• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK AKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU PUTIH TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA JATIMUNGGUL KECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK AKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU PUTIH TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA JATIMUNGGUL KECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Industri ... 9

1. Pengertian Industri... . 9

2. Faktor-faktor Geografi yang Mempengaruhi Industri...10

3. Pengelompokan Industri...14

4. Lokasi industri...17

5. Pengembangan Industri...21

B. Lingkungan... 23

1. Pengertian Lingkungan... 23

2. Unsur-unsur Lingkungan... 27

3. Permasalahan Lingkungan... 29

C. Dampak Industri Terhadap Lingkungan... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Metode Penelitian... 36

B. Variabel Peneliitian.... ... 37

(2)

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 39

E. Alat dan Bahan Penelitian...42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 48

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian... 60

C. Gambaran Umum Mengenai Industri kayu putih... . 67

1. Sejarah Industri Kayu Putih... 67

2. Industri Pengolahan Kayu Putih... 68

3. Karakteristik Responden... 70

D. Deskripsi Hasil Penelitian... 74

1. Dampak Terhadap Lingkungan Fisik... 74

2. Dampak Terhadap Lingkungan Sosial... 89

3. Pembahasan Hasil Penelitian... .. 99

4. Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Geografi di Sekolah...101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Rekomendasi ... 104 DAFTAR PUSTAKA

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Jatimunggul ... 40

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 42

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 45

Tabel 3.5 Kriteria Presentase ... 47

Tabel 4.1 Kelas Relief Berdasarkan Kemiringan Lereng ... 53

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Desa Jatimunggul ... 57

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Jatimunggul Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Jatimunggul Berdasarkan Mata Pencaharian ... 64

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Desa Jatimunggul Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... Tabel 4.6 Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.7 Usia Responden... 71

Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Responden ... 72

Tabel 4.9 Jumlah Tanggungan Responden ... 73

Tabel 4.10 Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan ... 76

Tabel 4.11 Bentuk Dampak Pencemaran Air ... 76

Tabel 4.12 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan ... 77

Tabel 4.13 Bentuk Dampak Pencemaran Udara ... 78

Tabel 4.14 Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Tanah ... 78

Tabel 4.15 Bentuk Limbah Padat ... 79

Tabel 4.16 Bentuk Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Lingkungan .. 79

Tabel 4.17 Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan ... 80

(4)

Tabel 4.19 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan ... 81

Tabel 4.20 Bentuk Dampak Pencemaran Air ... 82

Tabel 4.21 Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Lingkungan ... 83

Tabel 4.22 Bentuk Limbah Padat ... 83

Tabel 4.23 Bentuk Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Tanah... 84

Tabel 4.24 Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan ... 85

Tabel 4.25 Dampak Pencemaran Air ... 85

Tabel 4.26 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan ... 86

Tabel 4.27 Bentuk Dampak Pencemaran Udara ... 86

Tabel 4.28 Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Lingkungan ... 87

Tabel 4.29 Bentuk Limbah Padat ... 88

Tabel 4.30 Bentuk Dampak Pencemaran Limbah Padat Terhadap Tanah... 88

Tabel 4.31 Mata Pencaharian Masyarakat ... 90

Tabel 4.32 Pendapatan Buruh ... 91

Tabel 4.33 Pendapatan Penjual Jasa... 92

Tabel 4.34 Pengeluaran Keburuhan Buruh ... 93

Tabel 4.35 Pengeluaran Keburuhan Penjual Jasa ... 93

Tabel 4.36 Sarana Transportasi Buruh ... 94

Tabel 4.37 Sarana Transportasi Penjual Jasa ... 95

Tabel 4.38 Status Rumah Buruh ... 95

Tabel 4.39 Sarana Transportasi Penjual Jasa ... 96

Tabel 4.40 Pentingnya Pendidikan Anak Buruh ... 97

Tabel 4.41 Pentingnya Pendidikan Anak Penjual Jasa ... 97

Tabel 4.42 Pendidikan Anak Buruh ... 98

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Penentuan Lokasi Dalam Konteks Pengambilan Keputusan

Perusahaan... 18

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Jatimunggul... 49

Gambar 4.2 Peta Tanah Desa Jatimunggul ... 52

Gambar 4.3 Peta Hidrologi Desa Jatimunggul ... 55

Gambar 4.4 Diagram Presentase Luas Penggunaan Lahan Desa Jatimunggul ... 57

Gambar 4.5 Peta Penggunaan Lahan ... 59

Gambar 4.6 Diagram Komposisi Penduduk Desa Jatimunggul Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 62

