• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK: Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK: Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi

Di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga - Majalengka)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

LIA LIANA ISKANDAR NIM:1102579

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

ii

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi Di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga - Majalengka)

Oleh: Lia Liana Iskandar

S. Sos, Universitas Jenderal Soedirman, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pendidikan (M. Pd.) pada Program Studi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Sekolah Pasca Sarjana

©Lia Liana Iskandar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

iii

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing Tesis:

Dosen Pembimbing I

Prof. DR. R. Gurniwan Kamil Pasya, M. Si NIP. 19610323 198603 1 002

Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M. Pd., MA NIP. 19620702 198601 1 002

Mengetahui, Ketua Program Studi PIPS SPS UPI Bandung,

(4)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI SELF REGULATED LEARNING

UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pada pembelajaran sosiologi di sekolah yang selama ini dianggap monoton dan kurang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan peserta didik terbiasa dengan proses pembelajaran yang teacher centered dan sangat tergantung pada keberadaan guru, sehingga kemandirian belajar peserta didik sangat rendah.

Untuk mengatasi permasalahan belajar tersebut, berkenaan aspek strategi pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi self regulated learning yang memfasilitasi peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan bebas, menyenangkan, menemukan makna belajar, mengurangi ketergantungan kepada orang lain, dan akhirnya menumbuhkan kemandirian belajar. Penerapan strategi self regulated learning ini dilakukan di kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga - Majalengka dengan mengikuti model siklus secara sitematis dengan empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, monitoring hasil strategi, dan evaluasi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain siklus observasi tiga tahap dari Hopkins. Sebagaimana namanya, siklus ini memiliki tiga tahapan utama, yakni rapat perencanaan, observasi kelas dan diskusi feedback. Hasil penelitian menujukan bahwa strategi self regulated learning berhasil menumbuhkan kemandirian belajar pada peserta didik kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga – Majalengka pada pembelajaran sosiologi, yang ditunjukan dengan terpenuhinya lima indikator kemandirian belajar yaitu: kepercayaan diri, motivasi, inisiatif, tanggung jawab dan disiplin.

(5)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

THE APPLICATION OF SELF REGULATED LEARNING IN EMERGING STUDENTS’ LEARNING INDEPENDENCE (Class Action Research in Sociology Subject in The Second Grade

of Social Three of Senior High School 1 Talaga – Majalengka) ABSTRACT

This research is based on the learning problem of sociology subject in school that is pretend monotony and lack of students’ activity in learning process. This problem causes students more comportable in teacher centered learning process that they always depend on teacher’s exsistence, so the students learning independence becomes low.

To solve this problem, it is related to the learning strategy aspect that applies self regulated learning strategy. It facilitates students doing their learning activity free and enjoyable, finds learning meaning, decreases students’ dependence, and emerges students’ learning independence. The application of this self regulated learning strategy was held in the second grade of social three of senior high school I Talaga – Majalengka wich is suitable with cycle model sistematically in four step, as follows: planning, actuating and monitoring, monitoring strategy result, and evaluating.

Qualitative approach is used in this class action research by observation cycle design from Hopkins in three steps, i.e plan meeting, class observation, and feedback discussion. The result is self regulated learning strategy can be the best strategy to emerge the students’ learning independence of the second grade of social three in senior high school I Talaga – Majalengka, espesially in sociology subject. This can be seen from five indicators of learning independence wich was fulfilled in this research, are: self confidence, motivation, inisiative, responsibility, and dicipline.

(6)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme . ... 10

B. Pembelajaran IPS-Sosiologi ... 18

C. Strategi Pembelajaran ... 22

D. Self Regulated learning ... 26

1. Unsur-Unsur Self Regulated Learning ... 28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning ... 29

E. Strategi Self Regulated Learning .... ... 31

F. Kemandirian Belajar ... 35

1. Pengertian Kemandirian Belajar ... 35

2. Hubungan antara Self Efficacy dengan Kemandirian Belajar ... 37

3. Karakteristik Kemandirian belajar ... 43

4. Aspek dan Dimensi Kemandirian Belajar ... 46

5. Sumber, Langkah dan Tujuan Kemandirian Belajar ... 48

6. Bentuk Kemandirian Belajar ... 50

7. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ... 51

G. Penelitian Terdahulu ... 54

(7)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71

1. Profil Sekolah SMAN 1 Talaga ... 71

2. Subjek Penelitian ... 77

a. Profil Guru Mitra ... 77

b. Profil Kelas ... 78

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 78

a. Kegiatan Pendahuluan ... 78

1) Orientasi Awal Kegiatan Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 ... 79

2) Sosialisasi Penggunaan Strategi Self Regulated Learning dalam pembelajaran Sosiologi ... 82

b. Pelaksanaan Siklus PTK dengan Strategi Self Regulated Learning83 1) Tindakan Siklus I ... 81

2) Tindakan Siklus II ... 95

3) Tindakan Siklus III ... 109

B. Pembahasan ... 117

1. Analisis Proses Penerapan Strategi Self Regulated Learning pada Pembelajaran Sosiologi dengan Menggunakan PTK Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik ... 117

2. Hasil dari Penerapan Strategi Self Regulated Learning ... 132

3. Kendala yang Dihadapi selama Penelitian dan Solusinya ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 137

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140

(8)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget ... 14

4.1 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I ... 87

4.2 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus I ... 88

4.3 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus I ... 89

4.4 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus II ... 102

4.5 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus II ... 103

4.6 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada Siklus II ... 105

4.7 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus III ... 113

4.8 Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus III ... 114

4.9 Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus III ... 115

4.10 Rekapitulasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I sampai Siklus III ... 124

4.11 Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran Siklus I sampai Siklus III ... 126

(9)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(10)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis ... 148

2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian ... 150

3. Surat Izin Observasi ... 151

4. Data Subjek Penelitian ... 152

5. Pedoman Wawancara Dengan Guru Mitra ... 153

6. Pedoman Wawancara Dengan Peserta Didik ... 155

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 156

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 162

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 168

(11)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan, peserta didik secara terus menerus perlu dikembangkan. Dalam pengembangan itu, terdapat dua aspek penting yaitu membelajarkan peserta didik bagaimana belajar dan membelajarkan peserta didik bagaimana berpikir.

Kemandirian sangat penting untuk dikembangkan pada kegiatan pembelajaran, karena tuntutan belajar di sekolah mengharuskan peserta didik untuk belajar lebih mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang lebih terarah dan intensif sehingga memungkinkan peserta didik produktif, kreatif, dan inovatif.

Bekal utama yang dibutuhkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut adalah memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengatur kegiatan belajar, mengontrol perilaku belajar, dan mengetahui tujuan, arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajarnya.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Utari Sumarmo (2004:1) bahwa setiap peserta didik perlu memiliki kemandirian dalam belajar. Karena dengan kemandirian, peserta didik cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar akan mampu menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.

(12)

2

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebebasan individu manusia untuk memilih, menguasai dan menentukan dirinya sendiri (Chaplin, 1995:3). Kemandirian merupakan salah satu ciri kematangan yang memungkinkan individu berfungsi otonom dan berusaha ke arah prestasi pribadi untuk tercapainya suatu tujuan.

Menurut Papalia (2008:555) jika ditinjau dari faktor kognisi, pada masa remaja individu mulai memasuki tahap perkembangan kognitif pada level tertinggi, yaitu operasional formal. Pada tahap operasional formal, remaja diharapkan mampu mengintegrasikan pengalaman-pengalaman masa lalu dengan tantangan di masa kini dan mendatang, serta mampu membuat rencana untuk masa depan. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat tercermin pada kemampuan remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai dalam belajar.

Kemampuan remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai dalam belajar merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh siswa yang memiliki Self regulated learning (SRL) sehingga secara tidak langsung SRL mempengaruhi kemandirian siswa. Menurut Santrock (2007:234) peserta didik yang mempunyai self regulated learning menunjukkan karakteristik sebagai berikut: mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan motivasi, menyadari hal- hal yang mempengaruhi kondisi emosional dan mempunyai strategi untuk mengatur emosi agar tidak mengganggu kegiatan belajar, memantau kemajuan yang mendekati target belajar secara periodik, memeriksa strategi belajar yang didasarkan pada kemajuan yang dicapai, mengevaluasi rintangan yang mungkin timbul, dan membuat adaptasi yang diperlukan.

(13)

3

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan rencana untuk penyelesaian tugas, senang belajar dan mempunyai kecenderungan untuk memenuhi target yang telah direncanakan.

Peserta didik yang hanya duduk tenang dan mendengarkan informasi dari guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan memang agak sulit. Padahal faktor penentu keberhasilan dalam belajar adalah peserta didik sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan keterlibatan peserta didik, maka proses belajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam belajar, peserta didik dituntut memiliki sikap mandiri, artinya peserta didik perlu memiliki kesadaran, kamauan dan motivasi dari dalam diri peserta didik dan bukan semata-mata tekanan rang tua maupun pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri peserta didik, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Kemandirian akan membuat seorang peserta didik memiliki inisiatif untuk belajar tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi ujian atau tidak ujian. Hal ini termasuk mengembangkan konsep untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh tanggung jawab sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi

(14)

4

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga – Majalengka juga cenderung berupa pembelajaran yang teacher centered. Pembelajaran yang bersifat searah ini membuat peserta didik selalu bergantung pada pekerjaan guru, sehingga selama proses belajar mengajar peserta didik cenderung pasif saat mengikuti pelajaran sosiologi. Peserta didik mendengarkan, mencatat materi yang terkait, dan dituntut untuk menghafalkannya lalu peserta didik disuruh untuk mengerjakan latihan-latihan soal dengan tanpa tahu akan tujuan dan manfaat yang akan mereka peroleh.

Dari hasil observasi juga ditemukan fakta bahwa pada saat pembelajaran berlangsung sebagian peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru. Peserta didik juga tidak membaca buku-buku pelajaran dan tidak mengerjakan LKS jika tidak diminta atau diperintahkan oleh guru. Ketika guru memberikan pekerjaan rumah, peserta didik tidak mengerjakannya di rumah. Mereka cenderung mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah dan mengandalkan jawaban teman. Peserta didik tidak berani mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Saat guru memberikan penugasan pada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya, peserta didik tampak sekali tidak mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan peserta didik belum dapat merancang belajar mereka sendiri. Hasilnya peserta didik menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya kemandirian peserta didik dalam pembelajaran sosiologi.

Terkait belum optimalnya kemandirian belajar peserta didik, maka perlu adanya pemilihan strategi pembelajaran sosiologi dengan pendekatan yang dapat menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik. Salah satunya adalah strategi

self regulated learning.

Menurut Suyono dan Hariyanto, (2011:111) Self regulated learning adalah:

“Proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan,

(15)

5

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta kapan menggunakan pengetahuan itu dalam situasi pembelajaran yang berbeda”.

Self-Regulated Learning (SRL) menempatkan pentingnya kemampuan seseorang

untuk belajar disiplin mengatur dan mengendalikan diri sendiri serta menekankan pentingnya inisiatif. Intinya, SRL menunjukan motivasi dan orientasi peserta didik sebagai ukuran perilaku partisipasi aktif pada proses pembelajaran.

Masalah belajar adalah masalah pengaturan diri, untuk itu, peserta didik membutuhkan pengaturan diri atau self-regulated learning (SRL). Pengaturan diri (SRL) dibutuhkan peserta didik agar mereka mampu mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri, mampu menyesuaikan dan mengendalikan diri, terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit. Peserta didik dikatakan melakukan

self-regulation dalam belajar bila mereka secara sistematis mengatur perilaku dan

kognisinya dengan memperhatikan aturan yang dibuat sendiri, mengontrol jalannya proses belajar dan mengintegrasikan pengetahuan, melatih untuk mengingat informasi yang diperoleh, serta mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai positif belajarnya.

Self-regulated learning menjadi komponen integral terhadap fungsi

formatif belajar. Fungsi ini merupakan suatu budaya belajar yang mendorong peserta didik melatih strategi belajar pengaturan diri ketika ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan atau ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah. Strategi self-regulated learning adalah himpunan rencana yang dapat digunakan pebelajar agar mencapai tujuan. Rencana-rencana aksi ini berdasar pada fase-fase, proses-proses, dan sub proses pebelajar pengaturan diri. Penggunaan strategi

self-regulated learning mengurangi kecemasan, meningkatkan self-efficacy dan

menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan dan prestasi akademik.

Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa keunggulan dari strategi self-regulated

learning adalah bahwa strategi ini dicirikan oleh peserta didik sebagai partisipan

(16)

6

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melatih informasi untuk dipelajari, memelihara emosi yang positif selama tugas-tugas akademik, dan mempertahankan kepercayaan motivasi yang positif tentang kemampuan mereka, nilai belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul: “Penerapan Strategi Self regulated Learning untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik” (Penelitian Tindakan

Kelas pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga–

Majalengka)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah pokok yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran sosiologi dengan menerapkan strategi

self regulated learning untuk menumbuhkan kemandirian belajar peserta

didik ?

2. Bagaimanakah hasil dari penerapan strategi self regulated learning pada pembelajaran sosiologi?

3. Bagaimana solusi terhadap berbagai kendala dalam penerapan strategi self

regulated learning dalam pembelajaran sosiologi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran sosiologi dengan menerapkan strategi

self regulated learning untuk menumbuhkan kemandirian belajar peserta

didik.

2. Mengetahui hasil dari penerapan strategi self regulated learning pada pembelajaran sosiologi.

(17)

7

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, karena melalui Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) guru diberdayakan mengambil prakarsa profesional secara mandiri. Selain itu guru akan mampu mengembangkan kemandiriannya yang ditunjang oleh rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi karena penelitian ini bertolak dari kepedulian terhadap pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan demikian diharapkan para guru akan mampu memperbaiki dan dapat meningkatkan kualitas kerjanya.

Bagi pengembangan ilmu, diharapkan penelitian ini bisa memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sebagai kajian teoritis khususnya yang berkaitan dengan strategi self regulated learning dan kemandirian belajar peserta didik, serta dalam upaya pengembangan mutu pendidikan dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan suatu rujukan untuk menggunakan strategi Self regulated learning, agar proses pembelajaran khususnya Sosiologi menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk dipelajari oleh peserta didik.

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan keterampilan tentang pilihan dan variasi strategi pembelajaran

c. Bagi peserta didik, penelitian ini memberikan informasi tentang pentinya kemandirian belajar dalam pembelajaran sosiologi serta menambah pengalaman belajar peserta didik dengan menggunakan strategi Self

regulated learning, sehingga meningkatkan motivasi dan aktifitas peserta

(18)

8

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa menjadi bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

E. Klarifikasi Konsep

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep yang terdapat dalam penelitian ini untuk menghindari kesalahan penafsiran oleh pembaca. konsep-konsep yang dimaksud adalah:

1. Strategi Pembelajaran

Kemp dalam Sanjaya (2008:126) mengungkapkan bahwa strategi

pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan

efisien”.

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Self Regulated Learning

Zimmerman (1989:3) mendefinisikan self regulated learning sebagai

“suatu proses dimana seorang peserta didik mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition), perilaku (behaviours) dan perasaannya (affect) secara sistematis dan berorientasi pada pencapaian tujuan belajar.”

Self regulated learning merupakan suatu upaya peserta didik aktif

untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat dengan menggunakan cara-cara yang relevan dan tidak terbatas hanya pada materi pelajaran yang didapat peserta didik dari lingkungan sekolah.

3. Strategi Self Regulated Learning

Zimmerman (1989:11) mendefinisikan strategi self-regulated learning

sebagai “strategi-strategi spesifik yang digunakan oleh peserta didik dalam tugas-tugas belajar, untuk melatih pengendalian terhadap proses

(19)

9

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Strategi self-regulated learning mengarah pada tindakan dan proses yang diarahkan pada perolehan informasi atau keterampilan yang melibatkan pengorganisasian (agency), tujuan (purpose) dan persepsi instrumental individu.

4. Kemandirian Belajar

Mudjiman (2009:15) mengatakan bahwa kemandirian belajar adalah

“kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai

suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki”.

(20)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (1996:43), lokasi penelitian adalah lokasi situasi sosial yang mengandung tiga unsur, yakni: tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat adalah tiap lokasi dimana manusia melakukan sesuatu, pelaku adalah semua orang terdapat di lokasi tersebut, sedangkan kegiatan adalah apa yang dilakukan dalam situasi sosial tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, lokasi penelitian tindakan ini dilakukan di SMA Negeri 1 Talaga yang beralamat di Jl. Ganeas No. 05 Talaga, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru, peserta didik, serta proses-proses interaktif yang terjadi antara guru dengan peserta didik dan antara sesama peserta didik selama berlangsungnya program tindakan ini. Guru yang dimaksud adalah guru yang mengajar sosiologi yang mengajar di SMA Negeri 1 Talaga. Sedangkan peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Talaga.

B. Desain Penelitian

(21)

60

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1

Siklus Observasi Tiga-Tahap Hopkins

Rapat planning memberikan kesempatan bagi observer dan observed untuk berefleksi tentang pelajaran atau bidang kurikulum yang akan diobservasi, dan refleksi ini diharapkan dapat melahirkan keputusan timbal balik tentang bagaimana mengumpulkan data observasional teerkait dengan salah satu aspek pengajaran.

Selanjutnya, pada tahap observasi kelas, observer mengobservasi guru dan siswa (observed) di ruang kelas dan mengumpulkan data objektif tentang aspek pengajaran yang telah mereka sepakati sebelumnya.

kemudian saat diskusi feedback, observer dan guru (observed) saling berdiskusi tentang informasi yang telah dikumpulkan, menentukan tindakan apa yang nantinya perlu dilaksanakan, menyepakati catatan diskusi, dan merencanakan kembali siklus observasi selanjutnya.

Intinya, baik observer maupun observed perlu membuat proses observasi ini berjalan secara efektif dan sistematis. Menurut Hopkins (2011:137-138), terkait dengan siklus observasi kelas ini, ada beberapa prinsip penting yang perlu dipertimbangkan diantaranya:

1. Iklim interaksi antara observer dan observed haruslah bersifat mutualistik, saling membantu sama lain, saling membangun rasa kepercayaan.

2. Fokus kegiatan observasi seharusnya adalah meningkatkan praktik pengajarandan memperkuat strategi-strategi yang telah terbukti sukses,

Rapat planning

(22)

61

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

daripada mengkritik pola perilaku yang tidak penting, atau bahkan mengubah kepribadian guru (observed)

3. Proses ini bergantung pada pengumpulan dan penggunaan data observasional yang objektif, harus berlandaskan pada penilaian-penilaian yang substantif.

4. Guru (observed) didorong untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang praktik pengajarannya berdasarkan data yang telah diperoleh, dan menggunakan data tersebut untuk membuat „hipotesis-hipotesis‟ yang dapat diuji di masa-masa mendatang.

5. Masing-masing siklus observasi merupakan proses yang berkelanjutan yang saling mendukung satu sama lain.

6. Baik observer maupun observed harus terlibat dalam proses timbal balik pengembangan profesional yang dapat menuntun pada peningkatan skill-skill pengajaran keduanya.

Diharapkan dengan terpenuhinya prinsip-prinsip diatas observasi kelas mampu mendukung tujuan-tujuan spesifik dalam pengajaran dan aspirasi-aspirasi yang lebih umum dalam pengembangan guru dan sekolah.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Mills (dalam Hopkins,

2011:88) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan oleh guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik refleksif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa.

Berdasarkan definisi diatas, penelitian tindakan kelas merujuk pada bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran peserta didik, dan belajar dari pengalaman peserta didik sendiri untuk meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik .

(23)

62

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah proses untuk memperoleh hasil perubahan dan memanfaatkan hasil perubahan yang diperoleh dalam penelitian itu.

Kemmis (1983) dalam Hopkins (2011:87) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi yang melingkupi pelaksanaan praktik-praktik tersebut. Dalam Pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesionalisme, program-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem. Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu termasuk pendidikan sehingga dapat meningkatkan rasionalitas. Penelitian tindakan kelas diperlukan didalam dunia pendidikan sebagai pengembangan kurikulum, profesionalisme dan perencanaan sistem.

Menurut Arikunto (2008:62) “ciri-ciri penelitian tindakan kelas (PTK) adalah adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami (bukan dalam laboratorium), ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis”. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang intinya adalah pebaikan-perbaikan dan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran dan dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan.

(24)

63

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sosiologi dapat ditepis dan diantisipasi dengan menunjukan bukti-bukti nyata pentingnya pembelajaran sosiologi di sekolah melalui peranannya dalam menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya. Sebab itu, Sugiono (2007:60-61) menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif, “The Researcher is the Key Instrument”. Jadi peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

Menurut Sugiono (2007:61-62) Peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian kualitatif karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermaknaatau tidak bagi penelitian.

b. Peneliti sebagai alat bisa menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

c. tiap situasi merupakan keseluruhan. tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. d. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami

dengan pengetahuannya semata. untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

e. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

f. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, atau perbaikan.

(25)

64

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitinya sebagai satu-satunya instrumen, karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:

a. Observasi; yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. observasi juga artinya tindakan yang untuk melakukan penafsiran dari teori seperti yang dikemukakan oleh Karl Popper (Hopkins, 1993, dalam Wiriaatmadja, 2012:104). Instrumen observasi lazimnya disebut pedoman observasi, pada penelitian ini menggunakan pedoman observasi aktivitas guru (Observing

Teacher), observasi aktivitas peserta didik (Observing student), dan observasi

kemandirian belajar peserta didik.

Berikut pedoman observasi aktivitas guru:

1) Kemampuan membuka pelajaran (set induction) 2) Penggunaan strategi mengajar

3) Kemampuan komunikasi dan interaksi dengan peserta didik 4) Kemampuan pengelolaan kelas (Classroom Management) 5) Kemampuan mengembangkan materi pelajaran

6) Kemampuan memberikan semangat kepada peserta didik agar tekun dalam usaha mencapai tujuan dan konsep dari materi yang telah dipelajari

7) Kemampuan memberikan motivasi serta penguatan kepada peserta didik 8) Kemampuan mengarahkan peserta didik untuk aktif dalam proses

pembelajaran

9) Menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran

(26)

65

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berikut pedoman observasi aktivitas peserta didik: 1) Memperhatikan penjelasan guru

2) Merespon pertanyaan guru

3) Antusias dalam mengikuti pembelajaran 4) Mengerjakan tugas yang diberikan guru 5) Diskusi antarpeserta didik/guru

6) Mengajukan pertanyaan

7) Menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau teman 8) Mengemukakan pendapat

9) Memberi tanggapan, saran yang berbeda terhadap penjelasan guru atau teman

10)Mempersiapkan dan membawa sumber belajar 11)Menggunakan bahan belajar dan bahan referensi 12)Mengerjakan soal latihan

13)Mempresentasikan tugas

Berikut pedoman observasi kemandirian belajar peserta didik: 1) Indikator percaya diri, kriteria pengamatannya:

a) Melakukan kegiatan presentasi di depan kelas

b) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain. c) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain

2) Indikator motivasi, kriteria pengamatannya: a) Memiliki dorongan rasa ingin tahu b) Semangat dan antusias dalam kegiatan c) Komitmen yang tinggi terhadap tugas 3) Indikator inisiatif, kriteria pengamatannya:

a) Keikutsertaan dalam mengajukan pertanyaan b) Keikutsertaan dalam menjawab pertanyaan

(27)

66

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Indikator tanggung jawab, kriteria pengamatannya:

a) Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan kelompok b) Keikutsertaan dalam memecahkan masalah

c) Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok d) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri

5) Indikator disiplin, kriteria pengamatannya: a) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas b) Fokus pada kegiatan pembelajaran

c) Mengatasi sendiri kesulitan pada dirinya

b. Wawancara; berupa pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan tentang hal-hal yang dibutuhkan. orang-orang yang dapat diwawancarai adalah; Peserta didik, Guru Pelajaran Sosiologi Kelas X, Kepala Sekolah serta pihak-pihak lain sesuai kebututuhan. Alat bantu wawancara dinamakan pedoman wawancara. dalam penelitian ini pedoman wawancara terdiri atas 2 (dua) yaitu pedoman wawancara untuk guru dan peserta didik.

Pedoman wawancara untuk guru: 1) Nama, tempat dan tanggal lahir? 2) Pendidikan terakhir guru? 3) Pengalaman mengajar?

4) Penataran atau pelatihan yang pernah diikuti guru?

5) Metode dan strategi mengajar yang biasa digunakan guru? 6) Buku sumber dan media pembelajaran yang biasa digunakan? 7) Apakah guru selalu mempersiapkan rancangan pembelajaran?

8) Bagaimana wawasan guru tentang keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru?

9) Bagaimana wawasan guru mengenai upaya pengembangan bahan ajar? 10)Apakah selama proses pembelajaran selalu memberikan motivasi dan

(28)

67

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11)Apakah guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memiliki inisiatif belajar, memiliki tanggung jawab dalam bersikap dan disiplin dalam menyelesaikan tugas?

12)Menurut guru, apakah peserta didik perlu memiliki kemandirian belajar? 13)Apakah guru mengenal strategi self regulated learning?

14)Bagaimana tanggapan guru terhadap strategi self regulated learning?

Pedoman wawancara untuk peserta didik :

1) Apakah peserta didik senang belajar sosiologi?

2) Bagaimana pendapat peserta didik tentang pembelajaran sosiologi selama ini?

3) Metode/cara/startegi mengajar seperti apa yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sosiologi?

4) Apakah peserta didik selalu mempersiapkan, membawa dan menggunakan sumber pembelajaran?

5) Sumber pembelajaran yang biasa peserta didik gunakan dalam pembelajaran sosiologi?

6) Apakah peserta didik suka mengajukan pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami?

7) Apakah peserta didik suka menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru ataupun teman?

8) Apakah peserta didik suka melakukan presentasi di depan kelas? 9) Apakah peserta didik merasa akrab dengan guru?

10)Apakah peserta didik mengenal strategi strategi self regulated learning? 11)Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap strategi self regulated

learning?

(29)

68

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Analisis Data

Nasution (1996:126) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Sedangkan menurut Sugiono (2007:89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menyebarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyeleksi data dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Ketika wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Setelah menganalisis jawaban, terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sampai datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu Data Reduction, Data Display, dan

Conclusion Drawing/verification (Miles dan Huberman, dalam Sugiono,

2007:91). dibawah ini akan dijelaskan satu persatu ketiga proses tersebut: a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. untuk itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting. b. Penyajian Data (Data Display)

(30)

69

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Pengambilan Kesimpulan/verifikasi (Conclusion/Verification)

Dalam hal ini kesimpulan dilakukan secara bertahap, pertama berupa kesimpulan sementara, namun dengan bertambahnya data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). disamping itu dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang berkenaan dengan penelitian ini, yaitu pihak kepala sekolah dan pihak guru. setelah itu dilakukan, maka peneliti baru dapat mengambil keputusan akhir.

G. Validasi Data

Validasi data sebenarnya adalah upaya peneliti untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian. ada beberapa bentuk validasi yang dapat peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas. bentuk-bentuk yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat, peserta didik dan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan). Apakah keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2012:168).

Member Check dilakukan melalui wawancara dan observasi melalui

wawancara dan observasi dengan kepala sekolah (Drs. Amunkari Russukma, M. Pd), wakasek kurikulum (Darsono, S. Pd), serta Kaur TU (Farida Anggraini, S. Sos) dilakukan untuk memperoleh informasi tentang keadaan fisik sekolah, administrasi sekolah serta profil sekolah SMAN 1 Talaga.

(31)

70

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Audit Trail, yaitu upaya untuk mengecek, memeriksa kesalahan-kesalahan di

dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti dan di dalam mengambil kesimpulan. Audit trail bisa juga dengan memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya (Wiriaatmadja, 2012:170). Hal ini dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan dan mendiskusikan dengan teman sejawat. Pada penelitian ini, audit trail peneliti lakukan bersama ibu Mia Murniasih, S. Pd., yang merupakan guru sosiologi lainnya di SMAN 1 Talaga.

c. Expert opinion, yaitu meminta nasihat kepada pakar (Wiriaatmadja,

(32)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dari masa orientasi hingga berakhirnya pembelajaran peserta didik siklus ke tiga, maka pada bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan serta saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Penerapan strategi self regulated learning pada pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga pada prosesnya memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar dengan bebas, menyenangkan, menemukan makna belajar, mengurangi ketergantungan kepada orang lain, dan akhirnya menumbuhkan kemandirian belajar. Penerapan strategi self regulated

learning ini mengikuti model siklus secara sitematis dengan empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, monitoring hasil strategi, dan evaluasi.

(33)

138

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kendala yang dihadapi dalam penerapan strategi self regulated learning di kelas XI IPS 3 SMAN 1 Talaga diantaranya muncul pada siklus pertama karena otoritas guru mitra yang sangat kuat, sehingga kehadiran peneliti di dalam kelas agak mengganggu konsentrasi dan kebebasannya dalam proses pembelajaran. Kendala ini dapat diatasi dengan meningkatkan hubungan antara peneliti dan guru mitra agar lebih luwes dan fleksibel dan guru mitra juga disarankan untuk melihat peneliti sebagai rekan seprofesi yang sedang berkolaborasi untuk meningkatkan kinerja masing-masing. Kemudian kendala dalam hal pengelolaan waktu dan kelas, guru mitra masih menunjukan menunjukan kesulitan terutama pada sikus I. Kendala ini dapat diatasi dengan pengelolaan waktu dan kegiatan pembelajaran direncanakan lebih sistematis, untuk mengembangkan aktivitas peserta didik dan menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik. Kendala lain adalah ketika terjadi monopoli pembicaraan dalam memecahkan masalah oleh peserta didik yang pintar, hal ini diatasi dengan tindakan penyebaran kesempatan berpartisipasi kepada peserta didik dengan cara memancing pendapat yang enggan berpartisipasi, mencegah secara bijaksana peserta didik yang suka memonopoli pembicaraan dan mendorong peserta didik untuk mengomentari pendapat temannya sehingga suasana pembelajaran lebih hidup.

B. Saran

Dalam langkah perbaikan kualitas proses dan hasil belajar serta upaya menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik, dapat dikemukakan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

1. Bagi Guru

(34)

139

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Agar penggunaan strategi self regulated learning semakin efektif sesuai tujuan pembelajaran dan bermakna bagi peserta didik, maka guru diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang strategi self regulated learning dengan cara lebih aktif dalam mengikuti berbagai pelatihan keprofesian seperti diklat, workshop, seminar dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) .

c. Pada proses penerapan strategi self regulated learning, guru disarankan untuk lebih menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator bagi peserta didik, bukan sebagai satu-satunya sumber dan pusat pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dukungan kepala sekolah sangat diharapkan untuk memberikan motivasi kepada para guru untuk aktif turut serta dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengelola pembelajaran, seperti kegiatan Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP), workshop, seminar, diklat-diklat dan khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar lebih mengenal permasalahan yang ada dalam pembelajaran, dan mencari serta menetapkan solusinya dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, dan demi peningkatan mutu sekolah.

3. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan untuk meningkatkan kinerja guru dan membenahi pembelajaran sosiologi sehingga tidak sekedar mementingkan perolehan nilai atau hasil belajar, melainkan juga proses pembelajaran yang berkualitas dan optimal.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

(35)

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afianti, R. (2010). Hubungan Antara Self-Regulated Learning (SRL) Dengan

Kemandirian Pada Peserta Didik Program Akselerasi SMA Negeri 1 Purworejo. Tesis. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Semarang

Anderson, J.R. (1995). Learning and memory: An Integrated Approach. New York: John Wiley and Sons. Inc

Anitah, S. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Ara, Z.M. (1998). Perbedaan Kemandirian anak Remaja Tunggal dengan Anak

Remaja Tidak Tunggal. Skripsi Psikologi UI. Jakarta: tidak

diterbitkan.

Arikunto, Suhardjono, Supardi. ( 2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Bandura, A. (1986). Social Foundation of Thought and Action: A Social

Cognsitinitive Theory. New Jersey: Prentice -Hall, Inc. Engglewod

Cliffs.

Bandura, A. (1977). Self-Efficacy: Toward A Unifying Theory Of Behavioral

Change. Psychological Review, 84(2), 191-215.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise Of Control. New York : W. H. Freeman and Company.

Bandura, A., Wood, R. (1989). “Effect of perceived controllability and performance standards on self-regulating of complex decision making. Journal Of Personality and Social Psychology, 56 (5), 805-814.

Barr, R., James, L.B and Samuel S. (2003). The Nature of Social

Studies(Terjemahan oleh Buchari Alma: Hakekat Studi Sosial).

Bandung: Alfabeta

Basri, H. (2000). Remaja berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boekaerts, M., Pintrich, P., & Zeidner, M. ( 2000). Handbook of self

(36)

141

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Brockett, R. G. & Hiemstra, R. (1991). Self-Direction In Learning: Prespectives

On Theory, Research, And Practice. New York: Routledge

Burtiham, (1999). Program Bimbingan Dalam Membantu Tugas Perkembangan

Kemandirian Belajar Siswa Tuna Netra Ditingkat Dasar SLBN A.

Tesis BP SPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan

Calhoun, J. F. and Joan, R.A.C. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang

Carver, C.S, & Scheiver, M.F. (1998). On The Self Regulated of Behavior. Cambridge: Cambridge University Press

Cobb, R. (2003). The Relationship between self regulated learning behaviors and

academic performance in web-based courses. The Faculty of Virginia

Polytechnic Institute and State University: Dissertation Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga Dimyati, M. (1998). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Djamarah. (2002). Strategi Belajar mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Duckworth, K., et al. (2009). Self-regulated learninng: a literature review. London: Centre for Research on the Wider Benefits of Learning Institute of Education

Durkin, K. (1995). Development Social Psychology. Cambridge: Blaewel

Publisher Inc.

Elliot, A.J., & Mc Gregor, H.A. (1999). Achievement Goal Framework

Psychology Effective Teaching. Madison: Brown&Benchmark

Publiser.

Elvina, A. (2012). Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan

Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Peserta Didik SMUN 53 Di Jakarta Timur. Tesis. Fakultas

Psikologi Universitas Gunadarma. Jakarta.

Gibbons, M. (2002). The Self-Directed Learning Handbook: Challenging

Adolescent Students To Excel. San Francissco, CA: Jossey-Bass

(37)

142

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Johnson, E. B. PH. D., (2011). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan Dan Bermakna Bandung:

Mizan Media Utama

Knowles, M. S. (1975). Self-directed Learning: A guide for learners and

Teachers. Chicago, IL: Association Press

Makmun, A. S. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya

Meichenbaum, D., Biemiller, A. (1998). Nurturing Independent Learners. Brookline Books. Cambridge, MA.

Moleong, L. X. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mudjiman, H. ( 2009). Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mustaqim, R. (2009). Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Self-

Efficacy pada Mahasiswa. Skripsi Psikologi FIP UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Ningrum E.P.,D. (2012). Pengaruh Self Regulated Learning Dan Persepsi

Peserta Didik Tentang Profesionalisme Guru Terhadap Penguasaan Konsep IPS Berdasarkan Taksonomi SOLO. Tesis. Universitas

Pendidkan Indonesia Bandung

Nur, M. (2000). Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan

Konstruktivis dalam Pengajaran. PPS Universitas Negeri Surabaya

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. ( 2008). Human

development (Psikologi perkembangan) bagian V-IX. (Alih

bahasa: Anwar, A. K.). Jakarta: Prenada Media Group.

Pintrich, P. et al. (1990). Motivational and self-regulated learning components

of classroom academic performance, Journal of Educational

Psychology.

Purwanto, M. N. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Kartini, R. (2010). Hubungan antara Kemampuan Self-Regulated Learning

(38)

143

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung:Remaja

Rosdakarya Offset.

Slameto. (2003). Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Smith, P.A. ( 2001). Understanding self Regulated Learning and Its

Implications For Accounting Educators ang Reseach Issue in Accounting Education

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Song and Hill. ( 2007). A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed

Learning in Online Environments. Journal of Interactive Online

Learning, Volume 6, Number 1. University of Georgia.

Steinberg, L. (2002). Adolescence. New York: McGraw Hill Companies, Inc. Suharsimi, A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

Jakarta: Rineka Cipta

Sumaatmadja, N. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni

Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana

Dikembangkan Pada Peserta Didik. Makalah Lokakarya. FPMIPA

UPI Bandung

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Rosda Syah, M., (2006), Psikologi Belajar, Jakarta: raja Grafindo Persada

Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Taufik. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima

(39)

144

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Trianto. (2007). Strategi-Strategi Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka

Universitas Terbuka (2003). Cakrawala Pendidikan. E-learninng dalam

Pendidikan. Jakarta: UT

Uno, H. B. (2009). Profesi Keguruan: Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Vygotsky, (1978) Mind in Society: The Development of Higer Psychological

Processes. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press

Wena, M. 2010. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: bumi Aksara

Winkel, W.S., (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Winne, P.H. (1997). Measuring Component and sts of Cognitive Process in Self

Regulated Learning. Journal of Educational Psychology, 83(4)

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zimmerman, B. J & Bandura, A. (1994). Impact of self-regulation influence on

writing course attainment. American Educational Research Journal.

Zimmerman. (1989). Self-regulated Learning and academic achievement:

Theory, research, and practive. London. Spring Verlag Inc.

Zimmerman. J. B. & Martinez Pons. ( 1998). A social cognitive view of self-

regulated academic learning. Journal of Educational Psychology. Vol.

81.

SUMBER INTERNET:

Baumert, J., dkk. (2002). Self Regulated Learning as Cross Culture Concept. [online]. Tersedia: http:www.mpib berlin.mpg.de/pisa/pdfs/ccengl.pdf. [25 Desember 2012 ].

Baumgartner, L. M. (2003). Self-directed Learning: A Goal, Process, and

Personal Atribute. In L. Baumgartner (Ed.), Adault Learning Theory: A Primer. Columbus, OH: Center on Education and Training for

(40)

145

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Candy, P. (1991). Independent Learning: Some Ideas from Literature. [online]. Tersedia:

http://www.brookes.ac.uk/services/ocsld/resources/independent.html. [25 Desember 2012 ].

Frayne & Geringer. (2000). Self Regulated learning Styles. Journal of Education. [online]. Tersedia: www. Adulated.about.com/es/regulatedstyles/a.htm-26-k-. [25 Desember 2012]

Grieve, K. (2003). Supporting Learning, Supporting Change: A Research Project

on Self-management & Self-direction. Toronto: Ontario Literacy

Coalition. [online]. Tersedia:

http://www.on.literacy.ca/research/smsdfld/smsd_fld.pdf. [4 Desember 2012].

Hiemstra. (1994). Self-Directed Learning. In T. Husen & T. N. Postlewaite (Eds),

The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford:

Porgomon Press. [online]. Tersedia:

http://home.twcny.rr.com/hiemstra/sdlhdbk.html/. [21 Desember 2012].

Hsiao. (1997). Pengembangan Cara Belajar Efektif. [online]. Tersedia: http://www.sekolahindonesia.com.html. [24 Desember 2012 ].

KBBI. [online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. [25 Desember 2012 ].

Livingstone. (1997). [online]. Tersedia: www.blogsome.com/2007/09/20/artikel-artikel- metacognision/-30k, [24 Desember 2012 ].

Maryati, I. (2008). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Keyakinan Diri

(Self-Efficacy) dengan Kreativitas pada Siswa Akselerasi. Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. [online] tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/3693/2/F100040097.pdf [4 Oktober 2010]

Mc. Cown., dkk. (1999). [online]. Tersedia: http://www.selfregulatedlearning.com [Desember 2012 ].

Paris, S.E Winograd, P. (2002). The Role of Self Regulated Learning in

Contextual Teaching; Principles and Practice for Teacher Preparation. [online]. Tersedia: http://www.contextual.org/does.pdf.

[24 Desember 2012]

(41)

146

Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Self Regulated Learning Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[http://dwb.unl.edu/book/CH09/Chapter09w.html]. [5 Desember 2012].

SMAN 1 Talaga. (2013). Profil Sekolah. [online]. Tersedia: http://sman1talaga.wordpress.com/. [5 Februari 2012]

Santosa, A. (2011). Pembelajaran Sosiologi di SMA/MA. [online]. Tersedia:

http://agsasman3yk.wordpress.com/pembelajaran-sosiologi-di-smama/. [5 Desember 2012 ].

Trimo dan Rusantiningsih. (2008). Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui

Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.

[online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/0408trimo.html. [5 Desember 2012 ].

Gambar

Tabel  Hal.
Gambar  Hal
Gambar 3.1 Siklus Observasi Tiga-Tahap Hopkins

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Peningkatan / Pemeliharaan Jalan ruas jalan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi -b. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pegagan berpengaruh nyata terhadap tingkat hidrolisis pati nasi instan namun hasil yang didapatkan tidak

Kedua, bila disimak dalam pengantar (mukadimah) beberapa karya di atas, tampak bahwa penulisan karya-karya itu dilatari.. atas pemenuhan kebutuhan pelajar yang mendalami disiplin

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur drama “Majalah Dinding” karya Bakdi Soemanto yang terdiri dari alur, karakter, dan tema (2) mendeskripsikan tekstur

Amin dan Amri (2011) mengutip pendapat Budiyono (2006) dan Carr (1992) menjelaskan bahwa ruang terbuka publik merupakan salah satu elemen kota yang ditujukan