• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA JARINGAN VOIP LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 ì-law DAN G.729 MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA JARINGAN VOIP LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 ì-law DAN G.729 MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KUANTITATIF

SKRIPSI

Oleh:

Nama : J uni Astanti

NPM : 0734013296

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ’VETERAN’

J AWA TIMUR

(2)

KUANTITATIF

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

J uni Astanti

0734013296

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA

TIMUR

(3)

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA J ARINGAN VOIP

LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ -law DAN G.729

MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Disusun oleh :

J uni Astanti

0734013296

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan

Periode III Tahun Akademik 2011/2012

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Disusun Oleh :

J uni Astanti

0734013296

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 9 Desember 2011

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)
(6)

Penyusun : Juni Ast ant i

ABSTRAK

Voice Over Internet Protocol (VOIP) adalah salah satu contoh perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi saat ini. VoIP merupakan suatu teknologi yang memberikan kemudahan bertelepon melalui internet. Namun yang menjadi masalah dalam penggunaan teknologi ini adalah banyaknya persepsi masyarakat yang menyatakan bahwa kualitas suara pada percakapan VoIP masih tergolong buruk. Hal ini banyak disebabkan oleh penggunaan codec yang tidak sesuai dengan kapasitas jaringan dan masalah pada jaringan IP yang digunakan yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya delay, jitter dan packet loss. Dalam penelitian ini ditentukan

codec yang lebih baik untuk digunakan pada jaringan lokal menggunakan metode

kualitatif yaitu dengan menggunakan MOS (Mean Opinion Score) dan metode kuantitatif yaitu dengan pengukuran terhadap nilai delay, jitter, packet loss,

bandwidth serta perhitungan nilai faktor R dengan rumus E-Model. Adapun codec

yang diuji adalah codec G.711 μ -law dan G.729.

Dari hasil pengujian yang dilakukan, secara umum didapatkan bahwa codec G.729 memiliki kualias lebih baik daripada codec G.711 μ -law karena menghasilkan

delay, jitter, packet loss lebih kecil dan menghasilkan nilai MOS yang lebih baik

yaitu 4.230. Sedangkan untuk codec G.711 μ -law menghasilkan nilai MOS yang baik juga yaitu 4.225. Secara keseluruhan terlihat bahwa codec G.729 dan codec G.711 μ -law tidak terlalu signifikan hanya berbeda 0.01 skala MOS saja.

(7)

ini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun untuk Skripsi saya, dengan judul “Analisa per bandingan kualitas suar a pada jar ingan voip lokal dengan implementasi codec g.711 μ -law dan g.729 menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan juga ke berbagai pihak yang turut membantu memperlancar penyelesaian Skripsi ini, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua saya masing-masing, ibu yang banyak memberikan Doa, Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran sejak kami dalam kandungan serta bimbingan, dan semangat sampai aku menjadi sekarang ini, terima kasih banyak untuk semuanya dan terima kasih karena selalu menjadi orang tua dan teman yang baik buat saya. Kepada Bapak yang selalu men-support saya agar selalu bersemangat dan meraih cita-cita. Terima kasih Bapak… semangatmu akan membuahkan hasil untuk masa depan saya..

(8)

iii

6. Bapak Achmad Junaidi S.Kom yang selalu mendampingi saya serta banyak membantu selama pengerjaan Skripsi Ini ini. Mohon maaf bila ada tindakan maupun perkataan kami yang kurang berkenan dihati bapak dan terima kasih banyak atas saran, nasehat, dan ilmu yang diberikan kepada kami, semoga bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…

7. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M. Kom yang sudah berkenan untuk memberikan kritik dan saran untuk Skripsi saya. Terima kasih untuk segala bentuk perhatian dan do’a yang diberikan kepada kami, kami mohon maaf jika kami sering merepotkan Bapak.

8. Bapak Doddy Ridwandono, S.Kom yang sudah memberi nasehat, masukan, kritikan untuk Skripsi ini, junne mengucapkan banyak terima kasih. Mohon maaf junne sering merepotkan Bapak.

9. Untuk seluruh Dosen Teknik Informatika yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada kami. Semoga bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…

10. Buat Dr. Wulan Retno Wigati, M.Pd, selaku Direktur IDDP (Internatioanal Dual Degree Program), terima kasih untuk semangat dan nasehatnya sehingga kita bisa LULUS sekarang.

(9)

dan semangat yang selama ini diberikan. Adik-adikku sayang Dek Melda dan Dek EL.

13. Bapak Barry Nurqoba, Ssi, M.Kom. Terimakasih sudah berkenan meluangkan waktu untuk mengajari junne rumus E-Model dengan sabar walau hari itu tidak ada jadwal mengajar di UPN tapi Pak Barry datang hanya untuk mengajari junne. Dan juga sudah mau sharing sama anak-anak di “kopi lesehan”. Salut..,

14. Buat Mas Kaffi Ramadhani Borut S.Kom untuk semua bentuk perhatian dan ilmu yang diberikan. Mulai dari NOL besar menjadi sedikit bisa. Terimakasih karena Mas yang berperan besar dalam penyelesaian Skripsi ini, yang sudah menghantarkan saya menjadi seorang Sarjana. Alloh with you…,

15. Teman-teman IDDP (Iir, Ucup, Pimen, Dimas dan Elnath) Subhanalloh kalian merupakan salah satu spirit junne. Kalian teman-teman yang paling dekat selama 4 tahun ini. Perjuangan kita tidak selesai sampai disini, kita masih akan berjuang bersama-sama lagi, satu tekad, satu niat dan satu tujuan jualan jagung bakar di Malaysia…2 singgit…2 singgit.

16. Buat Ardhita Yudha Prakoso S.Kom (Didit), Trima kasih atas semangat, nasehat dan semua bentuk bantuannya. Pinjaman PCnya buat server VoIP sangat membantu.

(10)

v

Vicha, kalian membuat junne ingin cepat LULUS. Buat Riri yang sudah meluangkan waktu mengantarkan junne foto dengan suasana yang genting, apa jadinya kalau tidak ada kamu. Buat sabet juga terima kasih. Pokoknya Junne sayang kalian…

19. Buat teman-teman di Lab. Jarkom yang Calon S.Kom, Mas Rendi, Fathi, Bowo…terima kasih atas segala bentuk bantuan dan perhatiannya. Kalian sudah banyak membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. Semangat…smoga cepat LULUS.

20. Buat teman-teman kos junne, Tiwik, Dek Gitta, Dek Ajeng, Dea, dan Prizka terima kasih ya….,sudah meluangkan waktu untuk membantu junne buat testing dari pagi sampai larut malam, sudah meminjamkan laptop, meminjamkan headset, membelikan makan. Junne sayang kalian….

Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Surabaya, Desember 2011 Penulis

(11)

KATA PENGANTAR ………. ii

1.7 Sistematika Penulisan……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voice over Internet Protokol (VoIP) ……...…… 8

2.2 Format Paket VoIP ………. 9

2.3 Arsitektur Jaringan VoIP……… 10

2.4 Unsur – Unsur Pembentuk VoIP………. 13

(12)

vii

2.4.4.1Codec G.711……….. 16

2.4.4.2Codec G.729……….. 17

2.5 Protokol – Protokol pada Jaringan VoIP……… 17

2.5.1 H.323………. 18

2.5.1.1Arsitektur H.323……… 18

2.5.1.2Protokol yang terlibat dalam H.323……… 20

2.5.2 Session Initation Protocol (SIP)……….. 21

2.5.2.1Arsitektur SIP……… 22

2.5.2.2Protokol yang Terlibat dalam SIP……... 23

2.5.3 Perbandingan Protokol H.323 dan SIP……….. 25

2.6 Protokol – Protokol Penunjang Jaringan VoIP………. 26

2.7 Asterisk……….. 29

2.8 Parameter yang Mempengaruhi Kualitas Percakapan VoIP.. 30

2.9 Metode Penelitian………. 35

2.9.1 Metode Kualitatif……… 36

2.9.2 Metode Kuanlitatif………... 37

2.10 Metode Pengukuran Kualitas Percakapan VoIP……….. 38

2.10.1 Mean Opinion Score……….. 39

2.10.2 Metode E-Model (ITU-T G.107)………... 40

(13)

3.1.1 Flowchart Perancangan Sistem ……….. 47

3.1.2 Flowchart Rancangan Pengujian………49

3.1.3 Flowchart Perancangan Pengukuran Kualitas Suara menggunakan Metode Kualitatif (MOS) dan Kuantitatif (E-Model)………. 51

3.1.4 Spesifikasi hardware dan software yang digunakan………. 52

3.2 Setup dan Konfigurasi Sistem……….. 55

3.2.1 Pengkabelan………. 55

3.2.2 Konfigurasi Jaringan………... 57

3.2.2.1 Konfigurasi IP Address……….. 57

3.2.2.1 Konfigurasi Server VoIP……….. 62

3.2.2.2. Install Server Asterisk………. 62

3.2.2.2.1 Konfigurasi sip.conf dan Extensions.conf……… 64

3.3 Prosedur Pengujian………. 69

(14)

ix

4.1.1 Perbandingancodecterhadap waktu

tunda (delay)……… 80 4.1.2 Perbandingan codec terhadap waktu

tunda (jitter)……… 82

4.1.3 Perbandingan codec terhadap paket

hilang (packet loss)……… 83 4.2 Pengukuran Bandwith Pada Setiap Codec ……….. 83 4.2.1 Monitoring Bandwith Pada Codec G.711…………. 84

4.2.2 Monitoring Bandwith Pada Codec G.729………… 85

4.3 Perhitungan Faktor R Pada Setiap Codec………. 87

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……….. 90

5.2 Saran ……… 91

(15)

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dewasa ini. Salah satunya

adalah teknologi komputer. Teknologi komputer tentunya tidak terlepas dari

perkembangan teknologi jaringan komputer, yaitu menghubungkan dua atau lebih

komputer sehingga dapat berhubungan dan berkomunikasi sehingga menghasilkan

suatu efisiensi, sentralisasi dan optimasi kerja. (Yuhifizar, 2003).

Salah satu tipe perkembangan teknologi jaringan komputer pada saat ini

adalah pengintegrasian jaringan suara dengan jaringan data. Hasil integrasi ini disebut

sebagai VoIP (Voice Over Internet Protocol). VoIP adalah teknologi yang mampu

melewatkan suara, video dan data melalui jaringan IP. VoIP mengubah gelombang

analog suara menjadi digital ke dalam paket data (IP Packet). Kemudian paket-paket

ini dikirimkan melalui jaringan (intranet maupun internet) dan setelah sampai tujuan

paket-paket data tersebut diubah kembali menjadi suara.

Di kampus UPN “Veteran” Jawa Timur, saat ini sudah memiliki infrastruktur

jaringan data yang cukup bagus. Dengan adanya jaringan tersebut dapat dirancang

(16)

memanajemen infrastruktur jaringan supaya dapat melakukan transmisi suara

berbasis IP (Internet Protocol) dengan menggunakan PBX yang berupa softphone.

Namun saat ini kualitas suara yang dihasilkan oleh teknologi VoIP ini masih

tergolong buruk. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain, pemilihan

codec yang akan digunakan, waktu tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), paket

hilang (packet loss), dan kapasitas jaringan (bandwith). Untuk teknologi yang bersifat

real time tentunya parameter-parameter tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas

suara yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis

hubungan antara parameter-parameter tersebut dengan kualitas suara yang dihasilkan.

Dalam Skripsi ini penyusun akan mencoba menganalisa kualitas suara yang

dihasilkan teknologi VoIP pada jaringan yang ada di UPN “Veteran” Jawa Timur

dengan mengimplementasikannya di Gedung Giri Santika. Dalam penelitian ini akan

dilakukan analisis terhadap parameter-parameter QoS (Quality of Service) dengan

menggunakan beberapa skema kompresi (codec) yang mempengaruhi kualitas

percakapan teknologi VoIP. Codec singkatan dari compressor-decompressor

merupakan proses peangkodean kode analog menjadi kode digital agar dapat dikirim

melalui jaringan komputer. Codec juga bertugas untuk melakukan kompresi data

suara dengan algoritma tertentu yang bertujuan untuk mengurangi jumlah bytes yang

dikirimkan dalam jaringan sehingga pemilihan codec sangat berpengaruh pada

kualitas suara yang dihasilkan. Proses pemilihan codec yang tepat pada implementasi

VoIP merupakan salah satu hal yang menentukan dalam pencapaian kualitas

(17)

Penelitian ini akan membandingkan implementasi dua codec yaitu codec

G.711 μ -law dan G.729 dan dilakukan uji coba percakapan dari pembicara sampai ke

pendengar melalaui teknologi VoIP pada jaringan lokal. Sehingga dapat

membandingkan ukuran kinerja dari masing-masing codec tersebut. Dalam penelitian

ini akan digunakan dua metode yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dan hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat terlihat hubungan antara parameter-parameter tersebut

di atas dengan kualitas suara percakapan VoIP sehingga kita dapat memilih codec

yang tepat untuk diimplemantasikan pada jaringan lokal di UPN “Veteran” Jawa

Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, terdapat beberapa

masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh penggunaan jenis codec untuk mengetahui kualitas suara yang

dihasilkan?

b. Bagaimana pengaruh hubungan antara parameter – parameter seperti delay, jitter,

packet dan packet loss terhadap kualitas suara yang dihasilkan untuk mengetahui

(18)

1.3Batasan Masalah

Sejumlah permasalahan yang di bahas dalam Skripsi ini akan dibatasi ruang

lingkup pembahasannya, antara lain:

a. Sistem menggunakan SIP (Session Initiation Protocol) dengan menggunakan

codec G.711 μ -law dan G.729

b. Menggunakan Asterisk sebagai aplikasi open source yang digunakan untuk

membangunjaringan VoIP.

c. Menggunakan softphone X-Lite 3.0 dan Siplite sebagai aplikasi pada komputer

client untuk melakukan suara (berkomunikasi) satu sama lain.

d. Analisis hanya dilakukan terhadap waktu tunda (delay), variasi waktu tunda

(jitter), paket hilang (packet loss), dan bandwidth.

e. Metode kualitatif yang digunakan adalah Mean Opinion Score (MOS) dan metode

kuantitatif yang digunakan adalah E-Model.

