SKRIPSI
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI VARIABEL MODERSTING TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN KARO
OLEH :
MINDA BR SEMBIRING 150501024
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2019
ABSTRAK
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI VARIABEL KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
(IPM) DI KABUPATEN KARO.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Anggaran Pendidikan, Anggaran Kesehatan dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Karo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari tahun 2007-2016 di Kabupaten Karo. Variabel independen penelitian ini adalah anggaran pendidikan, anggaran kesehatan sedangkan variabel dependennya adalah kemiskinan dan indeks pembangunan manusia sebagai variabel moderating. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis jalur (path analysis). Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angaran pendidikan, anggaran kesehatan secara serempak berpengaruh singnifikan terhadap kemiskinan dengan nilai signifikansi 2.923 dan -2.032 < 0.05, dimana anggaran pendidikan memiliki pengaruh langsung lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung yaitu (2.923 > 0.029), hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung anggaran pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kemudian anggaran kesehatan juga memiliki nilai pengaruh langsung lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung (-2.092 > -0.020), hasil ini menunjukkan bahwa anggaran kesehatan secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Anggaran pendidikan dan anggaran kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Namun anggaran pendidikan dan kesehatan melalui kemiskinan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (ipm).
Kata kunci : Anggaran Pendidikan, Anggaran Kesehatan, Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
ABSTRACT
THE EFFECT OF GOVERNMENTAL EXPENDITURE THROUGH POVERTY VARIABLES ON HUMAN DEVELOPMENT INDEX (IPM) IN
KARO DISTRICT.
This study aims to examine the effect of the Education Budget, Health Budget and Poverty on the Human Development Index (HDI) in Karo District.
This type of research is quantitative descriptive research. The data used in this study are secondary data from 2007-2016 in Karo District. The independent variables of this study are the education budget, the health budget while the dependent variable is poverty and the human development index as a moderating variable. Data were analyzed using the path analysis method. To determine the direct and indirect effects of a set of independent variables on the dependent variable.
The results showed that the education budget, health budget simultaneously had a significant effect on poverty with a significance value of 2,923 and -2,032
<0.05, where the education budget had a greater direct effect than the value of the indirect effect (2,923> 0.029), these results showed that direct education budget has a positive and significant effect on the Human Development Index (HDI).
Then the health budget also has a value of direct influence greater than the indirect effect (-2.092> -0.020), these results indicate that the health budget indirectly has a positive and significant effect on the Human Development Index (HDI). The education budget and health budget have a positive and significant effect on poverty, poverty has a positive and significant effect on the human development index. But the education and health budget through poverty does not have a significant effect on the Human Development Index (HDI).
Keywoard : HDI, Poverty, Unemployment, Inequality of Income Distribution.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan bagi Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, Bunda Pertolongan Abadi, yang juga banyak menolong dan mengasihi penulis.
Oleh karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Pengaruh Pengeluaran Pemerintah melalui variabel moderating Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada ayah penulis Almarhumah Pasti Sembiring dan ibunda penulis Normin Br Karo yang telah tulus ikhlas memberikan kasih, cinta, doa, perhatian, dukungan moral dan materil yang telah diberikan selama ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS., selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Raina Linda Saari, M.Si., selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dukungan dan memberikan waktu dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku dosen penguji 1 yang telah memberi petunjuk,saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., Msi., selaku dosen penguji 2 yang telah memberi petunjuk,saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.
7. Para dosen yang sudah mendidik dan mengajari penulis selama masa perkuliahan.
8. Para staf akademik yang sudah membantu selama masa perkuliahan.
9. Untuk Purnama Ketaren, S.Pt, yang telah banyak membimbing, membantu, dan mengajari penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Untuk keluarga besar yang telah begitu banyak memberikan dukungan moral dan materil, dan juga mendengarkan segala keluh kesah penulis.
11. Untuk teman seperjuangan Friendkly Sinulingga, Novia Prangin – angina, Jesi Rumbani Brahmana, Ratijul Sembiring, Elsa Meida Surbakti yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis.
12. Rekan seperjuangan di IMSAL (Ikatan Mahasiswa Karo Ersinalsal) yang juga banyak memberikan doa dan bantuan kepada penulis.
Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak atas segala dukungan dan doanya, semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya. Terima Kasih.
