22 Januari 2018
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
Executive Gathering
1
Perkembangan Ekonomi Terkini
Outline
Realisasi APBNP 2017
Re-branding Nilai Kementerian Keuangan
Kerja Bersama Kementerian Keuangan
Perekonomian Global di Tahun 2018 Diproyeksikan Tumbuh Moderat
2017
2018
2,2 6,7 5,2
2,3 7,4 5,2
Diproyeksikan meningkat/tetap (%, yoy)
2017
2018
6,8 2,1 1,5
6,5 1,9 0,7
Diproyeksikan melambat (%, yoy) Perekonomian Global
2017 2018 2016
3,2%
3,6% 3,7%
2,4% 4,2% 4,0%
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Vol.
Perdagangan
§ Perekonomian Global di 2018 tumbuh pada tingkat moderat.
§ Didukung oleh stabilnya ekonomi AS, serta ekspansi pertumbuhan India dan ASEAN yang mengandalkan konsumsi domestik.
§ Meski pertumbuhan ekonomi masih meningkat, tingkat pertumbuhan volume perdagangan dunia diperkirakan melambat dibayangi isu proteksionisme dan perlambatan tingkat permintaan dari Tiongkok, EU dan Jepang.
Sumber: IMF – WEO Oktober 2017, diolah
AS India ASEAN-5
RRC Uni Eropa Jepang
3
Proteksionisme perdagangan
Re-balancing ekonomi Tiongkok
Kebijakan fiskal AS (Perpajakan) dapat memicu pembalikan arus
modal di negara berkembang.
Harga komoditas yang berfluktuatif.
Risiko keamanan, geopolitik, dampak Brexit, kondisi di timur tengah, ketegangan di
semenanjung Korea, dan ancaman terorisme
Isu struktural di negara maju seperti
penuaan populasi.
Beberapa risiko masih mempengaruhi prospek
ekonomi global dan perlu diwaspadai
6.7 6.5 6.8 6.3 6.0 5.5 5.8 5.7 5.3 5.2 5.1 5.2 6.0 5.6
5.0 4.9 5.0 5.2
5.4
2012 2013 Target APBN 2014 2015 2016 Target APBN-P 2017 2018
6.7 6.5 6.8 6.3 6.0 5.5 5.8 5.7 5.3 5.2 5.1 5.2 6.0 5.6
5.0 4.9 5.0 5.2
5.4
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Target APBN Target APBN-P Realisasi Outlook
Komponen 2015 2016 APBNP
2017 Proyeksi 2018
Konsumsi RT dan LNPRT 4,8 5,0 5,1 5,1 Konsumsi Pemerintah 5,3 -0,1 4,6 3,8
PMTB 5,0 4,5 5,4 6,3
Ekspor -2,1 -1,7 4,8 5,1
Impor -6,4 -2,3 3,9 4,5
PDB 4,9 5,0 5,2 5,4
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018
diperkirakan membaik, sebesar 5,4 persen
Konsumsi Rumah Tangga &
LNPRT:
a. Peningkatan daya beli b. Semakin efektifnya Belanja
Sosial
c. Agenda Besar 2018: Asian Games, Sidang Tahunan IMF
& WB, Asian Paragames, dan Persiapan Pemilu Presiden
Konsumsi Pemerintah:
a. Belanja untuk mengatasi ketimpangan.
b. Percepatan dan perbaikan pola
penyerapan anggaran pemerintah khususnya Belanja Modal
c. Perbaikan pola belanja Pemerintah Daerah.
Investasi:
a. Pembangunan infrastruktur dan proyek fisik lainnya.
b. Capital Expenditure BUMN. c. Kredit Modal Kerja dan
Kredit Investasi.
d. Realisasi investasi langsung.
Ekspor dan Impor:
a. Penambahan pasar ekspor baru sebagai upaya
mengatasi potensi
perlambatan perdagangan dunia.
b. Peningkatan kerjasama bilateral untuk ekspor produk utama (bernilai tambah tinggi).
