• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD BINTANG LAGUNA DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN OLEH : VITA FIRDITA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD BINTANG LAGUNA DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN OLEH : VITA FIRDITA A."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

(2)

Sesungguhnya dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi Dan kami akan memberi kamu Taufik kepada jalan yang mudah.

Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat” (Al-A’laa 6 - 9)

Dengan Ketulusan Hati, Kupersembahkan Karya Kecil ini tuk’ Papa, Mama dan Adikku Sandra’Atas CINTA, Dukungan dan

Rangkaian Doa di setiap langkah Ku, dan untuk Seseorang

’Tenri Wali BS’Terima Kasih Atas Perhatian, Semangat, dan Kasih

Sayangnya yang diberikan untuk Ku...

(3)

VITA FIRDITA. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food

′Bintang Laguna′ Di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Komoditas ikan kini telah menjadi salah satu komoditi pangan yang penting. Konsumsi ikan diperkirakan akan semakin meningkat, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, meningkatnya kesadaran terhadap makanan sehat (seperti rendahnya kandungan kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda dan komposisi asam amino yang lebih lengkap), sehingga mendorong konsumen untuk mengkonsumsi daging merah ke daging putih. Untuk masyarakat diluar pesisir pantai kebutuhan akan ikan tinggi tetapi ketersediaan ikan masih kurang lain halnya pada masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir pantai.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat mendorong para pelaku bisnis untuk membuka restoran atau industri jasa boga yang bisa dijangkau oleh konsumen, dengan menu utamanya adalah produk perikanan laut atau istilah yang lebih dikenal yaitu makanan sea food. Munculnya restoran sea food ini tidak hanya didasarkan kebutuhan akan mengkonsumsi ikan, tapi juga adanya perubahan pola konsumsi pangan dan cara makan masyarakat. Banyak masyarakat perkotaan pada umumnya lebih memilih dan mengkonsumsi makanan diluar rumah, mulai dari warung makan, restoran hingga cafe.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimana karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2)Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen di restoran sea food Bintang Laguna. 3) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 3) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Penelitian ini dilaksanakan di restoran sea food Bintang Laguna yang merupakan salah satu restoran yang menjual produk makanann dari hasil laut dan merupakan salah satu restoran sea food yang ada di Kota Cilegon. Data primer diperoleh mela lui pengamatan secara langsung, wawancara dengan pihak manajemen Bintang Laguna dan responden berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner. Data sekunder diperoleh dari Buku-buku literatur, Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Kota Cilegon, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Judgement sampling.

Persyaratan konsumen yang dijadikan responden adalah keseluruhan konsumen restoran sea food Bintang Laguna dan melakukan pembelian dua kali atau lebih.

Sampel diambil sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) serta analisis deskriptif. Kepuasan konsumen dianalisis terhadap atribut produk dan atrib ut restoran. Tingkat kepuasan kons umen terhadap atrib ut produk di

(4)

atribut antara lain: Kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, keamanan dan kenyamanan restoran, penataan ruangan restoran, kecepatan penyajian, kebersihan dan kerapihan restoran, kesesuaian menu dengan pesanan, penerangan restoran, diskon harga makanan, aroma ruangan, kemudahan dalam menjangkau lokasi, alunan musik, sarana parkir yang memadai, penampilan pramusaji, kesigapan pramusaji, kecepatan transaksi penanganan keluhan pengunjung, kesejukan restoran, keramahan, perhatian dan kesopanan.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa karakteristik konsumen pada restoran sea food Bintang Laguna dilihat dari jenis kelamin didominasi oleh laki- laki berusia 33-40 tahun, pendidikan terakhir SMU. Sedangkan status pernikahan responden yang datang berkunjung kebanyakan sudah menikah. Jenis pekerjaan paling banyak sebagai pegawai negri/BUMN. Pendapatan per bulan responden paling dominan antara Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000,-. Suku yang paling banyak datang berkunjung ke restoran sea food Bintang Laguna adalah suku Sunda dan suku Jawa.

Hasil yang diperoleh dari alat Importance Performance Analysis (IPA).

Kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna berdasarkan hasil analisis importance performance analysis. Atribut produk yang perlu dipertahankan adalah Rasa, aroma, halal, dan harga. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, diskon harga dan kecepatan penyajian. Prioritas dari atribut restoran yang perlu ditingkatkan adalah kesesuaian menu denga n pesanan, kesigapan pramusaji, keramahan, perhatian, dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran serta kebersihan restoran. Indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 76,80 persen. Sedangkan nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 78,40 persen.

Saran yang direkomendasikan penulis kepada pihak restoran sea food Bintang Laguna Pihak manajemen restoran perlu memberikan perhatian pada atribut-atribut yang berada pada kuadran I untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengantisipasi apabila terjadi perubahan pada tingkat kepentingan dimasa yang akan datang sehingga dapat menjadi keunggulan bersaing bagi restoran sea food Bintang Laguna. Selain itu umumnya ketidakpuasan konsumen berawal dari atribut-atribut pada kuadran ini.Restoran sea food Bintang Laguna sebaiknya memprioritaskan peningkatan kinerja atribut pada variasi menu, karena dengan variasinya makanan yang ditawarkan konsumen memiliki berbagai pilihan dalam membeli dan dapat mencoba jenis makanan lain. Pihak manajemen perlu meningkatkan kinerja dari kesesuaian menu dengan pesanan yang diinginkan oleh konsumen dengan yang ditawarkan oleh restoran sea food Bintang Laguna karena konsumen cenderung menginginkan makanan yang ditawarkan dapat memenuhi harapan mereka.

(5)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

(6)

JUDUL : ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD ′BINTANG LAGUNA′

DIPESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

NAMA : VITA FIRDITA

NRP : A. 14104628

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Kelulusan : 03 Juli 2007

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD ′BINTANG LAGUNA′ DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLAH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

Vita Firdita A. 14104628

(8)

Penulis lahir di Serang pada tanggal 15 Desember 1983 dengan nama lengkap Vita Firdita. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bapak H. Evie Sutisna dan ibu Dahlia. Penulis beragama Islam.

