IMPLIKASI STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI 2017-2020)
Hamidahtul Hasanah1, Muhamad Syahwildan2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Email : [email protected] : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham sah semakin tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening pada suatu perusahaan manufaktur 2017 - 2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jenis metode penelitian ini adalah kuantitatif (quantitative research) yang menggunakan data panel berbentuk sekunder. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif, analisis regresi data panel, uji kesesuaian model, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan program Eviews 11 for windows. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 2 variabel independent yaitu Struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan variabel independent keputusan keuangan secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Kata kunci: Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan, Nilai Perusahaan
1. PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian Indonesia di era sekarang ini
mengakibatkan persaingan bisnis semakin ketat. Untuk membuat
perusahaan tetap bertahan, maka perusahaan wajib mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada ketenagakerjaan menuju bisnis yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, sehingga karakteristik utama pada perusahaan berubah sebagai perusahaan yang berbasis ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Perubahan strategi perusahaan yang berbasis pada ilmu pengetahuan diyakini dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan dan memberikan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan, dapat dilihat dari semakin besarnya investasi pada teknologi informasi.
Memasuki era pasar bebas (globalisasi) perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat, sehingga menciptakan persaingan yang semakin tajam di dalam dunia usaha. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaaan harus mampu bersaing dalam dunia usaha untuk dapat bertahan hidup dan berkelanjutan (going concern) dalam bisnisnya.
Manajer perusahaan memiliki tugas dan kewajiban untuk membuat suatu keputusan dan kebijakan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang sah Semakin tinggi pemisahan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh perusahaan para penanam modal.
Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya.
Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya, menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki.
Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value (PBV). Price to book value merupakan pembagian nilai pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai PBV yang lebih dari 1 dikatakan sebagai overvalued yang dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang kurang dari 1 dikatakan sebagai undervalued yang dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang
sama dengan 1 dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai sama dengan nilai bukunya.
Gambar 1 Nilai Perusahaan Dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki Nilai Perusahaan yang berfluktuasi, kemungkinan hal ini dikarenakan adanya perubahan fluktuasi perusahaan yang di sebabkan oleh struktur kepemilikan.
Salah satu faktor yang juga mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur kepemilikan yaitu struktur kepemilikan manajerial dan institusional. Menurut Wahyudi dan Pawestri, (2016), Struktur kepemilikan manajerial
0%
1000000000%
2000000000%
3000000000%
4000000000%
2017 2018 2019 2020
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Asahimas Flat Glass Tbk PT. Budi Starch & Sweetener Tbk PT. Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena kepemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen (Suranta dan Midiastuty, 2013). Dengan meningkatkan kepemilikan saham
oleh manajemen akan
mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajemen akan termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Shleifer dan Vishny dalam Tendi Haruman, 2018, jumlah pemegang saham yang besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan.
Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti kepemilikan oleh institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2. Tinjauan Pustaka
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang go publik di BEI tahun 2017-
2020.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keputusan keuangan sebagai variabel interviening antara struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang go publik di BEI tahun 2017-2020.
3. Nilai Perusahaan
salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi adalah nilai perusahaan dimana investor tersebut akan menanamkan modal (Ernawati, 2015). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing) dan
manajemen aset.
Suffah dan Riduwan (2016) nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Menjelaskan bahwa salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi adalah nilai perusahaan dimana investor tersebut akan menanamkan modal.
Harga saham tersebut atas permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham bisa dijadikan proksi sebagai nilai perusahaan. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar modal. Bagi perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa saham merupakan indikator dari nilai perusahaan.
Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.
1) Price Earning Ratio (PER) mencerminkan banyak pengaruh yang kadangkadang saling menghilangkan yang membuat penafsirannya menjadi sulit.
Semakin tinggi resiko, semakin tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio PER. Rasio ini
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2) Rasio Tobin’s Q Tobin’s Q menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental.
Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.
3) Price to Book Value (PBV) Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi Prive to Book Value (PBV) berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
4. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan komposisi modal antara hutang dan ekuitas termasuk juga proporsi antara kepemilikan saham inside shareholders dan outside shareholders. Kepemilikan yang terkonsolidasi dalam konteks good corporate governance. Semakin terkonsentrasinya kepemilikan,
principal mempunyai insentif untuk memonitor agen, agar mereka bertindak selaras dengan kepentingan pemilik (Bathala, et.
al., 20l4).
Struktur kepemilikan mempunyai dua perspektif yaitu:
apabila kepemilikan perusahaan menyebar, pengendalian pemilik cenderung lemah karena lemahnya
pengawasan. Sedangkan
kepemilikan rendah atau menyebar para pemilik minoritas kurang tertarik untuk melakukan pengawasan karena akan menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) atau sebagian kecil manfaat yang diterima (Rofiqoh dan Jatiningrum, 2014).
Struktur kepemilikan perusahaan termasuk di dalamnya (1) konsentrasi kepemilikan (ownership concentration) dan (2) kepemilikan oleh manajer top (insider ownership) merupakan bagian atau faktor yang menentukan dalam mengatasi atau mereduksi potensi konflik tersebut. Dari urian ini dapat disimpulkan bahwa baik konsentrasi kepemilikan maupun kepemilikan oleh manajer top
merupakan faktor-faktor kunci dalam menghasilkan kinerja organisasi yang optimal. Atas dasar pernyataan yang dikembangkan di atas dapat diskenariokan bahwa konsentrasi kepemilikan (ownership concentration) pada kelompok tertentu dan kesempatan manajer yang sekaligus berfungsi sebagai pemilik (managerial ownership) merupakan faktor- faktor penentu kinerja organisasi.
Semakin tinggi konsentrasi kepemilikan organisasi tertentu, semakin tinggi pula kinerja organisasi tersebut dibanding dengan organisasi yang kepemilik- annya tersebar (diffuse). Demikian sebaliknya, kepemilikan yang tersebar (diffuse) memungkinkan para manajer memperoleh keleluasaan (managerial discretion) dalam menjalankan organisasi yang bisa jadi tidak konsisten dengan kepentingan pemilik yaitu memaksimumkan nilai perusahaan (kinerja perusahaan).
5. Keputusan Keuangan
Menurut Myers (2014), peran seorang manajer keuangan lebih
banyak mengarah pada (1) keputusan investasi dan (2) keputusan pendanaan, karena kebijakan pembagian laba sudah termasuk dalam keputusan ini Penelitian yang dilakukan Mougoue dan Mukherjee (2013) menunjukkan terdapat hubungan interdependensi antara keputusan dividen, investasi dan pendanaan. Lebih lanjut dalam penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang negatif signifikan antara investasi dengan dividen, sedangkan antara investasi dengan pendanaan terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Begitu juga antara dividen dengan pendanaan memiliki hubungan yang positif signifikan.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti investasi dalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan maupun investasi jangka
panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi dan aktiva tetap lainnya.
Keputusan pendanaan dapat pula diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur keuangan perusahaan seringkali berubah akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, besar kecilnya investasi yang akan dilakukan perusahaan akan berpengaruh pada komposisi (struktur) pendanaan perusahaan.
Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital).
6. Desain Penelitian
Desain penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan masalah
dan hipotesis sehingga dapat di terjemahkan dalam gambaran sebagai berikut :
1. H1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Sektor Manufaktur Bei) menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. (Bakhtiar, 2016).
2. H2 Pengaruh Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan Dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. (Sinta Dewi, 2016).
7. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Sampel merupakan bagian dari jumlah serta Karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut.
Sehingga sampel ialah bagian dari populasi yang ada untuk pengambilan sampel wajib memakai metode tertentu yang didasarkan dengan pertimbangan yang ada (Bintari, 2015: 97- 98). Metode pengambilan sampel harus dilakukan dengan sedimikian rupa sehingga dapat memperoleh sample yang benar dan dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan sebenarnya (Arikunto,200). Adapun sampel yang dipakai dalam penelitian ini merupakan Perusahaan Manufaktur yang masuk dalam kategori Manufaktur yang terdaftar di BEI 2017-2020. Berdasarkan kriteria sampel penelitian sebanyak 8 perusahaan manufaktur pada periode tahun 2017-2020 dengan total keseluruhan 32 sampel.
Keuangan (X2)
Jenis penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data angka atau data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan dengan cara pengukuran yang benar terhadap variabel – variabel yang ada. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia 2017-2020.
Data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu dan data silang (cross section) merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia.
8. Uji Deskriptif
Uji Statistik Deskriptif merupakan metode-metode statistik yang memiliki fungsi untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Data yang telah dikumpulkan tersebut dapat dideskripsikan melalui mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range (Ghozali, 2018:19).
Date: 09/24/21 Time: 19:11 Sample: 2017 2020
LOGNILAI PE
LOGNILAI KE
LOGKEPUT U Mean 11.43734 0.473008 12.82293 Median 12.18080 -0.198451 13.80695 Maximum 17.38364 4.149622 20.41116
Minimum -
3.218876 -2.813411 2.477378 Std. Dev. 5.194026 1.887294 5.935096
Skewness -
1.709641 1.082763 -0.761962 Kurtosis 5.115055 2.862488 2.154127 Jarque-Bera 21.55326 6.277885 4.050456 Probability 0.000021 0.043329 0.131964 Sum 365.9949 15.13627 410.3337 Sum Sq. Dev. 836.3152 110.4182 1091.986
Observations 32 32 32
9. Uji Chow
Uji chow merupakan pengujian yang digunakan untuk menentukan model Fixed Effect atau Common Effect yang paling tepat dalam mengestimasi data panel.
Hipotesis dalam uji chow adalah : H0 : Model Common Effect H1 : Model Fixed Effect
Berdasarkan nilai cross section F probabilitas >0,05 (ditentukan di awal sebagai tingkat signifikansi atau alpha) maka model yang terpilih adalah common effect model (CEM), tetapi jika probabilitas < 0,05 maka model yang akan terpilih adalah fixed effect model (FEM).
Cross Section F 0.0000
10. Uji Hausman
Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih model terbaik antara model fixed effect atau random effect.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Model Random effect H1 : Model fixed effect
Aturan pengambil kesimpulan sebagai berikut :
- Jika probabilitas untuk Chi- Square < 0,05 maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed Effect.
- Jika probabilitas untuk Chi- Square > 0,05, maka H0 diterima, sehingga model yang tepat digunakan adalah model Random Effect.
Berikut adalah hasil hausman : Prob.Chi Square 0.3772
11. Uji Lagrange Multiplier
Uji Langrange Multiplier untuk memilih apakah model Common Effect atau Random Effect yang lebih tepat digunakan dalam model persamaan regresi data panel.
Setelah diperoleh nilai LM hitung, nilai LM hitung dibandingkan dengan nilai chi_squared tabel dengan derajat kebebasan (degree offreedom) sebanyak jumlah variabel independen (bebas) dan alfa atau tingkat signifikan sebesar 5%.
Aturan pengambilan keputusan uji LM adalah :
- Jika nilai LM hitung > chi- squared tabel maka model yang dipilih adalah random effect.
- Jika nilai LM hitung < chi- squared tabel maka model yang dipilih adalah common effect.
Berikut ini adalah hasil dari uji Lagrange Multiplier (LM) :
Cros Section 0.0000 Chi Square 42.5527
12. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Cros Section 0.0000 Chi Square 42.5527
Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Durbin-Watson 0.074480 Nilai dL 1.1426 Nilai Du 1.7386
Uji Heteroskedastisitas Probability
C 0.3674
Struktur
kepemilikan 0.1815 Keputusan
Keuangan 0.6463
13. Uji Hipotesis Hasil (Uji t) Parsial
t-Statistic Prob Struktur
kepemilikan -3.735271 0.0008 Keputusan
keuangan 2.778768 0.0095
Hasil Uji (Adjust R2) Adjusted R-
square 0.514649 (R Square) 0.545962
14. Pembahasan
Setelah melakukan uji hipotesis maka penelitian dari data-data yang telah disajikan diatas maka dilakukan pembahasan hasil penelitian. Hasil- hasil pembahasan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dan dapat disimpulkan dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya.
2. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa Keputusan Keuangan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan tehadap Nilai Perusahaan. Dan dapat disimpulkan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang
-0.281871 1.000000
LOGNILA 1.000000 LOGKE -0.281871
LOGNILAIKE LOGKEPUTU
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar.
15. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis secara parsial telah diuraikan pada bab IV maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Struktur Kepemilikan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Keputusan Keuangan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
16. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian di atas maka berikut ini adalah beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis:
1. Pada penelitian ini, sampel yang dipilih adalah perusahaan
sektor manufaktur. Maka pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat menambahkan mengganti objek penelitian atau menambah jumlah sampel agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih baik.
2. Periode penelitian ini terbatas mulai tahun 2017 sampai 2020, hendaknya penelitian
selanjutnya dapat
menambahkan periode tahun penelitian agar hasil yang didapatkan lebih akurat dan relevan.
Pada penelitian ini variabel dependen yang dipakai adalah Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan, sedangkan variabel independennya adalah Nilai Perusahaan. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang lebih beragam sehingga didapatkan hasil penelitian yang berbeda dan lebih mendalam.
17. Daftar Pustaka
Ass, S. B., Pahlevi, C., & Munir, A.
R. (2016). Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan
Keuangan sebagai Variabel Intervening (Sektor Manufaktur BEI). Jurnal Analisis, 5(1), 78- 84.
Achmad, S. L., & Amanah, L. (2014).
Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu &
Riset Akuntansi, 3(9).
Ajija, Shochrul R. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba Empat. Jakarta.
Anita, A., & Yulianto, A. (2016).
Pengaruh kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Management Analysis Journal, 5(1).
Aprianto, R., & Arifah, D. A. (2014).
Keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan struktur kepemilikan
terhadap nilai
perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(1), 74-84.
Bertuah, E. (2015). Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan melalui Keputusan Keuangan. Jurnal Ekonomi Universitas Esa Unggul, 6(02), 79279.
Fristy, A. M., Kamaliah, K., &
Ratnawati, V. (2015)
PENGARUH STRUKTUR
KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DAN KEPUTUSAN KEUANGAN
SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG
LISTED DI BEI. Jurnal Ekonomi, 23(1).
Hasnawati, S., & Sawir, A. (2015).
Keputusan keuangan, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan nilai perusahaan publik di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of
Management and
Entrepreneurship), 17(1), 65- 75.
Kumar, S., Anjum, B., Nayyar, S.
(2012). Financing Decision: A Study Of Pharmaceutica 1 Companies Of India.
International Journal Of Marketing, Financial Service and Management Research, 1(1).
Nugroho, P. A. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Institusional, Set Kesempatan Investasi, Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga, 27(1).
Sari, E. L., & Wijayanto, A. (2015).
Pengaruh Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan dengan Risiko sebagai Variabel Mediasi. Management Analysis Journal, 4(4).
Sholichah, W. A., & Andayani, A.
(2015). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan Dan Leverage
Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 4(10).
Suardikha, M. S., & Apriada, K.
(2016). Pengaruh struktur kepemilikan saham, struktur modal dan profitabilitas pada nilai perusahaan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 44768.
Suastini, N. M., Purbawangsa, I. B.
A., & Rahyuda, H. (2016).
Pengaruh kepemilikan manajerial dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (struktur modal sebagai variabel moderasi). E- Jurnal ekonomi dan bisnis Universitas Udayana, 5(1), 143-172.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Suryani, K. R. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Dalam Industri Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009. JWM (Jurnal Wawasan Manajemen), 4(1), 75-90.
Teresia, E. S. D., & Hermi, H. (2016).
Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan Dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan
Pertumbuhan Perusahaan
Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 3(1), 73-94.
Yendrawati, R. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi, Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Dan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan. Pamator
Journal, 6(1).
Yuniati, M., Raharjo, K., & Oemar, A. (2016). Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang Profitabilitas Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014. Journal of Accounting, 2(2).