• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill), Kumis Kucing (Orhtosiphon spicatus Backer), Serta Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill), Kumis Kucing (Orhtosiphon spicatus Backer), Serta Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill), KUMIS KUCING (Orhtosiphon spicatus Backer), SERTA KOMBINASINYA TERHADAP

KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Gede Mahatma,2010; Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,M Kes

Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik kronik yang di tandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Pada tahun 2000, menurut WHO, setidaknya terdapat 171 juta orang diseluruh dunia menderita diabetes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek infusa biji alpukat, kumis kucing dan kombinasinya dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Desain penelitian bersifat eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Penelitian menggunakan mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan. Mencit tersebut dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, yaitu kelompok I diberi infusa biji alpukat, kelompok II diberi infusa kumis kucing, kelompok III kombinasi infusa kumis kucing dan biji alpukat, kelompok IV yang diberi glibenklamid (dosis 1,3 mg/kgBB) dan kelompok V yang diberi aquadest. Data yang diukur adalah KGD puasa mencit baik sebelum dan sesudah diinduksi aloksan, maupun setelah diberi perlakuan tiap kelompok. Analisis persentase penurunan KGD menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan Tukey HSD. Hasil menunjukkan bahwa kelompok I, II, III, IV, V persentase penurunan KGD secara berturut-turut adalah 44.44; 41.63; 61.90; 52.92; -1.58. Penelitian kelompok I, II, dan III berbeda bermakna secara statistik menurunkan KGD mencit dibandingkan kontrol negatif dengan p < 0.05. Kesimpulan penelitian ini adalah infusa biji alpukat, kumis kucing dan kombinasinya berefek menurunkan KGD mencit.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AVOCADO SEED (Persea americana Mill), JAVA TEA (Orhtosiphon spicatus Backer) AND THE COMBINATION TO BLOOD

GLUCOSE LEVEL ON ALLOXAN INDUCED MICE

Gede Mahatma 2010 ; Tutor I: Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Tutor II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

Diabetes Melitus (DM) is a chronic metabolic disease signed by the high level of blood glucose. In 2000, according to the WHO, at least 171 million people worldwide suffer from diabetes, or. The objective of this study is to determine the effect of avocado seed, java tea, dan combination avocado seed and java tea infusa to lowering blood glucose on alloxan induced mice. This experiment used a comparative, true experimental method with a complete randomized design. This study used male Swiss Webster mice that already induced by alloxan. The mice were grouped into 5 groups randomly, which is group I treated by avocado seed, group II treated by java tea, and group III treated by combination avocado seed and java tea infusa ,group IV treated by glibenclamide (1,3 mg/kgBB), and group V treated by aquadest. Data measured was before and after induced by alloxan blood glucose level of the mice and after each group was treated. The lowering blood glucose level percentage was analyzed by ANOVA method and continued by Tukey test method. The result shows that group I, II, III,IV,V the order of lowering blood glucose percentage after the treatment are 44.44; 41.63; 61.90; 52.92; -1.58. The statistical analysis on group I, II, and III, shows a significant effect of lowering the blood glucose level compare negative control ( p < 0.05). The conclusion of this study is groups I,II,III has the effect for lowering blood glucose levels on mice.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

PRAKATA vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR GRAFIK xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Idetifikasi masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran 4

1.5.2 Hipotesis 4

1.6. Metodologi 6

1.7. Lokasi dan Waktu 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas 7

2.1.1 Anatomi Pankreas 7

2.1.2 Histologi Pankreas 9

2.1.3 FisiologiPankreas 11

2.1.4 Insulin 12

2.1.5 Pengaturan Sekresi insulin 13

2.1.6 Efek Fisiologis Insulin 13

2.2 Diabetes Mellitus 14

2.2.1 Etiologi 15

2.2.2 Klasifikasi 17

2.2.3 Manifestasi Klinik 17

2.2.4 Diagnosis 18

2.2.5 Komplikasi 20

2.2.5.1Komplikasi Metabolik Akut 20

2.2.5.2Komplikasi-Komplikasi Vaskular Jangka Panjang 21

2.2.6 Pengelolaan Diabetes Melitus 22

2.2.6.1Pilar Penatalaksanaan DM 23

2.2.6.2Obat Hipoglikemi Oral 24

2.2.6.3Insulin 26

(4)

2.3 Peran Radikal Bebas Terhadap DM 27

2.4 Antioksidan 27

2.5 Aloksan 28

2.6 Biji alpukat (Persea americana Mill) 30

2.6.1 Taksonomi 30

2.6.2 Morflogi 30

2.6.3 Kandungan Kimia 31

2.6.4 Peran Alpukat terhadap Diabetes Melitus 31

2.6.5 Efek Lain 33

2.7 Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Backer) 34

2.7.1 Taksonomi 34

2.7.2 Morfologi 34

2.7.3 Kandungan Kimia 35

2.7.4 Peran Daun Kumis Kucing Terhadap Glukosa Darah 35

2.7.5 Manfaat dan Kegunaan 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat dan Tempat penelitian 37

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian 37

3.1.2 Tempat dan waktu Penelitian 37

3.2 Metode Penelitian 37

3.2.1 Desain Penelitian 37

3.2.2 Variabel Penelitian 38

3.2.2.1Definisi Konsepsional Variabel 38

3.2.2.2Definisi Operasional Variabel 38

3.2.3 Besar Sampel Penelitian 39

3.2.4 Prosedur Kerja 39

3.2.4.1Pengumpulan Bahan 39

3.2.4.2Penyiapan Hewan Coba 39

3.2.4.3Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah 40

3.2.5 Cara Pemeriksaan 41

3.2.6 Metode Analisis 41

3.2.6.1Hipotesis Penelitian 41

3.2.6.2Kriteria Uji 42

3.2.7 Aspek Etik Penelitian 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian 43

4.2Pembahasan 45

4.3Uji Hipotesis 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan 49

5.1.1 Kesimpulan Umum 49

(5)
(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Pankreas Manusia 8

Gambar 2. Histologi Pankreas Manusia 10

Gambar 3. Struktur Kimia Insulin 13

Gambar 4. Aloksan 29

Gambar 5. Biji Alpukat (Persea americana Mill) 31

(8)

DAFTAR GRAFIK

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik 54

Lampiran 2 Perhitungan Konversi Dosis 55

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Setelah Induksi Aloksan 60

(10)

LAMPIRAN I

(11)

LAMPIRAN II

Hasil Perhitungan Konversi Dosis

1. Larutan Glibenklamid

Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al, 2006).

Dosis larutan Glibenklamid dikonversikan dari manusia ke mencit (20 g) = 5 mg x 0,0026

= 0,013 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 29 g = 29/20 x 0,013

= 0,0188 mg

Jadi dosis larutan glibenklamid yang diberikan pada mencit adalah 0,0188 mg / 0,5 ml

Dosis pemberian glibenklamid

Dosis glibenklamid untuk 1 mencit = 0,65 g/kgBB

Rata rata berat 10 mencit pada kelompok 4 ( yang diberi glibenklamid) = 29 g Jadi untuk 29 g mencit = 0,56 g/1000 g

0,56 g / 1000 g= X/29 g X =29 X 0,56 / 1000 X= 0,0188

Untuk dosis 10 mencit pada kelompok 4 (yang diberi glibenklamid) = 10 X 0,0188=0,188 g

Air yang digunakan untuk 10 mencit dalam membuat dosis glibenklamid = 10 X 0,5ml = 5ml

Glibenklamid yang digunakan dalam 100 ml air adalah 0,188 g / 5 ml = x / 100 ml

(12)

56

2. Larutan Aloksan Dosis = 120 mg/ kgBB

Volume penyuntikan intravena mencit = 0,2 ml a. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 23,3 gr Dosis untuk mencit 23,3 gram = 23,3/1000 x 120 mg = 2,796 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 2,796 mg/ 0,2 ml b. Rata-rata berat badan mencit kelompok II = 25,7 gr

Dosis untuk mencit 25,7 gram = 25,7/1000 x 120 mg = 3,084mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok II = 3,084mg/ 0,2 ml c. Rata-rata berat badan mencit kelompok III = 24,2 gr

Dosis untuk mencit 26,1 gram = 24,2/1000 x 120 mg = 2,904mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok III = 2,904mg/ 0,2 ml

3. Infusa

a. Dosis infusa biji alpukat (Persea americana Mill)

Dosis infusa kelompok I pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar 12g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0312g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 23.3 g = 23,3/20 x 0,0312

= 0,0363 g

Jadi dosis infusa biji alpukat yaitu :  yang diberikan pada mencit adalah 0,0363g / 0,5 ml

Pembuatan Infusa biji alpukat

(13)

57

Rata rata berat 10 mencit pada kelompok 1 ( yang diberi infusa biji alpukat) = 23.3 g

Jadi untuk 23,3 g mencit = 1,56g/1000 g 1,56 g / 1000 g= X/23,3 g

X =23,3 X 1,56 / 1000 X= 0,0363 g

Untuk dosis 10 mencit kelompok 1 (yang diberi infusa biji alpukat) = 10 X 0,0363 =0,363 g

Air yang digunakan untuk 10 mencit dalam membuat infusa buji alpukat = 10 X 0,5ml = 5ml

Berat herba biji alpukat yang digunakan untuk membuat infusa biji alpukat dalam 100 ml air adalah

0,363 g / 5 ml = x / 100 ml x = 0,363 X 100 / 5 = 7,26 g

b. Dosis infusa kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer)

Dosis infusa kelompok II pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar 12g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0312g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 25.7 g = 25,7/20 x 0,0312

=0,0401 g

Jadi dosis infusa kelompok II yaitu :

kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) yang diberikan pada mencit adalah 0,0401 g / 0,5 ml

Pembuatan Infusa biji alpukat

Dosis Kumis kucing untuk 1 mencit = 1,56 g/kgBB

(14)

58

Jadi untuk 25,7 g mencit = 1,56 g/1000 g 1,56 g / 1000 g= X/25,7 g

X =25,7 X 1,56 / 1000 X= 0.04 g

Untuk dosis 10 mencit kelompok 2 (yang diberi infusa kumis kucing) = 10 X 0,04 =0,4 g

Air yang digunakan untuk 10 mencit dalam membuat infusa buji alpukat = 10 X 0,5ml = 5ml

Berat herba biji alpukat yang digunakan untuk membuat infusa biji alpukat dalam 100 ml air adalah

0,4 g / 5 ml = x / 100 ml x = 0,4 X 100 / 5 = 8 g

c. Dosis infusa kombinasi biji alpukat (Persea americana Mill) dan daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer)

Dosis infusa kombinasi alpukat (Persea americana Mill) dan daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar 6 g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0156 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 24,2 g = 24,2/20 x 0,0156

= 0,0189 g

Jadi dosis infusa kombinasi III yaitu :

biji alpukat (Persea americana Mill)  yang diberikan pada mencit adalah 0,1888 g / 0,5 ml

(15)

59

Pembuatan kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing

Dosis kombinasi biji alpukat dan infusa kumis kucing untuk 1 mencit masing masing = 0,78 g/kgBB

Rata rata berat 10 mencit pada kelompok 3 ( yang diberi kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing) = 24,2 g

Jadi untuk 24,2 g mencit = 0,78 g/1000 g 0,78 g / 1000 g= X/24,2 g

X =24,2 g X 0,78 / 1000 X= 0,0189

Untuk dosis 10 mencit pada kelompok 3 (yang diberi kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing)

= 10 X 0,0189 = 0,189 g

Air yang digunakan untuk 10 mencit dalam membuat infusa kombinasi biji alpukat dan kumis kucing = 10 X 0,5ml = 5ml

Berat herba kombinasi yang digunakan untuk membuat kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing dalam 100 ml air adalah

0,189 g / 5 ml = x / 100 ml x = 0,189 X 100 / 5 = 3,78 g

Jadi dalam membuat kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing masing masing herba ditimbang sejumlah 3,78 g dan dimasukkan dalam 100 ml air selanjutnya dibuat infusa.

(16)

LAMPIRAN III

Hasil Uji Statistik Setelah Induksi Aloksan

One Way Analysis of Variance

Normality test : Passed ( P = 0.215)

Equal Variance Test : Passed (P = 0.664)

Group N Missing

Col 1 5 0

Col 2 5 0

Col 3 5 0

Col 4 5 0

Col 5 5 0

Group Mean Std Dev SEM

Col 1 241.800 129.413 57.875

Col 2 231.000 107.028 47.864

Col 3 264.800 78.592 35.147

Col 4 252.200 43.563 19.482

Col 5 346.000 121.266 54.232

Power of performed test with alpha = 0.050 : 0.050

The power of the performed test (0.054) is below the desired power of 0.800.

You should interpret the negative findings cautiously

Source of

variation

DF SS MS F P

Between

treatments

4 41978.960 10494.740 1.029 0.416

(17)

61

The differences in the mean values among the treatment groups are not great

enough to exclude the possibility that the difference is due to randoms sampling

(18)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Statistik Setelah Perlakuan

One way analysis of Variance

Data Source : Data 1 in Notebook

Normality test : Passed ( P = 0.386)

Equal Variance Test : Passed (P = 0.501)

Group N Missing

Col 1 5 0

Col 2 5 0

Col 3 5 0

Col 4 5 0

Col 5 5 0

Group Median Std Dev SEM

Col 1 -44.444 17.002 7.604

Col 2 -41.624 14.878 6.653

Col 3 -61.904 9.519 4.257

Col 4 -52.920 6.815 3.048

Col 5 1.578 6.119 2.37

Power of performed test with alpha = 0.050:1.000

Source of Variation DF SS MS F P

Between treatmens 4 11988.670 2997.168 21.880 <0.001

Residual 20 2739.693 136.985

(19)

63

The differences in the median values among the treatment groups are greater than

would be expected by chance ; there is a statistically significant difference (P =

<0.001)

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test)

Comparisons for factor

Comparison Diff of Means P Q P< 0.05

Col 5 vs Col 3 63.482 5 12.128 Yes

Col 5 vs Col 4 54.498 5 10.412 Yes

Col 5 vs Col 1 46.022 5 8.793 Yes

Col 5 vs Col 2 43.202 5 8.254 No

Col 2 vs Col 3 20.280 5 3.875 No

Col 2 vs Col 4 11.296 5 2.158 No

Col 2 vs Col 1 2.829 5 0.539 No

Col 2 vs Col 3 17.460 5 3.336 No

Col 2 vs Col 4 8.476 5 1.619 No

(20)

RIWAYAT HIDUP

Nama : I Gede Mahatma Pratama

Nomor Pokok Mahasiswa : 0710104

Tempat dan Tanggal Lahir : Pidpid 5 September 1989

Alamat : BTN Sueta Gang Mawar 3 no.105-106 Jl.

Sandubaya, Mataram

Riwayat Pendidikan :SDN 1 PIDPID

SLTPN 1 ABANG

SMAK SANTO YOSEPH DENPASAR

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. WHO merumuskan DM secara umum sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Reno Gustaviani, 2006).

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik kronik yang diderita seumur hidup. Kadar glukosa yang terus menerus tinggi pada suatu periode yang lama dapat menyebabkan kebutaan, penyakit jantung, permasalahan ginjal, gangren pada ekstremitas yang mungkin memerlukan amputasi, kerusakkan saraf, dan kelainan fungsi tubuh. Pengaturan kadar glukosa darah pada penderita DM yang baik dapat menunda atau bahkan mencegah kelainan-kelainan tersebut (Canadian Diabetes Association, 2006).

Penyakit diabetes dapat disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin. Diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Diabetes mellitus akibat kurangnya insulin disebut DM tipe 1 yang membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan DM yang disebabkan kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin disebut DM tipe 2 yang dapat diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obat tersebut tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan (Suyono, 2007).

(22)

2

merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur (Suyono, 2007).

Diabetes adalah penyakit penyakit degeneratif yang jumlah penderitanya akan meningkat di masa datang. Perserikatan bangsa-bangsa memperkirakan tahun pada tahun 2025, jumlah penderita diabetes adalah 300 juta orang (Suyono, 2007). Pengobatan DM harus dijalani seumur hidup menyebabkan masyarakat menggunakan obat herbal sebagai tambahan. Salah satu pengobatan herbal yang digunakan adalah dengan biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) yang sekarang sudah banyak diteliti untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan mengurangi efek radikal bebas yang disebabkan oleh anti oksidan yang terdapat pada tumbuhan tersebut.

Kandungan kimia dari biji alpukat adalah saponin dan polifenol yang merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Kandungan kimia flavonoid yang ada didalam tanaman kumis kucing berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas di tubuh. Saponin merupakan senyawa fitokimia yang dapat menghambat peningkatan kadar glukosa darah dengan cara menghambat penyerapan glukosa di usus halus dan menghambat pengosongan lambung. melambatnya pengosongan lambung, maka absorpsi makanan akan semakin lama, dan kadar glukosa darah akan mengalami perbaikan. (Bruneton, 1999; Matsuda et al 1999; B. Mahendra dan Fauzi Rahmat Kusuma, 2005).

1.2Idetifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

- Apakah infusa biji alpukat (Persea americana Mill) menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

(23)

3

- Apakah kombinasi infusa biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengembangkan pengobatan tradisional menggunakan infusa biji alpukat (Persea americana Mill), kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) dan kombinasinya untuk menurunkan kadar glukosa darah pada orang DM.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

- efek infusa biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- efek infusa kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- efek kombinasi infusa biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis dari karya tulis ilmiah ini adalah agar dapat menambah pengetahuan mengenai farmakologi tanaman obat yang memberikan efek terapi menurunkan glukosa darah dalam hal ini, infusa biji alpukat (Persea americana Mill), kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) dan kombinasinya.

(24)

4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. WHO merumuskan DM secara umum sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Reno Gustaviani, 2006).

Hiperglikemi dapat meningkatkan konsentrasi radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah atom, molekul, atau senyawa yang dapat berdiri sendiri dan sangat reaktif. Radikal bebas penting untuk reaksi metabolik sel, fungsi fagositik sel, dan transduksi sinyal, namun, bila radikal bebas terdapat dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan gangguan dalam tubuh.

Aloksan bekerja dengan memberikan efek sitotoksik pada sel beta pankreas. Aloksan terakumulasi dengan cepat di dalam hepar dan pulau langerhans, dan lebih lambat di dalam otot. Aktivitas glutation peroksidase dan resistensi terhadap peroksida eksogen dalam hepar dua puluh kali lebih besar daripada dalam pulau langerhans, sedangkan aktivitas sedang ditemukan pada otot. Penelitian-penelitian terbaru mengemukakan bahwa sitotoksisitas selektif dari aloksan pada sel beta pankreas dapat disebabkan karena kecepatan pengambilan dalam jaringan dan sensitivitas berlebihan dari sel beta pankreas terhadap peroksida eksogen.

Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil) merupakan senyawa hidrofilik dan tidak stabil . Waktu paruh pada suhu 37°C dan pH netral adalah 1,5 menit dan bisa lebih lama pada suhu yang lebih rendah. Sebagai diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65 mg/kg BB, sedangkan intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya (Szkudelski, 2001; Rees dan Alcolado, 2005).

(25)

5

tubuh manusia melindungi jaringan dari efek radikal bebas, tetapi kadang jumlah antioksidan yang dihasilkan tubuh tidak seimbang dengan jumlah radikal bebas yang mengikat, contohnya pada penderita DM, untuk itu perlu mengonsumsi antioksidan dari luar.

Kandungan alpukat (Persea americana Mill) adalah saponin, alkaloida, flavonoida, tanin, polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit. Kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) mengandung bahan kimia, diantaranya glikosida orthosiphonin, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioonositol dan senyawa flavon seperti sinensetin, derivat dimetil, trimetil dan tetrametil, serta luteolin atau apigenin.

Pemberian antioksidan (saponin dan flavonoid) pada penelitian ini diharapkan akan mengurangi dampak negatif radikal bebas (aloksan) khususnya pada pankreas, sehingga pankreas dapat mensekresikan insulin dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan kadar glukosa darah. Antioksidan adalah molekul yang berfungsi sebagai penetral senyawa-senyawa berbahaya atau senyawa yang bersifat toksik bagi tubuh yang disebut radikal bebas., vitamin suplement, atau zat-zat aditif

Penilaian efek penurunan kadar glukosa darah selain oleh biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) dinilai juga efek kombinasinya yang diharapkan diperoleh hasil yang lebih baik.

1.5.2 Hipotesis

-Infusa biji alpukat (Persea americana Mill) menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan

-Infusa kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan

(26)

6

1.6Metodologi

Penelitian ini bersifat experimental laboratorium sungguhan, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/dL sesudah diinduksi aloksan dan setelah pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill), kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) dan kombinasinya. Analisis data statistik menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah, dilanjutkan dengan uji Tukey Test dengan α= 0.05 menggunakan bantuan perangkat lunak.

1.7Lokasi dan Waktu

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Simpulan Umum

- Infusa biji alpukat (Persea americana Mill) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Infusa kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi Infusa biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatu Backer) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

5.1.2 Simpulan Tambahan

- Infusa biji alpukat (Persea americana Mill), Infusa kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer), dan Kombinasi Infusa biji alpukat (Persea americana Mill) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer) berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenkamid.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dan masih diperlukan dilakukan penelitian lanjutan seperti:

- Penelitian tentang uji toksisitas dari biji alpukat dan kumis kucing.

- Penelitian tentang efek samping yang mungkin dapat terjadi pada penggunaan biji alpukat dan kumis kucing.

(28)

50

- Khasiat lain dari biji alpukat dan kumis kucing

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fajar Sidiq. 2009. Manfaat buah alpukat.

http://fajj27blog.files.wordpress.com/2009/01/avocado. 4 Agustus 2009.

Akpan, J.O., Wright, P.H., Dulin, W.E., 1987, A comparison of the effects of streptozotocin, N-methylnitrosourea and alloxan on isolated islets of Langerhans, Diabetes & Metabolism, 13(2):122-128.

Arnelia. 2009. Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker. http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100397943&2. 5 Agustus 2010.

Anonim. 2002. Buah alpukat mengatasi darah tinggi. http:// www.litbang.deptan.go.id/tahukah-anda/?p=6. 4 Agustus 2010.

Anonim. 2007. Polifenol dalam produk konsumsi. http://www. kalbe.co.id/ index.php?mn=news&tipe=detail&detail=18925. 6 Agustus 2010.

Anonim. 2009. Kumis Kucing (Orthosiphon spp.)

http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kumis_kucing.pdf. 5 Agustus 2010.

Anjang Yudistri dan Tanto Budi Susilo. 2004. Antioksidan Dalam Buah. http://www.radarbanjar.com/berita/index.asp?Berita=Kesehatan&id. 11 Agustus 2010.

Azran Jaffar. 2004. Serangan Radikal Bebas. Available at: http://www.bharian. com.my/BHarian/Sunday/Kesihatan/20060513121902/Article. 4 Agustus 2010.

B. Mahendra., Fauzi Rahmat Kusuma. 2005. Kumis kucing pembudidayaan dan pemanfaatan untuk penghancur batu ginjal. Depok : Penebar Swadaya. Hal 6-10, 15.

Buhler, D.R., Miranda, C. 2005. Antioxidant activity of flavonoid. http://Ipi. oregonstate.edu/f-w00/flavonoid.html. 7 Juli 2010.

Bruneton, J. 1999. Flavonoid. Dalam: Pharmacognosy : Phytochemistry medical plants, edisi 2. France : Lavoisier Publishing. p. 310-327.

Canadian Diabetes Association. 2006. Insulin : things you should know. http://www.diabetes.ca/Section_About/insulin.asp. 10 Oktober 2009.

(30)

52

Diana Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-istry. org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas/. 8 Agustus 2009.

Eroschenko V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Ed 9. Jakarta: EGC. hal 224-226.

Guyton AC & Hall JE. 1997. Insulin, glukagon, dan diabetes mellitus. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. P. 1221-1237.

Galuh Kusuma Dewi. 2010. Golongan sulfonilurea (Glibenklamid) http://etd.eprints.ums.ac.id/1505/1/K100040107.pdf. 25 Desember 2010.

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. hal. 8-9, 17-8, 41-2.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 10-12.

Knekt, P. et al. 2002. Flavonoid intake and risk of chronic disease. http://www.applepolyphenols.com/ studies/diabetes.htm. 5 Agustus 2010.

Maritim A.C., Sanders R.A., Watkins J.B. 3rd. Diabetes, oxidative stress, and antioxidants. Journal Biochemical Molecular Toxicology. 2003; 17(1): 24.

Matsuda H., Li Y., Yamahara J., Yoshikawa M. 1999. Inhibition of Gastric Emptying by Triterpene Saponin, Momordin Ic, in Mice: Roles of Blood Glucose, Capsaicin-Sensitive Sensory Nerves, and Central Nervous System. http://jpnet.aspet journals.org/cgi/content/full/289/2/729, 25 Desember 2006.

Mirza Maulana. 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Edisi 1. Jogjakarta: KATAHATI.

Niwa, Y. 1997. Radikal bebas mengundang maut. Tokyo: NTU. hal. 30-40, 76-7.

Nusa Herba. 2004. Misai kuching medicinal herb. www.misaikucing.com, 20 Juli 2010.

PERKENI. 2006. konsensus pengelolaan diabetes melitus tipe 2 di indonesia 2006. Semarang : PB PERKENI.

(31)

53

Savitri Ramaiah. 2003. Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta : PT BHUANA ILMU POPULER.

Schteingarit D.E. 1995. Kelainan Endokrin Metabolik Pankreas, Metabolisme Pankreas dan Diabetes Mellitus. Dalam Price, S.A., Wilson L.M. Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.p. 1109-1119.

Snell. 2006. Pancreas . Dalam : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal 247-248.

Sujono Hadi. 2002. Anatomi pankreas. Gastroenterologi. Edisi 2. Jakarta: Alumni.

Sunthornsaj, N., Fun, L. W., Evangelista, L. F., Labandilo, L. D., Romano, M. B. 2006. MIMS, 101st Edition, 81, CMPMedica Asia Pte. Ltd., Singapore.

Suyono.S.2007. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1874-8.

Szkudelski, T., 2001, The Mechanism Of Alloxan And Streptozotocin Action In β Cells Of The Rat Pancreas, Physiology Research, 50: 536-54.

Triana Hertiani, Suwijoyo Pramono, Supardjan A.M. 2001. Uji daya antioksidan senyawa flavonoid daun Plantago major L. Dalam: Majalah Farmasi Indonesia. Edisi 12. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. hal. 32-37.

Walde, S.S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., Gleichmann, H., 2002, Molecular target structures in alloxan-induced diabetes in mice, Life Sciences, 71, 1681– 1694.

Windholz, M. 2006. The merck index. 14th ed. Rahway N.J. : Merck & co. inc. p 277.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu Biophilic Design , maka penggunaan berbagai jenis tanaman dan material alami akan digunakan pada perancangan SMPIT

Invited Adjudicators adalah adjudicator yang dipilih langsung oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan atas dasar kompetensi debat atau pengalaman menjadi

[r]

2 Fasilitas pengecualian dari pengenaan pajak yang diberikan secara selektif terhadap industri pengolahan kelapa sawit dapat meningkatkan mutu dan intensitas

• Untuk mengerjakan boneka memerlukan waktu 1jam pekerjaan tukang kayu dan 2 jam tukang poles sedang untuk kereta api diperlukan 1jam pekerjaan tukang kayu dan 1 jam

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 /YEARS ENDED 31 DECEMBER 2016 AND 2015..

Hubungan variabel penggunaan dan efek samping obat dengan ketidakpatuhan penggunaan obat anti TB ... Hubungan variabel PMO dengan ketidakpatuhan penggunaan obat anti

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Universitas Pembangunan