“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH”
(Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya
dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “VETERAN” J awa Timur
Oleh :
DEA ADELIA SURYANI
NPM. 1043010114
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH”
(Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya
dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah)
Disusun Oleh :
DEA ADELIA SURYANI NPM. 1043010114
Telah disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001
Mengetahui,
D E K A N
“HUBUNGAN TAYANGAN BINCANG BUDAYA DI TVRI J AWA TIMUR DENGAN SIKAP MASYARAKAT SURABAYA DALAM MELESTARIKAN SENI DAN BUDAYA DAERAH” (Studi Kor elasi Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyar akat Sur abaya
dalam Melestar ikan Seni dan Budaya Daer ah) Disusun Oleh :
DEA ADELIA SURYANI NPM. 1043010114
Telah diper tahankan dihadapkan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur Pada Tanggal 17 J uli 2014
PEMBIMBING UTAMA
Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001
TIM PENGUJ I 1.Ketua
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu dekat dengan kita karena berkat anugerah dan kebaikanNya yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ”Hubungan
Tayangan Bincang Budaya dengan Sikap Mayarakat Surabaya dalam
Melestarikan Seni dan Budaya Daerah”. Penulisan Skripsi ini merupakan salah
satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka
memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana.
Hasil penulisan Skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata,
namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Ir. H. Didiek
Tranggono, MSi. sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini
Dalam proses penyelesaian penulisan Skripsi ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.
2. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.
3. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim
5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.
6. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, MSi. sebagai dosen pembimbing
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu maupun Staf Karyawan FISIP hingga
UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.
8. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang tiada hentinya memberikan didikan serta
kasih sayang kepadaku. Dan kebahagiaan mereka menjadi tujuan utamaku..
9. Kakak tersayang yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih banyak atas bantuannya atas terselesainya Penulisan Skripsi ini
10. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum
berlangsungnya proses penulisan skripsi ini hingga selesainya skripsi ini, ,
Karina Putri dan Adila N Hasanah. Teman seperjuangan dalam penyelesaian
skripsi. Terimakasih sudah menemani saya. Dan seluruh pihak yang tak
dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk
bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan
demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan
bagi berbagai pihak. Amin
DAFTAR ISI
2.2.3. Televisi sebagai media komunikasi massa ...21
2.2.4. Masyarakat sebagai Pemirsa Televisi ...23
2.2.5. Definisi Sikap ...25
2.2.8. Program Talkshow ...28 3.1. Definisi Operasional dan pengukuran variabel ...42
3.1.1. Definisi Operasional...42
3.1.2. Pengukuran Variabel ...43
3.2. Populasi, sampel dan teknik penarikan sampel ...51
3.2.1. Populasi ...51
3.2.2. Sampel dan Teknik penarikan sampel ...52
3.3. Metode Pengumpulan data ...53
3.4. Analisis data ...53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian ...57
4.1.1. Profil Stasiun Televisi TVRI Jawa Timur ...57
4.1.2. Visi dan Misi TVRI Jawa Timur ...60
4.1.3. Tayangan Bincang Budaya ...61
4.2. Penyajian dan Analisis data...62
4.2.1. Karakteristik Responden ...63
4.2.2. Penyajian Data ...66
4.2.2.1. Variabel Terpaan Tayangan Bincang Budaya ...67
4.2.2.2. Variabel Sikap Masyarakat ...70
4.3.2. Hasil Pengujian ...97
4.3.3. Pembahasan ...99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...103
5.2. Saran ...104
DAFTAR PUSTAKA ...106
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tabel penolong Koefisien Korelasi Rank Spearman ... 54
Tabel 2 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi ... 56
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 64
Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 66
Tabel 4.5 Frekuensi Menonton Tayangan Bincang budaya ... 67
Tabel 4.6 Durasi Menonton Bincang Budaya ... 68
Tabel 4.7 Terpaan Tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim (X) ... 69
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban penambahan wawasan pengetahuan ... 71
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban pemberian apresiasi seniman dan budayawan ... 72
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban seni dan budaya daerah masih ada ... 74
Tabel 4.11 Frekuensi jawaban mengetahui jenis macam seni budaya daerah ... 75
Tabel 4.12 Frekuensi Jawaban pagelaran periodik ... 76
Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban rasa memililiki seni dan budaya daerah ... 78
Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Tema yang selalu ganti ... 79
Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Narasumber yang handal ... 81
Tabel 4.16 Frekuensi jawaban Hiburan yang bernunsa seni budaya daerah ... 82
Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Partisipasi dalam pagelaran ... 87
Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban membuat komunitas di tempat tinggal... 88
Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Mengurangi tindakan budaya asing ... 90
Tabel 4.22 Frekuensi Jawaban mempelajari seni budaya daerah lebih dalam ... 91
Tabel 4.23 Sikap Masyarakat melestarikan seni budaya daerah (Y) ... 93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Teori S-O-R ...38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Penelitian ...108
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Terpaan Tayangan Variabel X ...111
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Komponen Kognitif ...113
Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Komponen Afektif ...115
Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Komponen Konatif ...117
Lampiran 6 Total Jawaban Variabel Y ...119
Lampiran 7 Tabel Penolong Korelasi Rank Spearman ...123
Lampiran 8 Tabel T ...126
ABSTRAKSI
DEA ADELIA SURYANI – Hubungan Tayangan Bincang Budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daerah (Studi Korelasi Tayangan Bincang budaya di TVRI J atim dengan Sikap Masyarakat Sur abaya dalam Melestarikan Seni dan Budaya Daerah). Penelitian ini didasarkan pada fenomena semakin terdesaknya kesenian dan kebudayaan lokal/daerah oleh kesenian dan kebudayaan asing, hal ini juga didukung oleh sedikitnya media massa seperti media elektronik yang menyajikan informasi tentang kesenian dan kebudayaan daerah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana tayangan bincang budaya mengubah sikap masyarakat Surabaya dalam melestarikan seni dan budaya daerah
Teori yang digunakan adalah Teori S-O-R. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner. Pertayaan dalam kuisioner dikembangkan dari indikator variabel X dan Y. Variabel X dan Y diberikan bentuk pertanyaan tertutup.
Metode penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, Karena data berbentuk Ordinal maka untuk menguji hubungan antara kedua Variabel digunakan koefisien korelasi Rank Spearman.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang rendah antara tayangan Bincang Budaya di TVRI Jatim dengan sikap Masyarakat Surabaya. Sehingga kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa Tayangan bincang budaya bukan satu satunya penyebab yang membuat masyarakat terdorong untuk melestarikan seni dan budaya daerah. Tayangan bincang budaya mempunyai hubungan dalam kaitan pelestarian seni dan budaya daerah, tetapi tayangan bincang budaya kurang kuat dalam memberi manfaat untuk melestarikan seni dan budaya daerah
Kata Kunci : Tayangan Bincang Budaya, Sikap Masyarakat, Seni dan budaya Daerah ABSTRACT
DEA ADELIA SURYANI – The Relation of “Bincang budaya” in East Java TVRI with Preserving Public Attitudes in the Regional Arts and Culture (Studiess Correlation “Bincang Budaya” culture East Java TVRI in Surabaya Public Attitudes in Preserving Arts and Cultural Regions).This study is based on the phenomenon terdesaknya local arts and culture / arts and culture area by foreigners, it is also supported by at least the mass media such as electronic media that provide information about the local arts and culture. The purpose of the study is to determine how the talk show culture change people's attitudes Surabaya in preserving the art and culture of the region
The theory used is the theory S-O-R. The primary data in this study was obtained through a questionnaire. Pertayaan in the questionnaire was developed from the indicator variables X and Y. X and Y variables given the form of closed questions.
Quantitative research methods approach. The sampling technique used was purposive sampling, Because the data in the form of Ordinal then to examine the relationship between the two variables used Spearman Rank correlation coefficient.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh
informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat tanpa memerlukan informasi. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri
kebenarannya karena pada umumnya masyarakat selalu mencari informasi yang
dianggap perlu untuk mereka ketahui. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal
yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan
kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana
komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media massa
akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan
dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti
dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari
informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).
Informasi yang disajikan media massa merupakan kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga antara manusia dan
media massa, keduanya saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat
dipisahkan. Manusia membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya
akan informasi, sedangkan media massa memerlukan manusia untuk mendapatkan
informasi dan mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media massa
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (forum) yang
semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode ,gaya hidup dan norma-norma. Media telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memeproleh gambaran
dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyaralat dan kelompok secara kolektif.
Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3).
Seiring dengan perkembangan waktu, zaman komunikasi massa seperti
sekarang ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan adanya
kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa keingintahuan masyarakat
yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, sekarang ini komunikasi
massa dirasa sangat penting bagi masyarakat. Dengan mereka mengetahui apa
yang terjadi di sekitarnya, secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk dijadikan sebuah bahan pembicaraan sehingga interaksi yang
terjadi di masyarakat berjalan secara terus - menerus.
Perkembangan teknologi dan informasi dari waktu ke waktu melahirkan
inspirasi yang luar biasa dengan ditandai munculnya televisi, radio, satelit dan
semakin berkembang dan sampai pada tahap yang modern seperti yang terjadi
pada saat ini. Pada saat situasi seperti ini salah satu pihak yang dapat memberikan
informasi secara global adalah televisi. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan
audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan
kepribadian secara luas, hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya
perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah
terpencil (Wibowo, 2007:17).
Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in the
home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan
keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio visual, dengan
kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini menjadi daya tarik
kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai
unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat
peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).
Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan
pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu
Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak langsung telah mendorong
munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
dan Surya Citra Televisi (SCTV), MNC TV, TV ONE, METRO-TV, TRANS TV,
Global TV dan Trans 7 saat ini mulai tumbuh dan berkembang, baik yang
di beberapa daerah, misalnya Riau TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi.
Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi
masyarakat.
Namun dari berbagai macam Stasiun Televisi Swasta saat ini konteksnya
sudah jauh dari tujuan awal media untuk memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan masyarkat. TV swasta saat ini dalam acaranya jauh lebih hedonistik
dan lebih liberal, lebih banyak menayangkan acara yang kurang mendidik
masyarakat seperti sinetron, gosip infotaiment, kekerasan, kejahatan, tayangan
seksual yang sebenarnya bukan suatu kebutuhan masyarakat. Tayangan ini hanya
memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat luas. Dari berbagai
munculnya TV swasta yang semakin banyak, hanya TVRI yang mampu
mempertahankan kekonsistensinya dalam memberikan informasi kepada
masyarakat (Mulyana,2003:26). TVRI memiliki fungsi untuk melayani
masyarakat dengan menyajikan berbagai program yang dibutuhkan masyarakat.
Fungsi tersebut memiliki konsekuensi bahwa TVRI harus memberikan pengakuan
secara signifikan terhadap peran supervisi dan evaluasi publik melalui sebuah satu
mekanisme yang melekat.
(http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/02/14/membangun-tvri-impian-439112.html) diakses tanggal 7 maret
tahun 2014 pukul 19.30 WIB
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang
menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut
siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24
bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional,
mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.
Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan
pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan
masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(http://www.tvri.co.id/index.php/perihaltvri/sejarah) Diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 20.00 WIB.
Dari stasiun televisi yang ada di Indonesia yang memberikan informasi
kesenian dan kebudayaan , peneliti lebih berfokus pada TVRI JATIM khususnya
pada acara Bincang Budaya dikrenakan tayangan ini menyajikan informasi
tentang seni dan budaya yang ada di Jawa Timur, sekaligus di setiap acara selalu
memberikan tema yang berbeda dan sekaligus memberikan informasi tentang
diadakannya kesenian daerah dari berbagai kabupaten sesuai dengan tema yang
sedang di bahas di Taman budaya ataupun tempat-tempat yang telah disediakan
yang bersifat umum, sehingga masyarakat dapat melihat pertunjukan. Alasan lain
mengapa peneliti meneliti tentang acara bincang budaya yakni di era modern ini
telah berkembang kesenian luar yang mulai masuk dalam jiwa remaja sekarang.
tradisional adalah budaya yang ketinggalan jaman atau kuno. Oleh karena itu
mereka lebih memilih kesenian luar yang mereka anggap lebih modern dan
mengikuti perkembangan jaman. Akan tetapi pada kenyataannya banyak orang
asing yang berlomba – lomba untuk mempelajari kesenian bangsa sendiri
(Indonesia), tidak hanya itu ada diantara Negara asing yang mengklaim
kebudayaan Indonesia sebagai kesenian mereka. Kebudayaan lokal Indonesia
yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk
mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal
Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,
menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya,
masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis
dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa
sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu
negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai
dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi
masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya
lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya
lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui
oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap
perkembangan di negranya.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai
menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya
budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata cara
berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara
berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar
mengakibatkan budaya tersebut berubah, sekarang berpakaian yang membuka
aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam
masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga
mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih
makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.
Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.
Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian
dalam kehidupan kita .Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis
makanan tradisional. Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa
anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal
dari daerah asal mereka.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar
dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia.
Sumber :
http://ekofitriyanto.wordpress.com/2012/04/18/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari-luar/ (diakses tanggal 3 april 2014 pukul 10.00
WIB)
Dari permasalahan yang ada TVRI Jatim sebagai media informasi massa
membuat acara bincang budaya bersama dinas kebudayaan dan pariwisata
provinsi Jawa Timur , tayangan yang berisi tentang kesenian dan kebudayaan
lokal khusunya di jawa timur, agar masyarakat bisa mengenal dan mengerti serta
tidak hilang kebudayaan dan kesenian lokal di indonesia khusunya di provinsi
jawa timur. Tayangan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah,
dalam menyikapi semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian
mancanegara. Bincang budaya menyajikan berbagai informasi seni dan budaya
yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan narasumber yang berbeda.
Talkshow ini adalah bentuk komunikasi antara pemerintah dan masyarakat agar
mengetahui berbagai kegiatan seni dan budaya yang dilakukan oleh pemerintah
Jawa Timur misalnya menginformasikan pagelaran periodik wayang kulit , ludruk
dan tampilan berbagai kesenian yang disajikan oleh kabupaten atau kota di Jawa
Timur dengan tujuan akhirnya agar masyarakat menyukai kesenian daerah.
Acara yang bekerjasama dengan Dinas kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jatim ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah, dalam
menyikapi semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian mancanegara.
Bincang budaya menyajikan berbagai informasi seni dan budaya yang dikemas
dalam bentuk talkshow dengan narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata
musium mpu tantular, UPT Sekolah Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT
pengembangan ekonomi kreatif taman candra wilwatikta pandaan. Talkshow ini
adalah bentuk komunikasi antara pemerintah dan masyarakat agar mengetahui
berbagai kegiatan seni dan budaya yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur
misalnya menginformasikan pagelaran periodik wayang kulit , ludruk dan
tampilan berbagai kesenian yang disajikan oleh kabupaten atau kota di Jawa
Timur dengan tujuan akhirnya agar masyarakat menyukai kesenian daerah. Pada
acara bincang budaya ini juga dibuka sesi dialog interaktif sehingga masyarakat
dapat bertanya secara langsung dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
perkembangan seni dan budaya di jawa timur. (sumber: Sekretariat Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur)
Adapun Masalah acara bincang budaya yang terkait dengan penelitian
yakni acara bincang budaya dalam tayangannya selalu mendatangkan narasumber
yang beragam seprti narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Jawa
Timur dan semua UPT di bawah naungannya diantaranya UPT musium mpu
tantular, UPT Sekolah Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT
pengembangan ekonomi kreatif taman candra wilwatikta pandaan, namun apakah
narasumber ini telah menguasai materi seperti yang dikatakan oleh sekretariat
disbudpar bahwa narasumber yang datang harus memahami tentang ragam budaya
di jatim sehingga jika ada masyarakat yang menanyakan melalui line telepon atau
sesi dialog interaktif dapat dijawab dengan baik yang tentunya ini akan menjadi
pengetahuan ataupun informasi terkait dengan masalah kesenian dan kebudayaan
masyarakat juga terpuaskan dari ini. Acara bincang budaya ini disiarkan oleh
TVRI , karena TVRI merupakan mitra keja bagi pemerintah, namun apakah TVRI
dapat menyajikan informsi dan dapat mengubah sikap masyarakat terkait dengan
kebutuhan kognitif, afektif dan konatif jika hanya tayang dalam satu minggu dua
kali, yang dirasa sangat kurang karena mengingat kebudayaan dan kesenian
daerah sudah sangat tertinggal jauh minatnya dibanding dengan kebudayaan
asing.
Di sini tugas dari TVRI dan Dinas kebudayaan dan pariwisata berperan
untuk mengajak masyarakat untuk menyukai dan memahami tentang kebudayaan
dan kesenian daerah khususnya provinsi jawa timur melalui acara bincang budaya
yang ditayangkan melaui media Televisi. Karena menurut hasil survey yang
dilakukan BPS statistik sosial budaya tahun 2012 Kesenian daerah lebih banyak
diikuti oleh penduduk di daerah perdesaan (83,96 persen) dibandingkan dengan di
perkotaan (78,69 persen). faktor lain yang dapat dilihat dari kegiatan sosial
budaya adalah kegiatan kesenian. selama tahun 2006 sampai 2012, persentase
penduduk yang menonton pertunjukan kesenian daerah mengalami fluktuasi. pada
tahun 2006 terdapat sekitar 15,97 persen penduduk yang menonton pertunjukan
kesenian daerah. persentase ini turun pada tahun 2009 menjadi 10,02 persen, naik
pada tahun 2012 menjadi 17,05 persen. persentase penduduk yang melakukan
pertunjukan kesenian daerah juga relatif sangat rendah, tahun 2006 sekitar 0,33
persen, tahun 2009 0,30 persen, dan tahun 2012 naik menjadi 0,50 persen. Di sisi
lain, minat penduduk untuk menikmati seni patung, seni lukis dan seni kerajinan
persen, seni lukis 0,65 persen dan seni kerajinan sebesar 1,31 persen.
(http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/sta_sos_bud_%202012/files/search/searchte
xt.xml) diakses tanggal 10 maret 2014 pukul 20.15 WIB
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasamya manusia
mempunyai sikap yang berbeda beda dalam menghadapi terpaan pesan melalui
media. Sikap dapat terbentuk dari pengalaman, melalui sikap belajar. Pandangan
ini mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini bisa
disusun berbagai upaya melalui pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan,
dan sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Artinya melalui media
komunikasi dapat dilakukan perubahan sikap seseorang. Rakhmat (2002 : 96)
menjelaskan bahwa hakekatnya sikap merupakan suatu suatu interelasi dari
berbagai komponen-komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif
Komponen kognitif, komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Seni dan budaya
daerah memang saat ini sudah tergerus oleh seni dan budaya asing. Hal ini terjadi
karena minimnya pengetahuan mereka terhadap berbagai jenis dan macam dari
seni dan budaya daerah, bagaimana tidak media informasi saat ini lebih sering
menampilkan tentang kebudayaan asing seperti film-film korea, tari dance modern
di berbagai sinetron dll. Maka tidak heran jika masyarakat saat ini kurang
memahaami apa sebenrnya kesenian dan kebudayan daerah dari bangsa sendiri
karena media televisi sebagai media massa sendiri masih sangat minim dalam
menyajikan tayangan yang berupa tayangan seni dan budaya daerah. Minimnya
kurangnya pemahaman akan esensi seni itu sendiri. Menjadi tugas pemerintah
untuk lebih banyak menekankan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator maupun
mendiator untuk mempertemukan seniman seniwati dengan masyarakat
pecintanya lewat pegelaran. (http://www.pikiran-rakyat.com/node/189833) akses
tanggal 3 april 2014, pukul 11.35 WIB
Komponen afektif, berhubungan dengan rasa senang atau tidak sekarang.
Sebagaimana diketahui Indonesia dengan luas wilayah ± 1.906.240 km², dan
dengan jumlah penduduk 241.973.879 jiwa (2005), melahirkan keanekaragaman
budaya yang luar biasa. Keanekaragaman budaya tersebut dapat dilihat dalam
bentuk tarian, lagu daerah, baju daerah, adat istiadat, motif kain, ornamen, alat
musik, bahasa, cerita rakyat, makanan dan minuman, seni pertunjukan, produk
arsitektur dan lain sebagainya. Tetapi satu persatu kebudayaan tersebut punah dan
bahkan di klaim oleh negara lain sebagai miliknya. Pengklaiman ini disebabkan
oleh lebih cenderungnya generasi muda memilih dan kurangnya rasa memiliki
terhadap kebudayaan luar negeri dibandingkan kebudayaan milik negeri Ibu
Pertiwi ini.
(http://triadarabarlian.wordpress.com/2011/06/09/kurangnya-rasa-
nasionalisme-yang-dimiliki-oleh-generasi-muda-menyebabkan-punahnya-budaya-bangsa/)
Komponen konatif Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertngkah
laku yang berhubungan dengan objek sikapnya (Rakhmat, 2002 : 96) masalah –
masalah yang terkait dengan seni dan budaya daerah itu semua merupakan karena
kurangnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pemerdayaan seni dan
timur masih sangat minim hal ini yang menyebabkan masyarakat kurang
mempejari kebudyaan sendiri karena dinilai sangat membosankan.
Di sini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui
Sejauh mana hubungan tayangan bincang Budaya di TVRI Jawa Timur dengan
sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan budaya daerah. Adapun
responden yang akan dijadikan obyek penelitian adalah masyarakat Surabaya
yang menonton acara bincang budaya dengan kriteria berusia 25 - 55 tahun,
peneliti memilih usia ini dikarenakan menurut Elizabeth Hurlock pada usia
tersebut seseorang telah memiliki kemampuan berpikir yang matang dan
sempurna serta memiliki keterlibatan sosial yang tinggi dalam lingkungannya.
Adapun Kota Surabaya sebagai lokasi penelitian terkait dengan penelitian karena
Surabaya merupakan kota yang kaya akan budaya dan dinilai sebagai kota
metropolitan kedua dan sebagai kota metropolitan, Surabaya dihuni oleh muti
etnis dan banyak suku bangsa seperti waraga tionghoa, suku Jawa, Batak, Madura
dan Bali dll. Ada juga warga negara asing termasuk Malaysia, Cina
(eastjava.com/tourism/surabaya/). Dari uraian diatas merupakan permasalahan
yang melatar belakangi ketertarikan peneliti untuk meneliti “Hubungan
tayangan bincang budaya di TVRI J atim dengan sikap masyar akat surabaya
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “ Bagaimana hubungan tayangan bincang budaya di TVRI
Jatim dengan sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan budaya
daerah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
tayangan bincang budaya di TVRI Jatim dengan sikap masyarakat surabaya dalam
melestarikan seni dan budaya daerah
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi dalam
pemenuhan kebutuhan informasi yang mendorong seseorang menonton
acara di Televisi
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
dalam mengembangkan penyjian berita atau hiburan dalam media
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi TVRI dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan dan meningkatkan
tayangan bincang Talk Show, khususnya Program acara Bincang
Budaya
3. Manfaat Sosial
Membentuk kesadaran, pengetahuan serta sikap masyarakat akan
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal
tersebut diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunal penelitian. Jurnal
penelitian pertama ditulis oleh Rima Okyavriani dan Yearry Panji yang berjudul
“Hubungan tayangan reality show be a man di global tv dengan perilaku
aser tif transgender” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Tayangan Reality Show Be a Man di Global TV dengan Perilaku Asertif
Transgender. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori uses and effect
dimana dilihat bahwa kaum transgender memiliki kesadaran dalam memilih untuk
menonton tayangan Be A Man dengan harapan terciptanya efek tertentu yaitu
sikap asertif. Berangkat dari hipotesis ini peneliti ingin melihat korelasi antara dua
variabel tersebut. Peneliti melakukan survey dengan terjun langsung ke lapangan,
dengan mendatangi komunitas transgender Yayasan Srikandi Sejati untuk
memperoleh data berupa pengisian kuesioner dan data-data sekunder lainnya.
Baik itu dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa terpaan tayangan “Be A Man” terhadap perilaku asertif transgender tidak
memiliki korelasi yang cukup, justru terhitung sangat lemah dan dianggap tidak
ada dengan hasil korelasi statistic 0,155. Berdasarkan hasil uji statistik, pada uji
dengan variable y tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan
yang kuat antara terpaan tayangan dengan sikap asertif kaum transgender, karena
besar kemungkinan sikap asertif tersebut terbentuk oleh faktor lain selain
tayangan Be A Man.
Dan pada jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Erlyana Dewi, Agus
Setiaman, ilham gemiharto yang berjudul “Hubungan terpaan acara har iring di
TVRI J awa Barat dengan sikap masyarakat J awa Barat terhadap kesenian
sunda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan acara
Hariring di TVRI Jawa Barat dengan sikap masyarakat Jawa Barat terhadap
kesenian Sunda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survai dengan teknik korelasional yang mencoba meneliti hubungan
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Data diperoleh dari
kuesioner, wawancara, observasi, dan studi kepustakaan yang kemudian dianalisis
dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Populasi penelitian ini adalah
seluruh masyarakat kota Bandung yang menonton acara Hariring TVRI Jawa
Barat dengan penarikan sampel sebanyak 63 orang. Teknik penarikan sampel
yang diterapkan di dalam penelitian ini yaitu teknik acak berkelompok banyak
tahap. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara terpaan acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan sikap
masyarakat terhadap kesenian Sunda. Terdapat hubungan yang kuat antara daya
tarik, isi pesan dan intensitas dengan aspek kognitif, afektif dan konatif
masyarakat terhadap kesenian Sunda.
menjaga dan meningkatkan kualitas tayangan acara Hariring. Serta memperbaiki
kekurangan yang ada dengan memperhatikan unsur daya tarik, isi pesan, dan
intensitas agar aspek kognitif, afektif, dan konatif masyarakat terhadap kesenian
Sunda meningkat. Sehingga masyarakat tertarik untuk ikut serta dalam
melestarikan kesenian Sunda.
Dengan adanya Jurnal Penelitian Terdahulu tersebut, maka penulis tertarik
untuk meneliti “Bagaimana hubungan tayangan bincang budaya di TVRI
J atim dengan sikap masyarakat surabaya dalam melestarikan seni dan
budaya daerah”. Dimana Penelitian ini menggunakan teori SOR menunjukan
bahwa yang menjadi permasalahan utama adalah bagimana media mengubah
sikap dan perilaku khalayak sehingga dapat dilihat bagaimana acara ini dapat
mengajak masyarakat yang menonton acara ini dapat terinformasikan sekaligus
mengubah sikap masyarakat. Teknik analisis data menggunakan korelasi Rank
Spearman. Penelitian ini dilakukan di di kota surabaya dikarenakan kota surabaya
merupaka kota metropolitan kedua sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam
penelitian ini, dimnana surabaya kota yang sangat rentan terkena dampak dari
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass comunication) disini ialah komunikasi melalui
media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang
luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum dan film yang
dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Effendy,2003:79). Komunikasi massa
menyiarkan informasi ,gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam
jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Melakukan kegiatan
komunikasi massa jauh lebih sukar dari pada komunikasi antar pribadi. Seorang
komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada
saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperolah
tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang merenggangkan
kelompok yang lainnya. Seoranh komunikator melaui media massa yang mahir
adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan
pesannya guna membina empati dalam jumlah terbanyak diantara
komunikan.meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang
fundamental adalah antara dua orang, benak komunikator harus mengenai setiap
komunikan kounikasi massa orang, benak komunikator harus mengenai setiap
komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi
2.2.2 Media Televisi
Televisi adalah panduan radio (brodcast) dan film (moving film). Para
penonton baik di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau
tidak ada unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar
yang bergerak pada layar televisi, jika ada unsur-unsur film. Televisi dikatakan
sebagai ”saudar muda” dari radio, karena lahirnya sesudah radio. Kelebihan
televisi dari media massa lainnya menyajikan berbagai kebutuhan ,baik hiburan,
informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak
perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat
televisi menyajikan ke rumah (Effendy,2004:60)
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi
dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau
pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi
cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrison,2004:1)
Salah satu bentuk media, televisi mempunyai beberapa fungsi yakni :
1. Fungsi Penerangan
Yang memberikan informasi-informasi atau berita-berita aktual yang
terjadi di lingkungan sekitar masyarakat.
2. Fungsi Pendidikan
Yang memberikan informasi yang mengandung unsur pendidikan dalam
meningkatkan pengetahuan serta penalaran masyarakat.
Acara-Acara yang ditayangkan di televisi, yang mengandung unsur
menghibur (memberikan hiburan kepada khalayak luas (Effendy, 1993 :
24)
2.2.3 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Dalam proses pertukaran informasi akan terjadi proses komunikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi memegang peranan penting
dalam suatu sistem informasi dalam proses penyampaian pesan. Komunikasi
massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan alat dengan
nama media massa dalam menyampaikan pesan. Komunikasi massa seing disebut
juga komunikasi media massa. Media massa memiliki kapasitas yang dapat
melipat gandakan pesan-pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta
menyebarluaskan dalam waktu yang relatif cepat kepada sejumlah audience,
seperti surat kabar, majalah, radio, film dan televisi. Massa dalam komunikasi
massa adalah semua orang yang menjadi sasaran media komunikasi atau yang
terjangkau oleh media massa. Massa meliputi semua lapisan masyarakat yang
tersebar dalam berbagai lokasi tetapi dalam waktu yang sama (wiryanto, 2003:16)
Berdasarkan definisi di atas, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri
khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-ciri komunikasi massa
adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Yaitu tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi, komunikator pada komunikasi massa
adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya
bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijaksanaan institusi atau
organisasi yang diwakilinya
3. Pesan pada komunikasi bersifat umum
Bersifat umum karena ditunjukkan kepada umum dan mengenai
kepentingan umum. Jadi tidak ditunjukkan perseorangn atau sekelompok
orang tertentu
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud keserempakan ialah keserempakkan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah
5. Komunikan bersifat heterogen
Massa dalam komunikasi terjadi dari orang-orang yang heterogen, dalam
kebenarannya secara terpencar pencar, atara yang satu dengan yang
lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi.
Masing-masing berada dalam berbagai hal : Jenis kelamin, usia, agama, ideologi,
pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup,
cita-cita dan yang lainnya (Effendy : 2002:22)
Televisi dianggap sebagai sesuatu yang terpenting dalam kehidupan
manusia, dan karenanya sangat mendominasi kehidupan mereka seraya
kenyataan bahwa gambar yang tertayang di televisi (paket acara) baik film, drama,
berita maupun iklan akan mempengaruhi kejiwaan pemirsa. Secara nyata,
beberapa acara televisi telah membentuk pola kehidupanmasyarakat terhadap
berbagai macam informasi yang disajikan (Kuswandi,1996 : 94). Ada tiga efek
yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu
1. Efek Kognitif, yaitu : berhubungan dengan kemampuan berfikir dan bernalar
pemirsa untuk dapat menyerap serta memahami acara yang ditayangkan di
televisi, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, tidak mengerti dan bingung
menjadi merasa jelas
2. Efek Afektif, yaitu : ketertarikan pemirsa terhadap tayangan yang ditonton
3. Efek konatif, yaitu : bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha
yangcenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku,
maka efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Timbulnya efek konatif
setelah muncul kognitif dan atau efek afektif (Effendy:2000:319)
2.2.4 Masyarakat sebagai pemir sa televisi
Pemirsa yaitu masyarakat sebagai objek acara televisi memang terkadang
aktif dalam artian selalu memberi reaksi tayangan jelas menentukan seberapa jauh
media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian secara
emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu
ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat
media massa mengetahui komponen isinya. Mereka adalah sasaran komunikasi
massa melalui media televisi siaran. Komunikasi dikatakan efektif, jika pemirsa
terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti tergerak hatinya dan
melakukan aktivitas aoa yang diinginkan pembicara (Effendy, 2000 : 84).
Penerima adalah mereka yang menjadi pemirsa dari media massa yang
bersangkutan, yaitu bersifat luas, heterogen dan anonim (Nasution, 1993 : 30).
Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam
menyebarkan pesannya dalam media massa sebab setiap individu dari khalayak
ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan,
agama, pendidikan (Effendy, 2000 : 20). Terlebih selama menyaksikan televisi
orang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain
itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan terpaan dari suatu
tayangan yang disajikan oleh televisi.
Dalam penelitian ini masyarakat dimaksudkan adalah pemirsa surabaya
yang menyaksikan tayangan Bincang budaya. Hal ini dikarenakan kebudayaan
dan kesenian daerah yang ada di surabaya kurang diminati lagi oleh wraga
surabaya, karena dinilai telah terdominasi oleh kebudayaan dan kesenian asing.
Maka dari itu masyarakat surabaya. Melihat kondisi ini sangat disayangkan jika
kebudayaan dan kesenian daerah sudah tidak dilestarikan lagi bagi remaja maupun
orang dewasa. maka diharapkan tayangan ini bisa diharpkan bisa mengajak
masyarakat untuk lebih menyukai dan bisa menghargi kebudayaan maupun
kesenian daerah yang digelar di taman budaya atau di tempat tempat yang biasa
digelar
2.2.5 Definisi Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, berpersepsi, dan merasa
memiliki tanggung jawab dalam menghadapi suatu objek, ide, situasi maupun
nilai. Tetapi sikap bukanlah perilaku, melainkan lebih pada merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap suatu objek sikap.
Objek sikap bisa berupa benda, tempat, gagasan, situasi,informasi, atau kelompok.
(Rakhmat, 2004 : 23)
Sikap dapat terbentuk dari pengalaman, melalui sikap belajar. Pandangan
ini mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini bisa
disusun berbagai upaya melalui pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan,
dan sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Artinya melalui media
komunikasi dapat dilakukan perubahan sikap seseorang
Rakhmat (2002 : 96) menjelaskan bahwa hakekatnya sikap merupakan
suatu suatu interelasi dari berbagai komponen-komponen tersebut ada 3 yaitu :
1. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang
dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian
terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut
Yaitu berhubungan dengan rasa senang atau tidak sekarang. Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
nilai yang dimilikinya.
3. Komponen konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertngkah laku yang berhubungan
dengan objek sikapnya (Rakhmat, 2002 : 96)
Dari penjelasan diatas jika dikaitkan dengan komunikasi yang penting
adalah tentang bagaimana caranya agar suatu pesan (isi, contetnt) yang
disampaikan oleh komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikasi, maka terdapat hubungan antara sikap dan dampak yang dihasilkan
dar media televisi pada isi (pesan) yang disampaikan oleh komunikator
2.2.6 Sikap Pemir sa
Menurut Rakhmat (2002 : 40) sikap adalah kecenderungan bertindak,
berpesepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.
Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,
tempat, gagasan, atau situasi atau kelompok
Sedangkan menurut L.L Thursione (1946) dalam ahmadi (2007:150) sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi : si,bol,
Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,
mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif,
1956 dalam Rakhmat, 2002:40)
Sikap terbentuk terutama dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki dan
informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu ( Polhaupessy,2006:104).
Sikap dapat dikatakan sebagi fungsi dari manusia, seperti persepsi, motivasi dan
berpikir yang seperti itu menunjukkan hubungan-hubungan, bahwa sampai
batas-batas tertentu perilaku yang diramalkan (Polhaupssy, 2006 :110)
2.2.7 Teori Kebutuhan Infor masi terhadap media massa
Mengenai Pemenuhan Kebutuhan Informasi Menurut Davis dalam Abdul
Kadir, Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini
atau saat mendatang. (2003: 283) Katz mengklarifikasikan kebutuhan manusia
apabila dikaitkan dengan media massa yang dihadapinya menjadi :
1. Kebutuhan kognitif
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan
kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan
adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (curiosity) dan
penjelajahan (explanatory) pada diri kita.
2. Kebutuhan Afektif
Yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
memperkuat pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan
emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang
pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.
3. Kebutuhan Integratif personal
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha yang
memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi. Kebutuhan seperti ini
dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan
harga diri. (Liliweri, 1991:135-138).
2.2.8 Pr ogram Talkshow
Talk show dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Talk show yang sifatnya ringan dan menghibur
2. Talk show yang sifatnya formal dan serius
Talk show yang sifatnya formal dan serius umumnya termasuk dalam
kategori berita, sementara talk show yang sifatnya ringan dan menghibur
termasuk dalam kategori informasi.
Untuk kategori yang kedua ini, talk show biasanya disampaikan dalam
narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat. Topik-topik yang sifatnya
ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana santai dan ringan itu juga
tercermin dari kepiawaian sang tuan rumah acara (host) alias moderator yang
menghidupkan suasana dengan komentar-komentar atau ulah jahil yang
memancing tawa.
Talk Show di tv memerlukan sejumlah hal yang harus dipersiapkan,
menyangkut teknis dan non teknis.
1. Masalah Teknis
Terkait dengan studio, kamera, set, kelengkapan mikropon. Ini harus terus
menerus dicek kelengkapan dan kesiapan alatnya. Prosedur standarnya,
cek kelengkapan alat paling tidak satu jam sebelum on air atau taping.
Gunanya adalah meminimalisir adanya kesalahan atau alat yang tak
berfungsi. Setelah alat dicek, pastikan semuanya ready dengan membuat
simulasi penggunaan alat mulai dari kamera, lighting, mikropon. Karena
talk show umumnya menggunakan lebih dari mikropon, pastikan
semuanya berfungsi dengan baik.
2. Masalah Non Teknis
Menyangkut hal-hal seperti wardrobe, make up hingga content talk show.
Persiapkan busana sesuai jenis acara, ukuran tubuh narasumber maupun
pewawancara. Pastikan narasumber tidak menggunakan warna tertentu
atau desain pakaian yang membuat silau, atau merusak pencahayaan.
Ada beberapa talk show yang menarik dicermati. Dikemas dalam berbagai
tak berdiri sendiri sebagai sebuah tontonan.Ia dipadukan dengan unsur hiburan,
yang kadang menjadi titik utama. Bahkan kini berkembang genre talk show baru
yang muatan acaranya melenceng dari mainstream acara sejenis. Tema talk show
pun beragam, tidak melulu mengenai persoalan kekinian (current affair) masalah
sosial-politik-ekonomi, tapi bisa juga menyentuh persoalan-persoalan privat
seperti artis, perceraian, hingga percintaan.Di Amerika, acara talk show tv sangat
beragam dan digemari pemirsa. Umumnya talk show disiarkan saat malam hari
selepas prime time. Meski larut, namun acara ini tetap digemari. Bahkan beberapa
acara talk show bertahan hingga bertahun-tahun.
2.2.9 Talkshow Bincang Budaya
Acara bincang budaya merupakan program acara kerja sama antara TVRI
Jawa Timur dengan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Acara ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah, dalam menyikapi
semakin terdesaknya kesenian daerah dengan kesenian mancanegara. Bincang
budaya tayang di TVRI setiap seminggu dua kali Pukul 18.00-19.00 WIB. Melalui
media TVRI disbudpar ingin mengajak masyarakat untuk mengetahui informasi
terkait dengan kebudayaan, kesenian dan juga sekaligus menginformasikan
tentang adanya acara-acara rutin yang biasanya diadakan di UPT Taman budaya
Surabaya, seperti festival dalang jawa Timur tahun 2014, Gelar Seni Budaya
Kabupaten Nganjuk, Pergelaran Periodik Teater tradisi janger karisma dewata drs
sutaji m,pd.(banyuwangi)"kurbaning asmoro" , pagelaran periodik wayang kulit ,
Tidak hanya itu acara bincang budaya juga memberikan informasi
mengenai acara acara kesenian dan kebudayaan yang diselenggaraka oleh setiap
kabupaten atau kota di jawa Timur Acara Bincang budaya menyajikan berbagai
informasi seni dan budaya yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan
narasumber dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Jawa Timur dan semua
UPT di bawah naungannya diantaranya UPT musium mpu tantular, UPT Sekolah
Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya, UPT pengembangan ekonomi kreatif
taman candra wilwatikta pandaan. Talkshow ini adalah bentuk komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat agar mengetahui berbagai kegiatan seni dan budaya
yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Timur dengan tujuan agar masyarakat
menyukai kesenian daerah. Pada acara bincang budaya ini juga dibuka sesi dialog
interaktif sehingga masyarakat dapat bertanya secara langsung dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan perkembangan seni dan budaya di jawa timur. (sumber:
Sekretariat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur)
2.2.10 Seni dan Budaya
Banyak orang yang menganggap bahwa ada kesamaan pada pengertian
seni budaya, padahal antara seni dan budaya memiiki dua makna yang berbeda.
Dimana masing-masing mempunyai parameter tersendiri, meskipun antara kedua
masih memiliki keterkaitan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahsa
sangsakerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Adapun pengertian budaya menurut para ahli :
Pengertian Budaya Menur ut Koentjar aningr at
Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya
dengan belajar.
Budaya Menur ut E.B. Taylor
Budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Budaya Menur ut Linton
Budaya adalah Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu
masyarakat tertentu.
Sumber : http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/
Sedangkan Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh
karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam
intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu
yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. seni adalah suatu
dapat kita ungkapkan dengan kata2 dan bisa dengan musik, bisa dengan lukisan,
bisa dengan tarian sesuai dengan cirikhasnya. Kesenian adalah bagian dari budaya
dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan
dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa
manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi
menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan
nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas
suatu masyarakat. Karena Seni itu sangat luas maka perlu dikaji Arti Seni
Menurut berbagai Sumber :
Kuntjar aningrat
Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia.
William A. Haviland
Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan
imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan
kebudayaan tertentu
Irving Stone
Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti roti atau anggur atau mantel hangat
dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah,
pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya
http://carapedia.com/pengertian_definisi_kesenian_menurut_para_ahli_info491.ht
ml
Kebutuhan akan seni budaya merupakan kebutuhan manusia yang lebih
tinggi diantara urutan kebutuhan lainnya. Seni budaya berkaitan langsung dengan
kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman, dan pada puncaknya
merupakan proses evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila masyarakat makmur
dan sejahtera.
Adapun beberapa macam seni tradisional yang ada di Jawa Timur :
a. Drama Tari Wayang Topeng
Berkembang di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari,
Kedungmonggo. Drama tari wayang topeng pada umumnya menggelar cerita
tentang Panji. Didaerah Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan
Topeng Dalang dengan cerita Mahabarata. Didaerah Situbondo tepatnya di
Kraksaan dan Panarukan dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini
disesuaikan dengan nama dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu
Kartosuwignyo.
b. Tari gandrung Banyuwangi
Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari
gandrung ini merupakan perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.
Tari gandrung ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya :
2. Gandrung, Secara bergantian tukang gedog atau tukang mengatur giliran
menari, mempersilahkan para tamu untuk menari dengan penari gandrung.
3. Seblang, Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Tari Jaranan Buto
Tari ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini
dipertunjukkan pada Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini
serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-kudanya menggambarkan
binatang yang berkepala Raksasa.
d. Tari Reog Kendang
Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah
Tuliunggagung dan sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan –
iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak raksasan di kawah gunung
Kemput, Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota
Kediri. Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan
gendang prajurit bugis dalam salah satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang
digunakan adalah Tam-Tam (kendang kecil yang digendong)
e. Tari Reog Ponorogo
Merupakan tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda
kepang, Penari dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek,
penthul dan tembem serta celengan. Tarian ini diangkat dari cerita panji
yangberkisah tentang perjalanan Raden Klana Sewandono meminang putri
kediri yang dalam perjalanannya harus berperang dengan singobarong dengan
f. Tari Glipang
Tari ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya
kebanyakan mengambil unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh
humor, Penggambaran tarian ini yaitu tentang pemuda-pemuda yang sedang
berlatih olah keprajuritan
g. Tari Gembu /Gambuh
Tarian ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal
senjata keris dan perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu
agung dan para raja di daerah Sumenep.
h. Tari Remo
Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk.
Jenis tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri. Disaat menari,
penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi ( ngidung) yang berisi
pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan
tropongan, ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah
dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi baru. Dalam perkembangannya tari
remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas. Tokoh-tokoh peanri Remo yang
masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah dari Sidoarjo, Bollet dari
Jombang, Markaban dari Surabaya.
i. Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional
Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini
menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong
tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara
dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
J. Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan
suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di
gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan
rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan
lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
2.2.11 Teori Stimulus Organism Response (S-O-R)
Menurut Effendy, 2000 teori SOR ini menjelaskan tentang adanya reaksi
khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus, sehingga seseorang
dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah sebagai berikut :
1. Stimulus, dalam hal ini adalah pesan (message)
2. Organism
Mengutip pendapat Hovlan, jenis dan kelley : Effendy, 2000 menelaah
sikap dari organism ada 3 variabel, antara lain (1) perhatian, (2) pengertian, (3)
Penerimaan
1. Perhatian 1. Suka / tidak suka 2. Pengertian 2. Setuju / tidak setuju 3. Penerimaan 3. Melakukan / menolak
Gambar 1 Teori S-O-R
Sumber : Soemarga, RD, 2008. Strategic marketing communication Konsep Strategis dan terapan. Bandung : CV Alfabetha
2.2 Kerangka Berpikir
Televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia mulai dari film, berita,
hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandigkan dengan media
massa yang lain televisi lah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga
menampilkan gambar, sehingga informasiyang disampaikan akan lebih mudah
dimengerti. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari
pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya.
TVRI merupakan satu satunya Televisi pemerintah yang mempunyai
program acara bincang budaya. Program ini terbilang bagus karena menayangkan