BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap¸ seperti pada pendidikan formal di sekolah, karena pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakkan tidak dalam lingkungan fisik sekolah, maka pendidikan nonformal diidentik dengan pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu pendidikan nonformal dilakukan diluar sekolah, maka sasaran pokok adalah anggota masyarakat. Sebab itu program pendidikan nonformal harus dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat para konsumen pendidikan.
dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.
2.2. Pengertian Homeschooling
Menurut Saputra (2007: 11) homeschooling diartikan sebagai sebuah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga di rumah atau tempat-tempat lain, di mana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.
mulai dalam hal penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai (values) yang ingin dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan yang hendak diraih, kurikulum dan materi pembelajaran, hingga metode belajar serta praktik belajar keseharian anak-anak.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, program-program dalam pendidikan juga turut mengalami perkembangan. Perkembangan dari filsafat dan ilmu pengetahuan serta adanya usaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran selama berabad-abad menghasilkan perubahan pada sistem pendidikan yang sekarang ini kita kenal sebagai sekolah. Menurut Abdullah (2011: 18) sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran peserta didik di bawah pengawasan pendidik. Sekolah juga dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan keluarga dalam mendidik anaknya secara sadar dan terencana. Di Indonesia sendiri, pembagian pendidikan pada sekolah disesuaikan dengan usia peserta didik, hal ini berlaku untuk pendidikan formal dan nonformal.
masa ini, muncul pemikiran bahwa anak-anak belajar baik jika tanpa instruksi sebagaimana di sekolah. Selain John Holt, inisiator lainnya pada masa itu adalah Raymond Moore, seorang psikolog perkembangan dan peneliti pendidikan. Pada akhir 1970-an, Holt menerbitkan surat kabar Growing Without School yang menjadi sistem pendukung homeschooling pada masa itu (Saputra, 2007: 12).
Di Indonesia, belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang akar perkembangan homeschooling. Sebagai sebuah istilah, homeschooling
diri mereka masing-masing. Nadhirin (2008: 2) memaparkan bahwa metode homeschooling terbagi menjadi 3 jenis, yakni homeschooling tunggal, homeschooling majemuk dan homeschooling komunitas. Berikut dijabarkan pengertian dari masing-masing jenis homescooling.
1. Homeschoolingtunggal
Homeschooling tunggal merupakan homeschooling yang dilaksanakan oleh orang tua dalam suatu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung sebagai guru menangani proses belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program homeschooling.
2. Homeschoolingmajemuk
Homescooling majemuk merupakan homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing. 3. Homeschoolingkomunitas
pembelelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.
Dasar penyelenggaraan homeschooling di antaranya adalah UU No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas, terutama pasal 27 yang berbunyi: (1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Kegiatan homeschooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat agar peserta homeschooling mendapat ijazah resmi dari pemerintah. Untuk ijazah SD adalah Paket A, SMP Paket B, dan SMA Paket C. Sistem ujiannya adalah melalui ujian nasional kesetaraan.
memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai ketertarikan mereka. Beberapa keunggulan lain homeschooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena sistem ini menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel. Selain hal tersebut sistem pembelajaran pada homesechooling juga memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual, tematik, dan nonscholastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu.
basket, tim sepak bola dan sebagainya seperti halnya yang terdapat disekolah umum. Kekurangan lain adalah tidak ada kompetisi atau bersaing. Sehingga ada kemungkinan anak didik tidak bisa membandingkan sampai di mana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusianya. Selain itu anak didik belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya. Faktor tingginya biaya homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar dibanding jika kita mengikuti pendidikan formal disekolah umum (Nadhirin, 2008: 4).
Homeschooling adalah model pendidikan alternatif selain di sekolah. Homeschooling dipraktikkan oleh jutaan keluarga di seluruh dunia. Walaupun ada keinginan untuk membuat sebuah definisi mengenai apa yang dimaksud dengan homeschooling, tetapi tak mudah untuk melakukannya. Tak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling karena model pendidikan yang dikembangkan di dalam homeschooling sangat beragam dan bervariasi.
story, project class, nonton bareng, outing, ekstrakurikuler, distance learning gathering. Yang kedua
yaituparent s meeting dan bimbingan konseling.
Homeschooling Destiny Institute menggunakan kurikulum ACE (Accelerated Christian Education). Filosofi yang dibangun atas prinsip-prinsip dasar firman Allah di mana siswa diajarkan untuk melihat kehidupan dari sudut pandang Allah sebagai tanggung jawab untuk pembelajaran sendiri. Program ini berdasarkan Alkitab komprehensif yang berfungsi baik sekolah berbasis kampus dan homeschooling. Diantaranya program berbasis Alkitab dengan karakter Ilahi, pendekatan individual, Self Instruction kurikulum berbasis penguasaan, keterlibatan orang tua, pelatihan dan konvensi, peluang siswa untuk pengembangan karakter. 2.3. Pengertian Manajemen
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Lebih lanjut Griffin (2004: 8) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Selanjutnya Terry (2000: 15) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata. Dari paparan pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dirancang untuk mencapai tujuan. Pada penelitian ini yang manajemen yang dimaksud adalah manajemen program pendidikan pada homeschooling Destiny Institute.
2.4. Analisis Manajemen Program Pendidikan Homeschooling
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan menurut Prayudi (2007: 55) bahwa manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumber daya yang menurut suatu perencanaan (planning) diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu. Jadi, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan denga baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertaan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efesien.
Berpijak dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen program pendidikan homeschooling merupakan pengelolaan dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap program pendidikan di homeschooling. Untuk mengetahui gambaran mengenai pendidikan homeschooling Destiny Institute, maka perlu dilakukan analisis terhadap manajemen program pendidikan di Destiny Institute. Adapun analisis dilakukan dengan mengacu teknik analisis interaktif. Teknik analisis interaktif dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah analisis dilakukan secara siklis dan interaktif, yaitu dari pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.
2.5. Hasil Penelitian yang relevan
pembelajaran @ 2 jam/mata pelajaran, proses belajar mengajar tiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-17.00, pembelajaran individu atau kelompok, Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan, pembelajaran komunitas satu minggu sekali, raport bersifat kualitatif dan kuantitatif, metode hypnotherapy, kegiatan fieldtrip dan outbond. 3) Hubungan lembaga homeschooling dengan orang tua siswa meliputi: pertemuan dengan orang tua (parent meeting) dilaksanakan tiga-empat bulan sekali, kegiatan
Home Visit dua bulan sekali, dalam proses pembelajaran orang tua, lembaga, dan anak terlibat, menyebar angket untuk orang tua dalam rangka untuk mengetahui perkembangan anak, keikutsertaan orangtua dalam kegiatan anak, terdapat 16 cabang lembaga Homeschooling Primagama di pulau Sumatra dan pulau Jawa.
Sekolah Dolan yaitu kurikulum yang digunakan mengacu pada Kemendikbud; (2) pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dolan yaitu siswa di Sekolah Dolan diberi kesempatan untuk bereksplorasi secara langsung berkaitan dengan sesuatu yang mereka pelajari; (3) evaluasi hasil pembelajaran siswa homeschooling di Sekolah Dolan untuk kelulusan ditentukan dari nilai ujian kesetaraan; dan (4) hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran homeschooling di Sekolah Dolan Malang yaitu konsistensi anak dan orang tua dalam mengikuti program pembelajaran yang telah disepakati.
Moh. Fauzi Ibrahim (2010: 3) melalukan penelitian dengan judul Impelmentasi Model Homeschooling di Komunitas Sekolah Pelangi Ciputat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat telah mengimplementasi model homescool, Montessori, model homeschool Charolate Mason, dan jenis homeschooling Komunitas tanpa melupakan minat dan kebutuhan anak seusianya, sehingga anakpun dapat termotivasi belajarnya.
homeschooling menurut Dr. Seto Mulyadi adalah pembelajaran yang dilakukan di rumah dengan anak sebagai peserta didik dan orang tua sebagai fasilitator. Dalam praktiknya, homeschooling Kak Seto menggunakan Kurikulum dari Depdiknas (KTSP 2006) yang dimodifikasi dengan teori psikologi dan perkembangan anak, teori belajar, perkembangan IPTEK dan isu-isu lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan menganut teori Active Learning, Fun Learning, dan Contextual Teaching Learning .(2) Pendidikan integral bagi pendidikan anak adalah pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai rujukan dan pendidikan yang ditawarkan oleh Dr. Seto Mulyadi sangat erat keterlibatannya dengan konsep Pendidikan Islam yang telah ada. Terutama dalam hal tanggung jawab pendidikan anak, metode dan prinsip kurikulum yang digunakan.
persentase 36,67%. Berdasarkan tingkat pendidikan sikap orangtua yang positif terhadap homeschooling berada pada tingkat S1 dengan nilai mean170,22 dan Berdasarkan tingkat penghasilan sikap orangtua yang positif terhadap homeschooling berada pada tingkat Rp. 2.000.001- Rp. 2.500.000,- dengan nilai mean 168,57.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa homeschooling merupakan sebuah metode pendidikan yang memberikan kebutuhan anak untuk mengembangkan bakatnya di mana kondisi tersebut tidak terpenenuhi di pendidikan formal, selain itu menunjukkan bahwa manajemen program pendidikan yang dimiliki homeschooling berbeda dengan pendidikan formal. Penelitian lainnya juga menunjukkan pandangan orangtua terhadap pendidikan di homeschooling. Mencermati hasil-hasil penelitan yang telah dilakukan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian terhadap manajemen program pendidikan homeschooling, di mana penelitian ini nantinya akan dapat memberikan gambaran mengenai manajemen program pendidikan homeschooling, khususnya homeschooling Destiny Institute.