• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI METODE Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode VCT (Value Clarifikation Technique) Pada Siswa Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sd Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun Ajaran 20012 /2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI METODE Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode VCT (Value Clarifikation Technique) Pada Siswa Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sd Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta Tahun Ajaran 20012 /2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AJARAN 2012 /2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BEKTI SULISTYA RINI A 510 090 117

(2)
(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI METODE VALUE CLARIF IKATION TECHNIQUE (VCT) SISWA KELAS

V SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 20012 /2013

BEKTI SULISTYA RINI A.510 090 117

ABSTRAK

Bekti Sulistya Rini, A 510090117, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran Pkn melalui metode Value Clarifikation Technique (VCT). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V yang membantu pelaksanaan penelitian. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Nusukan yang berjumlah 47 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, test, dan dokumentasi. Pada tehnik analisis data dilakukan secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif terdiri dari pengumpulaaaaaan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dilakukan melalui dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dialog awal, perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, evaluasi, penyimpulan. Hasil penelitian yaitu: metode Value Clarifikation Technique (VCT) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Nusukan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data rata-rata aktifitas dari 5 aspek yang telah ditentukan pada pra siklus, siklus I, siklus II, terdapat prosentase keaktifan siswa secara berturut-turut sebagai berikut: 54,38%, 17,39% , 50,00%, 54,38%, 21,73%. Pada siklus I 69,56%, 34,78%, 69,56%, 78,26%, 36,95%. Sedangkan pada siklus II, terdapat prosentase secara berturut-turut sebagai berikut: 76,08%, 80,43%, 76,08%, 89,13%, 78,26%. Sedangkan prosentase pada hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II yaitu 32,61 %, 93,47%, 97,82%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode Value Clarifikation Technique (VCT) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Nusukan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2012/2013.

(4)

A. Pendahuluan

Pada relitanya, pembelajaran di SD Muhammadiyah 3 Nusukan

masih menggunakan metode konvensional atau ceramah. Guru hanya

berperan sebagai transfer ilmu tanpa melihat kreatifitas yang dimiliki

siswa dalam pembelajaran. Guru belum mampu melakukan pembelajaran

yang variatif. Hal ini berdampak siswa kurang merespon semua materi

yang disampaikan oleh guru. Akhirnya, siswa kurang aktif dan hasil

belajar siswa rendah.

Beberapa alasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan rendah adalah guru tidak mampu

mengetahui kondisi siswa, baik lingkungan rumah, sekolah, maupun cara

siswa berkomunikasi. Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang

menuntut seorang guru untuk memberikan pembelajaran yang lebih kreatif

dan bermakna.

Siswa dapat memperoleh pembelajaran bermakna apabila siswa

dilibatkan langsung dalam pelajaran. Hal ini sesuai dengan peradigma

baru yang menekankan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa, maka

siswa bebas mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat dan

potensi yang mereka miliki.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan di SD

Muhammadiyah 3 Nusukan pada siswa kelas V , terdapat 24 laki-laki dan

22 perempuan. Alasan peneliti memilih siswa kelas V adalah karena siswa

(5)

Kewarganegaraan yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti

memperoleh data bahwa dari 46 siswa terdapat 15 siswa yang mencapai

KKM (≥ 70) atau sekitar 32,60%. Sedangkan siswa yang belum mencapai

KKM (≥70) sebanyak 31 siswa atau sekitar 67,39%. Pada saat proses

belajar mengajar, masih terdapat banyak siswa yang malu bertanya, tidak

berani menjawab pertanyaan, tidak antusias mengikuti pelajaran,

melamun. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih belum

nampak. Mereka cenderung menunggu perintah yang diberikan guru.

Maka pembelajaran masih berpusat pada guru. Jika masalah di atas tidak

kunjung diatasi, maka akan berdampak rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (2001:105) mengemukakan bahwa kegiatan

belajar atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri dai 6 unsur yaitu tujuan,

belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus

dari lingkungan, peserta didik memahami situasi, pola respon peserta

didik.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2004:72) aspek aktifitas

belajar yang dapat diamati yaitu motivasi, keaktifan, kerjasama.

Pada dasarnya, belajar merupakan proses untuk berbuat sesuatu.

Tidak akan ada proses belajar jika dalam pembelajaran itu tidak ada

aktifitas. Maka dari itu, dalam belajar harus melakukan aktifitas.

Penggunaan berbagai macam metode pembelajaran harus

disesuaikan dengan tujuan, materi, situasi, dan kebutuhan siswa. Untuk itu

(6)

Technique (VCT)pada pelajaran PKn untuk merangsang siswa aktif dalam

kelas.

‘Tehnik merangsang nilai Value Clarifikation Technique

(VCT)atau sering disingkat VCT merupakan tehnik pengajaran untuk

membantu siswa dalam mencari dan menemukan suatu nilai yang

dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses

menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa ( Tukiran

Taniredja:2011:87).’

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan

penelitian mengenai ‘Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Metode

Value Clarifikation Technique (VCT) Pada Siswa Kelas V Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta

Tahun Ajaran 2012/2013’. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan melalui penerapan model pembelajaran

Value Clarifikation Technique (VCT) pada siswa kelas V di SD

Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 3 Nusukan

Surakarta sebagai langkah untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa

dalam pembelajaran PKn menggunakan model Value Clarifikation

(7)

dan siswa kelas V SD Muhammadiyah Nusukan 3 Surakarta. Adapun

waktu penelitian dimulai dari bulan November hingga Februari 2013.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Dalam penelitian ini membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru kelas,

siswa untuk menciptakan suasana belajar yang lebih baik. PTK merupakan

penelitian yang menandakan akan terjadi perbaikan secara terus menerus

sehingga menjadi tolak ukur berhasilnya siklus yang dilakukan.

PTK merupakan salah satu kegiatan proses belajar mengajar yang

digunakan sebagai pemecahan masalah yang dimulai dari perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.

Kemmis & Mc. Taggart 1988 Dalam (Sutama 2010:20)

menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri

reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu

(termasuk pendidikan ) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari:

1. Kegitaan praktek sosial atau pendidikan mereka. 2. Pemahaman mereka

mengenai kegiatan praktek ini. 3. Dan situasi yang memungkinkan

terlaksananya kegiatan praktek ini

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan bersifat deskriptif kualitatif.

Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan

siswa yang menerima tindakan, serta sumber data berupa dokumentasi.

Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, metode tes, catatan

(8)

Rubino Rubiyanto (2011:68) Observasi adalah cara

mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek

yang diteliti.

Margono (2007:158) dalam Rubino Rubiyanto (2011:68-69)

Observasi adalahpengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang nampak pada objek penelitian.

Artinya, dalam penelitian observasi hanya menekankan

pengamatan dan pencatatan.

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, sikap,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009:223) Tes

umumnya bersifat mengukur, ada hasil pengukuran berbentuk data

angka ordinal, interval, atau rasio yang memerlukan standarisasi

instrumen.

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran

yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.

Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik,

minat motivasi, dan sebagainya. Tes merupakan bagian tersempit dari

penilaian

Nana Syaodih Sukmadinata (2009:216) tehnik pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik

(9)

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data sekolah dan identitas siswa daftar nilai mata pelajaran

PKn sebelum tindakan, profil sekolah serta foto rekaman proses

tindakan penelitian di SD Muhammadiyah 3 Nusukan

Rubino Rubianto (2011:67) wawancara adalah cara

mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab secara langsung terhadap

muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan

pula.

Nana Syaodih Sukmadinata (2009:216) mengemukakan bahwa

wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara

individual.

Wawancara Secara langsung adalah wawancara yang dilakukan

secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang

diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Wawancara yang

dilakukan peneliti adalah wawancara langsung.

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif

dengan analisis interaktif yang dilakukan sejak tindakan pembelajaran

dilakukan, kemudian dikembangkan selama proses penyusunan

laporan. Data yang dianalisis secara diskriptif dengan analisis interaktif

yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Menurut M.B Miles dan A.M Huberman (dalam patilima

(10)

dalam 4 (empat) tahap. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut: (1).

Pengumpulan data. Merupakan pengelompokan data-data yang

dibutuhkan dalam mendukung proses penelitian berdasarkan criteria

tertentu untuk mencari data-data yang diinginkan. (2) Reduksi data.

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis dilapangan. (3) Penyajian data. Penyajian data

dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. (4)

Kesimpulan data. Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah

mendapatkan kesimpulan mengenai apa yang telah disampaikan dengan

hasil penelitian. Dengan diperolehnya kesimpulan maka masalah dalam

penelitian yang disajikan, dibahas, dan dicarikan jalan keluarnya akan

nampak dengan jelas.

C. Hasil Penelitian dan Pembehasan

Menurut Oemar Hamalik (2004:172) aktivitas belajar dibagi

menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan

Visual. Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja dan bermain. 2.

Kegiatan-kegiatan lisan. Mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

(11)

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi. 3. Kegiatan-kegiatan

menyenangkan. Mendengarkan penyajian bahan, mendengarjan

percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan,

mendengarkan radio. 4. Kegiatan kegiatan menulis. Menulis cerita,

menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan

tes dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar. Menggambar,

membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan

metric. Melakukan percobaan, memiloh alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model dan menyelenggarakan permainan. 7. Kegiatan-kegiatan

mental. Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis dan

membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional. Minat,membedakan,

berani, tenang.

Dari uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa dalam proses

pembelajaran sangat dituntut adanya keaktifan siswa. Siswa harus banyak

melakukan kegiatan, sedangkan guru hanya sebagai fasilitas.

Indikator aktivitas belajar dalam penelitian ini, ditentukan yang

biasanya dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas yang meliputi:1.

Mampu mengajukan sebuah pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan

berpendapat. 2. Antusias tinggi mengikuti pelajaran. 3. Memperhatikan

penjelasan dari guru . 4. Tidak mengganggu proses pembelajaran. 5. Aktif

(12)

Untuk mengetahui peningkatan aktifitas siswa, maka dapat

dilakukan dengan menggunakan model Value Clarifikation Technique

(VCT)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah 3

Nusukan pada kelas V mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari 5

aspek yang telah ditentukan pada pra siklus, siklus I, siklus II, terdapat

prosentase keaktifan siswa secara berturut-turut sebagai berikut: 54,34%,

17,39%, 50%, 54,34%, 21,73%. Pada siklus I 69,56%, 34,78%, 69,56%,

78,26%, 36,95%. Sedangkan pada siklus II, terdapat prosentase secara

berturut-turut sebagai berikut: 76,08%, 80,43, 76,08%, 89,13%, 78,26%.

Dari peningkatan aktivitas ini, berdampak pada peningkatan hasil

belajar siswa. Berikut ini adalah prosentase hasil nilai yang diperoleh

siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II sebagai berikut. Pada pra siklus

terdapat 15 siswa yang memenuhi KKM atau sekitar 32,61%, Pada siklus I

terdapat 43 siswa yang memenuhi KKM atau sekitar 93,47%,Sedangkan

pada siklus II terdapat 45 siswa yang memenuhi KKM atau sekitar

97,82%.

D. Simpulan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana

setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam 1 siklus, peneliti

hanya melakukan 1 kali tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa

(13)

guru kelas yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai observer

aktivitas siswa dan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam penelitian ini menghasilkan peningkatan baik aktivitas

siswa dalam kelas maupun hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan melalui metode Value Clarifikation Technique (VCT).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Melalui metode

Value Clarifikation Technique (VCT) dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas V di SD Muhammadiyah 3 Nusukan tahun ajaran

2012/2013” dapat diterima kebenarannya. Meningkatnya aktifitas siswa

dan hasil belajar siswa pada Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode

Value Clarifikation Technique (VCT) dapat dilihat dari hasil penelitian

berikut: 1. Dari 5 aspek yang telah ditentukan pada siklus I, terdapat

prosentase secara berturut-turut sebagai berikut: 69,56%, 34,78%, 69,56%,

78,26%, 36,95%. 2. Dari 5 aspek yang telah ditentukan pada siklus II,

terdapat prosentase secara berturut-turut sebagai berikut: 76,08%, 80,43%,

76,08%, 89,13%, 76,26%. 3. Pada akhir siklus I dari 46 siswa terdapat 43

siswa (93,47%) yang memenuhi KKM yaitu ³ 70. 4. Pada akhir siklus II

dari 46 siswa terdapat 45 siswa (97,82%) yang memenuhi KKM yaitu ³ 70

E. Daftar Pustaka

Oemar Hamalik.2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Rubiyanto, Rubino. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD

(14)

Sudjana, Nana.2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana Syaodih.2009. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Rosda

Sutama. Teori dan Praktik dalam PTK PTS dan PTKB. Semarang: CV.

Citra Mandiri Utama

Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif.

Bandung: Alfabeta

Alma’unah, Visti trisnian.2012.Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran lightening the

learning climate Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4

mangin Kecamatan karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun

Pelajaran 2011/2012” (Skripsi S-1 Progdi PGSD).

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil yang diperoleh yaitu bahasa Perancis diakui merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari namun siswa menyadari bahwa keterampilan menyimak

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh rasio likuiditas, leverage , rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

1) Kompetensi Pedagogik : Dalam Standar Nasional Pendidikan, yang dijelaskan pada pasal 28 ayat 3 butir a, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika

Model ekosistem plankton ini disajikan dalam bentuk sistem persamaan diferensial taklinear yang melibatkan empat variabel, yaitu konsentrasi nutrisi,

[r]

â Aplikasi Penjualan Pada Showroom Mega Surya Prima Motor Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000â ini akan membantu mengatasi proses transaksi penjualan supaya