Medan, Oktober 2019 Penulis
Minda Br Sembiring 150501024
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 11
2.1.1 Kemiskinan ... 12
2.1.2 Karekateristik Penduduk Miskin ... 12
2.2 Pengeluaran Pemerintah di Anggaran Pendidikan dan Kesehatan 13 2.2.1 Pelayanan Kebutuhan Dasar ... 13
2.3Teori Indeks Pembangunan Manusia ... 14
2.4Hubungan Antar variabel ... 17
2.4.1 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Anggaran Pendidikan terhadap Kemiskinan... 17
2.4.2 Hubungan Pengeluaran Pemerintah Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan ... 18
2.4.3 Pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 19
2.5 Penelitian Terdahulu ... 21
2.6 Kerangka Konseptual ... 24
2.7 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 27
3.3 Jenis Variabel Penelitian ... 27
3.4 Definisi Operasional ... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.6 Analisis Data ... 30
3.6.1 Statistik Deskriptif ... 30
3.6.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 31
3.6.3 Model Dekomposisi Pengaruh Kasual Antar Variabel ... 31
3.7 Uji Hipotesis ... 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Geografis... ... 37
4.2 Gambaran Variabel Penelitian ... 38
4.2.1 Gambaran Kemiskinan di Kabupaten Karo ... 38
4.2.2 Gambaran Anggaran Pendidikan dan Anggaran Kesehatan di Kabupaten Karo ... 39
4.2.3 Gambaran Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo ... 40
4.3 Analisis Jalur / Path Analisis ... 41
4.3.1 Persamaan Model Pertama ... 41
4.3.2 Persamaan Model Kedua... 46
4.3.3 Pengaruh Langsung (Direct Effect) dan Interprestasi ... 51
4.3.4 Pengaruh tidak Langsung (Direct Effect) dan Interprestasi ... 54
4.4.4 Pengaruh Total (Total Effect) dan Interprestasi ... 56
4.5 Pembahasan ... 57
4.5.1 Pengaruh Anggaran Pendidikan terhadap Kemiskinan ... 57
4.5.2 Pengaruh Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan ... 58
4.5.3 Pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 65
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 PDRB Kab. Karo atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha tahun 2007-2016 ... 6
1.2 Indeks Pembangunan Manusia di Kab. Karo ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 21
4.1 Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Karo ... 38
4.2 PDRB Kabupaten Karo atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan usaha tahun 2010-2016 (milyar Rupiah)...40
4.3 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo ... 41
4.4 Model Summary (struktur pertama) ... 42
4.5 Anova (struktur perama) ... 43
4.6 Coefficient (struktur pertama) ... 44
4.7 Model Summary (struktur kedua) ... 46
4.8 Anova (Struktur kedua) ... 47
4.9 Coefficients (struktur kedua) ... 49
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman 2.2 Kerangka Konseptual ... 25
4.1 Kerangka Hasil ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Struktur Pertama Lampiran 2 Analisis Struktur Kedua
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah pembanguan di berbagai bidang yang dihadapi wilayah - wilayah baik yang sudah maju maupun yang kurang maju, yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan dan keterpurukan. Masyakarat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatasnya aksesnya kepada prasarana, modal dan kegiatan sosial ekonomi lainnya, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lain yang mempunyai potensi lebih tinggi.
Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto saja tetapi juga mencakup aspek harapan hidup serta pendidikan masyarakatnya. Hal ini sama dengan paradigma pembangunan yang berkembang pada tahun 90-an yaitu paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia (human centered development).
Secara konsep, pembangunan manusia adalah upaya ya bbng dilakukan untuk memperluas peluang penduduk untuk mencapai hidup layak, secara umum dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas dasar dan daya beli. Pada tataran praktis peningkatan kapasitas dasar adalah upaya meningkatkan produktivitas penduduk melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan (Widodo dkk,2011).
Salah satu alat ukur yang lazim digunakan dalam melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia. Pada tahun 1990 United Nation Development Program (UNDP) memperkenalkan “Human Development Index
(HDI)” atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dapat menggambarkan
hasil pelaksanaan pembangunan manusia menurut tiga komponen indikator kemampuan yang sangat mendasar yaitu : kesehatan , kualitas pedidikan serta akses terhadap sumber daya ekonomi berupa pemerataan tingakat daya beli masyarakat.
Ketika masyarakat telah memiliki keahlian maka produktivitas mereka akan lebih meningkat, di saat itulah masyarakat akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang efektif. Upaya membuat pengukuran pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan suatu wilayah harus dapat membrikan gambaran tentang dampak dari pembangunan manusia bagi penduduk sekaligus dapat memberikan gambaran tentang persentase terhadap pencapaian secara ideal.
Pemerintah sebagai pelaksana pembangunan membutuhkan manusia yang berkualitas sebagai modal dasar bagi pembangunan. Manusia dalam peranannya merupakan subjek dan objek pembangunan yang berarti manusia selain sebagai pelaku dari pembangunan juga merupakan sasaran pembangunan. Dalam hal ini dibutuhkana berbagai sarana dan prasarana untuk mendorong peran manusia dalam pembangunan.
Oleh karenanya dibutuhkan investasi untuk dapat menciptakan pembentukan sumber daya manusia yang produktif. Dalam hal ini modal manusia dapat mengacu pada pendidikan dan juga kesehatan. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar di suatu wilayah.
Menurut Todaro (2006) mengatakan bahwa pendidikan, atau lebih laus lagi adalah modal manusia, dapat memberikan kontribusi baik pembangunan. Hal ini dikarenakan pendidikan pada dasarnya adalah bentuk dari tabungan, menyebabkan akumulasi modal manusia dan perumbuhan output agregat jika modal manusia merupakan input bagi fungsi produksi agregat. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang membentuk sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar terciptanya pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan demikian sekuarangnya ada tiga sektor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehubungan dengan tingkat kemiskinan untuk mencapai hidup layak yaitu dengan pendidikan dan kesehatan. Dalam hal ini bisa terwujud melalui anggaran pendidikan, anggaran kesehatan dan jumlah penduduk miskin. Dengan meningkatnya anggaran pendidikan dan kesehatan tersebut maka akan menurunkan jumlah penduduk miskin sekaligus meningkat pula produktivitas penduduk.
Namun dalam beberapa jurnal hasil penelitian ada yang mengatakan tidak berpengaruh seperti ; Mahulaw (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pengeluaran Kesehatan dan Pendidikan serta Infrastruktur terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Maluku mengatakan bahwa Pengeluaran Pemerintah Provinsi Maluku bidang kesehatan selama periode 2009-2013 telah menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, namun pendidikan
dalam hasil penelitiannya mengatakan variabel pendidikan tidak berpengaruh langsung terhadap peningkatan IPM.
