• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS 1974-1976.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS 1974-1976."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP

DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

OLEH

MEGI GINANJAR RAHMAT

0703758

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dampak Revolusi Bunga di Portugal Terhadap

Dinamika Masyarakat Timor Portugis (1974-1976)

Oleh

Megi Ginanjar Rahmat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Megi Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP

DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Oleh

MEGI GINANJAR RAHMAT

0703758

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum NIP. 19710101 199903 1 003

Pembimbing II

Moch, Eryk Kamsori S.Pd NIP. 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

(4)

viii

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Struktur Organisasi...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS. ... 10

2.1 Politik Ekonomi Portugal ... 11

2.2 Anatomi Kekuatan Politik Portugal ... 15

2.3 Timor-Timur Pra Intergrasi ... 18

2.4 Landasan Teori ... 20

2.4.1 Teori Konflik ... 21

2.4.2 Teori Revolusi ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Persiapan Penelitian ... 31

3.1.1 Pengajuan Tema Penelitian ... 31

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 32

3.1.3 Mengurus Perizinan ... 33

3.1.4 Proses Bimbingan ... 33

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 34

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 34

3.2.2 Kritik Sumber ... 36

3.2.3 Interpretasi... 38

(5)

ix

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5 Laporan Penelitian ... 41

BAB IV REVOLUSI BUNGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS 1974-1976...42

4.1 Penjajahan Portugis Atas Timor... 42

4.1.1 Kedatangan Bangsa Portugis... 42

4.1.2 Konsolidasi Kekuasaan Kolonial Portugis ... 46

4.1.3 Pemerintah Portugis dan Resistensi rakyat Timor...48

4.2 Perubahan di Portugal dan Proses Dekolonisasi ... 52

4.2.1 Revolusi Bunga di Portugal ... 52

4.2.2 Dampak Revolusi Bunga di Timor Portugis ... 59

4.2.3 Politik Dekolonisasi Portugal... 64

4.2.3.1 Konsep Politik Dekolonisasi Spinola... 65

4.2.3.2 Konsep Politik Dekolonisasi Movimento...66

4.3 Sosial Politik Timor Portugis Pasca Revolusi Bunga ... 67

4.3.1 Timor Portugis Selama Kependudukan Portugis ... 67

4.3.2 Timor Portugis Pada Masa Pemerintahan Portugis dan Integrasi ke NKRI ... 70

4.3.2.1 Masa Pemerintahan Portugis ... 70

4.3.2.2 Integrasi ke Republik Indonesia ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran...91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Portugal sebelum terjadinya kudeta militer 25 April 1974 adalah suatu negara Republik dengan pemerintahannya yang bersifat otoriter, fasistis dan tidak demokratis, Portugal sebagai kolonialis Eropa termasuk kolonialis tertua dan juga merupakan kolonialis yang paling terakhir melepaskan kolonial-kolonialnya (Soekanto, 1976: 25). Sampai tahun 1951 negara jajahan Portugal di Asia dan Afrika secara resmi memiliki status koloni dan ditempatkan di bawah menteri koloni-koloninya yang menetapkan garis besar pemerintahannya yang dijadikan propinsi dan diberi otonomi terbatas, akan tetapi dalam kenyataannya pemerintahan Portugal menganggap sepi aspirasi kemerdekaan rakyat Afrika dan berusaha menumpas gerakan-gerakan kemerdekaan dan negara-negara tersebut dapat dianggap masih tetap sebagai negara jajahan dan koloni sehingga negara jajahan Portugal di Afrika berpendapat agar memberikan kemerdekaan kepada negaranya (Soekanto, 1976: 27).

(7)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

goa oleh seorang raja muda, pada abad ke 18 terbentuklah pemerintahan di pulau Timor gubernur pertamanya adalah Antonio Coelho Guerreiro yang diangkat pada tahun 1701, dengan memulai strategi de vide et impera cara ini akan menjadi karakteristik kolonial Portugis sampai dua abad kemudian, dengan jalan menyogok, menawarkan jabatan militer kepada para kepala kampung, persekutuan secara licik dengan cara mengeksploitasi persaingan suku, Guerrero dapat menguasai satu persatu kekuasaan pemerintah penduduk asli (Horta, 1998: 28).

Sebelum munculnya pergolakan tahun 1974 memuat tentang peristiwa-peristiwa penting yang dimana menyusulnya terjadinya Revolusi Bunga di Portugal pada tahun 1974, kemudian terjadinya proses berintegrasinya Timor ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1976 dan menjadikan Timor Portugal sebagai Propinsi yang ke 27. Suasana di Timor di penggalan pertama tahun 1974 akan berubah menjadi kekacauan jika tidak terjadi kudeta militer di Ibu Kota Portugal Lisabon pada tanggal 25 April 1974, kudeta yang sering disebut sebagai Revolusi Bunga itu ternyata bukan hanya menggoncangkan negara Portugal secara keseluruhan tetapi juga dirasakan oleh kolonial-kolonialnya salah satu diantaranya adalah seperti yang dialami di Timor (Lapian, 1988: 26-27).

(8)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk tidak memperburuk hubungan dengan Indonesia (Tomodok, 1994: 77-78).

Adanya pergantian pemerintahan di Portugal sebagai hasil kudeta 25 April 1974 yang mempengaruhi perkembangan politik di daerah-daerah jajahannya, terutama dalam aspirasi politik untuk melepaskan diri dari ikatan penjajahan menuju kemerdekaan. Dalam konteks ini perubahan yang terjadi di Timor jelas akan mempunyai pengaruh terhadap keamanan nasional Indonesia terutama dalam arti terbukanya kemungkinan masuknya pengaruh atau kegiatan-kegiatan negara asing yang hendak menggarap Timor Timur dengan tujuan agar dalam perkembangannya berada dalam posisi yang menguntungkan strategi politik atau militernya. Oleh karena itu, lahirnya pemerintahan baru di Portugal yang juga membawa perubahan-perubahan konstelasi politik di Timor, oleh Indonesia juga dianggap sebagai sentakan untuk melancarkan bantuannya mempercepat proses pembebasan dan pengintegrasian Timor ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (Soekanto, 1976: 108).

(9)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses dekolonisasi itu dilakukan Portugis berdasarkan prinsip hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa jajahan (Resolusi Majelis Umum PBB 1514/1960). Sejalan dengan kebijakan tersebut, pada Mei 1974, Portugis menyatakan memberikan izin kepada rakyat Timor Timur untuk mendirikan partai-partai politik agar dapat menentukan masa depannya melalui referendum yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 1975. Referendum tersebut meliputi tiga pilihan yaitu menjadi daerah otonomi dalam federasi dengan Portugal; menjadi negara bebas dan merdeka (sebagai bagian commonwealth Portugal atau tidak) dan terakhir bergabung dengan Republik Indonesia (Departemen Luar Negeri RI, 1982: 41).

Kebijakan Portugis tersebut disambut dengan pembentukan partai-partai yang masing-masing mempunyai aspirasinya sendiri. (Etan, 2006: 16-17) tiga partai tersebut adalah:

Pertama, Uni Demokratik Timor (União Democratica Timorense, UDT),

(10)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa nasionalisme merupakan kekuatan yang semakin berkembang di dalam Timor.

Kedua, Asosiasi Sosial Demokratik Timor (Asociação Social Democrata de

Timor, ASDT) atau FRETELIN didirikanpada tanggal 20 Mei 1974. Para

pendiri ASDT sebagian besar adalah pemuda Timor yang terpelajar, dari beragam latar belakang; beberapa dari dalam pemerintahan Portugis, yang lain dari kelompok bawah tanah anti penjajah pada awal tahun 1970-an. Karena lebih tua dan lebih dikenal ketimbang para pendiri asosiasi yang berusia muda, Francisco Xavier do Amaral diangkat sebagai Presiden. Para tokoh kunci yang lain termasuk Mári Alkatiri, José Ramos Horta, Nicolau Lobato dan Justino Mota. ASDT menerbitkan manifestonya pada tanggal 22 Mei, yang menegaskan hak untuk merdeka, dan sikap anti penjajahan. Asosiasi itu juga menyatakan komitmennya untuk suatu kebijakan “bertetangga baik” dengan negara-negara kawasan tanpa merugikan kepentingan rakyat Timor. Kemudian pada September 1975 berubah menjadi Frente Revolucionaria de Timor Leste Indepedente (Front Revolusioner Timor Leste Merdeka, Fretelin) yang menginginkan kemerdekaan segera (Singh, 1996: 22-23).

Ketiga Asosiasi Rakyat Demokratik Timor (Associação Popular

Democrática Timorense, Apodeti), yang didirikan pada tanggal 27 Mei

(11)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama periode tahun 1974-75. Manifesto Apodeti menyatakan tujuan integrasi yang bersifat otonom dengan Indonesia, sesuai hukum internasional. Senada dengan dua partai besar yang lain, Apodeti mengutuk sejumlah keburukan dalam pemerintahan Portugis seperti korupsi dan diskriminasi, dan juga berjanji akan menghormati hak-hak asasi manusia dan kebebasan individu.

Dengan terbentuknya organisasi-organisasi tersebut, untuk menentukan kedudukan Timor Timur dikemudian hari maka diadakan referendum dengan ketiga organisasi tersebut sebagai wadah pembawa aspirasi rakyat dan sebagai suatu kenyataan yang hidup untuk menentukan nasib sendiri (Soekanto, 1976: 380).

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas mengenai dinamika sosial politik Timor Timur pasca Revolusi Bunga, dimana sebelum terjadinya kudeta di Timor Timur mengalami penjajahan oleh bangsa Portugis dan mengalami kekacauan, kemudian muncul reaksi dalam perlawanan-perlawanan salah satu perlawanan-perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Portugis yang cukup besardan terorganisasi adalah Perlawanan Viqueque. Dengan adanya pergantian pemerintahan di Portugal sebagai hasil kudeta yang mempengaruhi perkembangan politik di daerah-daerah jajahannya, terutama dalam aspirasi politik untuk melepaskan diri dari ikatan penjajahan menuju kemerdekaan. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana keadaan sosial politik di Timor Timur setelah berhasilnya kudeta atau Revolusi Bunga dilaksanakan.

(12)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdarah untuk mengakhiri kediktatoran yang berjalan selama 50 tahun rezim Caetano yang terjadi atas pemerintahan sebelumnya yang bersifat otoriter, dan tidak demokratis di Portugal, tahun 1974 merupakan terjadinya Revolusi Bunga di bawah pimpinan Jendral De Spinola terhadap pemerintahan Caetano, kemudian pada tahun 1976 merupakan berintegrasinya Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan pokoknya adalah bagaimana dampak Revolusi Bunga Terhadap Dinamika Masyarakat Timor Timur 1974-1976?

Sementara untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagi rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini antara lain:

1. Mengapa terjadi Revolusi Bunga di Portugal ?

2. Bagaimana proses terjadinya Revolusi Bunga di Portugal 1974-1976? 3. Bagaimana dampak dari Revolusi Bunga di Portugal terhadap kehidupan

masyarakat Timor Timur 1974-1976?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan ini antara lain:

1. Mendeskripsikan kondisi Timor Timur sebelum terjadi Revolusi Bunga. 2. Mendeskripsikan proses terjadinya Revolusi Bunga di Portugal

1974-1976.

3. Mendeskripsikan kondisi sosial politik Timor Timur pasca Revolusi Bunga 1974-1976.

1.4 Manfaat penelitian

(13)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi peneliti dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat dibangku perkuliahan.

2. Menambahkan penulisan sejarah Indonesia pada Masa Orde Baru.

3. Menambah kajian sejarah SMA kelas XII IPA semester 2 sesuai dengan Standar Kompetisi 3. Merekontruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi sampai masa Reformasi, Kompetensi Dasar 3.1 merekontruksi perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru.

1.5 Struktur Organisasi

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

Bab I Pendahuluan, Bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang

masalah yang berisi gambaran umum mengenai permasalahan yang akan peneliti kaji, yaitu tentang pengaruh Revolusi Bunga terhadap dinamika sosial politik di Timor Portugis 1974-1976. Bab ini juga berisi perumusan dan pembatasan masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk mempermudah peneliti mengkaji dan mengarahkan pembahasan serta metode dan teknik penelitian sebagai cara untuk mendapatkan data dan fakta, dan terakhir sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretis, dalam bab ini

(14)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berfikir bagi penulis untuk dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh di lapangan yang berhubungan dengan dinamika sosial politik pasca revolusi bunga 1974-1976.

Bab III Metodologi Penelitian, Bab ini akan dibahas tentang

langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu pencarian sumber, pengolahan sumber dengan menggunakan kritik eksternal dan internal, serta interpretasi berupa analisis fakta-fakta yang sudah didapat dan terakhir historiografi yaitu penulisan laporan penelitian.

BAB IV Dampak Revolusi Bunga di Portugal Terhadap Dinamika

Masyarakat Timor Portugis (1974-1976), Bab ini memuat uraian

penjelasan dan analisis dari hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam rumusan masalah. Dalam bab ini akan dibahas mengenaiDampak Revolusi Bunga Terhadap Dinamika Sosial Politik Timor Portugis 1974-1976. Selain itu, dalam bab ini akan dipaparkan pula beberapa analisis yang dapat mempermudah dalam pemecahan masalah dalam penelitian ini.

Bab V Kesimpulan, Bab ini merupakan pembahasan terakhir dimana

(15)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan metodologi penelitian dalam mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang

berjudul “DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)” Penulis menggunakan metode historis dengan studi literatur sebagai teknik penelitian. Metode historis dipilih sebagai metodologi penelitian karena tulisan ini merupakan kajian sejarah yang data-datanya diperoleh dari jejak-jejak yang ditinggalkan dari suatu peristiwa masa lampau. Metode historis menurut Gottschalk (1986: 32)adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampaudan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan dan menuliskannya berdasarkan fakta yang diperoleh.

Menurut Helius Sjamsuddin (2007: 96) mengemukakan bahwa paling tidak ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah, yaitu: 1. Memilih suatu topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (Kritik Sumber).

(16)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (2005: 125-131) yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Adapun langkah-langkah yang dipergunakan dalam penelitian sejarah ini adalah :

1. Heuristik

Heuristik merupakan upaya pengumpulan sumber-sumber sejarah yang terkait dengan masalah yang akan dikaji. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengumpulkan sumber ini yakni dengan mencari sumber lisan maupun tulisan, browsing internet, dan sumber tertulis lainnya yang relevan untuk pengkajian permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian ini sumber berupa sumber tulisan yang terdapat di buku-buku, arsip-arsip dan internet yang berhubungan dengan dinamika politik di Timor Timur 1974-1976.

2. Kritik dan analisis sumber

Pada tahap ini penulis berupaya melakukan penilaian dan mengkritisi sumber-sumber yang telah ditemukan baik dari buku, arsip, laman internet, maupun sumber tertulis lainnya yang relevan. Sumber-sumber ini dipilih melalui kritik eksternal yaitu cara pengujian aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan dan menggunakan kritik internal yaitu pengkajian yang dilakukan terhadap isi dari sumber sejarah tersebut.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap untuk menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dengan cara mengelola fakta yang telah dikritisi dengan merujuk beberapa hasil studi dokumentasi ataupun dari referensi yang mendukung kepada kajian peneliti. Pada tahap ini penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian.

(17)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Helius Sjamsuddin (2007:156), historiografi adalah suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan berupa suatu penelitian yang utuh. Sehingga dalam hal ini penulis menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya ke dalam suatu tulisan.

3.1 Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian ini merupakan langkah awal yang menentukan bagi keberhasilan peneliti pada tahap selanjutnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yakni penentuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan proses bimbingan.

3.1.1 Pengajuan Tema Penelitian

Pada tahap ini, langkah awal yang dilakukan adalah menentukan tema penelitian. Sebagaimana Kuntowijoyo (2003:91) berpendapat bahwa

“Pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual”. Hal ini mengungkapkan bahwa suatu topik dipilih

berdasarkan dua aspek, yakni karena adanya kegemaran dan keterkaitan peneliti dengan disiplin ilmu.Pada tahap awal dalam menentukan tema penelitian, peneliti melakukan beberapa kegiatan seperti membaca literatur dan melakukan survei ke tempat yang akan diobservasi. Tujuan melakukan langkah tersebut sebagai upaya untuk mencari dan memperoleh sumber-sumber data yang berhubungan dengan kajian peneliti.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis antara lain mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) yang secara khusus menangani masalah penulisan skripsi di jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung pada tanggal 18 Desember 2011.

(18)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan tema dan judul skripsi ini dipengaruhi oleh ketertarikan peneliti terhadap mata kuliah Sejarah Orde Baru dan Reformasi yang merupakan salah satu mata kuliah yang ada di jurusan Pendidikan Sejarah UPI. Sehingga dari ketertarikan tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang bertemakan tentang sejarah Orde baru dan Reformasi Indonesia. Setelah adanya persetujuan judul tersebut, maka penulis menyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian ini dapat dijadikan sebuah acuan dalam penyusunan skripsi. Rancangan ini berupa proposal skripsi yang diajukan kepada TPPS untuk dipresentasikan dalam seminar proposal skripsi. Pada dasarnya proposal tersebut memuat hal-hal berikut:

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah Penelitian c. Rumusan Masalah

d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Tinjauan Pustaka

g. Metode dan Teknik Penelitian h. Sistematika Penulisan

i. Daftar Pustaka.

(19)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan studi literatur kemudian menyusun sebuah rancangan atau usulan penelitian ke dalam sebuah bentuk proposal skripsi. Proposal tersebut disetujui dan dipertimbangkan dalam seminar pra-rancangan penelitian/penulisan skripsi/karya ilmiah melalui surat keputusan yang dikeluarkan TPPS serta penunjukan calon pembimbing I dan calon pembimbing II. Seminar pra rancangan penelitian/penulisan skripsi dilaksanakan tanggal 18 Desember 2011. Proposal ini kemudian diseminarkan dalam seminar proposal dan disetujui setelah dilakukan perbaikan-perbaikan. Awalnya penelitian ini berjudul “Pengaruh Revolusi Bunga Terhadap Dinamika Sosial Politik Timor Portugis 1974-1976”. Namun setelah dipertimbangkan dalam seminar proposal kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan, penelitian ini berganti judul dengan pertimbangan untuk memperjelas permasalahan dan agar pembahasan tidak terlalu melebar, yaitu dengan judul “Dampak Revolusi Bunga Di Portugal

Terhadap Dinamika Masyarakat Timor Portugis 1974-1976 ”.

Setelah disetujui, maka pengesahan penelitian ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan sejarah FPIPS UPI Bandung No. 057/TPPS/JPS/2011. Dalam surat keputusan tersebut, ditentukan pula pembimbing I, yaitu Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum dan pembimbing II, yaitu Moch. Eryk Kamsori, S.Pd.

3.1.3 Mengurus Perizinan

(20)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian diserahkan kepada setiap instansi yang menjadi tempat penelitian penulis.

3.1.4 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan kegiatan yang harus selalu dilakukan oleh peneliti selama penyusunan skripsi. Proses bimbingan ini dapat membantu dalam menentukan langkah yang tepat dari setiap kegiatan penelitian yang dilakukan. Proses bimbingan juga merupakan kegiatan yang berguna untuk berkonsultasi dan berdiskusi mengenai berbagai masalah yang dihadapi dalam penyusunan skripsi. Selama proses penyusunan skripsi peneliti melakukan proses bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II sesuai dengan waktu dan teknik bimbingan yang telah disepakati bersama sehingga bimbingan dapat berjalan lancar dan diharapkan penyusunan skripsi dapat memberikan hasil sesuai dengan ketentuan mengenai permasalahan yang dihadapi selama penelitian ini dilakukan.

1.2 Pelaksanaan Penelitian

Setelah persiapan penelitian selesai, maka tahapan dilanjutkan pada pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian terdapat beberapa kegiatan yaitu heuristik, kritik, dan interpretasi. Kegiatan-kegiatan ini memiliki peranan penting, yang menentukan baik dan buruknya nanti ketika penulisan ditentukan dari proses ini. Sehingga kegiatan ini harus benar-benar dikerjakan dengan kesungguhan dan keuletan peneliti agar hasilnya dapat maksimal. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap-tahap tersebut akan diuraikan di bawah ini

1.2.1 Heuristik

(21)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis.

Berkaitan dengan penelitian ini, proses heuristik yang dilakukan penulis sudah dimulai kurang lebih sejak bulan November 2012. Pada tahap ini, penulis mencari dan mengumpulkan sumber tertulis berupa majalah, dokumen, artikel, serta buku-buku yang berhubungan dengan penelitian skripsi yang berjudulDampak Revolusi Bunga Di Portugal Terhadap Dinamika Masyarakat Timor Timur 1974-1976.

Dalam pencarian sumber-sumber ini, penulis mendatangi berbagai perpustakaan dan toko buku. Adapun perpustakaan yang dikunjungi oleh penulis adalah sebagai berikut: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Perpustakaan Batu Api Jatinangor dan Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika Bandung.

Dari berbagai toko buku, perpustakaan dan dokumen, penulis mendapatkan bermacam-macam sumber yang relevan dengan penelitian yang dikaji yaitu mengenai dinamika politik di Timor Timur. Penjelasan mengenai penemuan sumber-sumber tersebut penulis paparkan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia

Di Perpustakaan UPI, penulis menemukan sumber-sumber yang berhubungan dengan sejarah. Kemudian penulis juga menemukan buku yang membahas mengenai masa pemerintahan Orde Baru dan Reformasi yaitu buku buku Detik-Detik Yang Menentukan Jalan Panjang Menuju Demokrasi karya B.J Habibiedan Sejarah Modern Indonesia 1200-2008

karya M.C Riklefs.

2. Perpustakaan Batu Api Jatinangor

Pada perpustakaan ini penulis menemukan buku yang berhubungan dengan Timor Timur. Diantaranya ialah Hari-Hari Akhir Timor PortugisKarya E.M Tomodok.Buku Peserikatan Bangsa-Bangsa dan

(22)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karya Perserikatan Bangsa-Bangsa.Buku Pembantaian Timor Timur (Horor Masyarakat Internasional) karya Joseph Nevins. Buku Perang

Tersembunyi Sejarah Timor Timur Yang TerlupakanKarya John G.

Taylor. Buku Dua Kali Merdeka Esai Sejarah politik Timor LesteKarya Avelino M. Coele.

3. Perpustakaan Konferensi Asia Afrika

Penulis melakukan penelusuran buku sumber di perpustakaan KAA secara intensif dalam kurun waktu Januari sampai dengan September 2013. Setiap kali penulis mendapat revisi dari pembimbing, penulis berangkat ke perpustakaan tersebut karena perpustakaan tersebut tidak bisa meminjamkan buku. Sehingga pekerjaan bab per bab dalam skripsi ini dilakukan di perpustakaan KAA. Adapun penulis mendapatkan banyak sekali sumber tentang Timor Timur. Ada sekitar 20 sumber yang menulis tentang Timor Timur dengan berbagai bahasa , namun kemudian penulis memilah dan memilih buku-buku yang berkaitan dengan permasalahannya yang diteliti oleh penulis. Buku-buku yang diperoleh adalah sebagai berikut:Buku Timor Timur Satu Menit Terakhir: Catatan Seorang Wartawankarya Rien KuntariBuku The Pebble in The Shoe: The

Diplomatic Struggle for East Timorkarya Ali Alatas.. Buku Ekonomi

Politik Pembangunan Timor Timurkarya J.M.S Saldanha. Buku East

Timor, Indonesia and The World: Myths and Realities karya Singh

Bilveer. Buku Timor Timur Dari Alam Penjajahan Ke Alam Kemerdekaan Karya Departemen Luar Negeri RI. Buku Timor Timur

Dalam gerakan Pembangunan Karya AB. Lapian dan JR Chaniago.

Buku Timor Timur 1999 : Pembantaian Terhadap Umat ManusiaKarya Geoffrey Robinson.

(23)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ramos Horta sedangkan di Palasari penulis mendapatkan buku Integrasi : kebulatan Tekad Rakyat Timor Timur Karya Soekanto.

Sumber tertulis yang telah didapat kemudian dibaca, dipahami dan dikaji untuk melihat kesesuaiannya dengan permasalahan penelitian. Penulis mencatat hal-hal penting yang didapat dari tiap sumber, seperti daftar pustaka dan kutipan-kutipan yang diperlukan.

1.2.2 Kritik Sumber

Tahap kedua setelah penulis mendapatkan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan penelitian yang dikaji, tahap selanjutnya adalah tahap kritik sumber. Kritik sumber atau yang biasa disebut verifikasi sumber merupakan tahap kedua yang dilakukan oleh penulis setelah penulis mendapatkan sumber-sumber pada tahap heuristik. Pada tahap ini penulis berupaya melakukan penilaian dan mengkritisi sumber-sumber yang telah ditemukan. Selain itu, penulis juga melakukan klasifikasi terhadap sumber-sumber tertulis berupa naskah-naskah dari surat kabar Kompas dan Republika, begitu juga halnya dengan buku-buku penunjang sehingga

penulis mendapatkan informasi yang akurat dan relevan dengan permasalahan penelitian yang dikaji oleh penulis. Menurut Dudung Abdurahman (2007:68), bahwa verifikasi atau kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini, dilakukan uji keabsahan tentang keaslian (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern.

(24)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana kompetensi dari penulis buku sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan.

Sama halnya dengan pendapat diatas, Helius Sjamsuddin (1996:105) menambahkan bahwa fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya untuk mencari kebenaran. Pada tahap ini sejarawan dihadapkan pada benar dan salah, kemungkinan dan keraguan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kritik sumber dikelompokkan dalam dua bagian yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menitikberatkan pada aspek-aspek luar sumber sejarah sedangkan kritik internal lebih menekankan pada isi (content) dari sumber sejarah. Sejarawan harus memutuskan apakah kesaksian atau data yang diperoleh dari berbagai sumber itu dapat diandalkan atau tidak. Kritik yang dilakukan oleh penulis ialah dengan cara melihat isi buku kemudian membandingkan dengan buku-buku yang lain. Jika terdapat perbedaan isi dalam sebuah buku, maka penulis melihat buku dari buku lain yang menggunakan referensi-referensi yang dapat diandalkan. Kritik internal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber. Menurut Ismaun (2005:50) kritik ini mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapat dipercaya) diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. kemudian dipungutlah fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber.

(25)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh seorang saksi sejarah, namun penulis harus tetap menyaring dan mengkritisi sumber tersebut dengan membandingkannya dengan sumber-sumber yang lainnya yang ditulis oleh orang lain, sehingga interpretasi penulis akan lebih objektif

Hasil dari kritik eksternal dan internal menurut penulis merupakan data yang valid. Kemudian data-data inilah yang akan penulis jadikan sebagai bahan bagi penulisan skripsi.

1.2.3 Interpretasi

Interpretasi merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan kritik dan analisis sumber. Pada tahap interpretasi, penulis menafsirkan keterangan yang diperoleh dari sumber sejarah berupa fakta-fakta yang terkumpul dari sumber-sumber primer maupun sekunder dengan cara menghubungkan dan merangkaikannya sehingga tercipta suatu fakta sejarah yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

Menurut Kuntowijoyo (2005:101) interpretasi atau penafsiran sering disebut juga sebagai biang subjektivitas yang sebagian bisa benar, tetapi sebagiannya salah. Dikatakan demikian menurutnya bahwa benar karena tanpa penafsiran sejarawan data yang sudah diperoleh tidak bisa dibicarakan. Sedangkan salah karena sejarawan bisa saja keliru dalam menafsirkan data-data tersebut.

Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana penulis melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.Dalam hal ini ada dua metode yamg digunakan yaitu analisis berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Keduanya dipandang sebagai metode utama didalam interpretasi (Kuntowijoyo, 1995:100).

(26)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)” ini, interpretasi yang penulis lakukan adalah terhadap data-data dan fakta-fakta yang sudah diperoleh kemudian ditafsirkan, karena kajian penelitian ini mengenai suatu kajian yang didasarkan pada buku-buku, maka penulis berusaha menemukan hubungan antara berbagai fakta mengenai dinamika politik Timor Timur dari 1974 sampai 1976.

Pada proses interpretasi ini, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner merupakan pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Dalam hal ini, ilmu sejarah dijadikan sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan penelitian. Untuk membantu mempertajam analisis, penulis menggunakan konsep ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu Antropologi dan Sosiologi. Hal tersebut dilakukan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dikaji dan mempermudah dalam proses penafsiran.

1.2.4 Historiografi

Menurut Helius Sjamsuddin (2007:156), historiografi adalah suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan berupa suatu penelitian yang utuh. Pada tahap ini seluruh daya pikiran dikerahkan bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Namun yang paling utama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analitis sehingga menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian dan penemuan dalam suatu penelitian utuh yang disebut dengan historiografi.

(27)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap historiografi yang dilakukan oleh penulis merupakan tahap akhir dari tahap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dari mulai tahap heuristik, kritik, interpretasi sampai pada historiografi. Tahap historiografi ini akan penulis laporkan dalam sebuah tulisan berbentuk

skripsi dengan judul “Dampak Revolusi Bunga Di Portugal Terhadap Dinamika Masyarakat Timor Timur !974-1976.” Sedangkan untuk teknik penulisan, penulis menggunakan sistem harvard seperti yang berlaku dan telah ditentukan dalam buku Pedoman Penulisan Karya ilmiah UPI 2013.

Untuk mempermudah penulisan, maka disusun kerangka tulisan dan pokok-pokok pikiran yang akan dituangkan dalam tulisan berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Sedangkan tahap akhir penulisan dilakukan setelah materi/bahan dan kerangka tulisan selesai dibuat. Tulisan akhir dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses penelitian yang dilakukan secara bertahap. Masing-masing bagian atau bab mengalami proses koreksi dan perbaikan berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing skripsi. Hubungannya dengan penelitian ini, bahwa tahap historiografi yang dilakukan oleh peneliti merupakan tahap akhir dari tahap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dari mulai tahap heuristik, kritik, interpretasi sampai pada historiografi. Tahap historiografi ini akan peneliti laporkan dalam sebuah tulisan berbentuk skripsi dan disusun berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun tujuan dari laporan hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

1.2.5 Laporan Penelitian

(28)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(29)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Timor Portugis adalah nama resmi daerah Timor Timur sebelum integrasi dengan Indonesia. Portugal tercata sebagai bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kaki di daerah Timor-Timur dan terus mempertahankan kehadirannya sampai pada tahun 1702, daerah ini di deklarasikan sebagai koloni Portugis. Perubahan di Portugal Revolusi Anyelir (bahasa Portugis: Revolução dos Cravos) (bahasa Inggris: Carnation Revolution), juga dikenal

sebagai 25 de Abril (25 April), adalah sebuah kudeta yang bermula pada tanggal 25 April 1974, di Lisboa, Portugal, bersamaan dengan kampanye resistansi sipil yang meluas dan tidak tertanggulangi. Bangsa Portugis merayakan Hari Kebebasan setiap tanggal 25 April, dan hari tersebut menjadi hari libur nasional di Portugal.Nama "Revolusi Anyelir" berasal dari fakta bahwa tidak ada tembakan yang diletuskan dan ketika orang-orang mulai turun ke jalanan untuk merayakan akhir kediktatoran dan perang di wilayah-wilayah jajahan, bunga anyelir diletakkan di moncong senjata dan juga di seragam.

Peristiwa ini secara efektif mengubah rezim Portugis dari kediktatoranotoriter (Estado Novo) menjadi demokrasi, dan menghasilkan perubahan besar pada sendi-sendi sosial, ekonomi, kewilayahan, kependudukan, dan politik di negara ini, setelah dua tahun masa peralihan yang disebut sebagai PREC, Processo Revolucionário Em Curso, atau Proses Revolusioner yang Sedang Berjalan), dicirikan oleh gejolak sosial

(30)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pihak militer yang memberontak. Kudeta yang dipimpin oleh militer ini berhasil mengembalikan demokrasi kepada Portugal, mengakhiri Perang Kolonial yang tidak memihak kepada rakyat di mana ribuan serdadu Portugis diwajibkan mengemban tugas kemiliteran, dan mengganti rezim otoriter Estado Novo (Negara Baru) dan polisi rahasianya yang menekan kebebasan sipil dan kebebasan politik yang bersifat asasi.

Kejadian ini bermula sebagai protes kelas profesionaldari para kaptenAngkatan Darat Portugis melawan sebuah undang-undang dekret: Dec. Lei nº 353/73 tahun 1973.Sekelompok petugas Portugis berpangkat

rendah yang terhimpun dalam Movimento das Forças Armadas (MFA – Pergerakan Angkatan Darat), termasuk unsur-unsur yang telah turut

berjuang memerangi gerilyawan pro-kemerdekaan di wilayah Imperium Portugis di Afrika, bangkit untuk mengambil-alih kekuasaan dari korporat dan otoritarian rezim Estado Novo yang telah memerintah Portugal sejak dasawarsa 1930 an.

(31)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Portugal pasca-Revolusi juga berhaluan kiri seperti FRELIMO (Mozambik), Fretilin (Timor Leste), dan MPLA (Angola).

Sikap Portugal ini lantas memunculkan kritikan dari pihak-pihak luar karena berpotensi menimbulkan gesekan di masa depan bila masih ada pihak yang merasa dipinggirkan. Selain mendapat kritik seputar kecenderungan "pilih kasih" saat membantu proses pembentukan badan pemerintahan baru di wilayah-wilayah bekas jajahannya, Portugal juga dikritik karena cenderung lepas tangan setelah wilayah jajahannya tersebut benar-benar melepaskan diri dan dilanda masalah baru. Ketika timbul perang sipil di Angola dan Mozambik misalnya, Portugal dianggap tidak benar-benar berusaha mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Sikap cuek Portugal sendiri kemungkinan besar karena pasca Revolusi Anyelir, pemerintahan baru Portugal lebih berkonsentrasi untuk membenahi pekerjaan-pekerjaan rumah dalam negerinya.

(32)

Megi Ginanjar Rahmat, 2014

DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT TIMOR PORTUGIS (1974-1976)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Politik Internal 1974-1976, 15-18 Desember 2003. Begitu terbentuk, serikat-serikat tersebut secara efektif berfungsi sebagai partai-partai politik, meskipun secara teknis partai-partai politik masih dilarang beroperasi.

Hak penentuan nasib sendiri untuk semua wilayah jajahan juga dicantumkan sebagai suatu kewajiban bagi negara Portugal dalam konstitusi tahun 1975, ketentuan ini terbukti menjadi penting dalam melanjutkan komitmen resmi Portugal ataspenentuan nasib sendiri rakyat Timor Timur dalam tahun-tahun selanjutnya yang berat.Pembentukan partai-partai politik di Timor Timur mendengarkan kesaksian yang menggambarkan bagaimana Revolusi Bungasegera menggelorakan perhatian rakyat Timor Timur mengenai masa depan politik wilayah tersebut. Garis besar politik Portugal khususnya terhadap Timor Timur adalah melaksanakan dekolonisasi untuk maksud pemerintahan Portugis yang baru memberikan kelonggaran kepada rakyat Timor Timur untuk mendirikan partai-partai politik guna menyalurkan aspirasi mereka tentang bagaimana dekolonisasi itu harus dilaksanakan.

1.2Saran

Referensi

Dokumen terkait

Proses lebih detail terkait Pelaksanaan yudisium dapat dilihat pada Prosedur Mutu Yudisium masing-masing Fakultas yang program studinya menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompetensi, motivasi kerja dan kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung

08/2/19/Th.IV, 1 Februari 2017 Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2017 yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,04 persen; kelompok makanan

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

SEGMEN BERITA REPORTER C hiburan JAGUNG bagi anak-anak pedesaan 4 agustus

Hasil analisis kualitatif pada biji salagundi untuk mineral natrium menunjukkan bahwa terbentuknya kristal bentuk diamond dengan larutan zink uranil asestat dan terbentuk

Hasil analisis kualitatif pada biji salagundi untuk mineral natrium menunjukkan bahwa terbentuknya kristal bentuk diamond dengan larutan zink uranil asestat dan terbentuk

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Liang (2005), menjelaskan bahwa biji kering dari salagundi memliki efektivitas menurunkan tekanan darah (antihipertensi),