SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fisip UPN ”Veteran”
J awa Timur
Oleh :
FAJ AR J ULIARTO PERMADI NPM: 0543310441
YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Judul : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A SURABAYA
TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN DI TELEVISI
VERSI ”SHIREN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU”
Nama : Fajar J u liarto Permadi
NPM : 0543310441
Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi
Telah Disetujui untuk Mengikuti Seminar Proposal :
Pembimbing Utama
Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199609 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku
Wisnu)
Nama : Fajar J u liarto Permadi
NPM : 0543310441
Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik
Telah Disetujui untuk Mengikuti Ujian Lisan :
Mengetahui
Pembimbing Utama
Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199309 2001
Menyetujui
Dekan
J udul : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A SURABAYA
TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif
Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tantang Isi pesan Iklan
BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)
Nama : Fajar J uliarto Permadi
NPM : 0543310441
Pr ogdi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui
Pembimbing Utama Tim Penguji
1.
Dra. Herlina Sukmawati, MSi J uwito, S. Sos, Msi
NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 367049500361
2.
Dr s. Syaifuddin Zuhr i, MSi NPT. 370069400351
3.
Dr a. Her lina Sukmawati, MSi
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui Ketua Program Studi
Oleh
Fajar J u liarto Permadi 0543310441
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 26 J uli 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
Dra. Herlina Sukmawati, MSi J uwito, S. Sos, MSi
NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 367049500361
2. Sekr etaris
Dr s. Syaifuddin Zuhr i, MSi NPT. 370069400351
3. Anggota
Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui
Dekan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Perkenankan
pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini,
dengan rasa hormat yang mendalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa membimbing dan meluangkan waktu, guna memberikan
pengarahan pada penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”
bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a tulus ikhlas hingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.
6. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik
kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan
mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mendalaminya di masa yang akan datang.
Surabaya, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 11
2.1.1. Televisi Sebagai Media Periklanan ... 11
2.1.2. Periklanan ... 14
2.1.2.1. Pengertian Iklan ... 17
2.1.2.2. Jenis-jenis Iklan ... 18
2.1.2.3. Iklan Layanan Masyarakat ... 18
2.1.6. Teori SOR ... 25
2.2. Kerangka Berfikir ... 28
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 30
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.2.1. Definisi Operasional ... 30
3.2.2. Pengukuran Variabel ... 33
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan sampel ... 34
3.3.1. Populasi ... 34
3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.5. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39
4.1.1. Profil Kota Surabaya ... 39
4.1.2. Demografi Kota Surabaya ... 39
4.1.3. Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu ... 41
4.2.1. Karakteristik Responden ... 41
4.2.2. Pernyataan Tentang Media ... 44
4.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69
5.2. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Untuk Keseluruhan Surabaya ... 36
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43
Tabel 4.5. Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” ... 44
Tabel 4.6. Durasi Menonton Iklan Layanan Masyarakat BKKBN ”Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” ... 44
Tabel 4.7. Perencanaan Perkawinan Dalam Persiapan Fisik Dalam Menghadapi Perkawinan ... 46
Tabel 4.8. Perencanaan Perkawinan Dalam Persiapan Rohani Dalam Menghadapi Perkawinan ... 47
Tabel 4.9. Perencanan Perkawinan Mengenai Bagaimana Seorang Akan Menghadapi Lingkungan Yang Baru ... 48
Tabel 4.10. Perencanan Perkawinan Mengenai Persiapan Ekonomi Dalam Menghadapi Perkawinan ... 50
Tabel 4.11. Kesiapan Usia Reproduksi Yang Ideal Untuk Kehamilan ... 51
Tabel 4.12. Kesiapan Fisik Untuk Menghadapi Kehamilan ... 53
Tabel 4.14.Tujuan Dari Kehamilan Usia Ideal Untuk Mengurangi
Terjadinya Bayi Lahir Cacat ... 56
Tabel 4.15. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Untuk
Memberikan Jarak Antara Anak Pertama Dengan Kedua ... 58
Tabel 4.16. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk
Mengurangi Bayi Lahir Tidak Sehat ... 59
Tabel 4.17. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Bayi Lahir
Dengan Selamat Dan Sehat ... 61
Tabel 4.18. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk
Mengurangi Resiko Malnutrisi Agar Ibunya Relatif Lebih
Sehat Dan Mempunyai Cukup Waktu Untuk Pengasuhan
Anaknya ... 62
Tabel 4.19. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Jarak
Kelahiran Juga Berkontribusi Untuk Meningkatkan Kualitas
Hidup Yang Lebih Efektif ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner ... 73
Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden ... 78
Lampiran 3 : Output SPSS ... 82
Salah satu media untuk menyampaikan pesan berupa iklan adalah televisi. Salah satu iklan layanan masyarakat yang sering ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia adalah iklan layanan masyarakat mengenai BKKBN Versi ”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur 15-24 tahun, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang remaja.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage cluster random
sampling. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan remaja Surabaya berada pada kategori sedang hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang isi iklan layanan masyarakat BKKBN “versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu di televisi remaja cukup memahami isi pesan yang disampaikan oleh iklan layanan masyarkat BKKBN “versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan
Abstrac
One form of media to convey messages is television advertising. One of the frequent public service announcements aired by television stations in Indonesia is a public service announcement about the BKKBN Version " Shireen Sungkar and Teuku Wisnu ". The purpose of this study to determine how the level of knowledge of young people in Surabaya on the content of the message BKKBN public service ads on television version "Shireen Sungkar and Teuku Wisnu".