Hasil studi Widodo, dkk (2011) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap Pengentasan Kemiskinan melalui Peningkatan Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa alokasi pengeluaran pemerintah sektor publik tidak secara langsung mempengaruhi IPM ataupun kemiskinan, namun secara bersama-sama (simultan) pengeluaran sektor publik dan IPM dapat mempengaruhi kemiskinan.
Hasil studi Laisina (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pengelauran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap PDRB melalui Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Utara Tahun 2002- 2013 mengatakan bahwa realisasi untuk sektor pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IPM, sedangkan untuk sektor kesehatan memiliki pengaruh yang tidak signifikan baik secara parsial ataupun secara simultan.
Sugiarto, dkk (2013) dalam jurnalnnya yang berjudul Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan dan Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh yang mengatakan bahwa sektor Kesehatan dan Pendidikan berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Wardana (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pembangunan Ekonomi terhadap Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur mengatakan bahwa Kemiskinan tidak berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Karena adanya perbedaan hasil penelitian dari beberapa jurnal referensi yang mengatakan berpengaruh dan ada juga yang mengatakan tidak berpengaruh, penulis ingin meneliti apakah penelitian yang berjudul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah melaui variabel moderating IPM terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo memiliki pengaruh atau tidak.
Sehubungan dengan fenomena tersebut untuk mengetahui jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2016 mencapai 27,76 juta jiwa. Jika dilihat perprovinsi khususnya Provinsi Sumatera Utara jumlah penduduk miskin pada tahun 2016 mencapai 1.452,55 ribu jiwa, pada tahun 2016 IPM Sumatera Utara mencapai 68,87. (Data dan Informasi BPS). Jumlah penduduk di Kabupaten Karo pada tahun 2007 mencapai 351.368 jiwa dan jumlah penduduk miskin mencapai 223.338 jiwa, pada tahun 2008 jumlah penduduk di Kabupaten Karo mencapai 366.880 jiwa dan jumlah penduduk miskin mencapai 236.371 jiwa, pada tahun 2015 jumlah penduduk di Kabupaten Karo mencapai 389.591 jiwa dan jumlah penduduk miskin mencapai 357.954 jiwa. Setiap tahunnya ada peningkatan jumlah penduduk dan secara bersamaan meningkat juga jumlah penduduk miskin dan dari fenomena tersebut dapat kita lihat bahwa penduduk di Kabupaten Karo rata – rata penduduk miskin.
Kabupaten Karo lah salah satu penduduk miskin yang tinggi dan terus meningkat, adapun Rencana Pembnagunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2016 – 2011 yang telah ditetapkan fokus perhatian terhadap pengurangan kemiskinan di Kabupaten Karo belum sepenuhnya memberi efek kepada masyarkat. Kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi pembangunan manusia karena
masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah yang kompleks yang bermula dari ketidakmampuan masyarkat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehinggg kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan kesehatan pun terabaikan.
Hal tersebut menjadikan gap pembangunan manusia diantara keduanya pun menjadi besar dan pada akhirnya target capaian IPM yang ditentukan oleh pemerintah menjadi tidak terealisasikan dengan baik (Mahulaw, 2012). Dari sudut pandang ekonomi itu akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat dikatakan memilki tingkat produktivitas yang rendah. Hal ini pada akhirnya akan berimbas pada terbatasnya pendapatan yang mereka peroleh. Segingga dalam perkembangannya hal ini akan mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di suatu wilayah.
Dari tabel 1.2 memperlihatkan bahwa pengeluaran publik untuk bidang pendidikan dan kesehatan semakin membaik setiap tahunnya, itu terlihat dari tahun 2010-2016 ada peningkatan dari 203,34 sampai 405,02 dalam pdrb kesehatan tahun 2010-2016 dari 74,37 sampai 216,35. Rumah tangga masyarakat memegang peranan penting dalam pembangunan manusia, dimana pengeluaran rumah tangga memiliki kontribusi langsung terhadap pembangunan manusia, seperti: makanan, kesehatan, dan pendidikan. Pengeluaran rumah tangga ditentukan oleh pendapaatan. Penduduk miskin akan lebih banyak atau bahkan seluruh pendapatannya digunakan untuk kebutuhan makanan, dibandingkan penduduk kaya.
Akibatnya penduduk miskin tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak jika hanya mengandalkan pendapatannya Ginting (2008).
Tabel 1.1
PDRB Kabupaten Karo atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan usaha tahun 2010-2016 (milyar Rupiah)
Tahun
PDRB Kabupaten Karo atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan usaha tahun 2010-2016(milyar Rupiah)
Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan
2007 190,90 74,34
2008 180,63 74,30
2009 203,20 75,38
2010 203,34 74,37
2011 229,1 91,08
2012 256,71 105,84
2013 284,37 124,18
2014 325 151,61
2015 352,64 185,59
2016 405,02 216,35
Sumber: BPS PDRB Kabupaten Karo atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha tahun 2001-2016 (milyar rupiah).
Menurut data publikasi BPS Kabupaten Karo, IPM Kabupaten Karo telah mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam beberapa tahun terakhir, terlihat pada tabel berikut:
Laju Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Karo tidak secepat kenaikan garis kemiskinan. Tetapi di setiap taahunnya ada peningkatan IPM di Kabupaten Karo. Dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan, pengingkatan laju Pembangunan Manusia sudah seharusnya juga dapat meningkat secara signifikan sebesar peningkatan garis
kemiskinan serta peningkatan persentase pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi dalam kenyataan tidaklah terlalu besar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam Penelitian ini tertarik untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah melalui variabel moderating terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo”.
Tabel 1.2
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo
Tahun Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo
2007 70,01
2008 74,03
2009 74,12
2010 70,36
2011 71,12
2012 71,40
2013 71,62
2014 71,84
2015 72,69
2016 73,29
Sumber: BPS; Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan.
Permusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini antara lain:
1. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah dalam Anggaran Pendidikan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo?
2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerinath dalam Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo?
3. Bagaimana pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupeten Karo?
4. Bagaimana pengaruh Anggaran Pendidikan dan Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo?
5. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah dalam Anggaran Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui Kemiskinan di Kabupaten Karo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah dalam Anggaran Pendidikan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah dalam Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupetan Karo.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Anggaran Pendidikan dan Kesehatan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Karo.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Anggaran Pendidikan dan Kesehatan melalui variabel moderating Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi tertutama Departemen Ekonmi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai Pengaruh Pengeluaran Pemerintah melalui variabel moderating Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
3. Sebagai masukan bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam mengentaskan kemiskinan.
4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Kemiskinan
Matias Siagian (2012 mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrate concept yang memiliki empat dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3) ketergantungan (dependence), 4) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosillogis.
Karena itu, kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang, tetapi juga banyak hal lain, seperti : tingkat pendidikan rendah, kesehatan , perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan mengadapi kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. Kemiskinan dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu:
a. Kemiskinan absolut : bila pendapatannya dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
b. Kemsikinan relatif : kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebakan ketimpangan pada pendapatan.
c. Kemsikinan kultural : mengacu pada persoalan sikap seseorang, atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak laur.
d. Kemiskinan struktural : situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan.
2.1.2 Karakteristik Penduduk Miskin
Walaupun kemiskinan merupakan istilah yang umum, ditandai dengan tidak mampunya seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang dianggap layak, namun kemiskinan itu memiliki sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan setempat.
Emil Salim (1976) mengemukakan lima karakteristik kemiskinan, ciri-ciri kelompok (penduduk) miskin, yaitu :
a. Rata-rata tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah modal, peralata kerja dan keterampilan.
b. Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah.
c. Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri dan bersifat usaha kecil (sektor informal), setengah menganggur atau menganggur (tidak bekerja).
d. Kebanyakan berada di daerah pedesaan atau daerah perkotaan tertentu (slum area).
e. Kurangnya kesempatan untuk memperoleh (dalam jumlah yang cukup), bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan sosial lainnya.
Kelompok penduduk miskin yang berada di masyarakat pedesaan dan perkotaan, pada umumnya dapat digolongkan yang salah satunya petani.
2.2 Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Menurut Mahmudi (2007), pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang ddiselenggarakan oleh penyelengara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, yang dimaskud dangan pelayanan publik adalah instansi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
2.2.1 Pelayanan Kebutuhan Dasar
Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh pemrintah meliputi pendidikan dan kesehatan.
1. Pendidikan Dasar
Pendidikan merupakan suatu bentuk investasi sumber daya manusia.
Tingkat pendidikan juga berpengaruh tehadap tingkat kemiskinan karena pendidikan merupakan salah satu komponen utama dalam lingkaran setan kemiskinan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui perbaikan kualitas pendidikan. Pelayanan pendidikan dasar, yang oleh pemerintah diterjemahkan dalam program Wajib Belajar Sembilan Tahun. Pemerintah hendak menjamin bahwa anak dapat bersekolah, sehingga diperlukan alokasi anggaran pendidikan yang besar. Dalam pemenuhan anggaran tersebut amanat amandemen UUD 1945
telah mensyaratkan alokasi anggaran pendidikan minimal sebesar 20 persen dari total anggaran.
2. Kesehatan
Sama halnya Pendidikan , kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi Undang-Undang Dasar. Perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera (welfarre socienty). Tingkat kesehatan masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakt, karena tingkat kesehatan memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan.
Sementara itu,tingkat kemiskinan akan terkait dengan tingkat kesejahteraan. Olah karena kesehatan merupakan faktor utama kesejahteraan masyarakat yang hendak diwujudkan pemerintah, maka kesehatan harus menjadi perhartian utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik. Pemerintah harus dapat menjamin hak masyarakat untuk sehat (right for health) dengan memberikan pelayanan kesehatan secar adil, merata, memadai, terjangkau, dan berkualitas.
2.3 Teori Indeks Pembangunan Manusia
Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) adalah pengukuran perbandingan dari angka harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup yang digunakan negara seluruh dunia.Indeks pembangunan manusia digunakan untuk mengukur sebuah negara diklasifikasikan apakah sebuah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang.
Indeks Pembangunan Manusia mengukur apakah sebuah kebijakan ekonomi sebuah negara berpengaruh atau tidak terhadap kualitas hidup warga negara. Dalam konsep ini penduduk ditempatkan dalam tujuan akhir (the ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana
(principal means) untuk mencapai tujuan.
Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Development Report, 1995:103), sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah :
a. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian b. Pembangunan dimaksudkan tersebut untuk memperbesar pilihan-
pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Olehkarena itu, konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja.
c. Pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan (capability) manusia tetapi juga dalam upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.
d. Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu:
produktifitas,pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan.
e. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.
Pembangunan manusia tidak hanya berhenti pada pilihan-pilihan tersebut, karena masih banyak pilihan-pilihan yang lain yang berkembang. Pilihan-pilihan tersebut bertambah seperti, kebebasan politik, ekonomi dan sosial, sampai kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani hak-hak azasi manusia.
Indeks Pembangunan Manusia dapat mengetahui kondisi pembangunan di suatu daerah dengan alasan; pertama, indeks pembangunan manusia menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan kualitas manusia.
Kedua, indeks pembangunan manusia menjelaskan tentang bagaimana
manusia mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari proses pembanagunan, sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Ketiga, indeks pembangunan manusia digunakan sebagai salah saatu ukuran kinerja daerah, khususnya dalam hal evaluasi terhadap pembangunan kualitas hidup masyarakat.
Keempat, meskipun dapat menjadi indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam pembangunan kualitas hidup manusia, tetapi indeks pembangunan manusia belum tentu mencerminkan kondisi sesungguhnya, namun untuk saat ini merupakan satu-satunya indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pembangunan kualitas hidup manusia, tetapi indeks pembangunan manusia belum tentu mencerminkan kondisi sesungguhnya, namun untuk saat ini
merupakan satu-satuya indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pembangunan kualitas hidup manusia.
2.4 Hubungan Antar Variabel
2.4.1 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Anggaran Pendidikan terhadap Kemiskinan
Investasi sumberdaya manusia yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilihat dari adanya pengluaran pemerintah pada sektor pendidikan. Pendidikan merupakan salalh satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan aanya bantuan dari pemerintah semua masyarakat bisa memperoleh pendidikan yang layak terutama bagi masyarkat miskin.
Investasi ini meberikan kesempatan pendidikan yang lebih merata kepada masyarakat sehingga akan mendorong peningkatan sumber kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Pemerintah menempatkan pendidikan sebagai faktor penting dalam menunjang pembangunan nasional. Hal tersebut terlihat dari besarnya pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan. Pemerintah menyediakan anggaran minimal 20% dari APBN untuk sektor pendidikan.
Hal tersebut tercantum dalam UUD No.20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD. Tingginya pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan yaitu drngan meningkatnya jumlah murid yang mampu menyelesaikan sekolahnya sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Semakin tinggi rata-rata tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, maka semakin mudah bagi setiap individu dalam usia bekerja untuk mengerti, menerapkan dan mendapatakan hasil dari kemajuan teknologi dan akhirnya meningkatkan standar ekonomi dan hidup bangsa. Suatu bangsa harus meningkatkan investasi sektor pendidikan dan kesehatan untuk mencapai tujuan tersebut (Meier, 2012).
2.4.2 Hubungan Pengeluaran Pemerintah Anggaran Kesehatan terhadap Kemiskinan
Pada tingkat individual dan keluarga, kesehtan merupakan dasar dari produktivitas kerja dan kapasitas belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih bersemangat dan lebih produktif dalam menjalanjan pekerjaannya. Keadaan seperti ini sering terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih melakukan pekerjaannya secara manual.
Di Indonesia contohnya, tenaga laki-laki yang menderita anemia menyebabkan 20% kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaga kerja laki- laki yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa dan lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cendrung terputus jika dibandingkan dengan keluarga yang tidak sehat (Juanita. 2012).
Sedangkan pada tingkat makro penduduk dengan kesehatan yang baik merupakan salah satu input penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi jangka panjang (Juanita, 2012). Semakin
banyak pemerintah mengeluarakan dana pada sektor kesehatan, maka kemungkinan besar masyarakat akan hidup sehat. Dalam indeks pembangunan manusia juga terdapat sektor kesehatan, dimana orang memiliki kesehatan yang baik akan memiliki umur panjang yang memungkinkan besar juga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.
Permasalahan kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat mengasilkan suatu produktivitas bagi negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi setiap pendudukya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi (Sofilda, 2012). Karena itu jangan menganggap klinik-klinik kesehatan dan proyek saluran air kotor sebagai suatu kemewahan, hal itu merupakan modal sosial yang sangan berguna.
Dengan demikian kesehatan turut serta membantu peningkatan pembangunan manusia, karena manusia yang sehat akan jauh lebih baik daripada manusia yang kurang sehat. Kesehatan yang baik akan berpengaruh pada perubahan yang baik, sebaiknya kesehtan yang buruk atau kurang baik akan berakibat pada perubahan ke arah yang kurang baik juga tentunya. Karena tanpa kesehatan masyarakat tidak akan memilih semangat serta produktivitas.
2.4.3 Pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Menurut Mahmudi (2007) dalam Widodo dkk (2011), dalam suatu lingkaran setan kemiskinan terdapat tiga poros utama yang menyebabkan seseorang menjadi miskin yaitu 1) rendahnya tingkat kesehtan, 2) rendahnya
pendapatan, dan 3) rendahnya tingkst pendidikan. Rendahnya tingkst kesehatan merupakan salah satu pemicu terjadinya kemiskinan karena tingkat kesehatan masyarakat yang rendah akan menyebabkan tingkat produktivitas menjadi pendapatan rendah, dan pendapatan yang rendah menyebabkan terjadinya kemiskinan. Kemiskinan itu selanjutnya menyebabkan seseorang tidak dapat menjangkau pendidikan yang berkualitas serta membayar biaya pemeliharaan dan perawatan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut kemiskinan sangat berpengaruh terhadap pembangunan manusia, dimana dalam lingkarang kemiskinan terdapat tiga indikator pembangunan manusia yaitu kesehatan, pendidikan, dan daya beli yang tidak mampu untuk dicapai oleh masyarakt miskin. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia mengakibatkan kualitas kehidupan kehidupan masyarakat yang rendah pula yang selanjutnya mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas masyarakat.
Rendahnya produktivitas akan berakibat pada rendahnya pendapatan masyarakat sehingga akumulasi tabungan masyarakat juga akan rendah. Kondisi ini berakibat pada rendahnya investasi produktif karena sebagian dana yang digunakan untuk investasi diperoleh dari tabungan masyarakat yang pada gilirannya kembali mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Kondisi inilah yang membentuk lingkaran yang tidak jelas awal dan akhirnya sehingga kondisi ini sering disebut lingkaran setan kemiskinan (Suparmono, 2004). Dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan
kesehatan, pengingkatan laju Pembangunan Manusia sudah seharusnya juga dapat meningkat secara signifikan sebesar peningkatan garis kemiskinan serta peningkatan persentase pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Metode Variabel Kesimpulan
1.Laisina Cliff dan Masinambow Vekcy (2013)
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap PDRB melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulawesi Utara Tahun 2002 – 2013
Analisis Jalur/ Path Analysis
Variabel Independen : 1.Realisasi untuk Sektor
Pendidikan 2.Realisasi untuk Sektor Kesehatan 3.Indeks
Pembangunan Manusia Variabel Dependen : 1.PDRB
1.Realisasi untuk Sektor Pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap IPM
2.Realisasi untuk Sektor Kesehatan Tidak Signifikan terhadap IPM 3.IPM memiliki pengaruh yang Signifikan terhadap PDRB
4.Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan memiliki pengaruh Signifikan terhadap PDRB
5.Pengeluaran Pemerintah di sektor Kesehatan tidak Signifikan terhadap PDRB
2.Lubis Mirna (2017)
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Konsumsi Rumah Tangga untuk Makanan dan Kemiskinan tingkat di Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia (2017)
Analisis Regresi Sederhana
Variabel Independen:
1.Sektor
Pendidikan dan Sektor Kesehatan 2.Konsumsi Rumah Tangga untuk makanan 3.Kemiskinan
Variabel Dependen : 1.IPM
1.Sektor Pendidikan dan Kesehatan Mempunyai
Pengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap IPM 2.Konsumsi Rumah Tangga untuk makanan
Berpengaruh Negatif Dan Tidak Signifikan
Terhadap IPM.
berpengaruh terhadap IPM 3.Wisnu Adhi
Saputra (2011)
Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pdrb, Indeks Pembangunan Manusia, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Jawa Tengah.
Metode Data Panel
Variabel Independen:
1.Jumlah Penduduk 2. Pdrb 3.IPM
4.Pengangguran
Variabel Dependen:
1.Kemiskinan
1.Jumlah Penduduk Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Tingkat Kemiskinan
2.Pdrb Dan Ipm Berpengaruh Negatif Signifikan Terhadap Tingkat Kemiskinan, 3.Pengangguran Berpengaruh Negatif Tidak Signifikan
Terhadap Tingkat Kemiskinan.
4.Rizaldi Zakaria
Pengaruh Tingkat Jumlah Penduduk, Pengangguran, Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2016
Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Independen : 1.Jumlah Penduduk 2.Pengangguran 3.Kemiskinan 4.Pertumbuhan Ekonomi 5.Belanja Modal
Variabel Depeden : 1.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1.Jumlah Penduduk Dan Belanja Modal Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Ipm.
2.Pengangguran Dan Kemiskinan Berpengaruh Negatif Dan Signifikan
Terhadap Ipm, 3.Variabel
Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Ipm 5.Gustin
Permata (2011)
Dampak Pengeluaran Pemerintah Daerah untuk Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur untuk Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur
Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Independen : Variabel Independen:
1.Anggaran 2.Pendidikan 3.Kesehatan 4.Infrastruktur
Variabel Depeden:
1.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1.Belanja Pendidikan
memiliki dampak Positif dan Signifikan terhadap IPM di Jawa Timur 2.Pengeluaran Kesehatan tidak Signifikan di terhadap IPM Jawa Timur
3.Belanja Infrastruktur berpengaruh Positif terhadap IPM di Jawa Timur
4. Pengeluaran untuk Pendidikan dan Ifrastruktur
terhadap IPM di Jawa Timur
6.Widya Meiga Aningtyas, P.
Edi Suswandi, Lilis Yuliati (2015)
Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan Dan Fasilitas
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013
Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Independen : 1.Pengangguran 2.Kemiskinan 3.Fasilitas Kesehatan
Variabel Independen : 1.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1.Pengangguran Berpengaruh Negatif Dan Memiliki Hubungan Tidak Signifikan Terhadap IPM.
2.Kemiskinan Berpengaruh Negatif Dan Memiliki Hubungan Yang Signifikan Terhadap IPM.
3. Fasilitas Kesehatan
Berpengaruh Positif Dan Memiliki Hubungan Yang Signifikan
Terhadap IPM.
7. Novita Dewi (2017)
Pengaruh
Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau
Metode Regresi Linear Berganda
Variabel Independen : 1.Kemiskinan 2.Pertumbuhan Ekonomi
Variabel Dependen : 1.IPM
1. Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Signifikan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
8.Renny Risqiani, Zilal hamzah, Eleonora Sofilda (2012)
Human Develompent Quality And Its Problem In Indonoesia 1993- 2009
Menggunakan Metode Regresi Data Panel
Variabel Independen : 1.Pengeluaran Pemerintah Untuk Pendidikan.
2.Pendapatan Perkapita 3.Pertumbuhan Penduduk 4.Pengangguran
Variabel Dependen : 1.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1.Pengeluaran Pemerintah Dibidang Pendidikan
Memiliki Pengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap IPM 2.Pendapatan Perkapita, Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Pengangguran, Memiliki Pengaruh yang Negatif dan Signifikan
Terhadap IPM.
9.Canberra, ANU (2000)
An Empirical Analysis of the Impact of Public Expenditures on Education and
Metode Regresi Data Panel
Variabel Independen : 1.Pengeluaran Pembangunan 2.Pendidikan dan
1.Pengeluaran Pembangunan berpengaruh Positif mengurangi
Kemiskinan
in Indian States
Variabel Dependen:
1.Kemiskinan
Kesehatan
berpengaruh Positif terhadap
Kemiskinan
2.6 Kerangka Konseptual
Permasalahan rendahnya kualitas sumber daya manusia masih terjadi di Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh masih tingginya tingkat kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan dicapai oleh masyarakat. Kualitas sumber daya manusia terlihat dari capaian nilai indeks pembangunan manusia di Kabupaten Karo yang sudah mencpai di atas rata-rata IPM Sumatera Utara. Diperlukan adanya campur tangan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Campur tangan pemerintah bisa dilakukan dengan adanya pengeluaran publik (public spending). Pengeluaran publik dilakukan dengan tujuan investasi pada sumber daya manusia yang berkualitas pada masa yang akan datang.
Investasi publik di sektor pendidikan yang lebih merupakan bagian dari pengeluaran publik yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi pada pendidikan memberikan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih merata kepada masyarakat sehingga akan menambah sumber daya manusia yang terampil.
Meningkatnya tingkat pendidikan yang dicapai seseorang akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan produktivitas tenaga kerja, hal tesebut akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Mauriza, dkk (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pengeluaran pemerinatah pada sektor pendidikan dengan indeks pembangunan manusia.
PyX1
PX1Y PYZ
PX2Y PyX2
Gambar 2.2 Kerangak Konseptual 2.7 Hipotesis Penelitian
Diduga pada anggaran pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Indeks Pembangunan Manusia memiliki pengaruh terhadap jumlah penduduk miskin baik secara parsial ataupun simultan. Berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka pemikiran terhadap rumusan masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga anggaran pemerintah di pendidikan berpengaruh positif terhadap kemiskinan.
2. Diduga anggaran pemerintah di kesehatan berpengaruh positif terhadap kemiskinan.
3. Diduga kemiskinan berpengaruh negatif terhadap indeks pembangunan manusia.
4. Diduga anggaran pemerintah di pendidikan dan kesehatan Anggaran
Pendidikan (X1)
Anggaran Kesehatan
(X2)
Indeks Pembangunan Manusia (Z) Kemiskinan (Y)
5. Diduga anggaran pendidikan dan kesehatan melalui kemiskinan berpengaruh negatif terhadap indeks pembangunan manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui retribusi yang ditimbulkan antara sektor pendidikan dan sektor kesehatan melalui Indeks Pembangunan Manusia terhadap jumlah penduduk miskin. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif yaitu penelitian dimana peneliti hanya mengembangkan konsep dan menhimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis serta penelahaan kepada satu kasus yang dilakukan secara insentif, mendalam, mendetail dan komperensif (Sugiyono, 2013).
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan melalui indeks pembangunan manusia terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo.
3.3 Jenis Variabel Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian, istilah variabel merupakan istilah yang tidak dapat ditinggalkan. Variabel adalah gejala–gejala yangmenunjukkan variasi, baik dalam jenisnya, maupun dalam tingkatannya. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati variabel itu sebagai atribut sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Menurut Ghozali (2011) dalam hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain, variabel – variabel penelitian dapat dibedakan
menjadi:
1. Variabel Bebas (Independen), (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013).Variabel independen sering disebut sebagai variabel yang mempengaruhi, variabel predictor, variabel bebas atau variabel tidak terikat. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Anggaran Pendidikan (X1) b. Anggaran Kesehatan (X2) 2. Variabel Moderating (Y)
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa variabel moderating adalah variabel yang secara teoritis menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel ini merupakan variabel penyela atau antara yang terletak diantara variabel dependen dan independen, sehingga variabel dependen menguatkan atau justru melemahkan variabel independen.
Variabel moderating dalam penelitian ini adalah Kemiskinan.
3. Variabel Terikat (Dependen), (Z)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia.
3.4 Definisi Operasional
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya
mempengaruhi atau sebab perubahan (menguat atau melemah) timbulnya variabel terikat (dependen). Penelitian ini menggunakan anggaran pendidikan,anggaran kesehatan, Kemiskinan sebagai variabel independent, dan Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel dependent. Variabel penelitian ini dapat didefenisikan sebagai berikut :
1. Anggaran Pendidikian (X1) adalah pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Karo dalam peningkatan pendidikan masyarakat per tahunnya. Proksi data pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dalam penelitian ini diukur nominalnya dari tahun 2007– 2016 dalam Miliar rupiah per tahun (Miliar rupiah).
2. Anggaran Kesehatan (X2) adalah pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Karo dalam peningkatan kesehatan masyarakat per tahunnya. Proksi pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dalam penelitian ini diukur nominalnya dari tahun 2007 – 2016 dalam Miliar rupiah per tahun (Miliar rupiah).
3. Kemiskinan (Y) adalah jumlah penduduk yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar dan jumlah penduduk miskin yang digunakan adalah garis kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo dari tahun 2007 – 2016 (Ribu Jiwa).
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z) adalah data yang digunakan adalah merupakan gambaran kualitas hidup manusia yang di dalam hal
ini menggunakan data di Kabupaten Karo dari tahun 2007 – 2016.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melakukan pencataan langsung berupa data di BPS dari tahun 2007 sampai 2016 (6 tahun).
3.6 Analisis Data
Sugiyono (2013) mengatakan analisis data merupakan kegiatan setelah data terkumpul. Pengolahan data dilakukan dengancara data yang telah dikumpulkan, diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh deskripsi terkait data yang digunakan dalam penelitian dari nilai rata-rata (mean),standar deviasi (deviation standard), varian (variance), nilai minimum, nilai maksimum, range, dan sebagainya (Ghozali, 2013). Statistik deskriptif memberikan interpretasi data yang lebih jelas dan mudah dipahami.
3.6.2 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur adalah bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis jalur digunakan dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variabel intervening (Sugiyono, 2013:70).
Langkah pertama yang harus dikerjakan sebelum melakukan analisis jalur adalah merancang diagram jalur sesuai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian. Model diagram jalur dibuat berdasarkan variabel-variabel yang dikaji,dalam penelitian ini variabel yang dikaji adalah Anggaran Pendidikan (X1), Anggaran Kesehatan (X2), Kemiskinan (Y) dan Indeks Pembangunan Manusia (Z).
3.6.3 Model Dekomposisi Pengaruh Kasual Antar Variabel
Model ini menekankan pada pengaruh yang bersifat kasualitas antar variabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis. Perhitungan menggunakan analisis jalur dengan model dekomposisi
pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Direct causal Effect atau Pengaruh Kausal Langsung adalah pengaruh satu
variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa melalui variabel lain.
a. Pengaruh Aanggaran Pendidikan (X1) terhadap Kemiskinan (Y).
X1 Y= PYX1
b. Pengaruh Anggaran Kesehatan (X2) terhadap Kemiskinan (Y) X2 Y = PYX2
c. Pengaruh Anggaran Pendidikan (X1) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z)
X1 Z = PZX1
d. Pengaruh Anggaran Kesehatan (X2) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z).
X Z = PZX
e. Pengaruh Kemiskinan (Y) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z).
Y Z = PZY
2. Indirect causal Effect atau Pengaruh Kausal Tidak Langsung adalah
pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat melalui vairabel lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang dianalisis.
a. Pengaruh Anggaran Pendidikan (X1) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z) melalui Kemiskinan (Y).
X1 Y Z = (PYX1) (PZY)
b. Pengaruh Pengaruh Anggaran Kesehatan (X2) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z) melalui Kemiskinan (Y).
X2 Y Z = (PYX2) (PZY)
3. Total causal Effect atau Pengaruh Kausal Total adalah jumlah dari
pengaruh kausal langsung dan pengaruh tidak langsung.
a. Pengaruh Anggarran Pendidikan (X1) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z) melalui Kemiskinan (Y).
X1 Y Z = (PYX1) + (PZY)
b. Pengaru Anggaran Kesehatan (X2) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Z) melalui Kemiskinan (Y).
X2 Y Z = (PYX2) + (PZY) 3.6.4 Koefisien Determinasi
Analisis ini akan digunakan dengan menguji besarnya kontribusi yang
ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X terhadap Y kemudian X dan Y terhadap Z, yang dinyatakan dalam persentase. Analisis ini dapat menggunakan rumus :
Dimana :
KD = Seberapa besar perubahan variabel independen terhadap variabel dependen
r = Kuadrat koefisien jalur pada setiap diagram jalur Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
a. Jika KD mendekati nol, berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lemah.
b. Jika KD mendekati satu, berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kuat.
3.7 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013). hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi, hipotesis juga dinyatakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Langkah-langkah dalam menguji hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha), penetapan nilai uji statistik dan
KD = r𝒙𝒚𝟐 X 100%
tingkat signifikan serta kriteria.
Rumus hipotesis sebagai jawaban sementara yang akan di uji dan dibuktikan kebenarannya, adapun penguji hipotesis parsial dan hipotesis simultan, sebagai berikut :
a) Uji Hipotesis Parsial 1. Hipotesis 1
Artinya tidak terdapat pengaruh Anggaran Sektor Pendidikan (X1) terhadap Kemiskinan (Y) secara teori.
Artinya terdapat pengaruh Anggaran Pendidikan (X1) Kemiskinan (Y) secara teori.
2. Hipotesis 2
Artinya tidak terdapat pengaruh Anggaran Kesehatan (X2) terhadap Kemiskinan (Y) secara teori.
Artinya terdapat pengaruh Anggaran Kesehatan (X2) Kemiskinan (Y) secara teori.
3. Hipotesis 3
Artinya tidak terdapat pengaruh Kemiskinan (Y) terhadap Indeks Pembangunan Mnasuia (Z) secara teori.
Artinya terdapat pengaruh variabel Kemiskinan (Y) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Z) secara teori.
Untuk menguji hipotesis parsial maka dapat dilakukan pengujian yang digunakan adalah uji t dengan rumus sebagai berikut :
( )