolah disini tidak ada sekolah islam pada saat itu. Kemudian didirikanlah pesantren Al-Kamal yang di pelopori bapak soedarmono dari partai golkar. Pada tahun 1986 bedirilah pesantren al-kamal dengan pedoman yang berbasis TK, SD, SMP, dan SMA dengan berpegang teguh kepada IMTAQ dan IPTEK. Agar masyarakat lebih mengenal tentang keagamaan dan tehnologi, dalam perkembangan zaman yang akan datang. Al-kamal artinya sempurna karena dalam pembangunan Al-Kamal terdapat masjid, rumah sakit, sekolah, dan disebelahnya terdapat pemakaman umum, maka dari itu dinamakanlah al-kamal karena sempurna. Bentuk dari kelas-kelasnya yakni persegi delapan yang berlambangkan pancasila dari TK, SD, SMP, SMA, Yang dipimpin oleh bapak sukarton, setelah bapak sukarton meninggal digantikan oleh bapak soedarmono. Pada waktu itu yayasan Al-Kamal dibawah naungan bapak soedarmono, kemudian

(3)

dibangunlah Aula dan asrama putra dan putri untuk dijadikan tempat peristirahatan setelah selesai belajar. Atas bantuan dari PT. Bangun Jaya dan bapak soedarmono Pada tahun 1989 berdirilah perguruan tinggi yang diberi nama ISTA (Institut Sains dan Teknologi). Setelah pembangunan semakin pesat ditetapkanlah awal berdirinya al-kamal yaitu pata tanggal 10 April 1987 yang di pelopori oleh bapak soedarmono sebagai penanggung jawab yang dibantu oleh bapak suparlan sebagai ketua harian Al-Kamal.

Tenaga pendidik yang ada di Al-Kamal kebanyakan adalah anggota SEKNEG (Sekertaris Negara) dan anggota TNI. Peserta didiknya juga kebanyakan orang yang berada dalam arti anak-anak pejabat itu sendiri yang menyekolahkan anaknya di Al-Kamal, dan ada juga yang dari irian jaya, banten dll, karena hanya Al-Kamal sekolah satu-satunya yang berbasis keagamaan. Pada masa presiden soeharto Al-Kamal banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak demi perkembangan dalam pendidikan, termasuk ketua golkar ikut membantu demi perkembangan pendidikan yang berada di al-kamal. Pendidikan umum yang berada di Al-Kamal dilahirkan dari pemikiran bahwa masalah Pendidikan bukan hanya berhubungan dengan usaha perluasan kesempatan kerja tetapi juga bertanggung jawab terhadap kualitas manusia Indonesia sebagai hasil proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia Indonesia yang berpengetahuan tinggi untuk dapat menjawab tantangan dalam kehidupan, bermoral Pancasila serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai budaya yang luhur serta kepribadian yang baik.

(4)

Dalam rangka mewujudkan keinginan itu Yayasan Pondok Pendidikan Al-Kamal yang didirikan oleh beberapa pemuka masyarakat yang terdiri dari pemuka agama, tokoh cendikiawan, para pejabat pemerintah sipil maupun TNI, tergugah untuk turut berperan serta secara aktif membantu pemerintah menyediakan pendidikan dengan mendirikan Pendidikan Tinggi, dengan nama Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal disingkat ISTA. Pengembangan fisik serta program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sedang dijalankan. Untuk melengkapi hal tersebut diatas tersedia beberapa gedung sedang dan akan di bangun dalam rangka pengembangan Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal.Pola Ilmiah Pokok Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal adalah Lingkungan Hidup. Program pendidikan yang ada di Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal dimulai sejak tahun 1989 sesuai SK Mendikbud RI No.0239/0/89 tentang pemberian status TERDAFTAR untuk semua jurusan yang ada di ISTA adalah sebagai berikut:

Fakultas Teknologi Industri: Jurusan Teknik Informatika, Jurusan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Industri, Jurusan Teknik Kimia, Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Tenik Sipil dan Perencanaan: Jurusan Teknik Sipil

Perkembangan pendidikan di Al-Kamal semakin lebih baik sehingga yayasan pendidikan Al-Kamal membuka Sekolah Menengah Kejuruan yang bertujuan untuk mengenalkan ilmu teknologi kepada masyarakat luas khususnya dalam ilmu komputer jaringan. Pada tahun 2009 pendidikan umum Al-Kamal membuka Sekolah Menengah Kejuruan atau disebut SMK Multi Media Mandiri, yakni untuk memberikan pengetahuan dalam ilmu komputer jaringan kepada masyarakat sekitar

(5)

khususnya peserta didik. Pendidikan umum Al-Kamal yang terletak di jalan raya kedoya jakarta barat sudah dikenal oleh masyarakat luar hingga saat ini.

3.1.2.2 Visi dan Misi Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal Visi Al-Kamal

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan seni yang dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (imtaq)

Misi Al-Kamal

Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, melakukan pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), melakukan bimbingan secara komprehensif dengan orientas terbentuknya akhlak yang mulia, mempersiapkan generasi muslim yang cerdas, berwawasan luas yang berkualitas. Mempersiapkan generasi muslim yang rela dipimpin dan siap memimpin, menumbuhkan semangat berprestasi bidang akademik maupun non akademik.

(6)

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Deskriptif Verifikatif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, penelitian ini bertujuan menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian sebelumnya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan kuesioner dan sebagainya. Pada peneliti ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner.

Penelitian Verifikatif yaitu penelitian kausal. Penelitian kausal (regresi) merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel atau lebih variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel) dengan menghitung koefisien regresi yang nantinya diolah dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) dengan program Lisrel 8.7.

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap pembahasan yang keberadaannya harus di uji secara empiris. Dalam hal ini adalah pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variabel)

(7)

Hipotesis yang digunakan adalah asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

 H0 : Percaya diri tidak berpengaruh terhadap work-family conflict. H1 : Percaya diri berpengaruh teradap work family conflict .  H0 : Percaya diri tidak berpengaruh terhadap pencapaian karir.

H2 : Percaya diri berpengaruh terhadap pencapaian karir.

 H0 :Strategi pengelolaan karir tidak berpengaruh terhadap work-family conflict .

H3 : Strategi pengelolaan karir berpengaruh terhadap work family conflict.  H0 : Strategi pengelolaan karir tidak berpengaruh terhadap pencapaian karir.

H4 : Strategi pengelolaan karir berpengaruh terhadap pencapaian karir.  H0 : Komitmen terhadap berbagai aturan hidup tidak berpengaruh terhadap

work-family conflict.

H5 : Komitmen terhadap berbagai aturan hidup berpengaruh terhadap work-family conflict.

 H0 : work-family conflict tidak berpengaruh terhadap komitmen terhadap berbagai aturan hidup.

H6 : work family conflict berpengaruh terhadap komitmen terhadap berbagai aturan hidup.

(8)

3.4 Variabel dan Skala Pengukuran 3.4.1 Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka yang menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati, dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Indikator dari variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Operasional Variabel-Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Percaya Diri (X1)

Yakin terhadap

kemampuan diri sendiri

1. Tampil Percaya diri 2. Bertindak Independen 3. Menyatakan Keyakinan atas Kemampuan Sendiri 4. Memilih Tantangan atau Konflik 5. Optimis Ordinal Pengelolaan Karir (X2) 1. Self work-oriented strategis: 1. Creating opportunities 2. Extended workinvolvement 1. Kesempatan untuk meningkatkan karir 2. Dapat menyelesaikan masalah dalam organisasi 3. Lembur 4. Tambahan bekerja sebagai panitia seminar Ordinal

(9)

(sambungan tabel 3.1 operasional variabel penelitian) Pengelolaan Karir (X2) 2. Relationship-oriented strategis: 1. Networking 2. Self presentation 5. Berhubungan baik dengan rekan kerja 6. Menciptakan hubungan kerja di luar yayasan 7. Bertanggung jawab atas pekerjaan 8. Mencurahkan waktu, tenaga,pikiran Ordinal Komitmen Terhadap Berbagai Aturan Hidup (X3) 1. Komitmen lingkungan 2. Komitmen teman 3. Komitmen pasangan 4. Komitmen anak 1. Bersosialisasi 2. Beradaptasi 1. Toleransi 2. Solidaritas 3. Setia dengan teman 1. Perhatian 2. Percaya 3. Setia 1. Mendidik anak 2. Perhatian 3. Tanggung jawab Ordinal Konflik pekerjaan-keluarga (Y1) 1. Time-based conflict 2. Strain-based conflict

1. Jadwal yang padat 2. Memakan proses waktu yang panjang 3. Semua membutuhkan perhatian. 1. Lot pekerjaan tinggi Ordinal

(10)

(sambungan tabel 3.1 operasional variabel penelitian) 3. Behaviour Based Conflict 2. Tanggung jawab tinggi 3. Tuntutan pimpinan 4. Target perusahaan 1. Kedisiplinan 2. Komitmen rendah 3. Tidak bertanggung jawab Ordinal Pencapaian Karir (Y2) 1. Kepuasan kompensasi 2. Kepuasan kerja 3. Tingkat Promosi 1. Besarnya gaji/upah 2. Besarnya tunjangan 3. Besarnya insentif 4. Kesesuaian gaji dengan beban kerja 1. Minat 2. Senang 3. Kreatif 4. Semangat 5. Ulet (rajin) 6. Loyal 1. Promosi fair (adil) 2. Kesesuaian promosi dengan gaji 3. Kesesuaian karir dengan prestasi Ordinal

(11)

3.4.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang dipakai adalah skala likert, menurut Sugiyono (2005), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang tentang fenomena sosial.

Tabel 3.2 Skala Likert

Jawaban Skor Jawaban

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, pertama yakni Data Primer yang datanya diambil langsung sesuai dengan kenyataan yang ada di Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal, dalam hal ini menggunakan :

1. Kuesioner, yaitu dimana kuesioner digunakan untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh karakteristik individu terhadap konflik pekerjaan-keluarga dan pencapaian karir. Data-data yang telah diperoleh secara tulisan tersebut selanjutnya akan diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan.

(12)

2. Metode pengumpulan data dengan Data Sekunder yang sumber datanya diambil dari bacaan literature, buku-buku, jurnal hasil penelitian, dan data-data terkait yang berasal dari Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh karyawan di Yayasan Pendidikan Umum Al-Kamal Jakarta Barat.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi. Pada dasarnya sebagian dari subyek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dianggap berlaku juga untuk populasi. Sedangkan teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling Sugiyono (2006) yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan, siapa saja yang memang menjadi tujuan dan objek dalam penelitian ini.

Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan responden adalah cara memilih anggota dari populasi untuk dijadikan sampel dimana sesuka peneliti Ronny Kountour (2004).

Menurut Hair, et.al. (1995) dalam Supramono dan Haryanto (2005), ukuran sampel untuk kepentingan pengujian hipotesis yang menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berkisar 100-200. Dalam penelitian ini penulis menetapkan sebanyak 200 responden. Selain karena berdasarkan teori tersebut,

(13)

jumlah 200 merupakan jumlah kuesioner yang mampu penulis sebarkan pada waktu yang direncanakan.

3.7 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui signifikasi pengaruh antar variabel, maka data diolah dengan menggunakan metode analisis SEM (structural equation modeling) dengan menggunakan software Lisrel 8.7.

3.7.1 Spesifikasi Model (Model Spesification)

Spesifikasi model ini merupakan pembentukan model awal persamaan pengukuran dan struktural. Spesifikasi model pengukuran merupakan persamaan notasi matematik yang membentuk variabel-variabel teramati. Sedangkan, spesifikasi model struktural adalah persamaan notasi matematik berdasarkan hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya. Kemudian, akan ditunjukkan ouput path diagram hybrid model dengan notasi matematik.

Adapun penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan SEM (structural equation modeling) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Variabel Laten (Eksogen dan Endogen)

= Variabel Teramati (Indikator)

(14)

η = Variabel Endogen

x = Variabel Bebas (independent) y = Variabel Terikat (dependent)

= Gamma (parameter yang menunjukkan regresi variabel laten endogen pada variabel eksogen) ditandai dengan tanda panah.

(15)
(16)

3.8 Confirmatory Factor Analysis

Penelitian ini menggunakan pengukuran dengan dua tahap, disebut two-step approach. Tingkat pertama, yaitu CFA merupakan model pengukuran yang menunjukkan suatu variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabel-variabel teramati. Hal ini didasari alasan bahwa variabel-variabel teramati adalah indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yang mendasarinya (Wijanto, 2008). Hasil CFA harus diperiksa terlebih dahulu dari kemungkinan terjadinya offending estimate, kemudian dilakukan uji validitas, dan reliabilitas. Kemudian, tingkat kedua dilakukan, yaitu Second Order CFA (2ndCFA) menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua.

Keuntungan menggunakan CFA adalah model dibentuk terlebih dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh peneliti, pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan lebih dahulu, beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta, kesalahan pengukuran boleh berkolerasi, kovarian variabel- variabel laten dapat diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertentu, dan identifikasi parameter diperlukan.

3.8.1 Analisis Offending Estimates

Analisis awal ini harus dilakukan untuk memastikan tidak terdapat offending estimates (nilai-nilai yang melebihi batas yang dapat diterima) dari hasil estimasi di tingkat pertama CFA. Berikut kriteria analisisnya, yaitu:

(17)

1. Offending estimates, terutama adanya negative error variances (dikenal dengan heywod cases). Jika ada varian kesalahan negatif, maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0.005 atau 0.01.

2. Muatan faktor standarnya atau nilai standardized loading factor > 0.50 tetapi peneliti menggunakan SLF ≥ 0.30 (igbaria et al. Dalam Wijanto 2008). Sehingga variabel-variabel terkait bisa dipertimbangkan untuk tidak dihapus. 3. Standard errors yang berhubungan dengan koefisien-koefisien yang diestimasi

mempunyai nilai yang besar. 3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji kelayakan konstruk dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada kuesioner penelitian, peneliti kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur (Wijanto, 2008). Validitas dalam penelitian ini menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur.

Menurut Ridgon dan Ferguson (1991) dan Doll, Xia, Torkzadeh (1994) dalam Wijanto (2008) menyatakan suatu variabel dapat dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika:

 Nilai t-value lebih > 1.96 pada tingkat kepercayaan 95%.

 Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) ≥ 0.50. Sementara itu, Igbaria et al,. (1997) menyatakan bahwa standardized loading factors ≥ 0.30 adalah sangat signifikan. Jika terdapat variabel-variabel teramati yang

(18)

memiliki nilai t-value < 1,96 dan standardized loading factor < 0,50 atau 0,30 maka harus dihilangkan/dihapuskan dari model, atau disebut juga model trimming. Setelah itu, proses pengukuran dilakukan kembali dengan CFA dan dianalisis sesuai syarat-syarat di atas.

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran (Wijanto, 2008). Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur variabel latennya. Reliabilitas suatu konstruk dikatakan baik, jika nilai construct reliability-nya lebih dari 0,70 (Wijanto, 2008). Cara lain untuk menghitung reliabilitas adalah dengan menggunakan variance extracted (VE), dimana nilai VE lebih dari 0,50. Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian keseluruhan dalam indikator yang dijelaskan oleh construct latent. Berikut ini adalah rumus penghitungan pengukuran reliabilitas: = (∑ . ) (∑ . ) + ∑  = (∑ . ) (∑ . ) + ∑  Keterangan : Σ = Jumlah keseluruhan

Std.loading = Standardized loading factors (muatan faktor standar)  = Kesalahan (error)

(19)

Menurut Hair (1998), nilai CR yang baik adalah lebih dari 0,70. Apabila nilai CR berada di kisaran angka 0.60 dan 0.70, maka reliabilitas masih termasuk dalam kategori baik. Selain itu, untuk pengukuran nilai VE lebih dari 0,50 merupakan ukuran yang baik dalam mengukur reliabilitas, tetapi VE ini biasanya berupa pilihan (optional) dalam penelitian, sehingga peneliti diperbolehkan hanya menggunakan CR sebagai ukuran reliabilitas, namun akan lebih baik apabila VE diikutsertakan.

3.9 Second Order CFA

Second order confirmatory factor analysis (2ndCFA) adalah model pengukuran yang terdiri dari 2 tingkat (Wijanto, 2008). Second order CFA merupakan pengukuran tingkat kedua yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua. CFA tingkat kedua ini akan mengestimasi dan menganalisis kecocokan model secara keseluruhan serta terhadap model strukturalnya.

3.9.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel teramati, dan kesalahan pengukuran secara langsung. SEM mampu menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel laten yang satu dengan variabel laten yang lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran (Sitinjak dan Sugiarto, 2006). Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli yang mengatakan SEM tidak seperti analisis multivariate biasa yang tidak bisa menguji regresi berganda ataupun analisis

(20)

faktor secara bersama-sama (Bollen, 1989; dalam Ghozali, 2005). Disamping hubungan kausal searah, SEM juga memungkinkan menganalisis hubungan dua arah.

Setelah model terbentuk, maka diperlukan analisis dalam uji kecocokan model, indikator-indikator yang dapat digunakan antara lain (Wijanto, 2008):

1. Chi square /degrees of freedom (χ2/df)

ChiSquare digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrikkov arian sampel dengan matrik kovarian model. Joreskog dan Sorbom (1989) mengatakan bahwa χ2 seharusnya lebih diperlakukan sebagai ukuran goodness of fit (atau badness of fit) dan bukan sebagai uji statistik. χ2 dapat disebut juga sebagai badness of fit karena nilai χ2 yang besar menunjukkan kecocokan yang tidak baik (bad fit) sedangkan nilai χ2 yang kecil menunjukkan good fit (kecocokan yang baik).

2. Non-Centrality Parameter (NCP)

NCP merupakan ukuran perbedaan antara matrik kovarian sampel (Σ) dengan matrik kovarian model (Σ(θ)). NCP juga merupakan ukuran badness of fit dimana semakin besar perbedaan antara Σ dengan Σ(θ) semakin besar nilai NCP. Jadi, kita perlu mencari NCP yang nilainya kecil atau rendah. 3. Goodness of Fit Indices (GFI)

GFI dapat diklasifikasikan sebagai uji kecocokan absolut, karena pada dasarnya GFI membandingkan model yang dihipotesiskan dengan tidak ada model sama sekali. Nilai GFI harus berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1

(21)

(perfect fit), dan nilai GFI ≥ 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik), sedangkan 0,80 ≤ GFI < 0,90 sering disebut marginal fit.

4. Root Mean Square Residual (RMR)

RMR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dari kecocokan matrik varian-kovarian dari model yang dihipotesiskan dengan matrik varian-varian-kovarian dari data sampel. Standardized RMR mewakili nilai rerata seluruh standardized residuals, dan mempunyai rentang dari 0 ke 1. Model yang mempunyai kecocokan yang baik (good fit) akan mempunyai nilai standardized RMR< 0,05.

5. Root Mean Square Error of Approximation

RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam SEM. Nilai RMSEA ≤ 0,05 menandakan close fit, sedangkan 0,05 < RMSEA ≤ 0,08 menunjukkan good fit (Brown dan Cudek, 1993). McCallum (1996) menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 menunjukkan mediocore (marginal fit), serta nilai RMSEA > 0,10 menunjukkan poor fit. 6. Expected Cross-Validation Index (ECVI)

ECVI diusulkan sebagai sarana untuk menilai, dalam sampel tunggal, likelihood bahwa model divalidasi silang (cross-validated) dengan sampel-sampel dengan ukuran yang sama dari populasi yang sama (Browne dan Cudeck, 1989). ECVI digunakan untuk perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya.

(22)

7. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)

AGFI adalah perluasan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari null/independence/baseline model dengan degree of freedom dari model yang dihipotesiskan atau diestimasi. Seperti halnya GFI, nilai AGFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai AGFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ AGFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

8. Normed Fit Index (NFI)

NFI mempunyai nilai yang berkisar antara 0 sampai 1. Nilai NFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

9. Relative Fit Index (RFI)

Nilai RFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai RFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

10. Incremental Fit Index (IFI)

Nilai IFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai IFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ IFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

11. Comparative Fit Index (CFI)

Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai CFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ CFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program Lisrel 8.8 sebagai sarana pengolahan data. Program ini mengharuskan peneliti menulis perintah syntax (perintah persamaan) dan hasilnya adalah path diagram dan printed output yang

(23)

dapat memberikan informasi mengenai loading factor, t-value, serta error variance dari indikator-indikator dalam variabel laten, serta hubungan kausal antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen.

3.9.2 Uji Kecocokan Model Struktural

Pengujian ini akan menganalisis tingkat signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi terhadap model struktural. Tingkat signifikansi dapat dilihat dari nilai t-value yang harus memenuhi syarat yaitu ≥ 1,96. Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap solusi standar dimana semua kofisien mempunyai varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1 (Wijanto, 2008). Nilai koefisien yang mendekati nol menandakan pengaruh yang semakin kecil. Peningkatan nilai koefisien akan berhubungan dengan peningkatan pentingnya variabel terkait dalam hubungan kausal.

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel-Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui kearifan lokal apa saja yang terdapat pada masyarakat Kampung Adat Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi..

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai petani, 2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

Supervisor (Kepala Ruangan) memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur pemberian obat melalui intravena Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi

TUJUAN PEMBELAJARAN : Melalui kegiatan menyebutkan protokol kesehatan covid-19 yaitu 3M, anak mampu mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat dengan kalimat sederhana

Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah bunga tai kotok (Tagetes sp.) dapat diolah secara sederhana menjadi tepung bunga atau tidak serta untuk mengetahui seberapa

Pengertian tauhid Asma  (mengesakan Tuhan dengan asma -Nya) yang dimaksud oleh Syaikh Nafis al-Banjari pada intinya menyatakan bahwa semua asma  yang ada di dalam alam

Dalam pembuatan aplikasi ini terdapat dua batasan masalah, sebagai berikut: yang pertama adalah tahapan SDLC yang dikerjakan hanya hingga tahap uji coba dan yang

Hasil penelitian tentang pengaruh substitusi dedak halus dengan tepung kulit buah kopi dalam ransum terhadap kecernaan protein dan energi pada ternak babi fase