ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU
Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru; 2). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru; dan 3). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 350 mahasiswa.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Che Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1). ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2
hitung 15,545;
2). tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2
hitung 7,617; dan 3) tidak ada pengaruh yang positif dan
signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2
hitung 11,541.
ABSTRACT
FACTORS INFLUENCING THE CHOICE
OF TEACHER`S PROFESSION
A Case Study on the Students of Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta
Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The purposes of this research are to know whether : (1) individual factor; (2) economical factor; and (3) social factor have positive and significant influences towards the choice of teacher`s profession.
The samples of this research were 350 students of faculty of education of Sanata Dharma University in Yogyakarta. The data collecting technique applied was questionnaire. The technique of analysing data was Chi Square analysis.
The results of the research show that : 1). Individual factor has positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2
count 15,545); 2).
Economical factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2
count 7,617); and 3). Social factor doesn`t have positive and
significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2
count 11,541).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU
Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
YULIUS ADIPUTRA KOCO NEGORO NIM : 011334102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSOIAL
FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
† Mintalah, maka kamu akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapati; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu
dibukakan
( Mat 7:7-8)
Jenius adalah 1% kecerdasan dan 99% kerja keras
(Albert Einstein)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Juru Selamatku Yesus Kristus
Bapak & Ibuku Tercinta
Anastasia Yuni Astuti
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Agustus 2008
Penulis
Yulius Adiputra Koco Negoro
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU
Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru; 2). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru; dan 3). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 350 mahasiswa.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Che Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1). ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 15,545; 2). tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 7,617; dan 3) tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 11,541.
ABSTRACT
FACTORS INFLUENCING THE CHOICE OF TEACHER`S PROFESSION
A Case Study on the Students of Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta
Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The purposes of this research are to know whether : (1) individual factor; (2) economical factor; and (3) social factor have positive and significant influences towards the choice of teacher`s profession.
The samples of this research were 350 students of faculty of education of Sanata Dharma University in Yogyakarta. The data collecting technique applied was questionnaire. The technique of analysing data was Chi Square analysis.
The results of the research show that : 1). Individual factor has positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 15,545); 2). Economical factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 7,617); and 3). Social factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 11,541).
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
atas berkat kasih-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
PROFESI GURU”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya suatu
usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril, materiil, maupun
pemberian kesempatan dari semua pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak L.Saptono, S.Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak S. Widanarto P.S.Pd.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
dengan penuh kerelaan dan kesabaran, membimbing serta mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si dan Bapak Drs. FX. Muhadi,
M.Pd, yang telah memberikan waktunya untuk menjadi dosen penguji dan
mengoreksi skripsi penulis.
6. Bapak Ibu dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah banyak membantu penulis
7. Mahasiswa-mahasiswi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
dengan rela telah membantu penelitian ini.
8. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala bantuan baik moril maupun
materiil serta kasih sayang, perhatian, doa, dan semangat yang telah diberikan
selama ini.
9. Keluarga besar simbah Dulah Juwari(†) dan simbah Wiryo Patah (†). Terima
kasih atas berkah doa dan semangatnya.
10.Anastasia Yuni Astuti, terima kasih atas kasih sayang dan dorongan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11.Sahabat-sahabatku Arlen, Sunu, Paijo &. Paijem, Johanes, Totok, Agus
Deigei, Pak Tri, dek Nupi, Kistik, Duwek, dan semua teman-teman kampus
tanpa terkecuali.
12.Teman-teman PAK angkatan 2001, terima kasih atas kebersamaannya
13.Teman-teman kampungku, terima kasih atas canda tawanya, itu bisa jadi
penyemangatku.
14.Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak
berjasa bagi penulis, terima kasih semuanya.
Semoga Allah Bapa senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari
dengan berkatnya yang melimpah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga
kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
yang memerlukan.
Yogyakarta, Agustus 2008
Penulis
Yulius Adiputra Koco Negoro
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
LEMBAR PUBLIKASI ……… viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Profesi ... 9
a. Pengertian Profesi... 9
b. Tingkat dan Jenis Profesi... 10
c. Ciri-ciri Profesi... 11
B. Guru... ... 12
a. Pengertian Guru... 12
b. Syarat-syarat menjadi guru... 14
c. Peranan Guru... 17
d. Tugas Guru... 18
e. Kewajiban dan Hak Guru... 19
C. Profesi Guru ... 20
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Profesi Guru ... 21
a. Faktor Individual... 21
b. Faktor Ekonomis... 26
c. Faktor Sosial... 28
E. Kerangka Berpikir ... 30
F. Hipotesis Penelitian... 32
BAB III. METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Subyek dan Obyek Penelitian... 33
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
1. Populasi Penelitian ... 34
2. Sampel Penelitian ... 35
E. Penentuan Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 37
F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ... 42
H. Pengujiian Instrumen Penelitian ... 42
I. Teknik Analisis Data... 47
BAB IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ... 54
A. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Sanata Dharma ... 54
B. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 56
C. Syarat-syarat Umum Menjadi Mahasiswa Sanata Dharma ... 58
D. Jalur-jalur Penerimaan Mahasiswa Baru ... 59
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Data ... 63
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 65
C. Pengujian Hipotesis ... 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 83 A. Kesimpulan ... 83
B. Keterbatasan Penelitian ... 84
C. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 89
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat berkembang terus seiring perkembangan zaman dan
pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan
tersebut. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta
memperbarui apa yang telah dimiliki. Hal ini tidaklah mudah bagi
kehidupan masyarakat.
Pendidikan menjadi instrument atau alat-alat untuk kepentingan
itu. Dalam hal ini sekolah. Sekolah adalah lembaga kemasyarakatan yang
diselenggarakan khusus untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Tujuan pendidikan adalah membantu siswa dalam mengembangkan
pengetahuan, pengertian, ketrampilan, dan sikap agar siswa dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru
dalam menjalankan pendidikan tersebut.
Guru merupakan profesi atau jabatan yang memiliki banyak
tugas, baik terkait oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru,
yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam
Tugas guru dalam bidang profesi artinya suatu jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan
ini semestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang
kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan oleh orang diluar
kependidikan.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi gurur disekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi dari para
siswanya. Apapun yang diberikan kepada anak didik, hendaknya dapat
menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru tidak
menarik maka besar kemungkinan sulit untuk memotivasi siswa untuk
belajar dan menyerap apa yang telah diajarkan. Jika hal itu terjadi, maka
siswa akan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru tersebut.
Guru dianggap sebagai profesi yang luhur. Banyak julukan yang
dimaksudkan untuk menjunjung tinggi martabat dan kehormatan guru.
Sebutan-sebutan itu lebih dimaksudkan sebagai simbol pengabdian guru
yang tanpa pamrih, ikhlas, sepi ing pamrih rame ing gawe. Sekalipun
bekerja seharian untuk mendidik muridnya dalam waktu belasan bahkan
puluhan tahun, para guru tetap setia. Mereka tidak mengharapkan ada
kalungan medali atau kelak dimakamkan ditaman makam pahlawan
sekalipun anak didiknya di kemudian hari menjadi presiden, menteri, guru
Guru dalam masyarakat dianggap sebagai manusia sumber. Ada
pepatah jawa yang mengatakan bahwa “Guru kuwi sumur kang lumaku
tinimba” Artinya, bahwa guru merupakan orang yang tahu segala hal dan
minta segala sesuatu kepada guru akan dilayani. Pandangan demikian
mengisyaratkan bahwa pendidikan sama dengan guru atau guru minimal
adalah inti dari setiap proses pendidikan (Supeno, 1995:43).
Selain tugas-tugas guru diatas, guru juga memegang peran
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan nilai-nilai dan kepribadian. Hal itu menunjukkan bahwa
guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk dan
mengembangkan suatu masyarakat atau bangsa. Dari segi pembelajaran,
peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominant dan tidak dapat
digantikan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran sangat berkembang pesat. Hal ini disebabkan karena proses
pendidikan atau proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang
menyangkut pembinaan sifat mental manusia bersifat unik.
Namun dibalik itu terdapat keprihatinan yang dialami oleh para
guru yaitu penghasilan atau kesejahteraan guru yang relatif rendah.
Masalah ekonomi tersebut mempengaruhi para guru dalam menjalankan
tugas pokoknya. Secara sederhana kita dapat memperkirakan bahwa
seseorang akan merasa lebih tenang dalam melaksanakan tugasnya bila
bila beban itu belum terpenuhi, konsentrasinya dalam menjalankan tugas
bisa terganggu. Jadi tingkat kesejahteraan para guru memberikan dampak
secara sosial psikologis bagi mereka.
Sekarang ini lulusan SLTA kebanyakan kurang tertarik untuk
melanjutkan studinya ke FKIP ataupun lembaga pendidikan lainnya yang
mendidik dan mengarahkan mereka untuk menjadi guru, apalagi orang
tua mereka juga kurang memberi dukungan. Hal ini disebabkan profesi
guru tidak menjanjikan baik secara ekonomis atau gengsi.
Hal ini berlawanan dengan keadaan sekarang ini. Akhir-akhir ini
pemerintah lebih menonjolkan tentang aspek pendidikan terutama
kesejahteraan guru. Penghasilan guru yang selama ini dianggap kurang
seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru menjadi
pemikiran pemerintah. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 bahwa guru akan mendapatkan
tunjangan-tunjangan lain di samping gaji pokok. Di samping itu
kesejahteraan guru sangat diperhatikan oleh pemerintah, apalagi guru-guru
yang di tempatkan di daerah terpencil atau di pedalaman-pedalaman. Hal
ini dimaksudkan agar kehidupan guru dapat lebih layak dari sebelumnya
yang dirasa profesi guru kurang menjanjikan dalam hal kebutuhan hidup.
Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih
Peranan guru dalam masyararakat pada gambaran masyarakat
tentang kedudukan seorang guru. Gambaran-gambaran masyarakat
terhadap guru selama ini terlalu menonjolkan aspek negatifnya saja. Tentu
saja hal ini akan menurunkan wibawa seorang guru dan melemahkan
motivasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Pandangan-pandangan negatif terhadap guru tersebut dapat
menjatuhkan prestise dari seorang guru. Sementara profesi lain dapat
dapat dikatakan lebih menjanjikan dalam hal kesejahteraan yang terus
meningkat sejalan dengan kepesatan pembangunan. Namun profesi guru
belum mendapatkan tempat yang layak ditengah peradaban masyarakat
kita sekarang. Masyarakat kebanyakan masih menganggap segala sesuatu
kini dinilai dengan materi yang diukur dari tingkat penghasilan,
penampilan, ataupun rumah.
Dari fenomena-fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi
guru semakin lama semakin kurang diminati oleh masyarakat terutama
dikalangan mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang mengambil Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun banyak yang merasa kurang
minat untuk menjadi guru. Kebanyakan dari mereka hanya terpaksa atau
tidak tahu tentang FKIP karena bukan merupakan fakultas pilihan pertama
mereka.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi guru
memilih profesi sebagai guru. Pada hakekatnya ada tiga faktor yang
diduga berhubungan dengan profesi guru. Faktor pertama, faktor
individual. Seseorang memilih karir pada dasarnya merupakan pilihan
yang timbul dari dalam diri seseorang tersebut. Dengan kata lain
seseorang tersebut berminat dan termotivasi untuk menjalani suatu karir
atau profesi yang dipilihnya. Kedua, faktor ekonomis. Gaji atau
pendapatan dari suatu pekerjaan akan mempengaruhi seseorang mengapa
ia memilih profesi tersebut. Ketiga, faktor sosial. Profesi orang tua dan
persepsi masyarakat terhadap profesi guru di anggap berpengaruh
terhadap pemilihan profesi guru. Apakah orang tua seseorang tersebut
menjalani profesi yang sama dengan yang akan dia jalani, dan bagaimana
seseorang melihat tanggapan masyarakat terhadap suatu profesi di duga
berpengaruh terhadap pemilihan profesi, dalam hal ini adalah profesi guru.
Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi pilihan profesi
guru, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
B. Batasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi pada tiga faktor
yang di duga berpengaruh terhadap pilihan profesi guru yaitu, faktor
individual, faktor ekonomis, dan faktor sosial. Penelitian membatasi
permasalahan pada ketiga faktor tersebut dengan alasan ketiga faktor
tersebut di duga memiliki pengaruh yang dominan terhadap pilihan profesi
guru dan ketiganya merupakan realita kehidupan profesi guru.
Dan bila terdapat faktor lain yang dianggap berpengaruh lebih
signifikan dari ketiga faktor di atas, bukan menjadi permasalahan yang
diteliti, dan dapat dijadikan kajian lebih lanjut.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, di rumuskan pokok
permasalahan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pilihan profesi guru sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual
terhadap pilihan profesi guru?
2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis
terhadap pilihan profesi guru?
3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan
faktor individual terhadap pilihan profesi guru.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan
faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan
faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas
Untuk memberikan gambaran yang kongkrit mengenai faktor yang
mempengaruhi pilihan profesi guru. Agar hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan
menumbuhkan minat mahasiswa FKIP untuk menjadi seorang guru
2. Bagi Pemerintah
Untuk memberikan masukan bagi pemerintah supaya lebih
memperhatikan nasib guru.
3. Bagi Penulis
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Untuk menambah kepustakaan yang beguna bagi mahasiswa atau
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profesi
1. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan kemampuan dan
ketrampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan yang relatif cukup
lama, serta biasanya pekerjaannya biasa di hargai masyarakat dalam
bentuk uang (gaji). Menurut Dr Sikun Pribadi (2000 dalam Oemar
Hamalik, 2003;1-2) menyatakan bahwa profesi pada hakekatnya adalah
suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan
dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut.
Menurut Hornby e.a “profession” yang di Indonesiakan menjadi
profesi, dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan
pendidikan yang lebih lanjut dan latihan khusus, seperti ahli hukum,
arsitek, dokter, teolog dan lain-lain ( Roestiyah, 1982 : 176). Menurut
Suharsimi Arikunto (1990 : 231) profesi diartikan sebagai satu kegiatan
yang dilakukan seseorang unutk mendapatkan nafkah. Jadi, profesi
merupakan jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk
2. Tingkat dan Jenis Profesi
Tidak semua pekerjaan menuntut tingkat profesional tertentu.
Didalam masyarakat terdapat berbagai macam pekerjaan yang juga
menuntut tingkat keprofesionalan tertentu. Maka, tingkat profesi
berdasarkan pekerjaan dapat dibedakan (Arikunto, 1980 : 233):
a. Pekerjaan profesional
Merupakan tingkat profesional pertama, menuntut tanggung jawab
penuh.
b. Pekerjaan semiprofesional
Merupakan tingkat profesional tingkat kedua, menuntut tanggung
jawab agak penuh.
c. Pekerjaan paraprofesional
Merupakan tingkat professional ketiga, menuntut sedikit tanggung
jawab professional
d. Pekerjaan ketrampilan teknisi
Merupakan tingkat profesional keempat, profesi ini tidak dituntut
pertanggungjawaban profesional.
Dari keempat pekerjaan di atas guru termasuk dalam pekerjaan
profesional, sebab profesi tersebut dituntut memiliki keahlian tertentu
yang sesuai dengan profesinya, dan keahlian tersebut diperoleh melalui
3. Ciri-ciri Profesi
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas,
diketahui bahwa suatu profesi menuntut persyaratan yang mendasarkan
ketrampilan teknis lebih rinci, serta kepribadian tertentu. Untuk lebih
memperjelas ciri-ciri dimaksud, berikut ini akan disampaikan pendapat
dua orang ahli yang mengemukakan batasan atau ciri-ciri sekaligus syarat
dari suatu profesi.
Robert W Rickey (1940) mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut:
a. Mementingkan pelayanan kemanusiaan yang lebih ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b. Memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tertentu.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberi kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian. h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (alive career) dan
menjadikan seseorang anggota yang permanen.
Sebagai bahan perbandingan, berikut ini disajikan pula ciri-ciri
keprofesian yang dikemukakan oleh D. Westby Gibson(1965) secara rinci
adalah:
a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
c. Diperlukan persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional.
d. Dimilikinya organisasi professional yang disamping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, tetapi sekaligus selalu meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindakan-tindakan etis kepada anggotanya.
Ciri-ciri yang telah disebutkan dapat digunakan sebagai kriteria
atau tolok ukur keprofesian guru, yaitu:
a. Untuk mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah memenuhi
kriteria profesionalisasi.
b. Untuk dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya
menuju profesionalisme guru. (Suharsini Arikunto, 1990;236).
B. Guru
1. Pengertian guru.
Guru dalam pengertian dasar adalah orang yang secara langsung
menjalankan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, guru dianggap sebagai
penggeraknya, jadi peranan guru tidak bias lepas dari dunia pendidikan di
samping faktor lain yang terlibat dalam dunia pendidikan seperti anak
UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1
menjelaskan bahwa:
“guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Sesuai dengan kutipan di atas, guru menurut kamus umum
bahasa Indonesia, guru adalah orang yang mengajari orang lain di sekolah
maupun di luar sekolah. Guru dapat juga memiliki pengertian suatu ilmu
pengetahuan atau suatu ketrampilan (Badudu Zain, 1990)
Di samping itu ada bermacam-macam pandangan lain mengenai
guru: (Roestiyah, 1982:182)
a. Menurut pandangan tradisional yang selama ini diterima, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
b. Pendapat seorang ahli pendidikan: Teacher is person who causes a person to know or gives a person knowledge or skill, yang artinya guru adalah orang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu yang memberikan pengetahuan atau ketrampilan kepada orang lain.
c. Menurut N.E.A (National Education Association) Persatuan guru-guru Amerika Serikat mengartikan guru sebagai berikut, “Guru diartikan sebagai semua petugas yang langsung terlibat dalam tugas-tugas kependidikan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
guru itu bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada kepada
profesional yang dapat menjadikan siswa mampu merencanakan,
menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
Guru sebagai suatu profesi menuntut keahlian dan ketrampilan
khusus di bidang pendidikan dan pengajaran. Sifat keahlian itu berbeda
dari keahlian dalam profesi lain sehingga memberi ciri khusus yang
memungkinkan para pemangku atau penjabatnya bersatu sebagai suatu
kelompok di dalam masyarakat. Kehendak untuk berkelompok didasari
perasaan adanya kesamaan, baik dalam bidang kerja atau profesi maupun
kesamaan nasib berupa hak dan kewajiban, mendorong dibentuknya suatu
organisasi yaitu PGRI.
2. Syarat-syarat Menjadi Guru
Untuk menjadi seorang guru diperlukan beberapa persyaratan,
karena profesi guru adalah suatu pekerjaan yang professional. Syarat bagi
seorang guru diantaranya sebagai berikut (Hamalik, 2001 : 118) :
a. Harus memiliki bakat sebagai guru
Bahwa seorang guru dituntut untuk bisa berbicara di muka umum dan
dapat mengajar murid sesuai dengan tugasnya sebagai seorang
pengajar.
b. Harus memiliki keahlian sebagai guru
Seorang guru harus memiliki keahlian khusus sebagai pengajar, dan
sebagai guru. Perlu pendidikan yang khusus pula untuk dapat
dikatakan sebagai seorang guru.
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
Seorang guru harus mempunyai jiwa yang tegas, berani berbicara di
muka umum, dan mampu membaur dengan anak didiknya sehingga
dapat menjadi pengganti orang tua bagi anak didiknya di sekolah.
d. Memiliki mental yang baik dan berbadan sehat
Tidak sakit jiwa dan tidak cacat secara fisik juga merupakan syarat
untuk menjadi guru. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya,
pengajaran dapat berjalan normal
e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
Seorang guru harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan
pengajarann dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu
dibina dan diberikan kepada anak didiknya
f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga negara yang baik
Seorang guru harus memiliki jiwa yang setia terutama terhadap
profesinya sebagai seorang guru dan juga dituntut untuk mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan
Kompetensi Guru di jelaskan bahwa untuk menjadi guru perlu memiliki
1) Kompetensi Pedagogik, meliputi:
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial kultural, emosional dan intelektual.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c) Mengembangkan kurukulum yang terkait dengan bidang yang di ampu.
d) Menyelenggarakan pengembangan yang mendidik
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
2) Kompetensi Kepribadian, meliputi:
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 3) Kompetensi Sosial, meliputi:
a) Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4) Kompetensi Profesional, meliputi:
b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
3. Peranan Guru
Di lingkungan sekolah tempat guru mengabdikan dirinya, ia
sangat memiliki peranan yang sangat penting. Guru selain mengajar, ia
juga mendidik dan membimbing anak didiknya untuk memiliki
pengetahuan yang luas dan terampil dalam belajar. Menurut Hamalik
(2001 : 123), di zaman modern seperti sekarang ini peranan guru tidak
hanya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, melainkan juga
ilmuwan (teacher as scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher as
person)
Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga
berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dengan
IPTEK. Sehubungan dengan hal ini Hamalik (2001 : 124) menyebutkan
bahwa:
a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)
b. Guru sebagai modernisator
4. Tugas guru
Menurut Usman(1997:6-7), guru memiliki banyak tugas, baik
yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian.
Apabila dikelompokkan terdapat tiga (3) jenis tugas guru yaitu dalam
bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusian, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti menentukan dan mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat
menjadi dirinya orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati anak
didiknya sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang
diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam belajar.
Sedangkan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, lebih
melihat pada penempatan guru dalam masyarakat bahwa guru ditempatkan
pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena diharapkan
masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari seorang guru. Ini
berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju
5. Kewajiban dan Hak Guru
Dalam menjalankan profesinya, guru memiliki kewajiban yang
harus dilaksanakan dan hak yang harus diperjuangkan dan menjadi
miliknya. Kewajiban guru seperti yang tercantum dalam UU RI Tentang
guru dan dosen adalah sebagai berikut:
a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan estetika; dan
e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
Sedangkan hak guru dalam menjalankan profesinya yang juga
tercantum dalam UU tentang guru dan dosen adalah sebagai berikut:
a. memperoleh penghasialan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c. memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugas dan hak atas kekayaan intelektual
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas
h. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
i. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau j. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya
C. Profesi Guru
Profesi guru menurut pendapat B.J Chandler dalam Sahertian
(1994);27-28) adalah, bahwa profesi mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru adalah suatu jabatan yang memiliki kekhususan, kekhususan
itu memerlukan kelengkapan mengajar dan atau ketrampilan yang
menggambarkan seseorang melakukan tugas mengajar dan atau
ketrampilan yang menggambarkan sesorang melakukan tugas mengajar,
yaitu membimbing manusia.
Robert Riche (1962, dalam Ariyani,2003: 13) mengemukakan
ciri-ciri guru sebagai suatu profesi, yaitu adalah sebagai berikut:
a. Adanya komitmen dari para guru bahwa jabatan itu mengharuskan pengikutnya menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih daripada mencari keuntungan diri sendiri.
b. Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan profesional dalam jangka waktu tertentu.
c. Harus selalu menambah pengetahuan agar terus menerus bertumbuh dalam jabatannya.
d. Memiliki kode etik jabatan.
e. Memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi.
f. Selalu ingin belajar terus menerus mengenai bidang keahliannya yang ditekuni.
Seseorang yang telah mantap dalam memilih profesinya, dalam
hal ini adalah guru, ia tidak boleh ragu-ragu lagi untuk mengejar profesi
tersebut dalam bidangnya, yaitu dengan mengabdi sepenuh hati pada
tugasnya. Prestasi guru dalam profesinya akan membawa pada jenjang
karir yang diharapkan dalam hidupnya. Saat itulah seorang guru
memperoleh kepuasan dan kebahagian hidup sebagai hasil pemilihan
profesi yang mantap.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Profesi Guru
Menjalani suatu profesi tidaklah mudah, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu profesi, dalam hal ini
adalah profesi guru. Berikut ini beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh terhadap pilihan profesi guru.
1. Faktor Individual
Kemauan seseorang untuk menentukan profesi yang akan
dijalani memang lebih baik harus timbul dari dalam diri sendiri. Hal
ini mengacu pada pemilihan profesi guru. Minat merupakan salah satu
faktor dari dalam diri seseorang untuk memilih profesi sebagai guru.
Sebab jika dilihat arti dari minat itu sendiri adalah merupakan faktor
psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang.
Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat
yang mengerjakan suatu pekerjaan atau profesi dengan disertai minat
dari dalam diri sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil
yang baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Pengertian lain mengenai minat adalah suatu kecenderungan yang
agak menetap dalam diri subyek untuk merasa tertarik hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983; 30).
Minat terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama minat yang
timbul dari dalam diri seseorang (minat intrinsik). Minat intrinsik
misalnya rasa menyenangi sesuatudan, dan dalam penelitian ini adalah
menyenangi profesi sebagai seorang guru, juga keinginan diri sendiri
untuk menjadi seorang guru. Minat yang kedua adalah minat yang
timbul karena ada rangsangan dari luar dirinya (minat ekstrinsik).
Misalnya karena adanya dukungan dari teman. Orang tua, atau orang
lain disekitarnya. Juga dari informasi-informasi yang diperoleh
sehingga mendorong seseorang untuk menjalani profesi sebagai guru.
Apabila seseorang mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan, maka orang tersebut akan semakin berminat terhadap
apa yang dialaminya, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menentukan apa yang akan
dikerjakan oleh seseorang denagn jenis penyesuaian pribadi dan sosial
Di samping itu faktor individual yang di duga mempengaruhi
pilihan profesi guru adalah motivasi. Menurut arti kata, motivasi
berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang
menimbulkan dorongan. Motivasi dapat juga diartikan sebagai faktor
yang mendorong orang untuk bertindak.
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti
dorongan, pengalasan, dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate
yang berarti alasan, sebab dan daya gerak. Dapat pula diartikan
sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri
individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu (Ali Imron
1996:87)
Menurut Sumadi Suryabroto (1984:74) motivasi yang
mendorong manusia dalam melakukan suatu kegiatan dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu :
a) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu rangsangan yang datang dari luar dirinya.
Dengan motivasi ini antara lain tujan pokok dan aktivitas yang
dilakukan tidak ada hubungan langsung, sehingga dapat dikatakan
bahwa motivasi ekstrisik meruapakan bentuk motivasi dimana
aktivitas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang secara mutlak
b) Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari dalam
dirinya sendiri. Seseorang akan melakukan pekerjaannya dengan
penuh semangat karena dia senang melakukan pekerjaan itu dan
mendatangkan kepuasan bagi dirinya. Dalam hal ini insentif
terletak dalam kepuasan melaksanakan pekerjaan itu sendiri.
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada
saat-saat tertentu. Motivasi berkaitan erat dengan suatu penghayatan akan
kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan, dan pencapaian tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Hal ini dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha mencapai tujuan, yaitu
terpenuhinya kebutuhan yang telah dihayati tersebut.
3. Tujuannya tercapai sehingga seseorang merasa puas dan lega
karena kebutuhannya telah terpenuhi
Dari beberapa pengertian tersebut, motivasi dalam penelitian
ini adalah suatu doronagn yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan mahasiswa FKIP untuk memilih
profesi sebagai guru sesuai dengan program studi yang ditempuh yang
Motivasi merupakan daya gerak yang mendorong manusia
untuk bertindak. Apabila motivasi ini kuat, maka daya dorongnya akan
kuat pula. Apabila motivasi ini dilandasi dengan kemauan yang baik,
maka hasilnya akan positif. Apalagi jika orang yang bersangkutan
memiliki kemauan mengenal keterlibatan dan kekurangan dirinya
sendiri terhadap apa yang akan dijalankan, maka motivasi dalam diri
seseorang tersebut akan semakin tinggi.
Oleh karena itu, melihat pentingnya minat dan motivasi
dalam mempengaruhi seseorang dalam memilih profesi, maka kedua
hal tersebut dianggap sebagai salah satu faktor individual seseorang
dalam memilih profesi sebagai guru. Karena sangat diharapkan
seseorang menjalani menjalani profesi sebagai guru atas dasar
kemauan dari diri sendiri dalam arti seseorang tersebut berminat dan
termotivasi untuk menjadi seorang guru.
2. Faktor Ekonomis
Di Indonesia, guru memang tidak terlepas dari masalah
kesejahteraan. Meskipun kesejahteraan guru bukan satu-satunya
penentu kehormatan dan martabat guru, akan tetapi hal ini menjadi
permasalahan jika membicarakan tentang profesi guru. Profesi guru
dan status guru jika dilihat dari pendapatannya untuk zaman sekarang
pendapatan yang besar. Tetapi guru juga tetap mencintai profesinya.
Bahkan masih ada yang memilih profesi sebagai guru.
Kesejahteraan guru dapat dibedakan menjadi dua aspek yaitu
aspek materiil dan aspek non materiil. Aspek materiil dapat dilihat dari
gaji yang didapat dari seorang guru, sedang aspek non materiil dapat
diperoleh dari kesejahteraan hidup seorang guru, misalnya bagaimana
ia dapat hidup dan mencukupi kebutuhan keluarganya dan keadaan
ekonomi keluarganya. Kedua aspek tersebut menjadi indikator dalam
pemilihan seseorang untuk menjadi guru. Pemerintah pun telah
berbuat banyak untuk mengatasi kedua aspek tersebut, misalnya
melalui kenaikan gaji, pemberian tunjangan beras intensif lainya.
Seseorang memilih suatu profesi karena ia ingin
mendapatkan penghasilan (gaji) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
walaupun mungkin gaji yang diperolehnya tidak cukup. Gaji
merupakan penghargaan yang berwujud financial (Endang
Wijayanti,2001 : 365). Gaji dipertimbangkan dalam pemilihan profesi
guru karena memang tujuan utama seseorang bekerja adalah untuk
memperoleh gaji.
Pada dasarnya gaji seorang guru sekarang ini sangat
diperhatikan oleh pemerintah. Tercantum dalam UU RI No. 14 Th
2005 tentang guru dan dosen, bahwa guru disamping mendapatkan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus yang di tetapkan
dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Disamping itu guru
mendapatkan tunjangan khusus bila guru tersebut bertugas di daerah
khusus atau pelosok-pelosok dan pedalaman-pedalaman yang
jumlahnya diberikan 1 (satu) kali gaji pokok guru. Perhatian lain
pemerintah kepada guru adalah memberikan rumah dinas kepada guru
yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang bertugas
di daerah khusus.
Dari fenomena-fenomena di atas, dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk memilih profesi yang akan dijalani, melihat
kenyataan yang sudah ada tentang kehidupan seorang guru dengan
membandingan masa depan yang dirasa akan lebih meningkat tentang
kesejahteraan seorang guru yang lebih dijamin oleh pemerintah.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor yang menempatkan kemampuan
seseorang pada masyarakat sekitar, atau dengan kata lain nilai
seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. Faktor ini
dianggap penting karena juga banyak dipertimbangkan dalam memilih
karir atau profesi seseorang, dalam hal ini adalah profesi sebagai
salah satu atau kedua orang tua seseorang dan persepsi masyarakat
terhadap profesi guru.
Kehidupan status sosial guru juga mempengaruhi prestise
guru. Dari kehidupan status sosial ini guru dapat dinilai oleh
masyarakat tempat ia tinggal. Status sosial guru sebagai profesi akan
dipandang baik oleh masyarakat jika guru dapat menunjukkan
martabat dan budi pekerti yang baik. Masyarakat nantinya akan
menghormati dan menyegani keberadaan guru, karena profesi guru
memiliki status sosial yang tinggi.
Status sosial guru bekaitan dengan profesi guru itu sendiri
dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut
Supriyadi (1999: 68) makin tinggi sekolah tempat guru mengajar,
makin baik pula status ekonomi keluarganya. Secara umum status
sosial asal keluarga guru SLTA umumnya lebih baik daripada asal
keluarga guru SLTP dan SD. Ini dapat dipahami karena untuk menjadi
guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dituntut tingkat
pendidikan yang tinggi pula, yang berkaitan dengan factor social
keluarga disamping faktor ekonomi.
Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri
dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Karena jika
dilihat makin tinggi sekolah tempat guru itu mengajar, makin baik
guru SLTA umumnya lebih baik atau lebih tinggi statusnya dibanding
asal keluarga SLTP dan SD. Ini dapat dipahami karena untuk menjadi
guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dituntut tingkat
pendidikan yang tinggi pula, yang berkaitan dengan faktor sosial
keluarga disamping faktor ekonomi. Status sosial tetap menjadi faktor
penentu yang sangat penting bagi seseorang untuk menjalani profesi
sebagai seorang pengajar atau guru. Profesi guru harus dihargai dan
dipandang oleh masyarakat, dengan begitu citra guru menjadi
terangkat. Apapun yang dikatakan orang mengenai profesi guru, tidak
akan mengubah guru dan profesinya atau tidak akan mengubah status
dan nasib mereka
E. Kerangka Berfikir
Profesi guru banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menjadikan alasan mengapa seseorang memilih profesi tersebut.
Dalam uraian ini ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam memilih profesi guru. Faktor pertama adalah faktor individual
yang berkaitan dengan minat dan motivasi seseorang untuk menjadi
seorang guru. Faktor ini merupakan faktor intern yang mempengaruhi
seseorang memilih profesi guru yaitu keinginan dari diri diri sendiri
untuk menjalani profesi tersebut. Seseorang menjalankan profesi tanpa
secara otomatis profesi tersebut tidak akan bejalan dengan baik. Begitu
pula dalam hal ini, seseorang memilih untuk mejalani profesi sebagai
guru tanpa adanya minat dan termotivasi unruk menjadi seorang guru,
maka dalam perkembangannya juga akan mengalami hambatan. Jika
dilihat pada zaman sekarang ini minat seseorang untuk menjadi
seorang guru sangat rendah, walaupun dalam kenyataan masih banyak
mahasiswa yang mengambil jurusan FKIP (Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan) yang mengarahkan untuk menjadi seorang guru.
Faktor kedua adalah faktor ekonomis yang berkaitan dengan
kesejahteraan guru. Menurut Surya (2003;58) faktor ekonomis
merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi seseorang
memilih profesi sebagai guru yaitu gaji. Seberapa gaji yang didapat
oleh seorang guru akan sangat berpengaruh kepada dinamika dan
kehidupan guru dalam menjalankan tugas-tuganya walaupun tidak
dipungkiri bahwa setiap orang dalam bekerja menjalankan suatu
profesinya selalu terdorong untuk memperoleh penghasilan yang
setinggi-tinginya. Profesi gurupun juga demikian, selain mengabdikan
diri pada profesinya, ia juga membutuhkan kesejahteraan yang ia
peroleh dari usaha menjalankan profesinya sebagai pengajar. Akan
tetapi jika dilihat dalam kenyataanya, Kesejahteraan guru sangat
minim, dilihat dari banyaknya guru yang masih ngobyek untuk
kebutuhan hidupnya. Walaupun dalam kenyataan demikian, guru tetap
menjalankan profesinya sebagai seorang pengajar. Sehingga dengan
gaji dan kesejahteraan yang minim ini, faktor ekonomis menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru.
Faktor ketiga adalah faktor sosial. Faktor ini juga menjadi
bahan pertimbangan seseorang dalam memilih suatu profesi yang akan
dijalaninya, dalam hal ini adalah profesi guru. Menjadi seorang guru
tentu didasari dengan beberapa pertimbangan di antaranya adalah
apakah kedua orang tua atau salah satunya tersebut lebih dulu menjadi
seorang guru serta bagaimana seseorang menyikapi persepsi
masyarakat terhadap profesi guru. Hal ini juga mempengaruhi
mengapa seseorang mau menjalani profesi sebagai guru. Karena ada
juga seseorang memilih mejadi guru atas dasar kemauan dari orang
tuanya yang menginginkan anaknya menjadi guru seperti yang telah
dijalani orang tua tersebut. Atu dapat pula seseorang terpengaruh dari
persepsi-persepsi tentang guru yang ia dengar dari lingkungan sekitar
ia tinggal. Oleh karena itu faktor sosial ini juga berpengaruh terhadap
pilihan profesi guru, sebab guru akan merasa senang dan nyaman
dalam menjalankan profesinya jika mereka tidak terkekang oleh
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban semetara terhadap rumusan
masalah penelitian yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono,1999 : 51). Hipotesis yang
disajikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual
terhadap pilihan profesi guru
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual
terhadap pilihan profesi guru
2. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomis
terhadap pilihan profesi guru
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomis
terhadap pilihan profesi guru
3. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial
terhadap pilihan profesi guru
Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial terhadap
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksploratif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk mengungkapkan hal – hal yang
baru muncul di masyarakat (Ida Bagoes, 2004 : 37). Oleh karena itu penelitian
eksploratif bermaksud menjajagi dan menjelajahi permasalahan, untuk
menemukan masalah utama yang seharusnya diteliti, agar usaha melakukan
perbaikan atau penyempurnaan suatu kondisi dapat dilakukan secara tuntas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan selesai.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Sanata Dharma
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan
profesi guru, yaitu :
a. Faktor Individual, yaitu minat dan motivasi
b. Faktor Ekonomis, yaitu gaji guru dan tunjangan fungsional
c. Faktor Sosial, yaitu profesi orang tua dan persepsi masyarakat terhadap
profesi guru.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan kelompok di mana peneliti akan
menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau keseluruhan anggota, kejadian,
obyek – obyek yang telah ditetapkan dengan baik (Consuelo, 1993 : 160)
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
2.806 mahasiswa yang terdiri dari 648 mahasiswa program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 227 mahasiswa program studi Bimbingan Konseling,
614 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, 306mahasiswa
program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 127
mahasiswa program studi Pendidikan Sejarah, 122 mahasiswa program studi
328 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 118 mahasiswa
program studi Pendidikan Fisika
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian
kecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi
(Consuelo, 1993 : 160). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi
digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161) :
2
1 Ne N n
+ =
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
Berdasarkan jumlah populasi penelitian, maka jumlah sampel yang
mewakili populasi dapat dihitung sebagai berikut:
2806 n =
1+2806(0,05)2
= 350,0936 = 350
Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebesar 350 mahasiswa yang
Tabel III.1
Penentuan Jumlah Sampel Keterangan 2004 2005 2006 2007 Jmlh
Mhs
% Sampel
Pend. Guru Sekolah Dasar
Bimbingan dan Konseling
Pend. Bahasa Inggris
Pend. Bahasa, Sas.Ind&Daerah
Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika 127 56 142 69 28 44 97 56 47 179 83 151 65 28 29 84 45 31 156 48 164 90 37 17 65 125 22 186 227 614 306 127 122 316 328 118 648 227 614 306 127 122 316 328 118 23,09 8,09 21,88 10,91 4,53 4,35 11,26 11,69 4,21 80,848=81 28,322=28 76,606=77 38,178=38 15,845=16 15,221=15 39,426=39 40,923=41 14,722=15
Jumlah sampel untuk masing-masing program studi tampak pada tabel
berikut:
Tabel III.2
Jumlah Sampel Masing-masing Angkatan
Keterangan 2004 2005 2006 2007
Pend. Guru Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris
Pend. Bahasa, Sas.Ind&Daerah Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika 16 7 18 9 3 5 12 7 6 22 10 19 8 4 4 10 6 4 20 6 20 11 5 2 8 16 3 23 5 20 10 4 4 9 13 2
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat/nilai dari orang, objek/kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
disimpulkan (Sugiyono, 2003 : 3). Variabel penelitian terdiri dari 2 yaitu
variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable).
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pilihan profesi guru, yang dinilai dari jumlah total faktor individual,ekonomis,
dan sosial. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
faktor individual, ekonomis, dan sosial. Indikator-indikator variabel bebas dapat
1. Faktor Individual
Yaitu faktor yang diukur dari alasan-alasan mahasiswa memilih profesi guru.
Indikator Faktor Individual
Tabel III.3
Tabel Indikator Faktor Individual
Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator
• Minat • Intrinsik
• Ekstrinsik
• Keinginan menjadi guru
• Kesenangan menjadi guru
• Mendapat dua peluang kerja
• Dukungan orang tua
• Informasi tentang FKIP
• Biaya Kuliah yang
terjangkau
• Memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga Faktor
Individual
• Motivasi • Intrinsik
• Ekstrinsik
• Cita-cita
• Tidak ada
pilihan lain
• Melanjutkan profesi orang tua
• Kebutuhan hidup
• Menerima gelar dua ijasah
2. Faktor Ekonomi
Yaitu faktor yang diukur dari besarnya pendapatan atau penghasilan yang
diterima oleh guru dalam bentuk uang
Tabel III.4
Tabel Indikator Faktor Ekonomi
Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator
• Gaji guru • Gaji guru
• Penghasilan lain
• Kenaikan gaji
• Gaji yang
tepat waktu
• Dana pensiun
• Tunjangan fungsional Faktor
Ekonomi
• Kesejahteraan • Ekonomi keluarga
• Kebutuhan hidup
• Keadaan ekonomi keluarga
• Penghasilan orang tua
• Kebutuhan hidup keluarga
• Tuntutan hidup
• Biaya kuliah yang terjangkau
3. Faktor Sosial
Yaitu faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakat,
Tabel III.5
Tabel Indikator Faktor Sosial
Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator
• Masyarakat • Martabat guru
• Persepsi Masyarakat
• Martabat
guru di masyarakat
• Kesempatan melakukan kegiatan sosial
• Kehidupan guru
• Persepsi masyarakat
• Tanggapan masyarakat
• Martabat guru dalam keluarga Faktor
Sosial
• Orang tua • Profesi orang
tua
• Penghasilan
• Guru
• Non guru
• Penghasilan tetap
• Penghasilan tidak tetap
• Pekerjaan sampingan
Ketiga faktor di atas diukur dengan kuesioner dan peneliti menggunakan
Skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner.Ada dua kategori yang
digunakan yaitu pertnyaan positif dan pertnyaan negatif. Skor yang digunakan
Tabel III.6
Skor Pernyataan Kuesioner
Skor Pernyataan Skor Sangat Setuju Skor Setuju Skor Tidak Setuju Skor Sangat Tidak Setuju Pernyataan positif Pernyataan negatif 4 1 3 2 2 3 1 4
F. Kisi – kisi Instrumen Penelitian
Tolok ukur yang digunakan dalam menilai faktor – faktor yang
mempengaruhi pilihan profesi guru adalah dengan instrumen penelitian. Peneliti
akan mengidentifikasi indikator – indikator yang akan digunakan dalam
instrumen penelitian yaitu sebagai berikut :
Tabel III.7
Indikator Instrumen Penelitian
Faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru
No. Item Pernyataan No. Indikator
Positif Negatif 1. Faktor Individual
a. Minat b. Motivasi
1,2 3,6,7,8,10
5,9
2. Faktor Ekonomis a. Gaji guru b. Kesejahteraan
1,4,5 6,7,8,9,10
2,3
3 Faktor Sosial a. Masyarakat b. Orang tua
1,3,4,6, 7,10
G. Teknik Pengumpulan Data Kuesioner
Kuesioner merupakan kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawab
juga dilakukan dengan tertulis. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru, yaitu
data faktor individual, faktor ekonomi, dan faktor sosial yangh diperoleh
langsung dari responden. Tujuan dari pemberian kuesioner ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan profesi guru
dan bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan profesi guru.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Agar kuesioner dapat dinyatakan sahih dan handal maka perlu diuji.
Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan cara :
1. Pengujian Kesahihan (Validitas)
Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
(Sugiyono, 2003:267). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas
mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada di dalam instrumen secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono, 2003: 270).
Untuk menguji validitas instrumen penelitian, maka digunakan
korelasi Product Moment dari Pearson, (Sugiyono, 2003:213) sebagai berikut:
xy r =
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X N Y X XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ
Keterangan : rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
N = Jumlah Responden
X = Skor item
Y = Skor total
Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan taraf
5%. Korelasi antara skor item dengan skor total dinyatakan signifikan jika
tabel hitung r
r > , dan akan dikatakan valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengambil sampel 30 responden
dari sebagian mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Pada sampel
sejumlah itu nilai df = N-2 (dk = 30-2 = 28), sehingga didapatkan nilai
koefisien r tabel = 0,239. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir
pertanyaan, sehingga ada tiga puluh pertanyaan yang akan dilakukan uji
a. Uji validitas untuk Faktor Individual
Ada sepuluh pertanyaan pada faktor individual. Rangkuman hasil uji
validitas faktor individual adalah sebagai berikut.
Tabel III.8
Hasil Pengujian Validitas Faktor Individual No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 0,5362 0,7909 0,8935 0,5208 0,6525 0,5930 0,4044 0,6041 0,4981 0,6276 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data penelitian
b. Uji validitas untuk Faktor Ekonomis
Ada sepuluh petanyaan pada faktor ekonomis. Rangkuman hasil uji
validitas faktor ekonomis adalah sebagai berikut:
Tabel III.9
Hasil Pengujian Validitas Faktor Ekonomis No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status
c. Uji validitas untuk Faktor Sosial
Ada sepuluh pertanyaan pada faktor sosial. Rangkuman hasil uji validitas
faktor sosial adalah sebagai berikut:
Tabel III.10
Hasil Pengujian Validitas Faktor Sosial No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 0,5148 0,4792 0,4665 0,3599 0,3931 0,5230 0,3245 0,4120 0,4564 0,4469 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data penelitian
2. Pengujian Keandalan (Reliabilitas)
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu tes memiliki
persyaratan, maka semakin yakin bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai
hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali. Untuk memperoleh koefisien
reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 1998 : 193), sebagai
berikut :
(
Κ−)
−Σ Κ
= 1 22
Keterangan :
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 i S
Σ = Jumlah varians butir/item
2 t S
Σ = Varians total
i
r = Reliabilitas instrumen
Jumlah varian butir harus dicari dahulu dengan cara mencari nilai
varians tiap butir. Kemudian dari nilai varians tiap-tiap butir tersebut di jumlah
untuk mendapatkan jumlah varians butir.
Rumus yang digunakan
(
)
n n X X∑
−∑
= 2 2 2 α Keterangan: 2α = Varian butir
n = Jumlah responden
∑X = Total skor dari nomor-nomor butir pertanyaan
Selanjutnya harga ri dikonsultasikan dengan kategori nilai r, dengan
pedoman (Arikunto 2001:75) sebagai berikut:
Tabel III.11
Itepretasi koefisien secara konservatif
No Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan
1 2 3 4 5
0,800 - 1,000 0,600 - 0,800 0,400 - 0,600 0,200 - 0,400
0 - 0,200
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah