• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan keinginan pelanggan ke dalam spesifik desain. Dalam penggunaan QFD ini, dua tujuan yang ingin dicapai adalah: (1) menentukan rancangan fungsional produk yang akan memuaskan keinginan pelanggan dan (2) mentranslasikan keinginan konsumen tersebut ke dalam spesifik desain produk.

Perencanaan mutu dengan QFD terdiri dari beberapa langkah, yaitu mengidentifikasi keinginan pelanggan, mengidentifkasi atribut respon teknis, menghubungkan keinginan pelanggan dan atribut respon teknis, dan mengevaluasinya. Analisis QFD ini akan direpresentasikan dengan bantuan berupa gambaran rumah, yang disebut HOQ (House of Quality). Prinsip pokok analisis ini, dalam perencanaan mutu, adalah keterkaitan antara 2 (dua) sumbu matriks HOQ, yaitu atribut mutu kelapa sawit, CPO dan minyak goreng dan faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap mutu. Faktor-faktor dominan tersebut selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan faktor-faktor dominan yang paling prioritas dan kemudian yang prioritas tersebut diberi perlakuan tertentu agar menjadi lebih baik, sehingga akhirnya atribut mutu komoditas berbasis kelapa sawit dapat menjadi lebih baik juga dari sebelumnya.

6.1. Atribut Mutu Kelapa Sawit

Susunan prioritas atribut mutu tandan buah sawit tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 dan direpresentasikan dalam Gambar 22.

Tabel 24. Atribut mutu tandan buah sawit

Atribut Mutu Prioritas Prioritas dalam QFD

Persyaratan pemanenan 2 4

Kematangan buah 1 5

Berat buah sawit minimal 10 kg 2 4

Brondolan 3 3

Panjang tangkai 5 1

pengumpulan TBS di TPH 4 2

(2)

Pada Tabel 24, yang menjadi prioritas dalam atribut mutu tandan buah sawit adalah kematangan buah. Kematangan buah yang optimum, yaitu pada saat tandan buah sawit mengandung minyak dan kernel tertinggi yang ditandai dengan mudahnya berondolan lepas dari tandannya dan berat tandan buah sawit ± 10 Kg.

Dari Gambar 22 terlihat bahwa atribut mutu kematangan buah sangat dipengaruhi oleh teknik pemanenan, pengukuran kematangan buah dan lama waktu pendistribusian tandan buah sawit ke pabrik minyak kelapa sawit (PMKS).

Rangkaian tahapan proses yang paling mempengaruhi atribut mutu adalah teknik pemanenan, seperti terlihat pada Gambar 22. Atribut mutu lain yang dipengaruhi diantaranya persyaratan pemanenan, yang meliputi pemanenan buah sawit yang matang, ditandai dengan warna buah kuning keemasan; penggunaan alas atau terpal dipiringan pohon sawit, dengan tujuan tandan buah sawit yang dipanen tidak jatuh pada area basah dan berlumpur, yang disebabkan curah hujan tinggi dan banjir serta kondisi tanah yang berlumpur sehingga tandan buah sawit menjadi kotor serta alat yang digunakan untuk memanen disesuaikan dengan ketinggian pohon sawit yang akan di panen.

Kotoran yang ikut dalam proses pengolahan akan mempengaruhi mutu minyak sawit yang dihasilkan melalui pengukuran parameter pengotor. Selain kotoran, air yang terbawa dalam tandan buah sawit yang dipanen pada areal berawa atau banjir juga mempengaruhi kandungan kadar air tandan buah sawit, dan akan terus mengikut pada proses pengolahan.

Pengaturan ketinggian alat dalam pemanenan bertujuan agar tandan buah yang dipanen tidak mengalami kerusakan fisik buah yang disebabkan kesalahan pemotongan saat panen. Kematangan buah menandakan kandungan minyak optimum dan menandakan kandungan asam lemak bebas sebagai indikator yang mempengaruhi mutu dalam pengolahan di industri hulu dan hilir serta produk yang dihasilkannya.

Atribut mutu lain yang dipengaruhi oleh teknik pemanenan yaitu kematangan buah, dimana buah yang dipanen adalah buah yang matang, berat buah sawit minimal 10 kg, brondolan yang terjatuh sebagai tanda kematangan buah sawit, panjang tangkai tandan buah sawit yang telah dipanen adalah 1 cm dan pengumpulan

(3)

tandan buah sawit di

piringan pohon sawit merupakan indikator kematangan buah sawit dan dilakukan pemanenan. Pengutipan brondolan sangat penting karena brondolan mengandung minyak sampai 48% dimana

minyak.

