SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi pada Periode 1998-2002
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh : Wawan Sujarwan NIM : 032214080
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi pada Periode 1998-2002
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh : Wawan Sujarwan NIM : 032214080
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Allah memberikan kebijaksanaan kepada Orang yang dikehendaki-NYA.
Barangsiapa yang diberi-NYA kebijaksanaan itu, berarti ia telah mendapat
banyak kebaikan, hanya orang-orang yang mau berfikir saja yang dapat
mengambil pelajaran ini. ( QS.. 2 : 269 )
Berbahagialah jiwa yang merdeka mengulurkan hati dan tangan,
menabur benih kebajikan diladang kehidupan tanpa pujian tanpa
imbalan
( NN )
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta di Lampung
Kakak dan adikku
Om dan Bulekku di Prambanan
Saudara-saudara baruku
My_0174
Semua Sahabat-sahabatku
Almamaterku
AKUISISI
Studi kasus Pada Perusahaan manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi Pada Periode 1998-2002
Wawan Sujarwan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan yang signifikan dari kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan rasio-rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Rasio Likuiditas (terdiri dari current ratio dan quick ratio), Rasio aktivitas (terdiri dari asset turnover, receivable turnover, dan inventory turnover), Rasio Leverage (terdiri dari debt to total asset ratio dan debt to equity ratio), Rasio nilai pasar (terdiri dari priceearning ratio dan price book value ), Rasio Profitabilitas (terdiri dari netprofit margin, gross profit margin, return on assets, dan return on equity).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis kualitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang menyajikan mean (2) Analisis kuantitatif untuk menguji beda adalah dengan uji peringkat tanda Wilcoxon. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara signifikan dengan kinerja perusahaan sesudah akuisisi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wicoxon diketahui bahwa sebagian besar rasio keuangan yang diuji tidak signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada tiga rasio yang memperlihatkan hasil pengujian yang signifikan yaitu : price earning ratio, price book
value dan Debt to total equity. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja finansial
perusahaan tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
period of 1998-2002
WAWAN SUJARWAN SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This study aims to know whether there is a significant difference between a company’s Performance before and after acquisition. The company Financial performance will be evaluated based on Liquidation ratio (consisting of Current ratio and Quick ratio), Activity ratio (consisting of assets turnover, receivable turnover, and inventory turnover), Leverage ratio (consisting of Debt to total asset ratio and Debt to equity ratio), Market ratio value (consisting of price earning ratio and price book value), profitability ratio (consisting of net profit margin, gross profit margin, return on assets and return on equity)..
Techniques analysis used in this research are: (1) Qualitative analysis using descriptive statistic to have the mean company’s (2)Wilcoxon sign test to examine the mean difference . The hypothesis developed in this study is : The company’s financial performance before acquisition differ from that of after the acquisition .
Based on the wilcoxon sign test it is found that most of financial ratio’s before and after acquisition is not different significantly. There are only three financial ratios that is different before and after acquisition namely. Price earning ratio, price book value and debt to total equity. The conclusion of this study is that company’s financial performance is not different significantly before and after acquisition.
Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam mempersiapkan, menyusun serta menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik yang berjudul: ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi Pada Periode 1998-2002. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir.P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bantuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
7. Kedua orang tuaku di Lampung (Bapak Imam Supingi dan Ibu Mahsum) yang telah memberikan yang terbaik dalam hidupku, terima kasih atas segala cinta, kasih sayang , doa , semangat, dan pengorbanannya.
8. Kakak dan adikku (Aminah dan Triya Andriani) yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untukku.
9. Orang tuaku di Geranting (Om Warso dan Bulek Menik) terima kasih atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya selama aku di Yogya.
10.Adik-adik baruku (Santi dan Affan) makasih ya selalu buat mas merasa nyaman selama dirumah Geranting seperti dirumah sendiri.
11.Buat My_0174 (thanks for every things that you give me, you are my inspirations).
12.Buat teman-teman kosku (Ricky, Herman, Icul, dll ) makasi ya friend.
13.Buat AB 4193 YZ makasi untuk terus menjadi pendamping setiaku dikala panas dan hujan, dan mengenalkan aku akan seluruh ruas dan lorong kota Yogya.
14.Buat teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK... vi
BAB II LANDASAN TEORI... 7
A. Kinerja Perusahaan ... 7
B. Laporan Keuangan ... 9
C. Analisis Laporan Keuangan ... 14
D. Analisis Rasio Keuangan ... 18
E. Akuisisi... 27
F. Review Penelitian Terdahulu ... 32
G. Hipotesis... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
G. Teknik Analisis Data... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 45
A. GT. Kabel Indonesia Tbk... 45
B. PT. Tunas Ridean Tbk... 46
C. PT. BAT Indonesia Tbk ... 47
D. PT. Dynaplast Tbk ... 48
E. PT. Eterindo Wahanatama Tbk ... 50
F. PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk... 51
G. PT. Gudang Garam Tbk ... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi data Penelitian... 54
B. Hasil Pengujian Komparasi... 69
C. Pembahasan... 74
BAB VI PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Halaman
Tabel V.1 Perubahan rasio-rasio Likuiditas sebelum dan sesudah akuisisi...55
Tabel V.2 Perubahan rasio-rasio Aktivitas sebelum dan sesudah akuisisi ...57
Tabel V.3 Perubahan rasio-rasio Leverage sebelum dan sesudah akuisisi...60
Tabel V.4 Perubahan rasio-rasio Nilai Pasar sebelum dan sesudah akuisisi ...63
Tabel V.5 Perubahan rasio-rasio profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi ...65
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Likuiditas ...70
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Aktivitas...71
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Leverage...72
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Nilai Pasar...73
Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Profitabilitas...74
Barangsiapa yang diberi-NYA kebijaksanaan itu, berarti ia telah mendapat
banyak kebaikan, hanya orang-orang yang mau berfikir saja yang dapat
mengambil pelajaran ini. ( QS.. 2 : 269 )
Berbahagialah jiwa yang merdeka mengulurkan hati dan tangan,
menabur benih kebajikan diladang kehidupan tanpa pujian tanpa
imbalan
( NN )
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta di Lampung
Kakak dan adikku
Om dan Bulekku di Prambanan
Saudara-saudara baruku
My_0174
Semua Sahabat-sahabatku
Almamaterku
Wawan Sujarwan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan yang signifikan dari kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan rasio-rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Rasio Likuiditas (terdiri dari current ratio dan quick ratio), Rasio aktivitas (terdiri dari asset turnover, receivable turnover, dan inventory turnover), Rasio Leverage (terdiri dari debt to total asset ratio dan debt to equity ratio), Rasio nilai pasar (terdiri dari priceearning ratio dan price book value ), Rasio Profitabilitas (terdiri dari netprofit margin, gross profit margin, return on assets, dan return on equity).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis kualitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang menyajikan mean (2) Analisis kuantitatif untuk menguji beda adalah dengan uji peringkat tanda Wilcoxon. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara signifikan dengan kinerja perusahaan sesudah akuisisi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wicoxon diketahui bahwa sebagian besar rasio keuangan yang diuji tidak signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Hanya ada tiga rasio yang memperlihatkan hasil pengujian yang signifikan yaitu : price earning ratio, price book
value dan Debt to total equity. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja finansial
perusahaan tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
THE DIFFERENCE ANALYSIS ON COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION
A case study on manufacturing companies listed in BEJ and making the acquisition in period of 1998-2002
WAWAN SUJARWAN SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This study aims to know whether there is a significant difference between a company’s Performance before and after acquisition. The company Financial performance will be evaluated based on Liquidation ratio (consisting of Current ratio and Quick ratio), Activity ratio (consisting of assets turnover, receivable turnover, and inventory turnover), Leverage ratio (consisting of Debt to total asset ratio and Debt to equity ratio), Market ratio value (consisting of price earning ratio and price book value), profitability ratio (consisting of net profit margin, gross profit margin, return on assets and return on equity)..
Techniques analysis used in this research are: (1) Qualitative analysis using descriptive statistic to have the mean company’s (2)Wilcoxon sign test to examine the mean difference . The hypothesis developed in this study is : The company’s financial performance before acquisition differ from that of after the acquisition .
Based on the wilcoxon sign test it is found that most of financial ratio’s before and after acquisition is not different significantly. There are only three financial ratios that is different before and after acquisition namely. Price earning ratio, price book value and debt to total equity. The conclusion of this study is that company’s financial performance is not different significantly before and after acquisition.
dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam mempersiapkan, menyusun serta menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik yang berjudul: ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi Pada Periode 1998-2002. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir.P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dra. Caecilia Wahyu E.R, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bantuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
7. Kedua orang tuaku di Lampung (Bapak Imam Supingi dan Ibu Mahsum) yang telah memberikan yang terbaik dalam hidupku, terima kasih atas segala cinta, kasih sayang , doa , semangat, dan pengorbanannya.
8. Kakak dan adikku (Aminah dan Triya Andriani) yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untukku.
9. Orang tuaku di Geranting (Om Warso dan Bulek Menik) terima kasih atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya selama aku di Yogya.
10.Adik-adik baruku (Santi dan Affan) makasih ya selalu buat mas merasa nyaman selama dirumah Geranting seperti dirumah sendiri.
11.Buat My_0174 (thanks for every things that you give me, you are my inspirations).
12.Buat teman-teman kosku (Ricky, Herman, Icul, dll ) makasi ya friend.
13.Buat AB 4193 YZ makasi untuk terus menjadi pendamping setiaku dikala panas dan hujan, dan mengenalkan aku akan seluruh ruas dan lorong kota Yogya.
14.Buat teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis
HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN ... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v ABSTRAK... vi BAB II LANDASAN TEORI... 7 A. Kinerja Perusahaan ... 7 B. Laporan Keuangan ... 9 C. Analisis Laporan Keuangan ... 14 D. Analisis Rasio Keuangan ... 18 E. Akuisisi... 27 F. Review Penelitian Terdahulu ... 32 G. Hipotesis... 33 BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian... 35 B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data... 36 E. Data yang Diperlukan... 36 F. Variabel Penelitian... 37
G. Teknik Analisis Data... 42 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 45 A. GT. Kabel Indonesia Tbk... 45 B. PT. Tunas Ridean Tbk... 46 C. PT. BAT Indonesia Tbk ... 47 D. PT. Dynaplast Tbk ... 48 E. PT. Eterindo Wahanatama Tbk ... 50 F. PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk... 51 G. PT. Gudang Garam Tbk ... 52 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54 A. Deskripsi data Penelitian... 54 B. Hasil Pengujian Komparasi... 69 C. Pembahasan... 74 BAB VI PENUTUP ... 77 A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tabel V.2 Perubahan rasio-rasio Aktivitas sebelum dan sesudah akuisisi ...57 Tabel V.3 Perubahan rasio-rasio Leverage sebelum dan sesudah akuisisi...60 Tabel V.4 Perubahan rasio-rasio Nilai Pasar sebelum dan sesudah akuisisi ...63 Tabel V.5 Perubahan rasio-rasio profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi ...65 Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Likuiditas ...70 Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Aktivitas...71 Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Leverage...72 Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Nilai Pasar...73 Tabel V.6 Hasil uji Wilcoxon pada rasio Profitabilitas...74
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha saat ini memasuki era perdagangan bebas
yang menimbulkan persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan, karena
persaingan yang terjadi tidak hanya sebatas perusahaan bertaraf nasional namun
juga melibatkan perusahaan bertaraf global. Kondisi demikian menuntut
perusahaan untuk selalu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar
perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya serta memperbaiki kinerjanya.
Sehubungan dengan semakin ketatnya persaingan antar pelaku bisnis
maka perusahaan dituntut dapat memperluas segala aktivitas perusahaan. Salah
satu cara yang sering dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan
penggabungan badan usaha (business combination). Strategi akuisisi merupakan
salah satu alternatif untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Dalam
akuntansi dikenal tiga macam bentuk penggabungan badan usaha, yaitu : merger,
akuisisi, dan konsolidasi. Dengan terjadinya penggabungan badan usaha maka
diharapkan perusahaan akan memperoleh kondisi keuangan yang lebih baik
dibandingkan sebelum melakukan penggabungan usaha. Abdul Moin (2004)
mengemukakan delapan macam alasan mengapa perusahaan melakukan akuisisi,
yaitu : Mendapatkan cash inflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah
jelas, untuk memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih
percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan, untuk memperoleh
karyawan yang telah berpengalaman, untuk mendapatkan pelangggan yang
sudah mapan tanpa harus merintis dari awal, untuk memperoleh sistem
operasional dan administratif yang mapan, untuk mengurangi resiko kegagalan
bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru, dan untuk memperoleh
infrastruktur dalam mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
Selain membawa manfaat akuisisi juga memiliki kelemahan, yaitu :
Proses integrasi perusahaan yang tidak mudah, kesulitan menentukan nilai
perusahaan target secara akurat, biaya konsultan yang mahal, meningkatnya
kompleksitas birokrasi, biaya koordinasi yang mahal, tidak menjamin
peningkatan nilai perusahaan, tidak menjamin kemakmuran pemegang saham.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi
biasanya adalah pada kinerja perusahaan dan penampilan finansial perusahaan
yang praktis membesar dan meningkat. Kemampuan perusahaan dalam menjaga
eksistensinya dalam menghadapi persaingan tersebut juga dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui
laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode akuntansi. Laporan
keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Analisis
terhadap laporan keuangan tersebut memerlukan adanya pengukuran tertentu.
Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data
yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Secara umum
jumlah angka rasio bermacam-macam. Tujuan pokok dari rasio keuangan adalah
memenuhi kebutuhan seseorang penganalisis dalam mengetahui kondisi
likuiditas, aktivitas, Rasio leverage, rasio rasio pasar, rasio profitabilitas.
Banyak penelitian di Indonesia yang telah dilakukan untuk menganalisis
pengaruh akuisisi terhadap kinerja perusahaan. Salah satunya adalah
Yudyatmoko dan Na’im (2000) yang menunjukan bahwa akuisisi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PERBEDAAN
KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI Studi
kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang listed di BEJ dan
melakukan akuisisi pada periode 1998-2002.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi ditinjau dari analisis rasio keuangannya ?
C. Batasan Masalah
1. Tingkat rasio keuangan meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Financial
Leverage, Rasio Pasar, Rasio Profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi
2. Penelitian ini dibatasi pada tiga periode sebelum dan tiga periode sesudah
D. Tujuan penelitian
Mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah dilakukannya akuisisi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
diantaranya yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan kepada perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan,
menambah wacana, sebagai dasar pembuatan skripsi yang mempunyai topik
yang sama dan menambah pengetahuan bagi para mahasiswa khususnya
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang efektif
didalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah diterima
selama dibangku kuliah kedalam praktek nyata, khususnya analisis kinerja
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis akan memberikan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
dasar penelitian dan pembahasan selanjutnya serta sebagai dasar
dalam mengolah data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, hipotesis penelitian, data
yang dicari, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik
analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai riwayat singkat perusahaan,
sumber daya manusia, dan kegiatan usaha.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis rasio-rasio keuangan dan
BAB VI PENUTUP
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam
suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian
kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan
efektif. Dalam suatu badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam
bentuk laba yang dihasilkan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntansi Indonesia,1994: 4) dikemukakan bahwa:
“Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan
tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.”
Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan
melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang.
Disamping itu, manajemen harus memiliki kemampuan untuk
menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat
bekerja sama secara efektif dan efisien.
Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan
memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan
keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan
tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang
menjadi penghalang maksimisasi kinerja perusahaan. Disamping itu, juga
dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan
peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
2. Unsur-Unsur Kinerja Perusahaan
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan investasi
(return on investment) atau penghasilan per lembar saham (earning per
share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan (income) dan beban. Pengakuan dan
pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan
bersih (laba), tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal
yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya
(Prastawa, 2002: 11)
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan
kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan
muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividend royalty, dan sewa.
Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi
definisi penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul
dalam pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi,
misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Prastawa,
2002: 10). Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban
pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktivitas seperti kas (setara kas), persedian dan
aktiva tetap.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat yang dengan mana informasi
dimasukan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara
periodik kepada para pemakainya. (Sofyan Syafri, 1994: 117)
Menurut Myer (dikutip dalam Munawir, 1995: 5) yang dimaksud
dengan laporan keuangan adalah :Dua daftar yang disusun oleh akuntan
pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah
neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi
laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau
daftar laba yang tidak dibagi.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti: laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan segmen industri dan geogafis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
1999:2)
Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir,
1999 :2)
Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahan, terutama bagi mereka yang berkepentingan terhadap
perkembangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah
(Munawir,1999:3)
a. Pemilik perusahaan,
Mereka sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan
akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin
perusahaan. Karena hasil-hasil stabilitas serta kontinuitas atau
kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja atau efisiensi
manajemennya.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya maka seorang
manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki
sistem, dan menentukan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan
datang. Bagi manajemen yang terpenting adalah bahwa laba yang
dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga
cukup baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan memiliki
rencana yang baik mengenai hari depan, baik dibidang keuangan
maupun bidang operasi Dalam hubungannya dengan analisis laporan
dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada dalam
perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisis yang dilakukan
oleh manajemen tersebut disebut “analisis intern“
c. Investor
Mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang
akan datang, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Dari analisa laporan tersebut para investor akan
dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
d. Kreditur
Informasi keuangan bermanfaat bagi kreditur untuk memutuskan
apakah pinjaman yang diberikan serta bunga dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
e. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak
yang yang harus ditanggung oleh perusahaan. Selain itu dengan
melihat laporan keuangan dimana para buruh bekerja maka pemerintah
akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan
jaminan sosial yang lebih baik.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (dikutip dalam Sofyan
a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang materil terhadap kelayakan laporan keuangan.
e. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi
ketidakpastian.
f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan
pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis dari
informasi yang disajikan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah
laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah hubungan antara
unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
Leopold A. Bernstein (dikutip dalam Prastawa 2002 :30)
memberikan definisi Analisis Laporan Keuangan sebagai berikut :
Financial statement analysis is the judgmental process that aims to
evaluate the current and past financial positions and results of operation
of enterprise, with primary objective of determining the best possible
estimate and predictions about future conditions and performance.
Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Ada kesenjangan antara informasi yang disajikan laporan
keuangan dengan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Disatu
sisi laporan keuangan menyajikan suatu informasi mengenai apa yang
telah terjadi, sementara disisi lain para pemakai laporan keuangan
membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi dimasa
depan.
Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi diperlukan
suatu analisa terhadap laporan keuangan, terutama dalam memprediksi
apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Dengan demikian
fungsi yang pertama dan yang utama dari analisis laporan keuangan
adalah untuk mengkorversi data menjadi informasi.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan, namun tujuan yang terpenting adalah untuk mengurangi
ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan
dan intuisi, serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian
yang tidak dapat dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan (
Prastawa,1995:30 ).
3. Prosedur, Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
a. Prosedur Analisis Laporan Keuangan.
Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis
1) Memahami latar belakang perusahaan yang dianalisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang
diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang
dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu
dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan
perusahaan.
2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada
perusahaan.
Kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi
mengenai kecendrungan industri dimana perusahaan
beroperasi; perubahan teknologi; perubahan selera
konsumen; perubahan faktor ekonomi seperti perubahan
pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan
pajak; perubahan yang terjadi didalam perusahaan itu
sendiri seperti perubahan posisi manajemen kunci.
3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan
diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan
keuangan secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu,
dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan
mendapatkan gambaran data keuangan yang relevan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
4. Menganalisis laporan keuangan
Setelah mengetahui profil perusahaan dan me-review
laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai
metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis
laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil
tersebut.
b. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis vertikal, dan
metode analisis horizontal ( Prastawa, 1995:32-33 ).
1. Metode analisis Horizontal (dinamis)
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode
analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode)
sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecendrungannya. Disebut metode horizontal karena
analisis ini membandingkan perusahaan yang sama untuk
periode yang berbeda. Disebut dinamis karena metode ini
bergerak dari waktu ke waktu. Teknik analisis yang
termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik
sumber dan penggunaan, dan analisis perubahan laba
kotor.
2. Metode analisis vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis
yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan
keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka metode
ini disebut metode vertikal. Disebut statis karena metode
ini membandingkan pos-pos laporan keuangan pada
periode yang sama. Teknik analisis yang termasuk pada
klasifikasi ini antara lain teknik analisis persentase
perkomponen (Common-size), analisis rasio, dan analisis
Break-even.
D. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis) menggambarkan posisi
perusahaan pada suatu saat. Pembandingan rasio perusahaan dengan
perusahaan lain sejenis atau rasio industri akan lebih bisa menunjukkan posisi
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing.
Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia,
1. Balance Sheet atau neraca, yang menunjukan posisi finansial
perusahaan pada suatu saat.
2. Income Statement atau laba rugi yang merupakan laporan
operasi perusahaan selama periode tertentu.
Dalam menganalisis tujuan penganalisis pada umumnya adalah untuk
mengetahui likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu rasio-rasio keuangaan dapat
digolongkan menjadi :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi,
ataupun kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (Munawir, 1999:31). Suatu
perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat
apabila mampu :
a. Memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya;
yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap
pihak ekstern)
b. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi
yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak
intern)
c. Membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan.
Alat yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio
Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan
bahwa nilai kekayaan lancar perusahaan ada sekian
kalinya hutang jangka pendek.
Current Ratio dihitung dengan cara sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
b. Quick Ratio
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan
memerlukan waktu yang lama untuk direalisasi menjadi
kas, walaupun kenyataannya persediaan lebih likuid
daripada piutang (Munawir, 1999: 75).
Quick Ratio dihitung dengan menggunakan rumus :
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio =
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen
perusahaan mengelola aktivitasnya. Dengan kata lain rasio ini
mengukur seberapa besar kecepatan aset-aset perusahaan
dikelola atau diputar dalam rangka melakukan aktivitas
bisnisnya.
a. Asset turnover
Asset turnover mengukur seberapa efektif aktiva perusahan
mampu menghasilkan pendapatan operasional yaitu
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.
Semakin tinggi asset turnover berarti semakin efektif aktiva
tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
Asset Turnover dapat dihitung dengan rumus:
Total Operating Revenue
Asset Turnover =
Total Assets
b. Receivable Turnover
Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara
pendapatan operasi atau penjualan dengan piutang selama
periode misalnya satu tahun. Piutang yang dimaksud dalam
hal ini adalah piutang yang telah dikurangi piutang yang
Receivable Turnover dapat dihitung dengan cara:
Total Operating Revenue
Receivable turnover =
Receivable
c. Inventory Turnover
Inventory Turnover diperoleh dengan membandingkan
antara harga pokok penjualan dengan persediaan.
Inventory Turnover dapat dihitung dengan rumus :
Cost of Goods Sold
Inventory Turnover =
Inventory
3. Rasio Leverage
Pembiayaan dengan hutang dimaksudkan untuk mendongkrak
kekuatan perusahaan dalam membiayai usahanya. Kemampuan
perusahaan dengan hanya mengandalkan modal sendiri sering
kali terbatas, sehingga pembiayaan dengan hutang ditempuh
untuk mendukung pembiayaan equity. Disisi lain penggunaan
hutang dapat lebih menguntungkan dibandingkan dengan
pembiayaan equity karena pembayaran bunga dapat sebagai
melebihi ambang batas tertentu akan makin mempertinggi
kemungkinan perusahaan tidak bisa mengembalikan hutang
karena harus membayar angsuran dan bunga tetap. Dengan
demikian semakin tingggi hutang semakin besar kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan finansial (financial distress).
a. Debt Ratio
Debt Ratio merupakan perbandingan antara total hutang
dengan total assets. Rasio ini mengukur berapa besar
seluruh hutang dijamin dengan asset perusahaan.
Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Total Debt
Debt to Assets Ratio =
Total Assets
b. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara
besarnya total hutang dengan total equity. Rasio ini melihat
kemampuan pemilik perusahan dengan equity yang
dimilikinya untuk membayar hutang kepada kreditor.
Debt to Equity dapat dihitung dengan rumus:
Total Debt
Debt to Equity Ratio =
4. Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku. Pengukuran rasio
ini lebih mudah bagi perusahaan yang sudah menjual sahamnya
ke pasar modal. Apabila perusahaan memiliki nilai yang tinggi
pada rasio ini maka semakin baik prospek perusahaan bagi
investor. Rasio nilai pasar adalah sebagai berikut :
a. Rasio harga-laba ( P/E )
Rasio harga laba ( price earning ratio = P/E ) menunjukkan
seberapa banyak investor bersedia membayar laba yang
dilaporkan. Rasio ini merupakan rasio harga persaham
terhadap laba persaham. Rasio ini dapat diukur dengan
rumus :
Rasio harga saham terhadap nilai buku memberikan
indikasi lain tentang bagaimana investor memandang
perusahaan. perusahaan dengan tingkat pengembalian atas
ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham berapa
kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibandingkan dengan
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah.
Ekuitas saham biasa
Nilai buku per saham=
Jumlah saham beredar
5. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Ukuran profitabilitas seharusnya
dikaitkan dengan tingkat risiko usaha. Artinya belum tentu
sebuah perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi lebih
baik daripada yang mempunyai profitabilitas yang rendah jika
tidak melihat risiko masing-masing perusahaan.
a. Profit Margin
Dalam perhitungannya terdapat dua ukuran profit margin
yaitu, Net Profit Margin dan Gross Profit Margin. Net
Profit Margin ( NPM ) mengukur seberapa besar
keuntungan bersih yang dihasilkan setiap rupiah
pendapatan dan Gross Profit Margin (GPM) mengukur
berapa rupiah laba sebelum bunga dan pajak yang
dihasilkan dari setiap rupiah pendapatan.
Net Income
NPM =
Earning BeforeInterest and Tax
GPM =
Total Operating Revenue
b. Return on Assets ( ROA )
Rasio ini mengukur seberapa efektif asset yang mampu
menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio berarti
semakin efektif penggunaan asset.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus :
Laba bersih
ROA =
Total Asset
c. Return on Equity ( ROE )
ROE mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang
tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain rasio ini
mengukur berapa rupiah keuntungaan yang dihasilkan oleh
modal sendiri.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus :
Net Income
ROE =
E. Akuisisi
1. Pengertian Akuisisi
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan menerapkan
strategi yang tepat. Pengembangan usaha agar tetap eksis dan terus
berkembang adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh seluruh bagian dalam
perusahaan. Salah satu usaha dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengembangkan strategi pertumbuhan. Dalam rangka tumbuh dan
berkembang ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih
salah satu dari dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan
(organic/internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external
growth) (Abdul Moin, 2004: 13 ).
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan
membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal (start-up business).
Sebaliknya pertumbuhan eksternal dapat dilakukan dengan “membeli“
perusahaan yang sudah ada. Pertumbuhan eksternal ada tiga jenis, yaitu
(Abdul Moin, 2004:5-10)
a. Merger: Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian
hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum,
sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.
b. Akuisisi : Pengalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham
peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih
tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
c. Konsolidasi :Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu
perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri
menjadi bubar.
Di Indonesia istilah merger dan akuisisi kadang saling menggantikan.
Sehingga pembahasan dalam bab ini akan memusatkan pada masalah akuisisi.
Beberapa pengertian akuisisi antara lain:
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27
tahun 1998 tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi
sebagai berikut:
“Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh
atau sebagian saham perseorangan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut”.
b. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan )
No. 22 mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai
berikut :
“Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas
dengan memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
mengeluarkan saham”.
2. Manfaat Akuisisi
Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan bagi sebagian
orang masih dipandang sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki
dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Secara umum alasan melakukan
akuisisi terdiri dari beberapa hal. Alasan melakukan akuisisi menurut Floyd
A.Beams (2004: 1) adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Biaya (Cost Advantage). Seringkali lebih murah bagi
perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
akuisisi dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar
terutama pada periode inflasi.
b. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar
yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya
c. Berkurangnya Penundaan Operasi (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang
berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang
lainnya.
d. Mencegah Pengambil-alihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa
perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain,
diserang untuk diambil-alih.Perusahaan-perusahaan dengan rasio
utang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambil-alih yang menarik.
e. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan badan usaha melibatkan penggabungan sumber
daya tidak berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak
paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian
manajemen mungkin menjadi factor utama yang memotivasi suatu
penggabungan usaha.
3. Klasifikasi Akuisisi
Dalam prakteknya aktivitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya.
Klasifikasi akuisisi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas ( Abdul
Moin, 2004: 42 ):
a. Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu
transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut
mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan tersebut dari
penjual kepada pembeli. Karena perusahaan terdiri atas
saham-saham,maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham menjual saham
saham mereka kepada pengakuisisi.
b. Akuisisi Aset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki
atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya
sebagian dari aktiva maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.
Akuisisi aset dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin
terbebani hutang yang ditanggung oleh perusahaan aset.
4. Motif Akuisisi
Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”.
Adanya nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya pertumbuhan dari
peristiwa akuisisi. Tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan
adalah seberapa besar perusahaan dapat menciptakan nilai (Value creation)
bagi perusahaan dan pemegang saham. Akuisisi sebagai salah satu strategi
pertumbuhan internal yang memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut. Selain memiliki motif
ekonomi akuisisi juga mengandung motif sinergi yang pada akhirnya
diharapkan jika suatu perusahaan bergabung maka akan mencapai efisiensi
biaya yang disebabkan oleh adanya struktur modal yang kuat dan mampu
mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah
sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.
Struktur permodalan yang kuat akan menjamin berlangsungnya aktivitas
operasi perusahaan tanpa menghadapi kesulitan likuiditas. Akses yang
semakin mudah terhadap sumber-sumber dana dimungkinkan ketka
perusahaan memiliki ukuran yang semakin besar. Perusahaan yang memiliki
permodalan yang kuat dan besar akan mendapat kepercayaan yang positif
perusahaan karena makin meningkatnya kepercayaan pihak lain seperti
lembaga keuangan akan memudahkan perusahaan dalam peminjaman dana
sehingga resiko kebangkrutan dapat diperkecil.
F. Review Penelitian Terdahulu
1. Payamto
Payamto pada tahun 2001 yang melakukan penelitian tentang
“Pengaruh keputusan Merger dan Akuisisi Terhadap Perubahan Kinerja
Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia”. Penelitian terhadap kasus
merger dan akuisisi di Indonesia tahun 1990-1997, menyimpulkan bahwa
tidak ada perubahan kinerja secara signifikan dari perusahan setelah
melakukan merger dan akuisisi. Baik ditinjau dari segi rasio keuangan
perusahaan maupun dari segi harga pasar saham.
Menurut Payamto, tidak adanya perubahan kinerja perusahaan ini
disebabkan oleh tindakan window dressing oleh perusahaan akuisitor.
Langkah ini bertujuan untuk menarik perusahaan target, untuk meyakinkan
bahwa akuisitor memang dalam kondisi yang baik. Akibatnya setelah merger
dan akuisisi peningkatan kinerja tidak terlihat. Hal ini disebabkan oleh kondisi
sebelum merger dan akuisisi tidak menunjukan yang sebenarnya. Dari segi
perdagangan saham, harga dan transaksi saham tidak terpengaruh oleh adanya
2. Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo
Pada tahun 1999 Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo meneliti
tentang “ Studi Empiris Tentang Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi
untuk Merger dan Akuisisi Terhadap Volume Perdagangan Saham
Perusahaan Publik di Indonesia”. Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia vol.2, no.2, juli 1999. Meneliti kasus merger dan
akuisisi dari tahun 1990-1997, sampel yang sama dengan penelitian Payamto.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan pada kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi,
berarti bahwa peristiwa merger dan akuisisi tidak mempunyai pengaruh
terhadap keputusan investasi oleh para investor. Hal ini disebabkan karena
kondisi pasar modal yang lemah. Volume perdagangan saham disekitar
peristiwa merger dan akuisisi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
3. Sutrisno dan Bambang Sudibyo
Pada tahun 2000 Sutrisno dan Bambang Sudibyo menindak lanjuti
penelitian yang dilakukan oleh Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo
yang dilakukan pada tahun 1999 tentang pengaruh merger dan akuisisi.
Dalam penelitian ini mereka menyimpulkan bahwa pasar (investor) bereaksi
secara signifikan terhadap publikasi dari konsolidasi laporan keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi
G.Hipotesa:
Dari sisi keuangan, akuisisi adalah investasi jangka panjang
kelayakan bisnisnya. Sementara itu dari prespektif manajemen strategi,
akuisisi adalah salah satu alternative strategi pertumbuhan melalui jalur
eksternal untuk mencapai tujuan usaha. Akusisi yang terjadi juga diharapkan
akan menciptakan nilai tambah yag merupakan indikasi ada tidaknya
pertumbuhan dari peristiwa akuisisi. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H : Kinerja perusahaan sebelum akuisisi adalah berbeda secara
signifikan dengan kinerja finansial perusahaan sesudah akuisisi.
METODE PENELITIAAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada perusahaan–perusahaan
manufaktur di Indonesia yang melakukan kegiatan akuisisi pada periode
1998-2002 dengan menggunakan metode penelitiaan deskriptif analitis, yaitu suatu
metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data
sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas dalam objek yang diteliti
dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listed di BEJ selama tahun
1998-2002. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Purposive
sampling, yaitu metode yang digunakan untuk mengambil data berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang mendukung tujuan penelitian. Metode ini dilakukan
dengan cara mengambil populasi yang memberikan informasi yang paling tepat
yang mewakili tujuan dan didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang harus
dipenuhi antara lain: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, (2)
Melakukan aktivitas Akuisisi pada periode 1998-2002, (3) Perusahaan
manufaktur yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan yang telah menyusun
laporan keuangan selama kurun waktu 3 tahun atau lebih, baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi, (4) dapat diketahui dengan jelas tanggal akuisisi dari
masing-masing perusahaan sampel.
1.Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan antara Maret 2007 hingga April 2007
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok BEJ Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan
aktivitas akuisisi pada periode 1998-2002.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah bagian atau unsur-unsur yang diteliti, dimana dalam
penelitian ini objek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan perusahaan tersebut terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam penelian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan dalam
beberapa dokumen. Adapun sumber data diperoleh penulis di pojok BEJ yang ada
di Universitas Sanata Dharma.
E. Data yang Diperlukan
Penelitian ini memerlukan data yang mendukung jawaban pada persoalan
yang dikemukakan. Berikut data yang diperlukan dalam penelitian berdasarkan
sumber datanya :
No Data Sumber Data
1. Nama-nama perusahaan manufaktur yang
melakukan aktivitas akuisisi pada periode
1998-2002.
Pojok BEJ
Situs-situs pasar modal
dan media massa
2. Laporan keuangan perusahaan masing masing
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian,
yang terdiri dari :
• Neraca Perusahaan dari masing-masing
perusahaan yang dijadikan sampel selama
kurun waktu 3 tahun baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi.
• Laporan laba rugi dari masing-masing
perusahaan yang dijadikan sampel selama
kurun waktu 3 tahun baik sesudah maupun
sebelum melakukan akuisisi.
Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang terdiri dari variabel
inti dan variabel moderat. Variabel inti dari penelitian ini adalah kinerja keuangan
yang dapat diukur dengan rasio keuangan, sementara variabel moderat dari
Mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan
secara efektif dan efisien. Dalam suatu lembaga atau badan usaha, tinggi
rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan
Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi
perusahaan secara fundamental yaitu pengaruhnya terhadap kinerja finansial
perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya mencari besarnya nilai-nilai
dari rasio-rasio keuangan kemudian membandingkannya antara sebelum dan
sesudah akuisisi. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan dalam lima kategori
yaitu:
a. Likuiditas
Likuiditas adalah sebuah ukuran untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang segera
jatuh tempo dan sumber dana untuk membiayai pelunasan hutang
tersebut adalah aktiva lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:
a.1. Current Ratio
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
a.2. Quick Ratio
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio =
b. Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan
mengelola aktivitasnya. Rasio aktivitas terdiri dari :
b.1. Asset turnover
Total Operating Revenue
Asset Turnover =
Total Assets
b.2. Receivable Turnover
Total Operating Revenue
Receivable Turnover =
Receivable
b.3. Inventory Turnover
Cost Of Goods Sold
Inventory Turnover =
Inventory
c. Financial Leverage
Dalam suatu perusahaan pembiayaan dengan hutang dimaksudkan untuk
mendongkrak kekuatan perusahaan dalam membiayai usahanya. Namun
terkadang penggunaaan hutang yang melebihi ambang batas dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan finansial. Rasio yang
Total Debt
Rasio pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan
dibandingkan dengan nilai buku.
d.1 Rasio harga laba ( price earning ratio = P/E )
d.2 Rasio Nilai Pasar / Buku
Ekuitas saham biasa
Nilai buku per saham=
Jumlah saham beredar
e. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
e.1. Profit Margin
Ada dua ukuran profit margin yaitu Net dan Gross.
Net Income
NPM =
Total Operating Revenues
EBIT
GPM =
Total Operating Revenues
e.2. Return on Assets (ROA)
Laba bersih
ROA =
Total Asset
e.3. Return on Equity (ROE)
Net Income
ROE =
Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22 definisi
akuisisi dari perspektif akuntansi adalah :
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva tertentu,
mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis melakukan beberapa tahap yang sesuai
dengan tujuan dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan antara lain:
1. Perhitungan rasio keuangan.
Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi secara
menyeluruh, yaitu pengaruhnya terhadap kinerja finansial perusahaan.
Rasio-rasio keuangan tersebut akan dibandingkan antara periode sebelum dan
sesudah akuisisi. Dalam penelitian analisis rasio keuangan penulis hanya
mencari besarnya nilai-nilai dari rasio-rasio keuangan kemudian
membandingkan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Uji Statistik
Dalam menguji kinerja perusahan sebelum dan sesudah akuisisi, metode yang
digunakan adalah uji beda. Untuk uji statistik non parametik penulis
menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon. Dalam menentukan waktu
sebelum dan sesudah akuisisi, akan menggunakan data keuangan terakhir
sebelum dan sesudah akuisisi. Atau menggunakan laporan keuangan pada
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik non
parametik karena data yang ada pada BEJ tidak mencerminkan data yang
terdistribusi secara normal. Sehingga metode statistik non parametik lebih
tepat digunakan untuk membuat peringkat-peringkat data sehingga data yang
akan dianalisis akan terdistribusi mendekati normal (Payamto, 2001:252)
Hasil uji normalitas yang pernah dilakukan para ahli menunjukkan bahwa data
keuangan yang terdapat pada BEJ tidak terdistribusi secara normal. Uji
statistik nonparametik sangat tepat digunakan apabila data yang dimiliki tidak
terdistribusi secara normal. Apabila data sudah terdistribusi mendekati normal
maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Uji peringkat tanda Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui signifikansi
perubahan kinerja perusahaan-perusahan yang melakukan aktivitas akuisisi.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan masing-masing rasio sebagai
indikator perubahan kinerja finansial perusahaan sesudah akuisisi. Uji
peringkat tanda Wilcoxon tidak hanya mengidentifikasi arah perubahan, tetapi
juga besarnya perubahan kinerja perusahaan (Payamto,2001: 252).
Langkah-langkah pengujian uji peringkat tanda Wilcoxon dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis statistik
H : µ0 1 = µ 2
H1 : µ 1 ≠ µ 2
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu α = 5 % dengan pengujian dua
sisi, dan menentukan nilai Z tabel.
3. Menentukan uji signifikansi dengan membandingan assym.sig dengan
Bila assym. Sig > 5% maka hasil pegujian tidak signifikan.
4. Menentukan kriteria pengujian dua sisi.
5. Memutuskan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
Membandingkan antara Z hitung dengan Z tabel, kita mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak secara parsial untuk
masing-masing rasio keuangan.