The population in this study were adolescents 15-24 years old Surabaya, sample in this study of 100 people remaja.Teknik sampling in this study is using multistage cluster random sampling. Analysis techniques in this study using a frequency distribution.
The results of this study is the knowledge level of adolescents Surabaya is the category of being it is shown that the level of knowledge of adolescents about the content of public service ads BKKBN "version of Shiren Sungkar and Teuku Wisnu on teen television quite understand the message conveyed by the advertising community service BKKBN" version of Shiren Sungkar and Teuku Wisnu.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian
atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo (2003:5)
iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi atau
berkampanye melalui media massa.
Iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam
menjual dan menawarkan suatu produk. Oleh karenanya dalam aktivitas
perpindahan informasi tentang produk yang diiklankan pada khalayak tentunya
harus mengandung daya tarik setelah pemirsa atau khalayak ketahui sehingga
mampu menggugah perasaan, maka untuk menampilkan kekuatan iklan tidak
hanya sekedar menampilkan pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan
non verbal yang mendukung iklan.
Salah satu media untuk menyampaikan pesan berupa iklan adalah televisi.
Hal ini dikarenakan peranan televisi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan
media lain dalam upaya membantu proses keberhasilan penyebaran iklan.
Karenanya memperbincangkan masalah iklan televisi amatlah menarik, selain
memiliki sisi kreasi dan inovasi dalam hal ini mengedepankan informasi, hiburan,
dan pendidikan atau gabungan dari semuanya. Iklan televisi juga mampu
mempengaruhi emosi masyarakat yang bertempat tinggal tersebar dan heterogen
karakteristiknya yang audio dan visual, televisi mampu membangkitkan selera
pemirsa terutama atas rangsangan visual, sehingga menjadikannya sebagai
medium yang intim dan personal.
Iklan berdasarkan tujuannya terbagi atas iklan komersial dan iklan layanan
masyarakat. Iklan komersial sering disebut iklan bisnis, sebab berdasarkan
tujuannya iklan tersebut bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya
adalah peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat digunakan
untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan
keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya
penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat
terhadap masalah yang diiklankan serta mendapatkan citra baik di mata
masyarakat (Widyatama, 2007:104).
Saat ini seringkali kita lihat iklan-iklan layanan masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha memasyarakatkan
gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari golongan atau instansi tertentu
(pemerintah maupun kelompok), contohnya iklan keluarga berencana atau
BKKBN, iklan anti narkoba ataupun iklan tentang pajak dan sebagainya.
Salah satu iklan layanan masyarakat yang sering ditayangkan oleh stasiun
televisi di Indonesia adalah iklan layanan masyarakat mengenai BKKBN Versi
”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” dimana tujuan dari iklan BKKBN Versi
”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” mencakup tentang keseluruhan pesan-pesan
3
Narkotika, Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS sesuai dengan siklus
kesehatan reproduksi seorang remaja. Diharapkan iklan BKKBN versi ”Shireen
Sungkar dan Teuku Wisnu” mampu menjadi trendsetter bagi para remaja untuk
mengikuti konsep Generasi Berencana, yaitu generasi yang merencanakan masa
depannya Bagaimana remaja bisa menjadi remaja yang berencana, dengan
merencanakan kehidupan saat ini untuk masa mendatang. Dimulai dengan belajar
sungguh-sungguh hingga memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Dengan
modal pendidikan kita bisa memperoleh pekerjaan yang sesuai. Baru selanjutnya
memasuki jenjang pernikahan. Belajar (study)–bekerja (work)–menikah (married)
itulah konsep yang ditawarkan.
Adanya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) tujuannya adalah
memberikan pengertian dan kesadaran generasi muda untuk membangun keluarga
berkualitas. Dalam merencanakan keluarga para pemuda atau remaja benar-benar
harus mempertimbangkan tiga hal yang sangat penting. Pertama, kesiapan fisik
atau biologis. Berdasarkan penelitian, usia perkawinan ideal adalah usia 20 tahun
dimana sistem reproduksi seseorang (terutama wanita) sudah matang, sehingga
seorang isteri sudah siap untuk proses kehamilan dan persalinan. Kedua, kesiapan
rohani atau psikis. Usia dibawah 20 tahun belum dapat dikatakan dewasa penuh,
sehingga cara berpikir dan bertanggungjawab belum sepenuhnya dewasa. Ketiga,
kesiapan sosial atau ekonomi. Remaja yang menikah pada usia muda (kurang dari
20 tahun) umumnya belum cukup bekal pendidikan, pengetahuan, dan
ketrampilan yang menunjang untuk memperoleh penghasilan atau pekerjaan yang
Teuku Wisnu” termasuk didalamnya perencanaan kehamilan dan persalinan,
dengan memperhatikan usia reproduksi sehat yakni idealnya pada rentang usia
20-30 tahun. Selanjutnya memperhatikan jarak kelahiran berikutnya dengan
mempertimbangkan jarak kelahiran yang sehat yaitu sekitar 3–5 tahun. Serta
perencanaan pemakaian alat kontrasepsi KB untuk mengatur jarak
kehamilan (http://bpmpkb.rembangkab.go.id/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=48:menjadi-generasi-berencana&catid=3:newsfla).
