• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI. Oleh FARID NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI. Oleh FARID NIM"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH

DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

DI KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Oleh

FARID

NIM 105711102416

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH

DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN

SOPPENG

SKRIPSI

Oleh

FARID

NIM 105711102416

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(3)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sangat spesial untuk kedua orang tua saya yang teramat sangat selalu memperjuangkan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Terimakasih kepada semua orang yang terlibat membantu demi

keberhasilan penulis.

MOTO HIDUP

Ada sesuatu dalam dirimu yang tak dapat mereka renggut, yang tak dapat mereka sentuh. Itu milik mu. Ia adalah harapan.

(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba Nya. Sholawat salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak “Alimuddin” dan Ibu “Mastura” yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Serta seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

v

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Ikram Idrus, M.Si,selaku Pembimbing I

yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik. 6. Bapak A Nur Achsanuddin UA, SE., M.Si, selaku Pembimbing II

yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Terima kasih kepada teman-teman EP 16 A yang telah memberikan saya motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

(9)

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 2021

(10)

vii

ABSTRAK

Farid, 2021 ANALISIS KORELASI PENGELUARAN PEMERINTAH DENGAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG, Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar Dibimbing oleh Pembimbing I H. Muhammad Ikram Idrus dan Pembimbing II A Nur Achsanuddin UA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah skunder yakni berupa data pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng tahun 2015-2019.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan memiliki arah hubungan yang positif dan signifikan walau keeratan hubungan kedua variabel adalah sangat lemah.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah.

(11)

ABSTRACT

Farid, 2021 CORRELATION ANALYSIS OF GOVERNMENT EXPENDITURE WITH ECONOMIC GROWTH IN SOPPENG DISTRICT, Thesis of the Faculty of

Economics and Business Department of Development Economics, University of Muhammadiyah Makassar Supervised by Supervisor I H. Muhammad Ikram Idrus and Supervisor II A Nur Achsanuddin UA.

This study aims to determine the relationship between government spending and economic growth in Soppeng Regency. The type of research used in this research is descriptive quantitative research. The data used is secondary in the form of data on government spending and economic growth in Soppeng Regency in 2015-2019.

The results showed that government spending and growth had a positive and significant relationship, although the relationship between the two variables was very weak.

Keywords: Economic Growth, Government Expenditure.

(12)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Pengeluaran Pemerintah ... 6

2. Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah ... 7

3. Teori Pengeluaran Pemerintah ... 8

4. Pertumbuhan Ekonomi ... 8

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 12

6. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 13

7. Indikator korelasi ... 15

B. Tinjauan Empiris ... 15

C. Kerangka Konsep ... 18

D. Hipotesis ... 20 v

(13)

III. METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHSAN ... 25

A. Gambaran Umumu Lokasi Penelitian ... 25

B. Hasil Penyajian Data ... 28

1. Deskriptif Variable ... 28

a. Pertumbuhan Ekonomi ... 28

b. Pengeluaran Pemerintah ... 29

2. Hasil Analisis Data ... 31

a. Uji Korelasi ... 31 C. Pembahasan ... 33 V. TUTUP ... 34 A. Kesimpulan ... 34 B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA ... 35 LAMPIRAN vi

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1.1 Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng ... 2 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Soppeng ... 3 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 13 Tabel 4.1 Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan

dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng ... 28 Tabel 4.2 Tabel 4.2 Pengeluaran Pemerintah Di Kabupaten Soppeng Pada

Tahun 2015-2019 ... 30

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep... 18 Gambar 4.1 Peta Kabupaten Soppeng ... 25

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dapat merinci banyak hal, dan dengan melihat pertumbuhan ekonomi, maka dapat melihat secara kuantitatif seberapa maju tingkat ekonomi suatu negara/daerah. Pertumbuhan ekonomi sesungguhnya dapat menunjukkan angka yang meningkat dari tahun ke tahun, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan struktur perekonomian daerah menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis (Bawuno, 2015).

Pertumbuhan ekonomi itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya dan faktor sumber daya modal. Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, pemerintahan di sebuah negara biasanya melakukan pembiayaan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk memberdayakan serta memaksimalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut. Artinya, pengeluaran pemerintah secara praktis akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan perekonomian, dapat menciptakan proses pembangunan dan menambah kapasitas produk domestik.

Negara Indonesia sendiri memiliki aturan dan ketentuan dalam menetapkan kebijakan ekonomi, serta memiliki sejumlah instrumen yang mempengaruhinya. Kebijakan makro ekonomi seperti memberlakukan atau mengubah kebijakan fiskal atau kebijakan lainnya, pemerintah dapat mengendalikan perekonomian menuju suatu komposisi output, stabilitas harga, kesempatan kerja dan perdagangan internasional yang lebih baik.

(17)

Besaran pengeluaran/belanja pemerintah menunjukkan banyaknya kegiatan pemerintah. Pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari akan tetapi juga untuk membiayai kegiatan perekonomian, dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan merangsang kegiatan ekonomi secara umum. Tolok-ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem pemerintahan daerah terindikasi dari peningkatan produksi barang dan jasa yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Pengeluaran pemerintah daerah merupakan salah satu faktor lain yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah yang terlalu kecil akan merugikan pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang boros akan menghambat pertumbuhan ekonomi tetapi pengeluaran pemerintah yang proporsional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengetahui hal itu, maka diperlukan kajian tentang kaitan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini sasaran daerah penelitian adalah Kabupaten Soppeng. Alasan pemilihan daerah tersebut adalah perekonomiannya relatif cukup baik dan melakukan pembangunan yang berkesinambungan, serta merupakan daerah pertanian yang terletak di tengah-tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Dari sisi pengeluaran pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di Kabupaten Soppeng juga mengalami fluktuasi dan hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

(18)

3

Tabel 1.1

Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Pengeluaran Pemerintah

2015 850.297.715.044

2016 1.002.459.449.170

2017 1.141.423.783.213

2018 1.152.398.350.007

2019 1.189.972.762

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Soppeng, tahun 2000.

Pengeluaran Pemerintah pada tahun 2015 sebesar Rp. 850.297.715 044,. Pada tahun 2016 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.002.459.449.170,35. Pada tahun 2017 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.141.423.782.213,00. Pada tahun 2018 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.152.398.350.007,10. Lalu pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp. 1.189.972.762.

Selanjutnya, dari sisi pertumbuhan ekonomi juga mengalami fluktuasi seperti ditampilkan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Soppeng TAHUN PERTUMBUHAN PDRB(%) 2015 5,11 2016 8,11 2017 8,29 2018 8,11 2019 7,69

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Soppeng, tahun 2000

(19)

Dapat diuraikan bahwa pada tahun 2015 laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstanta Kabupaten Soppeng sebesar 5.11 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 8.11 persen dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 8.29 pesen dan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 8.11 persen dan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 7.69 persen.

Berdasarkan pada kedua data yakni pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng periode tahun 2015-2019 selanjutnya akan ditunjukkan korelasi atau arah hubungan keduanya melalui penelitian skripsi ini dengan judul : “ANALISIS KORELASI PENGELUARAN

PEMERINTAH DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi yang positif pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng pada tahun periode tahun 2015-2019 ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui arah hubungan dan signifikansi Pengeluaran Pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng periode tahun 2015-2019.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Peneitian ini di harapkan dapat memberikan bantuan pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan studi ekonomi pembagunan tentang analisis korelasi pengeluaran pemerintah.

(20)

5

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan gambaran serta sebagai referensi selanjutnya khususnya bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Analisis Korelasi Pengeluaran Pemerintah dan pertumbuhan ekonomi.

b. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan dan saran yang berguna bagi istansi tentang analisis korelasi pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi.

c. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar

Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sebuah karya yang melengkapi pengetahuan dan wawasan yang ada di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengeluaran Pemerintah

Menurut Mankiv (dalam Ardiyanto, 2012) menyebutkan bahwa pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya. Kenaikan pengeluaran yang direncanakan akan menyebabkan peningkatan permintaan agregat. Permintaan agragat akan mendorong produksi barang dan jasa yang akan menyebabkan pendapatan juga akan meningkat.

Pengeluaran pemerintah menurut Sukirno (dalam Sitaniapessy, 2013:40) adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur oleh kegiatan di pasar bebas, bukan saja perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tetapi juga kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat diwujudkan. Akan tetapi fluktuasi kegiatan ekonomi yang lebar dari satu periode ke periode

(22)

7

lainnya dan ini akan menimbulkan implikasi yang serius kepada kesempatan kerja dan pengangguran dan tingkat harga.

Menurut Mangkoesoebroto (dalam Hangga, dkk 2015: 684) pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

2. Jenis-jenis Pengeluaran Pemerintah

a) Pengeluaran Rutin

Menurut Mangkoesoebroto (dalam Sonny, 2014: 28) pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, pembayaran bunga utang, subsidi dan pengeluaran rutin lainnya. Melalui pengeluaran rutin, pemerintah dapat menjalankan misinya dalam rangka menjaga kelancaran penyelenggaraan pemerintah, kegiatan operasional dan pemeliharaan aset negara, pemenuhan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga, perlindungan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu serta menjaga stabilitas perekonomian.

b) Pengeluaran Pembangunan

Menurut Fuadi (dalam Sonny, 2014: 25) pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah yang bersifat produktif karena pengeluaran ini digunakan untuk membiayai sektor- sektor produktif yang dapat menambah kekayan daerah. Hal inilah membuat pengeluaran ini disebut investasi pemerintah.

(23)

3. Teori Pengeluaran Pemerintah

Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave (dalam Tommy, 2013:151) yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap-tahap awal, tahap-tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total investasi lebih besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.

Pada tahap menengah pembangunan ekonomi investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar, dan menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik.

4. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Dodi (2017:68) pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator terpenting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk menganalisis hasil-hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh suatu negara atau daerah. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kegiatan ekonomi dapat

(24)

9

menghasilkan tambahan pendapatan dan kesejahteraan sosial dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi Suatu negara atau daerah yang menunjukkan peningkatan, dengan demikian menggambarkan bahwa perekonomian Negara atau daerah tersebut berkembang dengan baik.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi menurut Sukirno (dalam Rinaldi, 2017:184) Adapun Teori tentang pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut 1) Teori Pertumbuhan Klasik

Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan JohnStuart Mill. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Teori ini memberikan perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Teori ini mengasumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal. Menurut teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk akan

(25)

menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marginal. 2) Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950- an. Terus berkembang berdasarkan analisisanalisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Ahli ekonomi yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori pertumbuhan tersebut adalah Robert Solow, Edmund Phelps, Harry Johnson dan J.E. Meade. Dalam analisa neo klasik pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan dan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi sebab perekonomian akan tetap mengalami tingkat kesempatan kerja penuh dan kapasitas alat-alat modal akan digunakan sepenuhnya dari waktu ke waktu.

3) Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar merupakan perkembangan langsung dari teori pertumbuhan makro John Maynard Keynes. Menurut HarrodDomar, setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal. Untuk memacu proses pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock).

(26)

11

c. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Adapun faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (dalam Bambang, 2008:3) adalah sebagai berikut :

1) Tanah dan kekayaan alam

Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara,terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.

2) Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah akan mendorong maupun menghambat pertumbuhan ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.

3) Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.

4) Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sikap masyarakat akan menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.

(27)

5) Luas pasar sebagai pertumbuhan

Adam Smith telah menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut BPS (dalam Sussy, 2013:4) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000.

Untuk dapat mengukur sejauh mana pembangunan maupun sasaran serta target pembangunan yang ingin dicapai, maka diperlukan berbagai alat analisis salah satu diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan konsep dari BPS dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan PDRB adalah nilai yang ditimbulkan oleh aktifitas faktor-faktor produksi dalam merubah/memproses bahan-bahan baku/penolong sehingga lebih dekat pada pengguna atau nilai yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi dalam wilayah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

(28)

13

Sedangkan menurut Sukirno (dalam Siestri, 2013:2208) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh nilai tambah yang timbul dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah, tanpa memperhatikan pemilik atas faktor produksinya, apakah milik penduduk wilayah tersebut ataukah milik penduduk wilayah lain. PDRB adalah salah satu indikator yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi yang biasanya juga digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu dan menjadi tolak ukur dalam menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang.

6. Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu tindakan pemerintah untuk membiayai jalannya ekonomi dengan menentukan pendapatan dan pengeluaran pemerintah setiap tahun yang diwakili dalam dokumen APBN anggaran nasional dan daerah / daerah. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah untuk menstabilkan harga, tingkat output, dan peluang bekerja dan memacu pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (dalam M. Zahari MS, 2017 :187)

Teori Peacock dan Wiseman menyatakan perkembangan itu ekonomi menyebabkan pengumpulan pajak semakin meningkat tarif pajak tidak berubah; dan peningkatan pendapatan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GDP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar. Maka pengeluaran pemerintah yang diklasifikasikan

(29)

menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung jika meningkat maka menyebabkan GNP (dalam penelitian ini adalah output) meningkat pula.

Teori Peacock dan Wiseman mengenai pengeluaran pemerintah sering disebut sebagai The Displacement Effect, teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman mendasarkan teorinya pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untukmembiayai pengeluaran pemerintah. Tingkat toleransi ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak.

Dalam teori Peacock dan Wiseman, dinyatakan juga bahwa pertumbuhan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak semakin meningkat walaupun tariff pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Peningkatan pada PDB dalam keadaan normal menyebabkan penerimaan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah. Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Salah satu cara untuk meningkatkan penerimaannya tersebut dengan menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi

(30)

15

berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan (Displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah.

Bird mengkritik hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan social memang terjadi pengalihan aktivitas pemerintah dari pengeluaran sebelum gangguan ke pengeluaran yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Hal ini akan diikuti oleh peningkatan persentase pengeluaran pemerintah terhadap PDB. Akan tetapi setelah terjadinya gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan menurun secara perlahan-lahan kembali ke keadaan semula. Jadi menurut Bird, efek pengalihan merupakangejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang menurut Mangkoesoebroto(dalam M. Zahari MS, 2017 :188).

7. Indikator Korelasi

Analisis korelasi adalah metode evaluasi statistik yang dipergunakan untuk mempelajari kekuatan hubungan antara dua variabel kontinu yang diukur secara numerik. Misalnya tinggi dan berat, oleh karena itulah jenis analisis khusus ini berguna ketika seorang peneliti ingin menetapkan apakah ada kemungkinan hubungan antar variabel penelitian.