Pertumbuhan PDB 2016 - 2018
Meski pertumbuhan ekonomi membaik, masih terdapat tantangan baik dari luar maupun dalam negeri
5
6.6 11.1
2.8 7.0
3.8 4.3
8.4 8.4
3.4 3.0 4.3 3.5
Inflasi tahunan (yoy) Ø Tekanan inflasi dikendalikan, dengan Inflasi Volatile food dapat dijaga pada tingkat yang rendah. Inflasi yang terkendali mendukung konsumsi
Ø Koordinasi kebijakan fiskal-moneter-sektor riil, dan perbaikan konektivitas mampu menjaga
keseimbangan pasokan dan permintaan barang kebutuhan masyarakat.
Ø Meskipun mengalami moderasi tipis, tingkat konsumsi masih sehat.
Ø Keyakinan konsumen secara umum di 2017 meningkat.
80 90 100 110 120 130 140
J F M A M J J A S O N D J F M A M J
2016 2017
IKK
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen
4.96%
4.77%
5.26%
5.24%
2016 Q2 2017 Q2
Konsumsi RT (%, yoy)
Non-makanan dan minuman
Stabilitas harga diupayakan untuk mendukung daya beli
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO TAHUN 2018
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
Lifting minyak (ribu barel per hari)
Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel) Inflasi (%, yoy)
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) Nilai tukar (Rp/US$)
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)
5,2 4,3 5,2 13.400
48 815 1.150
5,05*
3,6 5,0 13.384
50*
801*
1.129*
5,4 3,5 5,2 13.400
48 800 1.200
Indikator 2017 2018
APBNP Realisasi APBN
*) Outlook 2017
7
EFISIENSI DAN KUALITAS BELANJA PRIORITAS
FOKUS APBN 2018
OPTIMALISASI DAN REFORMASI
PENERIMAAN NEGARA
JAGA MOMENTUM EKONOMI DAN KEPERCAYAAN RAKYAT
Pengurangan Kemiskinan Pengurangan
Kesenjangan Penciptaan Kesempatan Kerja
Pajak
Kepabeanan dan Cukai
PNBP
Keberlanjutan Pembiayaan Utang terkendali
Pertumbuhan
lebih baik
Real Sementara 2017 APBN 2018
95,4%
6,4%
dari LKPP 2016 Tanpa TA, tumbuh 13,2%§ PPN tumbuh 16,0% (2016: -2,7%)
§ PPh non migas tumbuh 10,9%, tanpa TA (2016: -4,8%)
§ Cukai tumbuh 6,8% (2016:-0,8%)
§ Bea Masuk tumbuh 7,7% (2016:4,0%)
§ Bea Keluar tumbuh 34,9% (2016: -19,5%)
Pendapatan Negara
93,8%
7,4%
dari LKPP 20162.001,6
Belanja Negara
Defisit Anggaran Terjaga
AP BN P 2017 d an AP BN 2018
§ lebih baik dari realisasi 2016 103,9%
§ Keseimbangan Primer lebih rendah dari APBNP 2017 (Rp129,3 T atau 72,6% dari APBNP 2017)
s.d 30 Des 2017, penerimaan
perpajakan bertambah sekitar Rp3-4 T à defisit berpotensi lebih rendah
Penyerapan Belanja K/L
§ Blj. Pegawai : 93,9% (2016 : 98,4%) à
§ Blj. Barang : 96,9% (2016 : 85,7%)à Perencanaan lebih baik (flat policy)
§ Blj. Modal : 92,8% (2016 : 82,0%) à tertinggi 3 th terakhir
§ Bansos : 100,0% (2016 : 100,4%) à Penyerapan Belanja non K/L
§ Penurunan subsidi : Rp166,3 T (2016 : Rp174,2T)
Efisiensi belanja operasional
perlindungan sosial dan bencana
87,1%
1.655,8
1.894,7
14,4% darireal 2017
2.220,7
10,9% dari real 2017
(345,8) 325,9
-5,8% dari real 20179
Seluruh pegawai Kementerian Keuangan adalah duta APBN
#UangKita
#BCHarusMakinBaik
#PajakKitaUntukKita
#NilaiUntukNegeri
Realisasi penerimaan perpajakan 2017 tumbuh 4,3% (dengan TA), atau 12,4% (tanpa TA)
• Perbaikan iklim investasi dunia usaha, termasuk pemberian insentif
• Mengoptimalkan potensi ekonomi dan langkah reformasi perpajakan
Pertumbuhan (%)
Tax Ratio
Automatic Exchange of Information (AEoI)• meningkatkan basis pajak
• mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan (Base Erosion Profit Shifting)
.
Data Dan Sistem Informasi Perpajakan up to date dan terintegrasi a.l. melalui e-filing, e-form dan e-faktur.
Kepatuhan Wajib Pajak
membangun kesadaran pajak (sustainable compliance) a.l. melalui e-service, mobile tax unit, KPP Mikro, dan outbond call.
Insentif Perpajakan
• tax holiday dan tax allowance
• reviu kebijakan exemption tax pada beberapa barang kena PPN.
SDM dan regulasi
Peningkatan Pelayanan dan efektifitas organisasi
Langkah Perbaikan Perpajakan
Kepabeanan
& Cukai 194,1
PPh Migas Pajak Nonmigas 38,1 1.385,9
1.424,0 Penerimaan Pajak
(triliun rupiah)
2014:
1.146,9
2015:
1.240,4
2016 dg TA:
1.285,0
8,2
3,6
6,5
20,8
Real Sementara 2017 dgn TA:
1.339,8
4,3
2018:
1.618,1
12,4
-4,8
2016 tanpa TA:
1.181,0
Real Sementara 2017 tanpa TA:
1.327,8
21,9
2018
Langkah Perbaikan Perpajakan Tahun 2018
a
Data Dan Sistem Informasi Perpajakan
up to date dan terintegrasi a.l. melalui e- filing , e-form dan e-faktur.
Kepatuhan Wajib Pajak membangun kesadaran pajak ( sustainable compliance ) a.l.
melalui e-service, mobile tax unit , KPP Mikro, dan outbond call.
Insentif Perpajakan
• tax holiday dan tax allowance
• reviu kebijakan e xemption tax pada beberapa barang kena PPN.
Automatic Exchange of Information (AEoI)
• meningkatkan basis pajak
• mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan ( Base Erosion Profit Shifting )
SDM dan regulasi
Peningkatan Pelayanan dan efektifitas organisasi
11
Pendapatan SDA
103,7
SDA Migas SDA Nonmigas
80,3 23,3
Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan
44,7
PNBP Lainnya
83,8
Pendapatan BLU
43,3
Kemkominfo Polri
Kemenhub
15,7 9,3 7,3 3 K/L Terbesar:
PNBP tetap dioptimalkan dengan menjaga keseimbangan pemanfaatan SDA serta
pelayanan publik
Bagian Pemerintah atas Laba BUMN:
Kemenkeu Kemenkes
Kemenristek Dikti 13,9
6,6 3 K/L dengan
Pendapatan BLU Terbesar:
11,1 Perbankan 11,0
Non Perbankan 33,7 Minerba 17,9
Panas bumi 0,7 Perikanan 0,6 Kehutanan 4,2
(triliun rupiah)
398,6
255,6 262,0 260,2
2014
2015 2016 2017
275,4
2018Target 2018
275,4
Outlook 2017: 260,2
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 1 3
Kualitas belanja pemerintah pusat tahun 2017 meningkat, dengan
penyerapan tertinggi dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan yang cukup tinggi didukung pertumbuhan belanja modal dan bantuan sosial
• Perbaikan kualitas belanja Pemerintah Pusat tercermin dari:
ü Perbaikan pola penyerapan anggaran, peningkatan efisiensi belanja barang, dan peningkatan kinerja pada belanja modal
ü Menjamin pencapaian output outcome
ü Simplifikasi pertanggungjawaban anggaran untuk meningkatkan efisiensi;
• Subsidi dan bantuan sosial lebih tepat sasaran
1. Belanja K/L 577,2 95,8 (1,0) 732,1 92,0 26,8 684,2 89,1 (6,5) 759,6 95,1 11,0
a. Belanja Pegawai 155,4 101,4 10,8 186,5 101,5 20,0 205,7 98,4 10,3 209,9 93,9 2,1 b. Belanja Barang 176,6 90,6 4,1 233,1 89,9 32,0 259,5 85,7 11,3 286,7 96,9 10,5 c. Belanja Modal 147,3 91,6 (18,5) 215,4 85,2 46,2 169,5 82,0 (21,3) 208,4 92,8 23,0 d. Bantuan Sosial 97,9 104,9 6,3 97,2 97,6 (0,8) 49,6 100,4 (48,9) 54,6 100,0 10,0
2. Belanja Non K/L 626,3 92,4 13,0 451,2 86,1 (28,0) 469,8 87,2 4,1 500,0 88,0 6,4
1.203,6 94,0 5,8 1.183,3 89,7 (1,7) 1.154,0 88,3 (2,5) 1.259,6 92,1 9,1 growth
(%) Growth
(%)
2016 2017
2015
Growth (%)
2014
LKPP Audited
JUMLAH
Realisasi Sementara
% thd
APBNP growth
(%) % thd
APBNP Belanja Pemerintah Pusat
(triliun Rupiah)
LKPP
Audited %thd
APBNP LKPP
Audited % thd
APBNP
Belanja K/L
Belanja Non K/L
847,4
607,1
Lebih tepat sasaran
• Diarahkan untuk masyarakat miskin
• Pengendalian inflasi
Alokasi 2018
1.454,5
Subsidi Energi Subsidi Nonenergi Bunga Utang
Antara lain:
Efisiensi biaya
• Pengendalian beban biaya bunga
• Memperdalam pasar SBN
• Pengendalian
Belanja Pemerintah Pusat diarahkan untuk pembangunan
infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan pengangguran, dalam rangka pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas
Outlook 2017: 1.343,1
• Perbaikan perencanaan dengan berbasis kinerja sejalan dengan prioritas pembangunan
• Efisiensi belanja operasional
• Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
• Proses pelelangan yang lebih awal
Integrasi subsidi nonenergi
• Sinergi dengan bansos dan transfer ke daerah
• Pengendalian kebutuhan pokok
• Peningkatan produktifitas (triliun rupiah)
2014:
1.203,6
2015:
1.183,3
2016:
1.154,0
Pertumbuhan (%)
5,8
(1,7)
(2,5)
16,4 2017:
1.343,1
2018:
1.454,5
(16,4)
8,3
15
Program perlindungan sosial (PKH)
2018: 10,0 jt KPM Rp17,3 T 2017: 6,0 jt KPM Rp12,7 T
Perluasan Bantuan Pangan non Tunai (BPNT)à dari rastra
2018: 10,0 jt KPM Rp13,5 T 2017: 1,4 jt KPM Rp1,6 T Pelayanan KesehatanàPBI 2018: 92,4 juta jiwa Rp25,5T 2017: 92,4 juta jiwa Rp25,5T
Kemiskinan dan Kesenjangan
Pertanian
• Peningkatan Produksi pangan dan
pembangunan sarpras
• Pengembangan hortikultura Sektor Unggulan
Pariwisata
• Pengembangan 10 destinasi wisata
• Peningkatan wisatawan
• Promosi pariwisata Pembangunan
Jalan 865 km
Infrastruktur
Pembangunan
Irigasi 781 km Kesejahteraan
aparatur dan pensiunan Aparatur Negara dan Pelayanan Masyarakat
Kenaikan uang lauk pauk TNI/Polri à
Rp5 ribu dari Rp55.000 menjadi Rp60.000/org/hari Pendidikan
Program Indonesia Pintarà 2018: 19,7 jt siswa Rp10,8 T 2017: 19,7 jt siswa Rp10,7 T Bidik Misi: 401,5 rb mhs Rp4,1 T 2017: 339,4 rb mhs Rp3,5 T
Pembangunan Rusun 13.405 unit
Perikanan
• Peningkatan daya saing produk olahan perikanan
• Bantuan kapal nelayan 1048 unit
• Kelestarian lingkungan
Perbaikan sistem dan manfaat pensiun aparatur negara
Rasio Elektrifikasi 95,15 %
Peningkatan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
297,8 410,7 34,8 365,8
Pertahanan Pencapaian MEF tahap 2 dan pengembangan industri pertahanan Pertahanan Keamanan dan Demokrasi 220,8
Keamanan Pemeliharaan keamanan dan ketertiban dan penyelidikan/
penyidikan pidana
Demokrasi Penyelenggaran pilkada 2018 dan persiapan pemilu 2019
3)
3) Alokasi Kementan, KKP, dan Kemenpar
4) 1)
1) Termasuk Dana Desa dan subsidi (di luar subsidi pajak)
2)
2) Angka sementara,
termasuk TkDD dan Pembiayaan
5)
4) Termasuk pensiunan aparat
pemda 5) Alokasi Kemenhan,
Polri, KPU, dan Bawaslu (triliun rupiah)
4)
Belanja Pemerintah tahun 2018 difokuskan untuk
Pembangunan Nasional, terutama bidang infrastruktur serta bidang pertahanan keamanan dan demokrasi
270,3 400,9 30,9 312,7 209,7
Real. Sementara 2017 APBN 2018
15
Upaya untuk meningkatkan kualitas belanja Pemerintah
Penajaman Prioritas Pembangunan
ü Mengacu kepada prioritas dalam RKP 2018 ü Koordinasi antar kegiatan dan stakeholder ü Penyelesaian proyek-proyek strategis
Perbaikan Pelaksanaan Anggaran
ü Pelelangan lebih awal
ü Perencanaan penganggaran lebih matang
ü Dilakukan monitoring dan evaluasi lebih ketat
ü Tetap dilakukan efisiensi belanja
Subsidi Energi
Subsidi BBM & LPG
Subsidi Listrik
Subsidi Non Energi
Subsidi Pupuk
antara lain:
Alokasi 2018
156,2
94,5
46,9
47,7
28,5
61,7
• Perbaikan penyaluran untuk memperbaiki ketepatan sasaran
• Subsidi tertutup untuk LPG tabung 3 kg
• Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan yang belum mampu (450 VA dan 900 VA)
• Penyempurnaan data penerima dengan NIK.
• volume pupuk 9,5 juta ton
Subsidi yang lebih tepat sasaran untuk
membantu masyarakat menengah ke bawah
• Mendukung pengendalian inflasi;
• Mempertahankan daya beli masyarakat
• Meningkatkan produksi pangan
(triliun rupiah)
Subsidi Bunga
Kredit Program 18,0
• Akses permodalan UMKM
• perumahan bagi MBR
PSO 4,4
• Pelayanan publik
• LKBN Antara 2014:
392,0
2015:
186,0
10,4
-52,6 -6,3
-7,5 2017:
168,9
2016:
174,2
2,1
Outlook 2017: 168,9
Pertumbuhan (%)
2018:
156,2
17
Sasaran Target
Program Indonesia
Pintar 19,7 Juta Jiwa Bantuan Operasional
Sekolah 56 juta jiwa Beasiswa
Bidik Misi 401,5 ribu mahasiswa Pembangunan/Rehab
Sekolah/Ruang Kelas 61,2 ribu Tunjangan Profesi Guru
• Non PNS 435,9 ribu guru 257,2 ribu guru
• PNS
Arah kebijakan:
1. Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan.
2. Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah.
3. Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda.
4. Memperkuat pendidikan kejuruan dan sinkronisasi kurikulum SMK (link and match).
5. Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH, PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk sustainable education.
2014:
353,4
2015:
390,1
2016:
370,4
2017:
419,8
8,6
-5,1
6,3
10,4
5,8 13,3
Pusat
149,7 Transfer
279,5 Pembiayaan
15
Anggaran Pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM
• meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan
444,1
Alokasi 2018
(triliun rupiah)
Pertumbuhan (%)
1,2 juta guru
• PNSD
Indikator Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah
89,7%
88,1% Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menengah
65,3 % 63,4%
2017 2018 2018:
444,1
Arah kebijakan
1. Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes dan tenaga kesehatan.
2. Penguatan program promotif dan preventif yang diarahkan untuk penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil & menyusui.
3. Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program JKN.
4. Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan mutu layanan.
Program Indonesia Sehat 92,4 juta jiwa Kesertaan ber-KB melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR
1,8 juta orang
Imunisasi untuk anak
usia 0-11 bulan 92,5%
Penyediaan sarana fasilitas
kesehatan yang berkualitas 49 RS/
Balkes
Sertifikasi obat dan makanan 74,0 ribu
Sasaran Target
2015:
65,9
2016:
92,3
40,1 2017:
104,9
8,6
29,6
10,3
5,8
13,7 2014:
59,7
Anggaran Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
• meningkatkan supply side dan layanan, upaya kesehatan promotif preventif, serta menjaga keberlanjutan JKN
Indikator Kesehatan
Stunting 28,8%
29,6% Persalinan di fasilitas
kesehatan 82%
81%
Ketersediaan obat dan
vaksin di puskesmas 86%
83%
2017 2018
Pertumbuhan (%) 2018:
111,0
Pusat
81,5 Transfer
29,5
111,0
Alokasi 2018
(triliun rupiah)19
Kemen PUPR Kemenhub
DAK Investasi Pemerintah (PMN & LMAN)
Pembangunan dan Preservasi Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan Bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
865 km
• Pembangunan Jalan Baru
25 km
• Pembangunan jalan tol
620 km’sp
8 lokasi (penyesuaian dan lanjutan) 23 km’sp
13.405 unit
• Pembangunan Rusun
180,0 ribu unit
• Bantuan Stimulan (peningkatan/
pembangunan)
107,4
*48,2
*41,5 33,9
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di
• Pembangunan desa
broadband terpadu 100 lokasi
Anggaran Infrastruktur untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas
Alokasi Anggaran Infrastruktur 2018
410,7
Sasaran (sementara)
8.695 m
(triliun rupiah)
*) total pagu Pertumbuhan (%)
2013:
155,9
2014: 154,7
2015: 256,1
7,2% -0,8%
2016:
269,1
2017 :
388,3
65,6%
5,1%
44,3%
5,8%
2018:
410,7 Angka sementara Angka
sementara
325,9
Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi Pemberian Pinjaman Kewajiban Penjaminan
Pembiayaan Lainnya
399,2 (65,7)
(6,7) (1,1)
0,2
• SBN (neto) 414,5
Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto)
• BUMN: 3,6
• BLU: 57,4
Pembiayaan Anggaran yang lebih sustainable dan prudent
Penerbitan SBN (neto) turun dari outlook 2017
• Pinjaman (neto) (15,3)
Outlook 2017: Rp362,9 T
Alokasi 2018
(triliun rupiah)
2014:
248,9
2015:
323,1
4,8
29,8
3,5
8,5 2017:
362,9
2016:
334,5
Pertumbuhan (%)
-10,2 2018:
325,9
• Lembaga Lainnya: 2,5
• Organisasi/LKI/BUI: 2,1
21
Pembiayaan Investasi Tahun 2018 untuk
mendukung pembagunan infrastruktur, perbaikan kualitas pendidikan, dan kegiatan UMKM
PMN untuk PT KAI : 3,6
PMN kepada TAPERA : 2,5 BLU Perumahan (PPDPP) : 2,2
BLU Perikanan (LPMUKP) : 0,9
BLU PIP: 2,5
BLU Kehutanan (P2H) : 0,5
BLU LMAN : 35,4 Dana Pengembangan Pendidikan
Nasional (DPPN): 15,0
Dana Bantuan Internasional 1,0
(triliun rupiah)
Pembebasan lahan untuk prioritas pembangunan nasional
Peningkatan akses masyarakat untuk pendidikan dan keberlanjutan
pengembangan pendidikan
Mendukung pembangunan infrastruktur transportasi
Peningkatan akses pendanaan dan Pengelolaan dana dan
pemberian bantuan internasional
Peningkatan akses pendanaan dan pembiayaan perumahan bagi MBR
Mendorong pembiayaan yang kreatif dan
inovatif
Penguatan modal usaha kelautan dan perikanan
Pembiayaan kepada UMKM untuk industri ramah lingkungan
Modal awal pembentukan BP Tapera
65,7
Alokasi 2018
59,7
89,1 59,7
8,9
2014
2015
-47,3
569,6
49,3
-32,9
9,9
Pertumbuhan (%)
2016
2017 65,7
2018
22
22
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Fokus untuk meningkatkan kualitas layanan publik di daerah, menciptakan kesempatan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan antardaerah.
Alokasi 2018
766,2
(triliun rupiah)
Pertumbuhan (%)
2014:
573,7
2015:
623,1
2016:
710,3
14,0
11,8
10,3
Outlook 2017:
755,9
6,4
6,8
8,6
2018:
766,2
Dana Desa Rp60,0 T
q Formula makin fokus untuk pengentasan kemiskinan & kesulitan geografis, melalui :
• Penyesuaian bobot variabel berbasis angka kemiskinan diperbesar.
• Afirmasi kepada desa sangat tertinggal dan tertinggal, serta daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
q Berbasis kinerja.
23REBRANDING PERILAKU NILAI-NILAI KEMENKEU TAHUN 2017
Berpikir, berkata dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan
prinsip moral sebagai representasi dari Aparatur Sipil Negara.
24
• Jujur, beretika dan memiliki niat yang mulia dalam bekerja serta melakukan segala sesuatu dengan transparan
• Dapat mengidentifikasikan kepatutan dalam menggunakan fasilitas (misalkan akomodasi hotel dalam kesempatan dinas) harus dimulai dari
pimpinan
• Memiliki rasa malu atas perilaku yang tidak benar atau tidak sejalan dengan norma yang ada secara internasional
• Mengutamakan kepentingan lembaga dan negara dibandingkan kepentingan sendiri
• Mampu menjadi catalyst dari perubahan
INTEGRITAS
Melakukan pekerjaan dengan cepat, tepat dan utuh dengan
mempertimbangkan risiko dari keputusan yang diambil. Berpikiran menyeluruh dan mampu memberikan
masukan inovatif dan terus menerus atas perbaikan proses bisnis berdasarkan
benchmark dari institusi yang lebih mapan.
25
REBRANDING PERILAKU NILAI-NILAI KEMENKEU TAHUN 2017
25
• Kreatif dalam mencari peluang
untuk perbaikan dan terbuka untuk mendapatkan masukan
• Mampu melakukan implementasi atas pengetahuan yang didapat
• Melihat risiko atas keputusan yang diambil secara jangka panjang (3, 5, 10 tahun)
• Proses bisnis menjadi acuan kerja tetapi tidak menutup untuk
melakukan perbaikan
PROFESIONALISME
REBRANDING PERILAKU NILAI-NILAI KEMENKEU TAHUN 2017
Berkarya bersama untuk menghasilkan karya lembaga yang bermanfaat
dan berkualitas bagi seluruh stakeholder.
26
• Joint program antar unit Eselon I Kementerian Keuangan
• Co-Location (Layanan Bersama) dan integrasi kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
• mengesampingkan keunggulan sektoral untuk dapat memberikan hasil yang lebih baik
• Bekerjasama atas inisiatif sendiri tanpa harus mendapatkan instruksi kerja
sehingga dapat mempercepat proses
SINERGI
REBRANDING PERILAKU NILAI-NILAI KEMENKEU TAHUN 2017
Memahami kebutuhan dan bekerjasama dengan
stakeholder agar dapat memberikan solusi/
layanan yang cepat, tepat dan utuh.
27 27
• Kesamaan perlakuan dan pelayanan bagi WP besar maupun WP pribadi
• Memahami kebutuhan stakeholder dan dapat berkoordinasi dengan unit kerja lain sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
• Dapat melihat dampak kebijakan yang tidak lagi relevan untuk melakukan perubahan
• Mampu memberikan masukan bagi instansi lain yang memerlukan
sehingga pelayanan secara
keseluruhan dapat berjalan dengan lebih baik
PELAYANAN
REBRANDING PERILAKU NILAI-NILAI KEMENKEU TAHUN 2017
Menjaga semangat perbaikan di Kementerian Keuangan, untuk menjadi yang terbaik
28
• Continuous Improvement
• Terus berinovasi
• Menjadi role model institusi pemerintahan baik nasional dan internasional
• Memahami perubahan makro baik dari ekonomi, perilaku masyarakat, politik, dan bisnis
• Melihat secara kreatif aplikasi yang ada di luar unitnya atau di luar
Kementerian Keuangan untuk dapat diterapkan pada unitnya
KESEMPURNAAN
Kerja Bersama Kemenkeu
29