• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKANAN DARAH MENURUT POLA KONSUMSI DAN AKTIFITAS FISIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR. M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKANAN DARAH MENURUT POLA KONSUMSI DAN AKTIFITAS FISIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR. M."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TEKANAN DARAH MENURUT POLA KONSUMSI DAN AKTIFITAS FISIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM

RSUP DR. M. JAMIL PADANG

Wiwi Sartika

(Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the difference in blood pressure in the patterns of food consumption and physical activity in patients with hypertension at the Polyclinic Hospital Medicine Dr. M. Djamil Padang. Design Cross sectional study was conducted at the Polyclinic Hospital Medicine. DR. M. Djamil Padang from January to August 2014. The study population was the whole hypertensive adults who visit the sample 76 obtained by accidental sampling. Tools and instruments used are sphygmomanometer, stethoscope, food frequency questionnaire and quantitative format. Univariate analysis of data performed on each variable patterns of consumption, physical activity and blood pressure using a frequency distribution. Bivariate analysis used two different test average (t) using SPSS computerized process.

Most patients with hypertension have a high consumption patterns, almost half of people with hypertension have physical activity as recommended. The average blood pressure of hypertensive patients was 164.87 / 86.70, there was no significant difference in blood pressure based on the consumption pattern and there was no significant difference in blood pressure based physical activity in patients with hypertension.

Keywords: blood pressure, consumption and physical activities

ABSTRAK

Hipertensi adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia, karena penyakit ini bisa memicu penyakit kelas berat lain seperti gagal jantung dan stroke.

Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan tekanan darah berdasarkan pola konsumsi makanan dan aktifitas fisik pada penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Desain penelitian Cross Sectional Study yang dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi dewasa yang berkunjung dengan sampel 76 orang yang didapatkan secara accidental sampling. Alat dan instrumen yang digunakan adalah tensimeter, stetoskop, kuesioner dan format food frekuensi quantitatif. Analisa data secara univariat dilakukan pada masing-masing variabel pola konsumsi, aktivitas fisik dan tekanan darah dengan menggunakan distribusi frekuensi. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata ( t ) menggunakan proses komputerisasi SPSS.

Sebagian besar penderita hipertensi memiliki pola konsumsi tinggi, hampir separoh penderita hipertensi memiliki aktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran. Rata- rata tekanan darah penderita hipertensi adalah 164,87/86,70, tidak ada perbedaan yang bermakna tekanan darah berdasarkan pola konsumsi.dan ada perbedaan yang bermakna tekanan darah berdasarkan aktivitas fisik pada penderita hipertensi.

(2)

Diharapkan perawat yang bertugas di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang untuk dapat meningkatkan penyuluhan kepada penderita hipertensi tentang cara pengontrolan tekanan darah dengan pola konsumsi yang rendah bersumber dari natrium dan lemak hewani serta tetap melakukan aktivitas fisik .

Kata kunci : tekanan darah, pola konsumsi dan aktifitas fisik.]

Pustaka : 20 buah ( 2004 – 2011) PENDAHULUAN

Hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%

dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan penyebab dan faktor risiko utama dari muncul dan berkembangnya Penyakit Jantung Koroner (PJK), jika dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, penderita sering tidak menyadari selama bertahun-tahun sampai terjadi komplikasi seperti stroke, serangan jantung dan gagal jantung (Bangun, 2005).

Ada beberapa faktor resiko yang dapat lebih mudah terkena tekanan darah tinggi. Faktor resiko tersebut meliputi kelebihan berat badan, kurang berolahraga, mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi, kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan terlalu banyak minum alkohol (Palmer, 2007).

Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko serangan jantung dan stroke. Risiko tersebut akan berlipat jika ditambah faktor-faktor lain, seperti riwayat keluarga, kadar

kolesterol tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, gaya hidup santai, kegemukan dan obesitas, serta beberapa kondisi lain (Kowalski, 2010).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg (Departemen Kesehatan, 2009).

Menurut Junaidi (2010), penderita hipertensi memiliki resiko terserang penyakit jantung koroner 2 kali lebih besar dan resiko yang lebih tinggi untuk terserang stroke. Apabila tidak diobati, kurang lebih setengah dari penderita hipertensi akan meninggal akibat penyakit jantung dan sekitar 33% akan meninggal akibat stroke, sementara 10-

(3)

15% akan meninggal akibat gagal ginjal. Oleh sebab itu, pengontrolan tekanan darah merupakan hal yang sangat penting.

Pola konsumsi memang tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan penyakit hipertensi. Menurut Palmer, ada beberapa penelitian yang menemukan faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi yaitu makanan yang bersumber dari Natrium seperti bumbu penyedap, garam, makanan awetan atau sumber lainnya yang mempunyai pengaruh terhadap tekanan darah.

Terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah hingga ke tingkat yang membahayakan (Palmer, 2007).

Menurut hasil penelitian Dietary Approaches To Stop Hypertension

(DASH) natrium dipublikasikan pada bulan Januari tahun 2001 juga telah terbukti bahwa apapun makanan yang dikonsumsi, dengan mengurangi Natrium akan menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian para ahli juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang bersumber dari Lemak hewani seperti jeroan daging yang mengandung Lemak jenuh yang cukup tinggi. Makanan berkadar lemak tinggi perlu diwaspadai, selain meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, orang

dengan kadar kolesterol tinggi berisiko terkena penyakit kardiovaskulear seperti serangan jantung, hipertensi, dan stroke (Kowalski, 2010).

Penyebab hipertensi yang juga penting adalah kurang aktif bergerak, kenyamanan dan kemudahan masa kini serta waktu luang yang sedikit menyebabkan orang makin kurang melakukan aktivitas fisik. Menurut Assosiasi Jantung Amerika diantara orang berumur 18 tahun ke atas di AS hanya 27% yang melakukan cukup aktivitas fisik sehingga dapat menjaga ketahanan jantungnya. Sekitar 44%

melakukan beberapa aktivitas, tapi tidak cukup bermanfaat untuk jantung.

Selanjutnya 28% tidak melakukan aktivitas sama sekali di waktu senggangnya sehingga banyak yag menderita penyakit kardiovaskuler (Sheps, 2005).

Kebiasaan bermalas-malasan semakin meningkatkan risiko melalui pengubahan kondisi otot jantung seperti yang dilakukannya pada otot- otot lain dalam tubuh. Aktivitas fisik dapat memperbaiki kecepatan jantung saat kondisi istirahat, kadar kolesterol total, kadar LDL, serta tekanan sistolik dan diastolik setelah 6 minggu.

Penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi lebih besar daripada orang bertekanan darah normal atau prehipertensi. Rata-rata,

(4)

penderita hipertensi akan mengalami penurunan tekanan sistolik dan diastolik sebanyak 11 dan 8 poin (Kowalski, 2010). Aktivitas fisik apabila dilakukan teratur akan menurunkan tekanan darah sebesar kira-kira sama dengan minum obat-obatan penurun tekanan darah. Apabila tidak melakukan aktivitas fisik sama bahaya dengan merokok, dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur setiap hari minimal 30 menit akan menyehatkan jantung dan paru – paru serta organ lain (Sheps, 2005).

Jumlah penduduk Sumatera Barat yang menderita hipertensi pada tahun 2000 merupakan yang tertinggi di Indonesia maupun di dunia. Sekitar 450.000 orang atau sekitar 19,1 % dari 4,4 juta jiwa penduduk mengalami hipertensi pada usia 40 tahun ke atas, sedangkan penderita yang berusia di

bawah 40 tahun jumlahnya mencapai

650.000 orang

(http://www.kompas.com).

Menurut laporan tahunan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2013 didapatkan bahwa jumlah penderita hipertensi yang berkunjung dan berobat di Poliklinik Penyakit Dalam sebanyak 7283 orang. Di tahun 2010, data jumlah penderita hipertensi yang berkunjung dan berobat di Poliklinik Penyakit Dalam mengalami peningkatan yaitu sebanyak 9213 orang (Laporan Tahunan RSUP DR. M. Djamil Padang).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian tentang tekanan darah berdasarkan pola konsumsi makanan dan aktifitas fisik pada penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M.

