• Tidak ada hasil yang ditemukan

“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI JAWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH” (Studi Korelasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim dengan Sikap Masyarakat Surabaya dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI JAWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH” (Studi Korelasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim dengan Sikap Masyarakat Surabaya dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daer"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH”

(Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya

dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “VETERAN” J awa Timur

Oleh :

DEA ADELIA SURYANI

NPM. 1043010114

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH”

(Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya

dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah)

Disusun Oleh :

DEA ADELIA SURYANI NPM. 1043010114

Telah disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001

Mengetahui,

D E K A N

(3)

“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH” (Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya

dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah) Disusun Oleh :

DEA ADELIA SURYANI NPM. 1043010114

Telah diper tahankan dihadapkan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur Pada Tanggal 17 J uli 2014

PEMBIMBING UTAMA

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001

TIM PENGUJ I 1.Ketua

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu dekat dengan kita karena berkat anugerah dan kebaikanNya yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ”Hubungan

Tayangan Bincang Budaya dengan Sikap Mayarakat Surabaya dalam

Melestarikan Seni dan Budaya Daerah”. Penulisan Skripsi ini merupakan salah

satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka

memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana.

Hasil penulisan Skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata,

namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Ir. H. Didiek

Tranggono, MSi. sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini

Dalam proses penyelesaian penulisan Skripsi ini, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

2. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

3. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(5)

4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

UPN “Veteran” Jatim

5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

6. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, MSi. sebagai dosen pembimbing

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu maupun Staf Karyawan FISIP hingga

UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

8. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang tiada hentinya memberikan didikan serta

kasih sayang kepadaku. Dan kebahagiaan mereka menjadi tujuan utamaku..

9. Kakak tersayang yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih banyak atas bantuannya atas terselesainya Penulisan Skripsi ini

10. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum

berlangsungnya proses penulisan skripsi ini hingga selesainya skripsi ini, ,

Karina Putri dan Adila N Hasanah. Teman seperjuangan dalam penyelesaian

skripsi. Terimakasih sudah menemani saya. Dan seluruh pihak yang tak

dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk

bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan

demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan

bagi berbagai pihak. Amin

(6)
(7)

DAFTAR ISI

2.2.3. Televisi sebagai media komunikasi massa ...21

2.2.4. Masyarakat sebagai Pemirsa Televisi ...23

2.2.5. Definisi Sikap ...25

(8)

2.2.8. Program Talkshow ...28 3.1. Definisi Operasional dan pengukuran variabel ...42

3.1.1. Definisi Operasional...42

3.1.2. Pengukuran Variabel ...43

3.2. Populasi, sampel dan teknik penarikan sampel ...51

3.2.1. Populasi ...51

3.2.2. Sampel dan Teknik penarikan sampel ...52

3.3. Metode Pengumpulan data ...53

3.4. Analisis data ...53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian ...57

4.1.1. Profil Stasiun Televisi TVRI Jawa Timur ...57

4.1.2. Visi dan Misi TVRI Jawa Timur ...60

4.1.3. Tayangan Bincang Budaya ...61

4.2. Penyajian dan Analisis data...62

4.2.1. Karakteristik Responden ...63

4.2.2. Penyajian Data ...66

4.2.2.1. Variabel Terpaan Tayangan Bincang Budaya ...67

4.2.2.2. Variabel Sikap Masyarakat ...70

(9)

4.3.2. Hasil Pengujian ...97

4.3.3. Pembahasan ...99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...103

5.2. Saran ...104

DAFTAR PUSTAKA ...106

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tabel penolong Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 54

Tabel 2 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 64

Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 66

Tabel 4.5 Frekuensi Menonton Tayangan Bincang budaya ... 67

Tabel 4.6 Durasi Menonton Bincang Budaya ... 68

Tabel 4.7 Terpaan Tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim (X) ... 69

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban penambahan wawasan pengetahuan ... 71

Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban pemberian apresiasi seniman dan budayawan ... 72

Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban seni dan budaya daerah masih ada ... 74

Tabel 4.11 Frekuensi jawaban mengetahui jenis macam seni budaya daerah ... 75

Tabel 4.12 Frekuensi Jawaban pagelaran periodik ... 76

Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban rasa memililiki seni dan budaya daerah ... 78

Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Tema yang selalu ganti ... 79

Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Narasumber yang handal ... 81

Tabel 4.16 Frekuensi jawaban Hiburan yang bernunsa seni budaya daerah ... 82

(11)

Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Partisipasi dalam pagelaran ... 87

Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban membuat komunitas di tempat tinggal... 88

Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Mengurangi tindakan budaya asing ... 90

Tabel 4.22 Frekuensi Jawaban mempelajari seni budaya daerah lebih dalam ... 91

Tabel 4.23 Sikap Masyarakat melestarikan seni budaya daerah (Y) ... 93

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Teori S-O-R ...38

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Penelitian ...108

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Terpaan Tayangan Variabel X ...111

Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Komponen Kognitif ...113

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Komponen Afektif ...115

Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Komponen Konatif ...117

Lampiran 6 Total Jawaban Variabel Y ...119

Lampiran 7 Tabel Penolong Korelasi Rank Spearman ...123

Lampiran 8 Tabel T ...126

(14)

ABSTRAKSI

DEA ADELIA SURYANI – Hubungan Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daerah (Studi Korelasi Tayangan Bincang budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyarakat Sur abaya dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daerah). Penelitian ini didasarkan pada fenomena semakin terdesaknya kesenian dan kebudayaan lokal/daerah oleh kesenian dan kebudayaan asing, hal ini juga didukung oleh sedikitnya media massa seperti media elektronik yang menyajikan informasi tentang kesenian dan kebudayaan daerah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana tayangan bincang budaya mengubah sikap masyarakat Surabaya dalam melestarikan seni dan budaya daerah

Teori yang digunakan adalah Teori S-O-R. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner. Pertayaan dalam kuisioner dikembangkan dari indikator variabel X dan Y. Variabel X dan Y diberikan bentuk pertanyaan tertutup.

