• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel terhadap Penerimaan Pajak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel terhadap Penerimaan Pajak."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Government policy to implementation of regional autonomy starting from January, 1, 2001 as one way to improve regional economic development to impact the independent regional to increase of local revenue. The local revenue can be fullfilment all of the requirement in the region. Therefore, region in the unitary state of Indonesia make a try to fill up the goal. Bandung city, one of region to destination tourist in Indonesia make a try to increase the local revenue, one of the ways through tax local revenue, in particular hotel tax revenue. The purpose of this study to awake influence the number of tourists, the number of hotels to hotel tax revenue in Bandung City for the eight years, from 2005 to 2012. The study use secondary data, and multiple regression analysis. The results is the number of tourist influence but not significant effect to hotel tax revenue the percentage is 1,91%, number of hotels influence and give a significant effect to hotel tax revenue the percentage is 97,9%, and in simultaneously both of them give a effect and give a strong connection to hotel tax revenue in the Bandung City the percentage is 99,8%.

(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kebijakan Pemerintah menerapkan otonomi daerah mulai 1 Januari 2001 sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan ekonomi regional menyebabkan tuntutan kemandirian masing-masing daerah untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi segala macam kebutuhan yang ada di daerah. Maka dari itu, daerah yang ada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berusaha dengan maksimal menggali potensi yang ada di daerahnya demi tercapainya tujuan tersebut. Kota Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia berusaha memaksimalkan PAD melalui peningkatan pajak daerah, secara khusus dalam penelitian ini penulis mengamati mengenai pajak hotel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, jumlah hotel, terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung selama delapan tahun, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012. Dengan menggunakan data sekunder dan analisis regresi berganda diperoleh hasil bahwa jumlah wisatawan berpengaruh namun tidak signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dengan persentase sebesar 1,91%, jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dengan persentase 97,9%, dan secara simultan keduanya berpengaruh dan memiliki hubungan yang kuat terhadap penerimaan pajak hotel Kota Bandung dengan persentase 99,8%.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN LAPORAN PUBLIKASI PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Wisatawan ... 12

2.1.3 Pajak 2.1.3.1 Pengertian Pajak ... 12

2.1.3.2 Fungsi Pajak ... 14

2.1.3.3 Asas Pemungutan Pajak ... 15

2.1.3.4 Tarif Pajak ... 19

2.1.3.5 Pengelompokan Pajak ... 20

2.1.4 Pajak Hotel 2.1.4.1 Pengertian Pajak Hotel ... 21

2.1.4.2 Dasar Hukum ... 23

2.1.4.3 Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Hotel ... 24

2.1.4.4 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 25

2.1.4.5 Masa, Tahun, Saat Terutang dan Wilayah Pemungutan ... 27

2.1.4.6 Pengukuhan Wajib Pajak Hotel ... 29

2.1.4.7 Cara Pemungutan Pajak Hotel ... 29

2.1.4.8 Penetapan Pajak Hotel ... 30

2.1.4.9 Pembayaran dan Penagihan Pajak Hotel ... 31

2.1.4.10 Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak Hotel ... 33

2.1.5 Penelitian Terdahulu... 35

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Jenis dan Sifat Penelitian ... 39

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 40

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Independen ... 42

3.4.2 Variabel Dependen ... 43

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Klasifikasi ... 44

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas ... 48

3.6.1.2 Uji Outlier ... 49

3.6.1.3 Uji Multikolinearitas ... 49

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 50

3.6.1.5 Uji Heterokedastisitas ... 50

3.6.2 Uji Hipotesis 3.6.2.1 Analisis Korelasi Pearson Product Moment ... 50

3.6.2.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 51

3.6.2.3 Uji Parsial ... 51

3.6.2.4 Uji Simultan ... 51

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.1.2 Jumlah Hotel (X2) ... 53

4.1.3 Penerimaan Pajak Hotel (Y) ... 54

4.2 Analisis Data – Regresi Linier Berganda: Jumlah Wisatawan (X1) dan Jumlah Hotel (X2) Terhadap Penerimaan Pajak Hotel (Y) ... 56

4.2.1 Uji Normalitas ... 56

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 57

4.2.3 Uji Autokorelasi ... 58

4.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 60

4.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4.2.6 Analisis Korelasi Pearson Product Moment ... 62

4.2.7 Analisis Koefisien Determinasi ... 64

4.2.8 Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.8.1 Uji Parsial ... 65

4.2.8.2 Uji Simultan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 76

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Pajak Sebagai Murah Hubungan Rakyat-Negara, Pusat-Daerah ... 3

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... 37

Gambar 3 Data Penelitian – Jumlah Wisatawan ... 53

Gambar 4 Data Penelitian – Jumlah Hotel ... 54

Gambar 5 Data Penelitian – Penerimaan Pajak Hotel ... 55

Gambar 6 Kurva Pengujian Hipotesis – Uji Autokorelasi ... 59

Gambar 7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 60

Gambar 8 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial – Jumlah Wisatawan ... 66

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Jumlah Wisatawan Kota Bandung ... 8

Tabel II Peningkatan Jumlah Hotel Kota Bandung ... 9

Tabel III Jumlah Wisatawan ... 52

Tabel IV Jumlah Hotel ... 53

Tabel V Penerimaan Pajak Hotel ... 55

Tabel VI Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel VII Nilai VIF Uji Multikolinearitas ... 57

Tabel VIII Kriteria Pengujian Statistika Durbin Watson ... 58

Tabel IX Nilai Statistika Durbin Watson ... 59

Tabel X Nilai Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 62

Tabel XI Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ... 63

Tabel XII Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 63

Tabel XIII Analisis Koefisien Determinasi ... 64

Tabel XIV Pengujian Koefisien Determinasi ... 65

Tabel XV Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T) ... 65

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Surat Ijin Penelitian ... 77

Lampiran B Peraturan Daerah Kota Bandung ... 81

Lampiran C Kondisi Geografis Kota Bandung ... 84

Lampiran D Data Penelitian Jumlah Wisatawan ... 85

Lampiran E Data Penelitian Jumlah Hotel ... 93

Lampiran F Data Penelitian Penerimaan Pajak Hotel ... 101

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spritual (Waluyo dan Wirawan Ilyas, 2002). Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan nasional adalah melalui pembangunan ekonomi daerah.

Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial, dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain (Aldo Adam, 2013).

Diberlakukannya otonomi daerah pada 1 Januari 2001 merupakan implementasi dari pembangunan ekonomi daerah. Setiap daerah yang termasuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diberikan hak dan wewenang untuk mengatur dan mengelola daerahnya sendiri.

(11)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri (Vidya, 2013).

Dengan adanya otonomi, akan lebih banyak eksperimen dan inovasi dalam bidang administrasi dan ekonomi yang dapat dilakukan. Keberhasilan dan kegagalan inovasi yang dilakukan di daerah tertentu akan mengakibatkan keinginan daerah lain mencoba agar mendapatkan keberhasilan di daerahnya masing-masing. Birokrasi yang sukar dan administrasi yang tidak efisien serta masalah pembiayaan dalam pembangunan daerah menjadi fokus utama.

Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Dengan adanya otonomi, daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang pemerintahan daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

(12)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah paling aman sehingga pajak dapat menjadi sarana penting bagi berjalannya demokratisasi. Bila penguatan demokrasi lebih bersifat substantif, keterkaitan demokrasi dengan kebijakan perpajakan bisa ditelusuri, ditemukan, dan dipahami. Maka dari itu, penciptaan relasi antar aktor demokrasi negara akan berhasil diciptakan. Sharing of authority (pembagian wewenang/kekuasaan) antara negara dengan warganya dan sharing of power (pembagian kekuasaan) antara pusat dan daerah terlihat dalam kebijakan perpajakan. Kebijakan perpajakan merupakan resultante (hasil) dan muara dari dua ranah penting dalam proses demokrasi, yaitu hubungan negara-masyarakat dan pusat-daerah, yang dapat ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1

Pajak sebagai muara hubungan negara-rakyat dan hubungan pusat-daerah

Sumber: Edi Slamet Irianto (2009)

Penggunaan uang pajak mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/Puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai meninggal dunia, menikmati

PUSAT

RAKYAT

DAERAH

(13)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak (Diana Sari, 2013).

Penyediaan sarana dan prasarana publik yang kita manfaatkan hanya dapat tersedia karena peran pemerintah yang membutuhkan pengorbanan besar mengumpulkan dana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemakmuran generasi mendatang sangat bergantung pada investasi generasi sekarang ini, yaitu semua sarana dan prasarana umum tersebut hanya dapat tersedia bila ada pajak.

Negara dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk masyarakatnya hanya melalui sumber pembiayaan dari pajak. Swasta tidak mungkin bisa melakukan apa yang dapat dilakukan oleh negara, karena konsep bisnis atau usaha yang dilakukan swasta hanya untuk kepentingan kelompok sendiri. Untuk itu, pembayaran pajak yang kita lakukan adalah untuk meningkatkan tingkat kehidupan generasi mendatang. Dengan kata lain, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kesadaran memahami dan membayar pajak dengan benar.

Terdapat tiga sumber penerimaan yang menjadi pokok andalan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu:

A. Penerimaan dari sektor Pajak

B. Penerimaan dari sektor Migas (minyak dan gas bumi) C. Penerimaan dari sektor bukan Pajak

Dari ketiga sumber penerimaan tersebut, penerimaan sektor pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara (Wirawan Ilyas dan Richard Burton, 2010).

(14)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah yang dimaksud terdiri dari dua kelompok besar yaitu:

A. Pajak Provinsi

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Rokok B. Pajak Kabupaten/Kota

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

(15)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Kemandirian daerah untuk mencari dan menggali potensi yang ada di daerahnya menjadi usaha yang wajib dilakukan oleh setiap Kepala Daerah dan perangkatnya untuk dapat bertahan dan mengembangkan daerahnya menjadi lebih maju. Berdasarkan hal tersebut, setiap daerah di Indonesia berusaha memaksimalkan pajak daerah yang pada akhirnya dapat digunakan untuk memenuhi segala keperluan yang ada di daerah. Hal ini juga dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung.

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak antara 107°36’ Bujur Timur dan 6°55’ Lintang Selatan. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, dan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan yaitu:

A. Barat-Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota negara

B. Utara-Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).

Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 Meter diatas permukaan laut, titik tertinggi di daerah utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah selatan 675 meter diatas permukaan laut. Keadaan geologis dan tanah di Kota Bandung adalah hasil dari letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Suhu Kota Bandung tertinggi tercatat mencapai 30,4°C, dan terendah yaitu 18,2°C (Bandung dalam angka 2013, 2013)

(16)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha Bahkan menurut (Kompas.com, 2010) yang dikutip oleh Rita Purnamasari (2013), Bandung menjadi tujuan wisata favorit di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan penghargaan yang diterima oleh Kota Bandung dalam ajang “Indonesian Tourism Award” sebagai kota tujuan wisata terfavorit tahun 2010.

Keindahan alam Kota Bandung dan sekitarnya menjadi potensi tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Kota Kembang ini. Berbagai macam objek wisata seperti kebun binatang, macam-macam taman dengan tema tertentu seperti taman fotografi, taman bunga, taman Pasupati, Museum Geologi, Museum Konferensi Asia Afrika, Saung angklung Ujo dan wisata alam seperti Tangkuban Perahu, pemandian air panas Ciater, dan berbagai objek wisata alam lain di sekitar Kota Bandung menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Selain itu, Bandung juga dikenal sebagai tujuan belanja bagi para wisatawan, diantaranya adalah berbagai mall di Kota Bandung dan adanya sarana hiburan “Trans Studio Bandung” semakin

menambah keinginan para wistawan datang dan menikmati segala fasilitas yang ada di Kota Bandung.

(17)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha Tabel I

Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Kota Bandung Tahun 2005-2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Keterangan : Rincian Data untuk Tahun 2010 tidak tersedia

Pada tabel I terlihat jumlah wisatawan Kota Bandung tahun 2005-2012. Jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik berfruktuasi setiap tahunnya. Tahun 2011 tercatat wisatawan Kota Bandung lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2008, jumlah wisatawan tercatat lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak diketahui secara pasti penyebab mengenai hal tersebut.

(18)

BAB I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha Tabel II

Peningkatan Jumlah Hotel Kota Bandung Tahun 2005-2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat, diolah

Keterangan : Data Jumlah Hotel tidak termasuk losmen / rumah penginapan / pesanggrahan

Berdasarkan Tabel II, dapat disimpulkan bahwa setiap tahun ada penambahan jumlah hotel di Kota Bandung. Penambahan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2012. Sebelumnya, tahun 2011 tercatat hotel di Kota Bandung sejumlah 303 buah. Pada tahun 2012 menjadi 340 buah, mengalami penambahan sebanyak 37 buah atau sebesar 12% dari tahun 2011.

Melihat kenyataan yang ada, secara global dapat diketahui bahwa pemerintah mendukung pembangunan hotel Kota Bandung dengan memberikan ijin untuk pendirian hotel di setiap tahunnya. Hal ini menjelaskan bahwa ada suatu keinginan dari pemerintah daerah Kota Bandung untuk dapat memaksimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui pembangunan Hotel di Kota Bandung

Perkembangan wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara untuk datang berkunjung ke Kota Bandung dan melihat kenyataan yang ada selama delapan tahun, terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan 2012 mengenai adanya perkembangan signifikan dalam hal pembangunan hotel, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan pajak hotel kota Bandung. Kondisi tersebut memberikan

Tahun Jumlah Hotel Peningkatan

(19)

BAB I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha motivasi kepada penulis untuk melakukan penelitian yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH JUMLAH WISATAWAN,

JUMLAH HOTEL, TERHADAP PENERIMAAN PAJAK HOTEL”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang dapat diambil adalah:

a. Apakah terdapat pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung?

b. Apakah terdapat pengaruh jumlah hotel terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung?

c. Apakah terdapat pengaruh jumlah wisatawan, jumlah hotel, terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengacu pada identifikasi masalah, yaitu:

a. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung.

b. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh jumlah hotel terhadap penerimaan pajak hotel di Kota Bandung.

(20)

BAB I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat bagi: a. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bandung mengenai penggunaan jasa hotel dan para pelaku bisnis hotel di Kota Bandung.

b. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para akademisi untuk mengembangkan strategi dan teori mengenai pajak hotel, serta sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor perpajakan. Sehingga para akademisi dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk lebih memajukan bidang ilmu pengetahuan dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

c. Pemerintah

(21)

70 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pembahasan tentang “Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, Terhadap Penerimaan Pajak Hotel ”, maka penulis dalam bab ini akan memberikan kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan adalah:

1. Terdapat pengaruh jumlah wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel namun dengan hasil yang tidak signifikan, yaitu sebesar 1,91%. Hal ini dimungkinkan karena wisatawan yang datang dan berkunjung ke Kota Bandung lebih memilih untuk tidak menginap atau jika menginap, para wisatawan lebih memilih untuk menginap di rumah kerabat/sahabat mereka yang berada di wilayah Bandung dan sekitarnya dibandingkan menginap di hotel.

2. Terdapat pengaruh jumlah hotel terhadap penerimaan pajak hotel dengan hasil yang signifikan, yaitu sebesar 97,9%.

(22)

BAB V Kesimpulan dan Saran 71

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu sebagai berikut: 1. Bagi pelaku bisnis di bidang perhotelan

Pelaku bisnis di bidang perhotelan disarankan agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pengunjung hotel, memberikan fasilitas maksimal yang dapat diberikan kepada pelanggan agar pelanggan merasa puas dan tidak ragu untuk datang kembali. Dengan demikian, maka pelaku bisnis di bidang perhotelan juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak hotel yang diberikan kepada pemerintah.

2. Bagi pemerintah

Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah Kota Bandung adalah agar pemerintah dapat mendorong penambahan jumlah hotel di Kota Bandung, salah satu caranya yaitu dengan memberikan kemudahan perijinan pendirian hotel. Karena dengan adanya penambahan jumlah hotel maka akan mengakibatkan peningkatan pajak hotel, dan tentunya hal ini akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

3. Bagi para peneliti selanjutnya

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel, Terhadap

Penerimaan Pajak Hotel” yang penulis lakukan memiliki beberapa keterbatasan,

diantaranya adalah: 1. Keterbatasan Data

Data penelitian yang penulis dapatkan tidaklah sempurna. Data mengenai jumlah hotel dengan klasifikasi “lain-lain” tidak penulis dapatkan di sumber

(23)

BAB V Kesimpulan dan Saran 72

Universitas Kristen Maranatha hotel, penulis melakukan pengurangan data realisasi penerimaan pajak hotel pada bagian klasifikasi “lain-lain”.

2. Keterbatasan Waktu dan Biaya

Keterbatasan lain yang dialami penulis dalam penelitian ini adalah terbatasnya waktu dan biaya sehingga mengakibatkan range penelitian hanya terbatas pada periode tertentu (selama delapan tahun).

(24)

73

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Harianti, Asni, dkk. (2012). Statistika 1. Edisi pertama. Yogyakarta: ANDI. Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi pertama.

Yogyakarta: BPFE.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: salah kaprah dan pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton. (2010). Hukum Pajak. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

Irianto, Edi Slamet. (2009). Pajak Negara Demokrasi dan Konsep Implementasinya di Indonesia. Edisi Pertama – Cetakan Kesatu. Yogyakarta: Laksbang Mediatama.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Edisi Ketujuh belas. Yogyakarya: ANDI.

Priantara, Diaz. (2012). Perpajakan Indonesia: Pembahasan Lengkap dan Terkini disertai CD Praktikum. Edisi kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pudyatmoko, Sri Y. (2008). Pengantar Hukum Pajak. Edisi Keempat. Yogyakarya: ANDI.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan – Teori dan Kasus. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, Diana. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Cetakan Kesatu. Bandung: PT Refika Aditama.

Siahaan, Pahala Marihot. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi-cetakan ketiga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

(25)

74

Universitas Kristen Maranatha Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulianto. (2009). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Suparmoko. (2002). Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset: Program IBM SPSS 21.0. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. (2002). Buku 1 Perpajakan Indonesia: Pembahasan sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Perundang-undangan Perpajakan Terbaru. Jakarta: Salemba Empat.

Widyaningsih, Aristanti. (2013). Hukum Pajak dan Perpajakan: Dengan Pendekata Mind Map. Bandung: Alfabeta.

__________. (2013). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2012). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2011). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2010). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2009). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2008). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2007). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2006). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

__________. (2005). Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.

(26)

75

Universitas Kristen Maranatha __________. (2011). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung

Tahun 2011. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2010). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2009). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2009. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2008). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2008. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2007). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2007. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2006). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2006. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

__________. (2005). Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2005. Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pendapatan Daerah.

Jurnal, Skripsi, dan Lain-lain

Adam, Aldo. (2013). Hubungan jumlah wisatawan, jumlah hotel, terhadap

penerimaan pajak hotel. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 Juni 2013, hal. 664-672. Alliandi, Vidya Dwi Anggitasari. (2013). Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah

Hotel, dan Tingkat Hunian Hotel Terhadap Penerimaan Pajak Hotel (Studi Kasus Pada Kota Yogyakarta). Fakultas Ekonomi, jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Purnamasari, Rita. (2013). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2005-2012. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gambar

Gambar 1  Pajak Sebagai Murah Hubungan Rakyat-Negara, Pusat-Daerah  ......
Gambar 1 Pajak sebagai muara hubungan negara-rakyat dan hubungan pusat-daerah
Tabel I Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Kota Bandung
Tabel II Peningkatan Jumlah Hotel Kota Bandung Tahun 2005-2012

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Probex terhadap aktivitas belajar siswa kelas X mata pelajaran biologi di

Faktor determinan yang mempengaruhi wanita melakukan hubungan seks adalah pengalaman abortus yang dialami ibu menyebabkan ibu hamil untuk berhati – hati, dan memilih

Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa basis data adalah berarti koleksi data yang saling terkait dan dianggap sebagai suatu penyusunan data yang

Hasil Uji Signifikan Koefisien Korelasi Parsial antara X ₁ dengan Y, jika X ₂ Dikontrol adalah dengan jumlah dk = 83, r y1.2 = 0,380 thitung = 3,74 >

Komposisi jenis burung yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis burung yang dijumpai pada empat lokasi pengamatan yang berbeda yaitu hutan primer, hutan

Besaran pokok Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 dengan dasar

Kedua, bimbingan kelompok topik tugas sangat tepat diberikan pada siswa jenjang SMP khususnya kelas 8, karena masuk dalam masa perkembangan remaja dimana masuk

Oleh sebab itu, peningkatan kadar vanilin ekstrak buah vanili segar seiring dengan meningkatnya suhu, seperti terlihat pada Gambar 23 berkontribusi terhadap pembentukan warna