PENGARUH INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK),
PEMAHAMAN TENTANG PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA (PKM), DAN KREATIVITAS MAHASISWA
TERHADAP MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PKM
Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Lucia Tri Utami NIM: 091334066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENGARUH INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK),
PEMAHAMAN TENTANG PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA (PKM), DAN KREATIVITAS MAHASISWA
TERHADAP MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PKM
Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Lucia Tri Utami NIM: 091334066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
MOTTO
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
(Matius 7:12)
“Hanya orang-orang hebat yang mampu berbagi kebahagiaan yang
dimiliki. Hanya orang-orang kuat yang mampu menemukan kebahagiaan dibalik kesedihan dirinya!”
ABSTRAK
PENGARUH INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK), PEMAHAMAN TENTANG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM), DAN
KREATIVITAS MAHASISWA TERHADAP MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PKM
Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Lucia Tri Utami Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh indeks prestasi kumulatif mahasiswa terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM; (2) pengaruh pemahaman mahasiswa tentang PKM terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM; dan (3) pengaruh kreativitas mahasiswa terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM.
Studi kasus ini dilaksanakan di sepuluh (10) program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma pada bulan Desember 2012. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah sampel penelitian ini adalah 392 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah kombinasi purposive sampling dan
accidental sampling. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis Chi Square (χ²).
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COMMULATIVE ACHIEVEMENT INDEX (CAI), STUDENT’S UNDERSTANDING ON STUDENT’S CREATIVITY PROGRAM
(SCP), AND STUDENT’S CREATIVITY TOWARD INTEREST TO JOIN SCP
A Case Study toward The Students of Teacher Training and Education Departement of Sanata Dharma University Yogyakarta
Lucia Tri Utami Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The purpose of this study is to know: (1) the influence of commulative achievement
index toward the interest to join SCP; (2)the influence of student‟s understanding on SCP
toward the interest to join SCP; and (3) the influence of student‟s creativity toward
interest to join SCP.
This study was carried out on ten of study programs on The Departement of Teacher Training and Education of Sanata Dharma University in December 2012. The data gathering was questionnaire. The research samples were 392 students. The technique of gathering samples was a combination of purposive sampling and accidental sampling. The techniques of analyzing the data ware descriptive analysis and Chi Square (χ²)
analysis.
The result proves that: (1) there is no significant influence of student‟s commulative
achievement index toward the interest to join SCP (Asymp. Sig = 0,719 > α = 0,05); (2)
there is a positive significant influence of student‟s understanding on SCP toward interest
to join SCP (Asymp. Sig = 0,000 < α = 0,05); and (3) there is a positive significant
influence of student‟s creativty toward interest to join SCP (Asymp. Sig = 0,000 < α
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Pemahaman tentang Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan Kreativitas Mahasiswa terhadap Minat
Mengikuti PKM”, yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dorongan,
bantuan, dan masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.
4. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd.. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
mendampingi, meluangkan waktu, memberikan nasehat, kritik, dan saran
selama menyusun skripsi ini.
5. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji yang
6. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membimbing dan mendidik penulis selama belajar di Universitas Sanata
Dharma.
8. Mbak Aris Sudarsilah yang telah memberikan pelayanan yang baik selama
penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
9. Ibuku Christiana Waldjiani di Surga, terima kasih untuk semua yang telah kau
berikan dalam hidupku. Damai di Surga, aku kangen ibuk.
10. Ayahku Stephanus Hartaka, terima kasih untuk doa, dukungan, cinta, kasih
serta semua yang terbaik yang kau berikan sampai saat ini. I love you, Dad!
11. Kakakku Yoseph Windarko dan Caecilia Windarti, yang selalu memberikan
doa dan semangat dalam penulisan skripsi ini. Aku wes lulus lho, Boss!!!
12. Rekan-rekan Tim Penelitian Bersama Dosen: Ivanny Safitrianingsih,
Margareta Novita Sari, Lucia Anita Nugraheni, Yorisa Wahyu Saptian, Maria
Bety S, Puteri Wijayanti, dan Laurentius Anggita Yudha. Terima kasih atas
segala kesempatan baik waktu, tenaga, pemikiran guna terselenggaranya
penelitian ini.
13. Teman-teman Mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2009: Anggelina Kalla Ina
Liwun, Agustina Etiningsih, Susilawati, Yennica Tri Utami, Agnes Ria,
Pratamaningsih, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih untuk kebersamaan dan berbagai pengalaman yang penulis
14. Teman-teman Volunteer Perkampungan Sosial Pingit: Romo Galak, Para Frater,
Robet Koyanmar, Stella Vania, Sigit Darmawan, Fransisca Budiningtyas,
Fransiskus Tedi, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman dalam berbagi kebahagiaan
bersama kalian. Pingit, BERANI!!!
15. Teman-teman Grup Dolan: Purindraswari Dyahpramesti, Aria Puji Utami,
Wisnu Perdana, Marselinus Tri, Andreas Yanulian, terima kasih atas
kebersamaan, keceriaan, dan dukungannya. Ayo dolan kemana lagi kitah???
16. Frater Thomas S Widhiyudana, terima kasih selalu memberi semangat dalam
menyelesaikan skripsi dan bantuannya dalam meng-Inggriskan abstrak. Cepet
jadi romo, Man!!
15. Teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma: Antonia
Cunino, Angela Astri, Anastasia Astrid Lase, dan semua yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman
berdinamika dengan kalian.
16. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan doa
dan dukungannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih
juga sudah boleh berbagi ilmu dan pengalaman.