Metode penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, Karena data berbentuk Ordinal maka untuk menguji hubungan antara kedua Variabel digunakan koefisien korelasi Rank Spearman.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang rendah antara tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim dengan sikap Masyarakat Surabaya. Sehingga kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa Tayangan bincang budaya bukan satu satunya penyebab yang membuat masyarakat terdorong untuk melestarikan seni dan budaya daerah. Tayangan bincang budaya mempunyai hubungan dalam kaitan pelestarian seni dan budaya daerah, tetapi tayangan bincang budaya kurang kuat dalam memberi manfaat untuk melestarikan seni dan budaya daerah

Kata Kunci : Tayangan Bincang Budaya, Sikap Masyarakat, Seni dan budaya Daerah ABSTRACT

DEA ADELIA SURYANI – The Relation of “Bincang budaya” in East Java TVRI with Preserving Public Attitudes in the Regional Arts and Culture (Studiess Correlation “Bincang Budaya” culture East Java TVRI in Surabaya Public Attitudes in Preserving Arts and Cultural Regions).This study is based on the phenomenon terdesaknya local arts and culture / arts and culture area by foreigners, it is also supported by at least the mass media such as electronic media that provide information about the local arts and culture. The purpose of the study is to determine how the talk show culture change people's attitudes Surabaya in preserving the art and culture of the region

The theory used is the theory S-O-R. The primary data in this study was obtained through a questionnaire. Pertayaan in the questionnaire was developed from the indicator variables X and Y. X and Y variables given the form of closed questions.

Quantitative research methods approach. The sampling technique used was purposive sampling, Because the data in the form of Ordinal then to examine the relationship between the two variables used Spearman Rank correlation coefficient.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh

informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat tanpa memerlukan informasi. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri

kebenarannya karena pada umumnya masyarakat selalu mencari informasi yang

dianggap perlu untuk mereka ketahui. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal

yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan

kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana

komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media massa

akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan

dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti

dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari

informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).

Informasi yang disajikan media massa merupakan kejadian atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga antara manusia dan

media massa, keduanya saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat

dipisahkan. Manusia membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya

akan informasi, sedangkan media massa memerlukan manusia untuk mendapatkan

informasi dan mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media massa

(16)

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen

dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (forum) yang

semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,

baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan

sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian

pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian

pengembangan tata cara, mode ,gaya hidup dan norma-norma. Media telah

menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memeproleh gambaran

dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyaralat dan kelompok secara kolektif.

Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan

berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3).

Seiring dengan perkembangan waktu, zaman komunikasi massa seperti

sekarang ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan adanya

kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa keingintahuan masyarakat

yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, sekarang ini komunikasi

massa dirasa sangat penting bagi masyarakat. Dengan mereka mengetahui apa

yang terjadi di sekitarnya, secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi

masyarakat untuk dijadikan sebuah bahan pembicaraan sehingga interaksi yang

terjadi di masyarakat berjalan secara terus - menerus.

Perkembangan teknologi dan informasi dari waktu ke waktu melahirkan

inspirasi yang luar biasa dengan ditandai munculnya televisi, radio, satelit dan

(17)

semakin berkembang dan sampai pada tahap yang modern seperti yang terjadi

pada saat ini. Pada saat situasi seperti ini salah satu pihak yang dapat memberikan

informasi secara global adalah televisi. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan

audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan

kepribadian secara luas, hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya

perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah

terpencil (Wibowo, 2007:17).

Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in the

home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan

keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio visual, dengan

kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini menjadi daya tarik

kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai

unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang

mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat

peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).

Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan

pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu

Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak langsung telah mendorong

munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)

dan Surya Citra Televisi (SCTV), MNC TV, TV ONE, METRO-TV, TRANS TV,

Global TV dan Trans 7 saat ini mulai tumbuh dan berkembang, baik yang

(18)

di beberapa daerah, misalnya Riau TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi.

Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi

masyarakat.

Namun dari berbagai macam Stasiun Televisi Swasta saat ini konteksnya

sudah jauh dari tujuan awal media untuk memberikan informasi sesuai dengan

kebutuhan masyarkat. TV swasta saat ini dalam acaranya jauh lebih hedonistik

dan lebih liberal, lebih banyak menayangkan acara yang kurang mendidik

masyarakat seperti sinetron, gosip infotaiment, kekerasan, kejahatan, tayangan

seksual yang sebenarnya bukan suatu kebutuhan masyarakat. Tayangan ini hanya

memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat luas. Dari berbagai

munculnya TV swasta yang semakin banyak, hanya TVRI yang mampu

mempertahankan kekonsistensinya dalam memberikan informasi kepada

masyarakat (Mulyana,2003:26). TVRI memiliki fungsi untuk melayani

masyarakat dengan menyajikan berbagai program yang dibutuhkan masyarakat.

Fungsi tersebut memiliki konsekuensi bahwa TVRI harus memberikan pengakuan

secara signifikan terhadap peran supervisi dan evaluasi publik melalui sebuah satu

mekanisme yang melekat.

(http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/02/14/membangun-tvri-impian-439112.html) diakses tanggal 7 maret

tahun 2014 pukul 19.30 WIB

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang

menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut

siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24

(19)

bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional,

mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.

Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang

berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI

Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan

pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat

sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan

masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(http://www.tvri.co.id/index.php/perihaltvri/sejarah) Diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 20.00 WIB.

Dari stasiun televisi yang ada di Indonesia yang memberikan informasi

kesenian dan kebudayaan , peneliti lebih berfokus pada TVRI JATIM khususnya

pada acara Bincang Budaya dikrenakan tayangan ini menyajikan informasi

tentang seni dan budaya yang ada di Jawa Timur, sekaligus di setiap acara selalu

memberikan tema yang berbeda dan sekaligus memberikan informasi tentang

diadakannya kesenian daerah dari berbagai kabupaten sesuai dengan tema yang

sedang di bahas di Taman budaya ataupun tempat-tempat yang telah disediakan

yang bersifat umum, sehingga masyarakat dapat melihat pertunjukan. Alasan lain

mengapa peneliti meneliti tentang acara bincang budaya yakni di era modern ini

telah berkembang kesenian luar yang mulai masuk dalam jiwa remaja sekarang.

(20)

tradisional adalah budaya yang ketinggalan jaman atau kuno. Oleh karena itu

mereka lebih memilih kesenian luar yang mereka anggap lebih modern dan

mengikuti perkembangan jaman. Akan tetapi pada kenyataannya banyak orang

asing yang berlomba – lomba untuk mempelajari kesenian bangsa sendiri

(Indonesia), tidak hanya itu ada diantara Negara asing yang mengklaim

kebudayaan Indonesia sebagai kesenian mereka. Kebudayaan lokal Indonesia

yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk

mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal

Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat

bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,

menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya,

masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis

dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa

sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu

negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai

dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai

mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi

masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya

lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya

lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui

oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing

(21)

membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap

perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai

menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya

budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata cara

berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara

berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar

mengakibatkan budaya tersebut berubah, sekarang berpakaian yang membuka

aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam

masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga

mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih

makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.

Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.

Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian

dalam kehidupan kita .Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis

makanan tradisional. Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa

anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal

dari daerah asal mereka.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,

melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar

dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia.

(22)

Sumber :

http://ekofitriyanto.wordpress.com/2012/04/18/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari-luar/ (diakses tanggal 3 april 2014 pukul 10.00

WIB)

Dari permasalahan yang ada TVRI Jatim sebagai media informasi massa

membuat acara bincang budaya bersama dinas kebudayaan dan pariwisata

provinsi Jawa Timur , tayangan yang berisi tentang kesenian dan kebudayaan

lokal khusunya di jawa timur, agar masyarakat bisa mengenal dan mengerti serta

tidak hilang kebudayaan dan kesenian lokal di indonesia khusunya di provinsi

jawa timur. Tayangan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah,

dalam menyikapi semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian

mancanegara. Bincang budaya menyajikan berbagai informasi seni dan budaya

yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan narasumber yang berbeda.

Talkshow ini adalah bentuk komunikasi antara pemerintah dan masyarakat agar

mengetahui berbagai kegiatan seni dan budaya yang dilakukan oleh pemerintah

Jawa Timur misalnya menginformasikan pagelaran periodik wayang kulit , ludruk

dan tampilan berbagai kesenian yang disajikan oleh kabupaten atau kota di Jawa

Timur dengan tujuan akhirnya agar masyarakat menyukai kesenian daerah.

Acara yang bekerjasama dengan Dinas kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Jatim ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah, dalam

menyikapi semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian mancanegara.

Bincang budaya menyajikan berbagai informasi seni dan budaya yang dikemas

dalam bentuk talkshow dengan narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata

(23)

musium mpu tantular, UPT Sekolah Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT

pengembangan ekonomi kreatif taman candra wilwatikta pandaan. Talkshow ini

adalah bentuk komunikasi antara pemerintah dan masyarakat agar mengetahui

berbagai kegiatan seni dan budaya yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur

misalnya menginformasikan pagelaran periodik wayang kulit , ludruk dan

tampilan berbagai kesenian yang disajikan oleh kabupaten atau kota di Jawa

Timur dengan tujuan akhirnya agar masyarakat menyukai kesenian daerah. Pada

acara bincang budaya ini juga dibuka sesi dialog interaktif sehingga masyarakat

dapat bertanya secara langsung dalam berbagai hal yang berkaitan dengan

perkembangan seni dan budaya di jawa timur. (sumber: Sekretariat Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur)

Adapun Masalah acara bincang budaya yang terkait dengan penelitian

yakni acara bincang budaya dalam tayangannya selalu mendatangkan narasumber

yang beragam seprti narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Jawa

Timur dan semua UPT di bawah naungannya diantaranya UPT musium mpu

tantular, UPT Sekolah Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT

pengembangan ekonomi kreatif taman candra wilwatikta pandaan, namun apakah

narasumber ini telah menguasai materi seperti yang dikatakan oleh sekretariat

disbudpar bahwa narasumber yang datang harus memahami tentang ragam budaya

di jatim sehingga jika ada masyarakat yang menanyakan melalui line telepon atau

sesi dialog interaktif dapat dijawab dengan baik yang tentunya ini akan menjadi

pengetahuan ataupun informasi terkait dengan masalah kesenian dan kebudayaan

(24)

masyarakat juga terpuaskan dari ini. Acara bincang budaya ini disiarkan oleh

TVRI , karena TVRI merupakan mitra keja bagi pemerintah, namun apakah TVRI

dapat menyajikan informsi dan dapat mengubah sikap masyarakat terkait dengan

kebutuhan kognitif, afektif dan konatif jika hanya tayang dalam satu minggu dua

kali, yang dirasa sangat kurang karena mengingat kebudayaan dan kesenian

daerah sudah sangat tertinggal jauh minatnya dibanding dengan kebudayaan

asing.

Di sini tugas dari TVRI dan Dinas kebudayaan dan pariwisata berperan

untuk mengajak masyarakat untuk menyukai dan memahami tentang kebudayaan

dan kesenian daerah khususnya provinsi jawa timur melalui acara bincang budaya

yang ditayangkan melaui media Televisi. Karena menurut hasil survey yang

dilakukan BPS statistik sosial budaya tahun 2012 Kesenian daerah lebih banyak

diikuti oleh penduduk di daerah perdesaan (83,96 persen) dibandingkan dengan di

perkotaan (78,69 persen). faktor lain yang dapat dilihat dari kegiatan sosial

budaya adalah kegiatan kesenian. selama tahun 2006 sampai 2012, persentase

penduduk yang menonton pertunjukan kesenian daerah mengalami fluktuasi. pada

tahun 2006 terdapat sekitar 15,97 persen penduduk yang menonton pertunjukan

kesenian daerah. persentase ini turun pada tahun 2009 menjadi 10,02 persen, naik

pada tahun 2012 menjadi 17,05 persen. persentase penduduk yang melakukan

pertunjukan kesenian daerah juga relatif sangat rendah, tahun 2006 sekitar 0,33

persen, tahun 2009 0,30 persen, dan tahun 2012 naik menjadi 0,50 persen. Di sisi

lain, minat penduduk untuk menikmati seni patung, seni lukis dan seni kerajinan

(25)

persen, seni lukis 0,65 persen dan seni kerajinan sebesar 1,31 persen.

(http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/sta_sos_bud_%202012/files/search/searchte

xt.xml) diakses tanggal 10 maret 2014 pukul 20.15 WIB

Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasamya manusia

mempunyai sikap yang berbeda beda dalam menghadapi terpaan pesan melalui

media. Sikap dapat terbentuk dari pengalaman, melalui sikap belajar. Pandangan

ini mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini bisa

disusun berbagai upaya melalui pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan,

dan sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Artinya melalui media

komunikasi dapat dilakukan perubahan sikap seseorang. Rakhmat (2002 : 96)

menjelaskan bahwa hakekatnya sikap merupakan suatu suatu interelasi dari

berbagai komponen-komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif

Komponen kognitif, komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau

informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Seni dan budaya

daerah memang saat ini sudah tergerus oleh seni dan budaya asing. Hal ini terjadi

karena minimnya pengetahuan mereka terhadap berbagai jenis dan macam dari

seni dan budaya daerah, bagaimana tidak media informasi saat ini lebih sering

menampilkan tentang kebudayaan asing seperti film-film korea, tari dance modern

di berbagai sinetron dll. Maka tidak heran jika masyarakat saat ini kurang

memahaami apa sebenrnya kesenian dan kebudayan daerah dari bangsa sendiri

karena media televisi sebagai media massa sendiri masih sangat minim dalam

menyajikan tayangan yang berupa tayangan seni dan budaya daerah. Minimnya

(26)

kurangnya pemahaman akan esensi seni itu sendiri. Menjadi tugas pemerintah

untuk lebih banyak menekankan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator maupun

mendiator untuk mempertemukan seniman seniwati dengan masyarakat

pecintanya lewat pegelaran. (http://www.pikiran-rakyat.com/node/189833) akses

tanggal 3 april 2014, pukul 11.35 WIB

Komponen afektif, berhubungan dengan rasa senang atau tidak sekarang.

Sebagaimana diketahui Indonesia dengan luas wilayah ± 1.906.240 km², dan

dengan jumlah penduduk 241.973.879 jiwa (2005), melahirkan keanekaragaman

budaya yang luar biasa. Keanekaragaman budaya tersebut dapat dilihat dalam

bentuk tarian, lagu daerah, baju daerah, adat istiadat, motif kain, ornamen, alat

musik, bahasa, cerita rakyat, makanan dan minuman, seni pertunjukan, produk

arsitektur dan lain sebagainya. Tetapi satu persatu kebudayaan tersebut punah dan

bahkan di klaim oleh negara lain sebagai miliknya. Pengklaiman ini disebabkan

oleh lebih cenderungnya generasi muda memilih dan kurangnya rasa memiliki

terhadap kebudayaan luar negeri dibandingkan kebudayaan milik negeri Ibu

Pertiwi ini.

(http://triadarabarlian.wordpress.com/2011/06/09/kurangnya-rasa-

nasionalisme-yang-dimiliki-oleh-generasi-muda-menyebabkan-punahnya-budaya-bangsa/)

Komponen konatif Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertngkah

laku yang berhubungan dengan objek sikapnya (Rakhmat, 2002 : 96) masalah –

masalah yang terkait dengan seni dan budaya daerah itu semua merupakan karena

kurangnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pemerdayaan seni dan

(27)

timur masih sangat minim hal ini yang menyebabkan masyarakat kurang

mempejari kebudyaan sendiri karena dinilai sangat membosankan.

Di sini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui

Sejauh mana hubungan tayangan bincang Budaya di TVRI Jawa Timur dengan

sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan budaya daerah. Adapun

responden yang akan dijadikan obyek penelitian adalah masyarakat Surabaya

yang menonton acara bincang budaya dengan kriteria berusia 25 - 55 tahun,

peneliti memilih usia ini dikarenakan menurut Elizabeth Hurlock pada usia

tersebut seseorang telah memiliki kemampuan berpikir yang matang dan

sempurna serta memiliki keterlibatan sosial yang tinggi dalam lingkungannya.

Adapun Kota Surabaya sebagai lokasi penelitian terkait dengan penelitian karena

Surabaya merupakan kota yang kaya akan budaya dan dinilai sebagai kota

metropolitan kedua dan sebagai kota metropolitan, Surabaya dihuni oleh muti

etnis dan banyak suku bangsa seperti waraga tionghoa, suku Jawa, Batak, Madura

dan Bali dll. Ada juga warga negara asing termasuk Malaysia, Cina

(eastjava.com/tourism/surabaya/). Dari uraian diatas merupakan permasalahan

yang melatar belakangi ketertarikan peneliti untuk meneliti “Hubungan

tayangan bincang budaya di TVRI J atim dengan sikap masyar akat surabaya

(28)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “ Bagaimana hubungan tayangan bincang budaya di TVRI

Jatim dengan sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan budaya

daerah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

tayangan bincang budaya di TVRI Jatim dengan sikap masyarakat surabaya dalam

melestarikan seni dan budaya daerah

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi dalam

pemenuhan kebutuhan informasi yang mendorong seseorang menonton

acara di Televisi

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan

dalam mengembangkan penyjian berita atau hiburan dalam media

(29)

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi TVRI dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan dan meningkatkan

tayangan bincang Talk Show, khususnya Program acara Bincang

Budaya

3. Manfaat Sosial

Membentuk kesadaran, pengetahuan serta sikap masyarakat akan

(30)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu

komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal

tersebut diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunal penelitian. Jurnal

penelitian pertama ditulis oleh Rima Okyavriani dan Yearry Panji yang berjudul

“Hubungan tayangan reality show be a man di global tv dengan perilaku

aser tif transgender” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan

Tayangan Reality Show Be a Man di Global TV dengan Perilaku Asertif

Transgender. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori uses and effect

dimana dilihat bahwa kaum transgender memiliki kesadaran dalam memilih untuk

menonton tayangan Be A Man dengan harapan terciptanya efek tertentu yaitu

sikap asertif. Berangkat dari hipotesis ini peneliti ingin melihat korelasi antara dua

variabel tersebut. Peneliti melakukan survey dengan terjun langsung ke lapangan,

dengan mendatangi komunitas transgender Yayasan Srikandi Sejati untuk

memperoleh data berupa pengisian kuesioner dan data-data sekunder lainnya.

Baik itu dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa terpaan tayangan “Be A Man” terhadap perilaku asertif transgender tidak

memiliki korelasi yang cukup, justru terhitung sangat lemah dan dianggap tidak

ada dengan hasil korelasi statistic 0,155. Berdasarkan hasil uji statistik, pada uji

(31)

dengan variable y tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan

yang kuat antara terpaan tayangan dengan sikap asertif kaum transgender, karena

besar kemungkinan sikap asertif tersebut terbentuk oleh faktor lain selain

tayangan Be A Man.

Dan pada jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Erlyana Dewi, Agus

Setiaman, ilham gemiharto yang berjudul “Hubungan terpaan acara har iring di

TVRI J awa Barat dengan sikap masyarakat J awa Barat terhadap kesenian

sunda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan acara

Hariring di TVRI Jawa Barat dengan sikap masyarakat Jawa Barat terhadap

kesenian Sunda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survai dengan teknik korelasional yang mencoba meneliti hubungan

antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Data diperoleh dari

kuesioner, wawancara, observasi, dan studi kepustakaan yang kemudian dianalisis

dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Populasi penelitian ini adalah

seluruh masyarakat kota Bandung yang menonton acara Hariring TVRI Jawa

Barat dengan penarikan sampel sebanyak 63 orang. Teknik penarikan sampel

yang diterapkan di dalam penelitian ini yaitu teknik acak berkelompok banyak

tahap. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara terpaan acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan sikap

masyarakat terhadap kesenian Sunda. Terdapat hubungan yang kuat antara daya

tarik, isi pesan dan intensitas dengan aspek kognitif, afektif dan konatif

masyarakat terhadap kesenian Sunda.

(32)

menjaga dan meningkatkan kualitas tayangan acara Hariring. Serta memperbaiki

kekurangan yang ada dengan memperhatikan unsur daya tarik, isi pesan, dan

intensitas agar aspek kognitif, afektif, dan konatif masyarakat terhadap kesenian

Sunda meningkat. Sehingga masyarakat tertarik untuk ikut serta dalam

melestarikan kesenian Sunda.

Dengan adanya Jurnal Penelitian Terdahulu tersebut, maka penulis tertarik

untuk meneliti “Bagaimana hubungan tayangan bincang budaya di TVRI

J atim dengan sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan

budaya daerah”. Dimana Penelitian ini menggunakan teori SOR menunjukan

bahwa yang menjadi permasalahan utama adalah bagimana media mengubah

sikap dan perilaku khalayak sehingga dapat dilihat bagaimana acara ini dapat

mengajak masyarakat yang menonton acara ini dapat terinformasikan sekaligus

mengubah sikap masyarakat. Teknik analisis data menggunakan korelasi Rank

Spearman. Penelitian ini dilakukan di di kota surabaya dikarenakan kota surabaya

merupaka kota metropolitan kedua sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam

penelitian ini, dimnana surabaya kota yang sangat rentan terkena dampak dari

(33)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass comunication) disini ialah komunikasi melalui

media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang

luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum dan film yang

dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Effendy,2003:79). Komunikasi massa

menyiarkan informasi ,gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam

jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Melakukan kegiatan

komunikasi massa jauh lebih sukar dari pada komunikasi antar pribadi. Seorang

komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada

saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperolah

tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang merenggangkan

kelompok yang lainnya. Seoranh komunikator melaui media massa yang mahir

adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan

pesannya guna membina empati dalam jumlah terbanyak diantara

komunikan.meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang

fundamental adalah antara dua orang, benak komunikator harus mengenai setiap

komunikan kounikasi massa orang, benak komunikator harus mengenai setiap

komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi

(34)

2.2.2 Media Televisi

Televisi adalah panduan radio (brodcast) dan film (moving film). Para

penonton baik di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau

tidak ada unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar

yang bergerak pada layar televisi, jika ada unsur-unsur film. Televisi dikatakan

sebagai ”saudar muda” dari radio, karena lahirnya sesudah radio. Kelebihan

televisi dari media massa lainnya menyajikan berbagai kebutuhan ,baik hiburan,

informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak

perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat

televisi menyajikan ke rumah (Effendy,2004:60)

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi

dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau

pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi

cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrison,2004:1)

Salah satu bentuk media, televisi mempunyai beberapa fungsi yakni :

1. Fungsi Penerangan

Yang memberikan informasi-informasi atau berita-berita aktual yang

terjadi di lingkungan sekitar masyarakat.

2. Fungsi Pendidikan

Yang memberikan informasi yang mengandung unsur pendidikan dalam

meningkatkan pengetahuan serta penalaran masyarakat.

(35)

Acara-Acara yang ditayangkan di televisi, yang mengandung unsur

menghibur (memberikan hiburan kepada khalayak luas (Effendy, 1993 :

24)

2.2.3 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Dalam proses pertukaran informasi akan terjadi proses komunikasi baik

secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi memegang peranan penting

dalam suatu sistem informasi dalam proses penyampaian pesan. Komunikasi

massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan alat dengan

nama media massa dalam menyampaikan pesan. Komunikasi massa seing disebut

juga komunikasi media massa. Media massa memiliki kapasitas yang dapat

melipat gandakan pesan-pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta

menyebarluaskan dalam waktu yang relatif cepat kepada sejumlah audience,

seperti surat kabar, majalah, radio, film dan televisi. Massa dalam komunikasi

massa adalah semua orang yang menjadi sasaran media komunikasi atau yang

terjangkau oleh media massa. Massa meliputi semua lapisan masyarakat yang

tersebar dalam berbagai lokasi tetapi dalam waktu yang sama (wiryanto, 2003:16)

Berdasarkan definisi di atas, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri

khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-ciri komunikasi massa

adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Yaitu tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator

(36)

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,

yakni suatu institusi atau organisasi, komunikator pada komunikasi massa

adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya

bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan institusi atau

organisasi yang diwakilinya

3. Pesan pada komunikasi bersifat umum

Bersifat umum karena ditunjukkan kepada umum dan mengenai

kepentingan umum. Jadi tidak ditunjukkan perseorangn atau sekelompok

orang tertentu

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud keserempakan ialah keserempakkan kontak dengan

sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan

penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah

5. Komunikan bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi terjadi dari orang-orang yang heterogen, dalam

kebenarannya secara terpencar pencar, atara yang satu dengan yang

lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi.

Masing-masing berada dalam berbagai hal : Jenis kelamin, usia, agama, ideologi,

pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup,

cita-cita dan yang lainnya (Effendy : 2002:22)

Televisi dianggap sebagai sesuatu yang terpenting dalam kehidupan

manusia, dan karenanya sangat mendominasi kehidupan mereka seraya

(37)

kenyataan bahwa gambar yang tertayang di televisi (paket acara) baik film, drama,

berita maupun iklan akan mempengaruhi kejiwaan pemirsa. Secara nyata,

beberapa acara televisi telah membentuk pola kehidupanmasyarakat terhadap

berbagai macam informasi yang disajikan (Kuswandi,1996 : 94). Ada tiga efek

yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu

1. Efek Kognitif, yaitu : berhubungan dengan kemampuan berfikir dan bernalar

pemirsa untuk dapat menyerap serta memahami acara yang ditayangkan di

televisi, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, tidak mengerti dan bingung

menjadi merasa jelas

2. Efek Afektif, yaitu : ketertarikan pemirsa terhadap tayangan yang ditonton

3. Efek konatif, yaitu : bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha

yangcenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku,

maka efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Timbulnya efek konatif

setelah muncul kognitif dan atau efek afektif (Effendy:2000:319)

2.2.4 Masyarakat sebagai pemir sa televisi

Pemirsa yaitu masyarakat sebagai objek acara televisi memang terkadang

aktif dalam artian selalu memberi reaksi tayangan jelas menentukan seberapa jauh

media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian secara

emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu

ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh

komunikator. Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat

(38)

media massa mengetahui komponen isinya. Mereka adalah sasaran komunikasi

massa melalui media televisi siaran. Komunikasi dikatakan efektif, jika pemirsa

terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti tergerak hatinya dan

melakukan aktivitas aoa yang diinginkan pembicara (Effendy, 2000 : 84).

Penerima adalah mereka yang menjadi pemirsa dari media massa yang

bersangkutan, yaitu bersifat luas, heterogen dan anonim (Nasution, 1993 : 30).

Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam

menyebarkan pesannya dalam media massa sebab setiap individu dari khalayak

ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan,

agama, pendidikan (Effendy, 2000 : 20). Terlebih selama menyaksikan televisi

orang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain

itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan terpaan dari suatu

tayangan yang disajikan oleh televisi.

Dalam penelitian ini masyarakat dimaksudkan adalah pemirsa surabaya

yang menyaksikan tayangan Bincang budaya. Hal ini dikarenakan kebudayaan

dan kesenian daerah yang ada di surabaya kurang diminati lagi oleh wraga

surabaya, karena dinilai telah terdominasi oleh kebudayaan dan kesenian asing.

Maka dari itu masyarakat surabaya. Melihat kondisi ini sangat disayangkan jika

kebudayaan dan kesenian daerah sudah tidak dilestarikan lagi bagi remaja maupun

orang dewasa. maka diharapkan tayangan ini bisa diharpkan bisa mengajak

masyarakat untuk lebih menyukai dan bisa menghargi kebudayaan maupun

(39)

kesenian daerah yang digelar di taman budaya atau di tempat tempat yang biasa

digelar

2.2.5 Definisi Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, berpersepsi, dan merasa

memiliki tanggung jawab dalam menghadapi suatu objek, ide, situasi maupun

nilai. Tetapi sikap bukanlah perilaku, melainkan lebih pada merupakan

kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap suatu objek sikap.

Objek sikap bisa berupa benda, tempat, gagasan, situasi,informasi, atau kelompok.

(Rakhmat, 2004 : 23)

Sikap dapat terbentuk dari pengalaman, melalui sikap belajar. Pandangan

ini mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini bisa

disusun berbagai upaya melalui pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan,

dan sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Artinya melalui media

komunikasi dapat dilakukan perubahan sikap seseorang

Rakhmat (2002 : 96) menjelaskan bahwa hakekatnya sikap merupakan

suatu suatu interelasi dari berbagai komponen-komponen tersebut ada 3 yaitu :

1. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang

dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian

terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut

(40)

Yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak sekarang. Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem

nilai yang dimilikinya.

3. Komponen konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertngkah laku yang berhubungan

dengan objek sikapnya (Rakhmat, 2002 : 96)

Dari penjelasan diatas jika dikaitkan dengan komunikasi yang penting

adalah tentang bagaimana caranya agar suatu pesan (isi, contetnt) yang

disampaikan oleh komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada

komunikasi, maka terdapat hubungan antara sikap dan dampak yang dihasilkan

dar media televisi pada isi (pesan) yang disampaikan oleh komunikator

2.2.6 Sikap Pemir sa

Menurut Rakhmat (2002 : 40) sikap adalah kecenderungan bertindak,

berpesepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.

Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan

cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,

tempat, gagasan, atau situasi atau kelompok

Sedangkan menurut L.L Thursione (1946) dalam ahmadi (2007:150) sikap

sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi : si,bol,

(41)

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra

terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,

mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif,

1956 dalam Rakhmat, 2002:40)

Sikap terbentuk terutama dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki dan

informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu ( Polhaupessy,2006:104).

Sikap dapat dikatakan sebagi fungsi dari manusia, seperti persepsi, motivasi dan

berpikir yang seperti itu menunjukkan hubungan-hubungan, bahwa sampai

batas-batas tertentu perilaku yang diramalkan (Polhaupssy, 2006 :110)

2.2.7 Teori Kebutuhan Infor masi terhadap media massa

Mengenai Pemenuhan Kebutuhan Informasi Menurut Davis dalam Abdul

Kadir, Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini

atau saat mendatang. (2003: 283) Katz mengklarifikasikan kebutuhan manusia

apabila dikaitkan dengan media massa yang dihadapinya menjadi :

1. Kebutuhan kognitif

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan

kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan

(42)

adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (curiosity) dan

penjelajahan (explanatory) pada diri kita.

2. Kebutuhan Afektif

Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan

emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang

pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan Integratif personal

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha yang

memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi. Kebutuhan seperti ini

dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan

harga diri. (Liliweri, 1991:135-138).

2.2.8 Pr ogram Talkshow

Talk show dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Talk show yang sifatnya ringan dan menghibur

2. Talk show yang sifatnya formal dan serius

Talk show yang sifatnya formal dan serius umumnya termasuk dalam

kategori berita, sementara talk show yang sifatnya ringan dan menghibur

termasuk dalam kategori informasi.

Untuk kategori yang kedua ini, talk show biasanya disampaikan dalam

(43)

narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat. Topik-topik yang sifatnya

ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana santai dan ringan itu juga

tercermin dari kepiawaian sang tuan rumah acara (host) alias moderator yang

menghidupkan suasana dengan komentar-komentar atau ulah jahil yang

memancing tawa.

Talk Show di tv memerlukan sejumlah hal yang harus dipersiapkan,

menyangkut teknis dan non teknis.

1. Masalah Teknis

Terkait dengan studio, kamera, set, kelengkapan mikropon. Ini harus terus

menerus dicek kelengkapan dan kesiapan alatnya. Prosedur standarnya,

cek kelengkapan alat paling tidak satu jam sebelum on air atau taping.

Gunanya adalah meminimalisir adanya kesalahan atau alat yang tak

berfungsi. Setelah alat dicek, pastikan semuanya ready dengan membuat

simulasi penggunaan alat mulai dari kamera, lighting, mikropon. Karena

talk show umumnya menggunakan lebih dari mikropon, pastikan

semuanya berfungsi dengan baik.

2. Masalah Non Teknis

Menyangkut hal-hal seperti wardrobe, make up hingga content talk show.

Persiapkan busana sesuai jenis acara, ukuran tubuh narasumber maupun

pewawancara. Pastikan narasumber tidak menggunakan warna tertentu

atau desain pakaian yang membuat silau, atau merusak pencahayaan.

Ada beberapa talk show yang menarik dicermati. Dikemas dalam berbagai

(44)

tak berdiri sendiri sebagai sebuah tontonan.Ia dipadukan dengan unsur hiburan,

yang kadang menjadi titik utama. Bahkan kini berkembang genre talk show baru

yang muatan acaranya melenceng dari mainstream acara sejenis. Tema talk show

pun beragam, tidak melulu mengenai persoalan kekinian (current affair) masalah

sosial-politik-ekonomi, tapi bisa juga menyentuh persoalan-persoalan privat

seperti artis, perceraian, hingga percintaan.Di Amerika, acara talk show tv sangat

beragam dan digemari pemirsa. Umumnya talk show disiarkan saat malam hari

selepas prime time. Meski larut, namun acara ini tetap digemari. Bahkan beberapa

acara talk show bertahan hingga bertahun-tahun.

2.2.9 Talkshow Bincang Budaya

Acara bincang budaya merupakan program acara kerja sama antara TVRI

Jawa Timur dengan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

Acara ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah, dalam menyikapi

semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian mancanegara. Bincang

budaya tayang di TVRI setiap seminggu dua kali Pukul 18.00-19.00 WIB. Melalui

media TVRI disbudpar ingin mengajak masyarakat untuk mengetahui informasi

terkait dengan kebudayaan, kesenian dan juga sekaligus menginformasikan

tentang adanya acara-acara rutin yang biasanya diadakan di UPT Taman budaya

Surabaya, seperti festival dalang jawa Timur tahun 2014, Gelar Seni Budaya

Kabupaten Nganjuk, Pergelaran Periodik Teater tradisi janger karisma dewata drs

sutaji m,pd.(banyuwangi)"kurbaning asmoro" , pagelaran periodik wayang kulit ,

(45)

Tidak hanya itu acara bincang budaya juga memberikan informasi

mengenai acara acara kesenian dan kebudayaan yang diselenggaraka oleh setiap

kabupaten atau kota di jawa Timur Acara Bincang budaya menyajikan berbagai

informasi seni dan budaya yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan

narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Jawa Timur dan semua

UPT di bawah naungannya diantaranya UPT musium mpu tantular, UPT Sekolah

Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT pengembangan ekonomi kreatif

taman candra wilwatikta pandaan. Talkshow ini adalah bentuk komunikasi antara

pemerintah dan masyarakat agar mengetahui berbagai kegiatan seni dan budaya

yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur dengan tujuan agar masyarakat

menyukai kesenian daerah. Pada acara bincang budaya ini juga dibuka sesi dialog

interaktif sehingga masyarakat dapat bertanya secara langsung dalam berbagai hal

yang berkaitan dengan perkembangan seni dan budaya di jawa timur. (sumber:

Sekretariat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur)

2.2.10 Seni dan Budaya

Banyak orang yang menganggap bahwa ada kesamaan pada pengertian

seni budaya, padahal antara seni dan budaya memiiki dua makna yang berbeda.

Dimana masing-masing mempunyai parameter tersendiri, meskipun antara kedua

masih memiliki keterkaitan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahsa

sangsakerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

(46)

Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam

bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Adapun pengertian budaya menurut para ahli :

Pengertian Budaya Menur ut Koentjar aningr at

Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang

dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya

dengan belajar.

Budaya Menur ut E.B. Taylor

Budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan

kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Budaya Menur ut Linton

Budaya adalah Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang

merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu

masyarakat tertentu.

Sumber : http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/

Sedangkan Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh

karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam

intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu

yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. seni adalah suatu

(47)

dapat kita ungkapkan dengan kata2 dan bisa dengan musik, bisa dengan lukisan,

bisa dengan tarian sesuai dengan cirikhasnya. Kesenian adalah bagian dari budaya

dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan

dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa

manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi

menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan

nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas

suatu masyarakat. Karena Seni itu sangat luas maka perlu dikaji Arti Seni

Menurut berbagai Sumber :

Kuntjar aningrat

Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,

dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia

dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia.

William A. Haviland

Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan

imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan

kebudayaan tertentu

Irving Stone

Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti roti atau anggur atau mantel hangat

dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah,

pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya

(48)

http://carapedia.com/pengertian_definisi_kesenian_menurut_para_ahli_info491.ht

ml

Kebutuhan akan seni budaya merupakan kebutuhan manusia yang lebih

tinggi diantara urutan kebutuhan lainnya. Seni budaya berkaitan langsung dengan

kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman, dan pada puncaknya

merupakan proses evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila masyarakat makmur

dan sejahtera.

Adapun beberapa macam seni tradisional yang ada di Jawa Timur :

a. Drama Tari Wayang Topeng

Berkembang di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari,

Kedungmonggo. Drama tari wayang topeng pada umumnya menggelar cerita

tentang Panji. Didaerah Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan

Topeng Dalang dengan cerita Mahabarata. Didaerah Situbondo tepatnya di

Kraksaan dan Panarukan dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini

disesuaikan dengan nama dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu

Kartosuwignyo.

b. Tari gandrung Banyuwangi

Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari

gandrung ini merupakan perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.

Tari gandrung ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya :

(49)

2. Gandrung, Secara bergantian tukang gedog atau tukang mengatur giliran

menari, mempersilahkan para tamu untuk menari dengan penari gandrung.

3. Seblang, Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

c. Tari Jaranan Buto

Tari ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini

dipertunjukkan pada Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini

serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-kudanya menggambarkan

binatang yang berkepala Raksasa.

d. Tari Reog Kendang

Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah

Tuliunggagung dan sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan –

iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak raksasan di kawah gunung

Kemput, Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota

Kediri. Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan

gendang prajurit bugis dalam salah satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang

digunakan adalah Tam-Tam (kendang kecil yang digendong)

e. Tari Reog Ponorogo

Merupakan tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda

kepang, Penari dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek,

penthul dan tembem serta celengan. Tarian ini diangkat dari cerita panji

yangberkisah tentang perjalanan Raden Klana Sewandono meminang putri

kediri yang dalam perjalanannya harus berperang dengan singobarong dengan

(50)

f. Tari Glipang

Tari ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya

kebanyakan mengambil unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh

humor, Penggambaran tarian ini yaitu tentang pemuda-pemuda yang sedang

berlatih olah keprajuritan

g. Tari Gembu /Gambuh

Tarian ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal

senjata keris dan perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu

agung dan para raja di daerah Sumenep.

h. Tari Remo

Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk.

Jenis tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri. Disaat menari,

penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi ( ngidung) yang berisi

pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan

tropongan, ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah

dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi baru. Dalam perkembangannya tari

remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas. Tokoh-tokoh peanri Remo yang

masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah dari Sidoarjo, Bollet dari

Jombang, Markaban dari Surabaya.

i. Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional

Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini

menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong

(51)

tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara

dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.

J. Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan

suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di

gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan

rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan

lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

2.2.11 Teori Stimulus Organism Response (S-O-R)

Menurut Effendy, 2000 teori SOR ini menjelaskan tentang adanya reaksi

khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus, sehingga seseorang

dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah sebagai berikut :

1. Stimulus, dalam hal ini adalah pesan (message)

2. Organism

(52)

Mengutip pendapat Hovlan, jenis dan kelley : Effendy, 2000 menelaah

sikap dari organism ada 3 variabel, antara lain (1) perhatian, (2) pengertian, (3)

Penerimaan

1. Perhatian 1. Suka / tidak suka 2. Pengertian 2. Setuju / tidak setuju 3. Penerimaan 3. Melakukan / menolak

Gambar 1 Teori S-O-R

Sumber : Soemarga, RD, 2008. Strategic marketing communication Konsep Strategis dan terapan. Bandung : CV Alfabetha

2.2 Kerangka Berpikir

Televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui

perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia mulai dari film, berita,

hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandigkan dengan media

massa yang lain televisi lah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi

kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga

menampilkan gambar, sehingga informasiyang disampaikan akan lebih mudah

dimengerti. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari

pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya.

TVRI merupakan satu satunya Televisi pemerintah yang mempunyai

program acara bincang budaya. Program ini terbilang bagus karena menayangkan

Gambar

Gambar 1 Teori S-O-R
Gambar 2 Kerangka Berpikir
Tabel penolong Koefisien Korelasi Rank Spearman
Tabel 2 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gaya geser rencana Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 21.6.5.5., kuat gaya geser rencana Ve ditentukan dari kuat momen maksimum,

Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan simpulan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan Break Even Point (BEP) pada Bakso Granat Mas Azis dengan cara mengklasifikasikan biaya-biaya produksi,

Pada penelitian ini, telah dilakukan simulasi model sistem penerimaan sinyal ADS-B melalui satelit orbit rendah untuk melihat pengaruh posisi pesawat terhadap satelit, loss dan

intermittent feeding lebih memberikan keuntungan karena kesiapan lambung dalam menerima nutrisi enteral karena diberikan secara bertahap, lambung yang tidak terisi

interpretasi untuk memberikan pemahaman tentang fenomena migran kepada pengunjung (berdasarkan pengalaman saya) bisa dibilang berhasil. Jika kita berniat mengamati seluruh

Belanja tidak langsung menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

Bila siswa tidak mampu menaati peraturan yang berlaku maka akan ada penangan khusus dari sekolah melalui kesiswaan bahkan guru bimbingan dan konseling agar siswa dapat