Tahapan proses p

tempatkan di tempat penampungan hasil.

diangkut dengan menggunakan lori ke area tempat penampungan hasil. Yang menjadi perhatian adalah kondisi

menggunakan alas untuk mencegah yang berasal dari kebun plasma sortasi serta penyimpanan di koperasi.

Persyaratan pemanenan Kematangan buah Berat tandan buah sawit Brondolan

Panjang tangkai

pengumpulan TBS di TPH Bobot Absolut

Bobot Relatif

Keterangan : Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses : 10 = kuat

Hubungan antara + = mempengaruhi

√ = saling mempengaruhi

Gambar 22. Rumah Kualitas (QFD I) atribut mutu tandan buah sawit dengan tahapan proses

di tempat penampungan hasil. Brondolan yang terjatuh di sekitar piringan pohon sawit merupakan indikator kematangan buah sawit dan dilakukan Pengutipan brondolan sangat penting karena brondolan mengandung pai 48% dimana tandan buah sawit (TBS) hanya mengandung 22%

Tahapan proses perlakuan tandan buah sawit yang berasal dari tempatkan di tempat penampungan hasil. Tandan buah sawit

diangkut dengan menggunakan lori ke area tempat penampungan hasil. Yang perhatian adalah kondisi tempat penampungan hasil

menggunakan alas untuk mencegah tandan buah sawit kotor. Tandan buah sawit kebun plasma selanjutnya diserahkan ke koperasi, dan dilakukan sortasi serta penyimpanan di koperasi.

Teknik pemanenan Pengukuran kematangan buah Pengutipan Brondolan Perlakuan TBS di TPH Penyimpanan TBS di Koperasi Transportasi TBS ke PMKS

10 10 5 1 1 1

10 10 1 5 5 5

buah sawit ± 10 kg 10 1 1 1 1 1

10 1 10 1 1 1

10 1 1 1 1 1

pengumpulan TBS di TPH 1 1 1 10 10 1

134 44 52 57 57 21

0,34 0,11 0,13 0,15 0,15 0,05 Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses :

10 = kuat 5 = sedang 1 = lemah Hubungan antara proses:

= mempengaruhi - = dipengaruhi

√ = saling mempengaruhi ● = tidak ada hubungan

. Rumah Kualitas (QFD I) atribut mutu tandan buah sawit dengan tahapan proses

Brondolan yang terjatuh di sekitar piringan pohon sawit merupakan indikator kematangan buah sawit dan dilakukan Pengutipan brondolan sangat penting karena brondolan mengandung (TBS) hanya mengandung 22%

yang berasal dari kebun inti di Tandan buah sawit setelah dipanen, diangkut dengan menggunakan lori ke area tempat penampungan hasil. Yang tempat penampungan hasil bersih dan selalu Tandan buah sawit lanjutnya diserahkan ke koperasi, dan dilakukan

Transportasi TBS ke PMKS Lama waktu (antara panen dengan pendistribusian ke PMKS) Prioritas

1 2

10 1

1 2

1 3

1 5

1 4

26 0,05 0,07

. Rumah Kualitas (QFD I) atribut mutu tandan buah sawit dengan

(4)

Tahapan proses transportasi tandan buah sawit ke pabrik minyak kelapa sawit untuk TBS dari kebun inti didistribusikan langsung ke pabrik minyak kelapa sawit.

Sedangkan tandan buah sawit yang berasal dari kebun plasma, pendistribusian ke pabrik minyak kelapa sawit dilakukan melalui koperasi-koperasi yang melakukan kerjasama dengan pabrik pengolah.

Tahapan proses pendistribusian yang mempengaruhi atribut mutu adalah lama waktu pendistribusian hasil panen ke pabrik minyak kelapa sawit. Tandan buah sawit yang telah dipanen, diharapkan didistribusikan pada hari yang sama dengan pemanenan. Tujuannya adalah tandan buah sawit yang telah dipanen tidak mengalami kerusakan.

6.2. Atribut Mutu Minyak Sawit

Prioritas utama dalam atribut mutu minyak sawit adalah kandungan asam lemak bebas, seperti terlihat dalam Tabel 25. Persyaratan standar kandungan asam lemak bebas adalah 3% - 5%. Semakin rendah kandungan asam lemak bebas dalam minyak sawit kasar akan mempengaruhi nilai jual produk tersebut. Data yang diperoleh dari performance PT ASL menunjukkan kandungan asam lemak berada dalam batas standar yang dipersyaratkan, seperti representasi yang diperlihatkan dalam Gambar 23.

Tabel 25. Atribut mutu minyak sawit kasar.

Atribut Mutu Bobot Prioritas Prioritas dalam QFD

Kadar Asam Lemak bebas 0.26 1 5

Kadar Air 0.18 4 2

Kadar Pengotor 0.20 3 3

Harga 0.12 5 1

Ketepatan pengiriman 0.24 2 4

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

% ALB

Bulan

(5)

Keterangan : Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses : 10 = kuat

Hubungan antara + = mempengaruhi

√ = saling mempengaruhi

Representasi yang diperlihatkan dalam antar proses yang paling mempengaruhi

tahapan tahapan proses pengepresan dan pendistribusian CPO

pengepresan, buah sawit yang telah terpisah dengan tandan di press untuk memperoleh minyak, dengan menggunakan suhu dan tekanan tertentu. Semakin tinggi suhu yang dipergunakan, akan merusak mutu minyak yang dihasilkan karena kandungan asam lemak bebas akan meningkat. Dalam pendistribusian produk minyak sawit (CPO) teknik distribusi dan lam

mendistribusikan ke konsumen akan mempengaruhi asam lemak bebas CPO. Teknik distribusi yang diperhatikan adalah CPO didistribusikan dengan menggunakan tangki yang khusus untuk CPO, bukan tangki yang digunakan untuk mengangkut

Kadar Asam Lemak bebas Kadar Air

Kadar Pengotor Harga

Ketepatan pengiriman Bobot Absolut Bobot Relatif

Gambar 24. Rumah kualitas (QFD II) atribut mutu minyak sawit dengan tahapan proses

Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses : 10 = kuat 5 = sedang 1 = lemah Hubungan antara proses:

= mempengaruhi - = dipengaruhi

√ = saling mempengaruhi ● = tidak ada hubungan

Representasi yang diperlihatkan dalam Gambar 24 (QFD

antar proses yang paling mempengaruhi atribut kadar asam lemak bebas tahapan proses pengepresan dan pendistribusian CPO

, buah sawit yang telah terpisah dengan tandan di press untuk nyak, dengan menggunakan suhu dan tekanan tertentu. Semakin tinggi suhu yang dipergunakan, akan merusak mutu minyak yang dihasilkan karena kandungan asam lemak bebas akan meningkat. Dalam pendistribusian produk minyak sawit (CPO) teknik distribusi dan lama waktu yang diperlukan untuk mendistribusikan ke konsumen akan mempengaruhi asam lemak bebas CPO. Teknik distribusi yang diperhatikan adalah CPO didistribusikan dengan menggunakan tangki yang khusus untuk CPO, bukan tangki yang digunakan untuk mengangkut

Penerimaan TBS dan sortir Pembongkaran TBS Perebusan Pelumatan Pengepresan Penyaringan Penyimpanan Sementara

Kadar Asam Lemak bebas 5 5 1 1 10 5 5

5 1 5 1 10 1 5

5 5 1 1 10 10 1

1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1

47 31 31 15 87 46 35

0.12 0.08 0.08 0.04 0.23 0.12 0.09

Gambar 24. Rumah kualitas (QFD II) atribut mutu minyak sawit dengan tahapan

• •

• • • •

• • • •

••

• •

QFD II), keterkaitan atribut kadar asam lemak bebas adalah tahapan proses pengepresan dan pendistribusian CPO. Pada proses , buah sawit yang telah terpisah dengan tandan di press untuk nyak, dengan menggunakan suhu dan tekanan tertentu. Semakin tinggi suhu yang dipergunakan, akan merusak mutu minyak yang dihasilkan karena kandungan asam lemak bebas akan meningkat. Dalam pendistribusian produk a waktu yang diperlukan untuk mendistribusikan ke konsumen akan mempengaruhi asam lemak bebas CPO. Teknik distribusi yang diperhatikan adalah CPO didistribusikan dengan menggunakan tangki yang khusus untuk CPO, bukan tangki yang digunakan untuk mengangkut solar atau

Pendistribusian CPO (teknik dan lama distribusi) Prioritas

10 1

1 4

1 3

10 5

10 2

87 0.23

Gambar 24. Rumah kualitas (QFD II) atribut mutu minyak sawit dengan tahapan

(6)

minyak pelumas. Waktu yang diperlukan dalam pendistribusian semakin cepat semakin baik, karena pendistribusian yang terlalu lama akan mempengaruhi mutu CPO dengan peningkatan kandungan asam lemak bebas serta mempengaruhi harga penjualan CPO.

Pada proses pengepresan, selain mempengaruhi kandungan asam lemak bebas, juga mempengaruhi kadar air dan kadar pengotor. Kadar air dipengaruhi dari proses sebelumnya yaitu proses perebusan yang menggunakan air. Semakin banyak air yang terserap dalam buah, akan meningkatkan kadar air dalam minyak. Kadar pengotor dipengaruhi dari proses sebelumnya juga yaitu proses pelumatan, memisahkan buah dari tandannya. Proses pemisaham yang tidak sempurna, seperti serat yang banyak terikut dalam buah akan ikut dalam pengepresan, yang diidentifikasi sebagai pengotor dalam minyak.

Pada proses selanjutnya yaitu penyaringan, sangat mempengaruhi kandungan pengotor dalam minyak. Penyaringan yang sempurna mampu mengurangi atau menghilangkan pengotor yang terdapat dalam minyak. Kadar pengotor menjadi salah satu parameter mutu yang dilihat dalam penjualan minyak sawit.

6.3. Atribut Mutu Minyak Goreng

Prioritas dalam atribut mutu minyak goreng adalah warna minyak cerah, seperti terlihat dalam Tabel 26. Persyaratan SNI minyak goreng memaparkan salah satu persyaratan mutu minyak goreng adalah warna minyak kuning terang. Warna yang diinginkan konsumen diasumsikan sama dengan yang dipersyaratkan standar.

Selain warna minyak goreng, atribut mutu yang diinginkan oleh konsumen adalah kesesuaian dengan standar SNI minyak goreng.

Tabel 26. Atribut mutu minyak goreng

Atribut Mutu Bobot Prioritas Prioritas dalam QFD

Warna Minyak Cerah 0.406 1 4

Produk sesuai SNI Minyak Goreng 0.313 2 3

Informasi produk : MD, Halal 0.219 3 2

Kemasan produk 0.063 4 1

Representasi yang diperlihatkan pada Gambar 25 (QFD III), keterkaitan antar proses terhadap atribut mutu warna minyak goreng yaitu proses degumming dan

(7)

bleaching deodorizing

minyak dengan memberikan reaksi fosfatasi hingga getah menggumpal dan terpisah dari minyak. Getah yang menggumpal adalah kotoran yang terdapat dalam minyak sawit. Selain dapat mempengaruhi terhadap warna minyak menjadi l

proses ini diharapkan mampu menurunkan kadar pengotor dalam minyak.

Bleaching yaitu proses penjernihan dengan memasukan absorben ( Proses ini membuat CPO menjadi lebih terang

membuat minyak berwarna cerah acid dan penghilangan bau.

sangat ditentukan.

disebabkan karena perbe

dilakukan dengan cara mendinginkan minyak RBDPO secara bertahap dalam beberapa segmen temperatur.

goreng kedalam pengemas. Bahan pengemas yang diin tranparan sehingga minyak goreng dapat terlihat oleh konsumen.

Warna Minyak Cerah

Produk sesuai dengan SNI Minyak Goreng Informasi produk : MD, Halal

Kemasan produk Bobot Absolut Bobot Relatif

Keterangan : Hubungan persyaratan pelanggan dengan 10 = kuat

Hubungan antara + = mempengaruhi

√ = saling mempengaruhi

Gambar 25. Rumah kualitas (QFD III) atribut mutu minyak goreng dengan tahapan proses

bleaching deodorizing. Proses degumming yaitu proses menghilangkan getah minyak dengan memberikan reaksi fosfatasi hingga getah menggumpal dan terpisah dari minyak. Getah yang menggumpal adalah kotoran yang terdapat dalam minyak

Selain dapat mempengaruhi terhadap warna minyak menjadi l

proses ini diharapkan mampu menurunkan kadar pengotor dalam minyak.

yaitu proses penjernihan dengan memasukan absorben (

membuat CPO menjadi lebih terang sehingga pada proses selanjutnya akan nyak berwarna cerah . Deodorizing yaitu proses pemisahan free fatty acid dan penghilangan bau. Pada tahapan proses ini, kandungan asam lemak bebas Crystallization yaitu pembentukan kristal-kristal stearin yang disebabkan karena perbedaan titik beku antara stearin dan olein.

dilakukan dengan cara mendinginkan minyak RBDPO secara bertahap dalam beberapa segmen temperatur. Proses pengemasan adalah proses mengemas minyak goreng kedalam pengemas. Bahan pengemas yang diinginkan konsumen adalah tranparan sehingga minyak goreng dapat terlihat oleh konsumen.

Penerimaan CPO Degumming Bleaching + Deaodorizing Cristalization + Fractination Pengemasan

1 10 10 1 1

Produk sesuai dengan SNI Minyak Goreng 1 10 10 10 1

Informasi produk : MD, Halal 1 5 5 1 1

1 1 1 1 10

10 49 49 10 46

0.05 0.27 0.27 0.15 0.2 Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses :

10 = kuat 5 = sedang 1 = lemah Hubungan antara proses:

= mempengaruhi - = dipengaruhi

√ = saling mempengaruhi ● = tidak ada hubungan

kualitas (QFD III) atribut mutu minyak goreng dengan tahapan yaitu proses menghilangkan getah minyak dengan memberikan reaksi fosfatasi hingga getah menggumpal dan terpisah dari minyak. Getah yang menggumpal adalah kotoran yang terdapat dalam minyak Selain dapat mempengaruhi terhadap warna minyak menjadi lebih cerah, proses ini diharapkan mampu menurunkan kadar pengotor dalam minyak.

yaitu proses penjernihan dengan memasukan absorben (bleaching earth).

sehingga pada proses selanjutnya akan yaitu proses pemisahan free fatty Pada tahapan proses ini, kandungan asam lemak bebas kristal stearin yang daan titik beku antara stearin dan olein. Pengkristalan ini dilakukan dengan cara mendinginkan minyak RBDPO secara bertahap dalam proses mengemas minyak ginkan konsumen adalah

Pengemasan Prioritas

1 1

1 2

1 3

10 4

46 0.25

kualitas (QFD III) atribut mutu minyak goreng dengan tahapan

(8)

6.4. Atribut Mutu Integrasi

Representasi yang diperlihatkan pada Gambar 26 (QFD IV), menunjukkan keterkaitan antara proses terhadap mutu sepanjang rantai yang diamati secara terintegrasi. Dari hasil analisa diketahui bahwa tahapan proses teknik pemanenan menjadi faktor utama yang mempengaruhi atribut mutu keinginan konsumen.

Atribut mutu yang dipengaruhi yaitu kematangan buah (atribut mutu kelapa sawit), kadar asam lemak bebas (atribut mutu minyak sawit) dan warna minyak cerah (atribut mutu minyak goreng).

Tahapan proses berikutnya yang mempengaruhi atribut mutu yaitu tahapan pengepresan dan pendistribusian minyak sawit (CPO). Tahapan pengepresan akan mempengaruhi kandungan asam lemak bebas minyak sawit yang dihasilkan, dengan menggunakan suhu dan tekanan tertentu akan mempengaruhi mutu minyak sawit yang dihasilkan. Dalam pendistribusian CPO, teknik pendistribusian dan lama pendistribusian akan mempengaruhi mutu CPO. Teknik pendistribusian ditinjau dari truk tangki yang dipergunakan dalam distribusi CPO dengan melihat riwayat penggunaan tangki apakah pernah digunakan untuk produk selain CPO, seperti solar atau pelumas lainnya. Jika penggunaan truk tangki untuk CPO juga digunakan untuk solar atau minyak pelumas lainnya, maka mutu CPO akan menurun dan mengkontaminasi produk CPO yang akan didistribusikan untuk dipasarkan.

Selain alat transportasi yang digunakan untuk pendistribusian CPO, lama waktu pendistribusian juga mempengaruhi mutu CPO. Parameter yang dilihat dari atribut mutu minyak sawit adalah kandungan asam lemak bebas. Semakin lama pendistribusian CPO, minyak sawit akan mengalami proses oksidasi dan akan meningkatkan kandungan asam lemak bebas.

Atribut mutu minyak sawit yang mendominasi dan mempengaruhi rantai proses pemanenan terhadap rantai proses berikutnya (pengolahan minyak sawit) adalah asam lemak bebas. Dari penjelasan diatas telah diketahui proses yang mempengaruhi kadar asam lemak bebas adalah teknik pemanenan dan lama waktu pendistribusian minyak sawit.

Atribut mutu yang menjadi faktor keinginan konsumen dalam minyak goreng adalah warna minyak cerah dan produk minyak goreng yang dihasilkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) minyak goreng. Dalam SNI minyak

(9)

goreng dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak goreng adalah kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar pengotor. Seluruh parameter SNI tersebut, dipengaruhi oleh rangkaian tahapan proses sebelumnya yaitu proses pengepresan dan pendistribusian CPO sebagai bahan baku dalam pembuatan minyak goreng. Hasil penelitian minyak sawit dan minyak goreng terhadap parameter yang dipersyaratkan oleh SNI, telah memenuhi seluruhnya dan dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.

