• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENIAN DIDONG ALO DAN DIDONG TEPOK PADA ACARA PESTA PERKAWINAN JUELEN DI GAYO LUES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENIAN DIDONG ALO DAN DIDONG TEPOK PADA ACARA PESTA PERKAWINAN JUELEN DI GAYO LUES."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Milana agustina Nasution, NIM.061222510053. Kesenian Didong Alo dan Didong Tepok Pada Acara Pesta Perkawinan Juelen di Gayo Lues. Skripsi. Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya didong ke gayo lues, mengetahui peranan didong alo dan didong tepok pada acara perkawinan juelen di gayo lues, mengetahui jenis instrumen apa saja yang dipakai pada kesenian didong alo dan didong tepok, mengetahui proses pertunjukkan didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di gayo lues..

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Gayo sebanyak 5 orang, Para pemain Didong Alo dan Didong Tepok sebanyak 20, dan para penetua adat sebanyak 5 orang. Sampel penelitian ini diambil dari jumlah dari keseluruhan populasi.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yang mengumpulkan berbagai informasi mengenai kesenian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi, visual (pemotretan),dan studi kepustakaan.

(2)

KESENIAN DIDONG ALO DAN DIDONG TEPOK PADA

ACARA PESTA PERKAWINAN JUELEN DI GAYO LUES

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagianPersyaratan

UntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

oleh:

MILANAAGUSTINANST

061222510053

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Kesenian Didong Alo dan Didong Tepok Pada Acara Pesta Perkawinan

Juelen di Gayo Lues”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sebagai Sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritikan guna membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini untuk dapat diperbaiki untuk kemudian hari.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Zulkifli, M.Sn., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

(8)

5. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum., selaku selaku Pembantu Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

6. Ibu Dra.Tuti Rahayu, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan

7. Bapak Panji Suroso, S.Pd, M.Si., selaku ketua Prodi Pendidikan Seni Musik sekaligus dosen tim penguji skripsi

8. Ibu Dra. Theodora Sinaga, M. Pd., selaku Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan bimbingan berupa kritikan dan saran kepada penulis mulai dari pengangkatan judul sampai selesainya skripsi ini dan memberikan banyak waktu luangnya untuk bimbingan

9. Ibu Esra P.T Siburian, M.Sn., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan bimbingan berupa kritikan dan saran kepada penulis mulai dari pengangkatan judul sampai selesainya skripsi ini dan memberikan banyak waktu luangnya untuk bimbingan

10. Seluruh Ibu dan Bapak Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Univesitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan

11. Staf pegawai Jurusan Sendratasik

(9)

13. Teristimewa buat orang tua saya tercinta Ayahanda Hanafi Nasution dan Ibunda Netty Syafrida Siregar yang telah memeberikan cinta kasihnya, dukungan materi dan materil kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

14. Teristimewa buat Abang saya Doni Zakaria Nasution yang telah memberikan dukungan dan dana serta segalanya dalam penyelesaian skripsi ini

15. Buat Adik saya Mhd. Ihsan Nasution yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini

16. Buat Kakanda terkasih Budi Handoyo, SE., yang telah memberikan dukungan dan dana serta segalanya dalam penyelesaian skripsi ini

17. Teman-teman yang sama - sama menyelesaikan skripsi dengan saya, terimakasih atas semangat dan dukungannya, terkhusus buat Ana Maria, Berny, Purnama, dan Putri terimakasih buat semuanya.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Peneliti ini mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun skripsi ini lebih baik lagi sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesenian khususnya seni musik.

Medan, September 2012 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

F. Manfaat Penelitian………... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ………. 11

1. Pengertian Sejarah………... 11

2. Pengertian Kesenian………... 12

3. Pengertian Musik………... 13

4. Pengertian Didong……….. 18

a. Didong Alo……… 20

b. Didong Tepok………... 20

5. Pengertian Perkawinan Juelen……… 21

B. Kerangka Konseptual………... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 25

(11)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Didong………... 37

B. Didong Alo……….... 38

C. Didong Tepok………... 40

D. Peranan Didong Alo dan Didong Tepok……….. 42

1. Peran DidongAlo……….. 42

2. Peran Didongtepok………... 42

E. Bentuk Penyajian………... 43

1. Bentuk Penyajian DidongAlo………... 43

2. Bentuk Penyajian Didong Tepok……….. 43

F. Jenis Instrumen Musik Pada Kesenian didong………... 44

1. Jenis Instrumen Didong Alo……… 44

2. Jenis Instrumen Didong Tepok………. 46

G. Keberadaan Didong Alo dan Didong Tepok………... 51

H. Proses Pertunjukan Didong……….. 51

1. Didong Alo………... 51

2. Didong Tepok………... 54

I. Tanggapan Masyarakat Gayo Terhadap Kesenian Didong Alo dan Didong Tepok……….. 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ………... 58

B. SARAN………... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Para Pemain Menepukkan Tangan... 46

Gambar 2. Para Pedidong Menepukkan Bantal Kecil... 47

Gambar 3. Pemain Didong Alo Dalam Penyambutan Tamu... 52

Gambar 4. Pemain Didong Alo Yang Berbentuk Lingkaran... 53

Gambar 5. Tamu Yang Ikut sertan Dalam Kesenian Didong Alo... 53

Gambar 6. Pihak Laki – laki Memasuki Rumah Setelah Disambut Didong Alo.. 54

Gambar 7. Para Pemain Didong Tepok... 55

Gambar 8. Ceh Didong Tepok... 56

(13)

DAFTAR NOTASI

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Alumni

Lampiran 2. Surat Keterangan Kepala Pusat Perpustakaan UNIMED Lampiran 3. Surat Keterangan Ruang Baca FBS UNIMED

Lampiran 4. Surat Keterangan Balasan Perpustakaan UNIMED Lampiran 5. Surat Keterangan Ujian Standar Sendratasik Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis tersebut menyebar luas diseluruh pelosok negeri. Indonesia terbagi menjadi lima pulau besar, kelima pulau tersebut adalah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Irian Jaya. Pulau Sumatera terbagi lagi menjadi beberapa Propinsi salah satunya adalah daerah istimewa Aceh yang setelah otonomi daerah disebut Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Indonesia banyak memiliki beraneka ragam suku, ras, adat - istiadat, dan kebudayaan yang berbeda - beda. Indonesia adalah Negara yang terdiri lebih dari 500 kelompok etnis. Dengan banyaknya etnis tersebut mengakibatkan banyaknya seni budaya yang tersebar di Indonesia. Seni budaya yang tersebar di Indonesia seperti wayang, tari-tarian tradisional diantaranya adalah tari saman, piring, kuala deli dan lain sebagainya, musik-musik tradisional diantaranya adalah musik gong luang, musik panting, musik krompyung, dan masih banyak jenis musik tradisi lainnya. Semua kesenian tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Kebudayaan adalah semua hasil karya , cipta, dan rasa masyarakat. Budaya juga didasari oleh ide - ide dan kebiasaan yang dilakukan manusia. Suku - suku bangsa di Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika, memberikan bentuk, warna dan isi tertentu pada masing - masing daerah.

(16)

Setiap suku - suku yang ada diseluruh Indonesia memiliki ciri khas tersendiri baik didalam adat - istiadat, kesenian dan bahasanya. Keberagaman seni budaya ini tidak hanya tejadi antara satu pulau dengan pulau yang lain tetapi juga terjadi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain di dalam satu pulau. Gerak laju pembangunan penerapan teknologi dalam era pembangunan negara dan bangsa tidak terlepas dari dampak negatif. Jika kita tidak menyadarinya sejak dini maka akan terjerumus kepada kepunahan sampai kehilangan kekayaan yang berharga, khususnya kesenian didong yaitu didong alo dan didong tepok yang memiliki ciri khas masing-masing dan memiliki makna tersendiri.

Kesenian didong lahir dan berkembang seirama dengan perkembangan Islam ditanah Gayo, perkembangan Islam di Gayo telah melahirkan suatu bentuk kesenian yang sangat digemari masyarakat. Kesenian ini sangat menarik karena merupakan perpaduan dari tarian dan nyanyian, dan lantunan syair sastra. Kesenian ini berisi syair-syair puisi faktual dan kontekstual menyangkut berbagai macam masalah kehidupan, baik sosial, politik maupun agama. Kesenian didong mengandung syair tertulis yang disusun untuk mengungkapkan suatu makna dalam kehidupan masyarakat Gayo. Teks syair dan pantun dalam kesenian tersebut dapat mengungkapkan berbagai macam hal dalam berbagai macam konteks kehidupan. Kesenian yang paling mendominasi kebudayaan Gayo dan sangat populer ditengah masyarakat. Populer tidak saja ditempat asalnya tetapi dibeberapa kota besar seperti Banda Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta dan Bandung yang secara berkala sering dipentaskan.

(17)

ditempat untuk mengharapkan bunyi dik-dik-dik. Bunyi dik-dik-dik selalu digunakan untuk menyelingi persembahan Didong.

Pada awalnya didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair. Para seniman didong tidak semata - mata menyampaikan tutur kepada penonton yang dibalut dengan estetika, melainkan didalamnya bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan para nabi dan tokoh dalam Islam. Seiring perkembangannya, didong tidak hanya ditampilkan pada hari - hari besar agama Islam, melainkan juga dalam upacara-upacara adat seperti perkawinan, khitanan, mendirikan rumah, panen raya, pesta rakyat, penyambutan tamu dan sebagainya. Para pe-didong dalam mementaskannya biasanya memilih tema yang sesuai dengan upacara yang diselenggarakan seperti, pada upacara perkawinan misalnya, akan disampaikan teka-teki yang berkisar pada aturan adat perkawinan. Dengan demikian, seorang pe-didong harus menguasai secara mendalam tentang seluk beluk adat perkawinan. Dengan cara demikian pengetahuan masyarakat tentang adat dapat terus terpelihara. Nilai-nilai yang hampir punah akan dicari kembali oleh para ceh untuk keperluan kesenian didong.

(18)

merdu sambil menabuh gendang yang terbuat dari bantal keecil dan tepukan tangan yang bervariasi dengan posisi duduk melingkar.

Kesenian didong alo dan didong tepok dapat dipertunjukan pada saat pesta perkawinan

juelen yaitu pihak wanita (inen mayak) masuk kepada pihak keluarga pihak pria (aman mayak). Jadi, pihak istri masuk menjadi tanggung jawab pihak suami. Istri tinggal dirumah suami.

Mengikuti garis keturunan ayah( patrinial). Kesenian didong alo dan didong tepok mempunyai

peran yang berbeda pada perkawinan juelen, dimana didong alo dipertunjukan sebagai

penyambutan pihak laki-laki. Sedangkan didong tepok diadakan pada malam hari sebagai

hiburan. Kedua didong ini sangat menarik, dimana didong alo seperti gerakan burung yang

menyambar tamu , sedangkan didong tepok berupa sindiran-sindiran untuk para tamu yang

datang yang dilakukan semalam suntuk.

Didong, satu kesenian Gayo yang memiliki social intres tinggi, artinya suatu unsur kebudayaan yang amat digemari sehingga banyak unsur-unsur lain dalam masyarakat ikut terdorong karenanya. Sebuah seni perpaduan antara sastra, seni suara, dan seni tari yang digelar dalam satu sistem bertanding (folk games), selain itu kesenian didong juga kerap dipentaskan dalam mengisi acara perkawinan, khitanan, menyambut bulan suci ramdhan, memperingati hari - hari besar islam dan lainnya. Secara peformen estetik didong adalah perpaduan yang kompak antara seni gerak dan sintak ( lagu ), teater/pelakonan peran serta syair – syair yang mengandung pengetahuan dan nilai - nilai yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, dalam hal ini penulis mengangkat judul penelitian “Kesenian Didong Alo dan Didong Tepok pada Acara Pesta Perkawinan Juelen di Gayo Lues”.

(19)

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah tidak terlalu luas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hadeli (2006:23), yang mengatakan, “ Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan”

Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah sejarah masuknya kesenian didong pada masyarakat Gayo? 2. Bagaimanakah perkembangan kesenian didong pada masyarakat Gayo?

3. Bagaimanakah keberadaan kesenian didong alo dan didong tepok pada masyarakat Gayo?

4. Bagaimanakah bentuk penyajian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues?

5. Bagaimanakah peran kesenian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues ?

6. Instrumen musik apa saja yang dipakai pada kesenian didong alo dan didong tepok ? 7. Bagaimanakah fenomena yang terjadi ketika kesenian didong alo dan didong tepok

dipertunjukkan didepan masyarakat Gayo?

(20)

9. Bagaimana cara memainkan kesenian didong alo dan didong tepok?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan,

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.”

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah sejarah masuknya kesenian Didong pada masyarakat Gayo? 2. Bagaimanakah perkembangan kesenian didong pada masyarakat Gayo?

3. Bagaimanakah peran kesenian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues ?

4. Bagaimanakah bentuk penyajian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues?

5. Instrumen musik apa saja yang dipakai pada kesenian didong alo dan didong tepok ?

(21)

7. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kesenian didong alo dan didong tepok di gayo lues ?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeni (2005:14), yang mengatakan,

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-buitr masalah sebagaimana dirumuskan.”

Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut.

“ Bagaimana kesenian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues ?”

(22)

Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan yang merupakan suatu keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah.

1. untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya kesenian Didong pada masyarakat Gayo,

2. untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesenian didong pada masyarakat Gayo,

3. untuk mengetahui bentuk penyajian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues,

4. untuk mengetahui bagaimana peran kesenian didong alo dan didong tepok pada acara pesta perkawinan juelen di Gayo Lues,

5. untuk mengetahui alat musik apa saja yang dipakai pada kesenian didong alo dan didong tepok,

6. untuk mengetahui fenomena yang terjadi ketika kesenian didong alo dan didong tepok dipertunjukkan didepan masyarakat Gayo,

7. untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat Gayo terhadap kesenian didong

alo dan didong tepok di Gayo Lues.

(23)

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.

1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca

2. Untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi masyarakat atau lembaga di bidang seni.

3. Membantu pelaku seni seperti penyanyi, penari, pencipta lagu, dan arranger untuk meperkenalkan karya musik mereka agar dikenal oleh masyarakat.

4. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang berniat melakukan penelitian. 5. Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide ke dalam karya

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, observasi dan pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Kesenian didong dibawa oleh Abdul Kadir To`et pada masa kerajaan Raja Reje Linge XIII, pada awalnya kesenian didong ini digunakan untuk menyebarkan agama islam dengan mempertunjukkan didong pada hari - hari besar islam. Namun sekarang kesenian didong digunakan sebagai hiburan semata yang dipertunjukan dalam acara hajatan penyambutan tamu, pesta perkawinan, sunat rasul dan lainnya.

2. Jenis instrumen yang digunakan pada kesenian didong alo dan didong tepok sangatlah sederhana yakni vokal, tangan dimana tangan menjadi rythim dan hentakkan kaki menjadi tempo. Selain itu ada juga bantal kecil yang dipukul dengan tangan.

3. Keberadaan kesenian didong alo dan didong tepok pada masyarakat Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues hingga kini masih ada walaupun hampir mengalami kepunahan.

(25)

isinya tentang nasihat-nasihat, kisah-kisah sejarah gayo lues, dan kisah hidup manusia dalam bahasa Gayo.

5. Peran didong alo dan didong tepok bagi masyarakat Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues pada awalnya adalah sebagai penyebaran agama islam di kabupaten Gayo Lues. Seiring dengan perkembangan zaman peran didong berperan sebagai media transformasi, sebagai sarana pemertahanan Gayo Lues, sebagai media pembelajaran, sebagai sarana hiburan, sebagai alat komunikasi dan sebagai Pengangkat Strata ekonomi bagi masyarakat Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues.

B. SARAN

Berdasarkan Kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Hendaknya kesenian didong ini dilestarikan agar tidak punah dan menjadi kebanggaan salah satu kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Gayo.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung: Adhi Aksara Abadi Indonesia

Carr, E. H. 1970. What Is History. Pelican Book.

Esterberg, Kristin G. 2002. Qualitative Methods in Social Research. New York :Me Grow Hill

Isma Tantawi. 2011. Pilar – pilar Kebudayaan Gayo Lues. Medan : USU Press. Isma Tantawi. 2005. System Perkawinan Suku Gayo. KutaCane : Gayo Musara,

Aceh Tenggara

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Marshall, Gretchen B Rossma. 1995. Designing Qualitative Research. London Sage Publications, International educational and professional Publisher. M. J. Melalatoa. 2001. Didong Pentas Kreativitas Gayo. Jakarta : Yayasan

Asosiasi Tadisi Lisan dan yayasan Obor Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Sains Estetika dan Teknologi.

Maeryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara Narbuko, Cholid. 2007, Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Nickol, Peter. 2005. Membaca Notasi Musik. Jakarta: Gramedia

Satori Djamaan dan Komariah Aan, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Spradly James. 1980. Participant Observation. Winston : Holt Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramdedia Widyasarana

Indonesia

Trisuci, 1973. Harmoni Untuk Kelas Harmoni Sekolah Musik Murni. Medan: Tensilan

(27)

http://zipoer7.wordpress.com/2009/10/04/pernikahan-adat-masyarakat-gayo-aceh/

http://www.lovegayo.com/5875/butuh-pembenahan-seni-didong-gayo-lues

http://id.wikipedia.org/wiki/Didong

Gambar

Gambar 1. Para Pemain Menepukkan Tangan...................................................

Referensi

Dokumen terkait

Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat mengetahui dan memahami peranan perempuan dalam kebudayaan adat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan prosesi upacara adat perkawinan Gayo di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, juga

P: “Terus, apakah menurut kakak media komunikasi radio sudah memadai informasi yang kakak butuhkan dalam menggunakan layanan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten

Kepada kepala dan seluruh staf pustakawwn di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Gayo Lues yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

1. Strategi Komunikasi Kepemimpinan Dinas Perhubungan Gayo Lues Sebelum melakukan penelitian, peneliti melaksanakan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi

Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui apa saja jenis tanaman pekarangan yang terdapat di Penampaan uken Kecamatan Blangkejeren Gayo Lues, untuk mengetahui

Hasil observasi awal pada tanggal 15 Februari 2018 di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues masih ada ditemukan problem yang terjadi dalam rumah tangga pasangan

Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gayo Lues adalah dapat di lihat dari segi pelayanan publik, dimana masyarakat lebih mudah untuk