Djamil Padang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah “cross sectional study”. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi dewasa yang berkunjung di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang selama 3 bulan pengambilan data.. Sampel didapat dengan tehnik accidental sampling yaitu sebanyak 76

orang. Perolehan data primer langsung dari responden meliputi pola konsumsi dan aktivitas fisik dengan cara

wawancara menggunakan format food frekuensi quantitatif, kuesioner, dan

melakukan pengukuran darah. Dalam pengumpulan data peneliti dibantu oleh 2 orang tenaga tamatan DIII Poltekkes Padang. Data sekunder diperoleh dari Laporan tahunan Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang, meliputi jumlah penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR.

M. Djamil Padang. Analisa Univariat.

Dan analisa Bivariat.

(5)

HASIL PENELITIAN Pola Konsumsi

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Konsumsi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang

Pola Konsumsi f %

Tinggi 70 92,1

Rendah 6 7,9

Jumlah 76 100

Tabel 1. Sebagian besar (92,1%) responden dengan kategori pola

konsumsi makanan tinggi natrium dan lemak hewani.

Aktivitas Fisik

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil, Padang

Aktivitas Fisik f %

Tidak sesuai anjuran 31 40,8

Sesuai anjuran 45 59,2

Jumlah 76 100

Tabel 2 Lebih dari separo (59,2%) responden melakukan aktivitas fisik yang sesuai anjuran

Tekanan Darah

Tabel .3 Distribusi Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang

Variabel Mean Median Minimum Maksimum SD

TD Sistol 164,87 160 140 210 15,87

TD Diastol 86,70 90 60 120 13,1

Tekanan darah sistolik dan diastolik responden 164,87/86,7.

(6)

Perbedaan Tekanan Darah berdasarkan Pola Konsumsi

Tabel 4. Perbedaan Tekanan Darah Berdasarkan Pola Konsumsi Pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang

Tekanan Darah Pola konsumsi N Mean SD P Value

Sistol Tinggi

Rendah

70 6

164,71 166,67

15,67

19,66 0,775

Diastol Tinggi

Rendah

70 6

86,41 90,00

13,19

12,65 0,524

Rata-rata tekanan darah Sistolik kelompok pola konsumsi tinggi adalah 164,71, pada kelompok pola konsumsi rendah adalah 166,67. Rata-rata tekanan darah Diastolik kelompok pola konsumsi tinggi adalah 86,41, pada

kelompok pola konsumsi rendah adalah 90,00. Tidak adanya perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah baik sistolik maupun diastolik antara kelompok pola konsumsi tinggi dengan pola konsumsi rendah .

Perbedaan Tekanan Darah berdasarkan Aktifitas Fisik

Tabel.5. Perbedaan Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Fisik Pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tekanan Darah Aktifitas Fisik N Mean SD P Value Sistol Tidak sesuai anjuran

Sesuai anjuran

31 45

176,77 156,67

16,20

9,05 0,0005 Diastol Tidak sesuai anjuran

Sesuai anjuran

31 45

93,84 81,78

11,47

11,93 0,0005

Rata-rata tekanan darah Sistolik kelompok aktifitas tidak sesuai anjuran adalah 176,77, pada kelompok aktifitas sesuai anjuran adalah 156,67.

Sedangkan rata-rata tekanan darah Diastolik kelompok aktifitas tidak sesuai

anjuran adalah 93,84, pada kelompok aktifitas sesuai anjuran adalah 81,78.

Adanya perbedaan yang signifikan rata- rata tekanan darah baik sistolik maupun diastolik antara kelompok aktifitas fisik yang tidak sesuai anjuran dengan yang sesuai anjuran.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari angka rata- rata tekanan darah sistolik penderita hipertensi di poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang tersebut

sudah menunjukkan terjadinya hiper-tensi karena melebihi angka 140 mmHg yaitu 164,87, tetapi bila dilihat dari angka rata-rata tekanan darah

(7)

diastoliknya belum melebihi 90 mmHg, namun sudah hampir mendekati (86,7 mmHg). Hal ini menunjukkan tekanan darah penderita hipertensi tersebut cenderung tidak terkontrol.