(10)

Pemanenan Pengolahan Minyak Sawit Pengolahan Minyak Goreng

teknik pemanenan pengukuran kematangan buah pengutipan brondolan perlakuan TBS di TPH penyimpanan TBS di Koperasi Transportasi TBS ke PMKS lama waktu (antara panen dengan pendistribusian ke PMKS) penerimaan TBS dan sortir pembongkaran TBS perebusan pelumatan pengepresan penyaringan penyimpanan sementara pendistribusian CPO (teknik dan distribusi) penerimaan CPO degumming bleaching + deodorizing cristalization + fractination pengemasan Atribut mutu

TBS Persyaratan pemanenan 10 10 5 1 1 1 1 2

Kematangan buah 10 10 1 5 5 5 10 1

Berat tandan buah sawit ± 10 kg 10 1 1 1 1 1 1 2

Brondolan 10 1 10 1 1 1 1 3

Panjang tangkai 10 1 1 1 1 1 1 5

Pengumpulan TBS di TPH 1 1 1 10 10 1 1 4

Atribut mutu

minyak sawit Kadar asam lemak 10 10 5 5 1 1 10 5 5 10 1

Kadar air 5 1 5 1 10 1 5 1 4

Kadar pengotor 5 5 1 1 10 10 1 1 3

Harga 1 1 1 1 1 1 1 10 5

Ketepatan pengiriman 1 1 1 1 1 1 1 10 2

Atribut mutu minyak goreng

Warna minyak cerah 1 10 10 1 1 1

Produk sesuai dengan SNI minyak

goreng 10 10 1 10 10 10 1 2

Informasi produk : MD, Halal 1 5 5 1 1 3

Kemasan produk 1 1 1 1 10 4

Bobot Absolut 144 44 52 57 57 21 36 47 31 31 15 107 46 35 107 10 49 49 28 46

Prioritas

Bobot Relatif 0,14 0,04 0,05 0,06 0,06 0,02 0,04 0,05 0,03 0,03 0,01 0,11 0,05 0,03 0,11 0,01 0,05 0,05 0,03 0,

05

Rangking 1 5 4 3 3 7 5 4 6 6 8 2 4 6 2 8 4 4 6 4

Keterangan : Hubungan persyaratan pelanggan dengan proses : 10 = kuat 5 = sedang 1 = lemah

Hubungan antara proses: + = mempengaruhi - = dipengaruhi √ = saling mempengaruhi ● = tidak ada hubungan

Gambar 26. Rumah kualitas (QFD IV) atribut mutu dengan tahapan proses

• • • • • • • • • • • • • • •

••

• •

• • •

••

••

• • •

••

• •

••

• •

••

••

••

••

• •

••

••

••

• •

••

• •

••

••

••

•••

• •

••

• •

• • • • ••

• • ••

• •

• • •• • •

• •

√ √ √ √ √

••

√ √ √

•••

Gambar

Gambar  22.    Rumah  Kualitas  (QFD  I)  atribut  mutu  tandan  buah  sawit  dengan  tahapan proses
Tabel 25.  Atribut mutu minyak sawit kasar.
Gambar 24.  Rumah kualitas (QFD II) atribut mutu minyak sawit dengan  tahapan  proses
Gambar 26.  Rumah kualitas (QFD IV) atribut mutu dengan  tahapan proses

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan

Tujuan khususnya adalah; (1) meningkatkan keterampilan kelompok pemuda produktif di karang taruna sebagai sasaran antara yang strategis dalam mendesain produk dan

7 Tahun 2016 memuat bahwa permohonan persetujuan pengambilan minuta akta atau protokol notaris dan pemanggilan notaris yang diajukan oleh pihak Penyidik, Penuntut

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

[r]

asesmen peneliti bisa tahu masalah apa saja yang dialami siswa tunagrahita ringan. dan peneliti bisa membuat program layanan bimbingan dan konseling

Results of significant different of percent canopy cover (extracted by Lidar data) between managed and unmanged stands using independent T-test showed that there

Banyaknya keluhan pemakai layanan jasa internet terhadap provider Indosat (IM2) dan Telkomsel (Telkomsel Flash) karena adanya ketidakpuasan pengguna terhadap layanan