Masa remaja adalah masa-masa yang indah. Pencarian jati diri
seseorang terjadi pada masa remaja. Remaja merupakan generasi penerus
bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan
kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Namun melihat kondisi remaja saat
ini, harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas negara di
masa yang akan datang, bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Telah
banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan yang dapat merusak masa
depan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti
perkelahian secara perorangan atau kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan,
pemerasan, penganiayaan, penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas pranikah. Di
antara berbagai macam kenakalan remaja seks bebas di luar nikah yang dilakukan
oleh remaja bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan sesuatu
yang wajar dan telah menjadi kebiasaan. Meningkatnya jumlah kasus seks bebas
menyebabkan makin tingginya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja menunjukkan
5
Yang menunjukkan, KTD mencapai 37.000 kasus, 27 % diantaranya terjadi dalam
lingkungan pranikah dan 12,5% adalah para pelajar. Tingginya angka kehamilan
yang tidak diinginkan (KTD), apalagi bagi kehamilan pranikah di kalangan remaja
erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini. Kasus seks bebas di
kota-kota besar lainnya seperti Medan, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan
Surabaya juga sangat tinggi bahkan melebihi angka 50%, yang lebih mengejutkan
untuk kota Jogjakarta sekitar 97,05% remaja Jogja telah melakukan sex bebas,
penelitian ini di lakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat
Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) dengan melibatkan 1666
koresponden. Ini disebabkan karena kurangnya kontrol sosial terhadap remaja
Jogjakarta yang sebagian besar pelajarUraian tentang kasus seks bebas dan makin banyaknya
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), serta kasus aborsi dan HIV/AIDS di kalangan remaja
Indonesia(http://www.priangan20.com/index.php?option=com_content&view=article&id=158
3:seks-bebas-di-kalangan-remaja-penyimpangan-kenakalan).
Adapun dipilihnya iklan BKKBN versi ”Shireen Sungkar dan Teuku
Wisnu” karena pada saat ini banyak dikalangan masyarakat melakukan
pernikahan dengan usia muda tanpa mempertimbangkannya dengan matang dan
banyak terjadinya seks bebas. Berdasarkan hasil sebuah survei terbaru hingga
akhir Desember 2010 mengungkapkan 68% pelajar tidak perawan lagi. Survei
yang dilakukan oleh sebuah LSM yaitu lembaga yang peduli pada anak dan
perempuan mengambil sampel 11.639 responden pelajar dalam rentang usia
antara 13-18 tahun. Para pelajar ini mengaku telah melakukan hubungan seks pra
praktik aborsi. Berdasarkan survei BKKBN tahun 2010, Surabaya termasuk ke
dalam 5 Kota Besar di Indonesia yang para remajanya kebanyakan tidak perawan
lagi, Surabaya : 68 %, Medan 52 %, Jakarta 51 %, Jogjakarta 50 % dan Bandung
47%.(http://muda.kompasiana.com/2011/04/21/pergaulan-bebas-dalam-kasus-tommy-kurniawan-vs-ibu-menteri/).
Selain itu dari berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex),
disebabkan terlalu jauhnya kebebasan para remaja dalam bergaul. Faktor utama
masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap
batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan,
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Pada saat
ini banyak remaja putri bersedia melakukan kegiatan seks bebas tanpa dibayar
artinya mereka melakukan kegiatan seks bebas suka sama suka. Imbalan yang
mereka peroleh adalah kesenangan untuk makan-makan di plaza, hiburan di
diskotik, dan lain-lain. Keberhasilan Jawa Timur dalam mengembangkan program
Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan.
Namun Pemprov Jatim juga berharap agar Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) juga mampu menekan angka kematian bayi dan ibu
melahirkan. Menurut Sekdaprov DR. H Rasiyo, MSi dalam acara
7
Prov Jatim Tahun 2011, program KB yang selama ini dikawal oleh BKKBN
cukup sukses karena ada kerjasama dengan pemerintah kabupaten atau kota.
Dengan adanya KB diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan, sebab salah
satu penyebab kemiskinan adalah meningkatnya jumlah penduduk, selain
menfokuskan program penekanan jumlah penduduk melalui program KB. Serta
BKKBN dapat meningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan program
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang, mempererat koordinasi selain itu, mempercepat
pencapaian program kependudukan dan KB khususnya tahun 2011. Sementara itu,
sekaligus membuktikan kalau telah terjadi keseimbangan peran antara laki-laki
dan perempuan. Jadi tidak hanya perempuan yang menjalani KB, para pria juga
membantu untuk menggunakan KB.
Biro iklan yang memproduksi iklan layanan masyarakat tentang BKKBN
tersebut berusaha untuk mengemas iklan tersebut dalam bentuk yang menarik dan
mudah dipahami oleh masyarakat umum. Dengan menampilkan beberapa tokoh
dengan alur cerita yang mudah dicerna serta slogan yang menarik yaitu ”dua anak
lebih baik”. Iklan yang dibuat berusaha menggambarkan situasi umum yang
dialami oleh masyarakat terutama remaja dalam hal banyaknya pernikahan dini
tanpa memikirkan perencanaan yang matang dan pada akhirnya terjadi peledakan
penduduk. Dalam iklan tersebut digambarkan seorang wanita muda dan seorang
laki-laki muda sedang perpacaran di taman, kemudian sang lelaki memakaikan
cincin pada jari sang perempuan, kemudian mereka berdua menikah, dan sang
bercanda kemudian mereka duduk di ayunan dengan kedua anaknya dengan
memberikan slogan ”dua anak lebih baik”. Iklan layanan masyarakat tersebut
pada intinya ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat luas terutama
untuk remaja tentang pentingnya perencanaan yang matang sebelum melakukan
pernikahan. Adapun isi pesan yang disampaikan iklan BKKBN versi shiren
sungkar dan teuku wisnu adalah perencanaan perkawinan yang meliputi persiapan
fisik, persiapan rohani, persiapan sosial, bagaimana seorang akan menghadapi
lingkungan yang baru, persiapan ekonomi. Sedangkan pentingnya perencanaan
kehamilan yaitu, kesiapan usia reproduksi, kesiapan fisik, mengurangi
pertumbuhan penduduk, mengurangi terjadinya bayi lahir cacat. Sedangkan
pentingnya perencanaan kelahiran usia ideal adalah untuk memberikan jarak
antara anak pertama dengan kedua, mengurangi bayi lahir tidak sehat, agar bayi
lahir dengan selamat dan sehat, mengurangi bayi lahir tidak sehat, agar bayi lahir
dengan selamat dan sehat, mengurangi resiko malnutrisi berkurang karena ibunya
relatif lebih sehat dan mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya dan
jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih
efektif. Adapun dalam pemelihan responden yang akan dipilih remaja yang
berumur 15-24 tahun.
Alasan dipilihnya kota Surabaya sebagai lokasi penelitian disebabkan karena :
1. Surabaya merupakan salah satu dari lima kota besar di Indonesia dimana
remajanya banyak melakukan penyimpangan seks. Adapun lima besar Kota
Besar di Indonesia yang para remajanya kebanyakan tidak perawan lagi,
Surabaya 68 %, Medan 52 %, Jakarta 52 %, Jogjakarta 50 % dan Bandung
9
2. Surabaya memiliki ledakan penduduk yang cukup tinggi, salah satunya
dipicu masalah pernikahan dini dengan usia dibawah umur.
3. Surabaya mengalami peningkatan kasus perceraian di Pengadilan Agama
Surabaya pada rentang bulan Januari – Februari 2011. Salah satu faktor
pengajuan gugatan cerai ini disebabkan persoalan rumah tangga yang tidak
lagi harmonis dan salah satunya karena pernikahan usia muda
(http://surabaya.detik.com/read/2011/03/01/171453/1582389/466/kasus-cerai
meningkat-karena-faktor-persoalan-rumah-tangga) serta berdasarkan survei survei BKKBN tahun
2010, Surabaya termasuk kedalam
(http://muda.kompasiana.com/2011/04/21/pergaulan-bebas-dalam-kasus-tommy-kurniawan-vs-ibu-menteri/)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas maka peneliti
tertarik untuk mengambil judul ”TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA
SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN DI TELEVISI VERSI
”SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU”.
1.2.Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimanakah tingkat
pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat
BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat
pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis dan
praktis.
1.Manfaat Teoritis
Dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau
referensi untuk penelitian selanjutnya.
2.Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan pada pihak BKKBN untuk meningkatkan dalam
melaksanakan dan menginformasikan mengenai keluarga berencana kepada
seluruh lapisan masyarakat. Serta bagi remaja untuk mempertimbangkan segala
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Televisi Sebagai Media Periklanan
McLuhan mengatakan bahwa kecenderungan yang pasti dari periklanan
adalah selalu berusaha menampakkan produk sebagai salah satu bagian integral
dari produk sosial dan kebutuhan sosial yang luas. (Bungin, 2001:122). Iklan
bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam situasi
gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah sistem yang keluar dari
imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media.
Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal
tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan
visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya
tarik iklan dibanding media lain. Televisi juga diyakini sangat berorientasi
mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan.
Menurut Basril Djabar dalam Sumartono (2000:5) mengungkapkan hal
yang sama mengenai pentingnya beriklan, bahwa beriklan merupakan upaya
kreatif untuk memperkenalkan suatu produk melalui media, apapun medianya.
Dengan beriklan, masyarakat akan mengenal suatu produk, dan keberhasilan
dalam mempromosikan suatu produk akan menggulirkan suatu kegiatan ekonomi,
Sementara itu beriklan merupakan bentuk presentasi non personal yang
mempromosikan gagasan, produk (barang atau jasa) yang dibiayai oleh pihak
sponsor tertentu dengan menggunakan media tertentu (Sulaksana, 2003 : 90).
Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
dimiliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan
pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Televisi lahir karena perkembangan
teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan
dibanding media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. Televisi ini
sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon,
telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada
kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi
pesan maupun penggunaannya (Kuswandi, 1996 : 6).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan
pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman,
televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.
(Morrisan, 2004:1).
Sedangkan menurut Lowe (2003:16), televisi merupakan media periklanan
yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam beriklan, antara lain :
a. Lebih dapat menarik perhatian.
b. Lebih mudah mempengaruhi khalayak.
13
d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki.
Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang iklan.
Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan
visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya
tarik iklan dibanding media lainnya. Televisi juga diyakini sangat berpotensi
mengingatkan khalayak terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini pula yang
menyebabkan nilai belanja iklan di televisi semakin lama semakin meningkat
(Kasali, 1992 : 172).
Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh
beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh
Kasali (1992 : 121) sebagai berikut :
1. Efisiensi biaya
Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling
efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial atau no komersial. Salah
satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang
sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak
hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya,
tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.
2. Dampak yang kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat
terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada sekaligus dua indera,
kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan
gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.
3. Pengaruh yang kuat
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan
televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Sebagai calon
pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di
televisi daripada yang tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan
bonafiditas pengiklanan.
Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media
komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor
misalnya efisiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga
pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang
membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai
sarana pengiklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat
membuat iklan melewati media televisi lebih menarik.
2.1.2. Periklanan
Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran pilihan. Kita
tidak membeli barang secara langsung kepada para pabrikan, melainkan melalui
agen yang disebut para distributor. Distributor inilah yang menjual produk ke
masyarakat dengan menggunakan para penjual. Para penjual tersebut memerlukan
15
produknya. Informasi tersebut disampaikan melalui sejumlah media, diantaranya
surat kabar, majalah, radio, televisi maupun media-media lain. Ketika pasar
industri menerima informasi tersebut, mereka merespon untuk memilih dan
membeli produk. akhirnya kegiatan yang di dalamnya melibatkan perputaran uang
yang sangat besar (Widyatama, 2007;143-148).
Iklan ada karena ia mempunyai fungsi. Dilihat sebagai alat, iklan dapat
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan. Ia tergantung pada kemana
komunikator hendak menarahkan pesannya. Bisa jadi iklan akan diarahkan hanya
pada upaya memberitahukan kepada asyarakat atas sesuatu hal. Artinya, iklan
memang diharapkan hanya sekedar untuk mengetahui apa yang disampaikan.
Komunikator tidak bermaksud untuk lebih dari sekedar memberitahu sesuatu,
misalnya mengharap agar khalayak terbujuk atau mengikuti saran sebagaimana
yang disarankan dalam pesan iklan.
Berbagai fungsi tersebut dapat digunakan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Jangka pendek adalah tujuan dimana iklan diharapkan mampu
memberikan dampak segera setelah iklan disampaikan di tengah masyarakat.
Jangka panjang adalah dampak yang baru dapat dipetik dalam kurun waktu yang
lama setelah iklan diluncurkan, umumnya adalah terbentuknya citra baik
perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.
Menurut Alo Liloweri (1998) iklan mempunyai fungsi yang sangat luas,
1. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu
pemasaran atau menjual produk. Artinya iklan digunakan untuk mempengaruhi
khalayak untuk memberi dan mengkonsumsi produk. Hampir semua iklan
komersial memiliki fungsi pemasaran.
2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah sebentuk pesan dari komunikator kepada
khalayaknya. Sama halnya dengan berbicara kepada orang lain, maka iklan
juga merupakan pesan yang menghubungkan antara komunikator dengan
komunikan.
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat
membantu mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar mengetahui dan mampu
melakukan sesuatu. Mendidik dalam hal ini cenderung diartikan dalam
perspektik kepentingan komersialisme, industrialisme dan kapitalisme. Artinya
situasi khalayak yang sudah terdidik tersebut dimaksudkan agar khalayak siap
menerima produk yang dihasilkan produsen.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan mampu menjadi penggerak
ekonomi agar kegiatan ekonomi tetap dapat berjalan. Fungsi ini terjadi karena
melalui iklan, masyarakat menjadi terbujuk untuk membeli barang dan
17
5. Fungsi Sosial
Fungsi ini iklan telah mampu mengahsilkan dampak sosial psikologis yang
cukup besar. Iklan membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, seperti
munculnya budaya konsumerime, menciptakan status sosial baru, menciptakan
budaya pop dan sebagainya.
2.1.2.1. Pengertian Iklan
Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian dari iklan diantaranya
adalah (Widyatama, 2007:15) :
1. Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk
kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan
membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat
membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non
komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.
2. Wright (1978) menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk penyampaian
pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia
menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai
kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual
barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu
dalam bentuk informasi yang persuasif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk
penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui
Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang
ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu
media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. Iklan adalah
bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian
dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan
kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi
khalayak pemirsa iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi
bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli
(Kasali, 1992: 173).
2.1.2.2. J enis-jenis Iklan
Jenis-jenis ikan menurut Liliweri (1992:31-32) terdiri atas dua jenis, yaitu
iklan standar dan iklan layanan masyarakat.
1.Iklan Standar yaitu iklan yang ditata secar khusus untuk keperluan
memperkenalkan barang/jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah
media, yang bertujuan merangsang motif dan minat para pembeli / pemakai.
2.Iklan Layanan Masyarakat merupakan iklan yang dikeluarkan pemerintah
secara khusus untuk mensukseskan program pemerintah pada periode waktu
tertentu.