Adapun indikator dalam analisis korelasi sebagai berikut :

Indikator Tingkat korelasi

0,20 – 0,39 Sangat lemah

0,40 – 0,59 Sedang

(31)

0,80 – 1,00 Sangat kuat

B. Tinajuan Empiris

Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan beberapa konsep yang relevan. Beberapa studi empiris yang dimaksud diantaranya tertera dalam Tabel 2.1. sebagai berikut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama (Tahun) Judul Metode penelitian Hasil penelitian 1. M. Zahari MS (2017) Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap Pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi

Analisis

Deskriptif

Pengeluaran Pemerintah berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi. 2. Naylal Fithri (2017)

Analisis

pengaruh

pengeluaran

pemerintah

sektor

pendidikan

dan

kesehatan

terhadap

kemiskinan

di jawa timur

deskriptif kuantitatif Hasilnya adalah 1) pengaruh pengeluaran pemerintah disektor pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan. 2) Pengeluaran pemerintah disektor kesehatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

(32)

17 3. Nurul Fitriani (2018) Pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY tahun 2007-2015 Kuantitatif 1) Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi probabilitas sebesar 0,0644, 2) Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan probabilitas 0,0001 3) Secara simultan Tenga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan probalilitas sebesar 0,000000. 4. Darwin & Hardilawat i (2018) Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pegerakan Investasi Provinsi Riau Kuantitatif 1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan dengan hubungan negatif terhadap investasi di Provinsi Riau.

(33)

2) pengeluaran pemerintah memiliki hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap investasi di Provinsi Riau. 3) pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan terhadap investasi C. Kerangka Konsep

Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan menentukan jumlah pendapatan dan pengeluaran pemerintah setiap tahun sebagaimana tercermin dalam dokumen APBN untuk anggaran nasional dan daerah. Menurut Sukirno (dalam M. Zahari MS, 2017:187) Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran yang

(34)

19

diperhitungkan. Area berbelanja diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebutkan bahwa belanja daerah digunakan dalam rangka pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten / kota urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan penanganannya di bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama pemerintahan dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Belanja diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan aktivitas, sehingga belanja dikelompokkan menjadi 2 bagian.

a. Belanja tidak langsung adalah bagian belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanan program dan kegiatan. Seperti belanja pegawai berupa gaji dan tunjangan yang telah di tetapkan oleh undang-undang, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintah dasa, belanja bantuan keuangan dan belanja tak tersangka.

b. Belanja langsung adalah pengeluaran yang dianggarkan yang terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Suka berbelanja belanja pegawai, barang dan jasa, serta belanja modal untuk dilaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah dan telah dianggarkan olehpemerintah daerah.

Menurut Arius Jonaidi (2017:143) dikatakan bahwa secara teoritis, pengentasan kemiskinan membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat diwujudkan

(35)

dengan kebijakan perluasan kesempatan kerja (pengurangan tingkat pengangguran) dan memaksimalkan investasi produktif dalam rentang yang luas sektor ekonomi. Menurut teori neo klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada peningkatan penawaran faktor produksi (populasi, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.

Menurut Teori Peacock dan Wiseman (dalam M. Zahari MS, 2017 : 187) menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah; dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Karenanya, dalam keadaan normal, peningkatan PDB menghasilkan pendapatan pemerintah yang semakin besar, begitu pula belanja pemerintah semakin besar. Kemudian belanja pemerintah diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung jika nanti meningkat menyebabkan GNP (dalam penelitian ini adalah output) meningkat juga. Jadi kerangka konsep penelitian ini berdasarkan uraian di bagian ini, secara ringkas digambarkan sebagai berikut :

PENGELUARAN PEMERINTAH (X) a. Belanja langsung b. Belanja tidak langsung (M. Zahari MS,2017) PERTUMBUHAN EKONOMI (Y) a. pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) b. tingkat kemajuan teknologi. Teori Neo-klasik (dalam Arius Jonaidi, 2012:143)

(36)

21

Gambar. 2.1 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Pengeluaran pemerintah berkorelasi positif dan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi.

(37)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Fatin (2017), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap hasil eksplorasi mengenai fenomena hubungan pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kabupaten soppeng tepatnya di instansi pemerintah daerah yang berkompoten dalam pengelolaan keuangan daerah

2. Jangka Waktu Penelitian

Penelitian ini di rencanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juni 2021 dengan aktifitas perampungan proposal penelitian, pelaksanaan pengumpulan data hingga penulisan laporan hasil penelitian skripsi.

(38)

22

1. Pengeluaran Pemerintah (X)

Pengeluaran pemerintah menurut adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi dengan skala pengukuran rupiah

2. Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya di bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan gambaran tingkat perkembangan ekonomi terjadi. Pertumbuhan ekonomi secara rinci dari tahun ke tahun disajikan melalui Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala dengan skala pengukuran rupiah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai atau digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode tahun 2015-2019. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.

(39)

Data yang dipergunakan meliputi: data Pengeluaran Pemerintah, dan data Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng. Data-data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng Dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan instrument yang digunakan untuk melakukan pengamtan langsung tentang fenomena – fenomena yang ada kaitannya dengan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini,dalam observasi ini peneliti akan menjanah hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di kabupaten soppeng.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan yaitu dengan wawancara sistematik, yang sebelumnya mempersiapkan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada responden. Pedoman wawancara digunakan sebagai alur untuk membimbing penulis agar terhindar dari kemungkinan melupakan seberapa persoalan dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang terkait dengan focus dan sub fokus penelitian. data yang di butuhkan adalah data-data mengenai strategi penanggulangan kemiskinan warga

E. Teknik Analisis Data

Untuk kepentingan analisis, maka digunakan salah satu alat analisis dalam statistik, yaitu Korelasi sederhana (Simple Correlation).

(40)

24

Analisis korelasi sederhana atau biasa juga disebut Bivariate Correlation, digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.

Menurut Ciputrauceo (2016), Korelasi Sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah hubungan tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat. Sedangkan bentuk hubungannya adalah korelasinya linear positif ataupun linear negatif.

Ada beberapa metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.

Analisis korelasi sederhan

a yang digunakan di sini adalah

metode Pearson Correlation atau sering disebut Product Moment Pearson. Formulasinya adalah sebagai berikut :

r= n ∑ x y-( ∑ x)( ∑ y) √{n ∑ x2-( ∑ x)2}{n ∑ y2-( ∑ y)2}

Keterangan :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y Σx = Total Jumlah dari Variabel X

(41)

Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y.

Jika nilai korelasi (r) berkisar antara -1 sampai 1, nilai semakin mendekati

1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai

mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai

positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif

menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).

Selanjutnya untuk menguji hipotesis, maka dilakukan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana. Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji hubungan yang terjadi nyata secara statistik.

Menurut Resti (2020), dalam uji korelasi terdapat tiga cara untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y, yaitu :

1. Melihat dari rhitung, caranya dengan membandingkan rhitung dengan rtabel.

Apabila rhitung > rtabel maka H0 ditolak artinya kedua variabel memiliki

hubungan. Apabila rhitung < rtabel maka H0 diterima artinya kedua variabel

tidak memiliki hubungan.

2. Melihat dari nilai signifikansinya. Caranya apabila nilai signifikansi

variabel < 0,05 artinya terdapat hubungan secara signifikan antara kedua variabel. Apabila > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan secara signifikan antara kedua variabel.

Pengujian di sini menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% atau 0.05. (uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar).

(42)

26

Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

Kriteria pengujian dan kesimpulan adalah jika suatu hubungan tidak sama dengan 0, maka dapat dikatakan terjadi hubungan.

(43)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Umum Penelitian 1. Kabupaten Soppeng

GAMBAR 4.1 Kabupaten Soppeng

Kabupaten Soppeng memiliki luas wilayah 1.500 km2 yang terbagi ke dalam 8 wilayah kecamatan. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu Kecamatan Marioriwawo dengan luas 300 km2 atau seperlima luas wilayah Kabupaten Soppeng. Kabupaten Soppeng berada pada ketinggian antara 5 - 1 500 meter di atas permukaan laut. Jarak ibu kota kecamatan Citta ke ibu kota Kabupaten Soppeng sejauh 35 km dan merupakan ibu kota kecamatan terjauh. Kabupaten Soppeng dialiri 5 sungai antara lain Sungai Langkemme, Soppeng, Lawo, Paddangeng dan Lajaroko. Sementara gunung yang ada di Soppeng antara lain Gunung Nene Conang, Sewo, Lapancu, Pulupulu dan Paowengeng. Gunung tertinggi yaitu Gunung Nene Conang yang memiliki ketinggian puncak 1 463 meter di atas permukaan laut.

(44)

28

Secara administrasi Pemerintahan Kabupaten Soppeng terdiri dari 49 Desa dan 21 Kelurahan. Satuan Lingkungan di bawah desa dan kelurahan terdapat sebanyak 125 Lingkungan, 43 Dusun, 445 RW dan 1191 RT. Anggota DPRD Kabupaten Soppeng ada sebanyak 30 orang yang terdiri dari 24 laki-laki dan 6 perempuan. Selama tahun 2017, ada sebanyak 36 produk hukum yang dihasilkan antara lain 8 Peraturan Daerah, 22 Keputusan DPRD dan 6 Keputusan Pimpinan DPRD. Ada sebanyak 1147 PNS di lingkungan Pemerintah Daerah yang terdiri dari 529 laki-laki dan 618 perempuan. Selama tahun 2017, ada sebanyak 519 IMB yang dikeluarkan dengan rincian 511 rumah permanen dan 8 rumah panggung.

Secara Topografis luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km² dan berada pada ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibu kota Kabupaten Soppeng adalah kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut. Kabupaten Soppeng tidak memiliki wilayah pantai. Wilayah perairan hanya sebagian dari Danau Tempe. Gunung-gunung yang ada di wilayah Kabupaten Soppeng menurut ketinggiannya adalah sebagai berikut:

• Gunung Nene Conang 1.463 m • Gunung Laposo 1000 m

• Gunung Sewo 860 m • Gunung Lapancu 850 m • Gunung Bulu Dua 800 m • Gunung Paowengeng 760 m

Kabupaten Soppeng memiliki tempat-tempat wisata berupa permandian air panas alami yang bernama "LEJJA", permandian mata air "OMPO" dan

(45)

permandian alam "CITTA". Lejja berjarak ± 40 Kilometer dari pusat kota, terletak di Desa Batu-batu, Kecamatan Marioriawa.

Secara ekonomis PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng tahun 2017 sebesar 8 947 107 050 rupiah. PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 Kabupaten Soppeng tahun 2017 sebesar 6 012 107 710 rupiah. Distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang memiliki peran paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng. Tahun 2017, kategori yang memiliki distribusi persentase terbesar yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu sebesar 30,60 persen. Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2017 sebesar 8,34 persen dimana kategori yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi yaitu kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 11,99 persen Secara geografis Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 7Batas wilayah kabupaten ini adalah sebagai berikut00 km² serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bone

d. Sebelah Barat : Kabupaten Barru

Secara Sosial Pada tahun 2017, ada sebanyak 270 SD/MI, 69 SMP/MTS dan 31 SMA/SMK/MA di Kabupaten Soppeng yang tersebar di 8 kecamatan. Terdapat sebanyak 40 peserta program Kejar Paket A, 100 peserta program Kejar Paket B dan 160 peserta program Kejar Paket C. Angka Partisipasi Sekolah tahun 2017 kelompok umur 7-12 tahun sebesar 98,78 sedangkan

(46)

30

kelompok 13-15 tahun sebesar 94,51 dan kelompok umur 16-18 tahun sebesar 77,91. Terdapat sebanyak 1 rumah sakit, 17 puskesmas, 44 puskesmas pembantu, 35 praktek dokter dan 327 posyandu. Tenaga kesehatan yang ada sebanyak 14 dokter umum, 14 dokter gigi, 100 bidan dan 143 perawat. Sebagai salah satu daerah otonom bertatus kabupaten di propinsi Sulawesi Selatan, kedudukan, fungsi dan peran Kabupaten Soppeng cukup penting dan strategis secara regional. Masing-masing daerah pada dasarnya memiliki pemerintahan daerah. Pemerintah daerah Kabupaten Soppeng beserta perangkat daerah otonom yang lain sebgai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

B. Hasil Penelitian (Penyajian Data) 1. Deskripsi Variabel

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. pertumbuhan ekonomi dapat di pandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

Di Kabupaten Soppeng, Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi yang telah ditampilkan pada Tabel 1.2. menunjukkan angka yang cukup fluktuatif.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dipandang sebagai suatu yang sangat penting karena memiliki banyak manfaat yang menggambarkan kemajuan dan perkembangan ekonomi, keunggulan, dan kelemahan diberbagai sector dalam dalam struktur perekonomian

(47)

dan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar konstan) yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, penggunaan atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk mengihndari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan perubahan riil ekonomi.

Berdasarkan pada table 1.2, tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11% dan di tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 8,11% dan di tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 8,29% dan di tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 8,11% dan di tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 7,69%.

b. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah daerah merupakan salah satu faktor lain yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah yang terlalu kecil akan merugikan pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang boros akan menghambat pertumbuhan ekonomi tetapi pengeluaran pemerintah yang proporsional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Data Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Soppeng tahun 2015 hingga 2019 yang telah ditunjukkan pada Tabel 1.1 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif.

Menurut Mankiv (dalam Ardiyanto, 2012) menyebutkan bahwa pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya. Kenaikan pengeluaran yang

(48)

32

direncanakan akan menyebabkan peningkatan permintaan agregat. Permintaan agragat akan mendorong produksi barang dan jasa yang akan menyebabkan pendapatan juga akan meningkat.

Berdasarkan Tabel 1.1, Pengeluaran Pemerintah pada tahun 2015 sebesar Rp. 850.297.715 044,. Pada tahun 2016 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.002.459.449.170,35. Pada tahun 2017 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.141.423.782.213,00. Pada tahun 2018 belanja pemerintah daerah mengalami peningkatan untuk pengeluaran rutin sebesar Rp. 1.152.398.350.007,10. Dan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp. 1.189.972.762.

2. Hasil Analisis Data a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi menggunakan variabel pengeluaran pemerintah (X) dengan pertumbuhan ekonomi (Y) di Kabupaten Soppeng dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 22. Hasilnya adalah seperti tertera dalam Tabel 4.3.

Model Summary M o d el R R Squ are Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Chang e df1 df2 Sig. F Change 1 .3 07 a .094 -.208 5265255 10001.80 120 .094 .311 1 3 .616

(49)

Sumber: Pengolahan Data Data 2021, SPSS.22

Sesuai Tabel 4.3. Nampak bahwa nilai koefisien korelasi antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi adalah sebesar r = 0,307. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi adalah Positif namun sangat lemah.

Dapat dijelaskan bahwa Korelasi positif artinya hubungan antara variabel Pengeluaran Pemerintah (X) dan Pertumbuhan ekonomi (Y) yang ditunjukan dengan hubungan sebab akibat yaitu bila terjadi penambahan nilai pada variabel X maka akan diikuti terjadinya penambahan nilai variabel Y. Namun hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa kedua variabel (X dan Y) hubungannya sangat lemah dan ini berarti tidak menunjukkan adanya hubungan yang linear.

b. Uji Korelasi

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka digunakan Tabel 4.4 hasil analisis SPSS versi 22 sebagai berikut.

Tabel 4.4. Uji Korelasi Correlations

Pengeluaran Pemerintah

Pertumbuhan Ekonomi

Pengeluaran Pemerintah Pearson Correlation 1 .307

Sig. (2-tailed) .616

N 5 5

Pertumbuhan Ekonomi Pearson Correlation .307 1

Sig. (2-tailed) .616

(50)

34

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa hubungan pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi dikatakan signifikan karena nilai signifikannya yang tertera dalam tabel tersebut adalah sebesar 0,616 yang ternyata lebih besar dari pada nilai α = 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu bahwa pengeluaran pemerintah berhubungan positif dan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng pada taraf kepercayaan sebesar 95%.

C. Pembahasan

Pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng periode tahun 2015-2019 memiliki arah hubungan yang positif dan signifikan, walau tingkat korelasinya lemah seperti yang telah ditunjukkan pada hasil perhitungan dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan dan juga berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, bila sebaliknya, pertumbuhan ekonomi negatif menunjukkan adanya penurunan dalam perekonomian.

Hubungan positif dan signifikan ini sejalan dengan hasil penelitian Zahari (2017). Hal ini menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada nilai pengeluaran pemerintah maka akan diikuti pula peningkatan pertumbuhan ekonomi namun di Kabupaten Soppeng tidak cukup kuat keeratan kedua variabel. Secara kuantitatif dapat dilihat data pengeluaran pemerintah pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.141.423.783.213 yang laju

(51)

pertumbuhan ekonomi sebesar 8,29 % di bandingkan dengan pengeluaran pemerintah pada tahun 2018 yang sebesar Rp. 1.152.398.350.007 yang memperlihatkan pengeluaran pemerintah lebih besar dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,11%.

Dalam kajian Zahari (2017) disebutkan terdapat 4 komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian yaitu : konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal sektor swata (investasi), dan export netto (ekspor dikurangi impor). Pengukuran dalam perekonomian di suatu negara adalah produk domestik bruto (PDB). PDB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB berdasarkan harga konstan (PDB Rill) Sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan rill yang terjadi karena adanya pertambahan produksi (Mankiw: 2007). Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok-ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi, akan tetapi, meskipun telah digunakan sebagai indikator pembangunan, pertumbuhan ekonomi masih bersifat umum dan belum mencerminkan kemampuan masyarakat secara individual. Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dicerminkan dari perubahan PDRB dalam suatu wilayah (Suryono, 2010).

(52)

36

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi adalah positif, artinya setiap kenaikan pengeluaran pemerintah kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng dalam periode 2015-2019. Namun keeratan hubungan kedua variabel yang diteliti adalah dalam kategori sangat lemah, yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang liniear dari keduanya. 2. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki hubungan yang positif dan signifikan pada taraf kepercayaan 95%, artinya hipotesis penelitian ini diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka saran penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah, untuk terus memaksimalkan pengeluaran pemerintah sehingga mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten soppeng.

2. Untuk penelitian selanjutnya, untuk kajian dengan topik yang sama kedepan disarankan untuk menggunakan model analisis yang relatif sensitif untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dengan memperhatikan Ketetapan data yang digunakan terkait dengan pencatatan data penelitian dan dapat menjadi salah satu bentuk referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan sangat membantu dalam penulisan dan penyusunan karya ilmiah kedepannya.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Hangga Filardikh. 2015. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat, Pembayaran Bunga Utang, Dan Subsidi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1999-2013. (https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/semnas/article/download/201/2 00)

Bawuno, Eunike Elisabeth. 2015. Pengaruh Investasi Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, (Online), Vol. 15 No. 4, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Chandra, Dodi. 2017. Dampak dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerahdi Provinsi Jambi. Jurnal

Paradigma Ekonomika, (Online), Vol. 12 No. 2,

(https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

CiputraUceo, 2016. Pengertian Korelasi Dan Macam-Macam Korelasi. http://ciputrauceo.net/blog/2016/5/16/pengertian-korelasi-dan-macam-macam-korelasi

Darwin, Ranti. 2018. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pegerakan Investasi Provinsi Riau. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, (Online), Vol. 8 No. 2, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Fatin, Nur. 2017. Pengertian Penelitian Deskriptif serta Tujuannya. https://seputarpengertian.blogspot.com/2017/09/pengertian-penelitian-deskriptif-serta-tujuannya.html

Fithri, Naylal. 2017. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintahsektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinandi Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan, (Online), Vol. 15 No. 2, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Fitriani, Nurul. 2018. Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Diy Tahun 2007-2015. Jurnal Ekonomi Pembangunan, (Online), Vol. 7 No. 1, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Haryanto, Tommy Prio. 2013. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011. Jurnal Economics Development Analysis, (Online), Vol. 2 No. 3, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020). Kairupan, Siestri Pristina. 2013. Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb), Inflasi

(54)

38

Sulawesi Utara Tahun 2000-2012. Jurnal EMBA, (Online), Vol. 1 No. 4, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Mangkuwinata, Sonny Muhammad Ikhsan. 2014. Analisis Penerimaan Dan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Bireuen. Jurnal Kebangsaan, (Online), Vol. 3 No. 6, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Prishardoyo, Bambang. 2008. Analisis Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan Potensi Ekonomi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Kabupaten Pati Tahun 2000-2005. Jurnal JEJAK, (Online), Vol. 1 No. 1, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Resti. 2020. Cara Uji Korelasi Menggunakan SPSS. https://tambahpinter.com/uji-korelasi/

Sitaniapessy, Harry A. P.. 2013. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pdrb Dan Pad. Jurnal Economia, (Online), Vol. 9 No. 1, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Susanti, Sussy. 2013. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pengangguran dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan di Jawa Barat dengan Menggunakan Analisis Data Panel. Jurnal Matematika Integratif, (Online), Vol. 9 No. 1, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Syahputra, Rinaldi. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, (Online), Vol. 1 No. 2, (https://scholar.google.com, diakses 20 Desember 2020).

Tommy Prio Haryanto. 2013. Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi jawa tengah tahun 2007-2011. Jurnal Economics Development Analysis, (Online), Vol. 2 No. 3, (https://scholar.google.co.id/, diakses 25 Oktober 2020).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Zahari MS., M. 2017. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jambi. : Jurnal Of Economics And Business, Vol.1 No.1 September.

(55)

LAMPIRAN

Tahun Pengeluaran Pemerintah

2015 850.297.715.044 2016 1.002.459.449.170 2017 1.141.423.783.213 2018 1.152.398.350.007 2019 1.189.972.762 TAHUN PERTUMBUHAN PDRB(%) 2015 5,11 2016 8,11 2017 8,29 2018 8,11 2019 7,69

(56)

40 Model Summary M o d el R R Squ are Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Chang e df1 df2 Sig. F Change 1 .3 07 a .094 -.208 5265255 10001.80 120 .094 .311 1 3 .616

a. Predictors: (Constant), pertumbuhan ekonomi

Correlations

Pengeluaran Pemerintah

Pertumbuhan Ekonomi

Pengeluaran Pemerintah Pearson Correlation 1 .307

Sig. (2-tailed) .616

N 5 5

Pertumbuhan Ekonomi Pearson Correlation .307 1

Sig. (2-tailed) .616

(57)
(58)
(59)
(60)

44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FARID, lahir pada 23 juli 1997 di Soppeng, anak ke dua dari

dua bersaudara yang merupakan hasil buah cinta dari pasangan Alimuddin dan Mastura.

Penulis menempuh pendidikan formal dimulai dari SDN 8 Maccope dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 Watansoppeng dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan di SMK YPLP PGRI WATANSOPPENG dengan jurusan MULTIMEDIA dan berhasil lulus pada tahun 2016.

Alhamdulillah, pada tahun 2016 penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Syukur Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SubhanahuwaTa’ala melalui perjuangan keras, dan motivasi tinggi diiringi doa dari kedua orang tua dan saudara, perjuangan panjang penulis dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dapat berhasil dengan tersusunnya skripsi ini. Penulis berharap setiap mahasiswa yang melakukan penyelesaian skripsi agar mengedepankan proses bukan hasil dan tidak hanya menargetkan cepat selesai tetapi skripsi tersebut dapat bermanfaat untuk orang lain dengan menjadikannya sebagai salah satu wadah untuk menambah ilmu.

Gambar

Tabel 1.1 Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng ..................... 2  Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Soppeng .......................
Gambar 2.1 Kerangka Konsep.......................................................................
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
GAMBAR 4.1 Kabupaten Soppeng
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 1 ayat (22) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Tanggung jawab adalah kewajiban membayar ganti kerugian yang di derita pihak

Dengan menggunakan data citra satelit Terra dan Aqua MODIS yang divalidasi dengan data in situ air laut dari hasil survei lapangan, diharapkan nantinya dapat

menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan perkebunan penghasil

However, because of the different sizes of datasets and varying structure (e.g. 20% invalid solids is not the same as 20% invalid buildings; this is later explained in Figure 6),

A synthesized source is generated as a weighted combination of all candidate sources using a MMD -based domain distance3. The method has cubic complexity in the number of

Untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan BMT dalam memberdayakan UMKM di Jawa Tengah, penelitian ini juga melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan

Pada periode sebelum penerapan perjanjian ACFTA, tidak ada dari ketujuh variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel inflasi Indonesia, inflasi Tiongkok,

Kereta Api Indonesia (persero) divisi regional Sumatera Utara &amp; NAD, dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran pendapatan dan anggaran biaya serta