Studi Eksperimen (Single Subject Research)
terhadap siswa kelas VII SMPLB di SLB Al-Rosyadiyah Kab. Sukabumi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
Suparmi Trisnawati
1106659
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Suparmi Trisnawati 1106659
PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG PINTAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KEMEJA BERKANCING ANAK
TUNAGRAHITA SEDANG KELAS VII
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Juang Sunanto, M.A., Ph.D NIP : 19610515 198703 1 002
Pembimbing II
Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd NIP : 19610105 198303 2 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
The good teacher explains.
The superior teacher demonstrates.
The great teacher inspires.
Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu.
Guru yang baik menjelaskan.
Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya.
Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya.
~
W
illiam A. Ward
~
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII” ini sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang
lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung , Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
Penulis dilahirkan di Sukabumi, pada tanggal 09 Januari 1968. Dari pasangan
H. Soeparsono dan Hj.Sukatmi sebagai anak ke-8 dari 10 bersaudara.
Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN V Cibadak – Sukabumi, SMPN I
Cibadak – Sukabumi, SMAN I Cibadak – Sukabumi, dan Perguruan tinggi di IPB
Bogor. Pada tahun 1998 merintis SLB – A, yang kemudian pada tahun 2003
berkembang menjadi SLB ABC di Cicurug Kabupaten Sukabumi.
Sambil bekerja sebagai sukwan penulis melanjutkan pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Khusus FIP di UPI Bandung dengan mengikuti pendidikan Beasiswa
S1 dari Pemerintah pusat Provinsi Jawa Barat sampai selesai dengan
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Mengingkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunangrahita Sedang Kelas VII
Suparmi Trisnawati (1106659)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan 2 orang tunagrahita sedang kelas VII, yang belum bisa mengancingkan baju, karena tangan mereka yang kaku dan perlu dilatih dengan latihan motorik halus, agar tangan mereka lebih luwes.
Maka dari itu penulis mengangkat judul Penggunaan media kantung pintar
untuk meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang kelas VII SMPLB C1 di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah Media Kantung pintar dalam pembelajaran bina diri dapat meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang?”
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing anak tunagrahita sedang kelas VII. Memakai kemeja berkancing adalah salah satu dari sekian bentuk keterampilan berpakaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan pendekatan subjek tunggal atau single subject research dan model penelitian yang digunakan adalah desain A-B-A, desain yang menggunakan dua kondisi kontrol (baseline) sebelum dan setelah intervensi, maka penelitian dengan menggunakan media kantung pintar dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang.
Peneliti memberikan saran dan rekomendasi bagi peneliti lain berikutnya agar dapat menggunakan instrumen yang berbeda, menggunakan metode penelitian yang berbeda, dan desain penelitian yang berbeda, serta dalam waktu yang lebih lama, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan yang baru yang melengkapi kekurangan dalam penellitian yang telah penulis lakukan.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wata’ala, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayahNya, maka penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII” ini dapat selesai pada
waktunya. Sholawat dan salam bagi junjungan kita Rasullah SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya yang senantiasa tetap menjalankan sunahnya hingga akhir
zaman.
Skiripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian
Sarjana Pendidikan S.Pd. pada Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonseia Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini banyak
mengalami kekurangan, kesulitan maupun hambatan, mengingat keterbatasan ilmu
dan pengalaman yang penulis kuasai, namun kesabaran, keuletan dan bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, akhirnya segala kesulitan
dan hambatan tersebut dapat teratasi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan menjadi bahan masukan bagi sekolah tempat
penelitian dalam kemampuan sosialisasi anak tunagrahita sedang si SLB
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian………
1
3. Keterampilan Memakai Kemeja Berkancing...
B. Kerangka Berpikir...
C. Hasil Penelitian Yang Relevan...
8
8
16
21
22
BAB III METODE PENELITIAN
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Keterampilan Memakai Baju Berkancing...
C. Metode dan Desain Penelitian...
D. Subyek dan Lokasi Penelitian...
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 25
25
27
27
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...
1. Hasil Penelitian Subyek I...
2. Hasil Penelitian Subyek II...
B. Pembahasan...
32
32
35
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
No Grafik Judul Grafik Halaman
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Anak tunagrahita berdasarkan hambatan yang dimilikinya, berdampak pada
ketidakmampuan dalam beberapa fungsi intelektual, salah satunya adalah dalam
pembelajaran secara akademik dan perilaku adaptif. Sebagai akibat dari gangguan
tersebut ketergantungan pada lingkungan sekitar sangat tinggi, dan ini
menghambat perkembangan anak khususnya dalam perilaku adaptif. Salah
satunya keterampilan dalam memakai kemeja berkancing.
Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang
menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor.
Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motorik bukan saja karena ia dapat
melakukan hal-hal atau gerakan yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini
terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitaas fisik karena pengenalan
dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya
dilakukan (Suparno, 2001:5). Pada anak tunagrahita, keterampilannya mengalami
hambatan sehingga meskipun usia mereka sudah besar tetapi usia mentalnya sama
dengan anak di bawah usia kalender yang sebenarnya.
Sebagai mana pada intelegensi, disana terdapat suatu implikasi sosial yang
secara signifikan berhubungan denga adaprtive behavior. Grossman (AAMD,
1983) mengemukakan bahwa hambatan dalam perilaku adaptif didefinisikan
sebagai keterbatasan-keterbatasan yang secara signifikan dalam ketidak efektifan
individu untuk menemukan standar kematangan, belajar, pribadi yang mandiri,
dan atau tanggungjawab yang diharapkan pada tingkat seusianya, serta kelompok
budaya tertentu yang ditentukan oleh asesmen klinis dan umumnya menggunakan
skala penilaian yang terstandar. Ini berarti bahwa ketidakmampuan dalam
penyesuaian (Maladative) mengimplikasikan seseorang yang tidak memiliki
kemampuan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dikehendaki masyarakat.
Untuk mengukur perilaku adaptif digunakan skala penilaian perilaku adaptif.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang disingkat ABS. ABS ini dipersiapkan oleh AAMD dan digunakan untuk
mengakses perilaku adaptif anak-anak usia 3-6 tahun(ASHMAN, 1994;445).
Bidang-bidang perilaku adaftif yang di ases meliputi dua bagian, yaitu:
Personal indenpendence dan dailiy living
Meliputi fungsi kemandiriaan yang mencakup makan, menggunakan toilet,
keberhasilan, penampilan, memelihara pakaian, berpakaian dan
pemeliharaannya, berpergian, serta fungsi kemandirian umum lainya.
Perkembangan fisik mencakup perkembangan sensori dan perkembangan
motorik, aktivitas ekonomi yang mencakup penggunaan dan pengelolaan uang,
dan berbelanja, perkembangan bahasa, misalnya ekpresi dan percakapan,
aktivitas pre-vocational, self-direction, tanggung jawab dan sosialisasi.
Personality dan behavior disorders
Meliputi fungsi: aggressivenes, antisocial v. Social behavior, mannerisms, dan
interpersonal manners.
Asesmen perilaku adaptif ini merupakan salah satu dasar kegiatan dalam upaya
membina dan mengembangkan perilaku adaptif pada anak tunagrahita, khususnya
dalam menggunakan pendekatan psikologi sosial.
Pada tahun 1981 mengalami revisi dan dan menghasilkan ABS-SE (Adaptive
Behavior scale School Edition), yang terdiri dari 2 bagian:
1. Mengevaluasi ketermpilan individu pada perilaku adaptif yang berhubungan
dengan personal & community self-suficiency& personal social responsibility
(tanggung jawab pribsdi dan sosial).
2. Mengukur tipe perilku maladaptif yang berhubungan dengan penyesuaian diri
dan sosial.
Hambatan utama anak tunagrahita dalam keterampilan adalah karena fungsi
mental rendah yang ditambah dengan sifat-sifat pelupa, sulit berkonsentrasi, sukar
memusatkan perhatian, dan tidak dapat berpikir abstrak. Dengan keadaan yang
demikian menyebabkan anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mengurus
dirinya sendiri. Ciri-ciri tingkahlaku anak tunagrahita antara lain : a) Sejak bayi
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkomunikasi kurang, c) Kemampuan mengurus diri sendiri kurang, d) Kurang
bersosialisasi, e) Tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi suatu
keputusan, f) kemampuan bermasyarakat kurang, g) Tanggung jawab kerja, apa
yang ditugaskan tidak dilaksanakan (Grosmen dalam Bandi Delphie, 1995).
Istilah-istilah bina diri yang akrab kita dengar ada bermacam-macam, seperti :
memelihara diri, menolong diri, mengurus diri, merawat diri, dan bina diri.
Sedangkan istilah asingnya adalah : self help, self care, dan activity daily living.
Bina diri jika ditinjau dari arti kata : Bina berarti membangun/proses
penyempurnaan agar lebih baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 134);
maka Bina Diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, sekolah dan di
masyarakat sehingga terjuwud kemandirian dengan keterlibatannya dalam
kehidupan sehari-hari secara memadai.
Bina diri jika ditelaah lebih lanjut artinya lebih luas jika dibandingkan dengan
istilah yang telah dikenal sebelumnya yaitu mengurus diri, menolong diri,
memelihara diri. Bina diri tidak sekedar memelihara/membantu/mengurus diri,
tetapi lebih dari itu karena kemampuan bina diri akan mengantarkan anak
tunagrahita untuk menyesuaikan diri dan mencapai kemandirian sesuai dengan
kemampuannya. Karena itu nuansa Bina Diri ini setara dengan Kegiatan Hidup
Sehari-hari atau istilah asingnya adalah Activity Daily Living (ADL). Dengan
demikian melalui bahan kajian bina diri anak tunagrahita dapat menghadapi
kehidupan di masyarakat lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi yang
penuh dengan persaingan.
Melalui pembelajaran Bina Diri untuk anak tunagrahita mempunyai sasaran
yang hendak dicapai, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan
langsung mata pelajaran ini ditetapkan agar setelah menyelesaikan mata pelajaran
ini mereka mampu mandiri, tidak tergantung pada orang lain dan mempunyai rasa
tanggung jawab. Selain itu kemampuan koordinasi motoris dan kontrolnya
meningkat sehingga dapat menumbuhkan rasa aman dan minat belajar.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kemampuan konsentrasi dan ketekunan anak dalam belajar, dan
mengembangkan kemampuan sensorimotor (penginderaan), berbahasa dan
berpikir matematis secara optimal. Tujuan lain diharapkan pula mereka dapat
melakukan kegiatan ini untuk orang lain.
Pada pembelajaran bina diri di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi,
tepatnya di kelas VII SMPLB C, terdapat 6 siswa. Dari 6 siswa itu ada 2 orang
tunagrahita sedang, yang belum bisa mengancingkan baju, karena tangan mereka
yang kaku dan perlu dilatih dengan latihan motorik halus, agar tangan mereka
lebih luwes. Dalam pembelajaran bina diri khususnya mengancingkan baju pada
siswa tunagrahita ringan mereka tidak mengalami kesulitan setelah beberapa kali
latihan dengan menggunakan kemeja yang langsung dikenakan, tapi untuk siswa
tunagrahita sedang mereka sangat mengalami kesulitan, walaupun telah dilatih
berkali-kali dengan menggunakan kemeja yang sedang mereka gunakan. Mereka
baru mampu mengancingkan kancinng setengah pada lobang kancing, dan bila
mampu mengancingkan baju dengan benar bisa memakan waktu yang lama yaitu
hampir 2 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh latihan yang kurang ketika
mereka di rumah, mereka sering dibantu oleh orangtuanya atau orang lain, atau
mungkin karena kemeja yang terletak dibadan menyulitan siswa untuk
mengancing.
Oleh karena itu guru harus memikirkan media yang cocok dalam pembelajaran
bina diri ini khususnya pembelajaran memakai kemeja berkancing, sehingga
memudahkan siswa dalam berlatih memakai kemeja berkancing, siswa tidak
tergantung pada orang lain.
Melatih pembelajaran bina diri dalam ruang lingkup mengurus diri khususnya
memakai kemeja berkancing, mungkin merupakan hal yang biasa bagi kita, tapi
untuk anak-anak tunagrahita sedang hal itu sangat sulit untuk dilakukan karena
adanya hambatan dalam motorik halus dan aktivitas sehari hari karena
kebanyakan anak tunagrahita sedang pemalas.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka dari itu penulis
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang kelas
VII SMPLB C1 di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi. Seperti kita
ketahui bahwa aktivitas sehari hari sangat penting untuk melatih kemandirian
tunagrahita jangan sampai mereka menggantungkan pada orang lain.
Bina diri sangat penting bagi anak tunagrahita karena aktifitas adalah keperluan
setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya dengan
menggunakan Media kantung pintar sehingga anak mampu melakukan
aktivitasnya dalam lingkungan sosial secara mandiri .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan
faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan memakai
kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang, antara lain:
1. Anak tunagrahita kebanyakan hidupnya tergantung pada orang lain, salah
satunya ketergantungan dalam memakai kemeja berkancing;
2. Anak tunagrahita sedang tidak mampu mengurus diri, seperti makan, minum,
berpakaian, dan kebersihan badan;
3. Sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Keberlangsungan pembelajaran
tidak terlepas dari alat peraga atau media pembelajaran yang dapat
memudahkan siswa memahami penjelasan dari guru;
4. Penggunaan media dan metode yang digunakan guru kurang bervariasi,
sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran bina diri.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan siswa tunagrahita sedang dalam keterampilan
memakai kemeja berkancing. Mengingat banyak faktor tersebut, maka penelitian
ini dibatasi pada “penggunaan kantung pintar dalam meningkatkan kemampuan
memakai kemeja berkancing pada siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB C1”
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah Media Kantung pintar dalam pembelajaran bina diri dapat meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang?”
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan ini
adalah: untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kantung pintar untuk
meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita
sedang.
2. Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa tunagrahita lebih
mampu dalam memakai kemeja berkancing karena sangatlah penting dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya karena dalam lingkungan sosial tidak luput
dari aktivitas sehingga dapat mempermudah anak tunagrahita untuk bersosialisasi
dengan orang-orang disekelilingnya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung dalam
menggunakan media kantung pintar untuk melatih keterampilan memakai kemeja
berkancing, dalam pembelaajaran bina diri sebagai bahan masukan dalam memilih
alternatif media pembelajaran untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di
sekolah yang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memakai kemeja
berkancing.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah agar
dapat mengambil manfaat dalam peningkatan aktivitas bagi siswa tunagrahita
sedang.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman mengajar menggunakan
media kantung pintar untuk melatih keterampilan dalam memakai kemeja
berkancing, mendapat gambaran tentang keterampilan siswa dalam memakai
kemeja berkancing dengan pembelajaran menggunakan media kantung pintar.
e. Bagi Peneliti Lain
Memberikan gambaran mengenai keterampilan siswa dalam memakai kemeja
berkancing dengan pembelajaran menggunakan media kantung pintar, dan sebagai
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri sesuatu yang diamati atau diukur
dalam penelitian (Sunanto,dkk,2006:3). Dengan demikian variabel dapat berbentuk
kejadian yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Varibel bebas adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian yang akan
dilakukan ini yaitu Penggunaan media kantung pintar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat diartikan sebagai variabel yang kemunculannya akibat variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan memakai kemeja
berkancing.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional menurut Nazir (1999:152) adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu media kantung pintar
dan keterampilan memakai kemeja berkancing.
1. Media Kantung Pintar
Media kantung pintar dalam variabel penelitian ini merupakan media
pembelajaran untuk mengadaptasikan cara mengancingkan baju. Media kantung
pintar merupakan media yang dibuat by design (dirancang). Media kantung pintar
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- - - - -
- Media pembelajaran ini berbentuk kantong persegi panjang dengan ukuran
40 cm x 30 cm x 15 cm
- Bagian depan kantong digunakan untuk latihan menggunakan berbagai macam
kancing.
- Bagian atas kantong digunakan untuk latihan menggunakan ritsleting
- Bagian belakang kantong digunakan untuk latihan menggunakan tali sepatu.
a). Penggunaan media Kantung Pintar dalam Pembelajaran mengancingkan
baju/kemeja
Langkah-langkah penggunaannya sebagai berikut :
Langkah pertama cara membuka dan menutup kancing dengan menggunakan
kantung pintar :
- Siswa mengamati kantung pintar yang diperlihatkan guru
- Dengan menggunakan media kantung pintar, siswa mempraktekkan tata cara
mengancing dengan dibimbing guru.
- Siswa mempraktekkan cara memasukkan kancing ke dalam lubang kancing
secara berurutan dengan bimbingan guru pada kantung pintar
- Siswa mempraktekkan cara membuka kancing dari lubang kancing secara
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan memasukkan
kancing ke dalam lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar
- Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan cara membuka
kancing dari lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar
2. Keterampilan Memakai Kemeja Berkancing
Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan dalam
memakai baju/kemeja seragam sekolah yang berkancing. Keterampilan yang
dimaksud yaitu agar anak dapat 1) meletakkan tangan kiri di bagian kancing
pakaian sebelah kiri atas dan tangan kanan pada bagian lubang kancing sebelah
kanan atas, 2) memegang kancing dengan cara menjepitnya dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, 3) memasukkan kancing ke dalam lubangnya dengan cara
mendorong dengan ibu jari tangan kiri, 4) menarik kancing dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan, 5) melakukan ulang sampai kancing bagian bawah
pakaian, 6) merapikan pakaian
C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian diperlukan cara untuk memecahkan masalah atau
mencari penyelesaian masalah penelitian yang dihadapi. Metode penelitian menjadi
unsur paling penting untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengapa peneliti memilih metode eksperimen adalah peneliti ingin mengetahui sebab
akibat dari pelatihan yang diberikan.
Penelitian ini mengacu pada eksperimen dengan sunyek tunggal, lazimnya
disebut Single Subject Research (SSR). Desain yang akan digunakan dalam
penelitian adalah desai A-B-A yang memiliki tiga fase, yaitu A-1 (baseline), B
(intervensi), dan A-2 (baseline). Digunakan desain ini karena akan lebih mudah
melihat sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel bebas.
Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu
perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu.
Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat
dan variabel bebas (Sunanto, dkk. 2006:44).
Penelitian SSR dengan desain A-B-A juga bertujuan untuk memperoleh data
sebelum subyek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan
dan setelah diberikan perlakuan, selanjutnya dilihat ada tidaknya pengaruh yang
terjadi akibat perlakuan yang diberikan, SSR mengacu pada strategi penelitian yang
dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan. Secara visual desain A-B-A
tersaji pada gambar berikut :
DESAIN A-B-A
Keterangan :
Baseline (A1) yaitu keadaan subyek sebelum mendapat perlakuan dimana
subyek diperlakukan secara alami tanpa perlakuan yang
diberikan secara berulang-ulang sebanyak empat sesi.
Sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2006:41) bahwa
x
x x
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi
apapun”.
Intervensi (B) adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan
perilaku sasaran diukur dibawah kondisi tersebut (Sunanto,
2006:41). Tujuannya untuk melihat tingkah laku yang terjadi
selama diberikan perlakuan. Intervensi yang diberikan dengan
menggunakan media kantung pintar sampai menemukan
keajegan.
Baseline (A2) adalah pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh
perlakuan yang telah diberikan terhadap kemampuan
keterampilan memakai kemeja berkancing sebanyak empat
sesi.
D. SUBYEK DAN LOKASI PENELITAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Subyek dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa
tunagrahita sedang kelas VII SMPLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi
sebanyak 2 orang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi, yang
beralamat di Jalan Siliwangi Rt 01 Rw 04, Desa Benda, Kecamatan Cicurug,
kabupaten Sukabumi.
E. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Instrument Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode (Arikunto, 2006: 149). Instrumen yang akan digunakan dalam
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bentuk langkah-langkah dalam proses memakai kemeja
berkancing pada pembelajaran Bina Diri.
Agar diperoleh data yang valid, maka instrument yang akan digunakan
dalam penelitian pun harus valid. Diketahui valid tidaknya suatu
instrumen yaitu melalui observasi. Observasi akan dilakukan sebelum
dan selama penelitian berlangsung, observasi diarahkan untuk
memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan anak.
Adapun instrument yang digunakan adalah pedoman observasi yang
berupa analisis tugas.
Instrumen Penelitian berupa analisis tugas
No. Aspek yang dinilai Kemampuan
(Skor 3) (skor 2) (skor 1)
1. Letakkan tangan kiri
di bagian kancing
pakaian sebelah kiri
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lubang kancing
3.
Masukkan kancing kedalam lubangnya
dengan cara
mendorong dengan
ibu jari tangan kiri
4.
Menarik kancing dengan ibu jari dantelunjuk tangan kanan
5.
Lakukan ulang sampai kancing bagian bawahpakaian
6.
Merapikan pakaianKriteria Penilaian :
Skor 3 : Melakukan sendiri dalam waktu kurang dari 1 menit
skor 2 : Melakukan sendiri dalam waktu 1 menit
skor 1 : Melakukan sendiri lebih dari 1 menit
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan guna menumpulkan informasi atau data
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja dimana siswa diminta untuk
melakukan praktek memakai kemeja berkancing.
Penelitian menggunakan tes mulai dari tahap base line 1, intervensi dan baseline
2 untuk mendapatkan skor siswa sebelum mendapatkan intervensi dan sesudah
mendapatkan intervensi. Setelah semua data terkumpul kemudian dijumlahkan dan
untuk menghitung persentase (%) dapat dihitung dengan rumus :
Persentase (%) =
X 100 %
F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Setelah seluruh data terkumpul , maka data tersebut akan diolah menggunakan
persen/persentase. Persentase merupakan satuan pengukuran yang sering digunakan
oleh peneliti dan guru untuk mengukur perilaku-perilaku dalam bidang akademik
maupun social dan dianalisis ke dalam grafik dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran secara jelas tentang hasil intervensi, adakah peningkatan keterampilan
memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita sedang setelah diberikan perlakuan
dalam jangka waktu tertentu melalui media kantung pintar. Datanya dijabarkan
dalam bentuk grafik dan diagram.
Menurut Pakasi (1970:150), grafik merupakan suatu cara untuk menggambarkan
suatu keadaan yang bersangkutan dengan bilangan agar lebih mudah untuk
dimengerti dan ditafsirkan. Sebelum dimasukkan ke dalam grafik, hal tes diolah
menjadi skor dengan perhitungan yang sesuai dengan ketetapan rumus di dalam SSR.
Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam grafik yang akan
menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi subyek dari mulai sebelum
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data adalah
sebagai berikut :
1. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 1 terhadap subyek
penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan;
2. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi intervensi terhadap subyek
penelitian yang dilakukan setelah menemukan keajegan;
3. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 2 terhadap subyek
penelitian yang dilakukan sebanyak emapat kali pertemuan;
4. Membuat table skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, intervensi, dan
baseline 2;
5. Membuat grafik dari data yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1,
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan data dari ketiga fase mengenai
penggunaan media kantung pintar dalam meningkatkan keterampilan memakai
kemeja berkancing pada SY dan SA, memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan target behavior yang diinginkan peneliti pada tujuan penelitian yaitu
meningkatnya kemampuan memakai kemeja berkancing. Hal ini terbukti dari
hasil tes pada baseline-2 (A-2) hasilnya terdapat peningkatan dari tiga fase yang
dilaksanakan, peningkatan dari setiap nilai rata-rata yang dimiliki dari setiap
siswa yang menjadi subjek penelitian ini, meskipun peningkatan yang dicapai
oleh subjek tersebut ada yang stabil dan ada yang tidak stabil, hal tersebut dapat
dilihat pada baseline-1 (A-1) dari empat sesi yang diberikan pada subjek SA dan
enam sesi yang diberikan kepada subjek SY.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kantung
pintar dapat meningkatkan kemampuan SY dan SA dalam memakai kemeja
berkancing, meskipun mengalami naik turun karena kondisi dipengaruhi oleh
beberapa hal yang terjadi pada SY dan SA. Hasil penelitian ini dapat menjawab
pertanyaan penelitian, dan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Berkenaan dengan kesimpulan tersebut terdapat catatan sebagai berikut:
Pernyataan yang terdapat pada kesimpulan hanya berlaku untuk lingkup penelitian
yaitu siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB-C1 Al-Rosyadiyah Kabupaten
Sukabumi. Beberapa kekeliruan dalam menarik kesimpulan hal ini mungkin
terjadi, mengingat instrumen penelitian yang masih kurang sempurna, baik yang
menyangkut aspek-aspek yang diungkap maupun kriteria penyekoran serta
kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan penelitian, meskipun demikian telah
diusahakan secara optimal untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat saran yang merupakan
hasil kajian dari penelitian eksperimen melalui metode single subject research
dengan desain A-B-A yang dilakukan, sehingga dimungkinkan adanya
kesempatan untuk mempratekkan hasil penelitian pada cakupan yang lebih luas
lagi. Beberapa hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut :
1. Bagi sekolah
Bagi pihak sekolah guna memperkaya pemahaman tentang manfaat yang bisa
kita ambil dengan mengajar menggunakan media kantung pintar, atau media yang
lain, seperti boneka yang dipakaikan baju berkancing yang dapat di gunakan
dalam proses belajar-mengajar, sehingga anak tidak merasa bosan untuk belajar.
Dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita
sedang di sekolah dilakukan dengan latihan-latihan yang berkesinambungan,
karena jika tidak maka kemampuan memakai kemeja berkancing yang sudah
dimiliki siswa akan hilang.
2. Bagi Guru
Penggunaan media kantung pintar hanyalah salah satu metode yang dapat
diberikan kepada siswa tunagrahita sedang dalam pembelajaran dapat
memberikan pengaruh yang positif. Diharapkan bagi para guru agar menerapkan
media yang lebih variatif dan inovatif, seperti menggunakan media boneka, atau
media pembelajaran keterampilan paper clay agar dalam pembelajaran yang lain
dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan kemampuannya.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian pengalaman selama penelitian, penulis
menyadari keterbatasan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini.
Dengan demikian hasil penelitian membuka kemungkinan bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian lain dengan menggunakan media kantung
pintar yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa tunagrahita sedang
selain pada kemampuan memakai kemeja berkancing.
Maka diharapkan peneliti berikutnya dapat menggunakan instrumen yang
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berbeda, serta dalam waktu yang lebih lama. Bagi peneliti yang berkenan
untuk mengangkat kembali permasalahan yang sama dengan instrumen yang lebih
banyak atau lebih variatif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik
dan dapat menemukan penemuan yang baru yang melengkapi kekurangan dalam
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Amin, Moh. (1995). Orthopedagogik Tunagrahita, Jakarta : Depdikbud.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV. Pendawa.
Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri, Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru SLB/SDLB TK Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Astati, Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.
Abdurahman, Mulyono. (1994). Pengertian Anak Tunagrahita. [Online]. Tersedia pada: http://eprints.uny.ac.id].
Delaney, T. (2010). 101 permainan dan aktivitas untuk anak penderita autisme, asperger, dan gangguan pemrosesan sensorik. Yogyakarta: Andi.
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.
Erni, N. (2008). Pengaruh Media Boneka Barbie dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpakaian Anak Tunagrahita. Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI :
Tidak diterbitkan.
Pakasi, S. (1978). Didaktif Berhitung Serta Metode Khusus. Jakarta: Bharata.
Santrock, John W. (1995). Masa Perkembangan Anak. Jakarta : Salemba Humanika
Sunanto, J et al. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press.
Sunardi, Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Suryani, N. (2010). Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay dalam
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang. Skripsi
Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Umam, Z. K. (2009). Penggunaan Media Boneka dalam Membantu Keterampilan
Menggunakan Kemeja pada Anak Autistik Spektrum Disorder (ASD). Skripsi
Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar pustaka dari bu ros
Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV. Pendawa.
Astati, Mulyati (2010) Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.
Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri. Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru SLB/SDLB Tk Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa
Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta.
Depdikbud. (1999). Kemampuan Merawat diri Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita Ringan Kelas I, Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar Luar Biasa. Jakarta : Depdiknas.
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.
Kurikulum Pendidikan Luar Biasa (2000). Program Khusus Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyono, A (2002). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mustam, R. (2004). Program Khusus Bina Diri. Serang : Pelatihan Guru Bantu.
Suparmi Trisnawati, 2014
Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
htt://gudangmakalah. Blogspot.com/2012/02/skripsi-implementasi-penggunaan-media.htm(diakses tanggal 19 Mei 2014).