1.4 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas suara pada jaringan VoIP

lokal dengan implementasi dua codec yaitu codec G.711 μ -law dan G.729 dengan

protocol SIP untuk mengetahui hubungan antara delay, jitter, dan packet loss

(19)

1.5 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah dapat merancang layanan komunikasi berbasis VoIP

dengan pemilihan codec yang tepat untuk menghasilkan kualitas suara yang baik pada

jaringan VoIP lokal.

1.6 Metode Penelitian

Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau

sumber-sumber yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book maupun internet.

b. Pengukuran

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap parameter-parameter yang

mempengaruhi kualitas suara seperti delay, jitter, bandwidth, dan packet loss

dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

c. Analisis Pengukuran

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengukuran dan seberapa besar

penurunan kualitas suara yang disebabkan oleh delay, jitter, dan packet loss.

d. Dokumentasi

Pembuatan laporan skripsi bertujuan untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil

(20)

1.7 Sistmatika Penulisan

Sistematika penulisan dari Skripsi ini dibagi manjadi lima bab sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

berhubungan dengan jaringan VoIP (Voice Over Internet Protocol)

dan Metode yang akan digunakan untuk pengukuran kualitas suara

layanan VoIP.

BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini secara garis besar membahas tinjauan sistem dari segi

perangkat lunak, yaitu Asterisk yang berfungsi sebagai IP-BPX dan

softphone yang digunakan dalam pengujian ini dan juga software

yang digunakan untuk monitoring percapakan. Selain itu bab ini juga

akan dibahas secara detail mengenai konfigurasi pengujian, prosedur

pengujian dan teknik pengujian yang digunakan untuk meneliti

pengaruh waktu tunda (delay), paket hilang (packet loss), dan

(21)

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PENGUJ IAN

Bab ini berisi karakteristik-karakteristik jaringan yang diujikan serta

hasil dari metode kualitatif dan kuantitatfif. Pada bab ini juga akan

dilakukan analisis terhadap hasil-hasil yang diperoleh tersebut.

BAB V: PENUTUP

Bab ini akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian-uraian

bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Voice over Internet Pr otokol (VoIP)

VoIP merupakan teknologi komunikasi suara yang dikembangkan oleh

perusahaan Volcatech pada tahun 1995. Komunikasi suara pada teknologi VoIP

dilakukan dengan menggunakan jaringan internet. Dengan menggunakan jaringan

internet teknologi VoIP dapat meringankan biaya dalam komunikasi suara jarak jauh.

Dengan menggunakan teknologi jaringan internet, maka komunikasi VoIP

dapat dilakukan dengan bermacam – macam perangkat yang mendukung dalam

sistem komunikasi data, Salah satu perangkat yang mendukung dalam komunikasi

data VoIP adalah teknologi LAN (Local Area Network). Teknologi tersebut dapat

mengirimkan data dalam satu area jaringan.

Secara umum pengertian Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah

teknologi yang mampu melewatkan suara, video dan data melalui jaringan IP. VoIP

mengubah gelombang analog suara menjadi kode digital kemudian diberi nomor dan

header yang berupa paket data (IP Packet). Kemudian paket-paket ini dikirimkan

melalui jaringan (intranet maupun internet) dan setelah sampai tujuan paket-paket

data tersebut diubah kembali menjadi suara.

VoIP memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh PSTN (Public Switched

(23)

melalui PSTN harus melalui operator-operator SLJJ (Sambungan Langsung Jarak

Jauh) atau SLI (Sambungan Langsung Internasional), yang membebankan ongkos

yang tidak murah. Sedangkan, dengan menggunakan VoIP biaya komunikasi dapat

ditekan hingga 70% karena VoIP menggunakan jaringan internet dalam

komunikasinya. Kedua, secara teknologis, VoIP relatif lebih hemat karena

kemampuan kompresinya.

(Sumber Referensi: Iskandar H, M. 2003. “Dasar-dasar jaringan VoIP:

http://www.ilmukomputer.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2011).

2.2 Format Paket VoIP

Tiap paket VOIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban). Header

terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header, User Datagram

Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Format Paket VoIP

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan

paket-paket ke tujuan. Pada setiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of

Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara diperlakukan

(24)

UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidak menjamin paket akan mencapai

tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka

terhadap delay dan latency.

RTP Header adalah header yang dapat dimafaatkan untuk melakukan framing

dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTPP juga tidak mendukung reabilitas

paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protocol kendali yang disebut RTCP

(Real Time Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan sinkroniasi media stream

yang berbeda.

Untuk link header adalah sangat bergantung pada media yang digunakan.

(Sumber Referensi: Syafitri, D.A, 2007. “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada

Panggilan VOIP antara Jaringan UMTS dan PTSN”. S.ST Thesis. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera Utara).

2.3 Ar sitektur J aringan VoIP

Hubungan komunikasi suara antara pengguna dapat dilakukan selama

pengguna memiliki koneksi ke jaringan dengan menggunakan headphone yang

tersambung ke komputer dan software VoIP seperti NetMeeting, X-Lite, SJPhone,

Skype dll. Saat ini, VoIP tidah hanya digunakan untuk komunikasi suara antar

komputer yang terhubung pada jaringan IP namun juga diintregasikan dengan PTSN.

(25)

1. Dari PC ke PC (Personal Computer)

Cara ini adalah cara yang dapat dibilang paling sederhana, karena hanya

membuthkan komputer (termasuk microphone dan soundcard) dan sambungan

internet. Protokol yang digunakan adalah SIP, seperti Gambar 2.2

Gambar 2.2 Hubungan PC ke PC

2. Dari PC ke telepon atau sebaliknya

Pada hubungan telepon ke PC atau sebaliknya, cukup IP Phone yang

tersambung dengan Gateway, atau IP PBX. PC yang menjadi lawan bicara

hanya butuh koneksi internet. Cara kerjanya dapat dilakukan langsung (pada

jaringan lokal) atau pun dapat melalui jaringan Internet. Hubungan ini

memerlukan sebuah gateway yang berfungsi untuk melakukan penyesuaian

standart antar media, seperti terlihat pada Gambar 2.3. Gateway ini bisa

(26)

Gambar 2.3 Hubungan dar i PC ke Telepon

3. Dari telepon ke telepon melalui jaringan internet

Pada hubungan ini, kedua subscriber menggunakan telepon konvensional, dan

menggunakan protokol yang sama antar interface masing-masing terminal,

kemudian suara dilewatkan pada jaringan IP. Keberadaan Gateway tetap

dibutuhkan karena pada link digunakan protokol yang berbeda, sehingga

gateway berfungsi untuk menstranlasikan protokol antar kedua jaringan IP

dan telepon. Hubungan ini di perlihatkan dalam Gambar 2.4

Gambar 2.4 Hubungan antar Telepon dengan Menggunakan J ar ingan

(27)

(Sumber Referensi: Syafitri, D.A, 2007. “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada

Panggilan VOIP antara Jaringan UMTS dan PTSN”. S.ST Thesis. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera Utara).

2.4 Unsur – Unsur Pembentuk VoIP

Unsur pembentuk sebuah jaringan VoIP ada empat unsure yang dibutuhkan.

Ke empat unsure tersebut nantinya masing – masing akan berfungsi sebagai alat

pemanggil dan penerima panggilan, penghubung antara terminal atau komputer

dengan internet, sebagai protokol, serta untuk mengkonfersi dan mengompresi data

suara. Adapun unsur yang diperlukan tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1 User Agent

User agent ini berupa komponen yang melakukan dial nomor telepon VoIP

atau untuk menerimanya. Komponen ini berfungsi untuk memulai, menerima dan

menutup sesi komunikasi. User agent terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:

1. User Agent Client (UAC). Komponen ini yang mempunyai tugas untuk

memulai sesi komunikasi.

2. User Agent Server (UAS). Komponen ini mempunyai tugas untuk menerima

atau menanggapi sesi komunikasi.

Komponen ini dapat berupa aplikasi perangkat lunak (softphone) dan bisa

juga dalam bentuk perangkat keras. Contoh user agent dalam bentuk softphone adalah

(28)

perangkat keras antara lain Analog Telephone Adaptor (ATA), IP Phone, Internet

Telephone Gateway (ITG).

(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam

Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera utara).

2.4.2 Proxy

Proxy melakukan registrasi pada user agent serta mengatur pola penomoran

dan call rauting (mengarahkan tujuan data suara). Proxy juga dapat berfungsi sebagai

server yang melayani permintaan sebuah user agent dan kemudian menyampaikan ke

user agent lainnya. Untuk mengoperasikan proxy dibutuhkan sebuah softswitch.

Untuk mendapatkan softswitch ada dua cara, yaitu open source dan non open source.

2.4.3 Pr otokol

Dalam membangun jaringan VoIP diperlukan protokol agar komunikasi antar

terminal (user agent), antar terminal dengan proxy, maupun antar proxy bisa terjadi.

Protokol merupakan sebuah standart yang harus dipenuhi agar komunikasi VoIP

terjadi.

Protokol adalah komponen berupa seperangkat aturan komunikasi antar user

agent, antar proxy atau bisa saja antara user agent dengan proxy atau sebaliknya.

Protokol yang paling tua, stabil dan handal adalah protokol H.323. Walau

(29)

yaitu tidak dapat dengan mudah menembus Network Addres Translation (NAT).

Maka dari itu dibutuhkan gatekeeper yang harus di operasikan di setiap node jatingan

LAN yang menggunakan fasilitas NAT.

Gatekeeper tersebut berfungsi sebagai jembatan antara pengguna didalam

jaringan dengan NAT tersebut dan mereka yang berada di luar jaringan LAN. Selain

protokol H.323, protokol yang juga sering digunakan adalah Session Initation

Protocol (SIP). SIP dapat terpusat dengan mudah menembus NAT, sehingga

implementasinya dapat terpusat pada satu server saja.

2.4.4 Codec (Coder – Decoder)

Codec merupakan sebuah proses mengubah data suara yang di konfersikan

dalam bentuk data digital dan kemudian ditransmisikan dan dikembalikan lagi

kebentuk data suara ketika sampai ketujuan. Codec digunakan untuk penghematan

bandwith. Codec tersedia dalam bentuk open source dan non-open source.

Codec adalah teknologi yang memaketkan data voice ke dalam format data

lain dengan perhitungan matematis tertentu, sehingga menjadi lebih teratur dan

mudah dipaketkan. Dengan menggunakan Codec tertentu bandwidth dapat dihemat.

Namun resikonya, suara dapat menjadi kurang jernih atau berubah warna suaranya.

Apabila mengejar kualitas suara yang baik, jernih dan tidak berubah warna suaranya,

dibutuhkan Codec dengan perhitungan yang minim. Konsekuensinya kebutuhan

(30)

International Telecommunication Union (ITU) membuat standart voice

coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Contoh voice coding

antara lain:

2.4.4.1Codec G.711

Codec G.711 memiliki dua versi yaitu G.711 μ -law dan G.711 a-law yang

merupakan suatu standar internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan

tehnik Pulse Code Mudolation (PCM) dalam pengiriman suara. Standar ini banyak

digunakan oleh operator telekomunikasi termasuk PT. Telkom sebagai penyedia

jaringan telepon terbesar di Indonesia. PCM mengkonversikan sinyal analog ke

bentuk digital dengan melakukan sampling sinyal analog tersebut 8000 kali per/detik

dan dikodekan dalam angka. Jarak antar sample adalah 125 μ detik. Sinyal analog

pada suatu percakapan diasumsikan berfrekuensi 300 Hz – 3400 Hz. Sinyal tersampel

lalu dikonversikan ke bentuk diskrit. Sinyal diskrit ini dipresentasikan dengan kode

yang disesuaikan dengan amplitude dari sinyal sampel. Format PCM menggunakan 8

bit untuk pengkodeannya. Laju transmisi diperoleh dengan mengkalikan 8000

sampel/detik dengan 8 bit/sampel, manghasilkan 64.000 bit/detik. Bit rate 64 kbps ini

merupakan standar transmisi untuk satu kanal telepon digital.

Percakapan berupa sinyal analog yang melalui jaringan PTSN mengalami

kompresi dan pengkodean menjadi sinyal digital PCM G.711 sebelum memasuki

VoIP gateway. Pada VoIP gateway, di bagian terminal, terdapat audio codec

(31)

suara terdigitasi (hasil PCM G.711) dan juga melakukan rekronstuksi pada sisi

receiver. Frame – frame yang merupakan paket – paket informasi ini lalu di

transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar komunikasi jaringan packet

based. Standar G.711 merupakan tehnik kompresi yang tidak efisien, karena akan

menghabiskan bandwidth 64 kbps untuk kanal percakapan.

2.4.4.2Codec G.729

Codec ini adalah salah satu codec berkualitas lebih baik (better voice quality

codec). Codec ini mengkorversi voice menjadi 8 kbps. Terdapat 2 versi yaitu G.729

dan G.729a. G.729a memiliki algoritma yang lebih sederhana dan membutuhkan

processing power lebih sedikit dibandingkan G.729.

(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam

Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera utara).

2.5Pr otokol – Protokol pada J aringan VoIP

Saat ini terdapat banyak protokol yang bekerja pada jaringan VoIP, akan

tetapi yang akan dibahas disini hanya dua jenis protokol utama yang menjadi standart

untuk jaringan ini, yaitu H.323 dan SIP (Session Initation Protocol). H.323 memiliki

umur yang lebih tua dibandingkan dengan SIP. H.323 merupakan standart yang

(32)

Standart Sector), sedangkan SIP dikeluarkan oleh IETE (Internet Engineering Task

Force). Protokol merupakan sebuah standart yang harus dipenuhi agar komunikasi

VoIP terjadi.

2.5.1 H.323

H.323 adalah salah satu standart komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi

ITU-T. Standart H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan prosedur yang

menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan

packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet

Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN).

H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti komunikasi suara

(IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan data.

2.5.1.1Ar sitektur H.323

Standart H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat

menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multipoint pada

beberapa macam jaringan, yaitu:

1. Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal 323

dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri sendiri ynag

(33)

2. Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda yaitu

antara jaringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh gateway dapat

menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara terminal H.323 dengan

jaringan telepon PTSN dengan menerjemahkan protokol – protokol untuk call

setup dan release serta mengirimkan informasi antara jaringan yang terhubung

dengan gateway.

3. Gatekeeper : dapat digunakan sebagai titik yang paling penting pada jaringan

H.323 yang menyediakan layanan kontrol panggilan ke endpoint dari H.323.

Beberapa layanan tersebut diantaranya adalah penerjemahan alamat IP,

pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan bandwith.

4. Multipoint Control Unit (MCU): digunakan untuk layanan konferensi tiga

terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi dalam

konferensi dapat membangun hubungan MCU. Sebuah MCU terdiri dari

sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa Multipoint Processor (MP).

MC menangani negosiasi H.245 (menyangkut persinyalan) antar terminal –

minal untuk menentukan kemampuan pemrosesan audio dan video. MC juga

mengontrol dan menentukan serangkaian audio dan video yang multicast,

sedangkan MP melakukan proses mix, switch, dan memproses audio, video

(34)

2.5.1.2Pr otokol yang ter libat dalam H.323

Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data agar

data terkirim realtime. Protokol – protokol tersebut adalah:

1. RTP (Real-Time Protocol)

RTP adalah protokol untuk mengkompensasi jitter yang terjadi pada jaringan

IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream yang realtime

seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data yang di

kirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara percakapan

terdengar seperti sebagaimana diucapkan, dan sequence numbers yang

digunakan untuk peraturan paket data dan mendeteksi adanya paket yang

hilang.

2. RTCP (Real-Time Control Protocol)

Merupakan suatu kontrol yang biasanya digunakan bersama-sama dengan

RTP. Protokol ini memungkinkan endpoint mengatur panggilan secara

realtime untuk meningkatkan kualitas suara. RTCP juga membantu

troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen penting pada paket

RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan informasi

banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamps pada header RTP

dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp-nya. Elemen yang

kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh penerima panggilan.

(35)

sesi percakapan, menampilkan timestamp terakhir dan delay sejak pengiriman

sender report yang terakhir.

3. RSVP (Resources Reservation Protocol)

RSVP bekerja pada layer transport, digunakan untuk menyediakan bandwidth

agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun loss saat

mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan protokol signaling tambahan pada

VoIP yang mempengaruhi QoS. RSVP bekerja dengan mengirimkan request

pada setiap node untuk membuat resource reservation pengiriman data.

Resource reservation pada suatu node dilakukan dengan menjalankan dua

modul yaitu admission control dan policy control. Admission control

digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut memiliki resource

yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy control digunakan

untuk menentukan apakah user memiliki ijin administrative (administrative

admission) untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi

salah satu modul ini, akan terjadi RSVP error dimana request tidak akan di

penuhi.

2.5.2 Session Initation Protocol (SIP)

Session Initation Protocol adalah call setup yang beroperasi pada layer

aplikasi. Protokol SIP memiliki fungsi yang sama dengan protokol H.323. SIP sangat

(36)

ini sudah support dengan standar protokol SIP. Protokol SIP dikeluarkan oleh IETF

(International Engineering Task Force). Di dalam penggunaan teknologi VoIP yang

berbasis IP tradisional, dibedakan menjadi 2 tahap panggilan voice. Tahap yang

pertama adalah melakukan call setup yang mencakup semua detail keperluan agar

dua perangkat telepon dapat melakukan komunikasi. Tahap yang kedua adalah

melakukan transfer SIP dapat juga digunakan untuk melakukan video conference,

audio dan instant messaging.

2.5.2.1Ar sitektur SIP

Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agent dan servers.

User agent merupakan end point dari sistem dan memuat dua sistem yaitu user agent

client (UAC) yang membangkitkan request, dan user agent server (UAS) yang

merespon requests. SIP server adalah kesatuan fungsi logic, dimana tidak perlu

memisahkan alat secara fisik.

Fungsi dari empat server tersebut adalah

1. Proxy server : merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang

bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy harus

bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP request

pada user agent server, dan mengarahkan SIP response pada user agent client.

Proxy Server juga berfungsi untuk melakukan routing, memasstikan request

(37)

seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diijiinkan untuk melakukan

panggilan.

2. Redirect Server : merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client

pada perangkat pengganti dari Uniform Resource Indicator (URLs) untuk

menyelesaikan tugas request.

3. Registrar Server : menerima dan merespon pesan pendaftaran yang

mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya.

Register Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.

4. Location Server : menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi

menstranslasikan alamat dengan data/ keterangan yang ada pada domain

jaringan.

2.5.2.2Pr otokol yang Ter libat dalam SIP

SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang

dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T. Protokol SIP didukung oleh

beberapa protokol, antara lain:

1. IETF Session Description Protocol (SDP)

SDP merupakan protokol yang menyediakan media dalam suatu komunikasi.

Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran media dalam

satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat

(38)

2. IETF Session Announcement Protocol (SAP)

SAP merupakan suatu protokol yang setiap periode waktu tertentu

mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.

3. IETF Real-Time Transport Protocol (RTP)

Protokol RTP menyediakan transfer media secara real time pada jaringan

paket

4. Real-Time Control Protocol (RTCP)

RTCP mengatur sesi secara periodic mentransmit paket yang berisi feedback

atas kualitas dari distribusi data.

5. ITU-T Codec

Algoritma pengkodean yang direkomandasikan, seperti G.723.1 G.711,

G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video.

(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam

Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera utara).

2.5.3 Perbandingan Protokol H.323 dan SIP

Protokol H.323 dan SIP merupakan dua buah protokol standar sistem

komunikasi VoIP yang paling sering digunakan. Namun saat ini kebanyakan orang

(39)

Berikut adalah perbandingan mengapa protokol SIP lebih sering digunakan daripada

protokol H.323

Tabel 2.1. Perbandingan Protokol H.323 dan SIP

No. H.323 SIP

1. Tidak dikembangkan secara khusus

untuk memenuhi kebutuhan

komunikasi VoIP

Dikembangkan secara khusus untuk

memenuhi kebutuhan komunikasi

VoIP

2. Tidak dapat dengan mudah

menembus NAT (Network Address

Translation).

Dapat dengan mudah menembus

NAT (Network Address Translation)

Keterangan:

1. Protokol H.323 tidak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi

VoIP, tetapi sebernarnya protokol H.323 merupakan suatu standar komunikasi

yang dibuat untuk aplikasi komunikasi multimedia yang berbasis LAN (Local

Area Network). Namun dalam perkembangannya protokol tersebut juga

mempunyai interface ke jaringan lainnya sehingga menjadikannya jaringan yang

independent terhadap jaringan yang digunakannya.

2. NAT (Network Address Translation) adalah suatu metode yang digunakan untuk

menghubungkan lebih dari satu komputer ke dalam jaringan internet dengan

(40)

digunakan dengan mudah menembus NAT. Banyak orang menggunakan protokol

SIP (Session Initation Protocol) sebagai standar sistem komunikasi untuk

membangun sebuah gatekeeper VoIP, hal ini dikarenakan protokol yersebut

mampu menembus NAT dengan mudah, hanya dengan menambahkan sebuah

perintah pada konfigurasi SIP.conf, sebagai keterangan bahwa komputer/ client

tersebut bisa atau tidak menembus NAT.

(Sumber referensi: Wirasatya, Eka Made. 2009. “Desain Dan Implementasi VoIP

di Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur Berbasis Linux“. Surabaya,

Indonesia: Universitas Pembangunan Nasional).

2.6 Pr otokol – Pr otokol Penunjang J aringan VoIP

Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan VoIP, antara lain:

1. Protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol)

Merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol

ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP.

2. Application layer

Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Pemindahan file dari sebuah

sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem pengendalian

untuk mengatasi adanya ketidak cocokan sistem file yang berbeda-beda.

Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh aplikasi yang

(41)

(File Transfer Protocol) untuk perpindahan file, dan TELNET untuk terminal

maya jarak jauh.

3. TCP (Transmission Control Protocol)

Dalam mentransmisikan data pada layer Transport ada dua protokol yang

berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang

connection-oriented yang artinya menjaga reabilitas hubungan komunikasi ent-to-end.

Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen-segmen

informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram intern. TCP

menjamin reabilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan

terhadap data yang rusak, hilang atau salah kirim. Hal ini dilakukan dengan

member nomor urut setiap paket yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal

jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK (acknoledgment). Jika sinyal

ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan

dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk

mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki

mekanisme pengendalian aliran dengan cara mencantumkan informasi dalam

sinyal ACK mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh

ditransmisikan pada setiap segmen yang diterima dengan sukses. Dalam

hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat pengiriman sinyal. TCP tidak

(42)

komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih

penting daripada penanganan paket yang hilang.

4. User Datagram Protocol (UDP)

UDP yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan transport

protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan

untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reabilitas. UDP pada VoIP

digunakan untuk mengirimkan aliran suara yang dikirimkan secara terus

menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman aliran suara yang

berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data

agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun

mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu

mengirimkan aliran data dengan cepat , maka dalam teknologi VoIP UDP

merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai header pada

pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang

hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman

ulang) maka pada teknologi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada

private network.

5. Internet Protocol (IP)

Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diindentifikasi dengan alamat IP.

Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu

(43)

Terakhir, protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik.

Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan

pada transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protokol

mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu addressing dan fragmentasi.

Salah satu hal penting dalam IP dalam pengiriman informasi adalah metode

pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan

yang sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat terdiri dari 32 bit.

(Sumber Referensi: Insan Kamil. 2009.”Membangun Layanan Voip dalam

Lingkungan LAN menggunakan Asterisk dan X-lite”. Skripsi. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera utara).

2.7 Asterisk

Asterisk merupakan salah satu aplikasi open source yang digunakan untuk

membangun VoIP. Asterisk sendiri dirilis oleh open source dibawah license GNU

(General Public Licence) sehingga bisa di download secara gratis dan merupakan

software open source yang sangat popular. Asterisk juga dapat menyediakan layanan

voicemail berikut direktorinya. Feature lain yang ada adalah Call conference,

Interactive Voice Response (IVR) dan Call Queuing.

Asterisk juga merupakan switch atau IP PBX yang dapat dikonfigurasi pada

(44)

koneksi antara penelpon dengan IP komputer lain. Aplikasi ini juga dapat berjalan di

beberapa sistem operasi seperti linux, Open BSD, Free BSD, Sun Solaris dan Mac OS

X, Arsitektur VoIP telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung

semua protokol VoIP. Kerana Asterisk bersifat open source sehingga dapat dengan

mudah menggunakannya tanpa dituntut biaya lisensi.

(Sumber referensi: Wirasatya, Eka Made. 2009. “Desain Dan Implementasi VoIP di

Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur Berbasis Linux“. Surabaya, Indonesia:

Universitas Pembangunan Nasional.

2.8 Parameter yang Mempengar uhi Kualitas Per cakapan VoIP

Secara umum, ada beberapa parameter-parameter penting yang

mempengaruhi Quality of Service (QoS) layanan suara pada jaringan VoIP.

Parameter ini dijadikan gambaran ukuran kinerja dari suati VoIP. Beberapa parameter

tersebut adalah, yaitu:

1. Delay

Delay (latency), adalah waktu tunda yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak

dari asal ke tujuan. Beberapa delay diantaranya dapat dilihat pada Table 2.2. Dalam

perancangan jaringan VoIP, waktu tunda merupakan suatu permasalahan yang harus

diperhitungkan karena kualitas suara bagus tidaknya tergantung dari waktu tunda.

Besarnya waktu tunda maksimum yang direkomendasikan oleh ITU-T G.711 untuk

(45)

suara yang masih dapat diterima pengguna adalah 250 ms. Waktu tunda end-to-end

adalah jumlah waktu tunda konversi suara analog ke digital, waktu tunda waktu

paketisasi atau bisa disebut juga waktu tunda panjang paket dan waktu tunda jaringan

pada saat t (waktu) tertentu.

Tabel 2.2 J enis-jenis Sumber Delay

Delay Keterangan

Processing delay Delay ini terjadi pada saat proses coding compression,

decompression dan decoding. Delay ini tergantung pada

standar codec yang digunakan

Packetization delay Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit

voice sample ke frame. Seperti contohnya, standar

G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20ms

Serialization delay Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan

untuk pentransmisian paket IP dari sisi originating

(pengirim)

Propagation delay Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan.

Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti

contohnya delay propagasi di dalam table akan

memakan waktu 4 sampai us per kilometer

Queueing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket

selama antrian sampai dilayani

Component delay Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang

(46)

Tabel 2.3 adalah Table kategori performansi IP berdasarkan waktu pada rekomendasi

ITU-T G.114:

Tabel 2.3 Tingkat Kualitas J aringan IP Berdasar kan Waktu Tunda

Waktu Tunda Kategori

0-150 ms Dapat diterima untuk kebanyakan aplikasi pengguna

150-300 ms Masih dapat diterima jika pelaksana (administrator) telah

mengetahui akibat waktu transmisi pada QoS aplikasi

pengguna

Lebih dari 300 ms Tidak dapat diterima untuk perencanaan rancangan pada

umumnya; bagaimana pun juga, hal ini didasari bahwa

kasus-kasus tertentu batas ini akan terlampaui.

2. Variasi Waktu Tunda (J itter)

Merupakan variasi waktu kedatangan antara paket-paket yang dikirimkan terus

menerus dari satu terminal (source) ke terminal yang lain (destination) pada

jaringan IP. Biasanya dikenal juga dengan deviasi. Hal ini disebabkan oleh

beban trafik, perubahan rute paket, kemacetan paket (congestion), dan waktu

tunda pemrosean. Semakin besar beban trafik dalam jaringan akan

menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya kemacetan paket. Dengan

demikian, nilai variasi waktu tunda akan semakin meningkat dan nilai Quality

(47)

Ada tiga kategori penurunan kualitas jaringan berdasarkan nilai variasi waktu

tunda. Tabel 2.4 menunjukan tiga kategori tingkat kualitas jaringan IP

berdasarkan jitter.

Tabel 2.4 Tingkat Kualitas J aringan IP berdasar kan Variasi Waktu Tunda

Kategori Degradasi Variasi Waktu Tunda

Baik 0-20 ms

Dapat Diterima 20-50 ms

Tidak Dapat Diterima >50 ms

3. Tingkat Paket Hilang (Packet Loss)

Dalam komunikasi pada jaringan paket, tingkat paket hilang merupakan hal

yang biasa. Paket hilang terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur

yang dilewati dan menyebabkan terjadinya overflow buffer pada router. Tabel

2.5 menunjukan tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan tingkat paket hilang.

Tabel 2.5 Tingkat Kualitas J aringan IP Berdasar kan Tingkat Paket Hilang

Kategori Degradasi Tingkat Paket Hilang

Baik 0-1%

Dapat Diterima 1-5%

(48)

4. Kapasitas J ar ingan (Bandwidth)

Dalam perancangan VoIP, kapasitas jaringan merupakan suatu yang harus

diperhitungkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat

digunakan menjadi parameter untuk menghitung jumlah peralatan yang

dibutuhkan dalam suatu jaringan. Perhitungan ini juga sangat diperlukan

dalam efisiensi jaringan dana biaya serta sebagai acuan pemenuhan kebutuhan

untuk pengembangan di masa mendatang. Satuan yang dipakai untuk

kapasitas jaringan adalah bps (bits per second). Satuan ini menggambarkan

seberapa banyak bit yang dapat melalui rute jaringan dari suatu tempat ke

tempat lain setiap detiknya. Paket hilang dan desequensing merupakan

masalah yang berhubungan dengan kebutuhan kapasitas jaringan, namun lebih

dipengaruhi oleh stabilitas rute yang dilewati data pada jaringan, metode

antrian yang efisien, pengaturan pada router,dan penggunaan control terhadap

kongesti (kemacetan paket data) pada jaringan.

Besar kapasitas jaringan yang diperlukan untuk menstransmisikan suara

melalui jaringan IP tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah jenis

kompresi suara yang digunakan, overhead dari paket VoIP, media transmisi,

dan durasi paket VoIP yang ditransmisikan.

Ada bermacam-macam kompresi suara yang digunakan untuk

(49)

yang berbeda. Tabel 2.6 menunjukkan perbandingan bitrate yang

dibutuhkan untuk satu jalur komunikasi pada beberapa kompresi suara.

Tabel 2.6 Perbandingan Pemakaian J aringan oleh Codec Suara

Codec Bit Rate

Terdapat beberapa aplikasi untuk mengukur bandwidth yang di perlukan

setiap codec untuk melakukan komunikasi atau percakapan diantaranya yang cukup

terkenal adalah PRTG dan MRTG. Untuk menjalankan kedua aplikasi ini cukup

mudah karena sudah berbasis GUI (Graphical User Interface). Hasil pengukuran

ditampilkan dalam bentuk grafik.

(Sumber Referensi: Syafitri, D.A, 2007. “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada

Panggilan VOIP antara Jaringan UMTS dan PTSN. S.ST Thesis. Medan, Indonesia:

Universitas Sumatera Utara).

2.9 Metode Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kepentingan tertentu. Secara umum

tujuan penelitian ada tiga yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.

Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Ada dua metode pengujian

(50)

2.9.1 Metode Kualitatif

Metode kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif seperti transkripsi

wawancara catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Penelitian

dengan menggunakan metode ini cenderung menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam

penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai denga fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat

untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian.

Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada panelitian atau survei

kuantitatif. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam

jumlah relatif kecil yang diwawancarai secara mendalam. Sebelum wawancara

dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapanya untuk

diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat

kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan

wawancara. Peserta dimintai untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer

atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk

mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan

atau topic yang dibahas.

Untuk memastikan kebenaran data, metode kualitatif dapat menemukan apa

(51)

diperoleh dapat di uji kredibilitasnya, dan penelian berakhir setelah data itu jenuh,

maka kepastian data akan dapat diperoleh.

2.9.2 Metode Kuanlitatif

Metode kuantitatif adalah penelitian yang tersususn secaraa sistematis antara

bagian –bagian, fenomena serta hubungan-hubungan yang terdapat dalam object

penelitian. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif

karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris

dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Tujuan dari penelitian

ini adalah agar dapat mengembangkan dengan menggunakan model yang matematis

dengan teori – teori atau adanya hipotesis yang berkaitan dengan suatu kajadian atanu

fenomena. Dalam melakukan penelitian kuantitatif diperlukan data statistik melalui

perhitungan ilmiah yang dihasilkan atau didapat dari populasi, sampel dan dilakukan

pengujian terhadap normalisasi data. Populasi adalah sebuah wilayah yang terdiri dari

objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dijadikan sampel. Populasi bukan hanya

manusia namun bisa berupa objek atau benda-benja alam lainnya. Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang terdapat dalam populasi.

Oleh karena itu, dalam mengambil sampel harus benar – benar representatif

(mewakili dengan pembahasan pada penelitian). Populasi bisa dalam jumlah besar

(52)

keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Maka peneliti dapat menggunakan sampel

dengan manggunakan teknik – teknik untuk pengambilannya.

(Sumber referensi: Ahira, Ahira. “Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif”:

http://www.anneahira.com/penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif.htm, Diakses tanggal

20 Oktober 2011).

2.10 Metode Pengukur an Kualitas Percakapan VoIP

Uji kualitatif dilakukan dengan cara melakukan survey terhadap sekelompok

orang tentang bagaimana kualitas percakapan suara tersebut. Uji kuanlitatif dilakukan

dengan melakukan pengukuran-pengukuran seperti pengukuran waktu tunda. Namun

tetap saja hasil uji kuantitatif tersebut harus dibandingan dengan hasil uji kualitatif.

Uji kualitatif dilakukan untuk mencari persepsi kualitas suara rata-rata dari

suatu sistem. Uji ini dapat dilakukan dengan melakukan survey kepada sekelompok

orang dan meminta pendapat mereka. Mereka dimintai untuk menilai kualitas suara

dengan memberikan suatu nilai misalnya antara 1 sampai 5. Kemudian dari hasil

tersebut dapat dicari Mean Opinion Score (MOS) (ITU-T P.800, 1996). Hal yang

membuat sulit dari pengujian ini adalah subjectivitas masing-masing orang berbeda

menyebabkan sulit untuk menentukan kualitas suatu sistem suara. Selain itu,

pengujian ini membutuhkan jumlah orang yang banyak dan dengan demikian

(53)

Sedangkan metode uji kuantitatif dilakukan dengan melakukan pengujian

pada faktor-faktor kualitas yang telah disebutkan sebelumnya kemudian dilakukan

perhitungan matematis menggunakan rumus E-Model untuk mendapatkan nilai

R-Faktor yang nilainya akan dikolerasikan dengan nilai MOS (ITU-T G.107, 2005).

Metode ini mudah dilakukan, cepat dan efisien, sehingga cocok untuk dilakukan

berulang-ulang untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat.

2.10.1 Mean Opinion Score

Merupakan sistem penilaian yang berhubungan dengan kualitas suara yang

didengar pada ujung pesawat penerima. Standar penilaian MOS dikeluarkan oleh

International Telecommunication Union (ITU-T) pada tahun 1996 (ITU-T P.800,

1996). MOS memberikan penilaian kualitas suara dengan skala 1 (satu) sampai 5

(lima), dimana satu mempresentasikan kualitas suara yang paling buruk dan lima

mempresentasikan kualitas suara yang paling baik. Penilaian dengan menggunakan

MOS masih bersifat subyektif karena kualitas pendengaran dan pendapat dari

masing-masing pendengar berbeda-beda.

Tabel 2.7 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk Nilai Kualitas Berdasarkan MOS

(54)

Metode MOS dirasakan kurang efektif untuk mengestimasikan kualitas layanan untuk

VoIP, hal ini dikarenakan:

1. Tidak terdapatnya nilai yang pasti terhadap parameter yang mempengaruhi

kualitas layanan suara dalam VoIP

2. Setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda terhadap suara yang mereka

dengar dengan hanya melalui percakapan.

2.10.2 Metode E-Model (ITU-T G.107)

Di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh

transmisi data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang di hasilkan,

hal yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara ini diantaranya adalah delay,

packet loss dan echo. Pendekatan metematis yang digunakan untuk menentukan

kualitas suara berdasarkan penyebab menurunnya kualitas suara dalam jaringan VoIP

dimodelkan dengan E-Model yang distandarkan kepada ITU-T G.107

Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan R faktor. R faktor didefinisikan

sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti

signal to noise ratio, codec dan decodec, packet loss, dan delay. R Faktor ini

didefinisikan sebagai berikut:

R = 94,2 - Id – Ie (2.1)

dengan :

(55)

Ie = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packetloss

yang terjadi

Nilai Id ditentukan dari persamaan berikut ini :

Id = 0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3) (2.2)

Nilai Ie tergantung pada metode kompresi yang digunakan. Nilai Ie sesuai dengan

persamaan berikut:

Ie = 7 + 30 ln (1 + 15e)

Nilai R faktor secara keseluruhan dihitung dari persamaan.

R = 94,2 – [0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3)] - 7 + 30 ln (1 + 15e) (2.3)

Dengan :

R = faktor kualitas transmisi

d = delay satu arah (ms)

e= presentasi besarnya paket loss yang terjadi.

H = fungsi tangga ; dengan ketentuan

H(x) = 0 jika x < 0, lainnya

H(x) = 1 untuk x >= 0

Nilai R faktor mengacu kepada standar MOS , hubungannya dapat dilihat pada

(56)

Gambar 2.5 . Korelasi antara E – Model (ITU-G.107) dengan MOS (ITU-P.800)

Untuk mengubah estimasi dari nilai R ke dalam MOS terdapat ketentuan sebagai

berikut :

1. Untuk R < 0 MOS = 1

Kondisi ini menerangkan apabila delay total yang dihasilkan sangat besar

dan hal tersebut membuat buruk pada kualitas VoIP dan tidak

diperkenankan untuk diaplikasikan bahkan mulai R < 50

2. Untuk R = 100 MOS = 4. 5

Persamaan ini untuk menerangkan kualitas yang paling bagus dari VoIP itu

sendiri karena prinsipnya nilai R maksimum hanya 94.2. Untuk realitasnya

yang dipakai adalah untuk persamaan seperti di bawah ini.

(57)

Rolis, Gitto. ”Quality of Service pada Jaringan IP”:

http://gitorolis.weebly.com/4/post/2011/02/-quality-of-service-pada-jaringan-ip.html.

Diakses tanggal 20 Oktober 2011.

2.11 Web Browser

Web browser adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk

menampilkan halaman-halaman website yang berada di internet. Adapun beberapa

istilah yang sering muncul pada saat kita menggunakan web browser adalah sebagai

berikut:

a. Website adalah halaman-halaman web saling terhubung dalam suatu

website.

b. Homepage adalah awal ketika suatu situs dimunculkan, biasanya juga

sebagai penghubung ke website-website yang lain.

c. URL adalah alamat unik pada suatu halaman web, yang digunakan web

server untuk mengirimkan halaman web tersebut ke komputer yang

mangaksesnya.

d. WWW adalah kumpulan dari dokumen-dokumen elektronik yang

kemudian disebut web, tiap dokumen tersebut dinamakan web page.

e. Portal adalah web yang menyediakan berbagai jenis layanan missal

(58)

Terdapat beberapa macam web browser yang dapat kita pakai untuk menampilkan

halaman-halaman website. Ada 3 jenis web browser yang sering di gunakan

antara lain Internet Explorer dan Mozilla Firefox.

(Sumber referensi: Wirasatya, Eka Made. 2009. “Desain Dan Implementasi VoIP di

Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur Berbasis Linux“. Surabaya, Indonesia:

(59)

3.1 Analisis Sistem

Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan dari sistem yang akan dibangun,

diagram alir sistem, analisis kebutuhan software dan hardware yang dibutuhkan

untuk membangun sistem tersebut, konfigurasi jaringannya, serta prosedur

pengujiannya, teknik pengujian dan pengambilan data.

Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang dari penelitian Skripsi ini,

bahwa di Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur sudah memiliki

infrastruktur jaringan data yang cukup bagus dan bisa dimanfaatkan untuk

membangun teknologi VoIP. Untuk melakukan pengujian ini penyusun akan

mengimplementasikan teknologi VoIP di Fakultas Teknik Industri Gedung Giri

Santika dengan memanfaatkan jaringan yang sudah ada. Dengan adanya penelitian ini

dapat diketahui codec mana yang tepat untuk diimplementasikan pada teknologi VoIP

lokal di Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur untuk pencapaian kualitas

komunikasi.

Proses analisa ini dimulai dengan melakukan komunikasi antar dua komputer

(60)

teregistrasi atau terdaftar pada server Asterisk yang telah dibangun. Kemudian akan

dilakukan monitoring percakapan dari satu client dengan client yang lain

menggunakan software ManageEngine VQmanager yang telah terinstall dalam

server.

Adapun perameter-parameter yang akan diujikan adalah waktu tunda (delay),

variasi waktu tunda (jitter), paket hilang (packet loss) dan bandwith. Sedangkan

protokol yang digunakan adalah protokol SIP dan skema kompresi (codec) yang

digunakan adalah codec G.711 μ -law dan G.729.

Jaringan yang akan dibangun adalah server jaringan lokal. Gambar 3.1

menggambarkan topologi jaringan yang akan dibangun.

(61)

3.1.1 Flowchart Perancangan Sistem

Diagram alir pada Gambar 3.2 menggambarkan tentang perancangan sistem

Gambar

Tabel 2.1. Perbandingan Protokol H.323 dan SIP
Tabel 2.2 Jenis-jenis Sumber Delay
Gambar 3.1 Gambaran Sistem pada Jaringan Lokal
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan Sistem VoIP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu sabuk dengan idle puli, seperti ditunjukan pada gambar digunakan pada poros yang diatur secara paralel, jika penggerak sabuk terbuka tidak dapat

[r]

Dengan asumsi bahwa penilaian suatu asset dengan menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun ganda ( double declining ) akan membantu perusahaan dalam menghitung biaya yang

[r]

Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin rusak, bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang

Kejadian tersebut sampai saat ini mengakibatkan 2 bangunan hotel runtuh rata dengan tanah, 2 kantor Bank runtuh, rumah Dinas Bupati Runtuh, 1 unit gudang bulog jebol dan terdapat

Misalnya, vitamin D membantu bayi menggunakan kalsium dari ASI untuk tumbuh- kembang tulang.Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam

BRI tidak mengklasifikasikan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun