• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SECARA STATISTIK DENGAN MENGGUNAKAN CONTROL CHART.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SECARA STATISTIK DENGAN MENGGUNAKAN CONTROL CHART."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... L atar Belakang ... 1

1.2 ... R umusan Masalah ... 3

1.3 ... T ujuan Penulisan ... 3

1.4 ... M anfaat Penulisan ... 3

1.5 ... S istematika Penulisan ... 4

(2)

vii

2.1 ... P

engertian Statistik, Kualitas Produk dan Pengendalian Kualitas Secara

Statistik ... 5

2.1.1 ... P

engertian Statistik ... 5

2.1.2 ... P

engendalian Kualitas Produk ... 6

(3)

viii

2.2 ... K

onsep Statistical Process Control (SPC) ... 9

2.2.1 ... S

tatistical Process Control (SPC) ... 9 2.2.2 ... M

anfaat Statistical Process Control (SPC) ... 12

2.3 ... B

iaya Kualitas Produk ... 14

2.4 ... K

onsep-Konsep Dasar Statistik ... 16

2.5 ... U

ji Normalitas ... 17

2.6 ...

Analisis Kemampuan Proses...18

BAB III METODE CONTROL CHART

3.1 ... C

ontrol Chart ... 22 3.2 Definisi Variasi dalam SPC...23

3.3 ... C

ontrol Chart Untuk Data Atribut ... 26 3.4 ... C

(4)

ix

3.6 ...

Variasi ... 29

3.7 Penyebab Timbulnya Variasi ... 30

3.7.1 Control Chart Rata-Rata( ) dan Range (R) ... 30

3.7.2 Control Chart Rata-Rata dan Standar Deviasi ( dan S)... 33

(5)

x

4.1 ... D eskripsi Data ... 38 4.2 ... D

ata Pengukuran... 39

4.2.1 ... P

engolahan Data ... 39

4.2.2 ... P

eta Kendali (Control Chart) ... 40

4.3 ... A

nalisis Kemampuan Proses ... 41

4.4 ... D

ata Pengukuran Setelah Perbaikan ... 44

BAB V PENUTUP

5.1 ... K

esimpulan ... 48

5.2 ... S

aran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 51

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini persaingan berlangsung sangat ketat. Banyaknya industri sejenis telah menimbulkan persaingan dunia industri untuk menawarkan produk yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi.

Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting dan merupakan faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis dan peningkatan posisi bersaing. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak langsung kepada perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Industri yang menghasilkan barang dan jasa harus dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diterima oleh pembeli atau konsumen.

Pengendalian kualitas merupakan teknik dalam manajemen, mengukur karakteristik kualitas dari barang (produk) kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pengguna, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performasi aktual dan standar. Dalam mengendalikan proses diperlukan penyelidikan dengan cepat bila terjadi gangguan proses sehingga tindakan pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai dengan standar produksi.

PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan pembuat pesawat terbang di Asia yang berpengalaman dan berkompeten dalam rancang bangun,

(7)

dipakai oleh PT Dirgantara Indonesia dalam meningkatkan kualitas produknya

adalah metode Statistical Process Control (SPC). Pemanfaatan Statistical Process

Control (SPC) menempati posisi penting dalam operasi perusahaan karena salah satu elemen penting dari pembentukan kualitas adalah membuat keputusan

berdasarkan data (fakta) bukan berdasarkan pada opini. Quality Assurance (QA)

harus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil merupakan hasil analisis

dari berbagai data yang menggambarkan kinerja yang sesunggguhnya. SPC

memiliki kemampuan untuk menggambarkan segala bentuk penyimpangan/

ketidaksesuaian atau kesesuaian terhadap standar produk, proses, maupun sistem.

Metode yang sering digunakan untuk mengetahui sumber variasi dari proses adalah Peta Kontrol (Control Chart) beserta Analisis Kapabilitas Proses (Process

Capability Analysis). Control Chart pertama kali dikenalkan oleh Dr. Walter Andrew

Shewart dari Bell Telephone Laboratories Amerika Serikat pada tahun 1924 dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh Variasi Penyebab Khusus dan Variasi Penyebab Umum. Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi namun manajemen harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan Variasi Penyebab Khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh Variasi Penyebab Umum.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan

Statistical Process Control (SPC), khususnya yang berkaitan dengan Control Chart

(8)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kajian teoritik dari control chart?

2. Bagaimana penerapan control chart dalam mengontrol kualitas produksi pada perusahaan produk maupun jasa di PT. Dirgantara Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami kajian teoritis control chart.

2. Mengetahui penerapan control chart dalam mengontrol kualitas produksi pada perusahaan produk maupun jasa di PT. Dirgantara Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelompokan dengan lebih konsisten dari

suatu permasalahan yang cukup besar.

(9)

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan teori – teori utama dan teori – teori pendukung yang berkenan dengan masalah yang ingin dikaji.

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK DENGAN

MENGGUNAKAN CONTROL CHART.

Bab ini menjelaskan inti dari permasalahan dari tugas akhir yaitu

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK DENGAN

MENGGUNAKAN CONTROL CHART.

BAB IV STUDI KASUS

Aplikasi pada serta pembahasannya dengan menggunakan teori yang telah dikaji pada bab – bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini disajikan penafsiran atau pemaknaan berupa kesimpulan terhadap hasil yang telah diperoleh.

(10)

22 BAB III

METODE CONTROL CHART

3.1 Control Chart

Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal

sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat

memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas . Metode ini dapat

membantu perusahaan dalam mengontrol proses produksinya dengan memberikan

informasi dalam bentuk grafik. Tujuan dari perancangan program aplikasi Control

Chart ini adalah untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan suatu proses produksi sehingga bisa dijadikan pedoman dalam mengarahkan perusahaan kearah

pemenuhan spesifikasi konsumen.

Peta kendali (Control Chart) merupakan alat SPC yang paling penting

yang digunakan untuk mendeteksi ketika proses dalam keadaan tidak terkendali

(out of control). Peta kendali pertama kali diperkenalkan oleh DR. Walter Andrew Shewart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, tahun 1924 dengan

maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi

yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variation) dari variasi

yang disebabkan oleh sebab umum (common-causes variation). Pada dasarnya,

semua proses menampilkan variasi, namun proses produksi harus dikendalikan

dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses tersebut,

(11)

umum. Peta kendali adalah gambar sederhana dengan tiga garis, yaitu garis tengah

(center line), garis batas atas/UCL (Upper Control Limit) dan garis batas

bawah/LCL (Lower Control Limit). Peta kendali merupakan suatu alat dalam

mengendalikan proses, yang bertujuan untuk menentukan suatu proses berada

dalam pengendalian statistik, memantau proses terus-menerus sepanjang waktu

agar proses tetap stabil secara statistik dan hanya mengandung variasi penyebab

umum, serta menentukan kemampuan proses (proses capability). Berikut ini

adalah contoh gambaran peta Kendali yang digunakan dalam pengendalian

kualitas :

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 60 50 40 30 20 10 0 LCL UCL Out-of-Control Condition Out-of-Control Condition Subgroup Number S u b g ro u p a v e rag e 70 X

3.2. Definisi Variasi dalam SPC

Peta kendali adalah metode statistik untuk membedakan adanya variasi

yang disebabkan oleh sebab umum dan sebab khusus. Menurut Gaspersz (1998 :

28), variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional

sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada barang atau jasa yang

(12)

24

Variasi diklasifikasikan berdasarkan sumber atau penyebab timbulnya variasi,

antara lain :

• Variasi dari sebab khusus yaitu variasi yang disebabkan oleh

kejadian-kejadian di luar sistem. Biasanya bersumber dari faktor-faktor manusia,

peralatan, material, lingkungan, metode kerja, dan lain-lain. Penyebab khusus

ini dapat diidentifikasikan atau ditemukan, sebab penyebab ini tidak selalu ada

dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang kuat terhadap proses sehingga

menimbulkan variasi. Variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus

menyebabkan proses berada pada keadaan tidak terkendali secara statistik atau

berada di luar batas pengendali atas maupun bawah.

• Variasi dari sebab umum yaitu variasi yang disebabkan oleh faktor-faktor di

dalam sistem dan selalu melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya

variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Variasi yang disebabkan oleh

penyebab umum tidak begitu mempengaruhi proses selanjutnya karena proses

masih berada pada keadaan terkendali secara statistik atau berada di dalam

batas pengendali atas dan bawah.

Pada dasarnya Control Chart digunakan untuk:

1. Untuk mengidentifikasi variasi.

Control Chart digunakan sebagai diagnosis terhadap persoalan proses/analisis proses. Dengan melihat Control Chart dapat di identifikasi sumber variasi

apakah Common Causes atau Special Causes Variation. Titik-titik yang

terletak diluar Control Limits disebabkan oleh Special Cause Variation. Pada

(13)

proses stabil begitu juga sebaliknya. Jadi Control Chart dapat digunakan

untuk membedakan antara variabel-variabel yang secara konsisten

mempengaruhi Karakteristik Proses (Common Cause Variation) dengan

variabel-variabel yang menimbulkan efek tak terduga terhadap Karakteristik

Proses (Special Cause Variation).

2. Untuk menentukan Kontrol dan Kapabilitas Kontrol Statistik/Statistical

Control Capability (Stable).

Suatu proses yang hanya mempunyai Common Causes Variation yang

mempengaruhi hasil disebut proses yang stabil atau dapat dikatakan berada

dalam Statistical Control Capability. Proses dikatakan kapabel apabila

bersifat stabil dan outputnya memenuhi kebutuhan pelanggan. Dapat terjadi

bahwa proses bersifat stabil tetapi tidak kapabel dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan.

3. Untuk mengetahui kapan perubahan perlu dilakukan.

Sekali diketahui Special Cause Variation, maka dapat dihilangkan tanpa

mengubah seluruh proses atau sistem. Terlebih dulu dapat dihilangkan

Special Cause Variation untuk membuat proses menjadi stabil. Setelah itu dapat diperkirakan Kapabilitas Proses untuk memenuhi kebutuhan customer.

Tanpa Control Chart sering dilakukan kesalahan dengan mengubah proses

stabil yang sebetulnya tidak perlu.

4. Untuk mengetahui tanggung jawab yang diperlukan untuk melakukan

perbaikan. Biasanya orang-orang yang terlibat di dalam proses bertanggung

(14)

26

persoalan sistem atau proses sehingga ini merupakan tanggung jawab

orang-orang yang bekerja terhadap sistem untuk melakukan perubahan sistem.

Ada dua macam control chart yaitu untuk data variable dan untuk data

attribute.

3.3. Control Chart untuk data Atribut

Data Atribut (Attributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat

dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan

label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan

nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh

dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.

Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukan karakteristik kualitas yang

sesuai dengan spesifikasi. Atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan, missal goresan, kesalahan, warna, atau ada

bagian yang hilang (Ariani, 2003:130). Selain itu, atribut digunakan apabila

pengukuran dapat dibuat tetapi tidak dibuat karena alasan waktu, biaya, atau

kebutuhan. Pengendalian kualitas proses statistik untuk data atribut ini digunakan

sebagai pengganti pengendali kualitas proses statistik untuk data variabel.

Grafik pengendali kualitas proses statistik data atribut dapat digunakan

pada semua tingkatan dalam organisasi, perusahaan, dan mesin-mesin. Grafik

pengendali kualitas proses statistik data atribut juga dapat membantu

mengidentifikasi akar permasalahan baik pada tingkat umum maupun pada tingkat

[image:14.595.113.514.245.616.2]
(15)

Ada dua kelompok grafik pengendali proses statistik data atribut, yakni

yang berdasarkan distribusi binomial dan distribusi poisson. Kelompok

pengendali untuk unit-unit ketidaksesuaian, didasarkan pada distribusi binomial

seperti p-chart yang menunjukan proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau sub

kelompok. Yang ditunjukan dengan bagian atau persen. Sedangkan yang

berdasarkan distribusi poisson, terdapat c-chart, dan u-chart. Untuk menyusun

grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan sasaran yang akan dicapai

Sasaran ini akan mempengaruhi jenis peta pengendali kualitas proses

statistik data atribut yang harus digunakan. Hal ini tentu saja dipengaruhi

oleh karakteristik kualitas suatu produk dan proses apakah proporsi atau

banyaknya ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok, ataukah

ketidaksesuaian dari suatu unit setiap kali mengadakan observasi.

2. Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi

Banyaknya sampel yang diambil akan mempengaruhi jenis grafik

pengendali di samping karakteristik kualitasnya.

3. Mengumpulkan data

Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan jenis peta

pengendali. Misalnya suatu perusahaan atau organisasi menggunakan

p-chart, maka data yang dikumpulkan juga harus diatur dalam bentuk proporsi

[image:15.595.118.513.244.624.2]
(16)

28

4. Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali pada masing-masing

grafik pengendali biasanya menggunakan ±3σ sebagai batas-batas

pengendalinya.

5. Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali

Revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali dilakukan

apabila dalam grafik pengendali kualitas proses statistik untuk data atribut

terdapat data yang berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical

control) dan diketahui kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus.

Demikian pula, data yang berada di bawah garis pengendali bawah apabila

ditemukan penyebab khusus di dalamnya tentu juga diadakan revisi. (Ariani,

2003)

3.4. Control Chart untuk Data Variabel

Ada dua jenis Control Chart menurut data yang digunakan yaitu

Control Chart untuk data variabel dan Control Chart untuk data atribut. Karena jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data hasil

pengukuran atau data variabel maka Control Chart yang akan digunakan

adalah Control Chart untuk data variabel yaitu Control Chart dan

. Selain ditentukan oleh jumlah observasi yang dilakukan, Control

[image:16.595.115.512.239.628.2]
(17)

3.5. Manfaat Control Chart

Control Chart digunakan untuk mengadakan perbaikan kualitas

proses, menentukan kemampuan proses, membantu menentukan

spesifikasi-spesifikasi yang efektif, menentukan kapan proses dijalankan dan kapan

dibuat penyesuaiannya, dan menemukan penyebab dari tidak diterimanya

standar kualitas tersebut (produk). Control chart ini digunakan apabila

dalam pengukuran ternyata ada kecenderungan hasil pengukurannya

semakin naik atau semakin menurun. Control chart ini juga berperan sebagai

pengontrol kualitas produk agar sesuai dengan keinginan konsumen atau

pelanggan.

3.6. Variasi

Ada tiga macam variasi :

1. Variasi dalam objek

Misalnya : Kehalusan dari salah satu sisi dari suatu produk tidak sama

dengan sisi lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama dengan lebar

bagian bawah.

2. Variasi antara objek

Misalnya : Suatu produk yang diproduksi pada saat yang hampir sama

mempunyai kualitas yang berbeda atau bervariasi.

3. Variasi yang ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi.

(18)

30

3.7. Penyebab Timbulnya Variasi

1. Variasi Penyebab Khusus

Variasi Penyebab Khusus adalah kejadian-kejadian diluar sistem

yang mempengaruhi variasi dalam sistem. (manusia, peralatan, material,

lingkungan, metode kerja).

2. Variasi penyebab Umum

Variasi penyebab Umum adalah faktor-faktor dalam sistem atau

yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi. Penyebab

umum sering disebut penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem

(system causes).

3.7.1 Control Chart Rata-Rata( ) dan Range (R)

1. Control Chart Rata-rata ( )

Manfaat dari Control Chart Rata-rata ( ), sebagai berikut:

a. Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal

dalam hal lokasinya (pemusatannya).

b. Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau

tidak.

c. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang

telah ditentukan.

2. Control Chart Range (R)

Manfaat dari Control Chart Range (R), sebagai berikut:

(19)

b. Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan

mencari range dari sampel yang diambil.

Langkah-langkah dalam pembuatan Control Chart Rata-rata ( ) dan jarak (Range

(R))

Dalam pembuatan Control Chart Rata-rata ( ) dan jarak (Range (R))

perlu diperhatikan beberapa langkah, sebagai berikut:

1. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup yang besarnya sekitar 2 hingga 8

sampel, yaitu , yang didefinisikan sebagai berikut:

Dimana :

= jumlah data atau sampel yang diambil pada subgrup.

n = banyaknya anggota pada masing-masing subgrup.

2. Hitung nilai rata-rata seluruh , yaitu yang merupakan center line dari

Control Chart , yang didefinisikan sebagai berikut:

Dimana :

= rata – rata pada setiap subgrup.

m = banyaknya subgrup.

3. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup,

yaitu Range ( R ), yang didefinisikan sebagai berikut:

(20)

32

4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu yang merupakan center line

dari Control Chart R, yang didefinisikan sebagai berikut:

Dimana :

= range untuk setiap subgrup

m = banyaknya subgrup.

5. Hitung batas kendali dari Control Chart , yang didefinisikan sebagai

berikut:

dimana

= yang pada nomor 1.

= garis tengah

jumlah subgrup atau sampel

= merupakan konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah

pengamatan sampel dalam subgrup

= rata-rata keseluruhan subgrup

6. Hitung batas kendali untuk control chart R, yang didefinisikan sebagai

berikut:

= batas kendali atas untuk R

(21)

= range (rentang/jarak) keseluruhan subgrup

Dimana : R sama dengan R pada nomor 3.

D3 ,D4 = merupakan konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh

jumlah pengamatan sampel dalam subgrup.

UCL = Upper Control Limit

LCL = Lower Control Limit

7. Plot data dan R pada peta kendali dan R bertujuan untuk mengetahui

apakah data berada dalam pengendalian atau tidak.

[image:21.595.119.514.226.639.2]

Control Chart akan mendeteksi penyimpangan abnormal dengan bantuan grafik garis. Ada tiga batasan dalam pembuatuan grafik Control Chart :

1. Batas kendali atas / Upper Control Limit (UCL).

Batas kendali atas merupakan garis batas atas (Upper Limit) untuk suatu

penyimpangan.

2. Garis pusat / Centerl Line (CL).

Garais pusat merupakan garis yang melambangkan tidak adanya

penyimpangan dari karakteristik sampel.

3. Batas kendali bawah / Lower Control Limit ( LCL)

Batas kendali bawah merupakan garis batas bawah (lower limit) untuk suatu

penyimpangan dari karakteristik sampel.

3.7.2 Control Chart Rata-rata dan Standar Deviasi ( dan S)

(22)

34

dengan peta pengendali rata – rata dan range, maka kasus dapat diselesaikan

dengan Control Chart rata-rata dan standar deviasi.

Langkah-langkah pembuatan Control Chart dan S adalah sebagai berikut :

1. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu , didefinisikan sebagai

berikut:

Dimana :

= jumlah data atau sampel yang diambil pada subgrup.

n = banyaknya anggota pada masing-masing subgrup.

2. Hitung nilai rata-rata dari seluruh , yaitu yang merupakan garis tengah

(center line) dari peta kendali , didefinisikan sebagai berikut:

Dimana :

m = banyaknya subgrup.

= rata – rata pada setiap subgrup.

= rata-rata keseluruhan subgrup.

3. Hitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S, yang didefinisikan

sebagai berikut:

4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh S, yaitu yang merupakan garis tengah

(23)

= standar deviasi keseluruhan subgrup.

banyaknya subgrup

5. Hitung batas kendali dari peta kendali , yang didefinisikan sebagai berikut:

dimana

A3 = untuk menentukan jarak dari garis pusat ke batas pengendali.

= Simpangan baku subgrup (sampel)

= sebuah faktor yang digunakan dalam hubungan penarikan

sampel

Sehingga :

6. Hitung batas kendali untuk peta kendali , yang didefinisikan sebagai

berikut:

(24)

36

dimana :

dimana = untuk menentukan jarak dari garis pusat ke batas

kendali.

B4 = batas kendali atas

B3 = batas kendali bawah

C4 = sebuah faktor yang digunakan dalam hubungan

penarikan sampel

Sehingga :

7. Plot data dan S pada peta kendali dan S bertujuan untuk mengetahui

apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.

Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control chart dan S.

Control chart standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian proses. Penggunaan control chart standar deviasi digunakan

bersama rata-rata. Maka dalam kasus ini dapat diselesaikan dengan control

chart rata-rata dan standar deviasi.

Jadi tujuan dari perancangan program aplikasi Control Chart ini

(25)

produksi sehingga bisa dijadikan pedoman dalam mengarahkan perusahaan

(26)

48 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil studi kasus untuk tiga puluh data pengukuran ketebalan cat

pesawat terbang diperoleh kesimpulkan :

1. Control Chart rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) digunakan untuk

mengukur keakurasian proses. Aplikasi metode Statistical Process Control

(SPC) pada industri pesawat terbang tergambarkan melalui peta kendali

(Control Chart) dan perhitungan kemampuan prosesnya. Peta kendali

(Control Chart) membantu mengontrol proses agar tetap terkendali secara

statistik (in statistical control), jika proses tersebut tidak terkendali secara

statistik (out of statistical control), maka perlu dilakukan perbaikan.

2. Dengan menggunakan peta kendali (control chart) diketahui adanya gejala

penyimpangan pada proses produksi komponen pesawat di PT. Dirgantara

Indonesia dilihat dari yaitu terdapat tiga titik yang jauh dari center line

dan melebihi lower center limit. Gejala ini disebabkan oleh variasi penyebab

khusus. Setelah melakukan perbaikan maka proses tersebut terkendali secara

(27)

5.2 Saran

Saran yang diajukan untuk peningkatan kualitas produk pada perusahaan

agar menjadi lebih baik adalah : .

1. PT.Dirgantara Indonesia masih perlu melakukan pengendalian kualitas dan

pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap produk yang dihasilkan karena

tingkat kecacatan masih tinggi. Perlu diadakan pelatihan kerja dan

memperbaharui mesin-mesin yang sudah tua terutama dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas produk yang

terkendali secara statistik atau berada dalam kontrol.

2. Perlu adanya target ketebalan yang diinginkan, sehingga variasi ketebalan cat

yang terjadi tidak berada pada nilai minimum yang berdampak pada serangan

korosi rendah dan tidak pula pada maksimum yang berpengaruh pada berat

(28)

50

DAFTAR PUSTAKA

Dorothea, W.A. 2003. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kualitatif

dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Feigenbaum, A. V. (1983)., Total Quality Control, Third Edition, Mcgraw-Hill, Inc.

Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga.

Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, V. 2001. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Grant, E. L dan Leavenworth, R. S. 1991. Pengendalian Mutu Statistis. Penerbit Erlangga.

Mongomery, D.C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas. Alih Bahasa :

Zanzawi Soejati. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Trihendradi, C. 2004. SPSS 12 Statistik Inferen Teori Dasar & Aplikasinya.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Gambar

Grafik pengendali kualitas proses statistik data atribut dapat digunakan
grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah
grafik pengendali biasanya menggunakan ±3σ sebagai batas-batas
grafik garis. Ada tiga batasan dalam pembuatuan grafik Control Chart :

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari karakteristik kualitas, maka teknik pengendalian kualitas yang dipakai penulis adalah dengan menggunakan peta kendal p, karena peta kendali p digunakan

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Statistical Process Control (SPC) Pada Perusahaan Batik Rolla Jember; Faruq Akurat; 100810251004; 2014; 37

Analisa pengendalian kualitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah mulai dari mengukur kadar air kerupuk udang, menentukan nilai garis tengah (CL), batas

Namun di dalam proses produksi masih terjadi produk rusak, oleh karena itu perusahaan memerlukan pengendalian kualitas yang berguna untuk mengurangi atau menekan terjadinya

Pengendalian proses statistikal atau statistical process control (SPC) dengan menggunakan 7 tools dapat meningkatkan kualitas dengan mengurangi variabelitas produk

Untuk mendukung kegiatan dalam pemenuhan permintaan konsumen dan upaya dalam meningkatkan pengendalian kualitas produk tersebut, bagian produksi pada

Dari data hasil pembubutan produk silinder yang dihasilkan kita olah dengan menggunakan metode control chart sehingga kita dapat mengetahui mana saja produk

Pengendalian kualitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecacatan produk dalam proses produksi dan menjaga,memelihara, memperbaiki dan mempertahankan kualitas