• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : ARIFA NUR ITSNA K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : ARIFA NUR ITSNA K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA POKOK MATERI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU

DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMP N 1 TRUCUK KLATEN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

ARIFA NUR ITSNA K1319015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

November 2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 2

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Siswa ... 5

2. Model Pembelajaran Based Learning ... 5

3. Pendekatan Saintifik ... 8

4. Aktivitas Siswa ... 10

5. Tinjauan Materi ... 10

B. Kerangka Berpikir ... 12

C. Hipotesis ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

B. Desain Penelitian ... 16

C. Populasi dan Sampel ... 18

D. Teknil Pengambilan Sampel ... 18

E. Teknik Pengambilan Data ... 18

F. Teknik Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 18

G. Teknik Analisis Data ... 19

H. Prosedur Penelitian ... 21

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era modern ini pendidikan di Indonesia di tuntut semakin maju, hal ini dikarenakan perkambangan revolusi yang semakin maju pula.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai proses, cara dan perbuatan mendidik. Dengan pendidikan semua individu akan semakin berkembang.

Pendidikan juga merupakan salah satu kunci tinggi rendahnya kualitas masyarakat, bangsa, dan negara. Sehingga pendidikan sangat penting pada kehidupan ini.

Menurut Dimyati dan mudjono (2009:45) bahwa dalam setiap proses belajar mengajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Kurang berhasilnya dalam pembelajaran jika di analisis ada banyak faktor, anatar lain bisa dari guru, sarana prasarana, atau model pembelajaran yang digunakan. Aktivitas siswa yang rendah juga dapat menjadi penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran.

Sudjana (2008:61) meyatakan bahwa “Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam aktivitas belajar yang ditujukan oleh para siswa pada melaksanakan kegiatan belajar mengajar.” Sehingga, untuk meningkatkan pretasi belajar siswa, maka aktivitas siswa juga sebaiknya bisa ditingkatkan. Pada pembelajran konvensional yang sangat di dominasi oleh guru, siswa tidak terlibat aktif di dalamnya sehingga menyebabkan anak cepat bosan dalam pembelajaran.

Pada kurikulum 2013 ini, pemerintah melalui kemendikbud menerbitkan peraturan baru salah satunya penerapan pendekatan saintifik pada poses pembelajaran. Pendekatan saintifik ini dapat memnacing aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajran tidak

(4)

hanya di dominasi oleh guru. Model Problem based learning adalah model yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai konteks agar siswa bisa mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting dari materi yang diajarkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh

model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan. Terkait dengan hal ini dapat di teliti apakah pemilihan model pembelajaran yang tepat oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi siswa disebabkan karena kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.Terkait dengan hal ini dapat di teliti apakah pemilihan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi siswa disebabkan karena aktivitas belajar siswa rendah. Terkait dengan hal ini dapat diteliti apakah aktivitas belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan pada :

1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik

2. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian yang akan peneliti gunakan dibatasi pada kegiatan siswa dalam partisipasi siswa dalam mngikuti pelajaran, mencatat, mengerjakan soal, mempelajari kembali materi, dan usaha mengatasi kesulitan belajar.

3. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika pada materi himpunan

(5)

3

4. Penelitian akan dilakukan di SMP N 1 Trucuk, Klaten Kelas VII Semester 1 tahun ajaran 2022/2023

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik pada materi himpunan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional?

2. Manakah siswa yang memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah pada materi Himpunan?

3. Pada siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah, manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran problem based learning dengan pendekatan saintifik atau model konvensional pada materi himpunan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik pada materi himpunan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional.

2. Untuk mengetahui manakah yang memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah pada materi Himpunan.

3. Untuk mengetahui manakah siswa yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik anatara siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah pada materi himpunan dan pada pembelajaran problem based learning dengan pendekatan saintifik dan model konvensional.

(6)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian yang akan dilaksanakan ini antara lain :

1. Bagi Siswa

Penggunaan model problem based learning dengan pendekatan saintifik pada materi himpunan diharapkan dapat menambah kaktifan siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi Guru

Pembelajaran pada materi himpunan melalui model problem based learning dengan pendekatan saintifik dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, sehingga model ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti saat menerapkan model pembelajaran di kelas.

(7)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya dinyatakan dalam hasil tes atau skor yang diberikan guru. Dimyati dan Mudjiyono23 menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.

Dari pendapat diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa prestasi beljar adalah keberhasilan dalam pembelajaran yang dinyatakan dalam skor.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning a. Pengertian

Problem based learning adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara memberikan peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Menurut Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013:

89) menyatakan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk

(8)

“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada pelacakan akar masalah yang ada di dunia nyata sebagai konteks pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa belajar berpikir kritis dan belajar melalui pengalaman pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

b. Tujuan

Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning, yaitu:

1) Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.

2) Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.

3) Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.

4) Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.

5) Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.

c. Langkah-langkah

Langah pada penerapan model PBL :

1) Tahap 1 : Mengorientasikan peserta didik pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yangdibutuhkan, mengajukan fenomena atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya.

(9)

7

2) Tahap 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual atau kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.

4) Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model serta membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

d. Kelebihan dan kekurangan

Menurut Sanjaya (2007:218) kelebihan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1) meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan bisa mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok;

2) akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik belajar memecahkan suatu masalah maka peserta didik akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikannya

3) Menjadikan peserta didik menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas;

4) pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab

(10)

dalam pembelajaran yang meraka lakukan, juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar maupun proses belajar.

Menurut Sanjaya (2007:219), kelemahan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1) jika peserta didik tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba;

2) Dibutuhkan oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan pembelajaran;

3) membutuhkan waktu yang lama;

4) tidak semua mata pelajaran matematika dapat diterapkan model ini.

Dengan demikian, penerapan model problem based learning, siswa bisa mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui aktivitas yang siswa lakukan. Sehingga mdel pembelajaran pblini akan

mengaktifkan siswa kembali.

3. Pendekatan Saintifik

Pendektaan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh kurikulum 2013

Langkah dalam pendekatan ilmiah sesuai dengan kemendikbud antara lain :

1) Mengamati

kegiatan yang dilakukan peserta didik misalnya membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat).

Kompetensi yang ingin dikembangkan ialah adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi

2) Menanya

mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati. Kompetensi yang

(11)

9

dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter pebelajar sepanjang hayat (life long learner).

3) Mengumpulkan Infrormasi

melakukan eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang nara sumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan: mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long learner).

4) Mengasosiasi/mengolah Informasi/Menalar

pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan.

Kompetensi yang ingin dikembangkan, peserta didik memiliki sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan

5) Mengkomunikasikan

menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya.

Kompetensi yang ingin dikembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.

(12)

4. Aktivitas Siswa

Prinsip belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegiatan atau aktivitas. Bisa dikatakan bahwa tanpa aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik. Menurut Dimyati (2010:114) “Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegaitan psikis yang sulit diamati”.

Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001:172), aktivitas belajar dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu: (1) Kegiatan visual (membaca, melihat gambar-gambar, mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain) (2) Kegiatan lisan (mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.) (3) Kegiatan mendengarkan (mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok).

(4) Kegiatan menulis (menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, soal-soal latihan, dan mengisikan angket) (5) Kegiatan menggambar (Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta), (6) Kegiatan- metrik (melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun) (7) Kegiatan mental (merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan) (8) Kegiatan- emosional (minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

5. Tinjauan Materi Himpunan a. Pengertian Himpunan

Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas.

(13)

11

b. Jenis Jenis Himpunan

1) Himpunan Kosong : himpunan yang tidak memiliki anggota.

2) Himpunan Semesta : Himpuan yang seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan dan biasanya dilambangkan dengan S.

3) Himpunan Bagian : Himpunan yang semua anggotanya terdapat di dalam himpunan lainnya. Himpunan ini biasanya dilambangkan dengan ⊂ artinya “himpunan bagian dari”, sedangkan ⊄ memiliki arti “bukan himpunan bagian dari”.

4) Himpunan Kuasa (P(A)) : Himpunan himpunan bagian dari A.

n(P(A)) = 2n , n : banyaknya anggota pada himpunan A

5) Himpunan Komplemen (A’) : himpunan semua elemen di semesta, S yang tidak di A.

c. Operasi Himpunan

1) Irisan : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B } 2) Gabungan : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.

3) Selisih : A – B = {x : x ∈ A dan x ∉ B}

d. Diagram Venn

Contoh Diagram Venn

Cara yang memudahkan kita untuk menyatakan dan melihat hubungan antara beberapa himpunan adalah dengan menggunakan diagram atau gambar himpunan yang disebut dengan diagram Venn.

Dalam membuat suatu diagram Venn, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:

1) Himpunan semesta biasanya digambarkan dengan bentuk persegipanjang.

2) Setiap himpunan lain yang sedang dibicarakan digambarkan dengan lingkaran atau kurva tertutup sederhana.

(14)

3) Setiap anggota masing-masing himpunan digambarkan dengan noktah atau titik.

4) Jika banyak anggota himpunannya tak berhingga, maka masing-masing anggota himpunan tidak perlu digambarkan dengan suatu titik.

e. Sifat-sifat Operasi Himpunan 1) Komutatif

A ∩ B = B ∩ A A ∪ B = B ∪ A 2) Asosiatif

(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) (A∪ B) ∪ C = A∪ (B∪ C) 3) Distributif

A ∩ (B ∩ C) = (A∩ B) ∩ (A ∩ C) A∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ (A ∪ C) 4) Dalil De Morgan

Komplemen himpunan A adalah himpunan yang anggota-anggotanya bukan anggota A dan dilambangkan dengan AC.

(A ∩ B)C= AC ∩ BC (A ∪ B)C= AC ∪ BC

B. KERANGKA BERPIKIR

Penggunaan model pembelajaran memiiki pengaruh yang cukup besar kepada hasil prestasi belajar siswa. Pemilihan model pembelajranyang tidak sesuai dengan materi dna karakteristik siswa maka bisa menghambat proses pembelajaran.

Prestasi belajar pada materi himpunan ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yatu model pembelajaran yang digunakan oleh guru dan aktivitas belajar siswa Materi himpunann disini menuntut penguasaan konsep. Penguasaan konsep akan tertanam kuat pada masing masing peserta didik jika mereka bisa

(15)

13

mengkonstruk pengetahuannya sendiri atau mengeneralisasikan dari kejadian kejadian sehari hari yang erat kaitannya dengan himpunan. Proses ini akan berjalan dengan lebih baik jika peserta didik bisa melakukan kerjasama dengan teman lainnya. Pembelajaran ini akan menjadi menarik dan mampu mengaktifkan siswa sehingga mudah memahami materi. Penggunaan model PBL dengan pendekatan saintifik bisa membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga siswa bisa mengkonstruk pengetahuan leat permasalhan kontekstual dan siswa bisa bekerja sama untuk memcahkan masalah.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa untuk memahami materi , mengulang materi yang diberikan, mengerjakan soal kontekstual, dan mempelajari materi yang diberikan.

Dengan aktivitas belajar siswa yang tinggi maka terdapat keterlibatan aktif yang tinggi dari siswa, semnagat yang tnggi sehingga diharapkan siswa bisa memiliki pemahaman konsep yang kuat dan penguasaan materi yang baik. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dimungkinkan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.

Penerapan model PBL dengan pendekatan saintifik yang tidak didukudng oleh keaktifan siswa akan menyebabkan pembelajran kurang optimal. Sehingga, dalam model pembelajran dengan aktivitas siswa yang tinggi akan memiliki kesadaran yang tinggi pula untuk berpartisipasi terlibat aktif dalam pembelajaran, walaupun materi yang diberikan permasalahan yang kompleks, namun siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memiliki akan memiliki antusias yang tinggi pula untuk mengkonstruk pengetahuan. Sehingga dimungkinkan bahwa aktivitas belajar siswa yang tinggi jika diberikan model PBL dengan pendekatan saintifik akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang tinggi pula.

(16)

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika dengan model Problem Based Learnign dengan pendekatan saintifik menghasilakan prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada model konvensional pada materi himpunan.

2. Siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang atau rendah pada materi himpunan.

3. Pembelajaran pada materi himpunan dengan penerapan model problem based learning danpendekatan saintifik, siswa yang memiliki aktvitas belajar tinggilah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajarnya sedang atau rendah.

(17)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian

Peneletian ini akan dilaksanakan di SMP N 1 Trucuk, Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten pada siswa kelas VII semester satu tahun ajaran 2022/2023.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan Penelitian Bulan

Ja n

Fe b

Ma r

Apr Mei Juni Juli Ags

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus Perizinan b. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru

c.Menyusun angket dan tes

d.Melakukan uji coba angket dan tes e.Menganalisis hasil uji coba dan merevisi angket dan tes f.Finalisasi dan penggandaan angket dan tes

2.Pelaksanaan Penelitian

a.Pelaksanaan pretest

(18)

b.Pelaksanaan eksperimen c.Pelaksanaan post test

d.Analisis data dan hasil eksperimen 3.Penyusunan Skripsi

a.Penyusunan draf b.Pengetikan skripsi 4.Pelaksanaan Ujian Skripsi

B. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) karena peneliti tidak memungkinkan untuk melakukan manipulasi atau mengendalikan seluruh varibael luaran yang relevan kecuali beberapa dari variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2017: 101) bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan (estimasi) bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel luaran yang relevan.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini, variabel bebasnya model pembelajran, pendekatan pembelajaran, dan aktivitas siswa. Sedangkan variabel terikatnya ialah prestasi siswa. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan faktorial 2x3.

(19)

17

Model Pembelajaran (A)

Aktivitas Belajar (B) Tinggi

(𝑏1)

Sedang (𝑏2)

Rendah (𝑏3)

Model PBL (𝑎1) (𝑎𝑏)11 (𝑎𝑏)12 (𝑎𝑏)13

Model konvensional (𝑎2) (𝑎𝑏)21 (𝑎𝑏)22 (𝑎𝑏)23

3. Variabel Penelitian a Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran

a) Definisi : rencana pembelajaran dengan pendekatan tertentu yang akan diterapkan di suatu kelas.

b) Skala Pengukuran : Nominal

c) Indikator : Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan model PBL dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol dengan model konvensional

d) Simbol : A 2) Aktivitas Belajar

a) Definisi : pada kegiatan siswa dalam partisipasi siswa dalam mngikuti pelajaran, mencatat, mengerjakan soal, mempelajari kembali materi, dan usaha mengatasi kesulitan belajar. Dikategorikan menjadi tia : tinggi, sedang, dan rendah.

b) Skala Pengukuran : Nominal

c) Indikator : Skor tertinggi dari angket aktivitas belajar d) Simbol : B

b Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

1) Definisi : hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran

2) Skala pengukuran : Skala interval

3) Indikator : Nilai tes pada materi himpunan 4) Simbol : 𝑥𝑖𝑗

(20)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Budiyono, 2017: 40).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Trucuk, Klaten tahun pelajaran 2022/2023.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan (populasi) yang diteliti (Budiyono, 2017:2). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa dari kelas VIIA dan VIID.

D. Teknik Pengambilan sampel

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah cluster random sampling yaitu sampling random sederhana yang dikenakan berturut turut tehadap unit atau sub populasi. Siswa kelas VII di SMP N 1 Trucuk terbagi menjadi 6 kelas. Dari 6 kelas yang merupakan populasi tersebut diambil 2 kelas secara acak.Kemudian 2 kelas tadi sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian dari kedua kelas tersebut diuji apakah kedua sampel tersebut dalam keadaan seimbang atau tidak.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitianini yaitu dengan angket, tes, dan dokumentasi.

a. Metode Angket

Metode angket yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.

Angket dalam peneleitian ini akan dibuat 24 butir pertanyaan danmasing masing pertanyaan ada empat alternatif jawaban.

1) Pemberian skor untuk item positif Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu

(21)

19

Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu 2) Pemberian skor untuk item positif

Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu Skor 4 untuk alternatif jawaban selalu

b. Metode Tes

Tes yang akan peneliti gunakan ini untuk megukur prestasi belajar siswa.

Akan dilaksanakan tes prestasi belajar yang mengukur penguasaan materi himpunan pada siswa. Tes yang digunakan berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan terdapat 4 alternatif jawaban.

c. Metode Dokumentasi

Penelitian ini akan menggunakan metode dokumentasi untuk mengupulkan data yaitu nilsi ulangan harian mata pelajaran matematika tahun ajaran 2022/2023. Data yang kita ambil nantinya akan digunakana untuk menguji keseimbangan rataan kondisi awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

F. Teknik validasi Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ayaitu tes untuk memperoleh data prestasi dan angket untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa.

1. Tes Prestasi Belajar

Setelah instrumen penilaian kita buat maka akan dilakukan beberapa uji, antara lain :

a) Uji Validitas Isi

Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang dilakukan adalah melalui experts judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar).

(22)

Penilaian dari para ahli meliputi :

1) Menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi (substansi) atau konstruks yang akan diukur.

2) Menilai apakah masing-masing butir instrumen yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan. Uji Daya Beda

b) Uji Reliabilitas

Suatu tes deisebut reliabel jika dalam pelaksanaan berulangkali pada individu hasilnya konsisten.

Dengan menggunakan Teknik Alpha karena dalam tes kita akan membuat dalam bentu uraian. Sehingga dengan menggunkan teknik alpha kita bisa menguur reliabilitasnya sebagai berikut.

𝑟11= ( 𝑛

𝑛−1) (1 −∑ 𝑠𝑖2

𝑠𝑡2 )

Dimana 𝑟11 : koefisien reliabel n : banyak butir soal

𝑠𝑖: variansi belahan ke-i 𝑠𝑡: variansi skor total

Jika nilai 𝑟11≥ 0,07 maka reliabel, sehingga bisa dipakai untuk melakukan pengukuran.

2. Angket Aktivitas Siswa

Penggunaan angket pada penelitian ini akan digunakan skala likert, untuk menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum suatu aspek terhadap suatu objek, dari yang sangat negatif ke sangat positif.

Kita akan menguju instrumen angket dengan menggunakan teknik Alpha 𝑟11= ( 𝑛

𝑛−1) (1 −∑ 𝑠𝑖2

𝑠𝑡2 )

Dimana 𝑟11 : koefisien reliabel n : banyak butir soal

𝑠𝑖: variansi belahan ke-i 𝑠𝑡: variansi skor total

(23)

21

Jika nilai 𝑟11≥ 0,07 maka reliabel, sehingga bisa dipakai untuk melakukan pengukuran.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, kita akan menggunakan teknik analisis data yaitu teknik statistik dengan analisis variansi 2 jalan dengan sel tak sama. Kita menggunakan uji t, metode liliefors, dan metode bartlett.

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji yang digunakan untuk menentukan apakah data sampel yang kita ambil berdistribusi normal atau tidak.

Statistik Uji :

𝐿 = |𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆 (𝑧𝑖)|

b. Uji Homogenitas

Uji yang digunakan untuk menentukan apakah data yang ada memiliki variansi yang sama atau tidak.

Statistik Uji :

𝜒2 =2,303

𝑐 (𝑓 log 𝑅𝐾𝐺 − ∑ 𝑓𝑗log 𝑠𝑗2) ~𝜒2(𝑘 − 1) 2. Uji Keseimbangan rata rata

Uji yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum menerima perlakuan.

𝑠𝑝2 = (𝑛1− 1)𝑠12+ (𝑛2− 1)𝑠22 𝑛1+ 𝑛2− 2

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan sel tak sama.

4. Uji Komparasi Ganda

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, kolom. Pada penelitian ini akan digunakan metode Scheffe.

(24)

H. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

Tahap persiapan pada penelitian ini adalah menemukan permasalahan terkait matematika pada materi himpunan di tingkat Sekolah Menengah Pertama secara umum dan memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

Selain itu, juga mempersiapkan referensi yang akan digunakan.

2. Pengajuan Proposal Penelitian

Proposal penelitian Proposal penelitian berisikan latar belakang penelitian, kajian pustaka, metode dan anlisis data yang akan diterapkan dalam penelitian.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data yang bisa di pertanggungjawabkan. Pada penelitian ini akan dibuat isntrumen untuk prestasi dan aktivitas belajar siswa.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberi tindakan untuk kelas eksperimen dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional pada materi himpunan. Setelah diberikan tindakan, siswa diambil data prestasi belajar matematika dengan menggunakan instrumen tes materi himpunan. Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui instrumen aktivitas belajar matematika. Hasilnya digunakan untuk menguji hipotesis.

5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah anava dua jalan dengan sel tak sama kemudian dilanjutkan pasca anava.

6. Penyusunan Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian disusun secara sistematis sesuai aturan penulisan skripsi dan dilanjutkan dengan ujian skripsi oleh tim penguji skripsi.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Yuda,Dedi.(2020).Eksperimentasi model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Pendekatan Scientific pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII MTS Muhammadiyah Blimbing Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi Tidak dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret : Suarakarta.

Budiyono. (2015).Pengantar Penilaian Hasil Belajar.Surakarta : UNS Press.

Budiyono(2016).Statistika Untuk Penelitian Edisi ke-2. Surakarta : UNS Press.

Budiyono.(2017). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press.

Musfiqon, Nurdyansyah.(2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo : Nizamia Learning Center

Retnaning Tyas. (2017). Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika. Kediri : Tecnoscienza.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta

Sampurna, K. (2009). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Cipta Karya.

Rudi Susilana, Heli Ihsan. (2014). Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajaredutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014. Diperoleh pada 17 November 2021 dari

https://ejournal.upi.edu/index.php/edutech/article/download/3095/

2119

Tarigan, Daitin.(2014). Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Make A Match Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SDN 050687 Sawit Seberang. JURNAL KREANO, Volume

(26)

5 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2014 diterbitkan oleh FMIPA UNNES.

Diperoleh pada 17 November2021, dari

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/327 8/3223

Referensi

Dokumen terkait

Juga (Al-Nahl: 97): “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

1) Mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap tindakan yang dilakukan. Misal siswa yang ingin

Dengan demikian dilanjutkan dengan uji tahap II dimana ekstrak abu dinetralkan dengan menggunakan air limbah boiler hingga pH 7, dimana limbah boiler

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengerjakan dan menempuh ujian tugas akhir 2.

Oleh sebab itu, penulis mengangkat iudul, “ Pengaruh Pembelajaran Matematika di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Minat dan Prestasi belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun

PEMBELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP BERBASIS MULTIMEDIA ” dengan adanya media pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa dalam

Rokan Hulu Alamat : Komp.. Rokan Hulu Pelaksanaan MTQ Tk. Rokan Hulu Belanja pakaian adat daerah untuk kepertuan Pelaksanaan MTQ Tk. Belanja Dekorasi Arena MTQ Tingkat

[r]