• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER

BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

SANCA ZALVIARDI (204172723)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDIN

JAMBI

2021

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemdian hari ditemukkan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian- bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2020

Sanca Zalviardi NIM.204172723

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK Nama : Sanca Zalviardi

Program studi : Pendidikan Guruk Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPA

dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi

Dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar merupakan penelitian yang akan melihat bagaimana guru dalam pembelajaran daring mampu memenfaatkan lingkungan rumah siswa sebagai sumber belajar IPA. Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui (1) bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas v MIN Kota Jambi, (2) apa kendala dalam Pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA siswa kelas v MIN Kota Jambi, (3) apa kelebihan pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA siswa kelas v MIN Kota Jambi. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatatif.

Pengumpulan data menggunakan tekhnik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA adalah lemahnya jaringan dirumah siswa serta siswa sulit untuk bertanya langsung karena pembelajaran dilakukan secara daring. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala tersebut yaitu dengan memberikan keringanan waktu pengumpulan tugas serta memberikan ujian ulang bagi yang tidak mengumpulkan tugas dikarenakan jaringan lemah.

Kata kunci : Pemanfaatan lingkungan rumah, sumber belajar

(8)

ABSTRACT

Name : Sanca Zalviardi

Study program : Madrasah Ibtidaiyah Education (PGMI)

Title : Utilization of the environment as a science learning resource in increasing student interest in class V MIN in Jambi City

The use of the home environment as a learning resource is a research that will see how teachers in online learning are able to take advantage of the student's home environment as a science learning resource. In this study, the researchers aimed to find out (1) how to use the home environment as a science learning resource in increasing student interest in class v MIN Jambi City, (2) what are the obstacles in utilizing the home environment as a science learning resource for class v MIN students of Jambi City, (3) what are the advantages of using the home environment as a learning resource for class v MIN in Jambi City. The research used was qualitative research. Collecting data using interview techniques, observation, and documentation. The results of the study found that the teacher's obstacle in using the home environment as a science learning resource was the weakness of the student's home network and the students were difficult to ask directly because the learning was done online. Efforts made by the teacher in overcoming these obstacles are by providing relief time for submitting assignments and giving re-examinations for those who do not submit assignments due to weak networks.

Keywords: Utilization of the home environment, sources of defense

(9)

KATA PENGANTAR

Asssalamualaikum wr wb

Alhandulillah puji syukur kepada allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah nya dan berkat ridhanya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang sama sama kita nantikan syafaatnya di yaumil qiamat kelak.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari pihak yang memberikan motovasi baik moral maupun materil, untuk itu melalu kolom ini pemulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof.Dr.H.Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I , Dr. As’ad Isma, M. Pd selaku Wakil Rektor II , dan Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku Wakil rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. Hj. Fadlilah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat, M. Pd.I selaku Wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, S. Ag. M. Ag selaku Wakil Deakan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Ikhtiati, M.Pd dan ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Sekertaris Jurusan jurusan PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Segenap Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(10)

7. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Ibu Muhaiminah Jalal, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Bapak Suyanto, M.Pd.I selaku Kepala Min Kota Jambi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Jambi serta telah menyempatkan waktu untuk melakukan wawancara.

10. Ibu Zainidar, S.Ag guru kelas V.5 MIN Kota Jambi yang telah membantu dan bekerja sama dalam melakukan penelitian.

11. Untuk keluarga dan kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan selalu memberi semangat sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk teman teman seluruh prodi PGMI terkhusus untuk teman teman PGMI D yang selalu kompak dan selalu memberi suport.

13. Untuk semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini saya ucapkan terima kasih

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, februari 2021 Penulis

Sanca Zalviardi 204172723

(11)

MOTTO













































Artinya : (Yaitu) Orang-orang yang mengingat Allâh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [QS.Ali Imrân 3:191] (al – Quran terjemahan Kementrian Keagamaan RI)

(12)

PERSEMBAHAN

Kutundukan kepalaku ku ucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas ridhanyalah karya kecil ini dapat terselesaikan. Shalawat selalu kuhaturkan untuk

baginda Nabi Muhammad SAW semoga dihari kiamat kelak mendapat syafaatnya.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayahanda Joko Sabrang dan ibunda Fiha Kholidun serta untuk kakak Weni Damayanti dan adikku Suci Grasella.

Bersama kalian terima kasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami rasakan hingga hari ini Amin

Allah itu maha mendengar berdoalah maka doamu akan dikabulkan (INSYAALLAH)

(13)

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PENGESAHAN ... v

PLAGIASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan dan kegunaan penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 5

1. Pengertian lingkungan ... 5

2. Pengertian belajar ... 6

3. Sumber belajar... 7

4. Minat belajar ... 8

5. Pembelajaran IPA SD/MI... 18

6. Lingkungan sebagai sumber belajar ... 21

7. Kelebihan dan kekurangan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan d Peneln desain penelitian... 26

B. Seting dan subjek penelitian ... 28

C. Jenis dan sumber data ... 29

D. Tekhnik pengumpulan data ... 29

E. Tekhnik analisis data ... 31

F. Tekhnik pemeriksaan keabsahan data ... 33

G. Jadwal penelitian ... 35

(14)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan umum ... 37

B. Temuan khusus dan pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

C. Penutup ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 63

Lampiran 2 ... 68

Lampiran 3 ... 72

Lampiran 4 ... 77

Lampiran 5 ... 82

Lampiran 6 ... 84

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa indonesia juga berdasarkan pada ancasila dan Undang – Undang Dasar (UUD) 1945.

Undang – Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem dalam pengajaran nasional yang diatur dengan undang undang (Abdul majid, 2017:1)

Pendidikan merupakan jalan terbaik dalam menuju kehidupan yang lebih baik dengan pendidikan manusia dapat menjadi manusia yang sesungguhnya. Didalam islam itu sendiri kita diajarkan untuk menuntut ilmu bahkan bagi orang yang menuntut ilmu diberikan tempat yang mulia dan diberi ganjaran yang besar dari Allah dengan menuntut ilmu kita akan mendapatkan ganjaran yang istimewa jika kita menuntut ilmu, kita ditempatkan pada golongan orang orang yang berada di jalan Allah.

Belajar erat kaitanya terhadap sumber belajar siswa karena sumber belajar siswa merupakan alat bantu bagi siswa untuk mendapatkan beberapa informasi, pengetahuan, dan pengalaman. Sumber belajar tidak hanya terpaku terhadap buku, tetapi banyak sekali sumber sumber lain yang dapat kita pakai sebagai sumber belajar seperti tulisan, foto, gambar, benda benda, dan lingkungan sekitar.

Sumber belajar siswa yang paling dekat adalah lingkungan. Lingkungan sekitar adalah sumber belajar yang dapat berupa tempat ataupun alam disekitar peserta didik yang yang mampu menjadi sumber informasi secara langsung.

Lingkungan sekitar telah menyediakan bermacam macam macam sumber informasi yang dapat diamati dan dipelajari oleh anak sehingga anak dapat mengalami secara langsung berkenaan berbagai jenis tumbuh tumbuhan, hewan, tanah, batu, suhu, udara, sungai, pegunungan, air dan sebagainya (Yunanto 2004). Dalam kisah kisah para ulama, lingkungan atau alam sekitar juga tak lepas menjadi sebuah

(17)

pembelajaran seperti kisah ibnu hadjar ketika beliau masih menimba ilmu dan merasa sulit dalam menerima apa yang beliau pelajari, ketika beliau hampir menyerah dan merenungi nasibnya disebuah gubuk beliau melihat sebuah batu yang bolong terkena tetesan air. Beliaupun akhirnya mendapat pelajaran jika batu yang keras saja dapat bolong dengan air yang lembut sedikit demi sedikit. Akhirnya beliaupun memutuskan untuk tetap belajar hingga menjadi seorang ulama besar.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasikan pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, seperti keberhasilan dalam menyelesaikan ujian dan memenangkan lomba cerdas cermat yang hanya membutuhkan pengetahuan sesaat, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang. Anak tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dibangku sekolah ke dalam dunia nyata pada kehidupan sehari hari ( Abdul Majid, 2017:5

Oleh karena itu penggunaan lingkungan maupun pemanfaatannya sangat penting guna memperkuat materi yang siswa dapatkan dan membuat siswa mengalami secara lansung hingga tercapainya tujuan pembelajaran maupun menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran.

Pada masa pandemi virus covid 19 ini maka pembebelajaran disekolahpun tidak dapat dilakukan dilakukan dengan tatap muka, sehingga pembelajaran diganti menjadi pembelajaran daring. Oleh sebab itulah maka guru dituntut untuk berpikir secara kreatif agar pembelajaran daring tetap menyenangkan dan siswa tetap minat untuk mengikuti pembelajaran. Disinila bagaimana peran lingkungan sangat penting dalam meningkatkan minat belajar siswa terutama lingkungan rumah siswa karena dengan memanfaatkan lingkungan rumah maka siswa lebih aktif dan tidak merasa bosan.

Ditempat peneliti melakukan penelitian ditemukan kurangnya minat belajar siswa terutama dipembelajaran IPA diakibatkan kurangnya variasi variasi didalam proses pembelajaran. Penyampaian guru hanya terpaku terhadap penggunaan aplikasi Wats App dan sanagat kurang dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran sehingga jalannya pembelajaran terkesan monoton dan begitu begitu saja.

Dari pemaparan diatas peneliti memutuskan mengambil objek penelitian pada MIN KOTA JAMBI dan mengangkat menjadi judul

(18)

penelitian “PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA JAMBI”

B. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, untuk mempermudah penelti dalam menganalisis hasil penelitian dan menghindari penyimpangan dalam pembahasan penelitian ini, maka penelitian difokuskan kepada pemanfaatan lingkungan terkhusus pemanfaatan lingkungan rumah.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi ? 2. Apa saja kendala dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber

belajar IPA siswa kelas V MIN Kota Jambi ?

3. Apa kelebihan pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA siswa kelas V MIN Kota Jambi?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berangkat dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi

2. Mendeskripsikan apa saja kendala yang ditemukan dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi

3. Mendeskripsikan apa saja kelebihan dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi

(19)

2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di Sekolah Dasar maupun Madrasah ibtidaiyah.

bermanfaat untuk menambah pengalaman sekaligus kemampuan guru, serta sebagai bahan masukan untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kemampuan dasar mengajar dalam mengadakan variasi pembelajaran. (Sugiyono, 2015, hlm. 397).

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembeaca, pendidik dan peserta didik dalam upaya pemecahan masalah terhadap pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi. Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi praktis pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. siswa, yaitu dapat menumbuhkan minat belajar kepada siswa dengan adanya pemanfaatan lingkungan rumah siswa.

2. guru, dapat menambah wawasan berkenaaan pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar dimasa pandemi.

3. sekolah, dapat ikut andil dalam meningkatkan kopetensi guru.

4. peneliti, menambah pengetahuan peneliti bagaimana proses pembelajaran di MI/SD.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mencakup segala keadaan alam sekitar yang memiliki peran terhadap perubahan tingkah laku dan tumbuh kembangnya manusia. Lingkungan meliputi segala jenis rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri manusia, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural. Lingkungan memiliki pengertian secara harfiah yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kehidupan, baik yang dapat dilihat (fisik) berupa segala sesuatu yang ada dialam semesta yang dapat diamati oleh mata maupun yang tidak dapat dilihat ( non fisik ) berupa agama, adat istiadat, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagaimya.

Dalam arti yang lebih luas lingkungan meliputi iklim, geografis, adat istiadat, kebudayaan, pendidikan, alam sekitar. Sederhananya adalah semua yang nampak yang berada disekitar kehidupan manusia yang akan terus berkembang. Ia adalah segalanya yang sudah ada baik manusia itu sendiri atau benda yang dibuat oleh manusia, alam yang bergerak, kejadian yang mempunyai kaitan dengan seseorang. Seberapa besar hubungan sesorang terhadap lingkungam sekitarnya, maka sebesar itu juga peluang masuknya pendidikan yang akan mempengaruhinya. Meskipun yang masuk tidak hanya hal hal yang memiliki nilai positif untuk perkembangan seseorang justru sebaliknya(Suhada 2017:3-4)

Dari paparan diatas mengenai lingkungan peneliti menyimpulkan bahawa lingkungan merupakan segala sesuatu yang dapat memepengaruhi tingkah laku maupun pengetahuan manusia. Baik lingkungan yang berasal dari diri manusia seperti psikis, fisik maupun yang diluar diri manusia

(21)

seperti alam sekitar, kultur budaya dan sebagainya yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan cara berpikir dan cara bertingkah laku.

2. Pengertian belajar

Belajar adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki tingkah laku, sikap, dan meningkatkan kepribadian. Dalam proses memperoleh pengetahuan atau menggali ilmu, menurut pemahaman ilmiah, kontak antara manusia dan alam disebut pengalaman (experience). Pengalaman berulang menghasilkan pengetahuan (knowledge) atau sistem pengetahuan. Definisi tersebut merupakan definisi umum dalam pembelajaran IPA konvensional yang mengasumsikan bahwa pengetahuan telah tersebar di alam, hanya sebagai cara siswa atau peserta didik untuk mengeksplorasi, mengeksplorasi dan menemukan kemudian mengumpulkan pengetahuan untuk memperoleh pengetahuan. (Sumani,2017:9)

Menurut pemahaman psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan perilaku yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perubahan ini terlihat jelas di semua aspek perilaku. Pengertian belajar dapat diartikan sebagai berikut:

"Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengubah perilaku seseorang agar dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

(slameto, 2013: 2)

Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang lebih baik sehingga siap dan berhasilmengatasi berbagai masalah individu dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial yang tidak terpisahkan dari komunitasnya, belajar dan perubahan tidak bisa dilakukan secara individu saja tetapi juga secara bersama sama berkesinambungan, dan terus

(22)

menerus sehingga menjadi salah satu jenis budaya masyarakat(Sitepu, 2014: 3-4).

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari hari. Kegiatan belajar ini dapat dihayati( diamati) oleh orang yang sedang belajar maupun oleh orang lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang kita jalani untuk menggali pengetahuan dan upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah. Belajar juga merupakan proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.

3. Sumber belajar

Menurut Januszewski (dalam Arsyad 2014:8) “Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang dimana pembelajar dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja”

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.(ani cahyani, 2019:6)

Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan individu memmperoleh pengetahuan, sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman belajar dan tanpa sumber belajar maka tidak mungkin dapat terlaksana proses belajar dengan baik. Secara singkat, sumber belajar dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar (Sitepu, 2014: 18)

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar merupakat segala perangkat yang berkaitan dengan siswa

(23)

yang dapat memeberikan tambahan informasi yang didalamnya terdapat bahan atau materi pembelajaran, strategi maupun orang yang menyampaikan materi.

4. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat adalah sebuah preferensi, minat, ketertarikan (Slameto, 2010), perhatian (Lin & Huang, 2016), konsentrasi, ketekunan, usaha, pengetahuan, keterampilan (Ainley, Hillman dan Hidi, 2002), motivasi (Krapp, Hidi dan Renninger, 1992), pengatur perilaku (Wang dan Adesope, 2016) dan individu dengan konten atau aktivitas tertentu atau hasil interaksi individu (Schiefele, 2001). Minat memiliki dampak positif pada pembelajaran akademik individu, bidang pengetahuan dan bidang penelitian tertentu (Hidi, Berndoff dan Ainley, 2002). Hidi dan Renninger percaya bahwa minat mempengaruhi tiga aspek penting dari pengetahuan seseorang, yaitu perhatian, tujuan, dan tingkat pembelajaran (Wang & Adesope, 2016). Berbeda dengan motivasi sebagai faktor pendorong pengetahuan, minat tidak hanya sebagai faktor pendorong pengetahuan, tetapi juga faktor pendorong sikap (Hidi, 2006). Selain itu pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan belajar, baik yang meliputi perencanaan rencana pembelajaran maupun inisiatif untuk melakukan usaha dengan sungguh-sungguh (Olivia, 2011).

Bergin menyebutkan bahwa konsep minat terdiri dari minat individu (Ainley, Hillman, & Hidi, 2002)dan situasional (Lin & Huang, 2016)(Hidi, Berndoff, dan Ainley, 2002) (Krapp, 2002).Minat individudidefenisikan sebagai minat mendalam pada suatu bidang atau kegiatan yang timbul berdasarkan pengetahuan, emosi, pengalaman pribadi yang sudah ada (Hidi, Berndoff, dan Ainley, 2002), dan merupakan keinginan dari dalam diri untuk memahami sehingga menimbulkan pengalaman baru (Fryer, 2015). Selanjutnya

(24)

menurut Alexander minat situasional timbul secara spontan, sementara (Flowerdayy & Shell, 2015)dan adanya rasa ingin tahu yang terinspirasi atau dipengaruhi oleh lingkungan (Fryer, 2015) (Flowerdayy & Shell, 2015)(Arnaldi, 2014). Garcia menyatakan tigamodel sebagai faktor yang membedakan minat situasional, pertama memicu minat situasional,keduamempertahankan minatsituasional menyangkut perasaan dan ketiga memelihara minatsituasional sebagainilai (Chen, Yang, & Hsiao, 2015)

Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana yang disebutkan oleh (Slameto, 2010) yaitu:

1. Ketertarikan untuk belajar,

Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya

2. Perhatian dalam belajar,

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari.

3. Motivasi belajar

Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.

4. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan

(25)

yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat dari belajar dalam kehidupan sehari-hari ( Siti Nurhasanah, A.

Sobandi, 2016:130-131)

Suatu minat dapat diekspreksikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat juga dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan tujuannya, memuaskan kebutuhan kebutuhannya.

Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya.(Slameto, 2013:180)

(26)

Dari beberapa paparan diatas peneliti mengambil kesimpulan pengertian minat belajar adalah suatu ketertarikan, ketekunan terhadap pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil dan pengetahuan yang didapat didalam pembelajaran. Selain itu ada beberapa indikator dalam minat belajar yaitu ketertarikan belajar, perhatian belajar, motivasi belajar, dan pengetahuan. Jadi siswa dapat dikatakan minat dalam pembelajaran jika memiliki beberapa indikator tersebut.

2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa akan menentukan keberhasilan mereka dalam proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar :

1) Faktor internal (dari dalam diri siswa).

Faktor internal (dari dalam diri siswa) merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari siswa itu sendiri Faktor internal meliputi:

a. Aspek Fisik. Aspek fisik meliputi kondisi fisik atau kesehatan fisik individu siswa. Kondisi fisik yang baik sangat membantu keberhasilan pembelajaran, dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun apabila terdapat gangguan kesehatan jasmani khususnya gangguan penglihatan dan pendengaran maka dengan sendirinya akan mengakibatkan penurunan minat belajarnya.

b. Aspek mental (spiritual) menurut (Sardiman, 1992: 44) Faktor psikologis meliputi perhatian dan observasi, Reaksi, fantasi, ingatan, cara berpikir, kemampuan dan motivasi; pada pembahasan berikut ini tidak semua faktor psikologis yang dibahas, hanya sebagian yang berkaitan erat dengan minat belajar.

(27)

2) Faktor eksternal ( diluar diri siswa )

Faktor eksternal adalah faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yang bersal dari luar diri siswa Faktor dari luar siswa antara lain :

a. Keluarga. Keluarga berperan penting dalam merangsang minat belajar anak. Seperti kita ketahui bersama, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama untuk anak. Cara orang tua mengajar akan mempengaruhi minat belajar anak. Saat anak membutuhkan bantuan, orang tua harus selalu siap, terutama untuk topik yang sulit dikuasai. Perlengkapan belajar yang dibutuhkan anak juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus terus memahami kemajuan belajar setiap anak. Suasana rumah juga harus mendukung pembelajaran anak, dan rumah harus tetap rapi dan tenang. Ini dirancang untuk membuat anak merasa nyaman dan mudah fokus pada materi yang ada.

b. Sekolah. Faktor internal sekolah meliputi metode pengajaran, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan teman, guru dan staf sekolah, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Pendidik juga harus memperhatikan kondisi peserta didik saat menjalankan pendidikan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran akan tercipta suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak.

c. Lingkungan Masyarakat. Lingkungan komunitas atau lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman, aktivitas dalam komunitas, dan lingkungan tempat mereka tinggal. Jika kegiatan akademik diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah, maka kegiatan akademik akan lebih baik. Banyak kegiatan di masyarakat yang dapat merangsang minat belajar anak. Seperti kegiatan remaja, anak-anak dapat belajar

(28)

berorganisasi di dalamnya. Namun, orang tua perlu memperhatikan aktivitas anaknya di luar rumah dan sekolah.

Karena aktivitas yang berlebihan akan menurunkan semangat mereka di sekolah.

Menurut JT. Loekmono (1985), faktor-faktor yang menyebabkan siswa menurun atau kehilangan minat belajar adalah sebagai berikut:

1. Ketidaknyamanan fisik atau kelainan pada mata, telinga, dan kelenjar membuat anak sulit masuk kelas atau mengerjakan PR.

2. Pembelajaran dikelas kurang merangsang rasa ingin tahu siswa. Tingkat kemampuan anak jauh melebihi tingkat yang dibutuhkan, dan akibatnya membuat anak merasa bosan.

3. Adanya masalah atau kesulitan psikologis yang membuatnya menarik diri atau melarikan diri dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana yaitu tidak menunjukkan minat atau tidak memperhatikan segala sesuatu di luar kelas.

4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan- kegiatan di luar kelas, sepertiolah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.

5. Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura.

Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisidengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari dirinya sendiri.

(29)

6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua.

Dengan menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakansatu jenis senjata untuk melawan.(Zaki Al Fuad, Zuraini, 2016: 45-47)

3. Cara Membangkitkan Minat Belajar

Membangkitkan minat belajar siswa, merupakan hal yang berkaitan dengan peranan seorang guru sebagai kunci dalam proses belajar mengajar. Kalaupun kemampuan seorang guru dalam bidang studinya ataupun pengalaman yang dimiliki mempunyai nilai lebih dari siswanya, merupakan hal yang tidak patut diandalkan oleh seorang guru. Karena kemampuan yang lebih tersebut belum tentu dapat diterima oleh seorang siswa, akan menjadi sumber timbulnya rasa simpatik siswa kepada pengetahuan yang telah diberikan. Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktifitas yang sangat kompleks pula.

Untuk merealisir metode atau cara peningkatan minat belajar, maka harus mengetahui prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengajar. Menurut Roestiyah, prinsip-prinsip umum yang diberikan adalah:

1) Sebagai Fasilitator (menyediakan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar)

2) Sebagai Pembimbing (memberikan bimbingan kepada siswa dalam interaksi belajar)

3) Sebagai Motivator (memberikan dorongan semangat)

4) Sebagai Organisator (mengorganisir kegiatan siswa maupun guru) 5) Sebagai Manusia Sumber (memberikan informasi)

Dengan prinsip-prinsip diatas, maka seorang guru akan mengetahui adanya kesulitan-kesulitan yang telah dialami seorang siswa, dan bagaimana pemecahannya.( slameto, 1987:67)

(30)

Dari pernyataan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa upaya atau cara membangkitkan minat belajar yang antara lain:

a) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi

Seorang guru harus menggunakan banyak variasi metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian materi pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, mudah dipahami dan suasana di kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama dan monoton akan membosankan siswa dalam belajar.

b) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah Lingkungan yang saling menghormati dapat mengerti kebutuhan anak, bertenggang rasa, memberikan kesempatan pada anak untuk belajar sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan berfikir pada diri anak, cara memecahkan masalah, hasrat ingin tahu dan menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.

c) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana Pada kenyataannya tes dan nilai digunakan sebagai dasar berbagai hadiah sosial (seperti pekerjaan penerimaan lingkungan dan sebagainya). Menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi kekuatan untuk memotovasi siswa.

Siswa belajar pasti ada keuntungan yang di asosiasikan dengan nilai yang tinggi. Dengan demikian memberikan tesnilai mempunyai efek untuk memotivasi belajar. Tetapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberi informasiinformasi pada siswa lainnya, penyalahgunaan tes dan nilai akan mengakibatkan menurunnya keinginan siswa untuk berusaha dengan baik.

d) Menumbuhkan bakat, sikap dan nilai Belajar mengandung pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang meliputi seluruh pembinaan individu terhadap dirinya, naluri, sikap dan pembinaan

(31)

nilai-nilai sekolah jika ingin menghasilkan untuk masyarakat sebagai warga negara yang baik dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya, haruslah membekalinya dengan bakat yang terpuji, sikap-sikap yang baik dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat.(Zakiyah Darajat, 1980:32)

Selain itu, pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:

a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk dapat penghargaan, dan sebagainya).

b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau.

c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil baik, “Nothing succeeds like succes”. Tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu.

d. Gunakan berbagai bentuk metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan lain sebagainya. (S.

Nasution, 1995:82)

Dengan demikian cara-cara yang harus dilakukan dalam meningkatkan minat siswa terhadap proses belajar sebagai landasan pengembangan pemikiran siswa yang dinamis dan produktif adalah dengan memperhatikan beberapa hal, baik dari segi interaksi antar guru dan siswa, segi pelajaran, dan sebagainya.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa

(32)

dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya. Disamping memanfaatkan minat yang ada, tanner & Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang. Rooijakkers (1980) berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebannyakan siswa. Siswa, misalnya akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama dibulan.

Bila usaha usaha diatas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

Studi studi eksperimental menunjukan bahwa siswa siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak adanya kemajuan.

Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar

(33)

bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apa pun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing masing.

(Slameto, 2013: 181-182) 4. Pembelajaran IPA SD

a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkutan paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan.

Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa peristiwa yang terjadi di alam ini.

IPA membahas tentang gejala gejala alam yang disususun secara stematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam satu sisitem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Selanjutnya Winaputra mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. ( Usman Samatowa, 2018:3)

(34)

IPA adalah kumpulan teori yang tersusun secara sistematis, secara umum terbatas pada gejala gejala yang ada dialam, berkembang dan lahir dari metode ilmiah seperti melakukan eksperimen dan observasi yang melibatkan keaktifan belajar ( Trianto, 2007:136).

Dari paparan diatas penulis mengambil kesimpulanbahwa IPA merupakan sebuah bidang ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang gejala gejala yang ada di alam dan hal hal yang berkaitan dengan alam yang didapat dari berbagai observasi dan pengamatan. Tidak hanya itu ipa merupakan bidang ilmu yang mengajarkan cara berpikir dan cara memecahkan masalah.

b. Pembelajaran IPA SD

Setiap pembelajaran pada mata pelajaran pasti memiliki tujuan untuk mengembangkan ketiga aspek hasil belajar siswa.

Menurut BSNP (2006), tujuan pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan yang diciptakan Tuhan, percaya pada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep ilmiah yang berguna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari

3. Menumbuhkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran akan interaksi antara makhluk hidup, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki lingkungan, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam

pemeliharaan, perlindungan dan pelestarian lingkungan alam 6. Meningkatkan pengakuan bahwa menghormati alam dan

semua keteraturannya adalah salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh pengetahuan, konsep dan keterampilan ilmiah sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan di SMP / MTs.

Berdasarkan tujuan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) perlu dikembangkan kepada tiga hasil belajar yaitu pengetahuan, sikap yang biasa

(35)

disebut sikap ilmiah dan keterampilan yang disebut proses pembelajaran. Diharapkan ketiga unsur tersebut dapat muncul pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengalami keseluruhan proses pembelajaran melalui proses pemecahan masalah, metode ilmiah, serta meniru cara kerja dan sikap ilmuan ketika mencari fakta baru untuk memeahami fenomena alam.

Siswa bekerja seperti ilmuan, artinya proses pembelajaran saintifik menggunakan metode dan keterampilan proses ilmiah dasar. Keterampilan proses ilmiah terbagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan dasar dan keterampilan komprehensif. Bagi siswa sekolah dasar diharapkan setidaknya keterampilan dasar proses sains siswa harus dibina dalam proses pembelajaran IPA.

Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif siswa SD tidak dapat dibandingkan dengan dengan struktur kognitif ilmuan, sehingga siswa perlu memiliki kesempatan untuk berlatih beradaptasi dengan tahap perkembangan kognitif siswa SD dalam keterampilan proses ilmiah (Farida Nur Kumala, 2016 :9-10).

Agar pelaksanaan pendidikan di SD/MI dapat mencapai tujuan maka perlu disediakan sumber belajar untuk mendukung kegiatan belajar dan membelajarkan untuk semua mata pelajaran.

Disamping berbagai sumber belajar yang bercirikan mata pelajaran, perlu disediakan ruang kelas, ruang perpustakaan, laboraturium IPA, ruang UKS dan sebagainnya. Kelengkapan berbagai sumber belajar sering dijadikan indikator mutu pendidikan dan sebagai daya tarik, karena tidak jarang masyarakat menganggap, semakin lengkap dan modern sumber belajar maka makin bermutu pendidikan sekolah itu.

Akan tetapi banyak juga SD/MI khususnya dipedesaan tidak memiliki ruang khusus untuk berbagai sumber belajar itu.

Dimasing masing ruang kelas biasanya terdapat lemari untuk menyimpan buku teks pelajaran dan buku buku bacaan serta alat alat praktik IPA dan biologi, serta alat alat olahraga. Sumber belajar itu biasanya disimpan dan dipergunakan oleh guru bidang studi yang bersangkutan dan siswa tidak bebas menggunakannya(Sitepu, 2014:100-101).

Oleh karena kurangnya fasilitas fasilitas sumber belajar pada SD/MI maka pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menjadi solusi dikarenakan lingkungan telah menyediakan

(36)

berbagai sumber belajar yang tak terbatas terutama pada pembelajaran IPA. Lingkungan juga memiliki sumber belajar yang telah dikenal oleh siswa dan lingkungan merupakan sumber belajar terdekan dengan siswa.

5. Lingkungan Rumah Sebagai Sumber Belajar

Beberapa jenis lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah lingkungan alam primitif, lingkungan alam buatan dan lingkungan sosial. Menurut Basuki (Rasdawati, 2012: 4). Tentunya dunia pendidikan tidak dapat lepas dari lingkungan, karena dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa, lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat penting atau sangat penting. Pembelajaran menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan siswa suatu kehidupan yang nyata dan pengalaman langsung sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan mengajar karena siswa pada sekolah dasar lebih senang jika melakukan kegiatan kegiatan outdor dibanding di dalam ruangan. Ditambah dengan adanya peristiwa pandemic ini maka siswa tentunya akan merasa bosan jika pembelajaran hanya dilakukan didalam rumah. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar rumah diharapkan dapat mengurangi rasa bosan siswa dalam belajar.

Ada beberapa alasan mengapa kita dapat memilih lingkungan sebagai sumber belajar di SD:

a. Lingkungan adalah sumber belajar yang sangat kaya

b. Lingkungan adalah tempat nyata di kehidupan siswa, jadi diharapkan akan relevan dengan kehidupan di masa depan.

c. Lingkungan merupakan sesuatu yang dekat dengan dunia siswa dan sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. (2014, Portalet: 3).

Sebelum menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, guru harus mempersiapkan dan menentukan beberapa hal agar dapat memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dalam kegiatan mengajarnya (Hamalik, 2012: 194).

(37)

Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah disiplin ilmu sains. Karena sains adalah pembelajaran alam.

Menggunakan lingkungan sekitar untuk mempelajari sains merupakan cara yang efektif untuk memfokuskan perhatian siswa pada informasi spesifik dalam proses pembelajaran, dan merupakan sumber belajar yang tidak terbatas. Dalam proses pembelajaran IPA, lingkungan dapat dijadikan sebagai tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan perangkat pembelajaran. Ditegaskan pula bahwa pedagogi dapat dikembangkan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk pembelajaran saintifik (Usman Samatowa, 2011: 22).

Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar tidak serta merta didominasi oleh komputer dan internet serta mengabaikan sumber belajar atau media sederhana. Seperti terlihat pada perkembangan sumber belajar mulai dari manusia purba, lingkungan dan alam tetap dijadikan sumber belajar yang andal untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sebagai contoh, untuk mengetahui sifat sifat air, pembelajar dapat mengajak pemelajar ke sungai atau ke kali dekat tempat belajar. Pembelajar dapat memberikan petunjuk apa yang perlu diamati, kemudian pembelajar dapat mengamati dan mengidentifikasi sendiri sifat sifat air itu. Misalnya, mereka menemukan air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah, merasakan dinginnya air ketika air menyentuh kulit , mengetahui apa saja (fauna dan flora) yang hidup dalam air, serta mereka dapat menggunakan air untuk membersihkan sesuatu. Lebih jauh lagi mereka dapat mengetahui manfaat air selain minuman dan pembersih. Dengan menggunakan sungai dan kali sebagai sumber belajar, pembelajar tidak hanya mendengar dan menyaksikan sifat sifat air, tetapi mereka dapat terlibat langsung mengamati, merasakan, dan menghayati sifat sifat air itu. Mereka memperoleh informasi langsung, mendiskusikan, mengkaji, dan menyimpulkannya sebagai pengetahuan baru. Pengalaman nyata

(38)

demikian juga dapat menggugah mereka mencintai dan serta kemudian memikirkan tindak lanjutnya melalui pengalaman nyata.

Itulah ciri model belajar melalui penglaman.

Contoh mempelajari sifat sifat air dengan membawa pembelajar ke alam yang nyata juga dapat memenuhi cara belajar yang bervariasi. Bagi yang kuat dalam spatial intelegence, mereka dapat dengan cepat memahami dan mengingat sifat sifat air dengan melihat bentangan sungai serta masuk kedalam sungai. Mereka yang kuat dalam musical intelegence dapat menjelakan sifat sifat air dengan mendengar riak air mengalir. Yang kuat dalam intra- personal intelegence dapat dengan mudah memahami sifat sifat air dwngan duduk merenung dibantaran sungai sambil mengamati prilaku air. Yang kuat dalam inter-personal intelegence akan asyik berbincang bincang dengan kawannya tentang sifat sifat air itu, serta yang kuat dalam kinestetic intelegence dapat terjun ke air dan bermain main di air sehingga cepat memahami dan mengingat sifat sifat air. Dengan satu model pembelajaran, pemelajar dapat belajar dengan gaya masing masing dan memperoleh kemampuan yang ditargetkan.

Berkaitan dengan ilmu pengetahua alam, pemelajar dapat mengenal dan mengamati jenis jenis tumbuhan liar, bagaimana pertumbuhannya dan juga manfaatnya dari alam sekitarnya.

Pengetahuan yang sering diperoleh dengan pengamatan itu sering lebih jelas daripada yang disebutkan dalam buku, serta lebih mudah dan lebih cepat dipelajaroi daripada penjelasan guru. Seperti contoh mengamati tanaman liar disekitar tempat tinggalnya, sebagai salah satu kegiatan diluar sekolah atas penugasan gurunya disekolah.

Sambil mengamati, mereka juga berdiskusi berkaitan tanaman itu, seperti namanya, warnanya, bunga atau buahnya, tingginya, jenis mana yang paling banyak, dan lain sebagainya sesuai dengan pengarahan guru dikelas

(39)

Menggunakan sumber belajar diluar sekolah memerlukan pengarahan dari guru tentang aspek dan fokus pengamatan. Belajar melalui berbagai aneka sumber memungkinkan pembelajar belajar menurut gaya belajar masing masing, meningkatkan rasa ingin tahunya, kemampuan berkomunikasi, belajar dalam kelompok, serta menyusun dan memaparkan laporan hasil pengamatan secara sistematis. Melalui metode ini berbagai metode pembelajajaran juga dapat dilaksanakan seperti belajar berbasis masalah, belajar kooperatif, belajar kolaboratif, dan belajar inkuiri. (Sitepu, 2014:49- 52)

Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menarik minat belajar siswa guru dapat menggunakan lingkungan sekitar rumah sebagai sumber belajar IPA. Selain untuk menarik minat juga untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan menambah variasi dalam belajar sehingga tak hanya berfokus pada guru dan buku saja terutama dimasa pembelajaran daring ini.

6. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.

Keunggulan lingkungan sebagai sumber belajar Menurut Hamzah dan Mohamad (2014: 146), menggunakan lingkungan untuk pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Membimbing siswa secara langsung ke dalam dunia konkrit materi khayalan tentang konsep pembelajaran.

2. Lingkungan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat digunakan setiap saat, namun tergantung dari jenis materi yang diajarkan.

3. Menggunakan konsep pembelajaran lingkungan tanpa biaya, karena semuanya disediakan oleh lingkungan alam.

(40)

4. Mudah bagi siswa untuk mencerna, karena yang diperlihatkan kepada siswa adalah materi yang konkrit dan abstrak.

5. Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena akan mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya.

6. Suasana yang nyaman membuat siswa tidak bosan saat menerima materi. memudahkan untuk mengontrol kebiasaan buruk dari sebagian peserta didik.

7. Memberi siswa kesempatan untuk berimajinasi.

8. Konsep pembelajaran tidak monoton.

9. Siswa lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung menguasai materi yang diajarkan, karena materi yang diajarkan sudah disajikan dihadapannya (spesifik).

7. Kekurangan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Menurut penelitian Hamzah dan Mohamad (2014: 146), penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1. Lebih sering digunakan dalam pembelajaran IPA atau pembelajaran sejenisnya.

2. Perbedaan kondisi lingkungan di setiap wilayah (dataran rendah dan dataran tinggi).

3. Perubahan musim akan menyebabkan perubahan kondisi lingkungan setiap saat.

4. Timbulnya bencana alam.

(41)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif, yang mana metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci , teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi ( gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. ( Sugiyono,2006:9 )

Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap sesuatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasis. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam, ( indepth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat masalah yang lainya. (Sandu siyoto,2015:28).

Selain definisi diatas, ada definisi penelitian kualitatif menurut para ahli, antara lain:

1. Bogdan dan Taylor (1995) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah rosedur penelitian yang menghasilkan dat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

2. Koentjarraningrat(1983) penelitian kualitatif adalah penelitian dibidang ilmu umani dan kemanusiaan dengan aktivitas yang berdasrkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menapsirkan fakta-fakta serta hubungan-hubungan antara fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan

(42)

prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode baru dalam usaha menggapai hal-hal tersebut.

3. Erikson (1986) yang dikutip oleh tantra memberikan batasan formal tentang penilitian kualitatif seagai suatu proses investigasi secara itensip, dengan proses pencatatan teliti tentang apa yang terjadi dilapangan, melalui suatu repleksi analitik terhadap dokumen, yang menyajikan bukti-bukti dan melaporkan hasil analisis data secara deskriptif atau langsung dengan mengutip hasil wawancara. (I Wayan Suwendra.2018:4 )

Penelitian kualitatif tidak pernah lepas dari pendekatan fenomenologis, yang mana menurut pandangan fenomologis peneliti berusaha memahami arti daripada suatu peristiwa/fenomena dan kaitan- kaitannya dengan orang-orang dalam situasi-situasi tertentu, jadi yang tepenting adalah pemahaman. Peneliti dalam hal ini mencari makna berdasarkan interprestasi yang diberikan oleh subyek-subyek terlibat tetapi tidak mengabaikan realitas/kebenaran yang diluar dirinya. (I Wayan Suwendra.2018:30)

Peneletian kualitatif juga memiliki beberpa desain diantaranya, desain etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomoneologi, naratif.

Untuk penjelasan lebih rinci desain tersebut di jelaskan sebagai berikut : 1. Desain etnografi

Etnografi merupakan salah satu metode kualitatif yang tertua dari riset sosial. Metode ini sangat tepat untuk meneliti masalah budaya, dan biasanya selau terpilih sebagai metode penelitian bidang sosial kjususnya antropologi. Diperjelas oleh Cresswell (2011) bahwa metode etnogrofi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan, menganalisa, dan menafsirkan unsure-unsur dari sebuah kelompok budays seperti, pola prilaku, kepercayaan, dan bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu.

(43)

2. Grounded Theory

Grounded Theory salah satu model pendekatan penelitian kualitatif yang sedang berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Grounded theory adalah sebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka, dimana pengumpulan data, pengembangan data, pengembangan konsep teoritis, dan ulasan literature berlangsung dalam proses berkelanjutan. Desain penelitian grounded theory merupakan seperangkat prosedur yang digunakan untuk menyusun sebuah teori yang menjelaskan sebuah proses mengenai sebuah topic substansif.Studi kasus yaitu strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, pristiwa, aktivitas, proses , atau sekelompok individu.

3. Fenomenologi

Fenomenologi merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu.

4. Naratif

Naratif adalah suatu metode penelitian didalam ilmu-ilmu sosial, naratif adalah setudi tentang kehidupan individu, termasuk diskusi tentang pengalaman-pengalaman bagi individu, metode ini adalah kemampuannya untuk memahami identitas dan pandangan dunia seorang dengan mengacu cerita-cerita yang dengarkan ataupun dituturkan.( Fitrah dan Luthfiyah,2017:50-51)

B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian kualitatif, untuk itu peneliti mempersiapkan setting penelitian berupa keterangan lokasi penelitian, waktu penelitian, berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai setting penelitian diantaranya

a. Tempat Penelitian

(44)

Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di MIN Kota Jambi b. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan memerlukan rancangan waktu yang sesuai sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Kota Jambi dalam pembelajaran IPA. Siswa kelas V berjumlah 37 siswa yang terdiri 15 anak laki-laki dan 22 anak perempuan.

C. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari dua data, yaitu data primer dan data sekunder, karena menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinnya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap, data tersebut yaitu data primer dan data sekunder. (Sandu siyoto,2015:28)

1. Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau prilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dala hal ini adalh subjek penelitian (informan) yang berkenaan denga variable yang diteliti. (Sandu siyoto,2015:28)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis, foto-foto, film, rekaman, video, dan benda-benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer. (Sandu siyoto,2015:28)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(45)

1. Metode Observasi

Syaodih Mengatakan bahwa observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, margono mengatakan bahwa observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.( Djaman Satori,2009:105) Atau definisi lain observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki.( Narbuko dan Achamadi,2012:70)

2. Metode Wawancara

Menurut sudjana wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau menjawab.( Djaman Satori,2009:130)

Pengugunaan metode wawancara secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak tersetruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan, dan yang kedua adalah wawancara tersetruktur , yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuau.(Sandu Siyoto,2015:76)

Selain itu menurut Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang tua untuk bertukar informasi Dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. ( Sugiyono,2015:317)

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip ,buku, agenda, dan sebagainya.(Sandu Siyoto,2015:77)

Metode dokumentasi dilakukan untuk megumpulkan data yang bersumber dari arsip dokumen baik yang berada ditempat penelitian

(46)

taupun yang berada di luar penelitian, yang hubunganya diluar penelitian tersebut.( Iskandar,2009:134 )

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.(Sandu Siyoto,2015:120)

Tidak ada cara tertentu yang dapat dipakai atau diikuti peneliti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode apa yang cocok dengan sifat penelitian yang dilakukanya.

Berdasarkan hal diatas maka dapat dijelaskan disini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengklasifikasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam unit-unit , menyusun kedalam pola, melakukan sintesis, memilih dan memilah mana yang penting akan dipelajari , dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Langkah-langkah yang dipilih peneliti dalam teknik analisis data adalah model Miles dan Huberman, yaitu aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secar a terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification , (Sugiyono,2006:246).

Adapun gambar langkah-langkah analisis data kualitaif dari Miles dan Huberman sebagai berikut.

(47)

a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada natural setting ( kondisi yang alamiah ), sumber data pimer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta ( in depth interview ) yaitu peneliti akan melihatkan diri dengan kegiatan narasumber, wawancara mendalam, dan dokumentasi. ( Sugiyono,2012:63)

b) Reduksi Data

Mereduksi data berate merangkum, memilih hal-hal yang pokok , mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang leih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

(Sugiyono,2006:247) c) Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, garfik, pictogram, dan sejenisnya. Demikian mendisplaykan data, maka akan memudahkan

Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi

Reduksi Data

Memilih pokok-pokok data, mencari pola dan kategori Data Display

Menyajikan data kedalam bentuk seperti uraian singkat, bagan Hubungan antar kategori, dan sejenisnya

Menarik Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Lactobacillus casei yeast medium, MRS broth; MRS medium (130) (102) Lactobacillus lactis sodium phosphate buffer; MRS medium (128) (102) Lactobacillus plantarum MRS medium

Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun 2017 berdasarkan SK Nomor 107/KPTS/V/2017 tanggal 17 Januari 2017 melakukan pembukaan penawaran

Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu dapat berupa rasa tidak nyaman saat rasa tidak nyaman saat mengunyah, mengunyah, 8 8 terjadinya rasa nyeri pada TMJ.. terjadinya rasa nyeri

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI mipa 4 sebagai eksperimen dengan jumlah 32 siswa (diberikan perlakuan dengan model pembelajaran

Runtuhnya komunisme yang kadang juga dimaknai sebagai kekalahan sosialisme yang pada kurun modern berdiri sebagai pesaing politik utamanya di tingkat global maupun domestik

Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir pembelajaran di Sesi Penutup.Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara serentak sesuai dengan jadwal yang telah

Penelitian menemukan bahwa meskipun mayoritas perawat memiliki persepsi yang positif terhadap isu etik pemberian CPR pada OHCA anak, wanita dewasa dan lansia, hanya sebagian

LPPM Universitas Jambi Halaman | 2 pulang, pasien pasca stroke masih mengalami gejala sisa, misalnya dengan keadaan : kehilangan motorik (hemiplegi) atau ada juga pasien