A. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ilmiah, diperlukan teori-teori yang digunakan untuk mendukung hasil analisis yang telah dilakukan. Berikut adalah teori-teori untuk menjelaskan atau mendefinisikan teori yang digunakan dalam pembahasan penelitian ilmiah ini.
1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem
Sistem menurut Hall, A. James (2011:6) adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut Mardi (2011:2), sistem adalah suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling berintegrasi satu sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan; pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses) yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi (tujuan/sasaran/target operasi suatu sistem).
Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga dibuat untuk menangani sesuatu yang terjadi berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
b. Pengertian Informasi
Definisi Informasi menurut Krismiaji adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.(2010:15). Menurut Agustinus Mujilan (2012:1), Informasi adalah data yang berguna yang telah diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Informasi sangat penting bagi organisasi. Pada dasarnya informasi adalah penting seperti sumber daya yang lain, misalnya peralatan, bahan, tenaga, dsb.
Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang sudah di proses sehingga menghasilkan sebuah pemberitahuan tentang sesuatu yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c. Pengertian Data
Data adalah sesuatu penjelasan, keterangan maupun sesuatu yang memiliki nilai/harga bagi seseorang yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi sebuah sistem. (Mardi, 2011:4). Sedangkan menurut Krismiaji, data adalah fakta yang dimasukkan ke dalam, disimpan, dan diproses oleh sebuah sistem informasi.
(2010:15).
Maka simpulan dari data adalah sesuatu fakta yang belum berarti apa-apa dan memerlukan suatu pengolahan. Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu
dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
d. Pengertian Sistem Informasi
Menurut James A. Hall, Sistem Informasi (information system) adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. (2011:9).
Menurut Tata Sutabri,
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Jadi, Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
e. Pengertian Sistem Infomasi Akuntansi
Masing-masing perusahaan memiliki sistem informasi akuntansi yang berbeda. Sistem informasi akuntansi dibuat untuk memudahkan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Sistem informasi akuntansi menurut Agustinus Mujilan (2012:3) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini secara manual atau terkomputerisasi.
Definisi lain dikemukakan oleh Mardi (2011:4), Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan dalam bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya. Sedangkan menurut Krismiaji dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi (2010:4) adalah Sistem Informasi Akuntansi sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat guna merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya berupa manusia, formulir, catatan, prosedur, yang digunakan dan diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Secara umum, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi.Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
f. Komponen SIA
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa komponen untuk menjalankan perannya. Berikut penjabaran komponen-komponen SIA menurut Hall:
1. Manusia
Manusia adalah komponen terpenting dari suatu sistem informasi (baik itu SIA maupun SI lainnya). Manusia jugalah yang mengingingkan, menciptakan, menjalankan dan mungkin juga menentang berlakunya sebuah system informasi. Oleh karena itu dalam menyusun sebuah sistem informasi akuntansi perlu mempertimbangkan aspek dari manusia tersebut, yang meliputi aspek sosial, pendidikan dan psikologi dari manusianya
2. Komputer dan Otomatisasi Kantor
Menurut Robert H. Blissmer, komputer didefinisikan sebagai berikut :
Komputer adalah Alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas yaitu: menerima input, memproses input sesuai programnya, menyimpan perintah dan hasil pengolahan serta menyediakan output dalam bentuak informasi. Otomatisasi Kantor adalah suatu proses pemanfaatan teknologi informasi didalam tempat kerja, yang mencakup pemrosesan teks, pemrosesan pesan dan pemrosesan gambar. Contoh : Mesin Fax, Mesin OCR, Telecommuting.
3. Basis Data
Yaitu Sekumpulan data komputer yang saling terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam komputer, dengan suatu cara yang memudahkan dalam memperolehinformasi untuk pengambilan keputusan
4. Pengkodean
Yaitu cara mengimplementasikan suatu skema klasifikasi dari data dalam sistem informasi yang sedang dijalankan, meliputi antara lain kode rekening, kode formulir.
g. Model Umum SIA
Menurut Hall, A. James (2011:15), berbagai elemen yang terdapat dalam model umum SIA adalah pengguna akhir, sumber data, pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen database, penghasil informasi, dan umpan balik.
1. Pemakai Akhir (End User)
Pemakai akhir dibagi dalam dua kelompok umum eksternal dan internal.
Pemakai eksternal meliputi para kreditur, pemengang saham, investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, otorisasi pajak, para pemasok dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen disetiap tingkat organisasi juga personel operasi. Berlawanan dengan pelaporan eksternal, organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi kebutuhan pemakai internal.
2. Sumber Data (Data Source)
Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan eksternal adalah pertukaran ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari luar perusahaan. Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran atau perpindahan sumber daya dalam perusahaan.
3. Pengumpulan Data (Data Collection)
Merupakan tahap operasional pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid), lengkap, dan bebas dari kesalahan.
4. Pemrosesan Data (Data Processing)
Setelah data-data terkumpul maka perlu diproses untuk menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks.
5. Manajemen Berbasis Data (Database Manajement)
Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non-keuangan. Database dapat berupa filling cabinet atau sebuah disket komputer. Tanpa memperhatiakn bentuk fisik, dapat ditampilkan isinya dalam hierarki logis. Tingkat-tingkat hierarki data: atribut, record dan file.
6. Penghasil Informasi (Information Generation)
Penghasil informasi merupakan proses menyusun, mengatur, menformat dan meyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi dapat berupa dokumen operasional sepeti pesanan penjualan, suatu laporan yang terstruktur, atau pesan di layar komputer.
7. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat eksternal atau internal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses.
Gambar 2.1 Model Umum SIA Sumber: Hall, A. James (2011:16)
h. Tujuan SIA
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Menurut Mulyadi (2013), sistem informasi akuntansi memiliki empat tujuan dalam penyusunannya, yaitu :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
2. Pengertian DFD dan Flowchart a. Definisi Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi- notasi untuk arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. DFD bisa juga dikatakan sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.
Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled). Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.
Berikut ini merupakan simbol-simbol yang biasa digunakan di DFD :
Gambar 2.2 Simbol-Simbol DFD Sumber: Hall, A. James (2011:80)
b. Definisi Flowchart
Beberapa pengertian flowchat (diagram alir):
1. Merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesaian masalah (prosedur), beserta aliran data dengan simbol-simbol standar yang mudah dipahami.
2. Digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan proses produksi.
3. Digunakan untuk analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan dan/atau perbaikan proses yang berkesinambungan (secara terus menerus).
4. Digunakan untuk melakukan Perencanaan Proses, Analisis Proses dan Dokumentasi Proses sebagai standar Proses Produksi.
5. Tujuan utama penggunaan flowchart: untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi bersangkutan.
Simbol-simbol Flowchart (Diagram Alir)
Flowchart (Diagram Alir) berbentuk diagram yang mewakili algoritma atau proses dengan berbagai jenis kotak-kotak dan dihubungkan oleh garis-garis panah sebagai arah alirannya. Di dalam kotak-kotak proses biasanya diberikan label atau judul singkat mengenai proses yang dilakukannya.
a. Simbol Mulai/Awal atau Selesai/Akhir (Start/End): Simbol Start dan End biasanya dilambangkan dengan Oval, Lingkaran ataupun Kotak Persegi Panjang yang sudutnya dibulatkan.
b. Simbol Proses atau Kegiatan (Process): Simbol untuk proses/langkah atau kegiatan yang akan dilakukan pada umumnya berbentuk Kotak Persegi Panjang (rectangle).
c. Simbol Kondisional atau Keputusan (Conditional or Decision): Simbol kondisional atau keputusan biasanya dilambangkan dengan Kotak yang berbentuk Diamond (Rhombus) yang pada umumnya akan mempunyai output (keluaran) seperti Ya atau Tidak; Benar atau Salah
d. Simbol Arah Aliran (Flow): Simbol arah aliran proses dilambangkan dengan panah (arrow) dengan anak panahnya menuju ke proses selanjutnya.
e. Simbol Masukan/Keluaran (Input/Output): Simbol untuk menunjukan masukan dan keluaran data (Input dan Output) dilambangkan dengan kotak yang berbentuk jajaran genjang (Parallelogram).
Gambar 2.3
Simbol Input/Output dalam Flowchart Sumber: Hall, A. James
Gambar 2.4
Simbol Prosesdalam Flowchart Sumber: Hall, A. James
Gambar 2.5
Simbol Simpanan dalam Flowchart Sumber: Hall, A. James
Gambar 2.6
Simbol Simpanan dalam Flowchart Sumber: Hall, A. James
3. Sistem Akuntansi Penggajian a. Definisi Gaji dan Upah
Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan setiap bulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana (buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan (Mulyadi, 2013). Menurut Mardi (2011:107), Gaji adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai tetap, dan upah merupakan sejumlah hak yang diberikan oleh suatu perusahaan atau instansi kepada pegawainya sebagai bentuk pembayaran di luar jam kerja.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah pembayaran kepada pegawai atau karyawan dalam bentuk uang yang diberikan atas dasar balas jasa yang diberikan secara bulanan atau tahunan.
b. Peran, Fungsi, dan Tujuan yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan upah, maka perlu dibuat suatu sistem penggajian. Sistem akuntansi penggajian juga dirancang oleh perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan sehingga mudah dipahami dan mudah digunakan. Sistem informasi akuntansi penggajian dapat digunakan
oleh manajemen perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan.
Mardi (2011:107) menyatakan, sistem penggajian dan pengupahan merupakan salah satu aplikasi pada sistem informasi akuntansi yang terus mengalami proses dalam bentuk batch (bertahap), disebut proses secara bertahap karena daftar gaji dibayarkan atau dibuat secara periodik (tiap mingguan, dua mingguan, atau bulanan) demikian pula pembayaran gaji sebagian besar pegawai dibayar pada waktu bersamaan.
Sistem akuntansi penggajian adalah fungsi, dokumen, catatan, dan sistem pengendalian intern yang digunakan untuk kepentingan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja (Mulyadi, 2013:373).
Kesimpulan di atas, sistem akuntansi penggajian adalah fungsi, organisasi, formulir, catatan, prosedur dan sistem pengendalian intern yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.
Menurut Mulyadi (2013), fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian adalah sebagi berikut:
1. Fungsi Kepegawaian
Bagian ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan baru, memutuskan penempatan calon karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan. Dalam
struktur organisasi pada fungsi kepegawaian berada ditangan Bagian Kepegawaian, dibawah Departemen Personalian dan Umum.
2. Fungsi Pencatatan Waktu
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan tugas pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Dalam struktur organisasi, fungsi pencatatan waktu berada ditangan Bagian Pencatat Waktu, dibawah Departemen Personalia dan Umum.
3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada pegawai. Dalam struktur organisasi, fungsi pebuat daftar gaji berada di tangan bagian Gaji, dibawah Departemen Personalia dan Umum.
4. Fungsi akuntansi
Dalam sistem informasi akuntansi penggajian, fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubunganya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Dalam struktur organisasi, fungsi akuntansi yang
menangani sistem informasi akuntansi penggajian berada di tangan: Bagian utang, Bagian kartu biaya dan Bagian jurnal.
a. Bagian Utang
Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem akuntansi informasi akuntansi penggajian bertanggungjawab untuk memproses pembayaran gaji seperti yang tercantum dalam daftar gaji.
Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji untuk membayarkan gaji kepada karyawan seperti yang tercantum dalam daftar gaji tersebut.
b. Bagian Kartu Biaya
Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem informasi akuntansi penggajian bertanggungjawab untuk mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung pabrik).
c. Bagian Jurnal
Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggungjawab untuk mencatat biaya gaji dalam jurnal umum.
5. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan gaji tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, untuk selanjutnya
dibagikan kepada karyawan yang berhak. Dalam struktur organisasi, fungsi keuangan berada di tangan Kassa.
c. Dokumen Pendukung Sistem Penggajian
Dalam pelaksanaan penggajian dan pengupahan di sebuah perusahaan, dokumen terkait yang digunakan berperan penting sebagai barang bukti pendukung bagi kelangsungan penggajian dan pengupahan karyawan yang bersangkutan.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian (Mulyadi, 2013:374) sebagai berikut:
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan upah.
b. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.
c. Kartu jam kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan. Seperti telah disebutkan diatas, catatan waktu kerja ini hanya diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan.
Dalam perusahaan ini diperlukan informasi biaya tenaga kerja langsung pabrik untuk setiap pesanan yang diproduksi. Dlam perusahaan yang berproduksi massa, karyawan pabrik mengerjakan pekerjaan yang sama dari hari ke hari, sehingga tidak diperlukan data untuk melakukan distribusi biaya tenaga kerja langsung dalam perusahaan ini dibebankan langsung kepada produk yang sama.
d. Daftar gaji dan daftar upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan lain sebagainya.
e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada
pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan daftar upah.
f. Surat pernyataan gaji dan upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.
g. Amplop gaji dan upah
Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Di halaman muka amplop gaji dan upah setiap karyawan berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu.
h. Bukti kas keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
d. Sistem Penggajian
Menurut Hall (2011:394), sistem penggajian dibagi dalam 2 bagian, yaitu secara manual dan berbasis komputer.
1. Sistem Penggajian Manual a. Personalia
Departemen personalia meyiapkan dan menyerahkan ke departemen penggajian berbagai formulir kegiatan personalia (personne action form).
b. Produksi
Karyawan produksi menyiapkan dua jenis kartu catatan waktu kerja (time record): kartu pekerjaan dan kartu waktu. Kartu pekerjaan (job ticket) berisi total jumlah waktu yang di habiskan oleh setiap pekerja di setiap pekerjaan produksi. Dokumen ini dikirim ke bagian akuntansi biaya (siklus konversi), di mana dokumen tersebut digunakan untuk mengalokasikan beban tenaga kerja langsung ke akun WIP. Kartu waktu (time card) berisi total waktu kerja karyawan di tempat kerja.
c. Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya menggunakan kartu pekerjaan untuk mengalokasikan biaya tenaga kerja ke akun WIP sebagai tenaga kerja langsung atau overhead. Pembebanan ini dirangkum dalam rangkuman distribusi tenaga kerja (labor distribution summary) dan diteruskan ke departemen buku besar umum.
d. Penggajian
Departemen penggajian menerima tarif pembayaran dan data pemotongan gaji dari departemen personalia dan data jam kerja dari
departemen produksi. Staf administrasi di departemen ini melakukan pekerjaan berikut:
1. Menyiapkan daftar gaji.
2. Memasukkan informasi di atas ke catatan penggajian karyawan (employee payroll records).
3. Menyiapkan cek gaji (paycheck).
4. Mengirim cek gaji ke pengeluaran kas dan salinan daftar gaji ke utang.
5. Menyimpan kartu waktu, formulir kegiatan personalia, dan salinan daftar gaji.
e. Departemen Utang
Staf administrasi utang usaha (accounts payable) memeriksa kebenaran daftar gaji dan menyiapkan dua salinan tanda terima pengeluaran kas sejumlah gaji tersebut. Satu salinan, bersama dengan daftar gaji, dikirim ke pengeluaran kas. Salinan lainnya dikirm ke departemen buku besar umum.
f. Pengeluaran Kas
Manajer di bagian pengeluaran kas menerima cek-cek penggajian, memeriksanya, dan kemudian menandatanganinya, lalu menngirimnya ke pusat pembayaran untuk diidistribusikan ke para karyawan. Staf administrasi menerima tanda terima pengeluaran kas dan daftar gaji. Satu cek untuk seluruh jumlah gaji ditulis dan disetor ke akun dana gaji (payroll imprest account). Cek gaji karyawan
tersebut ditarik dari akun ini, yang digunakan hanya untuk penggajian. Dana harus di transfer dari akun kas umum ke akun dana gaji ini sebelum cek pembayaran dapat dicairkan./ akhirnya, staf tersebut mengirimkan satu salinan cek dengan tanda terima pengeluaran kas dan daftar gaji ke departemen utang, di mana semuanya itu akan disimpan.
g. Buku Besar Umum
Departemen buku besar umum menerima rangkuman distribusi tenaga kerja dari bagian akuntansi biaya dan tanda terima pengeluaran kas dari utang usaha. Tanda terima pengeluaran kas menunjukkan total jumlah gaji terutang dan perinciannya ke dalam kas, utang pajak, dan pengurangan lainnya.
2. Sitem Penggajian Berbasis Komputer
a. Otomatisasi Sistem Penggajian Menggunakan Pemrosesan Batch Karena sistem penggajian tidak sering dilakukan (mingguan atau bulanan), sistem tersebut sering kali cocok dengan pemrosesan batch dan file berurutan.
b. Implikasi Pengendali
Kekuatan dan kelemahan dari sistem ini sama dengan kekuatan dan kelemahan dalam sistem batch untuk sistem pengeluaran umum yang dibahas sebelumnya. Sistem ini mengedepankan keakuratan akuntansi dan megurangi kesalahan dalam menulis cek. Selain itu, sistem ini tidak secara signifikan menigkatkan efisiensi operasional,
namun, untuk banyak jenis organisasi, tingkat teknologi ini cukup memadai.
c. Merekayasa Ulang Sistem Penggajian
Untuk perusahaan berukuran sedang dan besar, pemrosesan gaji sering kali disatukan dalam sistem manajemen sumber daya manusia-MSDM (human resource management-HRM). Sistem MSDM menangkap dan memproses sejumlah besar data yang berkaitan dengan personalia, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan tenaga kerja, relasi tenga kerja, ketrampilan tenaga kerja, kegiatan personalia (tarif pembayaran, pemotongan, dan lain- lain), juga gaji. Sistem MSDM harus menyediakan akses real-time ke file personalia untuk tujuan mencari keterangan secara langsung dan untuk perubahan catatan dalam status karyawan pada saat terjadinya.
d. Personalia
Departemen personalia melakukan perubahan dalam file karyawan secara real-time melalui terminal. Perubahan ini termasuk penambahan karyawan baru, penghapusan karyawan yang sudah tidak bekerja, perubahan jumlah keluarga karyawan, perubahan pemotongan gaji, dan perubahan status pekerjaan (tarif pembayaran).
e. Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya memasukkan data biaya pekerjaan (real-time atau setiap hari) untuk menciptakan file pemanfaatan tenaga kerja (labor usage file).
f. Penjagaan Waktu
Ketika menerima kartu waktu yang sudah di setujui dari supervisor pada tiap akhir minggu, departemen penjagaan waktu membuat file kehadiran (attendance file) saat ini.
g. Pemrosesan Data
Pada akhir periode kerja, tugas-tugas berikut ini dilakukan dalam proses batch:
1. Biaya tenaga kerja didistribusikan ke berbagai WIP, overhead, dan akun biaya.
2. File rangkuman distribusi tenaga kerja on-line diciptakan.
Salinan dari file ini dikirim ke departemen akuntansi biaya dan buku besar umum.
3. Daftar gaji on-line diciptakan dari file kehadiran dan file karyaawan (employee file). Salinan dari file ini dikirim ke departemen utang dan pengeluaran kas.
4. File catatan karyawan diperbarui.
5. Cek penggajian disiapkan dan ditandatangani. Cek tersebut dikirim ke bendahara untuk diperiksa dan direkonsiliasikan
dengan daftar gaji. Cek pembayaran ini kemudian didistribusikan ke para karyawan.
6. File bukti pengeluaran diperbarui dan satu cek disiapkan untuk dana yang akan ditransfer ke akun dana gaji. Cek dan salinan bukti pengeluaran dikirim ke departemen pengeluaran kas. Satu salinan bukti tersebut dikirim ke departemen buku besar umum, dan salinan yang terakhir dikirim ke departemen utang.
7. Pada akhir pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman distribusi tenaga kerja dan file bukti pengeluaran dan memperbarui file buku besar umum.
h. Implikasi Pengendalian
Fitur sistem penggajian dengan elemen-elemen real-time memberikan banyak keuntungan operasional, seperti yang didiskusikan sebelumnya, termasuk pengurangan jeda waktu antara terjadinya peristiwa dan pencatatan,kertas kerja, dan tenaga kerja administrasi.
Gambar 2.7
Contoh Flowchart SIA Pengajian Sumber: Hall, A. James
4. Sistem Pengendalian Internal
a. Definisi Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian intern menurut Mardi, meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang di koordinasikan dalam perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mengajukan kebijakan manajemen yang telah diterapkan. (Mardi, 2011)
b. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian internal, antara lain:
a. Menjaga keamanan harta suatu organisasi sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat guna merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Mengajukan efisiensi dalam operasi
d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah diterapkan
c. Elemen-elemen (Komponen) Pengendaliuan Internal
Komponen pengendalian internal sangat dipengaruhi oleh kejadian atau hubungan antar masing-masing komponen dalam sistem pengendalian internal.
Terdapat lima komponen sistem pengendalian intenal menurut Mardi, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian ini merupakan persepsi perorangan dalam perusahaan tentang pentingnya pengendalian internal. Pimpinan perusahaan harus menunjukkan komitmennya terhadap pelaksanaan kontrol yang ketat dan kebijakannya secara sadar dan langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti ini merupakan lingkungan pengendalian yang efektif ditetapkan dalam perusahaan.
2. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dan digariskan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam perusahaan. Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang menggunakan pendekatan berbasis teknologi informasi dan pengendalian yang menggunakan pendekatan manual.
Pengendalian berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan dengan lingkungan teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum meliputi kegiatan yang berhubungan dengan audit teknologi informasi, yang ditujukan melindungi lingkungan agar dikelola secara baik, sehingga proses pengendalian mendapatakan dukungan lebih efektif. Berkaitan dengan pengendalian aplikasi lebih ditujukan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan pada pengolahan data sistem komputer.
3. Penilaian Risiko
Pendekatan strategi manajemen risiko merupakann instrumen penting dalam mengontrol bisnis perusahaan. Sistem pengendalian harus dievaluasi secara berkala efektivitasnya. Organisasi harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan. Dampak dari perencanaan strategis dan operasional serta keuangan dan informasi akan menimbulkan risiko bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat yang lebih besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena itu, segala sesuatu yang terkait dengtan biaya dan manfaat pengendalian harus direncanakan dan diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan risiko dapat diminimalisir dampaknya.
4. Kualitas Informasi dan Komunikasi
Kualitas informasi yang dihasilkan memberi dukungan penuh keberhasilan pimpinan membuat keputusan bisnis, informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi membantu pimpinan membuat keputusan terkait dengan operasi perusahaan serta bagaimana informasi keuangan yang dibuat dikomunikasikan secara cepat dan akurat. Informasi keuangan yang dihasilkan harus akurat, didukung data dan fakta sehingga memiliki nilai penting untuk dijadikan sebagai pengambilan keputusan.
5. Pengawasan
Tingginya kinerja yang diraih tidak lepas dari penerapan teknik pengawasan yang menunjukkan bahwa “seseorang dalam pengawasan, namun merasa tidak diawasi”. Pengawasan yang efktif dilakukan untuk
meningkatkan kinerja bukan untuk menghilangkan kinerja dan prestasi perusahaan. Pengawasan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:
a. Supervisi yang efektif. Supervisi bertindak sebagai model pengembangan maksimum pegawai menjadi seseorang yang profesional dan efisien menurut kemampuannya. Kegiatan supervisi bukan mengukur kinerja atau mencari kesalahan, namun hal ini sebagai upaya membantu pihak lain mengatasi kesulitan dan meningkatkan motivasi kerja secara mandiri dan berkelanjutan.
b. Akuntansi pertanggungjawaban. Pengawasan terhadap sistem akuntansi pertanggungjawaban menunjukkan informasi yang terkait dengan anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar kualitas;
kemudian apabila ada ditemukan hal-hal berbeda antara perencanaan kinerja dengan hasil yang diperoleh, maka harus segera dilakukan tindakan.
c. Audit internal. Pengawasan kegiatan melakukan peninjauan ulang terhadap keefektifan pengendalian internal merupakan peranan yang selalu dilakukan seorang auditor internal. Motivasi pegawai dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya sesuai peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi manajemen tidak luput dalam tindakan evaluasi dilakukan auditor internal.
d. Unsur-unsur Pengendalian Internal Dalam Sistem Penggajian
Agar suatu sistem pengendalian intenal dapat berjalan secara efektif seperti yang diharapkan, harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung prosesnya.
Adapun unsur pokok sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1. Organisasi harus adanya pemisahan fungsional secara tepat.
Contoh: Fungsi pembuat daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan. Fungsi personalia bertanggungjawab atas tersedianya berbagai informasi, seperti nama karyawan, jumlah karyawan, pangkat, jumlah tanggungan keluarga, tarif dan upah dan berbagai tarif kesejahteraan karyawan. Informasi ini digunakan untuk menghasilkan informasi akuntansi berupa gaji dan upah yang disajikan dalam daftar gaji dan upah yang selanjutnya digunakan untuk dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan. Fungsi pencatatan waktu harus terpisah dari fungsi operasi. Fungsi ini digunakan sebagai salah satu dasar dalam perhitungan gaji dan upah karyawan. Dengan demikian, ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat menentukan ketelitian dan keandalan data gaji karyawan.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik.
Contoh: Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditanda tangani oleh Direktur Utama. Pembayaran gaji dan upah didasarkan atas dokumen daftar gaji dan upah, maka perlu
dilakukan pengawasan terhadap nama-nama karyawan yang masuk kedalam daftar gaji dan upah. Untuk menghindari pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang tidak berhak, setiap pencantuman nama karyawan dalam daftar gaji dan upah harus mendapat otorisasi pihak yang berwenang.
a) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu.
Untuk menjamin keandalan data gaji dan upah karyawan, setiap perubahan unsur yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung penghasilan karyawan harus diotorisasi oleh yang berwenang.
b) Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambah keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan. Dasar penambahan gaji dan upah karyawan harus diotorisasi oleh yang berwenang (direktur utama dan direktur keuangan) agar data gaji dan upah yang tercantum dapat diandalkan.
c) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu kartu jam hadir merupakan salah satu dasar untuk penentuan penghasilan karyawan, maka data waktu hadir karyawan harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu agar sah sebagai dasar perhitungan gaji dan upah dan untuk keperluan lain.
d) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen oleh yang bersangkutan. Upah lembur dibayarkan di luar jam regular,
karena tarifnya lebih tinggi dari jam regular. Jam kerja lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen bersangkutan.
e) Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.
Merupakan dokumen yang dipakai sebagai pembayaran gaji dan upah, maka harus diotorisasi fungsi personalia yang menunjukkan bahwa;
- Karyawan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah adalah karyawan yang diangkat menurut surat keputusan pejabat setempat.
- Tarif gaji dan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah adalah tarif dari surat keputusan pejabat berwenang.
- Data yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan telah diotorisasi oleh pihak berwenang.
- Perkalian dan penjumlahan daftar gaji dan upah telah di cek ketelitiannya.
f) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Berisi perintah kepada fungsi keuangan untuk mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan dokumen tersebut. Dokumen ini berisi oleh fungsi akuntansi (bagian utang) dan otorisasi oleh kepala departemen akuntansi keuangan atau pejabat yang lebih tinggi.
i. Adanya prosedur pencatatan. Contoh: Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan. Kartu penghasilan karyawan diselenggarakan oleh pembuat daftar gaji dan upah untuk mengumpulkan semua penghasilan yang diperoleh masing- masing karyawan selama setahun.
ii. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitian oleh fungsi akuntansi dan bertanggungjawab atas distribusi upah langsung kedalam kartu harga pokok produk pesanan yang menggunakan tenaga kerja langsung yang bersangkutan. Distribusi upah langsung tersebut dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu jam kerja.
iii. Praktek yang Sehat dalam Penggajian. Contoh: Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. Kartu jam hadir digunakan untuk merekam jumlah jam setiap karyawan berada di perusahaan, sedangkan kartu jam kerja merinci penggunaan jam hadir setiap karyawan. Untuk mengecek ketelitian data yang tercantum dalam kartu jam kerja, fungsi pembuat daftar gaji harus membandingkan data jam tercantum dalam kartu jam hadir dengan data yang tercantum dalam kartu jam kerja.
iv. Pemasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu. Untuk menjamin data jam hadir yang direkam dalam kartu jam hadir harus dilaksanakan pengawasan terhadap pemasaran kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu. Dengan diawasinya perekam jam hadir karyawan oleh fungsi pencatat waktu dapat dihindari perekaman jam hadir oleh karyawan yang tidak benar-benar hadir di perusahaan.
v. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran. Dengan demikian unsur sistem pengendalian intern ini menjamin bukti kas keluar dibuat atas dasar dokumen pendukung yang handal.
vi. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Kartu penghasilan karyawan selain berfungsi sebagai catatan penghasilan yang diterima karyawan selama setahun, juga berfungsi sebagai tanda telah diterimanya gaji dan upah oleh karyawan yang berhak.
B. Kajian Riset Terdahulu
TABEL 2.1 Riset Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Peneltian Hasil Penelitian 1 Nina Astriasari Analisis Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian pada PT.
Framas Indonesia dengan Menggunakan Sistem Payroll SQL Server
Menyimpulkan bahwa prosedur penggajian PT.
Framas Indonesia belum sesuai dengan standar sistem informasi akuntansi yang telah ditetapkan. Dimana fungsi pencatat waktu disatukan dengan fungsi operasi yaitu penghitung gaji, seharusnya kedua fungsi ini terpisah. Fungsi penghitung gaji sebagai fungsi pencatatan merangkap sebagai fungsi pembayar gaji yang seharusnya dilakukan oleh fungsi keuangan, sehingga terbukanya peluang untuk penyelewengan atau kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.
Pembayaran gaji tidak melibatkan akuntansi yang seharusnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai ketelitian dan keandalan hasil
perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran kepada
karyawan. Seharusnya pembayaran dilakukan oleh fungsi keuangan setelah mendapat perintah dari fungsi akuntansi, bukan langsung dilakukan oleh fungsi penghitung gaji.
Sistem penggajian yang digunakan (SQL Server)
belum berfungsi secara optimal sehingga perlu
dilakukan pengembangan agar report yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang akurat sesuai dengan kondisi yang terjadi. Sistem penggajian SQL server belum membantu secara penuh dalam
penggajian karena sistem ini masih salah dalam
perhitungan overtime dan diperlukan pengecekan secara manual yang akan
membutuhkan ketelitian dan tenaga ekstra serta memakan waktu lebih lama.
2 Elisabet Juniarti Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian PT. XYZ
Menyimpulkan bahwa penerapan sistem / prosedur penggajian pada PT. XYZ dengan prosedur Sistem Informasi Akuntansi (SIA) penggajian sudah sesuai.
Terdapat perbedaan
pengalokasian dokumen yang diserahkan kepada divisi yang saling berkaitan. Perbedaan tersebut disebabkan karena kurang tepatnya
pendistribusian alokasi dokumen dalam proses penggajian.
Sistem informasi akuntansi penggajian pada PT. XYZ kurang efektif dan kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan kurangnya dokumentasi yang diberikan kepada masing-masing divisi yang saling berkaitan dalam sistem penggajian. Dalam hal ini Sistem Informasi
Akuntansi sangat penting
untuk pengawasan dan review dokumen perusahaan dalam sistem penggajian. Sehingga indikasi manipulasi dapat dihindari.
3 Yuli Yanti Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Kas pada PT.
Sentral Cargo
Menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi Kas/Bank yang diterapkan PT. Sentral Cargo bila dikaitkan dengan unsur-unsur pengendalian intern yang efektif masih memiliki kelemahan-
kelemahan, dimana copy form tanda terima hanya disimpan sebagai arsip pada bagian keuangan cabang, sehigga tidak ada filterisasi dalam menjalankan proses keuangan hingga jurnal umum. Sistem informasi akuntansi
penerimaan kas pada PT.
Sentral Cargo melalui transfer bank, kantor pusat tidak menerima copy slip
pembayaran customer. Dan pada penerimaan kas melalui tunai, tidak adanya bagian kasir sehingga bagian keuangan melakukan double job dari penerimaan uang tunai customer, penyetoran di bank, pelunasan atas piutang serta jurnal umum.
Sedangkan pada sistem informasi akuntansi pengeluaran kas tidak ada otorisasi resmi yang menegaskan bahwa pengeluaran tersebut layak atau tidak dikeluarkan karena selama ini, proses pengeluaran kas hanya berdasarkan
kebutuhan
cabang/operasional.
Pada pengendalian konrol yang diterapkan PT. Sentral Cargo belum maksimal, seperti pada bagian keuangan belum jelas antara baian yang mengurusi keuangan internal dan eksternal perusahaan.
Terdapat penumpukan
pekerjaan di bagian keuangan, serta belum adanya bagian kasir yang membantu melakukan transaksi
Kas/Bank sehingga tidak ada filterisas, karena masih di laksanakan oleh akunting (memproses transaksi Kas/Bank dan menjurnalnya ke General Ledger).