1 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan
pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun,
meskipun sesungguhnya akan lebih optimal lagi apabila ditujukan kepada
anak sejak dalam kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia
dini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuannya adalah
membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan
pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif.
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut
masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam
perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional.
Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang
diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar
pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual,
emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.
Menurut Gardner (2003), ada delapan macam kecerdasan yang
seseorang dalam bahasa, yakni mendengar, menulis, berbicara dan pada
umumnya sangat suka membaca (Linguistik-Verbal). Kedua, kecerdasan yang
berhubungan dengan kekritisan dalam berfikir, tertarik dengan data-data dan
grafik, serta suka bermain dengan strategi (Logikal-Mathematikal). Ketiga,
kecerdasan yang lebih dikenal dengan kecerdasan visual, umumnya sangat
menyukai presentasi, gambar, performance dan video (visual-spatial).
Keempat, kecerdasan ritmik yang sangat berkaitan erat dengan suara, sangat
senang mendengar musik dan bermain musik (Musical-Rhythmic). Kelima,
kecerdasan kinestetik, lebih pada kemampuan bergerak, dan sngat senang
dengan dunia olahraga, performance, dan menari (Bodily-Kinesthetic).
Keenam, kecerdasan yang sangat berkaitan dengan kehidupan sosial sperti
persahabatan, sosialisasi dengan orang lain dan sangat suka bekerjasama
dengan orang lain atau bekerja secara berkelompok (interpersonal). Ketujuh,
kecerdasan dimana orang-orangnya suka bekerja secara perorangan,
mempunyai tingkat kemandirian yang tinggi, dan percaya diri (intrapersonal).
Kedelapan, kecerdasan yang lebih berkaitan dengan alam seperti dunia
tumbuhan, hewan, cuaca dan bebatuan (Naturalis).
Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak, maka perlu
diupayakan pendidikan yang tepat agar terciptanya pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal. Aspek perkembangan kinestetik
merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan, hal ini juga
Dalam kehidupan ini kecerdasan kinestetik perlu dikembangkan sejak
usia dini, karena kecerdasan kinestetik merupakan suatu kemampuan yang
sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Jonathan Kuntaraf (dalam
100 Permainan Kecerdasan Kinestetik, 2007) mengatakan bahwa dengan
melakukan aktivitas gerak dalam arti melakukan aktivitas olahraga anak akan
memepertajam kekuatan mental dan menambah kapasitas dalam berfikirnya,
menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf yang kemudian akan
memebrikan keseimbangan lebih baik antara susunan saraf tidak sadar dan
susuna saraf sadar serta menolong otak untuk berfungsi dengan lebih baik
dalam berfikir.
Beberapa nilai penting kecerdasan kinestetik dalam kehidupan nyata
yaitu kecerdasan kinestetik lebih menenkan kan pada kemampuan seseorang
dalam menangkap informasi dan mengolahnya dengan cepat, lalu diwujudkan
dalam gerak, yaitu menggunakan badan, kaki dan tangan.
Kecerdasan kinestetik diperlukan untuk mengembangkan semua bakat
dan kmampuan individu dalam pengembangan prestasi hidupnya, dengan
kemampuan kinestetik yang tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang
tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka dapat
menggunakan kemampuannya untuk kreasi baru demi kelangsungan hidup,
meningkatakan sumber daya manusia dalam era globalisasi. Hal ini
merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam Informasi
pengembangan sumber daya manusia, terutama dikalangan pendidikan.
Kemampuan kinestetik sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar,
terutama bagi guru.
Guru memerlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan dan kondusif agar anak terangsang untuk lebih berani dalam
melakukan kegiatan, mengajukan pendapat. Hal ini penting bagi guru dalam
kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar anak mendapat kesempatan
untuk mengukir prestasi secara optimal.
Setiap anak memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan dan
meningkatkan kecerdasan atau kemampuannya dalam segala hal termasuk
dalam kecerdasan kinestetik. Kecerdasan kinestetik dapat ditingkatkan
sehingga setiap anak memiliki kesempatan untuk menjadi yang terdepan.
Kecerdasan kinestetik tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tapi
merupakan sikap yang tidak hanya melibatkan pola berpikir akan tetapi juga
kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Anak harus belajar menemukan solusi sendiri dengan
mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan berani mengambil resiko atas
pilihannya. Anak juga harus menunjukkan bahwa dirinya mampu
menghadapi masalah dan memiliki ide untuk menyelesaiakn masalah.
Kecerdasan kinestetik sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri
anak, khususnya anak usia dini di Kelompok Bermain. Dengan kecerdasan
kinestetik anak mampu mengekspresikan diri, sehingga mereka terlatih untuk
Masa usia dini paling efektif dalam meningkatkan kecerdasan
kinestetik, potensi anak seusia mereka berada pada masa yang amat penting
untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung kecerdasan
kinestetik mereka, perlu tercipta suasana yang menyenangkan yang dapat
diciptakan dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan
memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi di depan
teman-temannya. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan media baik dari pabrik,
dari guru, dari anggota tubuh atau dari lingkungan.
Peningkatan kecerdasan kinestetik anak usia dini bukanlah didapat
dari keturunan orang tuanya. Namun, dari pola asuh anak serta
lingkungannya. Sayangnya, seringkali orang tua menghalangi kemampuan
anak tersebut.
Salah satu pembelajaran yang dlakukan di Kelompok Bermain adalah
pembelajaran untuk meningkatakan kecerdasan kinestetik anak, dalam hal ini
guru dapat memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak. Daya gerak anak yang sangat tinggi, sehingga dengan mudah
anak meniru gerak yang mereka lihat, maka diperlukan suatu tempat yang
cukup luas dan aman agar tidak mengganggu aktivitas gerak anak, sehingga
anak dapat bergerak dengan bebas.
Namun fakta di lapangan menunjukkan masih banyak keterbatasan
dalam meningkatkan kemampuan kinestetik anak. Dimana masalah
pendidikan kita yang dinilai terlalu menonjolkan kognisi, guru yang enggan
Kondisi tersebut membuat anak kurang tertarik dalam melakukan kegiatan
sehingga anak kurang semangat dalam melaksanakan tugas dari guru.
Anak – anak kelompok Anyelir 1 di kelompok bermain Tunas Melati
1 Celep, Kedawung, Sragen mempunyai kecerdasan kinestetik yang rendah
hal itu dapat diketahui pada waktu guru memberikan kegiatan, masih banyak
anak yang tidak bersemangat dalam beraktivitas, tidak berkonsentrasi saat
guru membacakan cerita, bahkan anak masih sering ramai dan tidak mau
menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan berbagai alasan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “UPAYA PENINGKATAN
KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK
DAN LAGU DI KELOMPOK BERMAIN TUNAS MELATI 1
PURWOREJO, CELEP, KEDAWUNG, SRAGEN”.
B. Pembatasan Masalah
Dengan memperhatikan judul di atas, perlu adanya pembatasan
masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Dibatasi masalah kecerdasan kinestetik yang berhubungan dengan gerak
dan lagu dengan tema menjelajah dunai serangga.
2. Penelitian ini dilakukan pada anak Kelompok Bermain Tunas Melati 1,
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Apakah kegiatan gerak dan lagu dapat
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di Kelompok Bermain Tunas
Melati 1, Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang
dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui
kegiatan gerak dan lagu di Kelompok Bermain Tunas Melati 1,
Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kecerdasan kinestetik
anak melalui gerak dan lagu di Kelompok Bermain Tunas Melati 1,
Purworejo, Celep, Kedawung, Sragen.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian adalah
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan mampu
memberikan sumbangan kepada pembelajar anak usia dini terutama
terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik anak
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasai, sehingga anak
tidak bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dalam
meningkatkan kecerdasan kinestetik.
b. Bagi Guru
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan cara dalam memilih
strategi dalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi para
guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan
lagu.
d. Bagi penulis
Menambah wawasan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan