vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... L atar Belakang ... 1
1.2 ... R umusan Masalah ... 3
1.3 ... T ujuan Penulisan ... 3
1.4 ... M anfaat Penulisan ... 3
1.5 ... S istematika Penulisan ... 4
vii
2.1 ... P
engertian Statistik, Kualitas Produk dan Pengendalian Kualitas Secara
Statistik ... 5
2.1.1 ... P
engertian Statistik ... 5
2.1.2 ... P
engendalian Kualitas Produk ... 6
viii
2.2 ... K
onsep Statistical Process Control (SPC) ... 9
2.2.1 ... S
tatistical Process Control (SPC) ... 9 2.2.2 ... M
anfaat Statistical Process Control (SPC) ... 12
2.3 ... B
iaya Kualitas Produk ... 14
2.4 ... K
onsep-Konsep Dasar Statistik ... 16
2.5 ... U
ji Normalitas ... 17
2.6 ...
Analisis Kemampuan Proses...18
BAB III METODE CONTROL CHART
3.1 ... C
ontrol Chart ... 22 3.2 Definisi Variasi dalam SPC...23
3.3 ... C
ontrol Chart Untuk Data Atribut ... 26 3.4 ... C
ix
3.6 ...
Variasi ... 29
3.7 Penyebab Timbulnya Variasi ... 30
3.7.1 Control Chart Rata-Rata( ) dan Range (R) ... 30
3.7.2 Control Chart Rata-Rata dan Standar Deviasi ( dan S)... 33
x
4.1 ... D eskripsi Data ... 38 4.2 ... D
ata Pengukuran... 39
4.2.1 ... P
engolahan Data ... 39
4.2.2 ... P
eta Kendali (Control Chart) ... 40
4.3 ... A
nalisis Kemampuan Proses ... 41
4.4 ... D
ata Pengukuran Setelah Perbaikan ... 44
BAB V PENUTUP
5.1 ... K
esimpulan ... 48
5.2 ... S
aran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini persaingan berlangsung sangat ketat. Banyaknya industri sejenis telah menimbulkan persaingan dunia industri untuk menawarkan produk yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi.
Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting dan merupakan faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis dan peningkatan posisi bersaing. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak langsung kepada perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Industri yang menghasilkan barang dan jasa harus dapat menghasilkan suatu produk yang dapat diterima oleh pembeli atau konsumen.
Pengendalian kualitas merupakan teknik dalam manajemen, mengukur karakteristik kualitas dari barang (produk) kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pengguna, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performasi aktual dan standar. Dalam mengendalikan proses diperlukan penyelidikan dengan cepat bila terjadi gangguan proses sehingga tindakan pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai dengan standar produksi.
PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan pembuat pesawat terbang di Asia yang berpengalaman dan berkompeten dalam rancang bangun,
dipakai oleh PT Dirgantara Indonesia dalam meningkatkan kualitas produknya
adalah metode Statistical Process Control (SPC). Pemanfaatan Statistical Process
Control (SPC) menempati posisi penting dalam operasi perusahaan karena salah satu elemen penting dari pembentukan kualitas adalah membuat keputusan
berdasarkan data (fakta) bukan berdasarkan pada opini. Quality Assurance (QA)
harus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil merupakan hasil analisis
dari berbagai data yang menggambarkan kinerja yang sesunggguhnya. SPC
memiliki kemampuan untuk menggambarkan segala bentuk penyimpangan/
ketidaksesuaian atau kesesuaian terhadap standar produk, proses, maupun sistem.
Metode yang sering digunakan untuk mengetahui sumber variasi dari proses adalah Peta Kontrol (Control Chart) beserta Analisis Kapabilitas Proses (Process
Capability Analysis). Control Chart pertama kali dikenalkan oleh Dr. Walter Andrew
Shewart dari Bell Telephone Laboratories Amerika Serikat pada tahun 1924 dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh Variasi Penyebab Khusus dan Variasi Penyebab Umum. Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi namun manajemen harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan Variasi Penyebab Khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh Variasi Penyebab Umum.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan
Statistical Process Control (SPC), khususnya yang berkaitan dengan Control Chart
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kajian teoritik dari control chart?
2. Bagaimana penerapan control chart dalam mengontrol kualitas produksi pada perusahaan produk maupun jasa di PT. Dirgantara Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami kajian teoritis control chart.
2. Mengetahui penerapan control chart dalam mengontrol kualitas produksi pada perusahaan produk maupun jasa di PT. Dirgantara Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelompokan dengan lebih konsisten dari
suatu permasalahan yang cukup besar.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori – teori utama dan teori – teori pendukung yang berkenan dengan masalah yang ingin dikaji.
BAB III PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK DENGAN
MENGGUNAKAN CONTROL CHART.
Bab ini menjelaskan inti dari permasalahan dari tugas akhir yaitu
PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK DENGAN
MENGGUNAKAN CONTROL CHART.
BAB IV STUDI KASUS
Aplikasi pada serta pembahasannya dengan menggunakan teori yang telah dikaji pada bab – bab sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini disajikan penafsiran atau pemaknaan berupa kesimpulan terhadap hasil yang telah diperoleh.
22 BAB III
METODE CONTROL CHART
3.1 Control Chart
Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal
sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses
berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat
memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas . Metode ini dapat
membantu perusahaan dalam mengontrol proses produksinya dengan memberikan
informasi dalam bentuk grafik. Tujuan dari perancangan program aplikasi Control
Chart ini adalah untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan suatu proses produksi sehingga bisa dijadikan pedoman dalam mengarahkan perusahaan kearah
pemenuhan spesifikasi konsumen.
Peta kendali (Control Chart) merupakan alat SPC yang paling penting
yang digunakan untuk mendeteksi ketika proses dalam keadaan tidak terkendali
(out of control). Peta kendali pertama kali diperkenalkan oleh DR. Walter Andrew Shewart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, tahun 1924 dengan
maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi
yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variation) dari variasi
yang disebabkan oleh sebab umum (common-causes variation). Pada dasarnya,
semua proses menampilkan variasi, namun proses produksi harus dikendalikan
dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses tersebut,
umum. Peta kendali adalah gambar sederhana dengan tiga garis, yaitu garis tengah
(center line), garis batas atas/UCL (Upper Control Limit) dan garis batas
bawah/LCL (Lower Control Limit). Peta kendali merupakan suatu alat dalam
mengendalikan proses, yang bertujuan untuk menentukan suatu proses berada
dalam pengendalian statistik, memantau proses terus-menerus sepanjang waktu
agar proses tetap stabil secara statistik dan hanya mengandung variasi penyebab
umum, serta menentukan kemampuan proses (proses capability). Berikut ini
adalah contoh gambaran peta Kendali yang digunakan dalam pengendalian
kualitas :
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 60 50 40 30 20 10 0 LCL UCL Out-of-Control Condition Out-of-Control Condition Subgroup Number S u b g ro u p a v e rag e 70 X
3.2. Definisi Variasi dalam SPC
Peta kendali adalah metode statistik untuk membedakan adanya variasi
yang disebabkan oleh sebab umum dan sebab khusus. Menurut Gaspersz (1998 :
28), variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional
sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada barang atau jasa yang
24
Variasi diklasifikasikan berdasarkan sumber atau penyebab timbulnya variasi,
antara lain :
• Variasi dari sebab khusus yaitu variasi yang disebabkan oleh
kejadian-kejadian di luar sistem. Biasanya bersumber dari faktor-faktor manusia,
peralatan, material, lingkungan, metode kerja, dan lain-lain. Penyebab khusus
ini dapat diidentifikasikan atau ditemukan, sebab penyebab ini tidak selalu ada
dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang kuat terhadap proses sehingga
menimbulkan variasi. Variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus
menyebabkan proses berada pada keadaan tidak terkendali secara statistik atau
berada di luar batas pengendali atas maupun bawah.
• Variasi dari sebab umum yaitu variasi yang disebabkan oleh faktor-faktor di
dalam sistem dan selalu melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya
variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Variasi yang disebabkan oleh
penyebab umum tidak begitu mempengaruhi proses selanjutnya karena proses
masih berada pada keadaan terkendali secara statistik atau berada di dalam
batas pengendali atas dan bawah.
Pada dasarnya Control Chart digunakan untuk:
1. Untuk mengidentifikasi variasi.
Control Chart digunakan sebagai diagnosis terhadap persoalan proses/analisis proses. Dengan melihat Control Chart dapat di identifikasi sumber variasi
apakah Common Causes atau Special Causes Variation. Titik-titik yang
terletak diluar Control Limits disebabkan oleh Special Cause Variation. Pada
proses stabil begitu juga sebaliknya. Jadi Control Chart dapat digunakan
untuk membedakan antara variabel-variabel yang secara konsisten
mempengaruhi Karakteristik Proses (Common Cause Variation) dengan
variabel-variabel yang menimbulkan efek tak terduga terhadap Karakteristik
Proses (Special Cause Variation).
2. Untuk menentukan Kontrol dan Kapabilitas Kontrol Statistik/Statistical
Control Capability (Stable).
Suatu proses yang hanya mempunyai Common Causes Variation yang
mempengaruhi hasil disebut proses yang stabil atau dapat dikatakan berada
dalam Statistical Control Capability. Proses dikatakan kapabel apabila
bersifat stabil dan outputnya memenuhi kebutuhan pelanggan. Dapat terjadi
bahwa proses bersifat stabil tetapi tidak kapabel dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan.
3. Untuk mengetahui kapan perubahan perlu dilakukan.
Sekali diketahui Special Cause Variation, maka dapat dihilangkan tanpa
mengubah seluruh proses atau sistem. Terlebih dulu dapat dihilangkan
Special Cause Variation untuk membuat proses menjadi stabil. Setelah itu dapat diperkirakan Kapabilitas Proses untuk memenuhi kebutuhan customer.
Tanpa Control Chart sering dilakukan kesalahan dengan mengubah proses
stabil yang sebetulnya tidak perlu.
4. Untuk mengetahui tanggung jawab yang diperlukan untuk melakukan
perbaikan. Biasanya orang-orang yang terlibat di dalam proses bertanggung
26
persoalan sistem atau proses sehingga ini merupakan tanggung jawab
orang-orang yang bekerja terhadap sistem untuk melakukan perubahan sistem.
Ada dua macam control chart yaitu untuk data variable dan untuk data
attribute.
3.3. Control Chart untuk data Atribut
Data Atribut (Attributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat
dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan
label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan
nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh
dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukan karakteristik kualitas yang
sesuai dengan spesifikasi. Atribut digunakan apabila ada pengukuran yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan, missal goresan, kesalahan, warna, atau ada
bagian yang hilang (Ariani, 2003:130). Selain itu, atribut digunakan apabila
pengukuran dapat dibuat tetapi tidak dibuat karena alasan waktu, biaya, atau
kebutuhan. Pengendalian kualitas proses statistik untuk data atribut ini digunakan
sebagai pengganti pengendali kualitas proses statistik untuk data variabel.
Grafik pengendali kualitas proses statistik data atribut dapat digunakan
pada semua tingkatan dalam organisasi, perusahaan, dan mesin-mesin. Grafik
pengendali kualitas proses statistik data atribut juga dapat membantu
mengidentifikasi akar permasalahan baik pada tingkat umum maupun pada tingkat
[image:14.595.113.514.245.616.2]Ada dua kelompok grafik pengendali proses statistik data atribut, yakni
yang berdasarkan distribusi binomial dan distribusi poisson. Kelompok
pengendali untuk unit-unit ketidaksesuaian, didasarkan pada distribusi binomial
seperti p-chart yang menunjukan proporsi ketidaksesuaian dalam sampel atau sub
kelompok. Yang ditunjukan dengan bagian atau persen. Sedangkan yang
berdasarkan distribusi poisson, terdapat c-chart, dan u-chart. Untuk menyusun
grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran yang akan dicapai
Sasaran ini akan mempengaruhi jenis peta pengendali kualitas proses
statistik data atribut yang harus digunakan. Hal ini tentu saja dipengaruhi
oleh karakteristik kualitas suatu produk dan proses apakah proporsi atau
banyaknya ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok, ataukah
ketidaksesuaian dari suatu unit setiap kali mengadakan observasi.
2. Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi
Banyaknya sampel yang diambil akan mempengaruhi jenis grafik
pengendali di samping karakteristik kualitasnya.
3. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan jenis peta
pengendali. Misalnya suatu perusahaan atau organisasi menggunakan
p-chart, maka data yang dikumpulkan juga harus diatur dalam bentuk proporsi
[image:15.595.118.513.244.624.2]28
4. Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali pada masing-masing
grafik pengendali biasanya menggunakan ±3σ sebagai batas-batas
pengendalinya.
5. Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali
Revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali dilakukan
apabila dalam grafik pengendali kualitas proses statistik untuk data atribut
terdapat data yang berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical
control) dan diketahui kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus.
Demikian pula, data yang berada di bawah garis pengendali bawah apabila
ditemukan penyebab khusus di dalamnya tentu juga diadakan revisi. (Ariani,
2003)
3.4. Control Chart untuk Data Variabel
Ada dua jenis Control Chart menurut data yang digunakan yaitu
Control Chart untuk data variabel dan Control Chart untuk data atribut. Karena jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data hasil
pengukuran atau data variabel maka Control Chart yang akan digunakan
adalah Control Chart untuk data variabel yaitu Control Chart dan
. Selain ditentukan oleh jumlah observasi yang dilakukan, Control
[image:16.595.115.512.239.628.2]3.5. Manfaat Control Chart
Control Chart digunakan untuk mengadakan perbaikan kualitas
proses, menentukan kemampuan proses, membantu menentukan
spesifikasi-spesifikasi yang efektif, menentukan kapan proses dijalankan dan kapan
dibuat penyesuaiannya, dan menemukan penyebab dari tidak diterimanya
standar kualitas tersebut (produk). Control chart ini digunakan apabila
dalam pengukuran ternyata ada kecenderungan hasil pengukurannya
semakin naik atau semakin menurun. Control chart ini juga berperan sebagai
pengontrol kualitas produk agar sesuai dengan keinginan konsumen atau
pelanggan.
3.6. Variasi
Ada tiga macam variasi :
1. Variasi dalam objek
Misalnya : Kehalusan dari salah satu sisi dari suatu produk tidak sama
dengan sisi lain, lebar bagian atas suatu produk tidak sama dengan lebar
bagian bawah.
2. Variasi antara objek
Misalnya : Suatu produk yang diproduksi pada saat yang hampir sama
mempunyai kualitas yang berbeda atau bervariasi.
3. Variasi yang ditimbulkan oleh perbedaan waktu produksi.
30
3.7. Penyebab Timbulnya Variasi
1. Variasi Penyebab Khusus
Variasi Penyebab Khusus adalah kejadian-kejadian diluar sistem
yang mempengaruhi variasi dalam sistem. (manusia, peralatan, material,
lingkungan, metode kerja).
2. Variasi penyebab Umum
Variasi penyebab Umum adalah faktor-faktor dalam sistem atau
yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi. Penyebab
umum sering disebut penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem
(system causes).
3.7.1 Control Chart Rata-Rata( ) dan Range (R)
1. Control Chart Rata-rata ( )
Manfaat dari Control Chart Rata-rata ( ), sebagai berikut:
a. Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal
dalam hal lokasinya (pemusatannya).
b. Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau
tidak.
c. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan.
2. Control Chart Range (R)
Manfaat dari Control Chart Range (R), sebagai berikut:
b. Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan
mencari range dari sampel yang diambil.
Langkah-langkah dalam pembuatan Control Chart Rata-rata ( ) dan jarak (Range
(R))
Dalam pembuatan Control Chart Rata-rata ( ) dan jarak (Range (R))
perlu diperhatikan beberapa langkah, sebagai berikut:
1. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup yang besarnya sekitar 2 hingga 8
sampel, yaitu , yang didefinisikan sebagai berikut:
Dimana :
= jumlah data atau sampel yang diambil pada subgrup.
n = banyaknya anggota pada masing-masing subgrup.
2. Hitung nilai rata-rata seluruh , yaitu yang merupakan center line dari
Control Chart , yang didefinisikan sebagai berikut:
Dimana :
= rata – rata pada setiap subgrup.
m = banyaknya subgrup.
3. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup,
yaitu Range ( R ), yang didefinisikan sebagai berikut:
32
4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu yang merupakan center line
dari Control Chart R, yang didefinisikan sebagai berikut:
Dimana :
= range untuk setiap subgrup
m = banyaknya subgrup.
5. Hitung batas kendali dari Control Chart , yang didefinisikan sebagai
berikut:
dimana
= yang pada nomor 1.
= garis tengah
jumlah subgrup atau sampel
= merupakan konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah
pengamatan sampel dalam subgrup
= rata-rata keseluruhan subgrup
6. Hitung batas kendali untuk control chart R, yang didefinisikan sebagai
berikut:
= batas kendali atas untuk R
= range (rentang/jarak) keseluruhan subgrup
Dimana : R sama dengan R pada nomor 3.
D3 ,D4 = merupakan konstanta yang besarnya dipengaruhi oleh
jumlah pengamatan sampel dalam subgrup.
UCL = Upper Control Limit
LCL = Lower Control Limit
7. Plot data dan R pada peta kendali dan R bertujuan untuk mengetahui
apakah data berada dalam pengendalian atau tidak.
[image:21.595.119.514.226.639.2]Control Chart akan mendeteksi penyimpangan abnormal dengan bantuan grafik garis. Ada tiga batasan dalam pembuatuan grafik Control Chart :
1. Batas kendali atas / Upper Control Limit (UCL).
Batas kendali atas merupakan garis batas atas (Upper Limit) untuk suatu
penyimpangan.
2. Garis pusat / Centerl Line (CL).
Garais pusat merupakan garis yang melambangkan tidak adanya
penyimpangan dari karakteristik sampel.
3. Batas kendali bawah / Lower Control Limit ( LCL)
Batas kendali bawah merupakan garis batas bawah (lower limit) untuk suatu
penyimpangan dari karakteristik sampel.
3.7.2 Control Chart Rata-rata dan Standar Deviasi ( dan S)
34
dengan peta pengendali rata – rata dan range, maka kasus dapat diselesaikan
dengan Control Chart rata-rata dan standar deviasi.
Langkah-langkah pembuatan Control Chart dan S adalah sebagai berikut :
1. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu , didefinisikan sebagai
berikut:
Dimana :
= jumlah data atau sampel yang diambil pada subgrup.
n = banyaknya anggota pada masing-masing subgrup.
2. Hitung nilai rata-rata dari seluruh , yaitu yang merupakan garis tengah
(center line) dari peta kendali , didefinisikan sebagai berikut:
Dimana :
m = banyaknya subgrup.
= rata – rata pada setiap subgrup.
= rata-rata keseluruhan subgrup.
3. Hitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S, yang didefinisikan
sebagai berikut:
4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh S, yaitu yang merupakan garis tengah
= standar deviasi keseluruhan subgrup.
banyaknya subgrup
5. Hitung batas kendali dari peta kendali , yang didefinisikan sebagai berikut:
dimana
A3 = untuk menentukan jarak dari garis pusat ke batas pengendali.
= Simpangan baku subgrup (sampel)
= sebuah faktor yang digunakan dalam hubungan penarikan
sampel
Sehingga :
6. Hitung batas kendali untuk peta kendali , yang didefinisikan sebagai
berikut:
36
dimana :
dimana = untuk menentukan jarak dari garis pusat ke batas
kendali.
B4 = batas kendali atas
B3 = batas kendali bawah
C4 = sebuah faktor yang digunakan dalam hubungan
penarikan sampel
Sehingga :
7. Plot data dan S pada peta kendali dan S bertujuan untuk mengetahui
apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control chart dan S.
Control chart standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian proses. Penggunaan control chart standar deviasi digunakan
bersama rata-rata. Maka dalam kasus ini dapat diselesaikan dengan control
chart rata-rata dan standar deviasi.
Jadi tujuan dari perancangan program aplikasi Control Chart ini
produksi sehingga bisa dijadikan pedoman dalam mengarahkan perusahaan
48 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil studi kasus untuk tiga puluh data pengukuran ketebalan cat
pesawat terbang diperoleh kesimpulkan :
1. Control Chart rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) digunakan untuk
mengukur keakurasian proses. Aplikasi metode Statistical Process Control
(SPC) pada industri pesawat terbang tergambarkan melalui peta kendali
(Control Chart) dan perhitungan kemampuan prosesnya. Peta kendali
(Control Chart) membantu mengontrol proses agar tetap terkendali secara
statistik (in statistical control), jika proses tersebut tidak terkendali secara
statistik (out of statistical control), maka perlu dilakukan perbaikan.
2. Dengan menggunakan peta kendali (control chart) diketahui adanya gejala
penyimpangan pada proses produksi komponen pesawat di PT. Dirgantara
Indonesia dilihat dari yaitu terdapat tiga titik yang jauh dari center line
dan melebihi lower center limit. Gejala ini disebabkan oleh variasi penyebab
khusus. Setelah melakukan perbaikan maka proses tersebut terkendali secara
5.2 Saran
Saran yang diajukan untuk peningkatan kualitas produk pada perusahaan
agar menjadi lebih baik adalah : .
1. PT.Dirgantara Indonesia masih perlu melakukan pengendalian kualitas dan
pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap produk yang dihasilkan karena
tingkat kecacatan masih tinggi. Perlu diadakan pelatihan kerja dan
memperbaharui mesin-mesin yang sudah tua terutama dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas produk yang
terkendali secara statistik atau berada dalam kontrol.
2. Perlu adanya target ketebalan yang diinginkan, sehingga variasi ketebalan cat
yang terjadi tidak berada pada nilai minimum yang berdampak pada serangan
korosi rendah dan tidak pula pada maksimum yang berpengaruh pada berat
50
DAFTAR PUSTAKA
Dorothea, W.A. 2003. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kualitatif
dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Feigenbaum, A. V. (1983)., Total Quality Control, Third Edition, Mcgraw-Hill, Inc.
Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga.
Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gaspersz, V. 2001. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Grant, E. L dan Leavenworth, R. S. 1991. Pengendalian Mutu Statistis. Penerbit Erlangga.
Mongomery, D.C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas. Alih Bahasa :
Zanzawi Soejati. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Trihendradi, C. 2004. SPSS 12 Statistik Inferen Teori Dasar & Aplikasinya.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.