Gambar 4.7 Diagram Presentase Komposisi Penduduk Desa Jatimunggul Berdasarkan Mata Pencaharian ... 65

(6)
(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sejak semula telah disadari bahwa pembangunan bukanlah hal yang mudah karena mencakup banyak segi dan multi dimensi. Proses pembangunan merupakan suatu usaha jangka panjang yang memerlukan data penunjang untuk setiap tahap dan bidangnya. Oleh karena kebutuhannya bersifat terus menerus dan tersebar di segala bidang, maka usaha pembangunan harus dibarengi juga dengan kebutuhan untuk setiap saat menyempurnakan dan mengembangkan data statistik yang ada.

(8)

Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai manfaat dalam segi ekologi, sosial-budaya, maupun manfaat ekonomi. Hutan menghasilkan produk berupa kayu dan non kayu. Pemanfaatam hutan dengan mengeksploitasi kayu secara berlebihan mengakibatkan degradasi hutan yang berakibat terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian, hutan harus tetap bermanfaat dalam segi ekonomi. Untuk dapat memanfaatkan hutan tanpa merusaknya, hasil hutan non kayu harus dimanfaatkan secara maksimal.

Kayu putih merupakan salah satu tanaman kehutanan yang menghasilkan produk berupa minyak yang di dapat dari proses penyulingan daun. Dengan memanfaatkan daun (non kayu), diharapakan hutan dapat lebih terpelihara kelestariannya. Perum Perhutani sebagai perusahaan pengelola hutan harus dapat memanfatkan hutan secara maksimal dengan tetap menjaga kelestariannya. Dengan menanam kayu putih, Perum Perhutani berusaha menggali manfaat ekonomi hutan tanpa banyak mengeksploitasi kayunya.

(9)

Faktor fisik yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumberdaya energi dan iklim dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan menurut Mulyono (2001:4) faktor sosial yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaaan pemerintahan, transportasi dan komunikasi konsumen dan pasar dan lain sebagainya. Perpaduan komponen-komponen tersebut dapat mendukung perkembangan dan maju mundurnya suatu industri.

Dalam kegiatan industri, disamping produksi juga menghasilkan limbah, baik limbah cair, padat dan gas. Hal ini menimbulkan pencemaran berupa pencemaran udara, air dan tanah pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.

(10)

kayu putih yang siap suling dan sejalan dengan muculnya limbah tersebut akan berdampak terhadap lingkungan fisik sekitarnya.

Pengembangan industri kayu putih juga harus di dukung oleh semua pihak, baik pemerintah sebagai pengembang maupun masyarakat sebagai tenaga kerja pengembangnya. Kelancaran proses pengembangan pengolahan kayu putih akan berdampak terhadap lingkungan sosial yang ada di sekitarnya, yaitu pada pendidikan, mata pencaharian, dan pendapatan penduduk sekitar.

Penelitian ini diperlukan untuk mengkaji dampak aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan fisik dan sosial di sekitarnya . Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “DAMPAK AKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU PUTIH TERHADAP LINGKUNGAN DI DESA JATIMUNGGUL KECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan fisik di Desa Jatimunggul?

2. Bagaimana pengaruh aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan sosial di Desa Jatimunggul?

C. Tujuan

(11)

2. Menganalisis pengaruh industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan sosial di Desa Jatimunggul.

D. Manfaat

1. Bagi penulis, penelitian ini untuk menambah wawasan dan informasi mengenai ilmu kegeografian khususnya ilmu tentang lingkungan. 2. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai dampak industri

pengelolaan kayu putih terhadap lingkungan sekitar.

3. Bagi pemerintah, sebagai masukan untuk menentukan kebijakan pemerintah dalam pembangunan regional wilayahnya secara optimum. 4. Bagi pendidikan membantu dalam pembelajaran geografi di sekolah

untuk dapat dijadikan sumber pembelajaran.

E. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.

(12)

1. Dampak

Dampak adalah kejadian atau peristiwa yang diakibatkan oleh suatu hal termasuk akibat manusia, terutama akibat memanfaaatkan lingkungan. Dampak memiliki dua kecenderungan yaitu dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif adalah pengolahan lingkungan secara sadar atau tidak dapat menimbulkan kerusakan, sedangkan dampak positif adalah kecenderungan yang berasal dari hasil kegiatan manusia yang lebih menguntungkan terhadap lingkungan. Dampak pada penelitian ini adalah dampak aktifitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan sekitarnya.

Dampak dari aktivitas pengolahan kayu putih terhadap lingkungan ini yaitu dapat dilihat dari segi dua aspek, yang pertama dilihat dari lingkungan fisik, yang didalamnya berhubungan dengan pencemaran yang terjadi akibat aktivitas industri kayu putih tersebut yang berpengaruh terhadap pencemaran udara, air dan tanah.

(13)

2. Kondisi Lingkungan

Lingkungan yaitu meliputi segala sesuatu di sekeliling organisme hidup, termasuk didalamnya tanah, air, udara, mineral, organisme, manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainya. Singkat kata yaitu semua kondisi, situasi, benda, dan mahluk hidup yang mempengaruhi perikehidupan, pertumbuhan dan sifat-sifat atau karakter mahluk hidup tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan kondisi lingkungan pada penelitian ini adalah lingkungan fisik yang meliputi udara, air dan tanah. Sedangkan lingkungan sosial yaitu hubungan manusia dengan aktivitas industri pengolahan kayu putih yang meliputi pendidikan, pendapatan dan mata pencaharian.

3. Industri Kayu Putih

(14)
(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian “diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sejalan dengan itu, Koentjaraningrat (1994:7) mengemukakan “dalam arti kata yang sesungguhnya, metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja; yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.

Metode penelitian ditentukan apabila konsep-konsep telah ditentukan dan ditegaskan. Metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Surakhmad (2004:139) mengungkapkan:

“metode penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum untuk mencakup berbagai teknik deskriptif. Pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriptif ini ialah untuk menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya”.

(16)

“penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat”. Adapun mengenai jenis metode deskriptif yang digunakannya adalah teknik survey. Tika (2005:6) mengungkapkan bahwa:

“Survey adalah suatu teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggenerelasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang diteliti bisa bersifat fisik maupun sosial. Bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk dan sebagainya”.

Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini karena metode ini dianggap sesuai untuk mencapai tujuan penelitian yang dimaksud. Dalam penelitian ini penulis bermaksud mengungkap dan menganalisis dampak pengolahan industri kayu putih terhadap lingkungan di Desa Jatimunggul, dengan cara menumpulkan sejumlah besar data dari sampel individu dalam waktu yang bersamaan melalui wawancara.

B. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2002:2) “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus

(17)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.1

Tabel 3.1 Variabel penelitian

Variabel Bebas (X) Industri Pengolahan kayu putih

Input :

 Bahan baku  Modal  Tenaga kerja  Teknologi

Proses:  Waktu

 Teknik Pengolahan

Output :  Limbah

 Hasil (kualitas dan kuantitas)

Variabel (Y)

Dampak terhadap lingkungan Kondisi Lingkungan Fisik :  Air

 Udara  Tanah

Kondisi Lingkungan Sosial :  Mata pencaharian

(18)

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu Industri Pengolahan Kayu Putih di Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Berikut ini batas-batas wilayah:

a. Sebelah Utara : Desa Plosokerep b. Sebelah Selatan : Desa Mekarmulya c. Sebelah Timur : Desa Loyang d. Sebelah Barat : Desa Kroya

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(19)

Adapun untuk mengetahui jumlah penduduk Desa Jatimunggul dapat dilihat pada tabel 3.2, berikut ini.

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Desa Jatimunggul

No Desa

Penduduk

Jumlah Jumlah KK

Luas Wilayah

(Km2) Laki-laki Wanita

1 Jatimunggul 2.734 2.539 5.273 1.565 55,74

Sumber: Hasil pendataan Desa Jatimunggul 2012

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi (Sugiyono, 2010: 118). Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Dixon dan B.Leach dalam Tika (2005:25). Formulanya adalah :

 Menentukan persentase karakteristik

� = � ℎ �� � ����

� ℎ� � 100%

� = 1.565

5.273� 100%

= 29,67%

 Menetukan variabilitas � = � (100− �)

� = 29,67 (100−29,67)

� = 45,68

(20)

= �. 2

= 1,96.45,68

10

2

= 80,16

Keterangan : n = jumlah sampel

z =tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel z hasilnya 1,96

v = variabel yang diperoleh dari rumus varia

 Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi

N′= n

1+[n N]

N′= 80,16

1+[80 ,16 1.565]

N′= 80,16

1+0,051

N′ = 75 (dibulatkan) Keterangan:

N’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

N = Jumlah KK

(21)

pengambilan sampel pada masing-masing jarak sebanyak 25 responden. Dengan memberikan kesempatan yang sama pada tiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.

Selain sampel masyarakat, penulis pun mengambil sampel lain yaitu pekerja yang terdiri dari 5 pengelola, 5 pekerja dan 5 penjual jasa dengan menggunakan teknik Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2002:61) Sampling Purposive” adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Adapun untuk mengetahui sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3, berikut ini.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Sampel Penelitian Jumlah

1

Masyarakat Desa Jatimunggul

Jarak I : 0-500m 25 Jarak II : 500m-1km 25 Jara III : >1 km 25

2 Pekerja

Pengelola 5

Buruh 5

Penjual Jasa 5

Jumlah 90

E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data

(22)

1. Alat

a. Pedoman wawancara, adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam wawancara terhadap responden yang terdiri dari masyarakat, buruh pabrik, penjual jasa dan pengelola industri kayu putih.

b. Checklist lapangan, adalah alat dalam observasi lapangan untuk akhirnya mengetahui kondisi fisik Desa jatimunggul.

c. Kamera, untuk mendokumentasikan kondisi fakta di lapangan.

d. GPS (Global Positioning System), untuk memberikan informasi mengenai letak astronomis, kemiringan lereng dan ketinggian lokasi penelitian.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu peta rupa bumi Indonesia lembar 1309-133 Sukaslamet dan lembar 1309-134 Jatisura dengan skala 1:25.000, serta data monografi Desa Jatimunggul.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hasan (2004:23) “pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai

pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Data primer

(23)

Menurut Hasan (2004:23), “observasi adalah pengumpulan data dengan

terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel)”. Observasi lapangan dilakukan dengan melalukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala dan fenomena yang terjadi yaitu dampak aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan di Desa Jatimunggul yaitu, adapun instrumen yang digunakan adalah checklist.

Dengan Observasi Lapangan didapatkan data kondisi fisik daerah tersebut, yaitu berupa tempat pembuangan limbah cair ke sungai dan pembakaran limbah padat yang ada di lokasi industri kayu putih.

2. Wawancara

Menurut Tika (2005 : 49) “wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian”.

(24)

terhadap lingkungan di Desa Jatimunggul. Adapun kisi-kisi Instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Aspek Indikator Bentuk

Instrumen

No

pertanyaan Sasaran 1

Industri Pengolahan Kayu Putih

 Input : Bahan baku, Modal, Tenaga kerja, Teknologi

Proses : Waktu, Pengolahan

 Output :Limbah, Hasil

produksi Wawancara Pedoman

C. 4-22 Pengelola

2 Kondisi Lingkungan

Fisik

 Air  Udara  Tanah

A.4-12 Masyarakat

3 Kondisi Lingkungan

Sosial

Mata pencaharian A. 1-3 Masyarakat

 Pendapatan  Pendidikan

B. 7-14 D. 2-11

Buruh Industri dan Penjual Jasa

b. Data Sekunder 1. Studi literatur

Menurut Hasan (2004:24) “studi literatur adalah cara pengumpulan data

(25)

yang terkait dengan industri dan lingkungan sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.

2. Studi dokumentasi

Menurut Usman dan Setiady Akbar (2009:69) “teknik pengumpulan data

dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen”. Studi dokumentasi dijadikan sebagai penunjang penelitian kita, baik dalam pemakaian data, informasi atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dokumen. Dokumen-dokumen yang dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu Badan Pusat Statistik dan Industri Kayu Putih di Desa Jatimunggul.

G. Teknik Analisis Data

(26)

1. Perhitungan Persentase

Pehitungan persentase merupakan teknik statistik sederhana, untuk mengetahui kecenderungan responden dan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan rumus :

Keterangan : P = Persentase

N = Jumlah seluruh responden

F = Frekuensi tiap kategori jawaban 100% = bilangan konstan Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, apakah termasuk kriteria tidak ada, sebagian kecil, kurang dari setengahnya, setengahnya, lebih dari setengahnya, sebagian besar, dan seluruhnya, seperti yang disajikan pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Kriteria Persentase

Presentase Kriteria

0 % Tidak ada

1-24 % Sebagian kecil

25-49 % Kurang dari setengahnya

50 % Setengahnya

51-74 % Lebih dari setengahnya

75-99 % Sebagian besar

100 % Seluruhnya

Sumber: Affendi dan Manning (1987) P = �

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap lingkungan fisik di Desa Jatimunggul adalah berdampak pada air, udara dan tanah. Pencemaran limbah cair tidak mempunyai dampak berbahaya terhadap lingkungan sekitar, karena limbah cait tersebut tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak lingkungan sekitar. Untuk limbah udara sangat berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar, karena hasil pembakaran limbah padat menghasilkan kumpulan-kumpulan asap tebal di lingkungan sekitar Desa Jatimunggul yang dapat menggangu penglihatan, membuat batuk dan membuat sesak nafas. Kemudian untuk limbah padat, tidak terlalu berdampak besar terhadap tanah, justru limbah padat berupa daun dan ranting, yang sudah busuk tersebut baik digunakan sebagai kompos untuk pupuk tanaman.

(28)

tinggi seperti ke tingkat Universitas, sebagian besar hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMP dan SMA, karena biaya pendidikan dan biaya kebutuhan hidup sehari-hari tidak cukup dari pendapatan yang di terima.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dan memberikan saran mengenai industri kerajinan genteng sebagai berikut.

1. Dampak aktivitas industri pengolahan kayu putih terhadap kondisi lingkungan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pengembangan industri kayu putih di Desa Jatimunggul. Dampak yang dihasilkan dari proses kegiatan industri kayu putih yaitu berupa pencemaran air, udara dan tanah.

2. Pemerintah Kabupaten Indramayu, khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Perhutani dapat secara baik memasarkan minyak kayu putih dengan harga yang seimbang sesuai dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

(29)
(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abduracmant, I dan Maryani, E. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi. IKIP: Bandung

BPS Kabupaten Indramayu (2010). Kabupaten Indramayu Dalam Angka

Damayanti, Ayi (2005). Dampak Kawasan Militer Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Kota Cimahi. Jurusan Pendidikan Geografi FBIPS

UPI Bandung.

Djojodipuro, Marsudi (1956). Teori Lokasi. FEUI: Jakarta

Effendi, R dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya Dan Teknologi (PLSBT). Bandung: Yasindo Multi Aspek

Farisy, A. (2009). Pengelolaan Lingkungan Hidup. [Online]. Tersedia:

http://farisyalwan.blogspot.com/2009/05/pengelolaan-lingkungan-hidup.html. [9 Oktober 2011]

Fauzi, A. (2010). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Geografi SMA/MA. [Online]. Tersedia: http://aqilfaro.blogspot.com. [24 April 2012]

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara KPH Perhutani (2009) Kabupaten Indramayu

Koentjaraningrat. (1994). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Mutakin, Awan. (2002). Studi Masyarakat Indonesia. Bandung : UPI.

Mutakin, A dan Pasya, G.K. (2006). Geografi Budaya. Bandung: Buana Nusantara

(31)

Salim, Emil. (1980). Lingkungan hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Mutiara

Sanghiang. (2010). Makalah Dampak Limbah Terhadap Lingkungan. [Online]. Tersedia: mekookdamezs.blogspot.com/.../makalah-dampak-limbah-terhadap.ht... [22 Oktober 2011]

Soemarwoto, O. (1983). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Soetanyopo, Retno. Dampak Interaksi Sosial-Budaya dengan Lingkungan Hidup” .Warta Demografi. (Th.25 No.6, 1995). Hal : 1

Sony Keraf, A. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, N. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung: Alumni

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah (dasar metode teknik).

Bandung: Tarsito

Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Supardi, I. (1994). Lingkungan Hidup dan Pelestariannya. Bandung: Alumni Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia

UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Usman dan Setiady Akbar. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara

Widyastuty, (1999). Dekomposisi Limbah Kayu Putih Menggunakan Trichoderma

SP terpilih. [Online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 2.1    Penentuan Lokasi Dalam Konteks Pengambilan Keputusan
Tabel 3.1 Variabel penelitian
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.5 Kriteria Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pendampingan administrasi penangkaran, manajemen pemeliharaan, pakan, kesehatan hewan dan perkawinan, penandaan rusa

Berdasarkan hasil yang didapat maka ditarik kesimpulan bahwa kondisi lingkungan perairan dan parameter kualitas air di Teluk Talengen berkategori sesuai untuk budi daya rumput

Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu : 1.. Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan kesehatan kepada keluarga atau

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila

Dalam Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : (1) Mengetahui kinerja sensor suhu dan kelembaban pada prototipe mesin pengering manisan nanas sebagai alat bantu di

Perhitungan Hasil Usaha per 31 Desember 2013 yang dibuat oleh Koperasi Karyawan Pembangunan PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim Area Samarinda belum sesuai dengan PSAK

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan aktivitas yang menyehatkan serta mampu meningkatkan daya tahan fisik, kemampuan mental berpikir, motivasi,