Penulis memulai pendidikan non formal di TK Indriya Mandala.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Serang yang lulus pada tahun 1995. selanjutnya penulis belajar di SLTP Negeri 1 Kramat Watu Kota Serang dan lulus pada tahun 1998. penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4 Kota Serang dan lulus pada tahun 2001.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui Jalur USMI, tepatnya pada program studi Manajer Alat dan Mesin Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan lulus pada tahun 2004. kemudian penulis melanjutkan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food ′Bintang Laguna′ Di Pesisir Pantai Anyer, Propinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna, Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna, dan Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Bogor, Juli 2007

Penulis

(10)

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Papah dan Mamah serta Sandra adikku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang serta duk ungan do’a nya yang tiada henti.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar mengarahkan, menuntun serta membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator, yang telah memberikan banyak saran serta koreksi bagi penulis.

4. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama atas kesediaan dalam menguji dan masukan untuk perbaikan skripsi.

5. Ir. Joko Purnomo, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan dalam format penulisan skripsi.

6. Pihak manajemen Restoran Sea Food Bintang Laguna, khususnya bapak Dwi yang telah membantu dalam memberikan izin tempat dan sumber informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ayi Rohmiati, selaku pembahas seminar yang telah memberikan masukan dan pertanyaan.

8. Tenri Wali B.S yang selalu setia menemani serta memberikan kasih sayang dan perhatiannya yang sangat mendalam dan dukungannya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penulis.

(11)

dan tetap kompak selalu) atas dukungan, kritik, saran, semangat serta perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

10. Likha, Ayi dan Tika, makasih atas semangat, dan perhatiannya sekaligus yang sudah nungguin sidang.

11. Teman-teman seperjuangan MAMP Igor, Eko, Alam, Kholid dan Capunk (yang slalu kompak) atas segala bantuan teknis, semangat, keceriaan dan dukungan serta peminjaman bukunya untuk penyusunan skripsi ini.

12. Restu, Rika dan wira teman seperjuangan selama penyusunan skripsi.

Terima kasih atas bantuan teknis dan dukungan selama ini kepada penulis.

13. Teman-teman Ekstensi yang telah hadir pada kolokium, seminar dan sidang.

14. Teman-teman Bafak 5 atas nasihat, doa, bantuan dan selalu ada saat penulis butuhkan.

15. Semua pihak yang telah memberikan pendapat serta dorongan dan saran- saran yang berguna bagi penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Restoran... 7

2.2 Jenis Restoran... 9

2.3 Makanan Sea Food ... 11

2.4 Karakteristik Konsumen... 12

2.5 Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen ... 13

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

3.1 Kerangka Teoritis ... 20

3.1.1 Definisi Jasa ... 20

3.1.2 Karakteristik Jasa ... 20

3.1.3 Kepuasan Konsumen ... 21

3.1.4 Bauran Pemasaran ... 23

3.1.4.1 Produk (Product)... 23

3.1.4.2 Harga (Price) ... 24

3.1.4.3 Tempat (Place) ... 25

3.1.4.4 Promosi (Promotion)... 25

3.1.4.5 Proses (Process) ... 27

3.1.4.6 Orang (People) ... 28

3.1.4.7 Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 29

3.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 29

3.1.5.1 Faktor-faktor Lingkungan ... 30

3.1.5.2 Faktor-faktor Perbedaan Individu ... 33

3.1.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 35

3.1.6.1 Pengenalan Kebutuhan ... 36

3.1.6.2 Pencarian Informasi... 36

3.1.6.3 Evaluasi Alternatif... 37

3.1.6.4 Keputusan Pembelian ... 39

3.1.6.5 Evaluasi Pembelian ... 40

3.1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

(13)

3.1.8 Importance Performance Analysis (IPA) ... 41

3.1.9 Customer Satisfaction Index (CSI)... 42

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 42

IV. METODE PENELITIAN ... 45

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 45

4.3 Metode Pengambilan Sampel dan Pengambilan Data... 46

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data... 47

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.4.2 Analisis Deskriptif... 51

4.4.3 Importance Performance Analysis (IPA) ... 51

4.4.4 Customer Satisfaction Index (CSI) ... 55

4.4.5 Atribut Pembelian ... 57

4.5 Definisi Operasional... 58

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 61

5.1 Sejarah Perusahaan... 61

5.2 Struktur Organisasi... 61

5.3 Strategi Bauran Pemasaran... 62

5.3.1 Produk (Product)... 63

5.3.2 Harga (Price) ... 63

5.3.3 Tempat (Place) ... 64

5.3.4 Promosi (Promotion)... 66

5.3.5 Proses (Process) ... 66

5.3.6 Orang (People) ... 66

5.3.7 Bukti Fisik (Physical Evidence) ... 79

VI. IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RESPONDEN ... 70

6.1 Jenis Kelamin ... 70

6.2 Usia... 70

6.3 Pendidikan Terakhir ... 71

6.4 Status Perkawinan ... 72

6.5 Jenis Pekerjaan ... 72

6.6 Pendapatan Per Bulan... 73

6.7 Suku... 74

VII. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ... 75

7.1 Pengenalan Kebutuhan ... 75

7.2 Pencarian Informasi ... 76

7.3 Evaluasi Alternatif ... 77

7.4 Keputusan Pembelian ... 78

7.5 Evaluasi Pembelian ... 81

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ... 83

8.1 Analisis Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Atribut ... 83

8.2 Diagram Importance Performance Analysis (IPA) ... 84

8.3 Indeks Kepuasan Konsumen ... 98

(14)

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102 9.1 Kesimpulan... 102 9.2 Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1 Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon Tahun 2000-2006 ... 2

2 Jumlah Pengunjung Restoran Sea Food Bintang Laguna Per Bulan Tahun 2006... 4

3 Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya ... 12

4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

5 Daftar Atribut Yang di Uji Validitas... 48

6 Daftar Atribut Hasil Uji Validitas ... 50

7 Nilai Bobot Dari Jawaban Responden ... 52

8 Kriteria Indeks Kepuasan Konsumen ... 56

9 Keragaman Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

10 Keragaman Responden Berdasarkan Usia ... 71

11 Keragaman Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 72

12 Keragaman Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 72

13 Keragaman Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 73

14 Keragaman Responden Berdasarkan Pendapatan ... 73

15 Keragaman Responden Berdasarkan Suku ... 74

16 Sebaran Responden Menurut Motivasi Pembelian Produk ... 76

17 Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi ... .77

18 Sebaran Responden Menurut Pertimbangan Membeli Dilihat Dari Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 77

19 Sebaran Responden Menurut Pertimbangan Membeli Produk ... 78

20 Sebaran Responden Menurut Cara Kunjungan di Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 79

21 Sebaran Responden Menurut Waktu yang Mempengaruhi Pembelian di Restoran sea food Bintang Laguna ... 79

22 Sebaran Responden Menurut Frekuensi Pembelian Empat Bulan Terakhir ... 80

23 Sebaran Responden Menurut Pembelian di Restoran Lain Selain Restoran Sea Food Bintang Laguna... 80

(16)

24 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepuasan Kunjungan di

Restoran Sea Food Bintang Laguna... 81 25 Sebaran Responden Terhadap Kenaikan Harga Restoran Sea Food

Bintang Laguna ... 82 26 Perhitungan Rata-Rata Penilaian Kinerja Dan Kepentingan Terhadap

Atribut Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 84 27 Perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Restoran

Sea Food Bintang Laguna ... 101

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1 Proses Evaluasi Alternatif ... 39 2 Diagram Alur Operasional ... 44 3 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)... 54 4 Diagram Importance Performance Matrix Atribut Restoran

Sea Food Bintang Laguna ... 85

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Daftar Harga Makanan Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 108

2 Kuisioner Penelitian ... 109

3 Kuisioner Uji Validitas... 113

4 Uji Validitas ... 114

5 Perhitunga n Uji Validitas ... 116

6 Uji Reliabilitas... 117

7 Perhitungan Uji Reliabilitas ... 119

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah baik dari sumberdaya perairannya maupun sumberdaya daratnya.

Salah satu andalan sumberdaya perairannya yaitu sumberdaya hayati perikanan.

Potensi sumberdaya hayati perikanan sebagian besar berasal dari sumberdaya kelautannya yang memiliki keanekaragaman jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting, dan cumi-cumi yang mampu diolah menjadi produk jadi atau bahan pangan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Komoditas ikan kini telah menjadi salah satu komoditi pangan yang penting. Konsumsi ikan diperkirakan akan semakin meningkat, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk meningkatnya jumlah pend uduk serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, meningkatnya kesadaran terhadap makanan sehat (seperti rendahnya kandungan kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda dan komposisi asam amino yang lebih lengkap), sehingga mendorong konsumen untuk mengkonsumsi daging merah ke daging put ih. Untuk masyarakat diluar pesisir pantai kebut uhan akan ikan tinggi tetapi ketersediaan ikan masih kurang. Lain halnya pada masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir pantai kebutuhan akan kons umsi ikan tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat mendorong para pelaku bisnis unt uk membuka restoran atau industri jasa boga yang bisa dijangkau oleh konsumen, dengan menu utamanya adalah produk perikanan laut atau istilah yang lebih dikenal yaitu makanan sea food. Munculnya restoran sea food ini tidak hanya didasarkan kebutuhan akan mengkons umsi ikan,

(20)

tapi juga adanya perubahan pola kons umsi pangan dan cara makan masyarakat.

Banyak masyarakat perkotaan pada umumnya lebih memilih dan mengkonsumsi makanan diluar rumah, mulai dari warung makan, restoran hingga cafe.

Pertumbuhan restoran di Kota Cilegon setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Dari tahun 2000 hingga tahun 2006, pertumbuha n paling besar adalah tahun 2005 yaitu 30 persen dengan jumlah restoran sebanyak 260 restoran. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah restoran di Kota Cilegon mencapai 300 restoran dengan tingkat pertumbuhan 15,38 persen. Perkembangan restoran di Cilegon dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon Tahun 2000-2006 Tahun Jumlah Restoran Pertumbuhan (%)

2000 139 -

2001 144 3,59

2002 160 11,11

2003 185 15,60

2004 200 8,10

2005 260 30,00

2006 300 15,38

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Cilegon, 2007

Setiap restoran memiliki ciri khas tersendiri yang disesuaikan dengan jenis makanan dan minuman yang ditawarkan kepada konsumen. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon (2005) menyebutkan bahwa berdasarkan jenis makanan yang ditawarkannya, restoran yang terdapat di Kota Cilego n dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1) Restoran Indonesia yang menyajikan berbagai jenis masakan yang biasa menjadi menu makanan orang Indonesia, 2) Restoran Tradisional yaitu restoran yang menyajikan jenis masakan yang berasal dari suatu daerah di Indonesia, 3) Restoran Oriental yang menyajikan berbagai jenis masakan Asia Timur. Sedangkan untuk restoran sea food menurut staf Dinas

(21)

Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon termasuk kedalam restoran indonesia karena menyajikan berbagai jenis masakan yang biasa menjadi menu makanan orang Indonesia.

Salah satu restoran yang menyajikan makanan sea food di Kota Cilegon adalah restoran sea food Bintang Laguna yang terletak di jalan Raya Cilegon Km 8 Propinsi Banten. Restoran ini tidak hanya sebagai tempat makan saja, namun sudah menjadi tempat berkumpul dan menikmati suasana keakraban sambil menikmati makanan khas ikan laut. Restoran ini menyediakan makanan utama yaitu ikan kakap bakar dan udang bakar. Selama ini restoran sea food Bintang Laguna telah melakukan strategi-strategi pemasaran berupa promosi dengan memasang iklan dimedia massa lokal Cilegon misalnya harian Radar Banten, Radio, spanduk, serta papan nama yang dipasang di restoran sea food tersebut.

Pengunjung restoran sea food Bintang Laguna biasanya lebih banyak pada hari Sabtu, Minggu, dan hari- hari libur besar nasional. Kelebihan dari restoran sea food ini adalah jika konsumen ingin mengkonsumsi produk yang ada di restoran ini sebelumnya konsumen harus memilih terlebih dahulu produk yang akan dibeli di restoran tersebut. Kemudian konsumen meminta pihak restoran untuk memasaknya dengan pilihan rasa yang sesuai dengan selera konsumen. Konsumen yang memilih jasa ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah porsi lebih besar dari porsi yang ada di restoran sea food Bintang Laguna, sehingga konsumen merasa puas sesuai dengan porsi yang diingini. Adapun kelebihan dari restoran ini adalah membuat suasana santai dan nyaman karena ditempat tersebut disediakan areal saung yang berada di atas kolam yang sesuai dengan letaknya dekat dengan kawasan pesisir pantai Anyer.

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Kepuasan konsumen ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan produk dan berkunjung kembali konsumen. Ketidakpuasan konsumen ditunjukan dengan pindahnya konsumen ke restoran lain.

Menurut hasil wawancara dengan pihak manajemen restoran sea food Bintang Laguna terdapat penurunan angka penjualan beberapa menu makanan dan ketidakstabilan jumlah pengunjung yang datang. Adapun jumlah pengunjung restoran sea food Bintang Laguna di Kota Cilegon setiap bulannya cenderung tidak stabil. Pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2006, jumlah pengunjung paling besar adalah bulan Desember yaitu 10,11 persen dengan jumlah pengunjung sebanyak 4000 pengunjung. Ini disebabkan karena adanya tingkat persaingan antara restoran sea food Bintang Laguna dengan restoran sea food lainnya yang ada dikawasan pesisir pantai Anyer. Jumlah pengunjung restoran sea food Bintang Laguna dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Restoran Sea Food Bintang Laguna di Kota Cilegon Per Bulan Tahun 2006

Bulan Jumlah Pengunjung (Orang)

Pertumbuhan (%)

Januari 4500 -

Februari 4370 - 2,88

Maret 4293 - 1,76

April 4200 - 2,17

Mei 4165 - 0,83

Juni 4205 0,96

Juli 3990 - 5,11

Agustus 3881 - 2,73

September 3995 2,93

Oktober 4200 -5,13

November 4450 5,95

Desember 4000 10,11

Sumber : Restoran Sea Food Bintang Laguna Kota Cilegon, 2007

(23)

Hal ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh manajemen restoran sea food Bintang Laguna. Penurunan permintaan akan menu makanan sea food diharapkan dapat diatasi melalui peningkatan kinerja restoran terhadap atribut produk dan pelayanan restoran itu sendiri. Peningkatan kinerja akan menimbulkan peningkatan kepuasan konsumen, sehingga diharapkan permintaan akan menu makanan sea food juga meningkat. Hal ini yang membuat peneliti ingin menganalisis tingkat kepuasan konsumen restoran sea food Bintang Laguna berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen di restoran sea food Bintang Laguna?

3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik kons umen restoran sea food Bintang Laguna.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Restoran sea food khususnya restoran sea food Bintang Laguna sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya.

2. Mahasiswa dan kalangan akademik sebagai informasi mengenai perilaku konsumen restoran sea food Bintang Laguna yang dapat digunakan sebagai studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

3. Khalayak umum, penelitian ini diharapkan dapat disajikan sebagai salah satu alternatif wawasan dan masukan serta bahan pertimbangan dalam melakukan proses pembelian.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan pada pendekatan dari sisi konsumen yang berfokus pada tanggapan mereka terhadap atribut restoran sea food Bintang Laguna. Penelitian mengenai perilaku konsumen ini dibatasi pada pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Pembahasan mengenai tingkat persaingan antara restoran sea food Bintang Laguna dengan restoran lainnya tidak dibahas dalam penelitian ini.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Restoran

Restoran adalah setiap bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi umum dimana proses penyajian berlangsung. Proses pengolahan dapat berada pada suatu bangunan atau bangunan lain yang terpisah dengan tempat penjualan. Menurut Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (1993/1994) dalam Dewi (2005), setiap restoran harus memiliki izin operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Selanjutnya oleh Departemen Kesehatan restoran tersebut akan diawasi mutu dan kualitasnya, baik berupa penetapan tingkat mutu (grading) maupun hygiene sanitasi.

Penetapan tingkat mutu ini diharapkan menjadi strategi dalam upaya promosi, kompetisi dan administrasi.

Definisi lain dari restoran adalah satu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, dan menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamu atau konsumennya baik berupa makanan maupun minuman.

Tujuan operasional restoran adalah mencari keuntungan dan memberikan kepuasan bagi para tamu atau konsumen. Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pariwisata Kota Cilegon Nomor 15/U/II/1998. Restoran dapat digolongkan kedalam tiga kelas yaitu berdasarkan pada fasilitas dan pelayanan yang tersedia serta mutu pelayanan. Penggolongan kelas restoran ini dapat dinyatakan dalam piagam, yaitu :

(26)

1. Golongan kelas restoran tinggi

Restoran ini dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna emas.

2. Golongan kelas restoran menengah

Restoran ini dinyatakan dengan pia gam bertanda sendok garpu berwarna perak.

3. Golongan kelas restoran rendah

Restoran ini dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna perunggu.

Piagam yang diberikan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya kepada restoran harus melalui syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan. Tiap restoran harus dapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya yang kemudian akan dinilai dan dilakukan penggolongan kelas terhadap restoran tersebut.

Setelah dilakukan penilaian terhadap restoran yang telah memenuhi syarat, maka tim penilai dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya menggolongkan restoran tersebut sesuai dengan kelasnya, yaitu tinggi, menengah, atau rendah.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu staf Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon. Dikatakan bahwa Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon tidak menggolongkan menurut kelas-kelasnya untuk restoran yang berada di Kota Cilegon, sehingga untuk menggolongkan restoran secara umum dapat dilihat dari jumlah kursinya, ya itu :

1. Lebih dari 50 buah kursi, digolongkan kedalam restoran kelas tinggi.

(27)

2. Antara 50 sampai dengan 21 buah kursi, digolongkan kedalam restoran kelas menengah.

3. Kurang atau sama dengan 20 buah kursi, digolongkan kedalam restoran kelas rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka restoran sea food Bintang Laguna termasuk kedalam jenis restoran kelas tinggi karena mempunyai jumlah kursi lebih dari 50 buah kursi yang ada di restoran tersebut.

2.2 Jenis Restoran

Menurut Eva (2006), menyatakan bahwa terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang berkembang saat ini, yaitu :

1. Family Conventional

Restoran tradisi keluarga yang mementingkan masakan yang enak, suasana, dan harga yang bersahabat. Jenis restoran ini biasanya menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederha na.

2. Fast Food

Menu yang disajikan telah siap atau segera tersedia, agak terbatas dalam jenis ruang dengan dekorasi warna-warna utama dan tenang. Harga yang ditawarkan relatif tidak mahal dan mengutamakan banyak pelanggan.

3. Speciality Restaurants

Restoran ini biasanya terletak jauh dari keramaian, namun menyajikan masakan khas yang mena rik perhatian dan berkualitas. Umumnya ditujukan kepada turis atau orang-orang yang ingin mentraktir teman atau sekeluarga dalam suasana yang khas.

(28)

4. Cafetaria

Restoran ini terletak didalam perkantoran, pusat pembelanjaan, sekolah, atau pabrik-pabrik. Kafetaria menyajikan menu terbatas seperti yang disajikan rumah, berganti- ganti tiap hari dan harga yang ekonomis.

5. Coffe Shop

Ditandai dengan pelayanan makanan secara tepat dan pergantian tempat duduk yang cepat. terdapat banyak sitting yang menempati Counter Service untuk menekankan suasana informal. Lokasi utamanya berada digedung perkantoran atau dipusat pembelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Hal ini berguna untuk menarik perhatian pengunjung untuk makan siang atau Coffe break .

6. Gourmet

Merupakan restoran yang berkelas, dengan suasana yang sangat nyaman dengan dekorasi yang bersifat artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi.

7. Etnik

Menyajikan masakan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam pekerjaannya kadang bernuansa etnik.

8. Snack Bar

Ruangannya umumnya lebih kecil, cukup untuk melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau jajan. Dapat memperoleh volume penjualan yang baik karena waktu makan yang ditawarkan ditambahkan dengan pesananan take-out.

(29)

9. Buffet

Biasanya berupa swalayan, namun untuk produk minuman wine, liquor, dan bir dapat dilayanni dengan khusus. Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet.

10. Drive in/ Drive thru or Parking

Para pembeli disini yang menggunakan mobil tidak perlu keluar dari kendaraanya. Pesanan diantar hingga kemobil untuk eat-in (sementara parkir) atau “take-away” dan jenis yang disajikan pun dikemas secara praktis.

Dari sepuluh jenis restoran maka dapat dilihat bahwa restoran sea food Bintang Laguna termasuk kedalam jenis restoran Family Conventional. Ada dua unsur penting yang mempengaruhi kesuksesan bisnis restoran yaitu pelayanan yang efisien dimana staf pengelola restoran mengorganisasikan operasional pelayanan makanan yang dijual dan menyajikan produksi makanan secara efektif serta adanya pelayanan yang ramah dan baik dalam melayani konsumen.

2.3 Makanan Sea Food

Menurut Drajad (2006), makanan sea food merupakan makanan yang diolah berdasarkan resep secara turun temurun dan bahan yang digunakan berasal dari laut setempat dan makanan yang dihasilkan juga sesuai dengan selera konsumen setempat. Sedangkan jika dilihat dari pengolahannya makanan sea food kaya akan makanan yang diproses dengan dipepes, direbus, ditumis, digoreng dan dibakar. Klasifikasi makanan sea food dapat dilihat berdasarkan proses pengolahannya, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.

(30)

Tabel 3. Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya Proses Pengolahannya Jenis Makanan

Digoreng Ayam, ikan, kepiting, udang

Dipepes ikan, ayam

Direbus Kepiting, udang, kerang

Ditumis Udang

Dibakar Ayam, ikan, udang, cumi-cumi

Sumber : Drajad, 2006

2.4 Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari informasi akan meluangkan waktu untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan lebih senang untuk mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membeli (Sutisna, 2001).

Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.

Memahami usia konsumen adalah penting karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk atau jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Berdasarkan isi pemasaran semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Namun

(31)

pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia di jadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Selanjutnya pekerjaan dapat mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Lokasi tempat tinggal berpengaruh pada kemudahan mendapatkan produk. Konsumen yang tinggal di perkotaan akan lebih mudah mendapatkan kebutuhannya jika dibandingkan dengan konsumen yang tinggal di pedesaan. Para pemasar juga harus memahami dimana konsumen tinggal agar ia bisa fokus kemana akan memasarkannya.

Pendapatan konsumen akan menggambarkan daya beli seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya (Lestari, 2004).

2.5 Penelitian Terdahulu

Drajad (2006) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food (kasus Restoran Pasar Ikan dan Restoran Depok Kuring). Secara umum penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran. Dengan menggunakan alat analisis Tabulasi Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA).

(32)

Endang (2006) melakukan penelitian tentang Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Pelayanan Antar di KFC Cabang Pajajaran Bogor. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut mutu pelayanan antar di KFC Pajajaran Bogor, menganalisis kinerja KFC dan kepuasan pelanggan atas kinerja tersebut serta menganalisis atribut-atribut mutu yang kurang memuaskan konsumen yang diduga menjadi penyebab ketidaktertarikan mereka terhadap fasilitas layanan antar. Berdasarkan alat analisis Importance Performance Analysis, terdapat lima atribut ang dianggap penting oleh konsumen namun kinerja perusahaan masih belum memuaskan. Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan, kesesuaian harga makanan dan minuman, respon keluhan pelanggan.

Lestari (2004) melakukan penelitian tentang Analisis Penilaian Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut Restoran Tradisional Gurih 7. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis atribut restoran tradisional Sunda apa saja yang menjadi preferensi konsumen dan mengkaji karakteristik konsumen restoran Gurih 7. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis metode Thurstone dan model sikap multiatribut Fishbein. Dari hasil analisis tersebut maka dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan pemasaran untuk restoran Gurih 7.

Sedangkan untuk hasil analisis Thurstone memperlihatkan bahwa urutan prioritas kepentingan atribut yang menjadi preferensi konsumen restoran Gurih 7 mulai dari prioritas tertinggi sampai dengan prioritas rendah yaitu cita rasa makanan, kebersihan, suasana restoran, harga, kecepatan pelayanan, keragaman menu, ketersediaan mushola, lokasi, keramahan pelayan/pegawai dan areal parkir.

(33)

Pratiko (2005) menganalisis Tingkat Kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Restoran Famili Resto Cibubur, menghasilkan 20 atribut mutu yang merupakan penjabaran dari lima dimensi mutu, yaitu : reability (4 atribut), assurance (4 atribut), tangible (4 atribut), empathy (4 atribut) serta responsives (4 atribut). Pengukuran tingkat kepuasan pelayanan menggunakan Importance Performance Analsis. Atribut yang dinilai resposden penting pada setiap dimensi yaitu ketersediaan menu yang dipesan, kondisi peralatan makanan dan tempat penyajian, kesediaan penyaji untuk menghargai dan melayani pelanggan atau tamu, kemampuan penyaji menata ulang tata letak menu dimeja makan.

Siska (2004) menganalisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Restoran Padang, pada kasus Restoran Trio Permai, Bogor. Metode penelitian yang digunakan yaitu : (1) Importance Performance Analysis, untuk menganalisis kinerja atribut restoran, (2) Uji Chi-square, untuk menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan loyalitas dan (3) Uji Rank Spearman, untuk menganalisis hubungan kepuasan dengan loyalitas. Atribut pelayanan restoran yang dianggap penting oleh konsumen namun kinerja atribut belum memenuhi harapan konsumen atau tidak puas adalah kesejukan restoran, kenyamanan dan aroma ruangan. Loyalitas konsumen terhadap Restoran Trio Permai dinyatakan cukup loyal, terlihat dari banyaknya responden yang termasuk kriteria client, yaitu konsumen yang makan secara teratur di restoran trio Permai.

Hasil Uji Chi-square hanya jenis pekerjaan yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan loyalitas. Sedangkan untuk hasil Uji Rank Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan ang lemah antara kepuasan dengan loyalitas konsumen pada restoran Trio Permai.

(34)

Andari (2005) menganalisis Perilaku Konsumen dan implikasinya Pada Strategi Bauran Pemasaran Restoran Tradisional (studi kasus di Restoran Galuga 3, Kota Bogor), tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan menganalisis tahapan proses pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan menggunakan alat analisis Tabulasi Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis bauran pemasaran. Atribut restoran yang dianggap penting adalah rasa. Dan atribut tertinggi kedua yaitu higienis, sementara kebersihan restoran menjadi atribut dengan nilai kepentingan ketiga.

Tity (2006) melakukan penelitian tentang Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pasta dan Restoran, kasus Restoran Wajan Bekas di Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen wajan bekas, menganalisis proses pengambilan keputusan terhadap pemilihan Wajan Bekas dan pembelian Produk serta menganalisis sejauh mana kepuasan konsumen terhadap atribut produk dan atribut restoran Wajan Bekas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Importance performance Analysis (IPA) dan analisis kesenjangan (gap). Hasil yang diperoleh dari alat analisis IPA adalah atribut produk pasta yang perlu dipertahankan adalah rasa, kebersihan dan halal. Sedangkan untuk hasil analisis kesenjangan (gap) atribut variasi menu merupakan prioritas utama ya ng perlu ditingkatkan. Atribut restoran yang perlu diprioritaskan karena belum memenuhi harapan konsumen ialah atribut alunan musik, sarana parkir,aroma ruangan, kecepatan penyajian, kesigapan karyawan, kebersihan dan kerapihan restoran, serta atribut kenyaman dan keamanan restoran.

(35)

Secara umum persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti terdahulu meneliti atribut- atribut yang dimiliki oleh restoran, dan tingkat kepuasan dengan memisahkan atribut produk dan atribut restoran, dan tempat penelitiannya pun berbeda. Penulis meneliti mengenai tingkat kepuasan konsumen restoran sea food yang berada di kawasan pesisir pantai. Dan penelitian dilakukan dilokasi yang dipilih secara Purposive yaitu restoran sea food Bintang Laguna di Kota Cilegon. Karena restoran tersebut sudah lama berdiri dan restoran tersebut belum pernah diteliti sama sekali dalam bentuk apapun. Metode analisis yang digunakan penulis adalah analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).

(36)

Tabel 4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Sadaru

Drajad (2006)

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food (kasus Restoran Pasar Ikan dan Restoran Depok Kuring)

analisis Tabulasi Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA)

Atribut yang dianggap penting oleh konsumen Cita rasa makanan, harga menu, variasi men makanan, jumlah dalam porsi dan kecepatan penyajian.

2. Elmira Siska (2004)

Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Restoran Padang, pada kasus Restoran Trio Permai

Importance Performance Analysis, Uji Chi-square, Uji Rank Spearman

Atribut pelayanan restoran yang dianggap penting oleh konsumen namun kinerja atribut belum memenuhi harapan konsumen atau tidak puas adalah kesejukan restoran, kenyamanan dan aroma ruangan.

3. Endang (2006)

Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu

Pelayanan Antar di KFC Cabang Pajajaran Bogor

Importance Performance Analysis (IPA)

Atribut ang dianggap penting oleh konsumen namun kinerja

perusahaan masih belum memuaskan.

Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan, kesesuaian harga makanan dan minuman, respon keluhan

pelanggan.

4. Irene Budi Lestari (2004)

Analisis Penilaian Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut Restoran Tradisional Gurih 7.

Metode Thurstone dan model sikap multiatribut Fishbein

Atribut yang dianggap penting adalah cita rasa makanan, kebersihan, suasana restoran, harga, kecepatan pelayanan, keragaman menu, ketersediaan mushola, lokasi, keramahan pelayan/pegawai dan areal parkir.

(37)

5. San Bono Pratiko (2005)

Tingkat Kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Restoran Family Resto Cibubur

Importance Performance Analysis (IPA)

Atribut yang dinilai resposden penting pada setiap dimensi yaitu ketersediaan menu yang dipesan, kondisi peralatan makanan dan tempat penyajian, kesediaan penyaji untuk menghargai dan melayani pelanggan atau tamu, kemampuan penyaji menata ulang tata letak menu dimeja makan.

6. Yopi Andari (2005)

Perilaku Konsumen dan implikasinya Pada Strategi Bauran Pemasaran Restoran Tradisional (studi kasus di Restoran Galuga 3, Kota Bogor)

Importance Performance Analysis (IPA)

Atribut restoran yang dianggap penting adalah rasa. Dan atribut tertinggi kedua yaitu higienis, sementara kebersihan restoran menjadi atribut dengan nilai kepentingan ketiga.

7. Tity Eva Yanti (2006)

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pasta dan

Restoran, kasus Restoran Wajan Bekas di Bogor

Importance performance Analysis (IPA) dan analisis kesenjangan (gap)

Hasil yang diperoleh dari alat analisis IPA adalah atribut produk pasta yang perlu dipertahankan adalah rasa, kebersihan dan halal. Sedangkan untuk hasil analisis

kesenjangan (gap) atribut variasi menu merupakan prioritas utama yang perlu ditingkatkan.

(38)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Jasa

Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Sedangkan jasanya berupa pelayanan kepada konsumen atau pelanggan. Keunggulan dari usaha adalah bergantung dari keunikan serta kualitas yang diperhatikan oleh produk dan jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen.

3.1.2 karakteristik Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasaranya bersifat intangible. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Menurut Kotler (2005), karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Intangible (tidak berwujud) adalah suatu jasa mempunyai sifat tidak

berwujud, tidak dapat dirasakan an dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.

2. Inseparibility (tidak dapat dipisahkan) pada umumnya jasa yang diproduksi dan dihasilkan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya.

(39)

3. Variability (bervariasi) adalah jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa, dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

4. Perishable (tidak tahan lama) daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Sutisna (2001), kualitas jasa dapat dilihat dari lima dimensi, dimana perusahaan dapat memilih kombinasi dari kelimanya. Dimensi itu antara lain :

1. Keandalan (reliability), adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

2. Keresponsifan (responsiviness), adalah kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.

3. Keyakinan (confidence), adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau ”assurance”.

4. Empati (emphaty), adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.

5. Berwujud (Tangible), adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal dan media komunikasi.

3.1.3 Kepuasan Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen atau pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, penjualan setelah penjualan dan nilai-nilai perusahaan. Mutu produk dapat dibedakan menjadi dua,

(40)

yaitu mutu desain dan mutu kecocokan. Mutu desain mencerminkan apakah suatu produk atau jasa memiliki penampilan yang dimaksud. Sedangkan mutu kecocokan mencerminkan seberapa jauh produk/jasa benar-benar cocok atau sesuai dengan maksud desain. kegiatan penjualan terdiri atas variabel- variabel pesan, sikap, dan perantara. Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel- variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi, serta berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan, dan pengembalian uang. Sedangkan variabel nilai perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakannya sehari- hari (Drajad, 2006).

Kotler (2005) mendefinisikan kepuasan kons umen sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan- harapannya. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi pasca kons umsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka konsumen akan puas.

Umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan atau keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya, bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

(41)

3.1.4 Strategi Bauran Pemasaran

Dalam pemasaran, bauran pemasaran (marketing mix) mempunyai peranan yang sangat penting. Kotler (2005) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran. Menurut Supranto (2003) terdapat tiga tingkat interaksi antara unsur-unsur bauran pemasaran yaitu :

1. Konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran.

2. Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antara unsur- unsur bauran.

3. Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua unsur bauran pemasaran.

3.1.4.1 Produk (Product)

Kotler (2005) mendefinisikan bauran produk adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada pembeli.

Pengertian produk itu sendiri adalah segala sesuatu ang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu.

Keempat dimensi bauran produk ini memberikan pegangan untuk mendefinisikan strategi perusahaan.

Perusahaan dapat memperluas bisnisnya dengan empat cara yaitu Perusahaan dapat menambah lini produknya, Perusahaan dapat memperpanjang tiap lini produk, Perusahaan dapat menambah lebih banyak varian produk dan

(42)

memperdalam bauran produknya. Sedangkan untuk bauran pelayanan merupakan salah satu alat utama untuk mendiferensiasikan satu restoran dengan restoran lainnya. Suasana restoran merupakan unsur lainnya, suatu restoran mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya. Setiap restoran mempunyai penampilan, ada yang kotor, yang lainnya menarik, megah dan suram. Level paling dasar adalah manfaat inti (core benefit) yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.

Pada level kedua pemasar harus berubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar (basic product). Pada level ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk tersebut.

Pada level keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. Pada level terakhir terdapat produk potensial yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa yang akan datang.

3.1.4.2 Harga (Price)

Menurut Kotler (2005), harga merupakan satu-satunya elemen dari bauran pemasaran (empat P) yang menghasilkan pendapatan, sedangkan ketiga P lainnya hanya menghasilkan biaya. Harga berperan sebagai penentu utama dari pilihan pembeli. Walaupun faktor- faktor non harga telah menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli selama beberapa dasawarsa ini, harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Selain itu, harga juga merupakan satu-satunya element bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lainnya menimbulkan biaya.

(43)

Harga juga merupakan salah satu element bauran pemasaran yang paling fleksibel dimana harga dapat berubah dengan cepat tidak seperti ciri khas (feature) produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan. Terdapat enam langkah penetapan harga menurut Kotler (2005), yang sebaiknya dijalankan oleh perusahaan, yaitu : 1) Memilih tujuan penetapan harga, 2) Menentukan permintaan, 3) Memperkirakan biaya, 4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran, 5) Memilih metode penetapan harga, dan 6) Memilih harga terakhir.

3.1.4.3 Saluran Distribusi (place)

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2005). Saluran distribusi suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen sampai kekonsumen atau pemakai industri.

Agar produk tersedia bagi konsumen maka persahaan membuat suatu keputusan mengenai saluran pemasaran yang akan digunakan. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen.

Saluran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain, hal ini disebabkan oleh saluran distribusi yang akan menjamin ketersedian produk dipasaran.

3.1.4.4 Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk.

(44)

Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi, karena melalui komunikasi yang efektif akan terjadi suatu interaksi yang saling menguntungkan. Komunikasi pemasaran sangat diperlukan karena pemasaran modern konsumen memerlukan lebih dari pengembangan produk yang baik, penawaran dengan harga yang menarik dan kemudahan untuk dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya (stakeholder) yang ada sekarang dan yang potensial karena dengan komunikasi dapat menginformasikan keberadaan produk.

Bauran promosi disebut juga bauran komunikasi pemasaran yang terdiri atas lima cara komunikasi utama. Kotler (2005) membagi bauran promosi kedalam lima elemen penting, yaitu :

1. Personal selling

Personal selling adalah langsung antara penjual dan calon konsumen untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon konsumen dan membentuk pemahaman konsumen terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

2. Mass selling

Mass selling terdiri atas periklanan dan publisitas. Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini tidak sefleksibel Personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi kekhalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.

(45)

3. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah bent uk persuasi langs ung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik konsumen baru, mempengaruhi konsumennya untuk mencoba produk baru, mendorong konsumen membeli lebih banyak, menyerang aktifitas promosi bersaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa perencanaan sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan restoran. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjualan dapat dibagi menjadi empat yaitu : Customer promotion, Trade promotion, Sales force promotion, dan Business promotion.

4. Public relation

Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok- kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

5. Direct marketing

Direct marketing adalah pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon terukur dan transaksi disembarang lokasi.

3.1.4.5 Proses (Process)

Menurut Yaslinur (2005), seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas

(46)

dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan tentang keterlibatan konsumen dan keleluasaan karyawan.

Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam layanan konsumen. Bila proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan tidak puasnya konsumen. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses. misalnya staf pemasaran membuat program ”pelatihan senyum” bagi staf operasi untuk layanan konsumen dan cepat tanggap atau keluhan konsumen, sehingga kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui manajemen proses tersebut.

3.1.4.6 Orang (People)

Orang atau karyawan merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ketangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi dan manajemen sumberdaya manusia. Image suatu restoran salah satunya diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan pada konsumen. Para karyawan dilibatkan dalam proses memulihkan perusahaan melalui pengembangan peningkatan kesadaran akan pentingnya konsumen. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para konsumen dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan konsumen.

(47)

Pentingnya orang dalam pemasaran mengarah pada minatnya yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih, dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan yang memuaskan kebuthan individu. Dengan menyadari kontribusi setiap orang dalam menarik dan mempertahankan konsumen, didalam bauran pemasaran secara keseluruhan, kinerja kompetitif perusahaan akan secara substansi meningkat.

3.1.4.7 Bukti Fisik (Physical Evidence)

Menurut Kotler (2005), bukti fisik merupakan lingkungan fisik dimana layanan diciptakan penyedia dan konsumen berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan, suasana restoran, kenyamanan restoran, serta fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Bukti fisik sangat membantu positioning suatu perusahaan dan memberi dukungan nyata terhadap pengalaman yang diharapkan. Bila fasilitas yang dibutuhkan oleh konsumen di restoran telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.

3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Proses keputusan membeli setiap konsumen berbeda dan bervariasi. Hal ini disebabkan karena keputusan pembelian yang dilakukan dipenga ruhi oleh banyak faktor. Dalam mengambil keputusan pembelian produk, konsumen mungkin dipengaruhi faktor budaya, keluarga, pendapatan, kelas sosial, gaya hidup, iklan, situasi di toko, pelayanan, dan lain- lain. Engel et al. (1995) mengungkapkan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk, yaitu :

(48)

3.1.5.1 Faktor-faktor Lingkungan

Pengaruh lingkungan memiliki peranan yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti terhadap strategi pemasaran sebuah perusahaan. Faktor- faktor lingkungan ini terdiri atas (Engel et al., 1995) :

1. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga- lembaga penting lainnya. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku ya ng paling mendasar (Kotler, 2005). Menurut Engel et al. (1995) budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat.

Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya yaitu : rasa diri dan ruang, komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makanan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan, nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses mental dan pembelajaran dan kebiasaan kerja dan praktek. Budaya menentukan konsumsi dari kegiatan penting seperti apa, kapan, dimana, dan dengan siapa. Oleh karena itu, budaya apa yang cocok dan efektif untuk dikerjakan oleh pemasar dalam memberikan barang dan jasa.

2. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat yang terdiri atas individu yang berbagai nilai, minat dan perilaku yang sama, atau kelompok yang

(49)

relatif homogen dalam suatu masyarakat lama yang tersusun secara hierarki (Kotler, 2002). Kelas sosial yang berbeda cenderung memunculkan perilaku konsumsi yang berbeda.

Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi didalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup dikalangan masing- masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing- masing kelas.

Dalam pemasaran sistem status merupakan faktor yang sangat menarik untuk diketahui karena mereka dapat mengusahakan pengaruh yang besar pada apa yang di beli dan dikonsumsi oleh orang. Pengaruh pribadi adalah tekanan ang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Sebagai konsumen, perilaku kita sering dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita.

3. Pengaruh Pribadi

Perilaku Konsumen akan dipengaruhi oleh kelompok tertentu dimana konsumen melibatkan dirinya. Menurut Andari, (2005) terdapat lima kelompok relevan dari konsumen. Pertama kelompok keluarga yang mampu menyediakan rasa aman, kesempatan untuk berdiskusi, serta keinginan untuk ditemani. Kedua, kelompok teman atau sahabat. Dalam hal ini konsumen cenderung mencari informasi dari teman ang mereka percayai memiliki nilai yang sama dengan mereka. Ketiga grup sosial formal yang diperlukan konsumen untuk mencapai tujuannya. Keempat, kelompok belanja dimana konsumen biasanya akan memilih kelompok dengan pengalaman atau pengetahuan tentang produk yang hendak

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon  Tahun 2000-2006  Tahun  Jumlah Restoran  Pertumbuhan (%)
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Restoran  Sea Food Bintang Laguna di Kota Cilegon  Per Bulan Tahun 2006
Tabel 3. Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya   Proses Pengolahannya  Jenis Makanan
Tabel 4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dirawat pasien perempuan usia 33 tahun dengan diagnosis akhir Mixed Connective Tissue Disease (MCTD) yang ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

dikembangkan oleh dosen secara lisan dan tulisan dalam proses perkuliahan baik secara langsung maupun melalui media komunikasi guna meningkatkan interaksi sosial mahasiswa di

Dari hasil uji laboratorium menggunakan metode Semi-Mikro Kjeldhal didapatkan hasil jumlah rata-rata kadar protein pada sampel teripang ( Holothuria argus ) berdasarkan

mensucikan jiwanya, seperti dari sikap cinta dunia, harta benda, memperturutkan hawa nafsu, gila kekuasaan dan sebagainya. Dengan demikian, klien selalu ikhlas dan

Setelah diberikan tindakan diperoleh hasil sebagai berikut: pada siklus I di peroleh tingkat ketuntasan 56,6% dan daya serap klasikal 69,6%, sedangkan pada siklus II di

Arumsari,Adela.2014 .Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor.. Tesis

Sejak 2010 sampai saat ini, di Pulau Lombok program ini baru dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur dan di Kabupaten Lombok Utara di 20 Desa ‘rawan bencana.’ Beberapa capaian

Warna rambu operasional, menggunakan warna dasar kuning dengan simbol atau teks atau petunjuk arah berwarna hitam tanpa garis tepi hitam, kecuali yang sudah dibakukan pada