Hasil penelitian Elvianasti (2008) pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan juga bahwa hampir separoh (36,4%) penderita hipertensi berat. Menurut Sheps (2005) dengan bertambahnya umur, resiko mendapat hipertensi pun meningkat. Tekanan darah secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan seperti itu membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang dan bila tekanan darah tinggi tidak dikontrol dengan baik, maka dapat terjadi berbagai komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular, seperti:

angina, serangan jantung, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, dan masalah mata. (Palmer, 2007). Upaya yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan pada penderita hipertensi serta penyebaran leaflet tentang pengontrolan tekanan darah.

Perbedaan Tekanan Darah berdasar- kan Pola konsumsi Pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah baik sistolik maupun diastolik antara kelompok pola konsumsi tinggi dengan pola konsumsi rendah pada penderita hipertensi.

Berbeda dengan hasil penelitian Elvianasti (2008) didapatkan adanya perbedaan tekanan darah berdasarkan pola konsumsi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo. Dapat dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo hanya pada lansia, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada umur dewasa (> 20 tahun).Juga bisa diakibatkan oleh teknik dalam penentuan sampel pada penelitian ini tidak menggunakan teknik random sampling, sehingga tidak persentative jumlahnya.

Penelitian para ahli membuktikan bahwa ada hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan yang bersumber dari natrium ataupun lemak hewani, mereka menyebutkan bahwa natrium bersama klorida makanan sebenarnya membantu tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah, namun jumlah yang berlebih dapat

(8)

menahan (retensi) air sehingga meningkatkan jumlah volume darah akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompakan darah dan tekanan darah menjadi naik (Vitahealth, 2006). Apapun makanan dengan mengurangi natrium akan menurunkan tekanan darah (Dietary Approaches to Stop Hypertension / DASH, 2001).Konsumsi lemak hewani sering juga berdampak pada peningkatan tekanan darah, akan terjadi peningkatan kadar kolesterol di dalam darah yang membentukan plak dalam arteri (arteriosklerosis) sehingga arteri menyempit dan sulit untuk mengembang, perubahan ini dapat meningkatkan tekanan darah (Sheps, 2005).

Upaya yang dilakukan untuk dapat tetap mestabilkan tekanan darah bagi penderita hipertensi yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada penderita hipertensi tentang pola konsumsi yang sehat yang rendah natrium dan lemak hewani serta penyebaran leaflet tentang hipertensi.

Perbedaan Tekanan Darah berdasar- kan Aktivitas Fisik Penderita Hiper- tensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan rata-

rata tekanan darah baik sistolik maupun diastolik antara kelompok aktifitas fisik yang tidak sesuai anjuran dengan yang sesuai anjuran.. Penelitian Elvianasti (2008) juga mendapatkan bahwa ada perbedaan tekanan darah berdasarkan aktifitas fisik penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tekanan darah lebih jelas bila berdasarkan aktifitas fisik. Apabila aktivitas fisik tetap dilakukan sesuai dengan anjuran, maka akan didapatkan rata-rata tekanan darah tetap terkontrol, walaupun memiliki pola konsumsi yang tinggi Natrium dan Lemak hewani.

Karena dengan aktivitas fisik dapat melancarkan peredaran darah dari berbagai sumbatan atau hambatan yang dapat terjadi di dalam pembuluh darah.

Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5–10 mmHg. Aktivitas yang teratur lebih penting daripada intensitasnya.

Sedapatnya aktivitas fisik dilakukan dengan intensitas sedang paling tidak selama 30 menit setiap hari atau hampir setiap hari dalam seminggu (Sheps, 2005).Menurut Sutarina (2007) manfaat olahraga adalah untuk mengendalikan berbagai penyakit degeneratif dan tidak menular seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes.

(9)

Upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan terutama menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan aktivitas fisik yang

sesuai anjuran yaitu ≥ 3 x seminggu dengan intensitas ≥ 30 menit agar peningkatan tekanan darah dapat dihindari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian Sebagian besar penderita hipertensi memiliki pola konsumsi tinggi Natrium dan Lemak hewani.Hampir separoh penderita hipertensi memiliki aktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran. Rata- rata tekanan darah penderita hipertensi adalah 164,87/86,70. Tidak ada perbedaan yang bermakna tekanan darah berdasarkan pola konsumsi pada penderita hipertensi. Ada perbedaan yang bermakna tekanan darah berdasarkan aktivitas fisik pada penderita hipertensi.

Diharapkan melalui Direktur RSUP DR M Djamil Padang dapat memotivasi perawat yang bertugas di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang untuk dapat meningkatkan penyuluhan kepada klien penderita hipertensi tentang cara pengontrolan tekanan darah dan faktor penyebab tekanan darah yang tidak terkontrol terutama dari pola konsumsi yang bersumber dari natrium dan lemak hewani serta aktivitas fisik pada penderita hipertensi dan keluarganya di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR M Djamil Padang.

DAFTAR PUSTKA

Almatsier, Sunita, 2004. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia.

Bangun, A. P., 2005. Terapi jus dan ramuan tradisional untuk hipertensi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Barasi, Mary E., 2007. At a glance ilmu gizi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Beevers, 2002. Bimbingan dokter pada tekanan darah tinggi. Jakarta:

Dian Rakyat.

Brunner dan Suddart, 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah.

Jakarta: EGC.

Junaidi, Iskandar, 2010. Hipertensi.

Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Kowalski, Robert E., 2010. Terapi hipertensi. Bandung: Penerbit Qanita.

Laporan tahunan RSUP DR. M. Djamil Padang 2012

Marliani, lili dan S., Tantan, 2007. 100 questions & answers hipertensi.

(10)

Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo

Palmer, Anna, 2007. Tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga.

Purwati, Susi, dkk, 2003. Perencanaan menu untuk penderita

hipertensi. Jakarta: Penobar Swadaya.

Russel, Dorothy M., 2011. Bebas dari 6 penyakit paling mematikan.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Sheps, Saldon G., 2005. Mayo clinic hipertensi. Jakarta: Mayo Clinic Health Information.

Sudarmoko, Arief, 2010. Tetap

tersenyum melawan hipertensi.

Yogyakarta: Penerbit Atma Media Press.

Vitahealth, 2005. Hipertensi. Jakarta:

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

http://www.kompas.com

World Health Organization, WHO World Health Organization Report 2005, Genewa : WHO, 2008.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Konsumsi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR
Tabel 4. Perbedaan Tekanan Darah Berdasarkan Pola Konsumsi Pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP DR

Referensi

Dokumen terkait

The result of this study are: (1) students’ achievement after treatment given is higher than before treatment given both by SAVI approach and conventional

bantuan, bila diperlukan. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan poster dan hasil diskusi di depan kelas.. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan kritikan terhadap hasil

(c) Read and think about the headings and subheadings. They outline the major topics and subtopics within the chapter. Consider making a chapter map, as: 1) Notice pictures

Perilaku individu dalam bekerja menentukan tinggi rendahnya kinerja seorang pekerja. Penilaian perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan diperlukan agar para karyawan dapat

Dalam Proses pelasanaan pembelajaran dari rumah atau proses pembelajaran jarak jauh ini, pemanfaatan aplikasi teknologi dan data internet (sinyal) dapat dimanfaatkan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakan Desa Bonto Marannu Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng salah satu cara memperoleh sirih (Piper Betle L.)

Teknik ini digunakan untuk mencari data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian, dalam kaitannya untuk melengkapi data primer.. HASIL DAN

1. Huraikan pengaruh asing yang terdapat dalam masyarakat Melayu dengan mengemukakan contoh-contoh yang sesuai serta mengaitkannya dengan pelaksanaan