• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. Kondisi Geografis 1. Letak Wilayah

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 870,65 Km

2

. Secara geografis, Kabupaten Temanggung terletak diantara 7°04′ LS – 7°24’ LS (Lintang Selatan) dan 109°55′ BT – 110°19’ BT (Bujur Timur). Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Temanggung

(2)

II - 2

Tabel 2.1. Luas dan Batas Wilayah Kecamatan

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Secara Administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 Kecamatan, 266 desa dan 23 kelurahan, dengan 1.584 dusun/lingkungan.

Luas wilayah per kecamatan dan batas wilayahnya dapat dilihat pada tabel 2.1.

2. Topogafi

Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran pada ketinggian antara 500 – 1.450 meter diatas permukaan laut. Sedangkan yang berada diatas ketinggian tersebut merupakan pegunungan yaitu pada lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Karakteristik topografi terkait dengan ketinggian tempat, wilayah Kabupaten Temanggung terbagi kedalam 5 kelas ketinggian yaitu 400-500 meter dpl, 500-750 meter dpl, 750-1000 meter dpl, 1000-1500 meter dpl dan 1500-3000 meter dpl (tabel 2.2).

LUAS DAN BATAS WILAYAH KECAMATAN

Km² Utara Timur Selatan Barat

Parakan 22,23 Ngadirejo Kedu Bulu Bansari

Kledung 32,21 Bansari Bulu,Parakan Kab.Magelang Kab. Wonosobo

Bansari 22,54 Ngadirejo Parakan Kledung Candiroto

Bulu 43,04 Parakan, Kedu Temanggung Tlogomulyo Kledung Temanggung 33,39 Kedu,

Kandangan

Kaloran, Kranggan

Tembarak Tlogomulyo, Bulu

Tlogomulyo 24,84 Bulu Temanggung Tembarak Kab. Magelang Tembarak

26,84 Tlogomulyo, Temanggung

Kranggan Selopampang Tlogomulyo Selopampang 17,29 Tembarak Kranggan Kab. Magelang Tlogomulyo Kranggan 57,61 Kaloran Pringsurat Kab. Magelang Temanggung Pringsurat 57,27 Kaloran Kab. Magelang Kab. Magelang Kranggan Kaloran 63,92 Kandangan Kab. Semarang Temanggung Kranggan Kandangan 78,36 Kab. Semarang Kab. Semarang Temanggung Kedu Kedu

34,96 Jumo, Gemawang

Kandangan, Kaloran

Temanggung Parakan, Bulu

Ngadirejo 53,31 Candiroto Jumo Bansari Candiroto

Jumo 29,32 Candiroto, Gemawang

Gemawang Kedu Ngadirejo

Gemawang

67,11 Semarang Kandangan, Kab.Smg

Kedu Candiroto, Jumo

Candiroto 59,94 Bejen Gemawang Jumo Wonoboyo

Bejen 68,84 Kab.Kendal Kab.Semarang Candiroto, Gemawang

Tretep, Kab.Kendal Tretep 33,65 Kab.Kendal Bejen,Wonoboyo Wonoboyo Kab.Wonosobo

Wonoboyo 43,98 Tretep Candiroto Candiroto Kab.Wonosobo

(3)

II - 3

Tabel 2.2. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Air Laut (Ha)

No Kecamatan 400-500 (m dpl)

500-750 (m dpl)

750-1000 (m dpl)

1000-1500 (m dpl)

1500-3000 (m dpl)

Jumlah luas Wilayah

1 Parakan1) - 103 1.208 2.375 1.510 5.196

2 Bulu - 818 1.915 1.824 923 5.480

3 Temanggung2) 2.055 7.079 502 210 286 10.132

4 Tembarak3) 533 1.548 852 890 477 4.300

5 Pringsurat 66 4.610 1.052 - - 5.728

6 Kaloran - 3.522 2.433 237 - 6.192

7 Kandangan 618 7.768 1.529 - - 9.915

8 Kedu - 3.633 330 - - 3.963

9 Jumo4) 977 4.095 2.138 - - 7.210

10 Ngadirejo - - 2.612 1.979 1.012 5.603

11 Candiroto5) 4.219 2.935 3.504 470 613 11.741

12 Tretep6) - 83 2.004 3.461 1.608 7.156

Jumlah 8.468 36.194 20.079 11.446 6.429 82.616

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008 Keterangan :

1) Termasuk wilayah Kecamatan Bansari dan Kecamatan Kledung

2)

Termasuk wilayah kecamatan Kranggan dan Kecamatan Tlogomulyo

3)

Termasuk wilayah Kecamatan Selopampang

4)

Termasuk wilayah Kecamatan Gemawang

5)

Termasuk wilayah Kecamatan Bejen

6)

Termasuk wilayah Kecamatan Wonoboyo

Sedangkan untuk kemiringan lahan, dibedakan menjadi 4 kelas kemiringan yaitu datar (0-2%) dengan luas 968 Ha (1,17%), bergelombang (2-15 %) dengan luas 32.492 Ha (39,31%), curam (15-40 %) dengan luas 31.232 Ha (37,88%) dan kemiringan sangat curam (>40 %) dengan luas 17.983 Ha (21,64).

3. Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Temanggung dan sebarannya adalah sebagai berikut :

- Latosol Coklat seluas 26.563,47 Ha (32,13%) membentang di tengah- tengah wilayah Kabupaten Temanggung dari arah barat laut ke tenggara.

- Latosol Coklat-kemerahan seluas 7.879,93 Ha (9,53%) membentang di bagian timur ke tenggara.

- Latosol Merah-kekuningan seluas 29.209,08 Ha (35,33%) membentang di bagian timur dan barat.

- Regosol seluas 16.873,97 Ha (20,14%) membentang sebagian di sekitar sungai Progo dan lereng-lereng terjal.

- Andosol seluas 2.149,55 Ha (2,60%) membentang di aluvial antar bukit.

(4)

II - 4 4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung adalah untuk sawah seluas 20.634 Ha terbagi menjadi sawah irigasi seluas 19.693 Ha dan sawah tadah hujan seluas 941 Ha, bangunan seluas 9.274 Ha, Tegal/huma seluas 28.093, kolam/empang seluas 31 Ha, hutan negara/rakyat seluas 16.117 Ha, perkebunan negara/swasta seluas 10.816 Ha dan untuk lahan lainnya seluas 2.100 Ha.

Tabel 2.3. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Ha) Kecamatan Lahan

Sawah

Bukan Lahan

Sawah Jumlah Prosentase

Parakan 1.223 1.000 2.223 2,55

Kledung 247 2.974 3.221 3,70

Bansari 619 1.635 2.254 2,59

Bulu 1.364 2.940 4.304 4,94

Temanggung 1.890 1.449 3.339 3,84

Tlogomulyo 385 2.099 2.484 2,85

Tembarak 752 1.932 2.684 3,08

Selopampang 790 939 1.729 1,99

Kranggan 1.425 4.336 5.761 6,62

Pringsurat 639 5.088 5.727 6,58

Kaloran 1.436 4.956 6.392 7,34

Kandangan 1.516 6.320 7.836 9,00

Kedu 2.190 1.306 3.496 4,02

Ngadirejo 1.505 3.826 5.331 6,12

Jumo 1,279 1.654 2.932 3,37

Gemawang 643 6.068 6.711 7,71

Candiroto 1.195 4.799 5.994 6,88

Bejen 678 6.206 6.884 7,91

Tretep 57 3.308 3.365 3,86

Wonoboyo 802 3.596 4.398 5,05

Jumlah 20.634 66.431 87.065 100,00 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Gambar 2.2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan

4.641

8.538 2.989

3.525

941

Pengairan teknis Pengairan setengah Teknis Pengairan Sederhana PU Pengairan Sederhana Non PU Tadah Hujan

(5)

II - 5

Tabel 2.4. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per

Kecamatan (Ha)

Kecamatan Pengairan teknis

Pengaira n setenga h Teknis

Pengairan Sederhana

PU

Pengairan Sederhana Non PU

Tadah

Hujan Jumlah

Parakan 417 637 75 91 3 1.223

Kledung - 17 100 130 - 247

Bansari - 396 113 - 110 619

Bulu 170 588 546 - 60 1.364

Temanggung 684 530 164 511 1 1.890

Tlogomulyo - 268 103 14 - 385

Tembarak 292 302 93 65 - 752

Selopampang 372 301 - 96 21 790

Kranggan 512 142 80 682 9 1.425

Pringsurat 284 111 37 63 144 639

Kaloran 197 889 277 - 73 1.436

Kandangan 188 232 346 532 218 1.516

Kedu 1.162 931 59 36 2 2.190

Ngadirejo 164 966 375 - - 1.505

Jumo 199 861 190 - 28 1.278

Gemawang - 198 248 73 124 643

Candiroto - 965 24 178 28 1.195

Bejen - - 30 533 115 678

Tretep - 47 - 10 - 57

Wonoboyo - 157 129 511 5 802

Jumlah 4.641 8.538 2.989 3.525 941 20.634

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Tabel 2.5. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha)

Kecamatan Lahan untuk bangunan

Tegal/

Huma

Kolam/

Empang

Hutan Negara/

Rakyat

Perkebunan

Negara/ Swasta Lainnya

Parakan 313 473 1 135 16 62

Kledung 138 2.124 - 680 - 32

Bansari 134 826 - 647 27 1

Bulu 372 2.095 3 411 - 59

Temanggung 847 315 7 14 9 257

Tlogomulyo 239 1.615 1 190 - 54

Tembarak 290 906 2 640 62 32

Selopampang 214 561 3 115 29 17

Kranggan 797 2.490 - - 697 352

Pringsurat 1.177 1.770 - 590 1.375 176

Kaloran 689 2.560 - 22 1.590 95

Kandangan 994 1.528 - 727 2.629 442

Kedu 492 446 12 50 230 76

Ngadirejo 313 1.270 - 2.174 14 55

Jumo 365 125 - 325 791 48

Gemawang 451 1.763 - 1.544 2.190 120

Candiroto 447 1.944 - 2.308 - 100

Bejen 509 1.653 - 3.547 439 58

Tretep 188 2.204 - 887 - 29

Wonoboyo 305 1.425 2 1.111 718 35

Jumlah 9.274 28.093 31 16.117 10.816 2.100 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

(6)

II - 6

Gambar 2.3. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah

9.274

28.093 31

16.117 10.816

2.100

Lahan untuk bangunan Tegal/ huma Kolam/ Empang Hutan Negara/ Rakyat Perkebunan Negara/ Swasta Lainnya

Berdasarkan data tersebut diatas maka penggunaan lahan di kabupaten Temanggung paling luas adalah penggunaan lahan untuk tegalan/huma (32,27%), sedangkan paling kecil penggunaannya adalah untuk kolam/empang.

5. Keadaan Iklim

Kabupaten Temanggung memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan September sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dengan curah hujan pada umumnya tinggi. Pada tahun 2007 curah hujan di kabupaten Temanggung berkisar antara 1000-3100 mm pertahun. Curah hujan pada dataran rendah relatif lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi.

Wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya berhawa dingin dengan udara pegunungan pada kisaran suhu antara 20-30

o

C. Daerah berhawa dingin utamanya di kecamatan Tretep, Bulu, Tembarak, Ngadirejo dan Candiroto (pada lereng gunung Sumbing/3.260m dpl dan gunung Sindoro/3.151m dpl).

6. Tata Ruang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 5

Tahun 2008 tentang Tata Ruang disebutkan bahwa Kabupaten Temanggung

dibagi dalam 5 (lima) struktur ruang wilayah berdasarkan arahan

pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan sistem pusat

(7)

II - 7 permukiman perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah. Struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud terdiri dari :

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi seluruh wilayah kecamatan Temanggung.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) I meliputi seluruh wilayah kecamatan Parakan, Ngadirejo, Kranggan, Pringsurat dan Kedu.

c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II meliputi seluruh wilayah kecamatan Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, dan Selopampang.

d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) III meliputi seluruh wilayah kecamatan Bejen, Jumo, Tlogomulyo, Tembarak dan Kaloran, dan

e. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) IV meliputi seluruh kecamatan Gemawang, Wonoboyo, Bansari, dan Tretep.

Berdasarkan pemanfaatannya ruang wilayah dibagi menjadi 2 (dua) besar yaitu Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan Hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di wilayah atas maka Kawasan lindung ini hampir meliputi seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari : a. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya.

b. Kawasan perlindungan setempat.

c. Kawasan rawan bencana alam, dan d. Kawasan cagar alam dan cagar budaya.

Sedangkan Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Kawasan budidaya ini meliputi:

a. Kawasan pertanian yang terdiri dari :

1). Kawasan pertanian lahan basah dikembangkan di kecamatan Kedu, Temanggung, Selopampang, Parakan, Bulu, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, Ngadirejo, dan Jumo.

2). Kawasan pertanian lahan kering dikembangkan pada daerah yang

tidak terjangkau jaringan irigasi, bukan hutan lindung atau kemiringan

lereng kurang dari 40 % dan terdapat pada seluruh kecamatan pada

lahan yang sesuai.

(8)

II - 8 3). Kawasan perikanan diprioritaskan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan ke kecamatan Temanggung, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Parakan, Wonoboyo, dan Selopampang, dan

4). Kawasan peternakan diprioritaskan dikembangkan di kecamatan Kaloran, Kandangan, Kranggan, Jumo, Kedu, Bejen, Pringsurat, dan Gemawang.

b. Kawasan agropolitan, dikembangkan pada daerah perdesaan yang berbasis pertanian dan memiliki embrio sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan yaitu pada wilayah Kledung, Pringsurat, Selopampang dan Gemawang dengan ditunjang wilayah sekitarnya sebagai hinterland.

c. Kawasan pemukiman sebagaimana dikembangkan di daerah yang datar, bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih.

d. Kawasan hutan kota dikembangkan di 7 (tujuh) lokasi di kecamatan Temanggung meliputi kelurahan Manding, Sidorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan, Madureso, Kowangan, dan Kertosari.

e. Kawasan perdagangan dikembangkan di kecamatan Temanggung, Parakan, Selopampang, Kranggan, Ngadirejo, Pringsurat, Kandangan, Kaloran, dan Gemawang.

f. Kawasan industri dikembangkan pada daerah yang kurang subur, bukan sawah irigasi teknis, bukan hulu sungai, dengan kemiringan lereng kurang dari 40% kawasan ini diarahkan di kecamatan Pringsurat dan Kranggan.

g. Kawasan pergudangan dikembangkan untuk mendukung kawasan pertanian dan perdagangan diarahkan di kecamatan Bulu, dan untuk mendukung kawasan industri diarahkan di kecamatan Kranggan dan Pringsurat.

h. Kawasan pariwisata diarahkan pada kawasan sebagai berikut :

1). Pengembangan kawasan Pikatan sebagai taman rekreasi dengan obyek pendukung Taman Kartini dan monumen Bambang Sugeng.

2). Pengembangan kawasan pendakian gunung dan agrowisata/rest area

Kledung Pass dengan obyek pendukung monumen meteorit, candi

dan prasasti Gondosuli, candi Pringapus, dan mata air Jumprit, dan

(9)

II - 9 3). Pengembangan kawasan rest area Ngipik dan pasar buah Pingit kecamatan Pringsurat dengan obyek pendukung agrowisata Soropadan.

Disamping hal-hal tersebut diatas ditetapkan pula kawasan strategis yang terdiri dari:

a. Pengembangan kawasan wisata dan rest area di kawasan Kledung dan kawasan Pringsurat.

b. Pengembangan kawasan industri di kecamatan Kranggan dan kecamatan Pringsurat.

B. Perekonomian Daerah 1. Indikator Makro Ekonomi

Tingkat perkembangan makro ekonomi Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari indikator-indikator makro ekonomi yaitu PDRB, PDRB per kapita, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 2.6. Perkembangan PDRB Tahun 2003-2007 PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB

Atas Dasar Harga Konstan TAHUN

Jutaan Rp. Perkembangan

(%) Jutaan Rp. Perkembangan (%) 2003

2004 2005 2006 2007

2.311.178,83 2.541.689,78 2.816.682,42 3.210.684,17 3.645.351,52

138,99 152,86 169,39 193,09 219,23

1.845.221,74 1.917.584,34 1.994.172,58 2.060.140,22 2.143.221,21

110,95 115,32 119,93 123,89 128,88 Sumber : BPS Kab. Temanggung

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan PDRB

pada setiap tahunnya. Selanjutnya apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi

daerah, secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Temanggung selama

5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung mengalami

fluktuasi antara 3,31%-4,03%.

(10)

II - 10

Gambar 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung

Tahun 2003-2007

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TEMANGUNG TAHUN 2003-2007

3,37

3,92 3,99

3,31

4,03

2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

2003 2004 2005 2006 2007

Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah maka selama 5 tahun terakhir tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung masih rendah.

Tabel 2.7. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Sumber : BPS Kab. Temanggung

Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 3,99%

dan tahun 2006 yang menurun pada angka 3,31%, terlihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 4,03%. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini antara lain disebabkan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada sektor-sektor utama PDRB Kabupaten Temanggung yaitu pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa, masing-masing diatas angka 3%. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan Ekonomi (%) TAHUN

Temanggung Jawa Tengah

2003 2004 2005 2006 2007

3,37 3,92 3,99 3,31 4,03

4,98

5,15

5,35

5,33

5,59

(11)

II - 11

Tabel 2.8. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung

Tahun ( %) Sektor

2005 2006 2007

1. Pertanian

2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa

5,13 7,13 3,69 9,98 2,38 5,44 6,09 1,76 0,18

1,44 -1,18 4,63 2,46 4,29 4,80 4,26 3,20 3,69

4,06 - 0,25 3,26 8,63 3,11 4,61 6,60 3,95 3,84

Jumlah 3,99 3,31 4,03

Sumber: BPS Kab.Temanggung

Gambar 2.5. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007

Pertanian 4,06

pertamb angan;

-0,25 Industri;

3,26 Listrik

8,63

Bangunan 3,11

Perdagangan 4,61

Pengangkutan 6,60

Keuangan 3,95

Jasa-jasa 3,84 PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2007

Struktur perekonomian daerah di Kabupaten Temanggung pada

periode tahun 2005-2007 masih didominasi oleh sektor pertanian dimana

pada tahun 2007 kontribusinya mencapai 31,75%, diikuti sektor industri

pengolahan sebesar 19,52%, sektor perdagangan sebesar 16,74%, dan

sektor jasa-jasa sebesar 14,33%. Struktur PDRB secara lengkap dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

(12)

II - 12

Tabel 2.9. Struktur PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2007

Tahun (dalam %) Sektor

2005 2006 2007

1. Pertanian

2. Pertambangan/penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan air bersih 5. Bangunan

6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa-jasa

29,57 1,37 19,89 1,21 5,69 16,46 6,09 4,48 15,21

30,48 1,26 19,85 1,10 5,72 16,67 5,86 4,31 14,75

31,74 1,17 19,52 1,07 5,61 16,74 5,63 4,19 14,33

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber data: BPS Kabupaten Temanggung

Gambar 2.6. Struktur PDRB Sektoral Kabupaten Temanggung Tahun 2007

STRUKTUR PDRB KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2007

Penga ngk ut a n 5,62%

P er da ga nga n 16,74%

Industr i 19,52%

Ba nguna n 5,61%

Ja sa -j a sa 14,33%

Keua nga n 4,20%

per ta mba ng a n 1,17%

Per ta ni a n 31,75%

Li str i k 1,06%

Laju inflasi menunjukkan perkembangan indeks harga konsumen

atau mencerminkan kestabilan nilai tukar rupiah, artinya apabila dalam suatu

periode tertentu tidak terjadi perubahan harga pada semua komoditas barang

dan jasa di tingkat konsumen, maka pada periode tersebut apabila konsumen

membelanjakan uangnya dalam besaran yang sama akan mendapatkan

barang dan jasa dalam jumlah maupun kualitas yang sama pula. Sebaliknya

apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa pada periode tertentu, maka

barang dan jasa yang diterima secara kuantitatif akan berkurang atau jumlah

yang diterima sama namun secara kualitas lebih rendah.

(13)

II - 13 Pentingnya kestabilan harga dan pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat turun, sehingga standar hidupnya turun dan akhirnya semakin menambah berat beban ekonomi masyarakat.

Perkembangan inflasi di Kabupaten Temanggung, dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan nasional selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.10. Perkembangan Laju Inflasi

Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional

2003

2004 2005 2006 2007

3,94 6,47 15,36 7,33 6,89

4,19 4,76 15,17 6,53 6,24

5,06 6,40 16,16 6,60 6,59

Sumber : BPS Kab. Temanggung

Dari tabel diatas terlihat bahwa upaya menekan angka inflasi agar tidak menembus angka 2 digit pada tahun 2007 nampaknya terwujud, yaitu hanya sebesar 6,89%, dan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,33%. Dibanding dengan angka inflasi Jawa Tengah yang mencapai nilai sebesar 6,24% dan inflasi nasional sebesar 6,59% maka angka inflasi Temanggung sedikit lebih tinggi.

Dari hasil analisis terhadap perkembangan inflasi maka secara umum sepanjang tahun 2007 tiap bulannya selalu mengalami inflasi namun masih dalam besaran yang wajar. Deflasi hanya terjadi pada bulan April dan Mei dengan nilai yang tidak terlalu besar yaitu 0,53% pada bulan April dan 0,03% pada bulan Mei. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Pebruari sebesar 1,31%, disusul bulan September sebesar 1,18%. Di delapan bulan lainnya besaran angka inflasi cukup variatif namun masih bisa ditekan sehingga tidak melebihi angka 1% dan mencapai angka inflasi terendah pada bulan Nopember yaitu hanya sebesar 0,09%.

Analisis pada 7 (tujuh) kelompok pengeluaran menunjukkan

besarnya laju inflasi menurut kelompok pengeluaran sebagai berikut :

(14)

II - 14 - Kelompok Bahan Makanan sebesar 16,87%

- Kelompok Makanan Jadi sebesar 3,84%

- Kelompok Perumahan sebesar 4,66%

- Kelompok Sandang sebesar 8,72%

- Kelompok Kesehatan sebesar 3,30%

- Kelompok Pendidikan sebesar 4,80%

- Kelompok Transportasi sebesar 2,37%.

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan dan yang terrendah terjadi pada kelompok transportasi.

2. Pertanian dan Perkebunan

Sebagai daerah agraris, Kabupaten Temanggung memiliki berbagai potensi baik pertanian, peternakan, perikanan maupun perkebunan.

Komoditas utama pada budidaya pertanian terdiri dari padi, palawija, dan hortikultura. Luas panen dan produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 2.11. Luas Panen Padi dan Palawija Luas Panen (Ha) Komoditas

2005 2006 2007

Padi 28.362 31.335 32.016

Jagung 41.767 32.313 36.850

Kedelai 111 39 57

Kacang tanah 3.425 2.986 3.292

Ubi kayu 5.235 3.792 3.390

Sumber: Dinas Pertanian

Tabel 2.12. Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura Produksi (Ton)

Komoditas

2005 2006 2007

Padi 143.796 148.343 190.933

Jagung 135.744 106.566 149.151

Kedelai 202 58 60

Kacang tanah 6.884 5.186 7.077

Ubi kayu 103.601 81.498 62.375

Cabe 115.748 90.228 76.028

Kobis 106.488 94.758 102.211

Kelengkeng 26.911 24.982 13.603

Sumber: Dinas Pertanian

(15)

II - 15 Potensi perkebunan utama meliputi tembakau, kopi, kakao, panili dan kelapa. Luas areal dan produksi perkebunan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.13. Luas Areal Tanaman Perkebunan Luas Areal Tanam (Ha) Komoditas

2005 2006 2007 2008

Tembakau 14.548,00 9.326,00 13.039,90 11.440,00 Kopi Robusta 9.160,97 9.113,85 9.316,19 9.273,00 Kopi Arabika 1.452,58 1.404,29 918,19 966,20

Kakao 103,75 670,88 476,40 525,60

Panili 73,08 71,12 80,70 80,50

Kelapa 2.039,62 2.003,86 1.964,96 1961,50

Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA

Tabel 2.14. Produksi Tanaman Perkebunan Produksi (Ton) Komoditas

2005 2006 2007 2008

Tembakau 3.915,05 4.260,00 8.019,44 5.012,60 Kopi Robusta 4.594,58 4.725,22 5.741,63 5.508,10 Kopi Arabika 200,21 201,03 504,44 365,10

Kakao 52,43 40.68 43,48 44,70

Panili 7,58 10.22 14,87 22,30

Kelapa 910,60 911,54 871,51 893,60

Sumber: Dinas Hutbun dan KSDA

Potensi peternakan di Kabupaten Temanggung terdiri dari ternak besar, ternak kecil maupun unggas. Sedangkan potensi perikanan utamanya ikan nila, karper dan lele.

Tabel 2.15. Populasi Ternak Populasi (Ekor) Komoditas

2005 2006 2007

Kambing 53.464 53.674 55.405

Domba 212.202 212.267 250.089

Ayam Buras 1.641.672 1.642.002 1.639.702 Ayam Ras Petelur 593.118 642.500 663.152

Sapi Potong 13.701 13.780 13.805

Burung Puyuh 50.125 50.375 48.875

Sapi perah 128 174 141

Kerbau 1.617 1.625 1.632

Sumber: Dinas Pertanian

Tabel 2.16. Produksi Daging Produksi (kg) Komoditas

2005 2006 2007

Ternak Besar 437.225 439.415 448.850 Ternak Kecil 588.056 590.996 346.750 Unggas 7.112.764 7.148.328 7.235.603

Sumber: Dinas Pertanian

(16)

II - 16

Tabel 2.17. Produksi Telur

Produksi (butir) Komoditas

2005 2006 2007

Ayam Ras 81.649.312 82.057.558 71.620.416 Ayam Kampung 61.729.660 62.038.308 21.641.426 Itik 9.533.584 6.552.651 8.505.336 Puyuh 9.367.900 9.396.000 6.842.500

Sumber: Dinas Pertanian

Tabel 2.18. Produksi Ikan Konsumsi Produksi (Kw) Komoditas

2005 2006 2007 2008

Ikan Mas Ikan Lele Ikan Nila Lain-lain

5.750,94 929,37 1.545,48 596,97

6.180,40 2.305,67 2.377,23 681,65

7.542,67 3.811,90 3.245,49 763,70

9.837,98 4.333,87 4.046,49 308,24 Jumlah 8.822,76 11.544,95 15.363,76 18.526,58

Sumber: Dinas Pertanian

3. Penanaman Modal

Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Temanggung selama 3 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, khususnya pada PMDN dan Non Fasilitas sebagaimana Tabel berikut ini.

Tabel 2.19. Jumlah Perusahaan PMA/PMDN/Non Fasilitas

Tahun PMA PMDN Non Fasilitas

2005 1 3 9

2006 1 5 15

2007 1 5 92

Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda

Sedangkan perkembangan jumlah perusahaan, nilai investasi dan tenaga kerja yang diserap adalah sebagai berikut:

Tabel 2.20. Jumlah Perusahaan, Nilai Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja

Tahun Jumlah

Perusahaan

Nilai Investasi

(Juta Rupiah) Tenaga Kerja

2005 14.805 120.279,93 61.189

2006 14.734 120.810,00 61.273

2007 14.907 146.837,90 61.759

Sumber: Bagian Penanaman Modal Setda

(17)

II - 17 4. Industri

Perkembangan industri di Kabupaten Temanggung selama beberapa tahun terakhir dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.21. Perkembangan Industri

No. KELOMPOK INDUSTRI 2005 2006 2007 1. Industri Kecil & Rumah

Tangga - Unit Usaha - Tenaga Kerja (org)

14.766 54.883

14.695 54.849

14.868 82.966 2. Industri Besar

- Unit Usaha - Tenaga Kerja (org)

11 5.340

11 5.465

12 6.143 3. Industri Sedang

- Unit Usaha - Tenaga Kerja (org)

28 966

28 959

27 701 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok industri kecil dan rumah tangga cukup berkembang selama 3 tahun terakhir baik dari jumlah unit usahanya maupun tenaga kerja yang terserap didalamnya. Kelompok industri ini tersebar di perkotaan maupun perdesaan. Beberapa industri yang berkembang antara lain industri makanan, pakaian jadi, kerajinan, batu bata dan genteng. Nilai produksi dan nilai produksi sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.22. Nilai Investasi dan Nilai Produksi Industri Tahun

No Jumlah

2003 2004 2005 2006 2007

1. Nilai Investasi (Juta Rp.)

470.119,00 508.486,31 120.279,93 120.810,00 146.838,9

2. Nilai Produksi (Juta Rp.)

937.847,05 971.173,77 318.606,49 392.480,98 555.390,65

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kelompok industri besar relatif tetap yaitu sebagian besar bergerak di

bidang pengolahan kayu. Namun demikian penyerapan tenaga kerjanya terus

meningkat.

(18)

II - 18

Tabel 2.23. Jumlah Tenaga Kerja Industri

Tahun No Kelompok

Industri 2003 2004 2005 2006 2007

1. Industri Besar 4.765 4.765 5.340 5.465 6.143

2. Industri Sedang 947 1.027 966 959 701

3. Industri Kecil &

Rumah Tangga

54.063 55.039 54.883 54.849 82.966 Jumlah 59.775 60.831 61.189 61.273 89.810

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

5. Perdagangan

Sarana perdagangan yang ada terdiri dari 6 pasar daerah dan 26 pasar desa. Sarana perdagangan tersebut tersebar di semua wilayah kecamatan sebagai sarana transaksi berbagai produk, utamanya dari sektor pertanian. Keberadaan sarana perdagangan tersebut sangat menunjang kegiatan perekonomian di suatu daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menambah tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dari segi ekspor ada perkembangan yang cukup menggembirakan disektor perdagangan Kabupaten Temanggung. Pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Temanggung telah berhasil menfasilitasi kelompok tani dan pedagang kopi melalui kerjasama dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur sebanyak 102.562,5 ton dengan nilai jual Rp.1.672.641.700,-. Disamping itu juga telah dilaksanakan ekspor perdana ke Amerika melalui pintu Jawa Timur sebanyak 34,2 ton dengan nilai jual Rp.

547.200.000,-

Sedangkan perkembangan pasar desa pada akhir tahun 2007

sejumlah 26 unit yang perlu terus dikembangkan.

(19)

II - 19

Tabel 2.24. Data Pasar Desa Kabupaten Temanggung

KECAMATAN JUMLAH (Unit)

Selopampang Bulu

Gemawang Tembarak Pringsurat Kaloran Kandangan Jumo

Temanggung Kranggan Bejen Tlogomulyo Kledung Kedu Candiroto Wonoboyo Tretep

1 1 2 1 2 3 4 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1

Jumlah 26

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

6. Koperasi

Gerakan koperasi di Kabupaten Temanggung yang tidak lepas dari peran serta pemerintah telah menunjukkan kemajuan. Adanya peningkatan nilai kepercayaan masyarakat untuk menggunakan koperasi sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan antara lain program peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan baik pelatihan Manajemen Kelembagaan Organisasi, Manajemen Usaha dan Administrasi Keuangan juga program penguatan modal bergulir pada koperasi.

Peningkatan dan perkembangan perkoperasian di Kabupaten Temanggung terlihat dari jumlah koperasi yang ada yaitu pada tahun 2006 ada 431 unit dan tahun 2007 jumlah koperasi ada 438 unit (316 unit koperasi aktif dan 122 unit koperasi tidak aktif) atau ada peningkatan 1,60%.

Sementara itu jumlah anggota koperasi pada tahun 2006 sejumlah 104.525

orang dan pada tahun 2007 menjadi 106.604 orang atau meningkat 1,94%.

(20)

II - 20 7. Pariwisata

Kabupaten Temanggung belum menjadi daerah tujuan wisata utama, tetapi berada pada jalur wisata antara Magelang (Borobudur) dengan Wonosobo (Dieng). Oleh karena itu perlu adanya upaya pengembangan wisata dengan memanfaatkan kondisi geografis tersebut baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan. Beberapa obyek wisata yang ada antara lain pemandian Pikatan, Taman Tirto Asri, wisata alam dan religi Jumprit, Curug Surodipo, Curug Onje, Curug Lawe, Walitis, Goa Lawa, Candi Pringapus, Monumen Batu Meteor, pendakian gunung Sumbing dan gunung Sindoro, pemandangan alam Kledung Pass. Dukungan hotel atau penginapan perlu dikembangkan sejalan dengan pengembangan obyek- obyek wisata dimaksud. Data pariwisata daerah sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.25. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Jumlah Pengunjung Obyek Wisata

2003 2004 2005 2006 2007

1. Pikatan 62.416 53.264 50.014 52.749 54.063 2. T. A Kowangan 27.833 24.375 31.533 29.261 32.832

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata

Tabel 2.26. Jumlah Hotel dan penginapan (Hunian) Jumlah

No Tahun

Hotel Hunian

1 2004 8 49.043

2 2005 8 42.207

3 2006 7 40.445

4 2007 6 50.080

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata

8. Energi dan Sumber Daya Mineral

Sumberdaya alam khususnya mineral belum banyak yang diusahakan

karena tidak semua mempunyai nilai ekonomis untuk ditambang, seperti

diatomae di Kecamatan Pringsurat. Sumberdaya mineral yang selama ini

dilakukan penambangan terbatas pada galian golongan C, utamanya pasir

dan batu. Demikian juga untuk pemanfaatan energi alternatif belum banyak

(21)

II - 21 dikembangkan namun sudah terdapat beberapa desa pilot project untuk pemanfaatan biogas sebagai salah satu sumber energi alternatif.

C. Sosial Budaya 1. Demografi

Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Temanggung adalah 709.343 jiwa yang terdiri dari 353.371 laki-laki dan 355.972 perempuan.

Jumlah penduduk ini apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya mengalami pertambahan yaitu pada tahun 2004 tercatat 683.540 jiwa dan pada tahun 2005 tercatat 693.343 jiwa. Pertumbuhan dari tahun 2005 ke 2006 sebesar 1,44%.