2.1.2.3. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit. Iklan ini
sering pula disebut dengan iklan layanan masyarakat. Disebut dengan bersifat non
19
Sebab iklan layanan masyarakat juga berupaya mencari keuntungan sosial bukan
keuntungan komersial secara langsung. Keuntungan yang diharapkan dari iklan
layanan masyarakat adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di
tengah masyarakat. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan iklan layanan
masyarakat adalah terletak pada tujuan keuntungan yang ingin diraih atau
diharapkan. Bila iklan standar bertujuan mencari keuntungan ekonomi, maka
dalam iklan layanan masyarakat bertujuan mendapatkan keuntungan berupa citra
baik di tengah masyarakat. Dalam penelitian, jenis iklan yang diamati dalam
penelitian ini yaitu iklan layanan masyarakat BKKBN tentang pentingnya
merencanakan pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
2.1.3. Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat,
kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat pengetahuan disini
adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari
perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke
dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/
dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004:
219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran/penalaran sehingga khalayak
yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung menjadi merasa
jelas. (Effendi, 2003:318).
Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia (Poerwodarminto,
sendiri adalah segala apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal.
Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens
mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas
menindak lanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto, 1999:238).
Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh
mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat
ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui
penggunaan kata-kata.
2.1.4.Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Versi Shiren Sungkar
dan Teuku Wisnu
Iklan BKKBN “Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” diperankan oleh
pasangan artis remaja yaitu Shireen Sungkar dan kekasihnya Teuku Wisnu. Dalam
iklan tersebut, kedua artis tersebut digambarkan tengah menjalin hubungan
pacaran dan berniat untuk melakukan pernikahan. Namun tokoh laki-lakinya
mengingatkan agar tidak terburu-buru untuk memasuki jenjang pernikahan karena
usia mereka belum cukup umur. Selanjutnya di sesi kedua dari iklan tersebut
digambarkan pasangan remaja tersebut telah menikah dan sedang merencanakan
kehamilan. Pada scene berikutnya, si tokoh perempuan yaitu Shireen Sungkar
digambarkan telah hamil dan melahirkan anaknya yang pertama. Kehidupan
pasangan suami istri dengan satu anak tersebut digambarkan cukup harmonis
karena mereka telah merencanakan pernikahan sejak awal termasuk jumlah anak
yang akan mereka miliki. Di scene berikutnya ditampilkan tokoh lain yaitu
21
kelahiran sehingga akan memberikan jarak yang ideal bagi pertumbuhan anak
ataupun kehidupan sosial pasangan suami istri tersebut. Di akhir scene
digambarkan pasangan suami istri tersebut telah memiliki dua anak hasil
perkawinan mereka dan meraih kebahagiaan.
Adapun isi pesan utama iklan layanan masyarakat BKKBN Versi Shiren
Sungkar dan Teuku Wisnu adalah pentingnya perencanaan perkawinan,
perencanaan kehamilan, perencanaan kelahiran usia ideal. Isi pesan yang
disampaikan iklan BKKBN versi shiren sungkar dan teuku wisnu adalah
perencanaan perkawinan, kehamilan usia ideal dan lahiran usia ideal. Penelitian
ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja Surabaya tentang isi
pesan iklan BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.
Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi “Shireen Sungkar dan
Teuku Wisnu” sebagai berikut (www.bkkbn.go.id) :
1. Perencanaan Perkawinan
a. Persiapan fisik dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru
untuk menikah tunggu cukup usia dulu”.
b. Persiapan rohani dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru
untuk menikah”.
c. Bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”agar
nikah indah selamanya”.
d. Persiapan ekonomi dalam menghadapi perkawinan, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat
”perkawinan usia ideal” dan pada kalimat ”jangan buru-buru”.
a. Kesiapan usia reproduksi yang ideal untuk kehamilan, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan
hamil cepat-cepat"
b.Kesiapan fisik untuk menghadapi kehamilan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan hamil
cepat-cepat"
c. Mengurangi pertumbuhan penduduk, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat dan
dua anak lebih baik”.
d.Mengurangi terjadinya bayi lahir cacat, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “agar anak lahir sehat”.
3. Perencanaan Lahiran Usia Ideal
a. Untuk memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan
lahir rapat-rapat”
b.Mengurangi bayi lahir tidak sehat, seperti yang ditampilkan adegan tokoh
pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat”.
c. Agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat dan ibu
selamat”
d.Mengurangi resiko malnutrisi berkurang agar ibunya relatif lebih sehat dan
mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat
“perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir selamat” dan pada
kalimat “jangan lahir rapat-rapat”
e. Jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang
23
sonia pada kalimat “perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir
selamat” dan pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat”
2.1.5.Remaja Sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana masyarakat sebagai pemirsa televisi dapat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton
dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih
ditekankan, masyarakat ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah
yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonim, serta mempunyai
kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan
komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc.Quail, 2001:201). Masyarakat
sebagai pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman yang
berbeda. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media televisi siaran.
Komunikasi dapat dikatakan efektif jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik
terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang
diinginkan pembicara.(Effendy, 2000:84).
Menurut Kartono dan Kartini (2007:148) masa remaja disebut sebagai
masa-penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa, pada saat ini ada perubahan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi
rohaniah dan jasmaniah. Yasng menonjol dalam periode remaja ini adalah
kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri dimana nak muda mulai
meyakini kemauan, potensi dan cita-cita sendiri.dengan kesadaran tersebut ia
berusaha menentukan jalan hidupnya dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti
Menurut Gunarsa (2002:67) seorang remaja berada pada batas peralihan
kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah dewasa apabila
diperlakukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaanya
pengalaman mengenai alam dewasa masih belum banyak karena sering terlihat
pada mereka adanya kegelisahan, pertentangan, berkeinginan besar mencoba
segala hal yang belum diketahuinya, keinginan remaja menjelajah ke alam sekitar
pada remaja lebih luas, menghayal dan berfantasi. Mengingat ciri umum banyak
ditentukan oleh sekitar, maka masyarakat sekeliling remaja mengambil perananan
penting dalam terbentuknya ciri-ciri umum mereka, disamping pengaruh
lingkungan, suasana rumah dan sekolah yang juga turut berperanan. Masyarakat
sebagai ruang gerak di mana para remaja mengembangkan diri, menentukan diri
dan menempatkan diri, turut berperanan dalam memberikan corak khusus sesuai
dengan keadaan yang khusus pula pada masyarakat.
Berdasarkan sifat khalayak tersebut maka sangat sulit bagi komunikator
menyebarkan pesannya dalam media massa karena dapat berpengaruh pada
khalayak banyak dan luas. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan
kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa
menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.
Berdasarkan hal itu maka pesan dari media massa yang diminati oleh seluruh
khalayak ibu-ibu, ada juga yang disenangi oleh kelompok remaja tertentu.
Pengelompokan tersebut, diperuntukkan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran
(target group), disamping khlayak keseluruhan sebagai sasarannya atau bisa juga
25
2.1.6.Teori SOR
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini,
berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi
salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115).
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang
pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi.
Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari
rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya
pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi
dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan
lambang.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat menerima
pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima sebagai
informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan
komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan
Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari
komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan konatif.
Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi.
Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi
komunikan (Effendi, 2003:118)
Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam
lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari
ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari
satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita
tentang fenomena yang dijelaskan. Sedangkan organisme yang menjadi perantara
stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam
artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku
eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal
organisme tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa/
stimulus. Menurut Stimulus–Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
27
Gambar 2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan
menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan.
Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah
disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk
mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi
(Effendy, 2003:56).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya
proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses
tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir
tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap
ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap
obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower.
Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada
tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan.
Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek.
Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya.
Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya
(Effendy,1993:256).
2.2. Kerangka Ber fikir
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan berita, banyak
sekali iklan-iklan yang dilempar di pasaran baik itu iklan standar maupun iklan
layanan masyarakat. Pada iklan standar sudah umum karena masyarakat selalu
membutuhkan produk-produk baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Dalam iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah hanya
menonjolkan isi pesan dari iklan layanan masyarakat tersebut.
Periklanan ditunjukkan kepada khalayak massal, sehingga diperlukan media
massa di dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Untuk
mengkomunikasikan iklan kepada masyarakat, pengiklan memilih televisi sebagai
media periklanan. Pemilihan televisi sebagi media periklanan karena televisi
memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa lainnya.
Kelebihan-kelebihan televisi adalah daya jangkau yang besar dan sifatnya yang
audio visual.
Iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat dari
pemasangannya. Iklan BKKBN versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu yang
isinya ajakan bagi para remaja untuk mengikuti konsep Generasi Berencana,
Bagaimana remaja bisa menjadi remaja yang berencana, dengan merencanakan
kehidupan saat ini untuk masa mendatang, mulai perencanaan pernikahan,
29
iklan BKKBN versi shiren sungkar dan teuku wisnu adalah perencanaan
perkawinan yang meliputi persiapan fisik, persiapan rohani, persiapan sosial,
bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, persiapan ekonomi.
Sedangkan pentingnya perencanaan kehamilan yaitu, kesiapan usia reproduksi,
kesiapan fisik, mengurangi pertumbuhan penduduk, mengurangi terjadinya bayi
lahir cacat. Sedangkan pentingnya perencanaan kelahiran usia ideal adalah untuk
memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, mengurangi bayi lahir tidak
sehat, agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, mengurangi resiko malnutrisi
berkurang karena ibunya relatif lebih sehat dan mempunyai cukup waktu untuk
pengasuhan anaknya dan jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan
kualitas hidup yang lebih efektif.
Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada remaja
Surabaya tentang isi pesan iklan BKKBN versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu
di televisi. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu
kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah
tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut
3.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,
dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan
secara rinci pengetahuan remaja tentang isi pesan iklan BKKBN di televisi versi
“Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.
Dengan menggunakan tabel dan akan di analisis sehingga hasil
pengetahuan remaja yang dilakukan peneliti dapat menghasilkan uraian yang
mendalam tentang hasil pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan
peneliti.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2.1. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator
dari variabel-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan melukiskan secara
sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rakhmat,
1999:22). Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah :
Tingkat pengetahuan adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu
misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pengetahuan
mengacu pada perubahan yang terjadi dalam efek komunikasi massa, yang
31
diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Pada
penelitian ini tingkat pengetahuan yaitu sejauh mana komunikan menerima dan
mengingat pesan dari komunikator yang dapat ditangkap melalui panca indera
tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
Surabaya tentang isi pesan iklan BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan
Teuku Wisnu”. Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi
“Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” sebagai berikut (www.bkkbn.go.id) :
1. Perencanaan Perkawinan
a. Persiapan fisik dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru
untuk menikah tunggu cukup usia dulu”.
b. Persiapan rohani dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru
untuk menikah”.
c. Bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”agar
nikah indah selamanya”.
d. Persiapan ekonomi dalam menghadapi perkawinan, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat
”perkawinan usia ideal” dan pada kalimat ”jangan buru-buru”.
2. Kehamilan Usia Ideal
a. Kesiapan usia reproduksi yang ideal untuk kehamilan, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan
b.Kesiapan fisik untuk menghadapi kehamilan, seperti yang ditampilkan
adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan hamil
cepat-cepat"
c. Mengurangi pertumbuhan penduduk, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat dan
dua anak lebih baik”.
d.Mengurangi terjadinya bayi lahir cacat, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “agar anak lahir sehat”.
3. Perencanaan Lahiran Usia Ideal
a. Untuk memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan
lahir rapat-rapat”.
b.Mengurangi bayi lahir tidak sehat, seperti yang ditampilkan adegan tokoh
pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat”.
c. Agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, seperti yang ditampilkan adegan
tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat dan ibu
selamat”
d.Mengurangi resiko malnutrisi berkurang agar ibunya relatif lebih sehat dan
mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya, seperti yang
ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat
“perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir selamat” dan pada
kalimat “jangan lahir rapat-rapat”
e. Jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang
lebih efektif seperti yang ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter
sonia pada kalimat “perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir
33
3.2.2. Pengukuran Variabel
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan BKKBN
di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” yang ditampilkan di televisi
diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas
pertanyaan atau kuesioner yaitu :
1. Tahu skor 2
2. Tidak tahu skor 1
Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar
interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah
Tingkat pengetahuan pemirsa tentang iklan BKKBN versi Shireen Sungkar
dan Teuku Wisnu di televisi terdiri dari 13 pertanyaan dengan penghitungan:
Skor tertinggi : 13 x 2 = 26
Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah rendah,
Jumlah skor 13 - 17 dalam kategori penilaian rendah, artinya pengetahuan
remaja isi pesan iklanBKKBN kurang.
Jumlah skor 18 - 21 dalam kategori penilaian sedang, artinya pengetahuan
remaja isi pesan iklan BKKBN cukup.
Jumlah skor 22 - 26 dalam kategori penilaian tinggi, artinya pengetahuan
remaja mengenai isi pesan iklan BKKBN baik.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur 15-24
tahun. Dipilihnya remaja sebagai khalayak pemirsa sasaran dalam penelitian ini
karena masyarakat telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih sempurna
(kematangan kognitif), kematangan emosional dan sosial serta besarnya rasa ingin
tahu yang berlebihan (Sobur, 2003 : 52-53). Maka populasi mulai usia 15-24
tahun berjumlah 315.845 remaja (Berdasarkan data BPS dalam angka 2011).
3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berusia mulai
15-24 tahun dan yang melihat iklan BKKBN di televisi versi ”Shiren Sungkar dan
Teuku Wisnu”. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah multistage cluster random sampling, maka secara sistematis teknik
penarikan sampel dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini:
35
Tahapan multistage cluster random sampling digambarkan sebagai
berikut:
a. Langkah pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di kota
Surabaya, di mana kota Surabaya terbagi dalam 5 wilayah Surabaya Pusat,
Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat dan Surabaya Utara.
Setelah dilakukan pengundian secara acak maka terpilih 2 (dua) wilayah
penelitian, yaitu wilayah Surabaya Barat dan Pusat.
b. Langka kedua, Tahap kedua, dilakukan pemilihan dengan pengundian secara
acak pada wilayah kecamatan, dimana wilayah Surabaya Barat dipilih 2 (dua)
kecamatan dan Surabaya Pusat dipilih 2 (dua) kecamatan. Untuk Surabaya
Barat adalah Kecamatan Benowo dan Kecamatan Tandes dan untuk Surabaya
Pusat terpilih Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Tegalsari.
c. Langkah ketiga, dilakukan pemilihan dengan pengundian secara acak pada
wilayah kelurahan yang ada di Kecamatan Benowo, Kecamatan Tandes,
Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Tegalsari, kemudian dirandom. Untuk
Kecamatan Benowo adalah Kelurahan Kandangan dan kelurahan Oso
Wilangon. Kecamatan Tandes adalah Kelurahan Karangpoh dan Kelurahan
Balongsari, sedangkn Kecamatan Bubutan adalah Kelurahan Bubutan dan
Kelurahan Jepara, serta Kecamatan Tegalsari adalah Kelurahan Keputran dan
Kelurahan Kedung Doro.
Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka
digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :
n = Jumlah sampel.
d = Presisi (derajat ketelitian 10%).
1 = angka konstan
memiliki karakteristik seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Tabel 3.1.
J umlah Sampel Untuk Keseluruhan Sur abaya
No Wilayah
Sur abaya Kecamatan Kelur ahan
J umlah Remaja
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2010
Untuk lebih rincinya jumlah masyarakat Surabaya dari beberapa
Kelurahan yang akan dilakukan penarikan sampel berdasarkan wilayah tiap-tiap
Kelurahan dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut :
37
Pengumpulan data untuk penelitian ini, menurut cara memperolehnya
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :
Data Primer adalah data yang dikumpulkan dari responden. Data
primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan
berdasarkan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup dan
terbuka.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari
lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi
kedua seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain
sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk
melakukan analisis.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi
yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara
berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk
mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari:
mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk
selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data
yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :