• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LALU LINTAS RENCANA AKSES TOL MARGA ASIH PADA JALAN TOL SOREANG PASIR KOJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS LALU LINTAS RENCANA AKSES TOL MARGA ASIH PADA JALAN TOL SOREANG PASIR KOJA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

590

ANALISIS LALU LINTAS RENCANA AKSES TOL MARGA ASIH PADA JALAN TOL SOREANG – PASIR KOJA

Haryati Lenggangsari Kusumah Program Studi Teknik Sipil - FT Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jend. Sudirman PO Box 148 Cimahi Telp./Fax: 022-6641743 e-mail: kusumahsari@gmail.com

Irfiani Hanifa

Program Studi Teknik Sipil - FT Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jend. Sudirman PO Box 148 Cimahi Telp./Fax: 022-6641743 e-mail: irfiani1515@gmail.com

Ferry Rusgiyarto Program Studi Teknik Sipil - FT Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jend. Sudirman PO Box 148 Cimahi Telp./Fax: 022-6641743

e-mail: ferry.rusgiarto@lecture.unjani.ac.id

Ronni IS Rono Hadinagoro Program Studi Teknik Sipil - FT Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jend. Sudirman PO Box 148 Cimahi Telp./Fax: 022-6641743 e-mail: ronni.isrhn@lecture.unjani.ac.id

Abstract

The Soroja Toll Road (Soreang - Pasir Koja) is one alternative to reduce traffic congestion in Bandung - Soreang corridor. The Marga Asih toll access road design did not connect toll roads with the same or one level below road classification of the existing road. It is necessary to analyze traffic Marga Asih toll road access connecting toll gate with Kopo Sayati road. The analysis was done by traffic modeling approach.

Transport modeling software was used as a tool in this analysis. The degree of saturation and the need of geometric dimension of the road were calculated by the MKJI-1997 approach. Alternative tests were performed on three access corridors. The selection of the best alternative routes was determined by the degree of saturation and average speed of the network, where, the second route was the selected route. The geometric dimension requirement on the route was 4/2D with a width of 7m carriage ways, an inner shoulder of 2.5m and a 0.5m outer shoulder.

Key words: Traffic Analysis, Transportation Model, Link Performance, Geometric Dimension

Abstrak

Jalan Tol Soroja (Soreang – Pasir Koja) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di koridor Bandung – Soreang. Rencana akses tol Marga Asih tidak menghubungkan jalan tol dengan jalan eksisting yang klasifikasi fungsinya sama atau satu tingkat dibawah jalan tol. Perlu dilakukan analisis lalu lintas akses tol Marga Asih yang menghubungkan gerbang tol dengan jalan raya Kopo Sayati. Analisis dilakukan dengan pendekatan pemodelan lalu lintas. Perangkat lunak pemodelan transportasi digunakan sebagai alat bantu dalam analisis ini. Derajat kejenuhan dan kebutuhan dimensi geometrik jalan diitung dengan pendekatan MKJI-19977. Uji alternatif dilakukan terhadap tiga koridor akses. Pemilihan rute alternatif terbaik ditetapkan berdasarkan derajat kejenuhan dan kecepatan rata-rata jaringan, dimana, rute kedua merupakan rute terpilih. Kebutuhan geometrik pada rute tersebut 4/2D dengan lebar jalur 7m, bahu bagian dalam 2,5m dan bahu bagian luar 0,5m.

Kata Kunci : Analisis Lalu lintas, Model Transportasi, Kinerja Ruas, Dimensi Geometrik

(2)

591

LATAR BELAKANG

Kabupaten Bandung memiliki banyak potensi dalam segala sektor baik ekonomi maupun pariwisata. Namun, banyak daerah di kabupaten Bandung yang masih sulit di akses juga masih banyaknya titik-titik kemacetan. Maka dibangun Tol SOROJA yang menghubungkan antara Bandung dengan Soreang, melewati Desa Kopo, Gajah Mekar dan Cigondewah Kidul. Jalan tol ini direncanakan dengan panjang 11 km, dengan tiga gerbang tol, yaitu gerbang tol Margaasih, Katapang, dan kompleks pemerintahan Kabupaten Bandung. Pada perjanjian pengelolaan jalan tol, akses menuju gerbang tol Marga Asih tidak menghubungkan jalan tol dengan jalan yang klasifikasi fungsinya sama atau satu tingkat dibawah jalan tol (kolektor primer). Maka dibutuhkan akses jalan yang menghubungkan antara gerbang tol dengan jalan raya Kopo Sayati.

Analisis dan perencanaan akses jalan tol gerbang Marga Asih ke Jalan Raya Kopo Sayati perlu dilakukan agar tidak terjadi bottleneck yaitu penyempitan jalan yang mengakibatkan perlambatan arus lalu lintas. Penelitian ini akan melakukan analisis lalu lintas dengan pemodelan transportasi terhadap rencana akses tol Margaasih, jalan tol Soroja, Kab.

Bandung. Pemilihan rute terbaik dilakukan dengan mempertimbangkan derajat kejenuhan dan kecepatan rata-rata jaringan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja ruas dan kebutuhan dimensi geometrik usulan jalan akses Tol Margaasih terpilih. Data untuk kebutuhan analisis didapatkan dengan pemodelan lalu lintas. Rute terpilih akan ditetapkan berasarkan hasil uji pemodelan lalu lintas terhadap asulan alternatif rute. Analisis akan dilakukan untuk kondisi eksisiting dan kondisi mendatang untuk skenario alternatif usulan akses. Pada kondisi alternatif rute terpilih dianalisis kinerja akses jalan eksisting dan kebutuhan dimensi geometrik ruas usulan.

METODOLOGI

Metodologi penelitian ini disusun sesuai dengan maksud penelitian dengan tahapan kegiatan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Metodologi

- Peta Jaringan jalan - Peta foto udara - RTRW

- Daftar induk jaringan jalan

Survei lapangan : - Traffic counting - Travel Time

Matrik Asal Tujuan Pemodelan

Jaringan Jalan

Pembebanan Lalu lintas ( Volume,

Kecepatan )

Validasi tidak

Kinerja Jaringan,

Akses, kebutuhan geometrik Kondisi Mendatang

- Do Nothing

- Do Something (akses aternatif)

Kesimpulan

(3)

592

DATA DAN ANALISIS

Volume Lalu Lintas Ruas a. Data Sekunder ( Tahun 2016)

Sumber: Survei Lalu Lintas Penyusunan Analisa Lalu Lintas dan Pengkajian Sistem Operasi Jalan Tol Soreang – Pasir Koja, 2016

Gambar 2. Komposisi Kendaraan Ruas Kopo – Soreang pada Hari Kerja

Gambar 3. Komposisi Kendaraan Ruas Kopo – Soreang pada Hari Libur

Jam sibuk terjadi pada pukul 16.00 – 17.00 dengan jumlah kendaraan 2900 smp/jam.

Fluktuasi kendaraan menunjukan saat pagi hari pergerakan kedua arah relatif sama. Dari total kendaraan yang melewati ruas Kopo – Soreang pada hari kerja dan hari libur diketahui pergerakan pada hari kerja lebih besar dibandingkan pada hari libur.

Sumber: Survei Lalu Lintas Penyusunan Analisa Lalu Lintas dan Pengkajian Sistem Operasi Jalan Tol Soreang – Pasir Koja, 2016

Gambar 4. Komposisi Kendaraan Ruas Soreang – Cipatik pada Hari Kerja

Gambar 5. Komposisi Kendaraan Ruas Soreang – Cipatik pada Hari Libur

Jam sibuk terjadi pada pukul 15.00 – 16.00 dengan jumlah kendaraan 1322 smp/jam.

Fluktuasi kendaraan menunjukan pergerakan kedua arah relatif sama

b. Data Primer

Hasil rekapitulasi jam puncak pada data primer yang dilakukan survai langsung di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Volume Ruas Kopo – Soreang (Tahun 2017)

waktu Volume (smp/jam )

Arah Ke Cipatik Arah ke Soreang

16.00-17.00 1056 1200

17.00-18.00 758 829

(4)

593 Tabel 2. Volume Ruas Soreang – Cipatik (Tahun 2017)

waktu Volume (smp/jam )

Arah Ke Kopo Arah ke Soreang

16.00-17.00 1526 1643

17.00-18.00 1520 1821

Kecepatan Tempuh Perjalanan

Data menunjukkan kecepatan pada setiap ruas berbeda-beda. Kecepatan rata-rata di ruas Soekarno Hatta – Kopo Sayati adalah 21 km/h, di ruas Kopo Sayati - Soreang 15 Km/jam dan di ruas Soreang – Soekarno Hatta 22 km/h. Di beberapa titik terjadi antrian kendaraan yang menyebabkan kecepatan rata-rata pada ruas menjadi kecil.

Pengembangan Model Sistem Jaringan

Pemodelan lalu lintas dilakukan dengan mempresentasikan wilayah penelitian dengan sistem zona dan jaringan (jalan) dengan ruas (link) dan simpul (node). Model jaringan dikembangkan dalam format yang sesuai perangkat lunak (Tranplan). Adapun jaringan jalan yang telah dimodelkan untuk evaluasi ditunjukkan pada Gambar 6.

Tabel 3. Penomoran pada Assigment Group

Assignment group

Tipe Ruas Jalan 0 Centroid Connector 1 Jalan Tol

2 Jalan Arteri

3 Jalan Kolektor Primer 4 Jalan Kolektor Sekunder 5 Jalan Lokal

Sumber: Hasil analisis

Gambar 6. Model Sistem Jaringan Jalan

(5)

594 Pengembangan Model Sistem Zona

Pada evaluasi ini sistem zona wilayah dibagi menjadi 21 zona, yang terdiri dari 11 zona internal dan 10 zona eksternal. Zona internal dibagi berdasarkan kelurahan disekitar jalan tol Soroja di Kabupaten Bandung sedangkan Zona eksternal dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan pergerakan eksternal-internal ataupun bahkan pergerakan eksternal-internal.

Tabel 4 Zona Internal Tinjauan

Nomor Zona

Nama Zona

1 Marga Asih 2 Nanjung

3 Cigondewah Hilir, Rahayu 4 Mekar Rahayu

5 Marga Hayu Tengah 6 Margahayu Selatan 7 Cilampeni 8 Katapang

9 Kec. Soreang (Parung

Serab,Pamekaran,sekarwangi,cincin) 10 Caringin

11 Cibolerang

Tabel 5 Zona Eksternal Tinjaun

Nomor Zona

Nama Zona

12 Lagadar 13 Cihampelas 14 Jalak Harupat

15 Soreang (Sadu, Keramat Mulya, Soreang) 16 Katapang (Ganda Sari, Banyu Wangi) 17 Katapang ( Pangauban, Sangkan Hurip,

Suka Mukti )

18 Margahayu ( Sukamenak, Sayati, Sulaeman)

19 Cibaduyut 20 Bojongloa Kaler 21 Cijerah

Gambar 7. Model Sistem Zona Pergerakan

Validasi

Matriks asal tujuan yang didapatkan dari data sekunder perlu divalidasi. Validasi dilakukan dengan cara membandingkan volume lalu lintas yang dihasilkan oleh model dengan volume lalulintas di lapangan. Perbandingan volume survei dan model ditunjukkan pada Gambar 8.

(6)

595

R² = 0,9684

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Model (smp/jam)

Survei (smp/jam)

Volume Model vs Survei

Gambar 8. Perbandingan Volume Survai dan Model

Tabel 6. Matriks Asal Tujuan Tahun Dasar 2017 Tervalidasi (smp/jam)

DISTRICT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 TOTAL 1 0 18 13 3 80 39 25 5 3 1 4 8 110 46 78 5 7 5 1 43 5 499 2 19 0 6 30 77 18 11 3 5 3 1 7 56 13 63 2 6 7 5 56 5 393 3 13 5 0 16 6 21 14 3 13 6 0 12 109 9 144 61 102 9 4 31 5 583 4 3 30 17 0 4 42 47 5 4 4 4 90 61 52 53 49 2 6 1 50 13 537

5 4 1 6 3 0 2 4 2 2 3 1 93 18 261 65 2 1 93 5 3 6 575

6 37 17 20 37 3 0 380 4 2 5 3 34 12 8 374 345 393 5 8 35 21 1743 7 23 10 13 41 79 239 0 9 4 20 1 10 7 34 293 10 21 3 4 19 1 841

8 5 3 4 8 2 13 4 0 7 2 1 4 16 11 57 5 4 1 2 12 4 165

9 3 17 13 2 0 13 4 6 0 28 11 7 7 34 95 3 1 161 2 16 2 425 10 6 5 5 29 2 3 2 5 3 0 2767 2 1 5 6 2 59 2 2767 0 4 5675

11 4 1 0 4 1 3 1 0 6 421 0 1 3 2 3 0 2 2 1 4 611 1070

12 8 7 13 84 103 37 11 4 66 4 1 0 34 11 76 3 5 22 4 3 5 501 13 100 47 101 52 9 11 7 13 13 14 3 30 0 113 58 173 1 349 7 66 84 1251 14 17 8 5 28 0 13 2 11 36 5 2 1 26 0 73 3 3 4 3 41 24 305 15 86 71 147 63 292 374 193 66 102 26 3 83 68 81 0 156 208 88 5 22 27 2161 16 0 6 1 30 2 205 116 4 3 4 0 3 77 5 188 0 19 13 1 9 1 687 17 2 17 80 64 4 263 160 2 3 14 3 6 10 4 264 22 0 24 5 1 19 967 18 16 11 20 23 8 17 63 41 168 6 2 32 449 4 81 8 39 0 9 22 5 1024 19 0 4 5 1 5 18 6 2 12 322 1 4 10 3 7 1 12 5 0 42 214 674 20 20 46 30 40 24 88 11 59 86 444 4 1 71 47 133 24 8 21 42 0 36 1235 21 2 14 6 12 3 17 5 2 14 5 2 5 74 10 7 2 8 1 5 54 0 248 TOTAL 368 338 505 570 704 1436 1066 246 552 1337 2814 433 1219 753 2118 876 901 821 2881 529 1092 21559

Sumber: Hasil analisis

Perkiraan Kondisi Lalu Lintas

Faktor pertumbuhan penduduk per kecamatan digunakan untuk memvariasikan pertumbuhan lalu lintas zona. Pertumbuhan penduduk digunakan untuk pengali bangkitan dan tarikan total masing-masing zona. Metode fratar digunakan untuk mendapatkan matriks asal tujuan berdasarkan matriks asal tujuan tahun dasar 2017 yang sudah tervalidasi. Tabel 7 menunjukan pertumbuhan bangkitan dan tarikan per tahun yang akan digunakan untuk mempredeksi pertumbuhan perjalanan untuk rentang waktu 5 tahun dan 10 tahun, yaitu tahun 2022 dan 2027.

(7)

596 Tabel 7. Pertumbuhan Penduduk

No Kecamatan Pertumbuhan Penduduk

1 Marga Asih 2,03

2 Marga Hayu 1,72

3 Soreang 1,80

4 Katapang 1,86

5 bojongloa Kidul 0,56

6 bojongloa kaler 0,43

7 Babakan Ciparay 0,47

Perbandingan Kondisi Do Nothing dan Do Something Kondisi Do Nothing

Berdasarkan pertumbuhan penduduk didapatkan perkiraan matriks asal tujuan untuk tahun 2022 dan 2027 dengan menggunakan metode fratar. Matriks tersebut dibebankan pada jaringan tahun dasar (2017) eksisting dan jaringan tahun dasar (2017) dengan jalan tol Soroja tanpa usulan akses Marga Asih (Do Nothing). Volume hasil pembebanan model jaringan diberikan pada tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Volume dan V/C Tahun 2017, 2022 dan 2027

No Ruas

Volume ( smp/jam ) Volume Capacity Ratio Eksisting

(2017)

Do Nothing

(2017) Do Nothing

2022 Do Nothing

2028

Eksisting (2017)

Do Nothing

(2017) Do Nothing

2022

Do Nothing

2027

1 Cipatik -Soreang 2381 1711 1750 1827 0.82 0.59 0.60 0.63

2 Kopo-Soreang (Citarum) 4237 2821 2894 3514 1.46 0.97 1.00 1.21

4 Kopo Sayati 3236 1335 1504 1674 1.12 0.46 0.52 0.58

5 Taman Kopo Indah 1845 1845 2008 2198 0.64 0.64 0.69 0.76

6 Jalan Terusan Pasir Koja 3572 4891 5242 6154 1.23 1.69 1.81 2.12

7 Soekarno Hatta 3966 4150 4469 5362 1.20 1.26 1.35 1.62

8 Kopo-Soreang 4823 2956 3237 3922 1.66 1.02 1.12 1.35

9 Perumahan Halimun 1186 730 926 974 0.74 0.46 0.58 0.61

11 Soreang-Cipatik 1633 79 50 36 0.56 0.03 0.02 0.01

Uji Rute Alternatif

Uji alternatif dilakukan dengan membebankan matrik pada tahun yang bersesuaian pada jaringan tahun dasar (2017) kondisi dengan usulan alternatif akses tol Marga Asih.

Alternatif trase yang diuji yang ditunjukkan pada Gambar 9, adalah sebagai berikut : 1. Alternatif 1 : Jl. Taman Kopo Indah 1 – Kopo Sayati

2. Alternatif 2 : Jl. Cicukang – Kopo Sayati 3. Alternatif 3 : Jl. Citarum – Kopo Sayati

Hasil uji dalam bentuk perbandingan nilai panjang perjalanan total, waktu perjalanan total dan kecepatan rata-rata jaringan untuk alternatif dan tahun kajian diberikan pada Tabel 9 dan Tabel 10. Sementara perbandingan volume dan derajat kejenuhan ruas jalan diberikan pada Tabel 11 dan Tabel 12.

(8)

597 Tabel 9. Perbandingan Kinerja Jaringan tanpa dan dengan Usulan Akses Tahun 2022

Skenario Tahun Panjang Perjalanan Total (smp km )

Waktu Perjalanan Total ( smp Jam)

Kecepatan Rata-rata Jaringan (km/jam)

Do Nothing 2022 254.975,78 4.322 36,66

Alternatif 1 2022 262.888,07 4.526 36,10

Alternatif 2 2022 253.250,16 4.215 37,34

Alternatif 3 2022 259.797,19 4.347 37,14

Tabel 10. Perbandingan Kinerja Jaringan tanpa dan dengan Usulan Akses Tahun 2027

Skenario Tahun Panjang Perjalanan Total (smp km )

Waktu Perjalanan Total (smp Jam)

Kecepatan Rata-rata Jaringan (km/jam)

Do Nothing 2027 269.624,00 4698 35,66

Alternatif 1 2027 283.042,41 4961 35,46

Alternatif 2 2027 275.562,17 4724 36,26

Alternatif 3 2027 273.246,82 4844 35,06

Tabel 11. Perbandingan Volume dan V/C pada tahun 2022

No Ruas

Volume ( smp/jam ) Volume Capacity Ratio

Do Nothing

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

Do Nothing

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

1 Kopo (TKI) 1504 1410 3076 2854 0.52 0.49 1.06 0.98

2 kopo sayati (cicukang) 2894 3893 3172 5845 1.00 1.34 1.09 2.02

3 kopo sayati (citarum) 3412 3893 3172 4237 1.18 1.34 1.09 1.46

Tabel 12. Perbandingan Volume dan V/C pada tahun 2027

No Ruas

Volume ( smp/jam ) Volume Capacity Ratio

Do Nothing

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

Do Nothing

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

1 Kopo (TKI) 1674 1527 3350 3206 0.58 0.53 1.16 1.11

2 kopo sayati (cicukang) 3514 4279 3470 6524 1.21 1.48 1.20 2.25 3 kopo sayati (citarum) 4130 4279 3470 5022 1.42 1.48 1.20 1.73

Analisis Ruas

Akses Alternatif Terpilih

Hasil uji terhadap usulan rute alternatif, terpilih rute alternatif kedua yaitu akses melalui jalan Cicukang dengan kecepatan rata-rata 37,24 km/jam pada tahun 2022 dan 36,26 km/jam pada tahun 2027 dengan volume kendaraan 4182 Smp/jam pada tahun 2027.

Perhitungan kebutuhan dimensi geometrik alternatif akses dilakukan berdasarkan pendekatan MKJI 1997.

(9)

598 Gambar 9. Alternatif Usulan Trase Akses Tol Marga Asih

Program KAJI digunakan untuk melakukan perhitungan tersebut. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka kebutuhan dimensi geometrik pada akses terpilih adalah 4/2D dengan derajat kejenuhan 0,648. Lebar jalur akses adalah 7m, bahu jalan bagian luar 2,5m, bahu jalan bagian dalam 0,5m. Adapun potongan melintang rencana jalan akses adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Potongan Melintang Rencana Akses Tol Marga Asih

Sumber: Hasil analisis

Ruas Kopo Sayati

Peningkatan volume dan perubahan dimensi pada jalan akses mengakibatkan meningkatnya volume pada jalan Kopo Sayati. Sehingga, perlu adanya analisis ruas untuk jalan Kopo Sayati untuk mengetahui derajat kejenuhan dan kebutuhan dimensi geometrik berdasarkan perkiraan lalu lintas pada tahun 2027. Perhitungan dengan program KAJI menunjukan bahwa derajat kejenuhan pada ruas jalan Kopo Sayati akibat adanya jalan akses menuju Gerbang tol Marga Asih adalah 2,32 pada tahun 2027. Maka dilakukan pelebaran jalan menjadi 4/2D dengan dimensi lebar lajur 7m, lebar bahu jalan bagian luar 2,5m dan lebar lajur bagian dalam 0,5m sehingga didapat derajat kejenuhan 0,83.

(10)

599 Gambar 11. Potongan Melintang Jalan Kopo Sayati Tahun 2027

Sumber: Hasil analisis

KESIMPULAN

- Hasil survei lalu lintas pada kondisi eksisting pada tahun 2017 menunjukan bahwa proporsi kendaraan yang paling dominan adalah sepeda motor dengan prosentase 75 – 80% dari total kendaraan.

- Hasil survei waktu tempuh (Travel Time) menunjukan kecepatan pada setiap ruas berbeda-beda. Kecepatan rata-rata di ruas Soekarno Hatta – Kopo Sayati adalah 21 km/jam, di ruas Kopo Sayati - Soreang 15 Km/jam dan di ruas Soreang - Soekarno Hatta 22 km/jam.

- Pada kondisi adanya tol Soroja menunjukan berkurangnya nilai V/C disebagian besar ruas, yang artinya jalan tol dapat mengurangi kepadatan di sebagian besar ruas.

Sehingga kecepatan rata-rata meningkat menjadi 36,6 km/jam.

- Berdasarkan parameter kecepatan rata-rata jaringan, pada tahun 2022 dan 2027, hasil analisis tiga usulan akses menunjukan bahwa alternatif usulan akses ke 2 adalah usulan terbaik. Kecepatan rata-rata jaringan pada tahun 2022 adalah 37,34 km/jam dan pada tahun 2027 adalah 36,26 km/jam.

- Kebutuhan dimensi geometrik pada akses terpilih yaitu 4/2D dengan dimensi lebar lajur 7m, bahu jalan bagian luar 2,5m, bahu jalan bagian dalam 0,5m dengan derajat kejenuhan 0,648.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung dan PT. Citra Marga Lintas Jabar atas dukungan data dan informasi untuk penelitian ini, serta Kementerian Ristek Dikti atas dukungan dana untuk hibah penelitian doktoral 2017, sehingga makalah ini dapat diselesaikan..

DAFTAR PUSTAKA

________, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekejaan Umum.

________, 2009, Standar Konstruksi dan Bangunan, Geometrik Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

________, 2016, Kabupaten Bandung dalam Angka 2016, Soreang, Pemerintah Kabupaten Bandung.

PT. Citra Marga Lintas Jabar, 2016, Survei Lalu Lintas Penyusunan Analisa Lalu Lintas dan Pengkajian Sistem Operasi Jalan Tol Soreang – Pasir Koja, Bandung.

Tamin, Ofyar Z., 2008, Perencanaan, Permodelan, dan Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Folikel limfoid pada bursa Fabricius dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu folikel limfoid besar yang mempunyai batas antara korteks dan medula dan folikel-

This study further suggests that the ability of administrators to appropriately design and manage career programs will strongly enhance subsequent positive career

penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga komponen sikap (kognitif, afektif dan konatif) dan kedua komponen (individual dan

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses terjadinya remedial, terlaksananya remedial pasti ada faktor-faktor yang dapat menggangu terjadinya remedial seperti

Penelitian dilakukan oleh Anisyah (2013) pada siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, dari hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara motivasi berprestasi

The aim of this paper is to present a novel method of time series ENVISAT ASAR WS mode data analysis as well as develop a phenology-based classification approach for mapping

Anggota Komisaris, Dewan Pengawas, Direksi, karyawan BUMN dilarang untuk memberikan atau menawarkan atau menerima, baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu yang berharga

Jaringan WPAN adalah pengembangan dari jaringan PAN dimana media aliran datanya masih menggunakan kabel, sedangkan WPAN tanpa menggunakan kabel. Jaringan WPAN memang