Tabel 2.27. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kecamatan

Laki-laki Perempuan Jumlah

Parakan 24.212 24.368 48.580

Kledung 13.002 13.084 26.086

Bansari 11.077 11.147 22.224

Bulu 21.312 21.448 42.760

Temanggung 37.671 38.231 75.902

Tlogomulyo 10.210 10.285 20.495

Tembarak 13.752 13.842 27.594

Selopampang 8.899 8.958 17.857

Kranggan 20.939 21.073 42.012

Pringsurat 22.330 22.477 44.807

Kaloran 21.201 21.338 42.539

Kandangan 23.031 23.178 46.209

Kedu 25.397 25.561 50.958

Ngadirejo 25.715 25.876 51.591

Jumo 13.583 13.665 27.248

Gemawang 14.413 14.502 28.915

Candiroto 15.595 15.704 31.299

Bejen 9.815 9.877 19.692

Tretep 9.487 9.549 19.036

Wonoboyo 11.730 11.809 23.539

Jumlah 353.371 355.972 709.343

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung yang

menunjukkan jumlah penduduk suatu daerah setiap kilometer persegi (Km

2

)

dapat dilihat dari pada tabel berikut ini:

(22)

II - 22

Tabel 2.28. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk Per Km2

Parakan 22,23

48.580

2.185

Kledung 32,21

26.086

810

Bansari 22,53

22.224

986

Bulu 43,04

42.760

993

Temanggung 33,39

75.902

2.273

Tlogomulyo 24,84

20.495

825

Tembarak 26,84

27.594

1.028

Selopampang 17,29

17.857

1.033

Kranggan 57,61

42.012

729

Pringsurat 57,28

44.807

782

Kaloran 63,92

42.539

666

Kandangan 78,36

46.209

590

Kedu 34,96

50.958

1.458

Ngadirejo 53,31

51.591

968

Jumo 29,32

27.248

929

Gemawang 67,11

28.915

431

Candiroto 59,94

31.299

522

Bejen 68,84

19.692

286

Tretep 33,65

19.036

566

Wonoboyo 43,98

23.539

535

Jumlah 870,65 709.343 815

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Selanjutnya distribusi penduduk usia 15 tahun keatas berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.29. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Mata Pencaharian

No. MATA PENCAHARIAN JUMLAH (Jiwa)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pertanian Industri Bangunan Perdagangan Pengangkutan Jasa

Lain-lain

248.734 30.376 13.738 51.208 10.229 43.098 8.064

JUMLAH 405.447

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2008

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk

Kabupaten Temanggung sebagian besar masih pada sektor pertanian

(daerah agraris), kemudian disusul pada sektor perdagangan dan jasa.

(23)

II - 23 2. Budaya

Potensi budaya Kabupaten Temanggung cukup banyak dan merupakan peninggalan leluhur dengan nilai-nilai tradisional yang perlu terus dipertahankan.

Tabel 2.30. Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai Tradisional No

Macam/Jenis Upacara Adat dan Nilai

Tradisional

Jml Lokasi

1 Suran 7 Traji, G. Sindoro (Kledung), Giyono (Jumo), Aspol Gemoh, Dewi Sri Dlimo (Ngadirejo), Sekar Gadung (Tlahab – Kledung), Ki Ageng Makukuhan (Kedu)

2 Sadranan 16 G. Payung Kemiri Kaloran, Kupat Sewu Ngemplak Kandangan, Demangan Candimulyo Kedu, Sucen Gemawang, Dayang Tlogomulyo, Eyang Marto Blawong Gemawang, Pingit Lawang Pringsurat, Pete Kandangan, Nampirejo Temanggung, Tuk Sibagor Wonoboyo, Kyai Sunan Geseng Nglangon Walitelon, Kali Muncar Kulon Gemawang, Pandanaran Bejen, Ploso Kemloko, Jetis Selopampang, Degen Mungseng 3 Haul 3 K. Ageng Makukuhan Wonosari Bulu, Kyai Parak

Parakan, Kyai Limbung Ngadirejo 4 Jumat Pahing 1 Menggoro Tembarak

5 Pendakian Gunung 2 Sumbing dan Sindoro 6 Penggantian dan Kirab

Songsong Djojonegoro

1 Temanggung 7 Sedekah Bumi 1 Gedong Sari (Jumo) 8 Pengambilan air suci

Waisak

1 Jumprit, Tegalrejo Ngadirejo 9 Ritual kesenian 1 Ngaditirto, Selopampang Sumber: Dinas Perhubungan dan Pariwisata

3. Keluarga Berencana

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi aset pembangunan apabila diikuti dengan ciri dan perilaku demografis yang berkualitas, sehingga mampu memberikan kontribusi secara maksimal terhadap pembangunan, sebaliknya jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang cepat akan menjadi faktor penghambat pembangunan apabila ciri dan perilaku serta kualitasnya tidak menguntungkan.

Perkembangan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Temanggung dari tahun 1970 sampai sekarang sudah berusia 38 tahun.

Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan turunnya Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP) dimana pada tahun 2006 tercatat sebesar

1,44% menjadi 0,85% pada tahun 2007. Keberhasilan ini tidak terlepas dari

Kelestarian Peserta KB Aktif pada tahun 2007 sebanyak 118.418 dan

(24)

II - 24 Peserta KB Baru sebanyak 20.418. oleh karena itu perkembangan data ini perlu mendapat pemantauan guna mengetahui keberhasilan suatu program yang dilaksanakan.

Tabel 2.31. LPP dan Kesetaraan KB

Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

Pasangan Usia Subur

(PUS)

Peserta KB Aktif

(PA)

Prosentase PA Terhadap

PUS (%)

Peserta KB Baru (PB)

2005 1,43% 144.127 118.161 81,98 16.434

2006 1,44% 144.248 116.596 80,83 17.713

2007 0,85% 144.834 118.418 81,76 20.418

Sumber : Temanggung dalam angka 2007

Dari tabel di atas dapat diketahui dengan meningkatnya peserta KB aktif akan berpengaruh pada Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Temanggung.

4. Ketenagakerjaan

Dari sisi ketenagakerjaan, perkembangan pencari kerja dan tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.32. Perkembangan Tenaga Kerja Terdaftar Tahun (org) Uraian

2005 2006 2007 1. Jumlah pencari kerja terdaftar

2. Jumlah yang belum ditempatkan 3. Jumlah yang telah ditempatkan

5.027 8.249 692

4.316 8.943 1.201

4.902 4.389 513 Sumber : Disnakertrans

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pencari kerja

di Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil

Susenas tahun 2006 terdapat 17.219 orang pencari kerja atau 2,90% dari

penduduk umur 15 (limabelas) tahun keatas. Dari jumlah tersebut yang

terdaftar pada Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi dan belum ditempatkan

sebanyak 12.058 orang. Adapun yang sudah ditempatkan sebanyak 1.211

orang dengan rincian Antar Kerja Lokal (AKL) 587 orang, Antar Kerja Antar

Daerah (AKAD) 311 orang dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) 304 orang

serta Tenaga Kerja Asing (TKA) sejumlah 9 orang. Disamping pencari kerja

sebagaimana tersebut diatas, masih terdapat pengangguran tak kentara

(orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu) sebanyak 125.617 orang

atau 21,14%.

(25)

II - 25 5. Kesehatan

Fasilitas kesehatan meliputi Rumah Sakit Umum Daerah dan swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, Klinik bersalin, Balai pengobatan, dan Posyandu sebagai berikut :

Tabel 2.33. Fasilitas Kesehatan Umum Tahun Sarana Kesehatan

2005 2006 2007

Rumah Sakit Umum 4 4 4

Klinik/Praktek Dokter 5 10 65

Klinik Bersalin 1 1 1

Puskesmas Induk 23 23 23

Puskesmas Pembantu 40 41 42

Puskesmas Keliling 24 24 24

Balai Pengobatan 4 10 11

Posyandu 1462 1469 1472

Sumber : Dinas Kesehatan

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan umum sudah tersebar pada semua wilayah kecamatan dan dapat menjangkau sampai ke pelosok desa. Mobilitas dari Puskesmas Keliling telah mampu menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa-desa.

Selain itu melalui koordinasi Pemerintah Desa juga telah dikembangkan Posyandu yang secara merata ada di semua desa.

Perkembangannya cukup menggembirakan dalam rangka mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat di desa-desa, yaitu pada tahun 2005 sejumlah 1.462 unit, pada tahun 2006 sejumlah 1.469 unit dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 1.472 unit.

Apabila dilihat dari indikator kesehatan utama yaitu umur harapan

hidup, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan gizi buruk maka semua

indikator menunjukkan angka yang lebih baik. Namun demikian Angka

Kematian Ibu yang meningkat tajam pada tahun 2007 dibanding tahun-tahun

sebelumnya serta penderita Gizi Buruk yang terus meningkat dari tahun ke

tahun perlu mendapatkan perhatian yang serius.

(26)

II - 26

Tabel 2.34. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Capaian No Indikator Satuan

2003 2004 2005 2006 2007

1

Umur Harapan

Hidup

Tahun 72.75 72.99 73.23 73.47 73.71

2

Angka Kematian

Ibu

Per 100.000 kelahiran

hidup

116.00 97.84 88.65 57.15 109.30

3

Angka Kematian Bayi

Per 1000 kelahiran hidup

13.00 20.8 10.54 11.81 10.59

4

Gizi Buruk % 1.00 0.27 1.01 2.00 2.10

Sumber : Dinas Kesehatan

6. Pendidikan

Perkembangan pendidikan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah sekolah, jumlah siswa/mahasiswa baik untuk pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan, serta beberapa indikator tingkat partisipasinya. Data 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.35. Jumlah Sekolah Pendidikan Umum JUMLAH (Unit) /TAHUN No

.

Tingkatan

Pendidikan/Sekolah 2005 2006 2007

1. Taman kanak-Kanak (TK)

- Negeri - Swasta

1 274

2 282

2 295 2. Sekolah Luar Biasa (SLB)

- Negeri - Swasta

1 1

1 1

1 1 3. Sekolah Dasar (SD)

- Negeri - Swasta

432 12

430 16

428 17 4. SMP

- Negeri - Swasta

39 27

40 26

41 27 5. SMA/SMK

- Negeri - Swasta

6 7

8 17

10 17 6. Perguruan Tinggi (PT)

- Negeri - Swasta

0 2

0 2

0

2

Sumber : Dinas Pendidikan

(27)

II - 27

Tabel 2.36. Jumlah Siswa Pendidikan Umum

JUMLAH (orang) /TAHUN

No Tingkatan

Pendidikan/Sekolah 2005/2006 2006/2007 2007/2008 1. Taman kanak-Kanak (TK)

- Negeri - Swasta

107 10.801

143 12.015

180 12.054 2. Sekolah Luar Biasa (SLB)

- Negeri - Swasta

99 18

92 14

88 11 3. Sekolah Dasar (SD)

- Negeri - Swasta

62.362 2.660

61.344 3.390

60.636 3.567 4. SMP

- Negeri - Swasta

17.815 5.109

18.924 4.770

19.063 4.898 5. Sekolah Menengah Atas

- Negeri - Swasta

Sekolah Menengah Kejuruan

- Negeri - Swasta

3.478 1.914

1.589 3.925

3.648 1.772

1.634 4.030

3.681 1.616

2.035 4.191 Sumber : Dinas Pendidikan

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa peran masyarakat dan swasta

dalam penyelenggaraan pendidikan umum di Kabupaten Temanggung cukup

berkembang, utamanya pada penyelenggaraan pendidikan di tingkat Taman

Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan penyelenggaraan

pendidikan SD Negeri mengalami penurunan karena dilakukannya

merger/penggabungan beberapa SD karena tidak memenuhi jumlah minimal

siswa didik. Pada pendidikan tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi

relatif tetap.

(28)

II - 28

Tabel 2.37. Jumlah Sekolah/Pendidikan Keagamaan

JUMLAH (Unit) /TAHUN No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah

2005 2006 2007

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) - Negeri

- Swasta

2 135

2 135

2 135 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

- Negeri - Swasta

2 29

2 29

2 29 3. Madrasah Aliyah (MA)

- Negeri - Swasta

1 9

1 9

1 9 4. Perguruan Tinggi Islam (PT)

- Negeri - Swasta

0 1

0 1

0 1 Sumber : Dinas Pendidikan

Tabel 2.38. Jumlah Siswa Pendidikan Keagamaan

JUMLAH (orang) /TAHUN No. Tingkatan Pendidikan/Sekolah

2005/2006 2006/2007 2007/2008 1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

- Negeri - Swasta

413 13.513

407 13.664

429 13.685 2. Madrasah Tsanawiyah(MTs)

- Negeri - Swasta

1.255 4.366

1.352 4.568

1.372 4.848 3. Madrasah Aliyah (MA)

- Negeri - Swasta

988 885

958 927

967 943 4. Perguruan Tinggi Islam (PT)

- Negeri - Swasta

0 483

0 507

0 507 Sumber : Dinas Pendidikan

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir jumlah penyelenggara pendidikan berlatar belakang keagamaan, utamanya Islam relatif tetap baik di tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi.

Apabila dilihat dari tingkat partisipasi dalam berbagai tingkatan

pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

(29)

II - 29

Tabel 2.39. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

Angka Partisipasi Murni (APM)

Tahun Ajaran No Indikator

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 1 Tingkat

TK/Sederajat

APK - - - 41,45 41,92

APM - - - 29,61 27,96

2 Tingkat SD/Sederajat

APK 111,17 110,92 107,62 104,29 102,58

APM 94,08 94,53 92,93 93,05 94,21

3 Tingkat SMP/Sederajat

APK 81,68 89,24 93,97 94,59 95,39

APM 62,22 68,29 77,57 78,26 81,04

4 Tingkat SMA/Sederajat

APK 34,28 34,68 27,72 35,36 37,87

APM 26,31 26,14 26,63 25,72 26,58

Sumber : Dinas Pendidikan

Apabila dilihat dari jumlah tenaga pendidik dan ratio guru dalam berbagai tingkatan pendidikan dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.40. Jumlah Tenaga Pendidik dan Ratio Siswa dibanding Guru

2005 2006 2007 2008

No Tingkat

Pendidikan Jumlah

Tendik Ratio Jumlah

Tendik Ratio Jumlah

Tendik Ratio Jumlah Tendik Ratio 1 TK SD 5.385 17,90 6.298 15,45 6.652 14,66 8.253 11,82 2 SLTP 1.872 15,19 1.905 15,06 1.997 14,83 2.053 14,71 3 SLTA 592 12,27 618 11,86 658 11,12 672 10,72

4 SMK 337 16,36 376 15,09 410 13,81 470 13,25

Sumber : Dinas Pendidikan

Perkembangan kondisi ruang kelas dari tahun ke tahun secara umum

semakin meningkat. Kondisi ruang kelas untuk berbagai tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(30)

II - 30

Tabel 2.41. Kondisi Ruang Kelas

Jumlah Ruang Kelas No. Kondisi Ruang

Kelas

2005 2006 2007 2008

1. TK SD - Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan

1.711 964 1.345

1.805 913 1.355

1.952 943 1.250

1.913 1.198 1.154 2. SLTP

- Baik - Rusak Berat

Rusak Ringan

688 18 77

694 19 90

724 23 84

741 32 79 3. SLTA

- Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan

176 6 0

194 1 90

201 2 17

204 2 5 4. SMK

- Baik - Rusak Berat - Rusak Ringan

133 0 5

126 0 6

132 0 8

154 0 7 Sumber : Dinas Pendidikan

7. Kesejahteraan Sosial

Jumlah kepala keluarga miskin selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi sebagai akibat perubahan kondisi sosial ekonomi dan kebijakan Pemerintah utamanya yang terkait dengan perekonomian negara seperti kenaikan harga bahan bakar minyak.

Data kemiskinan menunjukkan bahwa pada tahun 2005 terdapat 54.320 Rumah Tangga Miskin (RTM) atau 213.051 jiwa (30,73%). Pendataan terakhir terhadap penduduk miskin dilakukan pada tahun 2006 menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah RTM yaitu menjadi 61.672 RTM (33,37% dari 184.807 RTM) atau 234.424 jiwa (33,33% dari total jumlah penduduk).

Disamping masalah kemiskinan, Kabupaten Temanggung masih mengalami permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian Pemerintah daerah yaitu penanganan terhadap penduduk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Data-data berikut ini menunjukkan kondisi PMKS di Kabupaten Temanggung.

(31)

II - 31

Tabel 2.42. Data PMKS Tahun 2007

No. Jenis PMKS Jumlah

1. Keluarga Fakir Miskin (FM) 62.012

2. Anak Balita Terlantar (ABT) 2.318

3. Anak Terlantar (AT) 3.963

4. Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan (AKTK)

90 5. Anak Cacat

a. Anak Cacat Tubuh 540

b. Anak Cacat Rungu Wicara 285

c. Anak Cacat Mata (Tuna Netra) 217 d. Anak Cacat Mental: - Mental Resterdasi

(Tuna Grahita)

334

- Eks Psycotik 115

e. Cacat Fisik dan Mental (Cacat Ganda) 79

6. Anak Nakal (AN) 166

7. Anak Jalanan (ANJAL) 189

8. Anak Bibir Sumbing 86

9. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 4.062

10. Wanita Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan (WKTK)

36

11. Lanjut Usia Terlantar 3.509

12. Lanjut Usia yang menjadi Korban Tindak Kekerasan

11 13. Penyandang Cacat

a. Cacat Tubuh 1.343

b. Cacat Rungu Wicara 556

c. Cacat Mata Netra 465

d. Cacat Mental: - Retardasi 446

- Eks Psycotik 484

e. Cacat fisik dan mental (Cacat Ganda) 99

14. Penyandang Cacat Bibir Sumbing 98

15. Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis

636

16. Tuna Susila (TS) 25

17. Pengemis 54

18. Gelandangan 15

19. Bekas Narapidana 427

20. Korban penyalahgunaan napza 85

21. Pekerja migran bermasalah 54

22. Keluarga Berumah Tak Layak Huni 7.517 23. Keluarga Yang Bermasalah Sosial Psikologis 178

24. Keluarga Rentan 695

25. Korban Bencana Alam 437

26. Korban Bencana Sosial 88

27. Penyanyandang HIV/AIDS 58

28. Komunitas Adat Terpencil -

Sumber : Dinas Sosial

(32)

II - 32 8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pencapaian nilai IPM Kabupaten Temanggung pada tahun 2005 (perhitungan terakhir oleh BPS) sebesar 71,8 menempati peringkat ke 2 se- Eks Karesidenan Kedu dan peringkat ke 7 se Jawa Tengah. Menurut klasifikasi dari UNDP, pencapaian IPM tersebut termasuk dalam kategori/kelas pembangunan manusia menengah keatas yaitu pada kisaran antara 66 sampai dengan 80. Angka IPM ini didukung oleh angka harapan hidup sebesar 72 (peringkat 1 se-Eks Karesidenan Kedu), Angka Melek Huruf 93,2% (peringkat 2 se-Eks Karesidenan Kedu), rata-rata lama sekolah 6,5 tahun (peringkat 4 se-Eks Karesidenan Kedu) dan pengeluaran riil per kapita Rp. 622.200,00 (peringkat 3 se-Eks Karesidenan Kedu).

9. Agama

Penduduk Kabupaten Temanggung memeluk berbagai macam agama antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Jumlah pemeluk agama di Kabupaten Temanggung sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.43. Jumlah Pemeluk Agama Jumlah Pemeluk (orang) /Tahun No. Agama

2005 2006 2007

1. Islam 660.765 660.802 667.426 2. Kristen 19.276 19.281 19.271 3. Katholik 14.575 14.577 14.575

4. Hindu 225 226 225

5. Budha 11.600 11.603 11.600

Sumber : Kantor Departemen Agama

Dari jumlah pemeluk agama tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar beragama Islam (93,60%), kemudian Kristen (2,70%), Katholik (2,04%), Hindu (0,03%) dan Budha (1,63%).

Sarana peribadatan yang diinventarisasi meliputi Masjid, Musholla,

Gereja Katholik, Gereja Kristen, Kapel, Pura, dan Vihara/Cetya. Pada tahun

2007 jumlah sarana peribadatan berupa masjid sebanyak 1.276 buah,

langgar/musholla 1.548 buah, gereja Kristen sebanyak 77 buah, gereja

katholik 4 buah, kapel 12, vihara 71 buah, cetya 15 buah dan klenteng 2

buah.

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Temanggung
Gambar 2.2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan
Tabel 2.5. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha)
Tabel 2.6. Perkembangan PDRB Tahun 2003-2007  PDRB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan di atas memberi gambaran seberapa ketatnya konstitusi Kerajaan Aceh memberlakukan hukum Islam di wilayahnya. Hal ini mengantar pada pertanyaan berikutnya tentang

secara umum masyarakat wajib pajak kendaraan bermotor Unit Pelayanan Pendapatan Tapung memberikan gambaran sikap petugas sudah lumayan baik dan ramah, tetapi ada

merupakan laporan akhir tahap pemanfaatan yang meliputi penerapan manajemen pemanfaatan dan rekaman kinerja bangunan gedung hijau yang meliputi organisasi dan tata

Program ASI eksklusif adalah bagian dari program gizi di Puskesmas Pekauman. Selama program ini digalakan oleh pemerintah, puskesmas selalu berupaya melakukan

Gelombang laut pada umumnya timbul oleh pengaruh angin, walaupun masih ada faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gelombang di laut seperti aktifitas seismik di dasar

Berdasarkan uraian diatas maka judul dalam penelitian adalah “ Analisis pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to total assets ratio, net profit

korosi, diatasi dengan pilihan kontrol risiko RCO3;RCO2 yaitu inspeksi dan perawatan secara berkala pada daerah yang rawan terkena korosi atau pemilihan material dimana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses Quality Control pada produk oleh-oleh haji dan umroh di PT Usaha Utama Bersaudara atau Lawang Agung kawasan religi