17. Semua pihak telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
18. Dan semua pihak yang tidak pernah bosan menanyakan kepada saya „kapan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
c. Jenis-jenis yang Mempengaruhi Minat ... 10
d. Cara Menentukan Minat ... 10
e. Cara Mengembangkan Minat ... 10
f. Tiga Aspek Minat ... 11
g. Macam-macam Minat ... 12
i. Kondisi yang Mempengaruhi Minat ... 13
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 18
3. Pemahaman Mahasiswa tentang PKM ... 18
4. Kreativitas Mahasiswa ... 20
a. Pengertian Mahasiswa ... 20
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ... 21
c. Ciri-ciri orang yang Kreatif ... 22
E. Variabel Penelitian dan Teknik Pengukuran ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G.Pengujian Instrumen Penelitian ... 42
H.Teknik Analisis Data ... 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Data Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma ... 31
Tabel 3.2. Data Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 FKIP Universitas Sanata Dharma ... 32
Tabel 3.3. Perhitungan Sampel Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 FKIP Universitas Sanata Dharma ... 34
Tabel 3.4. Cara Penentuan Skor Indeks Prestasi Kumulatif... 36
Tabel 3.5. Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner untuk Variabel Pemahaman Mahasiswa tentang PKM ... 37
Tabel 3.6. Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner untuk Variabel Kreativitas Mahasiswa ... 37
Tabel 3.7. Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner unttuk Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 38
Tabel 3.8. Kisi-kisi Kuesioner ... 39
Tabel 3.9. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM... 44
Tabel 3.10. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Pemahaman Mahasiswa tentang PKM ... 45
Tabel 3.11. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Pemahaman Mahasiswa tentang PKM Tanpa Butir P39, P43, dan P45 ... 47
Tabel 3.12. Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Variabel Kreativitas MAhasiswa ... 48
Tabel 3.13. Kriteria Koefisien Korelasi RReliabilitas ... 49
Tabel 3.14. Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 50
Tabel 3.15. Kriteria Keeratan ... 56
Tabel 3.16. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi... 58
Tabel 4.1. Responden Penelitian ... 61
Tabel 4.3. Deskripsi Minat Mengikuti PKM ... 62 Tabel 4.4. Deskripsi Pemahaman tentang PKM... 63 Tabel 4.5. Deskripsi Kreativitas Mahasiswa ... 64 Tabel 4.6. Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel
Penelitian ... 65 Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas Masing-masing Variabel
Penelitian ... 66 Tabel 4.8 Tabel Kontingensi Pengaruh Variabel IPK terhadap Variabel
MinatMahasiswa Mengikuti PKM... ... 68 Tabel 4.9. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Variabel IPK terhadap
Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... .68 Tabel 4.10. Tabel Kontingensi Pengaruh Variabel Pemahaman Mahasiswa
tentang PKM terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 70 Tabel 4.11. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Variabel Pemahaman
Mahasiswa tentang PKM terhadap Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM... 70 Tabel 4.12. Tabel Kontingensi Pengaruh Variabel Kreativitas Mahasiswa
terhadapVariabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 72 Tabel 4.13. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Variabel Kreativitas
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 86
a. Kuesioner Penelitian ... 87
b. Lembar Jawab Penelitian ... 93
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 95
a. Data Induk Variabel Indeks Prestasi Kumulatif ... 96
b. Data Induk Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM . 106 c. Data Induk Variabel Pemahaman tentang PKM ... 117
d. Data Induk Variabel Kreativitas ... 134
Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 151
a. Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 152
b. Pemahaman tentang PKM ... 154
c. Kreativitas ... 158
Lampiran 4 Pengujian Hipotesis dan PAP II ... 160
a. Perhitungan Deskriptif Minat Mahasiswa Mengikuti PKM 161 b. Perhitungan Deskriptif Pemahaman tentang PKM ... 162
c. Perhitungan Kreativitas ... 163
d. Perhitungan Skala Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 165
e. Perhitungan Skala Pemahaman tentang PKM ... 165
f. Perhitungan Skala Kreativitas ... 166
a. Uji Normalitas Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 168
b. Uji Normalitas Pemahaman tentang PKM ... 168
c. Uji Normalitas Kreativitas ... 169
d. Uji Linieritas Pemahaman tentang PKM dengan Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 170
e. Uji Linieritas Kreativitas dengan Minat Mahasiswa Mengikuti PKm ... 170
Lampiran 6 Perhitungan Deskriptif Chi Square ... 171
a. Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 172
b. Pemahaman tentang PKM ... 172
c. Kreativitas ... 172
Lampiran 7 Uji Chi Square ... 173
a. IPK dengan Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 174
b. Pemahaman tentang PKM dengan Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 175
c. Kreativitas dengan Minat Mahasiswa Mengikuti PKM ... 176
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 172
a. Surat Ijin Penelitian Dekan FKIP ... 179
b. Surat Ijin Penelitian Wakil Rektor I USD ... 180
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu upaya
yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Selain itu
melalui program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara teori
yang diperoleh mahasiswa dengan kontribusi nyata mereka dalam
penyelesaian permasalahan dan realita masyarakat yang ada. Kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini
sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu
wahana yaitu PKM.
PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu
setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti.
Pada awalnya, dikenal 5 (lima) jenis kegiatan yang ditawarkan dalam PKM,
yaitu Penelitian (PKMP), Kewirausahaan (K),
PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan Teknologi
DITLITABMAS mengelola 6 (enam) PKM. Kompetisi Karya Tulis
Mahasiswa (KKTM) yang semula menjadi tugas Direktorat Akademik dalam
pengelolaannya, dilimpahkan kepada DITLITABMAS. Karena sifatnya yang
identik dengan PKM-I, KKTM selanjutnya dikelola bersama-sama PKM-I
dalam PKM-Karya Tulis (PKM-KT). Dengan demikian, di dalam PKM-KT
terkandung 2 (dua) program penulisan, yaitu: PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI)
dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). PKM-I atau selanjutnya disebut
PKM-AI yang merupakan artikel hasil kegiatan, tidak lagi ditampilkan dalam
PIMNAS, namun dimuarakan pada e-journal. Sedangkan PKM-GT yang
berpeluang didiskusikan dalam forum terbuka, diposisikan sebagai pengganti
PKM-AI di PIMNAS. PKM-PKM dari universitas-universitas seluruh
Indonesia yang masuk ke Dikti akan disaring untuk kemudian bermuara pada
PIMNAS.
Namun sayangnya, program tersebut kurang atau memang tidak
diminati oleh mayoritas mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari prosentase jumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
dengan jumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang terlibat aktif
dalam kegiatan PKM. Hanya ada puluhan mahasiswa yang membuat
proposal, dan yang akhirnya memenangkan hibahnya pun bisa dihitung
dengan jari. Mahasiswa saat ini lebih disibukkan dengan kegiatan akademik
saja dan kegiatan-kegiatan yang bersifat individualis di luar kampus. Sangat
disayangkan jika rutinitas rekan-rekan mahasiswa hanya dilewatkan dengan
Pemahaman mahasiswa mengenai PKM masih sangat kurang
sehingga kemungkinan jumlah mahasiswa yang mengikuti PKM tergolong
berjumlah sedikit. Tak dapat dipungkiri banyak faktor yang mempengaruhi
minat mahasiswa mengikuti PKM salah satunya adalah sosialisasi tentang
PKM di Universitas Sanata Dharma masih kurang sehingga mahasiswa tidak
mengetahui program tersebut. Sosialisasi tentang PKM hanya dilakukan
setiap semester ganjil pada mahasiswa semester tiga, itu pun hanya diikuti
oleh beberapa program studi saja. Sehingga penyuluhan tentang PKM tidak
merata di setiap program studi dan pemahaman mahasiswa akan PKM masih
kurang. Selain itu, harus diakui bahwa IPK merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa dalam mengikuti PKM. IPK merupakan
hasil akhir dari usaha mahasiswa yang selama satu semester berjuang untuk
mendapatkan nilai yang terbaik sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Sebagian besar mahasiswa disibukkan oleh segala macam kegiatan
perkuliahan agar mendapatkan prestasi yang baik. Mahasiswa dengan IPK
yang tinggi tidak menjamin orang itu kreatif. Akan tetapi mahasiswa yang
kreatif belum tentu memiliki IPK yang tinggi. Dengan tidak adanya ketentuan
IPK yang diberikan, maka minat mahasiswa untuk mengikuti PKM akan
semakin bertambah.
Faktor lain yang mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM
adalah kreativitas. Kreativitas itu lahir dari pemikiran yang ikhlas dan tanpa
adanya paksaan. Hal ini membuat setiap mahasiswa yang mengikuti akan
kegiatannya. Tingkatan kreativitas tersebut tergantung bagaimana pribadi
mahasiswa tersebut untuk mengembangkannya. Adanya program PKM dari
Dirjen DIKTI bertujuan mengasah kreativitas mahasiswa. Memang untuk
mengembangkan kreativitas tidak hanya melalui PKM, aktivitas mahasiswa
di lingkungan kampus juga dapat meningkatkan kreativitas, misalnya dengan
adanya UKM, ataupun mata kuliah yang menuntut adanya kreativitas. Dalam
hal ini program studi seharusnya sangat mendukung mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan PKM. Karena dari program studi ini mahasiswa
memperoleh bimbingan.
Berdasarkan keadaan diatas, peneliti bermaksud ingin meneliti
bagaimana minat mahasiswa terhadap program kreativitas mahasiswa dengan
judul “Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Pemahaman Mahasiswa tentang PKM dan Kreativitas Mahasiswa terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti PKM”.
B. Batasan Masalah
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat sangat
luas. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang ada pada diri mahasiswa dan
erat hubungannya dengan mahasiswa, yaitu pengaruh IPK, pemahaman
mahasiswa tentang PKM, dan kreativitas mahasiswa terhadap pembentukan
C. Rumusan masalah
1. Apakah IPK mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM?
2. Apakah pemahaman mahasiswa tentang PKM mempengaruhi minat
mahasiswa mengikuti PKM?
3. Apakah kreativitas mahasiswa mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti
PKM?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah IPK mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti
PKM.
2. Untuk mengetahui apakah pemahaman mahasiswa tentang PKM
mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM.
3. Untuk mengetahui apakah kreativitas mempengaruhi minat mahasiswa
mengikuti PKM.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi universitas dalam
2. Bagi Fakultas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja fakultas
dalam penginformasian PKM agar lebih efektif.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan para mahasiswa bisa mengetahui
seberapa besar teman-teman mahasiswa mempunyai minat mengikuti
PKM.
4. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui minat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
a. Pengertian Minat
Kamisa (1997:370), mengartikan minat sebagai kehendak,
keinginan atau kesukaan. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi
prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Menurut
Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976:650),
minat adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.
Sedangkan menurut Hurlock (1995:144), minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Selain itu Gunarso (1995 : 68),
menjelaskan bahwa minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan
menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat seseorang
tergantung pada besarnya ketertarikan terhadap suatu objek, aktivitas dan
lain-lain. Semakin besar ketertarikan pada objek/aktivitas tersebut maka
semakin besar pula minat seseorang tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah
untuk melakukan apa yang diinginkan. Setiap orang bebas memilih
aktivitas/kegiatan yang sesuai dengan minatnya sehingga apa yang
mereka kerjakan akan memperoleh hasil yang memuaskan.
b. Pengertian PKM
Lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic
knowledge, skill of thinking, management skill dan communication skill.
Kekurangan atas salah satu dari keempat keterampilan atau kemahiran
tersebut dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan. Sinergisme
akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan
menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan
yang dihadapinya. Perilaku dan pemikiran yang ditunjukkan akan bersifat
konstruktif realistik, artinya kreatif (unik dan bermanfaat) serta dapat
diwujudkan.
Menurut Buku Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
Tabel 2.1.
Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
2. Materi
Kerja Artikel Artikel
7. Luaran Artikel, *) Program yang bermuara di PIMNAS
Keterangan:
1) PKM-P adalah PKM-Penelitian, 2) PKM-K adalah PKM-Kewirausahaan,
3) PKM-M adalah PKM-Pengabdian kepada Masyarakat, 4) PKM-T adalah PKM-Penerapan Teknologi,
5) PKM-KC adalah PKM-Karya Cipta, 6) PKM-I adalah PKM-Penulisan Ilmiah, dan 7) PKM-GT adalah PKM-Gagasan Tertulis.
PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai
taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandasan penguasaan sains
dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Kreativitas merupakan jelmaan
integratif 3 (tiga) faktor utama dalam diri manusia, yaitu: pikiran,
perasaan, dan keterampilan. Dalam faktor pikiran terdapat imajinasi,
persepsi, dan nalar. Faktor perasaan terdiri dari emosi, estetika, dan
harmonisasi. Sedangkan faktor keterampilan mengandung bakat, faal
tubuh dan pengalaman. Dengan demikian, agar mahasiswa dapat
sebuah kegiatan yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM).
c. Jenis-Jenis yang Mempengaruhi Minat
Menurut Winkel (1987:27-28), jenis-jenis yang mempengaruhi minat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar seperti sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi dan sebagainya.
2) Minat secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan atau pengaruh dari luar individu seperti latar belakang sosial ekonomi, minat orang tua, minat teman sebaya, lingkungan dan sebagainya.
d. Cara Menentukan Minat
Dalam Buku Pendidikan Konseling dan Bimbingan Karir (Dewa Ketut
Sukardi, 1988:63-64), ada tiga cara untuk menentukan minat, yaitu:
1) Minat yang Diekspresikan (Expressed Interest)
Yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat dengan kata tertentu. Misalnya: Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar membaca.
2) Minat yang Diwujudkan (Manifest Interest)
Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: Seseorang yang sering mengikuti Sosialisasi Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa. 3) Minat yang Diinventarisasikan (Inventoried Interest)
Yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
e. Cara Mengembangkan Minat
1) Pembimbing atau pendidik harus menunjukkan antusias yang tulus untuk mensukseskan kursus dan kegiatan pendidikan lain.
2) Peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengetahui secara jelas melalui jalan pikirannya sendiri tentang subjek yang dipelajari, kegiatan yang dilakukan akan membantu mereka secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari atau membantu masyarakat secara keseluruhan. 3) Peserta didik harus memperoleh pengetahuan pokok yang
berhubungan dengan topik yang dipelajari dan harus mempunyai pengertian yang jelas mengenai hubungan antara topik dengan pengetahuan utama tersebut.
4) Pengetahuan yang terkait tersebut harus dibiarkan berkembang selama kursus.
5) Rasa tertarik yang tinggi harus dipertahankan disetiap pertemuan kelompok:
a) Cek, apakah peserta didik memang telah memperoleh pengetahuan yang mereka inginkan
b) Hubungkan materi yang diajarkan dengan hal-hali diluar kursus yang menarik
c) Gunakan materi audio visual yang sesuai
d) Pertahankan sedapat mungkin agar peserta didik tetap berpikir 6) Pendidik atau pembimbing harus membantu peserta didik untuk
mengukur kemajuan mereka sendiri.
7) Pendidik harus menunjukkan rasa senang terlibat dalam proses belajar bersama peserta didik daripada menonjolkan pendapat pribadinya. 8) Suasana belajar pada setiap pertemuan harus akrab, gembira, senang,
sopan, dan demokratis.
f. Tiga Aspek Minat
Menurut Hurlock (1995:117), ada tiga aspek minat dalam
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf, yaitu:
1) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
2) Aspek Afektif
3) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
g. Macam-Macam Minat
Menurut Witherington (1999:26), dalam
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf, membagi minat
menjadi 2 yaitu:
1) Minat primitif
Minat primitif disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.
2) Minat kultural
Minat Kultural disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.
h. Kriteria Minat
Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi:
1) Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. 2) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
3) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
Apabila dikaitkan dengan PKM, maka minat yang dimaksud
adalah keinginan/kehendak dalam diri seseorang untuk mengikuti
suatu kegiatan PKM. PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
merupakan salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk
meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi
kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
Sehingga yang dimaksud dengan minat mengikuti PKM dalam
penelitian ini adalah keinginan/kehendak dalam diri seseorang untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan PKM, antara lain: PKM-Penelitian
(PKM-P), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada
Masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), dan
PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-I).
i. Kondisi yang Mempengaruhi Minat
1) Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat menurut Nursalam
(2003):
a) Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
b) Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan L.W. Green (dalam Notoatmojo. 1997) mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka. c) Tempat tinggal
2) Sedangkan Yuwono (2001:40) mengemukakan minat seseorang
dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a) Kondisi pekerjaan
Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.
b) Sistem pendukung
Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat/kedudukan. c) Pribadi pekerja
Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.
Apabila dikaitkan dengan PKM, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mengikuti PKM diduga antara lain:
a) Kesibukan mahasiswa dalam kegiatan akademik
Kegiatan akademik yang dimaksud adalah kegiatan
belajar-mengajar baik didalam ruangan maupun diluar ruangan yang
diselenggarakan oleh pihak Universitas sebagai lembaga
pendidikan. Semakin banyak kesibukan mahasiswa dalam kegiatan
akademik maka keterampilan yang dimiliki dapat membantu
mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan yang dia miliki,
misalnya dalam kegiatan PKM yang diselenggarakan pihak
Universitas. Keterampilan akademik yang dimiliki mahasiswa
mendorong minatnya dalam mengikuti PKM untuk memberikan
b) Kesibukan mahasiswa di luar kampus (kegiatan sosial)
Kegiatan sosial yang dimaksud adalah kegiatan extraordinary yang
dilakukan oleh mahasiswa dimana merupakan kegiatan yang
sifatnya berhubungan langsung dengan masyarakat. Semakin
banyak kesibukan mahasiswa dalam kegiatan sosial maka
keterampilan yang dimiliki dapat membantu mahasiswa dalam
mengembangkan keterampilan yang dia miliki, misalnya dalam
kegiatan PKM. Keterampilan yang dimiliki mahasiswa mendorong
minatnya dalam mengikuti PKM untuk memberikan kontribusi
karya yang kreatif dan inovatif dibidang kewirausahaan yang
berorientasi pada profit serta menyalurkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja masyarakat
yang tercakup suatu wadah pengembangan kreativitas yaitu PKM.
c) Indeks Prestasi Kumulatif
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah kumulatif IP, menurut
Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma (2009:15), adalah “tingkat keberhasilan belajar
mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan yang dituliskan
sampai dengan dua angka di belakang koma”. Dengan
mencantumkan IPK yang dimiliki, peluang mahasiswa untuk
mengikuti berbagai macam perlombaan semakin besar. Dalam
PKM juga mempertimbangan IPK sebagai kriteria mengikuti PKM.
d) Pemahaman mahasiswa tentang PKM
Pemahaman adalah suatu pengetahuan yang sangat mendalam yang
didapat melalui sebuah proses, di mana proses tersebut merupakan
kunci utama dari sebuah pemahaman. Dengan mengetahui apa itu
PKM, jenis-jenis PKM, kriteria program PKM, karakeristik dan
manfaat PKM akan mendorong minat mahasiswa untuk mengikuti
PKM.
e) Kreativitas mahasiswa
Kreativitas adalah merupakan suatu bentuk karya atau kreasi yang
baru, baik bagi diri pembuatannya ataupun baru bagi orang lain.
Hasil kreasi tersebut benar-benar baru ataupun merupakan hasil
modifikasi dari yang ada sebelumnya dan selanjutnya, dipakai
untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang atau
kelompok. Kreasi yang dibuat oleh mahasiswa dapat disalurkan
pada suatu wadah pengembangan kreativitas yaitu PKM yang
memungkinkan terjadinya minat mengikuti PKM.
f) Intensitas Sosialisasi
Intensitas sosialisasi adalah usaha yang dilakukan seseorang
dengan penuh semangat untuk mencapai suatu tujuan yang dapat
mentransferkan kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi
ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang belajar
baik dan hasil yang baik tersebut dapat ditransfer ke generasi yang
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Hasil transfer
tersebut dapat disalurkan dalam suatu wadah pengembangan
kreativitas, yaitu PKM. Hal ini juga yang dapat mempengaruhi
minat mahasiswa mengikuti PKM.
g) Budaya membaca
Budaya membaca adalah buah pikiran, akal budi manusia yang
sukar untuk diubah, dan menghasilkan suatu proses pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis dengan menggunakan media
kata-kata atau bahasa tulis sehingga memperoleh keterampilan
untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Dari pengertian budaya
membaca dapat disimpulkan semakin sering intensitas waktu
membaca seseorang, semakin banyak buah pikiran yang dapat
disalurkan dalam media bahasa tulis. Media tersebut tercakup
dalam PKM sebagai suatu wadah pengembangan kreativitas
mahasiswa yang merupakan salah satu yang mendorong minat
mahasiswa mengikuti PKM.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
mengikuti PKM, peneliti lebih tertarik untuk meneliti Indeks Prestasi
Kumulatif, Pemahaman Mahasiswa tentang PKM, dan Kreativitas
Mahasiswa. Ketiga variabel ini diduga kuat mempengaruhi minat
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak terlepas dari kegiatan
belajar, karena belajar adalah proses dan prestasi adalah hasil dari belajar.
Berkaitan dengan perkembangan akademik mahasiswa, peneliti
menggunakan istilah Indeks Prestasi (IP), menurut Buku Pedoman Program
Studi Pendidikan Akuntasni Universitas Sanata Dharma (2009:15), adalah
“tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan
yang dituliskan sampai dengan dua angka di belakang koma”. Sedangkan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah kumulatif IP dan dalam penelitian
ini menganalisis, IPK mahasiswa FKIP semester II.
3. Pemahaman Mahasiswa tentang PKM
Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti
proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik,
seperti orang, situasi, atau pesan dimana orang dapat berpikir tentang hal ini
dan menggunakan konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu
objek abstrak atau fisik tersebut (dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/Understanding). Sementara menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008:998), pemahaman adalah proses, pembuatan
memahami atau memahamkan.
Menurut kamus psikologi kata pemahaman berasal dari kata “insight”
yang mempunyai arti wawasan, pengertian pengetahuan yang mendalam.
Jadi arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan
dimiliki seseorang. Memahami bukan hanya sekedar mengetahui.
Memahami lebih kepada bagaimana seseorang itu bisa mencerna dengan
baik suatu pengetahuan yang sudah ia peroleh. Sehingga dia bisa
menjelaskan pengetahuan tersebut dengan jelas apabila ada yang bertanya
kepadanya. Untuk memiliki pemahaman tersebut, kita perlu sebuah proses.
Orang akan sungguh-sungguh paham apabila proses yang dia lalui untuk
menuju paham itu berjalan dengan baik, sehingga pemahaman dapat
tercapai. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah suatu pengetahuan yang sangat mendalam yang didapat melalui
sebuah proses, di mana proses tersebut merupakan kunci utama dari sebuah
pemahaman.
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu upaya
yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. PKM
dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya
program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan
partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yaitu
Untuk mengikuti PKM ini tentunya mahasiswa harus memahami
tentang PKM itu sendiri. Pemahaman terhadap PKM berarti mahasiswa
mengetahui betul apa itu PKM, mengetahui jenis-jenis PKM, mengetahui
kriteria PKM, mengetahui karakteristik umum setiap bidang PKM,
mengetahui manfaat mengikuti PKM, mengetahui tahapan proses kegiatan
PKM, mengetahui syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mengkuti
PKM, dan mengetahui bagaimana menyusun proposal PKM. Dan untuk
mengetahui itu semua tentunya mahasiswa memerlukan sebuah proses
untuk memahami PKM.
4. Kreativitas Mahasiswa
a. Pengertian Kreativitas
Definisi Kreativitas menurut pakar dalam
http://club3ict.wordpress.com/2011/02/18/hakikat-kreativitas-dan-teori-kreativitas, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Munandar (1995:25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
2) Mangunhardjana (1986:11) kreativitas diartikan sebagai kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut
Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
1) Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
a) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha
defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman
tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.
b) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
c) Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2) Faktor eksternal (lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain:
a) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media.
b) Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
c) Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang.
d) Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin.
f) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda. g) Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda.
h) Adanya interaksi antara individu yang berhasil.
i) Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan
lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah
pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan
pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk
menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.
c. Ciri-Ciri Orang yang Kreatif
Ciri-ciri orang yang kreatif menurut Zimmerman dan Hart,
DePorter dan Hernacki, dan Roger VonOech adalah sebagai berikut:
1) Orang kreatif berupaya bekerja lebih baik
Orang kreatif tidak begitu saja menerima segala sesuatu apa adanya. Mereka selalu mencari cara-cara untuk memperbaiki keadaan. Mereka melihat sesuatu yang dilihat oleh orang lain, tetapi sering kali memikirkan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Mereka memandang masalah sebagai peluang dan tantangan yang menggugah semangat untuk mencari inovasi. Sering kali hal-hal ini adalah hal-hal yang kecil, hal-hal yang kita terima apa adanya setiap hari.
2) Orang kreatif pencetus paradigma
Paradigma adalah seperangkat atau kerangka rujukan. Orang kreatif menerobos batas-batas baku dalam mencari solusi. Mereka mempelajari situasi dengan memanfaatkan banyak sudut pandang dan mampu melakukan pergeseran dramatis dalam pemikiran yang disebut pergeseran paradigma untuk mendapatkan solusi atau kesepakatan. 3) Orang kreatif mempunyai pemikiran inkuisitif
Orang kreatif selalu ingin tahu. Ini menjadi kebiasaan. Mereka selalu bertanya “mengapa” dan memikirkan segala sesuatu yang tengah berjalan. Mengetahui cara kerja sesuatu berarti dapat mengembangkan berbagai hal dari sesuatu tersebut.
4) Orang kreatif mempunyai kebiasaan bertindak
Orang kreatif tidak hanya menghasilkan ide-ide baru, mereka juga bertindak mewujudkan ide mereka menjadi kenyataan. Mereka memiliki dorongan yang kuat bagaimana agar sesuatu terjadi.
5) Orang kreatif mempunyai jawaban alternatif
Mereka tidak hanya membuat satu alternative solusi. Mereka mencoba untuk mendapatkan solusi-solusi lain.
6) Orang kreatif menyukai berpikir lunak
Otak kiri bersifat keras terhadap ide. Otak kanan lunak terhadap batasan-batasan. Orang kreatif memanfaatkan dua belah otaknya secara seimbang.
7) Orang kreatif mencoba kemustahilan
Mereka selalu memerhatikan ide-ide meskipun kelihatan mustahil. Merenungkan ide yang muncul dapat memicu berbagai kemungkinan baru.
8) Orang kreatif melihat kesalahan sebagai peluang
Mereka tidak suka menghindar dari suatu tindakan meskipun mempunyai kemungkinan salah atau gagal.
9) Orang kreatif menyukai humor dan santai
Ide kreatif sering kali muncul ketika terdesak situasi, tetapi lebih banyak ide brilian dan segar yang lahir dalam suasana santai dan gembira. Saat santai dan gembira pertahanan mental menjadi longgar, sehingga tidak pusing terhadap aturan, hal mustahil maupun kekeliruan.
10) Orang kreatif mempunyai toleransi terhadap hal yang dilematis
Dalam kenyataannya ide kreatif sering kali muncul dari situasi dilematis. Jarang ide kreatif lahir dari pola pikir linier, tunggal, dan pasti.
11) Orang kreatif meninjau dunia luar
Orang yang sibuk melihat dunia sementara ia di dalamnya akan kehilangan banyak ide. Meninjau dunia dari luar adalah cara untuk meraih ide baru.
12) Orang kreatif berani berpikir berbeda
Orang kreatif berani kontra dengan apa yang disetujui mayoritas, walaupun sering kali tidak harus dilakukan terlalu terbuka.
13) Orang kreatif terbuka terhadap gagasan baru
Mereka mempunyai fleksibelitas dalam pemikiran. Orang yang mengaku bahwa dirinya bukan orang kreatif berate telah memasung diri sendiri. Ingatlah, bahwa ide akan berkembang bila kita memberinya ruang.
14) Orang kreatif mudah menerima perubahan
15) Orang kreatif termotivasi untuk menemukan solusi yang lebih baik Motivasi sering kali diekspresikan dalam bentuk sikap yang antusias untuk menantang persoalan-persoalan baru. Mereka mempunyai motivasi tinggi sehingga membuat mereka berenergi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kreativitas merupakan suatu bentuk karya atau kreasi yang baru,
baik bagi diri pembuatannya ataupun baru bagi orang lain. Hasil kreasi
tersebut benar-benar baru ataupun merupakan hasil modifikasi dari yang
ada sebelumnya dan selanjutnya, dipakai untuk memecahkan masalah
yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Erlina Yoshefa tentang minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK,
dan Pekerjaan Orangtua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan minat
mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi guru
ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orangtua.
2. Penelitian Mellisa Shandy Hartoyo mengenai pengaruh jiwa berwirausaha
dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa
menyatakan bahwa ada pengaruh jiwa berwirausaha terhadap minat
berwirausaha nilai koefisien korelasi sebesar 0,404 dan nilai Asym Sig.
0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif pada taraf
signifikasi 5% dan tidak ada pengaruh latihan berwirausaha terhadap minat
berwirausaha mahasiswa adalah 4,051 dengan derajat kebebasan (df) = 2
3. Penelitian Ana Nurfiana mengenai pengaruh pemahaman konsep
kewirausahaan, jiwa kewirausahaan, dan latar belakang pekerjaan orang tua
terhadap minat berwirausaha siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman konsep kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha siswa (ry1.2 = 0,321; Sig. = 0,000 < α = 0,05);
(2) ada pengaruh positif dan signifikan jiwa kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha siswa (ry2.1 = 0,388; Sig. = 0,000 < α = 0,05);
(3) ada pengaruh negatif dan signifikan latar belakang pekerjaan orang tua
terhadap minat berwirausaha siswa (χ2hitung = 6,325; Asymp. Sig = 0,042 < α
= 0,05 dan Spearman Correlation = - 0,181).
C. Kerangka Berpikir
1. Minat Mengikuti PKM Mahasiswa FKIP USD ditinjau dari Indeks
Prestasi Kumulatif
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak terlepas dari kegiatan
belajar, karena belajar adalah proses dan prestasi adalah hasil dari belajar.
Berkaitan dengan perkembangan akademik mahasiswa, peneliti
menggunakan istilah Indeks Prestasi (IP), menurut Buku Pedoman Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah tingkat
keberhasilan belajar mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan yang
dituliskan sampai dengan dua angka di bawah koma.
Menurut peraturan akademik USD dijelaskan bahwa beban studi tiap
ditentukan atas dasar kemampuan belajar mahasiswa yang tercermin dalam
Indeks Prestasi Semester, disingkat IPS. Diduga Indeks Prestasi (IP)
mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM, karena mahasiswa
merasa disibukkan dengan keikutsertaannya dalam PKM. Sehingga, diduga
keikutsertaannya akan berpengaruh pada menurunya Indeks Prestasi (IP)
yang telah dicapai.
Selanjutnya, peneliti menduga semakin rendah IPS mahasiswa maka
semakin rendah pula minat mahasiswa mengikuti PKM. Hal ini dikarenakan
mahasiswa akan lebih condong menggunakan waktunya untuk mengikuti
kegiatan akademik daripada kegiatan di luar akademik. Begitu juga
sebaliknya, semakin tinggi IPS mahasiswa maka diduga semakin tinggi
minat mahasiswa mengikuti PKM.
2. Minat Mengikuti PKM Mahasiswa FKIP USD ditinjau dari
Pemahaman Mahasiswa tentang PKM
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga
penting dalam mengambil keputusan. Apabila dikaitkan dengan PKM, maka
minat yang dimaksud adalah keinginan/kehendak dalam diri seseorang
untuk mengikuti suatu kegiatan PKM. Sedangkan Pemahaman dalam bahasa
Inggris yaitu understanding yang berarti proses psikologis yang berkaitan
dengan suatu objek abstrak atau fisik, seperti orang, situasi, atau pesan
dimana orang dapat berpikir tentang hal ini dan menggunakan
tersebut. Bila dikaitkan dengan pemahaman PKM tentunya mahasiswa harus
memahami tentang PKM itu sendiri.
Pemahaman terhadap PKM berarti mahasiswa mengetahui benar apa
itu PKM, mengetahui jenis-jenis PKM, mengetahui kriteria program PKM,
mengetahui karakteristik umum setiap bidang PKM, mengetahui manfaat
mengikuti PKM, mengetahui tahapan proses kegiatan PKM, mengetahui
syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mengkuti PKM, dan
mengetahui bagaimana menyusun proposal PKM. Dan untuk mengetahui
itu semua tentunya mahasiswa memerlukan sebuah proses untuk memahami
PKM.
Mahasiswa yang belum paham mengenai PKM diduga minat untuk
mengikuti PKM cenderung rendah. Sebaliknya, mahasiswa yang paham
akan PKM diduga minat mengikuti PKM cenderung lebih tinggi.
3. Minat Mengikuti PKM Mahasiswa FKIP USD ditinjau dari Kreativitas Mahasiswa
Kreativitas merupakan suatu kemampuan umum untuk menciptakan
suatu yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur
yang sudah ada sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya
kreativitas bisa berasal dari internal individu, diantaranya kurang terbuka
terhadap segala sumber informasi yang ingin masuk ke dalam dirinya,
mahasiswa belum bisa menerima kritikan dan masukan dari orang lain, serta
itu faktor eksternal mahasiswa juga mempengaruhi tingkat kreativitas,
diantaranya lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan. Peran keduanya
itu sangat menentukan agar mampu berpikir untuk menghasilkan suatu
produk kreativitas.
Mahasiswa yang dapat mengeksplorasi faktor internal dan eksternal
kreativitas diduga dapat mempengaruhi minat mengikuti PKM. Begitu pula
sebaliknya, mahasiswa tidak dapat mengantisipasi faktor-faktor tersebut
cenderung memiliki minat yang rendah untuk mengikuti PKM. Dari dugaan
tersebut dapat diambil makna bahwa kreativitas diduga juga ikut
mempengaruhi minat mengikuti PKM.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka peneliti dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh IPK terhadap minat mahasiswa FKIP untuk mengikuti PKM.
2. Ada pengaruh Pemahaman tentang PKM terhadap minat mahasiswa FKIP
untuk mengikuti PKM.
3. Ada pengaruh Kreativitas terhadap minat mahasiswa FKIP untuk mengikuti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh IPK, pemahaman mahasiswa tentang PKM, dan
kreativitas mahasiswa terhadap minat mahasiswa FKIP Universitas Sanata
Dharma mengikuti PKM. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
hanya berlaku pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma dan tidak
berlaku untuk mahasiswa fakultas lain, baik di dalam maupun di luar
Universitas Sanata Dharma.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah mahasiswa semester III Tahun Akademik
2011/2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang mencakup sepuluh program studi yaitu:
Pendidikan Sejarah, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Pendidikan Fisika, Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Ekonomi, Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Pendidikan Biologi, Pendidikan
Bahasa Inggris, dan Bimbingan dan Konseling.
2. Objek Penelitian
a. Indeks Prestasi Kumulatif
b. Pemahaman mahasiswa tentang PKM
c. Kreativitas mahasiswa
d. Minat mahasiswa mengikuti PKM
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Nawawi dalam Riduwan (2003:8) mendefinisikan „populasi sebagai
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap‟.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 4.838 mahasiswa FKIP yang
berasal dari sepuluh program studi, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Daerah, Pendidikan Biologi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Bimbingan
dan Konseling. Populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen, sehingga
perlu ditetapkan sampelnya atau batas-batasnya. Berikut data jumlah
mahasiswa FKIP dan data jumlah mahasiswa semester III Tahun
Akademik 2011/2012 dari masing-masing program studi:
Tabel 3.1.
Data Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
No. Program Studi Jumlah Keterangan
1 Pendidikan Sejarah 233 Kampus Mrican
2 Pendidikan Matematika 553 Kampus Paingan
3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1138 Kampus Mrican
4 Pendidikan Fisika 272 Kampus Paingan
5 Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi
225 Kampus Mrican
6 Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
379 Kampus Mrican
7 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
495 Kampus Mrican
8 Pendidikan Biologi 236 Kampus Paingan
9 Pendidikan Bahasa Inggris 911 Kampus Mrican
10 Bimbingan dan Konseling 396 Kampus Paingan
Total Mahasiswa 4.838
* Belum termasuk Ilmu Pendidikan Agama Katolik Sumber: Bapsi Universitas Sanata Dharma Tahun 2012
2. Sampel
Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2003:10) mendefinisikan
„sampel sebagai sebagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel. Hal senada juga dikemukakan oleh Muhadi (2009:31), sampel
adalah sebagian yang diambil dari populasi. Dalam penelitian ini, sampel
diambil dari mahasiswa semester III Tahun Akademik 2011/2012 FKIP
dengan alasan bahwa mahasiswa dianggap sudah mampu beradaptasi
dengan aktivitas kampus.
a. Ukuran Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari mahasiswa FKIP yang
berjumlah 4.838 mahasiswa. Ukuran sampel penelitian ini ditentukan
Tabel 3.2.
Data Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma
No. Program Studi Jumlah Keterangan
1 Pendidikan Sejarah 26 Kampus Mrican
2 Pendidikan Matematika 112 Kampus Paingan
3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 316 Kampus Mrican
4 Pendidikan Fisika 37 Kampus Paingan
5 Pendidikan Ekonomi BKK
8 Pendidikan Biologi 43 Kampus Paingan
9 Pendidikan Bahasa Inggris 173 Kampus Mrican
10 Bimbingan dan Konseling 70 Kampus Paingan
Total Mahasiswa 964
dengan menggunakan rumus Stephen Isaac (1982 :192) dalam Somantri
(2006:101), sebagai berikut:
Keterangan:
S = Ukuran sampel yang diperlukan N = Jumlah anggota populasi
P = Proporsi populasi = (0,5) (maksimal sampel yang mungkin)
D = Tingkat akurasi (ketelitian) = (0,05)
2
= Tabel nilai Chi Square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841
Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah
355,916531. Selanjutnya, sebagai bentuk pertimbangan peneliti
menambahkan 10% lebih banyak sebagai bentuk antisipasi kesalahan
atau pun kerusakan data pada saat pengambilan data.
b. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 392 mahasiswa FKIP. Sampel
penelitian ini diambil dari mahasiswa FKIP semester III yang berjumlah
964 mahasiswa. Selanjutnya, pengambilan sampel ditentukan seimbang
atau sebanding dengan banyaknya mahasiswa semester III Tahun
Akademik 2011/2012 pada tiap-tiap program studi FKIP yaitu 40,66%
yang berasal (392/964)%. Berikut tabel perhitungan sampel mahasiswa
semester III Tahun Akademik 2011/2012 FKIP USD:
Tabel 3.3.
Perhitungan Sampel Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
No. Program Studi Jumlah Sampel
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar 316 128,4856 129
4 Pendidikan Fisika 37 15,0442 15
5 Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi
42 17,0772 17
6 Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Sampel penelitian ini diambil secara eksidental yang berarti data
diambil berdasarkan kemudahaan untuk menjangkaunya. Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
pengambilan sampel non probability dengan teknik purposive
sampling. Menurut Mantra (2004:121), yang dimaksud dengan
purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga
relevan dengan desain penelitian. Cara menentukan responden
digunakan teknik accidental sampling yang artinya yang menjadi
sampel adalah responden yang bisa dijumpai. Dengan demikian teknik
pengambilan sampel adalah kombinasi dari purposive sampling dan
accidental sampling.
E. Variabel Penelitian dan Teknik Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi (1989:91), variabel adalah obyek penelitian, atau
apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun
pengelompokan variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Dependen atau Terikat
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel dependen adalah “variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat
b. Variabel Independen atau Bebas
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel independen sering disebut
sebagai variabel stimulus, atau prediktor. Variabel bebas adalah
“variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah:
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
2) Pemahaman mahasiswa tentang PKM
3) Kreativitas mahasiswa
2. Teknik Pengukuran
Pengukuran setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Variabel IPK diukur berdasarkan indeks prestasi yang dicapai
secara kumulatif sampai dengan semester II. Pengukuran variabel IPK
disediakan 4 (empat) opsi jawaban. Adapun cara penentuan skor
jawaban tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Cara Penentuan Skor Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) No Indeks Prestasi Kumulatif Skor
1 <2,00 1
2 2,00 - 2,75 2
3 2,76 - 3,50 3
b. Variabel Pemahaman Mahasiswa tentang PKM
Pengukuran variabel pemahaman mahasiswa tentang PKM
menggunakan skala sikap dari Likert yang telah dimodifikasi menjadi 4
(empat) opsi jawaban. Adapun cara penentuan skor jawaban tersebut
sebagai berikut:
Tabel 3.5.
Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner untuk Variabel Pemahaman Mahasiswa tentang PKM
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4
Jumlah kuesioner adalah 27 butir, sehingga skor variabel pemahaman
mahasiswa tentang PKM berkisar antara 27 sampai dengan 108.
c. Variabel Kreativitas Mahasiswa
Pengukuran variabel kreativitas mahasiswa menggunakan skala
sikap dari Likert yang telah dimodifikasi menjadi 4 (empat) opsi
jawaban. Adapun cara penentuan skor jawaban tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.6.
Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner untuk Variabel Kreativitas Mahasiswa
Pernyataan
Jumlah kuesioner ini adalah 20 butir, sehingga skor variabel kreativitas
mahasiswa berkisar antara 20 sampai dengan 80.
d. Pengukuran Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
Pengukuran variabel minat mahasiswa mengikuti PKM
menggunakan skala sikap dari Likert yang telah dimodifikasi menjadi 4
(empat) opsi jawaban. Adapun cara penentuan skor jawaban tersebut
sebagai berikut:
Tabel 3.7.
Cara Penentuan Skor Setiap Butir Kuesioner untuk Variabel Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4
Jumlah kuesioner ini adalah 16 butir, sehingga skor variabel minat
mahasiswa mengikuti PKM berkisar antara 16 sampai dengan 64.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner. Menurut Suharsimi (2006:151), angket atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia