PENGARUH
PEMAHAMAN
TENTANG
PROGRAM
KREATIVITAS
MAHASISWA
(PKM),
INTENSITAS
SOSIALISASI PKM, DAN KREATIVITAS MAHASISWA
TERHADAP MINAT MENGIKUTI PKM
(Survei pada Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Puteri Wijayanti
NIM. 091334043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini untuk:
Kedua Orangtuaku, yaitu Als. W. Tjipto Subagjo dan Ch. Sumarsih
Kakakku, Sari Nolowati dan Emanuel Kuncoro Adi Saputra
v
MOTTO
Tak perlu iri pada orang lain. Lihat apa yang kamu miliki
sekarang, pikirkan apa yang telah dilakukan tuk dapatkannya.
Bersyukurlah.
Hidup punya banyak pilihan dengan hal-hal baik dan buruknya
masing-masing. Tentukan pilihanmu, lakukan yang terbaik.
Percayalah,
viii
ABSTRAK
PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM), INTENSITAS SOSIALISASI PKM , DAN KREATIVITAS MAHASISWA TERHADAP MINAT MENGIKUTI PKM
Survei pada Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Puteri Wijayanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai apakah ada pengaruh positif dan signifikan: (1) pemahaman tentang PKM; (2) intensitas sosialisasi PKM; dan (3) kreativitas mahasiswa terhadap minat mengikuti program kreativitas mahhasiswa. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang jumlahnya 4.838 mahasiwa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester III tahun akademik 2011/2012 yang jumlahnya 392 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis data adalah Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman tentang PKM terhadap minat mengikuti PKM (�²hitung = 87,846;
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE UNDERSTANDING OF STUDENT CREATIVITY PROGRAM (SCP), THE INTENSITY OF SCP SOCIALIZATION, AND THE STUDENTS’ CREATIVITY ON THEIR
INTEREST IN JOINING SCP.
A Survey on the Third Semester Student 2011/2012 Academic Year Faculty of Teacher Training and Education, the University of Sanata Dharma
Puteri Wijayanti SCP; and (3) the students’ creativity on their interest of SCP.
The type of research is a descriptive research. This research was conducted in December 2012. The technique of collecting the data was questionnaire. The population of the research were 4.838 students of the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. The samples were 392 students from 2011/2012 academic year. The technique of taking samples was purposive sampling. The technique of analysing the data was Chi Square.
The results of the research show that: (1) the understanding of SCP gives positive
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Pengaruh Pemahaman tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),
Intensitas Sosialisasi PKM, dan Kreativitas Mahasiswa terhadap Minat Mengikuti
PKM”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
xi
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Ibu Cornelio
Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran
dan kritik yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi
serta staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan
bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Mahasiswa FKIP USD semester III, selaku subjek dalam penelitian ini.
8. Orangtuaku, Als. W. Tjipto Subagjo dan Ch. Sumarsih yang telah
memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral.
9. Kakakku, Sari Nolowati, S.Pd dan Emanuel Kuncoro Adi Saputro yang
selalu memberikan semangat, nasihat dan doa.
10. Sahabatku Rr. Indira Kartika Ningrum, Kristin Prasetya Dewi yang
telah membantu, mendukung, mendampingi, memberi semangat,
memberi kritik-saran, serta doa selama ini.
11. Teman-teman yang membantu dalam penelitian, Pipin, Yuda, Tian,
Bety, Ucik, Ivany, dan Lucia.
12. Teman-temanku yang juga selalu mendukung, memberi semangat,
memberi kritik dan saran serta doa, Fani, Nawang, Septi, dan Keket.
Untuk Nawang terima kasih banyak buat tumpangan kosnya di saat
badan lelah dan perlu istirahat.
13. Teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2009 yang saling
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena masih
banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
xiv
5. Cara Mengumpulkan Minat ... 10
B. Pemahaman tentang PKM ... 11
1. Pengertian Pemahaman ... 11
2. Pemahaman tentang PKM... 12
C. Intensitas Sosialisasi ... 13
1. Pengertian Intensitas ... 13
2. Pengertian Sosialisasi... 14
3. Pengertian Intensitas Sosialisasi ... 15
D. Kreativitas ... 15
1. Pengertian Kreativitas ... 15
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas... 16
3. Ciri-Ciri Orang Kreatif ... 18
E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 20
F. Kerangka Berpikir ... 20
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 29
xv
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAB PENELITIAN DAN
SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan Penelitian ... 73
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rekapitulasi Mahasiswa USD ... 25
Tabel 3.2 Rekapitulasi Mahasiswa FKIP USD (sem III) ... 26
Tabel 3.3 Sampel Mahasiswa FKIP USD (sem III) ... 28
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Minat Mengikuti PKM 37 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Pemahaman tentang PKM ... 38
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Pengujian Kembali Validitas Pemahaman tentang PKM ... 39
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Intensitas Sosialisasi PKM... 40
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kreativitas Mahasiswa 41 Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Realiabilitas... 42
Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian . 43 Tabel 3.11 Kriteria Nilai r ... 50
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Variabel Jenis Kelamin ... 51
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Variabel Prodi ... 52
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Variabel Minat ... 53
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Variabel Pemahaman ... 5 4 Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Variabel Intensitas Sosialisasi 55 Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Variabel Kreativitas ... 56
xvii
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Linierita ... 58
Tabel 4.9 Tabel Kontingensi Pengaruh Pemahaman tentang PKM
terhadap Minat Mengikuti PKM ... 60
Tabel 4.10 Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Pemahaman tentang
PKM terhadap Minat Mengikuti PKM ... 61
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Spearman Correlation ... 61
Tabel 4.12 Tabel Kontingensi Pengaruh Intensitas Sosialisasi PKM
terhadap Minat Mengikuti PKM ... 63
Tabel 4.13 Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Intensitas Sosialisasi
PKM terhadap Minat Mengikuti PKM ... 63
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Spearman Correlation ... 64
Tabel 4.15 Tabel Kontingensi Pengaruh Kreativitas Mahasiswa terhadap
Minat Mengikuti PKM ... 65
Tabel 4.16 Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Kreativitas Mahasiswa
terhadap Minat Mengikuti PKM ... 66
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 77
A. Kuesioner Penelitian ... 78
B. Lembar Jawab Penelitian ... 85
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 87
A. Data Induk Variabel Minat Mengikuti PKM ... 88
B. Data Induk Variabel Pemahaman tentang PKM ... 96
C. Data Induk Variabel Intensitas Sosialisasi PKM ... 107
D. Data Induk Variabel Kreativitas Mahasiswa ... 115
Lampiran 3 PAP dan Pengukuran Hipotesis ... 122
A. Pengukuran Deskrisi Data ... 123
B. Pengukuran Uji Hipotesis ... 127
Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 130
A. Uji Validitas ... 131
1. Validitas Minat Mengikuti PKM ... 131
2. Validitas Pemahaman tentang PKM ... 132
3. Validitas Intensitas Sosialisasi PKM ... 136
4. Validitas Kreativitas Mahasiswa ... 137
B. Uji Reliabilitas ... 139
1. Reliabilitas Minat Mengikuti PKM ... 139
xix
3. Reliabilitas Intensitas Sosialisasi PKM ... 141
4. Reliabilitas Kreativitas Mahasiswa ... 141
Lampiran 5 Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 143
A. Uji Normalitas ... 144
B. Uji Linieritas ... 145
1. Pemahaman tentang PKM dengan Minat Mengikuti PKM ... 145
2. Intensitas Sosialisasi PKM dengan Minat Mengikuti PKM ... 145
3. Kreativitas Mahasiswa dengan Minat Mengikuti PKM ... 146
Lampiran 6 Hasil Pengujian Hipotesis... 147
Lampiran 7 Daftar Tabel Statistik ... 153
A. Tabel r Product Moment ... 154
B. Tabel F ... 156
C. Tabel distribusi �² ... 158
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu upaya
yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. PKM
dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya
program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan
partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yaitu PKM.
Namun sayangnya, program tersebut kurang atau memang tidak diminati oleh
mayoritas mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Ini bisa terlihat dari hanya
puluhan saja yang membuat proposal, dan yang akhirnya memenangkan
hibahnya pun bisa dihitung degan jari.
Mahasiswa saat ini lebih disibukkan dengan kegiatan akademik saja
dan kegiatan-kegiatan yang bersifat individualis di luar kampus. Sangat
disayangkan jika rutinitas rekan-rekan mahasiswa hanya dilewatkan dengan
Menjadi mahasiswa kreatif memang tidak harus melalui PKM, namun saat
mahasiswa tidak punya ajang melatih kreativitasnya secara mandiri, apakah
perguruan tinggi tidak akan menghasilkan lulusan yang kreatif? Pertanyaan
yang tidak mudah dijawab karena proses belajar-mengajar bersifat
multi-aspek atau dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya mutu dosen, motivasi
mahasiswa, kurikulum beserta metode mengajarnya, daya dukung sarana dan
prasarana pembelajaran. Jadi rendahnya minat mengikuti PKM mungkin
merupakan kesalahan atau tanggung jawab kolektif.
Faktor yang sangat penting juga yang mempengaruhi PKM adalah
mengenai penyuluhan informasi tentang PKM tersebut. Peneliti menduga
bahwa intensitas sosialisasi yang dilakukan oleh pihak kampus masih kurang,
sehingga banyak mahasiswa yang tidak tahu mengenai program ini.
Sosialisasi yang diadakan oleh kampus biasanya hanya berdurasi beberapa
jam saja dan ditambah lagi sosialisasi ini tidak dilakukan secara
terus-menerus. Padahal apabila intensitas sosialisasi ini bisa ditambah, bisa
dimungkinkan akan lebih banyak mahasiswa yang tertarik dengan PKM, dan
dengan adanya beberapa jenis PKM dari dikti, mahasiswa akan dapat
menuangkan ide-ide mereka dan mendapatkan program hibah dari dikti serta
nilai plus untuk mata kuliah softskill mereka. Intensitas sosialisasi yang
kurang ini akan mempengaruhi pehamaman mahasiswa mengenai PKM.
Sosialisasi hanya dianggap sebagai angin lalu yang pada akhirnya membuat
mahasiswa tidak tahu dan tidak mengerti apa itu PKM. Tapi di sini tidak
mendapatkan kendala dari pihak para dosen. Semestinya dosen-dosen yang
menjadi pembimbing dapat mensosialisasikannya di kelas-kelas yang mereka
ajar. Sehingga dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat semakin
mengerti PKM. Namun bukan hanya itu saja permasalahannya, PKM yang
sekarang diadakan lebih terkesan dipaksakan untuk setiap mahasiswa yang
ingin mendapatkan beasiswa.
Faktor lain yang mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PKM
adalah kreativitas. Untuk kreativitas, itu lahir dari pemikiran yang ikhlas dan
tanpa adanya paksaan. Pemikiran yang ikhlas berarti adanya ide yang lahir
dengan sendirinya dari pribadi setiap orang dan tanpa ada pemaksaan itu
berarti tidak ada unsur paksaan dari pihak lain untuk melahirkan kreativitas.
Jika unsur pemaksaan ini ada dalam pembuatan karya ilmiah, ini akan
membuat mahasiswa asal-asalan dalam menyelesaikan karya ilmiah tersebut
dan pada akhirnya karya ilmiah tidak berarti apa-apa karena tidak adanya ide
yang lahir dan tidak adanya kreativitas. Tingkatan kreativitas tersebut
tergantung bagaimana pribadi mahasiswa tersebut untuk
mengembangkannya. Adanya program PKM dari Dirjen DIKTI untuk
mengasah kreativitas mahasiswa merupakan salah satu cara untuk
mengembangkan kreativitas, namun mengapa mahasiswa yang mengikutinya
masih tergolong sedikit? Untuk itulah peneliti mencoba meneliti bagaimana
minat mahasiswa terhadapat program kreativitas mahasiswa dengan judul
“PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PROGRAM KREATIVITAS
KREATIVITAS MAHASISWA TERHADAP MINAT MENGIKUTI PKM”
(Survei pada Mahasiswa Semester III Tahun Akademik 2011/2012 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalahnya sebagai berikut :
1. Kurangnya sosialisasi di program studi
2. Kurangnya pemahaman mahasiswa/mahasiswi mengenai PKM
3. Kurangnya kreativitas mahasiswa
C. Batasan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PKM sangat luas
yang meliputi pemahaman mahasiswa terhadap PKM, kreativitas mahasiswa,
intensitas sosialisasi PKM, budaya membaca, jenis kelamin, program studi,
IPK, dan pekerjaan yang diharapkan setelah lulus. Tetapi dalam penelitian ini
membatasi masalah mengenai pemahaman mahasiswa tentang PKM,
intensitas sosialisasi PKM, dan kreativitas mahasiswa.
D. Rumusan masalah
1. Apakah pemahaman tentang PKM mempengaruhi minat mengikuti PKM?
2. Apakah kreativitas mahasiswa mempengaruhi minat mengikuti PKM?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah pemahaman tentang PKM mempengaruhi minat
mengikuti PKM.
2. Untuk mengetahui apakah intensitas sosialisasi PKM mempengaruhi minat
mengikuti PKM.
3. Untuk mengetahui apakah kreativitas mahasiswa mempengaruhi minat
mengikuti PKM.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi universitas dalam
menyelenggarakan PKM agar lebih baik.
2. Bagi Fakultas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja fakultas
dalam penginformasian PKM agar lebih efektif.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan para mahasiswa bisa mengtehaui seberapa
besar teman-teman mahasiswa mempunyai minat mengikuti PKM
4. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui minat
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Minat mengikuti PKM
1. Pengertian Minat
Kamisa (1997 : 370), mengartikan minat sebagai kehendak,
keinginan atau kesukaan Minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi
prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Selain
itu Gunarso (1995 : 68) menjelaskan bahwa minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik
minatnya. Sedangkan menurut Hurlock (1995 : 144) minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
Saran berikut ini menurut Suprijanto (2005:25), akan sangat
membantu dalam mengembangkan minat sementara maupun minat
permanen :
a. Pembimbing atau pendidik harus menunjukkan antusias yang tulus untuk menyukseskan kursus dan kegiatan pendidikan lain.
b. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengetahui secara jelas melalui jalan pikirannya sendiri tentang subyek yang dipelajari, kegiatan yang dilakukan akan membantu mereka secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari atau membantu masyarakat secara keseluruhan.
pengertian yang jelas mengenai hubungan antara topik dengan pengetahuan utama tersebut.
d. Pengetahuan yang terkait tersebut harus dibiarkan berkembang selama kursus.
(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
2. Tiga Aspek Minat
Menurut Hurlock (1995 : 117) yaitu:
a. Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b. Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c. Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. (http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
3. Macam Minat
Menurut Witherington (1999 : 26), membagi minat menjadi 2 yaitu:
a. Minat primitif
Minat primitif disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.
b. Minat kultural
Minat Kultural disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.
4. Kriteria Minat
Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan
menjadi:
a. Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat b. Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
c. Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
Apabila dikaitkan dengan PKM, maka minat yang dimaksud adalah
keinginan/kehendak dalam diri seseorang untuk mengikuti suatu kegiatan
PKM. PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu upaya
yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Sehingga
yang dimaksud dengan minat mengikuti PKM dalam penelitian ini adalah
keinginan/kehendak dalam diri seseorang untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
PKM, antara lain: PKM-Penelitian P), PKM-Kewirausahaan
(PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Penerapan
5. Kondisi yang Mempengaruhi Minat
a. Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat menurut Nursalam
(2003):
1) Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2) Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan L.W. Green ( dalam Notoatmojo. 1997)
mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai
pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih
kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.
3) Tempat tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.
(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
b. Sedangkan Yuwono (2001 : 40) mengemukakan minat seseorang
dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1) Kondisi pekerjaan
Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.
2) Sistem pendukung
3) Pribadi pekerja
Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.
(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)
Apabila dikaitkan dengan PKM, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mengikuti PKM diduga antara lain:
a) Kesibukan mahasiswa dalam kegiatan akademik
b) Kesibukan mahasiswa di luar kampus (kegiatan sosial)
c) Pemahaman tentang PKM
d) IPK/Prestasi
e) Program Studi
f) Pekerjaan yang diharapkan
g) Budaya membaca
h) Kreativitas mahasiswa
i) Intensitas sosialisasi
j) Jenis kelamin
6. Cara Menimbulkan Minat
Menurut Effendi dan Praja (dalam
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf) minat dapat
ditimbulkan dengan cara:
a. Membangkitkan suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau.
B. Pemahaman Tentang PKM 1. Pemahaman
Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang
berarti proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau
fisik, seperti orang, situasi, atau pesan dimana orang dapat berpikir
tentang hal ini dan menggunakan konsep-konsep untuk mengerti dan
memahami suatu objek abstrak atau fisik tersebut (dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/Understanding). Sementara, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008:998) pemahaman adalah proses,
pembuatan memahami atau memahamkan.
Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan
seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau
menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang
pernah diterimanya. Menurut kamus psikologi kata pemahaman berasal
dari kata “insight” yang mempunyai arti wawasan, pengertian
pengetahuan yang mendalam. Jadi (dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203596-pengertian-pemahaman/#ixzz29zp660T8)
arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan
mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan
yang dimiliki seseorang.
Memahami bukan hanya sekedar mengetahui. Memahami lebih
kepada bagaimana seseorang itu bisa mencerna dengan baik suatu
pengetahuan tersebut dengan jelas apabila ada yang bertanya kepadanya.
Untuk memiliki pemahaman tersebut, kita perlu sebuah proses. Orang
akan sungguh-sungguh paham apabila proses yang dia lalui untuk
menuju paham itu berjalan dengan baik, sehingga pemahaman dapat
tercapai. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah suatu pengetahuan yang sangat mendalam yang didapat melalui
sebuah proses, di mana proses tersebut merupakan kunci utama dari
sebuah pemahaman.
2. Pemahaman tentang PKM
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu
upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (DITLITABMAS) Ditjen Dikti untuk meningkatkan mutu
peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta
memperkaya budaya nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada
tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di
lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif
mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yaitu PKM.
Untuk mengikuti PKM ini tentunya mahasiswa harus memahami
mengetahui betul apa itu PKM, mengetahui jenis-jenis PKM, mengetahui
kriteria program PKM, mengetahui karakteristik umum setiap bidang
PKM, mengetahui manfaat mengikuti PKM, mengetahui tahapan proses
kegiatan PKM, mengetahui syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk
mengkuti PKM, dan mengetahui bagaimana menyusun proposal PKM.
Dan untuk mengetahui itu semua tentunya mahasiswa memerlukan
sebuah proses untuk memahami PKM.
C. Intensitas Sosialiasi PKM 1. Pengertian Intensitas
Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang
berarti semangat, giat (John M. Echols, 1993: 326). Menurut Nurkholif
Hazim (t.t: 191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang
dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi, intensitas secara sederhana dapat
dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh
semangat untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan
menunjukan hasil yang baik, sebagaimana pendapat Sadirman
A.M.(1996: 85), yang menyatakan bahwa intensitas belajar siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni
meningkatkan prestasinya.
Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara
atau semangat belajar harus didahului dengan adanya motivasi dari siswa
itu sendiri. Sebagaimana Sardiman AM.(1996: 84), menyatakan “belajar
diperlukan adanya intensitas atau semangat yang tinggi terutama
didasarkan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan
makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas balajar siswa”.
Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai
tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang
melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi
sebagai pendorong pencapaian prestasi.
Berasal dari bahasa lain yaitu intentio yang berarti kekuatan,
keadaan tingkatan atau ukuran suatu stimuli pada suatu obyek sehingga
mempengaruhi persepsi. Stimuli yang kurang intens, misalnya karena
suara lemah atau gambar kabur, cenderung terasa biasa karena dampak
sensorisnya kurang.
2. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
(dalam
a. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
b. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
3. Pengertian Intensitas Sosialisasi PKM
Intensitas sosialisasi adalah kekuatan dalam melakukan sebuah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Jika dikaitkan dengan PKM, maka yang dimaksud dengan intensitas
sosialisasi PKM adalah suatu proses transfer pengetahuan mengenai
PKM kepada para mahasiswa di perguruan tinggi.
D. Kreativitas Mahasiswa 1. Pengertian Kreativitas
Definisi Kreativitas menurut pakar dapat di identifikasi sebagai
berikut:
a. Munandar (1992) menyebutkan kreativitas adalah kemampuan
banyak kemungkinan jawaban terhadap masalah, yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan.
b. Slameto (2003) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas
berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, bangunan, dan lain-lain.
c. Moreno dalam Slameto (2003) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai.
d. Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan (1991), kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut
Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan. 2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai
3) Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain :
1) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media.
2) Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
3) Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang.
4) Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin.
5) Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati.
6) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda. 7) Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda.
8) Adanya interaksi antara individu yang berhasil.
9) Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan
lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah
pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan
pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk
3. Ciri-Ciri Orang yang Kreatif
Ciri-ciri orang yang kreatif menurut Zimmerman dan Hart,
DePorter dan Hernacki, dan Roger VonOech adalah sebagai berikut:
a. Orang kreatif berupaya bekerja lebih baik
Orang kreatif tidak begitu saja menerima segala sesuatu apa adanya. Mereka selalu mencari cara-cara untuk memperbaiki keadaan. Mereka melihat sesuatu yang dilihat oleh orang lain, tetapi sering kali memikirkan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Mereka memandang masalah sebagai peluang dan tantangan yang menggugah semangat untuk mencari inovasi. Sering kali hal-hal ini adalah hal-hal yang kecil, hal-hal yang kita terima apa adanya setiap hari.
b. Orang kreatif pencetus paradigma
Paradigma adalah seperangkat atau kerangka rujukan. Orang kreatif menerobos batas-batas baku dalam mencari solusi. Mereka mempelajari situasi dengan memanfaatkan banyak sudut pandang dan mampu melakukan pergeseran dramatis dalam pemikiran yang disebut pergeseran paradigm untuk mendapatkan solusi atau kesepakatan.
c. Orang kreatif mempunyai pemikiran inkuisitif
Orang kreatif selalu ingin tahu. Ini menjadi kebiasaan. Mereka
selalu bertanya “mengapa” dan memikirkan segala sesuatu yang
tengah berjalan. Mengetahui cara kerja sesuatu berarti dapat mengembangkan berbagai hal dari sesuatu tersebut.
d. Orang kreatif mempunyai kebiasaan bertindak
Orang kreatif tidak hanya menghasilkan ide-ide baru, mereka juga bertindak mewujudkan ide mereka menjadi kenyataan. Mereka memiliki dorongan yang kuat bagaimana agar sesuatu terjadi. e. Orang kreatif mempunyai jawaban alternatif
Mereka tidak hanya membuat satu alternative solusi. Mereka mencoba untuk mendapatkan solusi-solusi lain.
f. Orang kreatif menyukai berpikir lunak
Otak kiri bersifat keras terhadap ide. Otak kanan lunak terhadap batasan-batasan. Orang kreatif memanfaatkan dua belah otaknya secara seimbang.
g. Orang kreatif mencoba kemustahilan
Mereka selalu memerhatikan ide-ide meskipun kelihatan mustahil. Merenungkan ide yang muncul dapat memicu berbagai kemungkinan baru.
h. Orang kreatif melihat kesalahan sebagai peluang
Mereka tidak suka menghindar dari suatu tindakan meskipun mempunyai kemungkinan salah atau gagal.
Ide kreatif sering kali muncul ketika terdesak situasi, tetapi lebih banyak ide brilian dan segar yang lahir dalam suasana santai dan gembira. Saat santai dan gembira pertahanan mental menjadi longgar, sehingga tidak pusing terhadap aturan, hal mustahil maupun kekeliruan.
j. Orang kreatif mempunyai toleransi terhadap hal yang dilematis Dalam kenyataannya ide kreatif sering kali muncul dari situasi dilematis. Jarang ide kreatif lahir dari pola pikir linier, tunggal, dan pasti.
k. Orang kreatif meninjau dunia luar
Orang yang sibuk melihat dunia sementara ia di dalamnya akan kehilangan banyak ide. Meninjau dunia dari luar adalah cara untuk meraih ide baru.
l. Orang kreatif berani berpikir berbeda
Orang kreatif berani kontra dengan apa yang disetujui mayoritas, walaupun sering kali tidak harus dilakukan terlalu terbuka.
m.Orang kreatif terbuka terhadap gagasan baru
Mereka mempunyai fleksibelitas dalam pemikiran. Orang yang mengaku bahwa dirinya bukan orang kreatif berate telah memasung diri sendiri. Ingtlah, bahwa ide akan berkembang bila kita memberinya ruang.
n. Orang kreatif mudah menerima perubahan
Orang kreatif membawa perubahan pada masyarakat. Hambatan untuk berubah sering kali muncul pada beberapa orang. Mereka ini tidak mempunyai keberanian untuk mengambil risiko terhadap kesalahan.
o. Orang kreatif termotivasi untuk menemukan solusi yang lebih baik Motivasi sering kali diekspresikan dalam bentuk sikap yang antusias untuk menantang persoalan-persoalan baru. Mereka mempunyai motivasi tinggi sehingga membuat mereka berenergi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah merupakan suatu bentuk karya atau kreasi yang baru, baik
bagi diri pembuatanya ataupun baru bagi orang lain. Hasil kreasi tersebut
benar-benar baru ataupun merupakan hasil modifikasi dari yang ada
sebelumnya dan selanjudnya, diapakai untuk memecahkan masalah yang
E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut Etik Ulfianita Sari Ningsih (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul “Uji Mann Whitney: Minat Mahasiswa Prodi Matematika Dan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Terhadap Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM)” menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan minat
mahasiswa prodi matematika dan biologi fakultas sains dan teknologi Universitas
Airlangga terhadap Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Asymp. Sig. (2-tailed)
0.09 > 0.05
F. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Pemahaman tentang PKM terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
Dalam rangka menumbuhkan minat mahasiswa untuk mengikuti PKM
diperlukan beberapa tahapan yang tidak dapat ditinggalkan. Minat dapat
timbul dari dalam diri sendiri ataupun pengaruh dari luar. Di samping itu
ketrampilan, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh merupakan modal
paling dasar yang harus dimiliki.
Pemahaman akan PKM sangat penting sekali untuk menumbuhkan
minat mahasiswa mengikuti PKM. Pemahaman terhadap PKM berarti
mahasiswa mengetahui benar apa itu PKM, mengetahui jenis-jenis PKM,
mengetahui kriteria program PKM, mengetahui karakteristik umum
setiap bidang PKM, mengetahui manfaat mengikuti PKM, mengetahui
tahapan proses kegiatan PKM, mengetahui syarat-syarat apa yang harus
proposal PKM. Pengetahuan akan PKM ini akan menjadi sarana utama
untuk menimbulkan minat mahasiswa mengikuti PKM. Dengan demikian
dapat diduga bahwa pemahaman tentang PKM yang cukup akan
menimbulkan keinginan dan minat mahasiswa mengikuti PKM.
2. Pengaruh Intensitas Sosialisasi PKM terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
Intensitas sosialisasi adalah kekuatan dalam melakukan sebuah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Intensitas sosialisasi PKM apabila sering dilakukan akan membuat
mahasiswa tidak merasa asing lagi dengan PKM. Pengetahuan akan
PKM pun akan lebih banyak didapatkan. PKM seharusnya dapat
disosialisasikan secara rutin sehingga mahasiswa mempunyai rencana
dalam membuat suatu program yang akan mereka garap. Sesuatu yang
sering disosialisasikan dan sudah melekat pasti akan lebih mudah untuk
menimbulkan minat seseorang. Dengan demikian, dapat diambil dugaan
bahwa intensitas sosialisasi akan mempengaruhi minat mahasiswa
mengikuti PKM.
3. Pengaruh Kreativitas Mahasiswa terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
Kreativitas adalah sesuatu yang lahir secara alami dari diri
seseorang. Kemampuan seseorang dalam menemukan hal-hal baru,
dapat berguna bagi banyak orang, atau menghasilkan sesuatu yang baru
dengan menggunakan sesuatu yang telah ada (inovasi). PKM adalah
Program Kreativitas Mahasiswa. Tentunya dalam hal ini kreativitas
sangat dibutuhkan dalam PKM. Mahasiswa yang mempunyai kreativitas
tinggi pasti tidak akan sulit untuk menemukan ide-ide baru, dan peneliti
menduga bahwa kreativitas ini akan mempengaruhi minat mahasiswa
dalam mengikuti PKM.
G. Paradigma Penelitian
Dari hasil pembahasan dan kajian teoritik di atas maka dapat
digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
X1 : Pemahaman tentang PKM
X2 : Intensitas Sosialisasi
X3 : Kreativitas Mahasiswa
Y : Minat Mahasiswa Mengikuti PKM
: Garis Regresi X terhadap Y dan Garis Regresi X1, X2, X3 terhadap
Y
X1
X2
X3
H. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman tentang PKM
terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan intensitas sosialisasi terhadap
minat mahasiswa mengikuti PKM.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas mahasiswa terhadap
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penilitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi
atau gejala sosial (FX.Muhadi.2011). Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa besar minat Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma
untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah mahasiswa angkatan 2011 FKIP Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang mencakup 10 program studi, yaitu
Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bahasa Inggris,
Daerah, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, dan Pendidikan
Matematika.
2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah minat mengikuti PKM, pemahaman tentang
PKM, intensitas sosialisasi PKM, dan kerativitas mahasiswa.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Zuriah (2006:116) populasi adalah suatu data yang menjadi
perhatian penelitian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang tertentu.
Populasi dalam penelitian ini meliputi sepuluh program studi keguruan di
Universitas Sanata Dharma, yaitu Pend. Sejarah, Pend. Matematika, Pend.
Guru Sekolah Dasar, Pend. Fisika, Bimbingan dan Konseling, Pend.
Ekonomi, Pend. Akuntansi, Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah,
Pend. Biologi, dan Pend. Bahasa Inggris. Populasi dalam penelitian ini
bersifat heterogen, sehingga perlu ditetapkan sampelnya atau
batas-batasnya. Sampel diambil dari mahasiswa FKIP semester III dengan alasan
bahwa mahasiswa dianggap sudah mampu beradaptasi dengan aktivitas
kampus.
Tabel 3.1
REKAPITULASI MAHASISWA FKIP USD
(SUMBER: BAPSI Univ.Sanata Dharma th.2012)
NO. PRODI JUMLAH KETERANGAN
(S1)
4 PEND. FISIKA 272 Kampus Paingan
5
PEND. EKONOMI BKK PEND.
EKONOMI 225 Kampus Mrican
6
PEND. EKONOMI BKK PEND.
AKUNTANSI 379 Kampus Mrican
7
PEND. BAHASA,SAS.IND.&
DAERAH 495 Kampus Mrican 8 PENDIDIKAN BIOLOGI 236 Kampus Paingan 9 PEND. BAHASA INGGRIS 911 Kampus Mrican 10 BIMBINGAN DAN KONSELING 396 Kampus Paingan
TOTAL MAHASISWA 4838
* Belum termasuk Ilmu Pendidikan Agama Khatolik
Tabel 3.2
REKAPITULASI MAHASISWA FKIP USD (Sem.III)
(SUMBER: BAPSI Univ.Sanata Dharma th.2012)
NO. PRODI JUMLAH KETERANGAN
1 PEND. SEJARAH 26 Kampus Mrican 2 PEND. MATEMATIKA 112 Kampus Paingan
3
EKONOMI 42 Kampus Mrican
6
PEND. EKONOMI BKK PEND.
AKUNTANSI 66 Kampus Mrican
7
PEND. BAHASA,SAS.IND.&
DAERAH 79 Kampus Mrican 8 PENDIDIKAN BIOLOGI 43 Kampus Paingan 9 PEND. BAHASA INGGRIS 173 Kampus Mrican 10 BIMBINGAN DAN KONSELING 70 Kampus Paingan
TOTAL MAHASISWA 964
(Sumber : BAPSI Universitas Sanata Dharma)
2. Sampel
Sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master)
Hadi (1987:70), sampel dalam sebuah penelitian timbul disebabkan karena
2 (dua) hal berikut:
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat
besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari
populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitianya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada
objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Sampel penelitian ini dihitung dengan Rumus
355,916531
Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah 355,916531.
banyak sebagai bentuk antisipasi kesalahan atau pun kerusakan data pada saat
pengambilan.
dibulatkan ke atas
Persentase sampel terhadap total mahasiswa FKIP semester III yaitu 40,66 % yang berasal (392/964)%.
Tabel 3.3
SAMPEL MAHASISWA FKIP USD (Sem.III)
NO
* Belum termasuk Ilmu Pendidikan Agama Khatolik
3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proporsif
representatif, pengambilan subjek dari tiap program studi ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing
program studi. Setelah itu masing-masing program studi atau lapisan
diambil sampel sesuai dengan jumlah populasi masing-masing program
studi semester III. Cara menentukan responden digunakan teknik eksidental
sampling artinya yang menjadi sempel adalah responden yang bisa
dijumpai.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel Dependen/ Terikat
Menurut Sekaran (2003:88) variabel dependen adalah variabel
yang menjadi fokus utama penelitian. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah minat mahasiswa mengikuti PKM.
b. Variabel Independen/ Bebas
Menurut (FX.Muhadi:24) variabel bebas ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, atau prediktor. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
1) Pemahaman mahasiswa tentang PKM
3) Intensitas Sosialisasi PKM
2. Pengukuran Variabel
Dalam pengukuran variabel-variabel bebas dan variabel terikat
menggunakan pengukuran skala sikap dari Likkert yang dimodifikasi, yaitu
responden diminta memberikan pendapat terhadap pernyataan-pernyataan
yang berhubungan dengan minat mengikuti PKM, pemahaman tentang
PKM, intensitas sosialisasi PKM, dan kreativitas mahasiswa, dengan opsi
jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Untuk mengukur minat mengikuti PKM, pemahaman tentang PKM,
intensitas sosialisasi PKM, dan kreativitas mahasiswa, ditentukan sebagai
berikut:
a. Untuk Pernyataan Positif
1) Sangat Setuju (SS) : skor 4
2) Setuju (S) : skor 3
3) Tidak Setuju (TS) : skor 2
4) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
b. Untuk Pernyataan Negatif
1) Sangat Setuju (SS) : skor 1
2) Setuju (S) : skor 2
3) Tidak Setuju (TS) : skor 3
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data tentang minat mengikuti PKM, pemahaman
tentang PKM, intensitas sosialisasi PKM, dan kreativitas mahasiswa digunakan
teknik kuesioner tertutup. Kuesioner tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi
sebagai berikut:
a. Kisi-kisi penyusunan kuesioner
Nama Variabel Dimensi Indikator
mengikut
kepada seluruh mahasiswa,
semua program studi
2. Materi sosialisasi PKM
lengkap
3. Sosialisasi dilakukan secara
4. Informat
if
informasi yang jelas kepada
semua mahasiswa dan
program studi
4. Kreativitas 1.Fleksibilit as
1. Melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang
4. Berani berpikir berbeda
5. Menghasilkan ide yang
3.Elaborasi 1. Bersemangat dalam
3. Mencoba kemustahilan.
4. Meninjau dunia luar
5. Menemukan solusi yang
lebih baik
6. Agresif bertanya
68
69
70
71
4.Fluency 1. Melihat kesalahan sebagai
peluang
2. Menyukai humor dan santai
72, 73
74
b. Membuat daftar pernyataan.
Pernyataan dibuat dengan singkat, jelas dan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh mahasiswa. Daftar pernyataan dengan
menggunakan skala Likkert yang berbentuk pernyataan positif dan
negatif.
G. Pengujian Kuesioner
Sebelum data penelitian dianalisis terlebih dulu diperiksa validitas dan
reliabilitasnya.
1. Validitas Kuesioner
Untuk mengetahui validitas kuesioner digunakan rumus Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson (Suharsimi Arikunto,
= { }{ }
Keterangan:
= koefisien korelasi skor item dengan skor total
N = jumlah item pertanyaan
X = skor dari masing-masing item
Y = skor total dari seluruh item.
Untuk menentukan valid atau tidak suatu item pernyataan
digunakan pedoman sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0.05, maka instrumen
tersebut valid
b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 0.05, maka instrumen
tersebut tidak valid
Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS 17.0 For Windows. Pelaksanaan analisis uji
coba validitas ini diberikan kepada mahasiswa semester III FKIP
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah data (n)
sebanyak 392 responden . Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat
kebebasan sebesar 390 (dk = 392 – 2 = 390) dengan taraf signifikansi
5% menunjukkan r tabel sebesar 0.099.
Hasil pengujian validitas dari setiap item pertanyaan disajikan
a. Pengujian Validitas Variabel Minat Mengikuti PKM
Data tentang minat berwirausaha diungkapkan dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 16 item dan setiap item
mempunyai empat alternatif jawaban. Dari butir pertanyaan nomor
satu variabel minat mengikuti PKM mempunyai r hitung sebesar
0.343 jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.099 (dengan taraf
signifikansi 5%, dengan dk = n – 2) maka rhitung r hitung lebih
besar dari pada rtabel, sehingga enam belas item pertanyaan
dikatakan valid. Adapun rangkuman dari pengujian validitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
b. Pengujian Validitas Variabel Pemahaman tentang PKM
Data tentang pemahaman tentang PKM diungkapkan
dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 27 item dan setiap
item mempunyai empat alternatif jawaban. Dari butir pertanyaan
nomor satu variabel pemahaman tentang PKM mempunyai r hitung
sebesar 0.623 jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.099 (dengan
taraf signifikansi 5%, dengan dk = n – 2) maka rhitung lebih besar
dari pada rtabel, sehingga dua puluh empat item pertanyaan
dikatakan valid. Adapun rangkuman dari pengujian validitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5
21 0.443 0.099 Valid
Pada tabel, item pengujian validitas pemahaman tentang
PKM diketahui bahwa nomor item 19, 22, 23, 25 tidak valid karena
bernilai negative ( < 0.099). Untuk itu perlu dilakukan pengujian
kembali dengan cara menghilangkan item-item yang tidak valid
tersebut. Adapun hasil dari pengujian kembali tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6
20 0.631 0.099 Valid
pengujian kembali ternyata semua item sudah valid.
c. Pengujian Validitas Variabel Intensitas Sosialisasi PKM
Data tentang intensitas sosialisasi PKM diungkapkan dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 8 item dan setiap item
mempunyai empat alternatif jawaban. Dari butir pertanyaan nomor
satu variabel intensitas sosialisasi PKM mempunyai r hitung
sebesar 0.723 jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.099 (dengan
taraf signifikansi 5%, dengan dk = n – 2) maka rhitung lebih besar
dari pada rtabel, sehingga delapan item pertanyaan dikatakan valid.
Adapun rangkuman dari pengujian validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
d. Pengujian Validitas Variabel Kreativitas Mahasiswa
Data tentang kreativitas mahasiswa diungkapkan dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 item dan setiap item
mempunyai empat alternatif jawaban. Dari butir pertanyaan nomor
satu variabel kreativitas mahasiswa mempunyai r hitung sebesar
0.617 jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.099 (dengan taraf
signifikansi 5%, dengan dk = n – 2) maka rhitung lebih besar dari
pada rtabel, sehingga dua puluh item pertanyaan dikatakan valid.
Adapun rangkuman dari pengujian validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, yaitu instrumen
akan menghasilkan data yang sama apabila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama. Untuk menguji reliabilitas
digunakan rumus Alpha dari Cronbach (Suharsinmi Arikunto,
2005:180)
[ ] [ ]
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
= jumlah varians butir
= varians total
Tabel 3.9
Kriteria Koefisien Korelasi Realiabilitas Nilai Reliabilitas Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah
< 0,200 Sangat rendah
Untuk menentukan instrumen reliabel atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 5% maka
b. Jika rhitung < rtabel, dengan taraf signifikansi 5% maka
instrumen dikatakan tidak reliabel.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan komputer program SPSS 17.0
For Windows. Dengan jumlah data (n) sebanyak 392 responden dengan
dk = n – 2 (dk = 392 – 2 = 390) menunjukkan rtabel sebesar 0.099.
Tabel ringkasan hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian
No Variabel Penelitian Koefisien
r11
0.931 0.099 Reliabel Sangat Tinggi
Mahasiswa 0.934 0.099 Reliabel
Sangat Tinggi
a. Pengujian Reliabilitas Variabel Minat Mengikuti PKM
Hasil pengujian pada variabel minat mengikuti PKM nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0.859. Hasil analisa menunjukkan bahwa
item-item pertanyaan yang diuji reliabel dan handal. Mengingat
nilai koefisien berada pada taraf 0,800 – 1,000 maka dapat
dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner variabel minat
b. Pengujian Reliabilitas Variabel Pemahaman tentang PKM
Hasil pengujian pada variabel pemahaman tentang PKM nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0.931. Hasil analisa menunjukkan bahwa
item-item pertanyaan yang diuji reliabel dan handal. Mengingat
nilai koefisien berada pada taraf 0,800 – 1,000 maka dapat
dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner variabel pemahaman
tentang PKM ini mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi.
c. Pengujian Reliabilitas Variabel Intensitas Sosialisasi PKM
Hasil pengujian pada variabel intensitas sosialisasi PKM nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0.924. Hasil analisa menunjukkan bahwa
item-item pertanyaan yang diuji reliabel dan handal. Mengingat
nilai koefisien berada pada taraf 0,800 – 1,000 maka dapat
dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner variabel intensitas
sosialisasi PKM ini mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi.
d. Pengujian Reliabilitas Variabel Kreativitas Mahasiswa
Hasil pengujian pada variabel kreativitas mahasiswa nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0.934. Hasil analisa menunjukkan bahwa
item-item pertanyaan yang diuji reliabel dan handal. Mengingat
nilai koefisien berada pada taraf 0,800 – 1,000 maka dapat
dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner variabel kreativitas
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil penelitian
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan nilai-nilai statistikanya.
Kemudian menginterpretasikan secara kualitatif.
2. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
distribusi data setiap variabel yang diperoleh berdistribusi normal atau
tidak (Suharsimi Arikunto, 2002:408 ). Untuk menguji normalitas
distribusi data setiap variabel, digunakan uji One Sample Kolmogorof-
Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program
SPSS 17.0 For Windows.
Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah α =
0,05, maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika
masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
dengan variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan uji F (Sudjana,
2005:355) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
F = harga bilangan f untuk garis regresi
JKreg = jumlah kuadrat regresi
JKres = jumlah kudarat residu
n-k-1 = derajat kebebasan
Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan
Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai Fhitung > dari Ftabel
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah tidak
linier. Sebaliknya, Jika nilai Fhitung < dari Ftabel maka hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier. Peneliti
menganalisis data dengan bantuan SPSS 17.0 For Windows.
c. Pengujian Hipotesis
1) Hipotesis Pertama, Hipotesis Kedua, dan Hipotesis Ketiga
a) Rumusan Hipotesis Pertama
= Tidak ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman
PKM terhadap minat mengikuti PKM (Y).
= Ada pengaruh positif dan signifikan pemahaman tentang
b) Rumusan Hipotesis Kedua
= Tidak ada pengaruh positif dan signifikan intensitas
sosialisasi PKM terhadap minat mengikuti PKM (Y).
= Ada pengaruh positif dan signifikan intensitas sosialisasi
PKM terhadap minat mengikuti PKM (Y).
c) Rumusan Hipotesis Ketiga
= Tidak ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas
mahasiswa terhadap minat mengikuti PKM (Y).
= Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas mahasiswa
terhadap minat mengikuti PKM (Y).
2) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan persamaan garis Regresi
Linier Ganda dengan tiga prediktor, rumusnya:
Keterangan :
Y = kriterium a = harga konstanta
= prediktor 1, prediktor 2 dan prediktor 3
= koefisien prediktor 1, koefisien prediktor 2, dan koefisien predictor 3
(Suharsimi Arikunto, 2002:270)
Untuk mempermudah pengujian, maka peneliti akan menggunakan
Jika dalam penelitian ini data tidak memenuhi prasyarat
analisis, maka pengujian hipotesis akan menggunakan statistik non
parametrik yaitu Chi Square (X²) dengan taraf signifikansi 5%.
Pengujian hipotesis menggunakan Chi Square (X²).
a) Mencari Nilai Fh
Keterangan :
= Jumlah baris
= Jumlah kolom
b) Mencari Nilai Chi Square
∑
Keterangan :
= Chi Square
= frekuensi yang diperoleh dari sampel
= frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan populasi
Selanjutnya dilakukan langkah-langkah:
(1) Menentukan statistik uji chi kuadrat dengan derajat
kebebasan df = (baris-1)(kolom-1)
(2) Berdasarkan tabel �² pada taraf signifikansi 5% serta db 1,
maka akan disimpulkan sebagai berikut:
- Jika �²hitung > �²tabel, maka Ho ditolak