BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Secara umum, pendidikan merupakan suatu sistem. Maka unsur-unsur yang
terkait harus saling mendukung dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu,
keberhasilan siswa dalam pembelajaran, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya guru, siswa, orang tua siswa, fasilitas belajar, faktor lingkungan
tempat tinggal, dan sebagainya.
Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis sebagai upaya
membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka
pembangunan pendidikan di Indonesia. Guru dalam melaksanakan tugas tersebut, tidak
hanya mampu mengajarkan pengetahuan dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang
berbudi luhur, tetapi juga harus mampu mengajarkan keterampilan hidup dan melatih
siswa agar dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya sebagai bekal
kehidupannya di masyarakat.
Sementara di sisi lain, guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya masih terdapati
hal kurang menarik yang dilakukan. Hal ini sering kali terjadi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Guru mengajarkan materi dengan metode yang monoton, tanpa alat
peraga, dan berkesan sangat membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk
memperhatikannya. Terlebih lagi siswa sudah terbiasa dengan pandangan bahwa materi
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dihafalkan di luar kepala. Selain itu,
guru dalam melaksanakan pembelajaran masih berorientasi bahwa siswa sebagai objek
bukan sebagai subjek. Sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung terkesan
didominasi oleh guru, aktivitas siswa hanya menerima informasi secara pasif bahkan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran hanya sekedar mendengarkan dan
bertanya ketika tulisan guru kurang jelas atau suara guru kurang terdengar, tanpa dapat
dengan aktif mengembangkan materi yang didapatnya di sekolah dan menghubungkan
materi tersebut dengan kejadian yang dialami sehari-hari.
Ini berarti bahwa peningkatan mutu pendidikan perlu ditunjang oleh perilaku guru
yang profesional, yang didasarkan pada keahlian dan tanggung jawabnya
Selain nilai hasil belajar siswa rendah, pembelajaran yang terjadi belum
melibatkan siswa secara aktif. Siswa tampak kurang semangat atau motivasi belajarnya
rendah. Keberanian bertanya atau menanggapi pertanyaan belum banyak muncul dalam
diri siswa. Padahal di SD Negeri Nampudadi memiliki faktor pendukung dalam
pembelajaran antara lain: kualifikasi guru (kualifikasi pendidikan S.1), alat peraga
memadai, buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial cukup, dan lingkungan belajar tenang.
Berdasarkan faktor pendukung tersebut seharusnya nilai hasil belajar siswa pada materi
mengenal cara-cara menghadapi bencana alam cukup tinggi, namun kenyataannya hasil
belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar sebelum dilakukan penelitian
[image:2.595.99.513.213.565.2]tindakan kelas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPS prasiklus siswa kelas 6.B SDN Nampudadi
No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas 4 20%
2 Belum Tuntas 16 80%
Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah 4
siswa dari 20 siswa atau 20% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa dari 20 siswa 80%.
Perhitungan tersebut berdasarkan KKM yaitu nilai siswa ≥ 70.
Salah satu cara untuk mengatasai hal di atas adalah dengan mengembangkan
model pembelajaran yang efektif. Pengembangan model pembelajaran ini dimaksudkan
sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang dapat mempengaruhi siswa, sehingga
siswa dapat belajar dengan menyenangkan sehingga diharapkan hasil belajar akan
meningkat.
Untuk itu peneliti menganggap jika masalah tersebut tidak ditangani secara serius,
mengakibatkan munculnya masalah-masalah lain yang lebih kompleks. Oleh karena itu
kondusif. Sedang dalam meningkatkan pemahaman materi yang akan diajarkan siswa,
guru perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model
pembelajaranjigsaw..
Berdasar latar belakang tersebut di atas, maka peneliti akan mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul “penggunaan jigsaw untuk meningkatkan hasil
belajar IPS pada siswa kelas 6.B SDN Nampudadi semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas, maka dapat disimpulkan
permasalahan sebagai berikut:
a. Rendahnya pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap penjelasan guru pada mata pelajaran IPS
1.3.Cara Pemecahan Masalah
Salah satu langkah awal yang perlu dipersiapkan dalam usaha memecahkan
masalah pembelajaran IPS ini adalah dengan menentukan model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Salah satu model
pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan dan latar belakang adalah model
pembelajaran jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang didalam melaksanakan langkah-langkah
tersebut muncul unsur kreativitas, seperti dalam melakukan pengamatan terhadap suatu
obyek, nampak keingintahuan siswa terhadap obyek tersebut. Sehingga diharapkan hasil
pembelajaran siswa meningkat.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Apakah penggunaanjigsawdapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa
kelas 6.B SDN Nampudadi semester 2 tahun pelajaran 2012/2013?
b. Bagaimanakah penggunaanjigsawuntuk meningkatkan hasil belajar IPS pada
1.5.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk:
a. Untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPS pada siswa kelas 6.B SDN
Nampudadi semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 dengan penggunaanjigsaw
b. Untuk mendeskripsikan pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas 6.B SDN Nampudadi semester 2 tahun pelajaran
2012/2013.
1.5.2. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa:
Meningkatkan minat dan motivasi siswa, khususnya mata pelajaran IPS,
meningkatkan aktivitas belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pelajaran IPS.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga hasil
belajar siswa tentang mengenal cara-cara menghadapi bencana alam di
Indonesia dapat meningkat.
b. Guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat serta mampu
mendeteksi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat mencari alternatif atau solusi dalam memecahkan masalah
pembelajaran.
c. Guru memperoleh pengalaman profesional dalam menerapkan penggunaan
metode pembelajaran yang efektif.
d. Guru memperoleh materi untuk menulis laporan Penelitian Tindakan kelas.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah lebih memahami bahwa penggunaan metode pembelajaran yang
b. Mendorong guru-guru untuk mengembangkan wawasan profesionalnya,