• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fisip UPN ”Veteran”

J awa Timur

Oleh :

FAJ AR J ULIARTO PERMADI NPM: 0543310441

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A SURABAYA

TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN DI TELEVISI

VERSI ”SHIREN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU”

Nama : Fajar J u liarto Permadi

NPM : 0543310441

Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi

Telah Disetujui untuk Mengikuti Seminar Proposal :

Pembimbing Utama

Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199609 2001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

(3)

Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku

Wisnu)

Nama : Fajar J u liarto Permadi

NPM : 0543310441

Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik

Telah Disetujui untuk Mengikuti Ujian Lisan :

Mengetahui

Pembimbing Utama

Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199309 2001

Menyetujui

Dekan

(4)

J udul : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ A SURABAYA

TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif

Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tantang Isi pesan Iklan

BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)

Nama : Fajar J uliarto Permadi

NPM : 0543310441

Pr ogdi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1.

Dra. Herlina Sukmawati, MSi J uwito, S. Sos, Msi

NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 367049500361

2.

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, MSi NPT. 370069400351

3.

Dr a. Her lina Sukmawati, MSi

NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui Ketua Program Studi

(5)

Oleh

Fajar J u liarto Permadi 0543310441

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 26 J uli 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Herlina Sukmawati, MSi J uwito, S. Sos, MSi

NIP. 19641225 199309 2001 NPT. 367049500361

2. Sekr etaris

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, MSi NPT. 370069400351

3. Anggota

Dra. Herlina Sukmawati, MSi NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui

Dekan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Perkenankan

pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini,

dengan rasa hormat yang mendalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa membimbing dan meluangkan waktu, guna memberikan

pengarahan pada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”

(7)

bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a tulus ikhlas hingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.

6. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik

kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan

mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk

mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1. Televisi Sebagai Media Periklanan ... 11

2.1.2. Periklanan ... 14

2.1.2.1. Pengertian Iklan ... 17

2.1.2.2. Jenis-jenis Iklan ... 18

2.1.2.3. Iklan Layanan Masyarakat ... 18

(9)

2.1.6. Teori SOR ... 25

2.2. Kerangka Berfikir ... 28

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 30

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.2.1. Definisi Operasional ... 30

3.2.2. Pengukuran Variabel ... 33

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan sampel ... 34

3.3.1. Populasi ... 34

3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 34

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

4.1.1. Profil Kota Surabaya ... 39

4.1.2. Demografi Kota Surabaya ... 39

4.1.3. Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu ... 41

(10)

4.2.1. Karakteristik Responden ... 41

4.2.2. Pernyataan Tentang Media ... 44

4.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(11)

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Untuk Keseluruhan Surabaya ... 36

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43

Tabel 4.5. Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” ... 44

Tabel 4.6. Durasi Menonton Iklan Layanan Masyarakat BKKBN ”Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” ... 44

Tabel 4.7. Perencanaan Perkawinan Dalam Persiapan Fisik Dalam Menghadapi Perkawinan ... 46

Tabel 4.8. Perencanaan Perkawinan Dalam Persiapan Rohani Dalam Menghadapi Perkawinan ... 47

Tabel 4.9. Perencanan Perkawinan Mengenai Bagaimana Seorang Akan Menghadapi Lingkungan Yang Baru ... 48

Tabel 4.10. Perencanan Perkawinan Mengenai Persiapan Ekonomi Dalam Menghadapi Perkawinan ... 50

Tabel 4.11. Kesiapan Usia Reproduksi Yang Ideal Untuk Kehamilan ... 51

Tabel 4.12. Kesiapan Fisik Untuk Menghadapi Kehamilan ... 53

(12)

Tabel 4.14.Tujuan Dari Kehamilan Usia Ideal Untuk Mengurangi

Terjadinya Bayi Lahir Cacat ... 56

Tabel 4.15. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Untuk

Memberikan Jarak Antara Anak Pertama Dengan Kedua ... 58

Tabel 4.16. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk

Mengurangi Bayi Lahir Tidak Sehat ... 59

Tabel 4.17. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Bayi Lahir

Dengan Selamat Dan Sehat ... 61

Tabel 4.18. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk

Mengurangi Resiko Malnutrisi Agar Ibunya Relatif Lebih

Sehat Dan Mempunyai Cukup Waktu Untuk Pengasuhan

Anaknya ... 62

Tabel 4.19. Tujuan Dari Perencanaan Lahiran Usia Ideal Untuk Jarak

Kelahiran Juga Berkontribusi Untuk Meningkatkan Kualitas

Hidup Yang Lebih Efektif ... 64

(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner ... 73

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden ... 78

Lampiran 3 : Output SPSS ... 82

(15)

Salah satu media untuk menyampaikan pesan berupa iklan adalah televisi. Salah satu iklan layanan masyarakat yang sering ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia adalah iklan layanan masyarakat mengenai BKKBN Versi ”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur 15-24 tahun, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang remaja.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage cluster random

sampling. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi.

Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan remaja Surabaya berada pada kategori sedang hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang isi iklan layanan masyarakat BKKBN “versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu di televisi remaja cukup memahami isi pesan yang disampaikan oleh iklan layanan masyarkat BKKBN “versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan

Abstrac

One form of media to convey messages is television advertising. One of the frequent public service announcements aired by television stations in Indonesia is a public service announcement about the BKKBN Version " Shireen Sungkar and Teuku Wisnu ". The purpose of this study to determine how the level of knowledge of young people in Surabaya on the content of the message BKKBN public service ads on television version "Shireen Sungkar and Teuku Wisnu".

The population in this study were adolescents 15-24 years old Surabaya, sample in this study of 100 people remaja.Teknik sampling in this study is using multistage cluster random sampling. Analysis techniques in this study using a frequency distribution.

The results of this study is the knowledge level of adolescents Surabaya is the category of being it is shown that the level of knowledge of adolescents about the content of public service ads BKKBN "version of Shiren Sungkar and Teuku Wisnu on teen television quite understand the message conveyed by the advertising community service BKKBN" version of Shiren Sungkar and Teuku Wisnu.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian

atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo (2003:5)

iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi atau

berkampanye melalui media massa.

Iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam

menjual dan menawarkan suatu produk. Oleh karenanya dalam aktivitas

perpindahan informasi tentang produk yang diiklankan pada khalayak tentunya

harus mengandung daya tarik setelah pemirsa atau khalayak ketahui sehingga

mampu menggugah perasaan, maka untuk menampilkan kekuatan iklan tidak

hanya sekedar menampilkan pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan

non verbal yang mendukung iklan.

Salah satu media untuk menyampaikan pesan berupa iklan adalah televisi.

Hal ini dikarenakan peranan televisi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan

media lain dalam upaya membantu proses keberhasilan penyebaran iklan.

Karenanya memperbincangkan masalah iklan televisi amatlah menarik, selain

memiliki sisi kreasi dan inovasi dalam hal ini mengedepankan informasi, hiburan,

dan pendidikan atau gabungan dari semuanya. Iklan televisi juga mampu

mempengaruhi emosi masyarakat yang bertempat tinggal tersebar dan heterogen

(17)

karakteristiknya yang audio dan visual, televisi mampu membangkitkan selera

pemirsa terutama atas rangsangan visual, sehingga menjadikannya sebagai

medium yang intim dan personal.

Iklan berdasarkan tujuannya terbagi atas iklan komersial dan iklan layanan

masyarakat. Iklan komersial sering disebut iklan bisnis, sebab berdasarkan

tujuannya iklan tersebut bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya

adalah peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat digunakan

untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana

tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan

keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya

penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat

terhadap masalah yang diiklankan serta mendapatkan citra baik di mata

masyarakat (Widyatama, 2007:104).

Saat ini seringkali kita lihat iklan-iklan layanan masyarakat yang

ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha memasyarakatkan

gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari golongan atau instansi tertentu

(pemerintah maupun kelompok), contohnya iklan keluarga berencana atau

BKKBN, iklan anti narkoba ataupun iklan tentang pajak dan sebagainya.

Salah satu iklan layanan masyarakat yang sering ditayangkan oleh stasiun

televisi di Indonesia adalah iklan layanan masyarakat mengenai BKKBN Versi

”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” dimana tujuan dari iklan BKKBN Versi

”Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” mencakup tentang keseluruhan pesan-pesan

(18)

3

Narkotika, Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS sesuai dengan siklus

kesehatan reproduksi seorang remaja. Diharapkan iklan BKKBN versi ”Shireen

Sungkar dan Teuku Wisnu” mampu menjadi trendsetter bagi para remaja untuk

mengikuti konsep Generasi Berencana, yaitu generasi yang merencanakan masa

depannya Bagaimana remaja bisa menjadi remaja yang berencana, dengan

merencanakan kehidupan saat ini untuk masa mendatang. Dimulai dengan belajar

sungguh-sungguh hingga memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Dengan

modal pendidikan kita bisa memperoleh pekerjaan yang sesuai. Baru selanjutnya

memasuki jenjang pernikahan. Belajar (study)–bekerja (work)–menikah (married)

itulah konsep yang ditawarkan.

Adanya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) tujuannya adalah

memberikan pengertian dan kesadaran generasi muda untuk membangun keluarga

berkualitas. Dalam merencanakan keluarga para pemuda atau remaja benar-benar

harus mempertimbangkan tiga hal yang sangat penting. Pertama, kesiapan fisik

atau biologis. Berdasarkan penelitian, usia perkawinan ideal adalah usia 20 tahun

dimana sistem reproduksi seseorang (terutama wanita) sudah matang, sehingga

seorang isteri sudah siap untuk proses kehamilan dan persalinan. Kedua, kesiapan

rohani atau psikis. Usia dibawah 20 tahun belum dapat dikatakan dewasa penuh,

sehingga cara berpikir dan bertanggungjawab belum sepenuhnya dewasa. Ketiga,

kesiapan sosial atau ekonomi. Remaja yang menikah pada usia muda (kurang dari

20 tahun) umumnya belum cukup bekal pendidikan, pengetahuan, dan

ketrampilan yang menunjang untuk memperoleh penghasilan atau pekerjaan yang

(19)

Teuku Wisnu” termasuk didalamnya perencanaan kehamilan dan persalinan,

dengan memperhatikan usia reproduksi sehat yakni idealnya pada rentang usia

20-30 tahun. Selanjutnya memperhatikan jarak kelahiran berikutnya dengan

mempertimbangkan jarak kelahiran yang sehat yaitu sekitar 3–5 tahun. Serta

perencanaan pemakaian alat kontrasepsi KB untuk mengatur jarak

kehamilan (http://bpmpkb.rembangkab.go.id/index.php?option=com_content&vie

w=article&id=48:menjadi-generasi-berencana&catid=3:newsfla).

Masa remaja adalah masa-masa yang indah. Pencarian jati diri

seseorang terjadi pada masa remaja. Remaja merupakan generasi penerus

bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan

kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Namun melihat kondisi remaja saat

ini, harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas negara di

masa yang akan datang, bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Telah

banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan yang dapat merusak masa

depan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti

perkelahian secara perorangan atau kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan,

pemerasan, penganiayaan, penyalahgunaan narkoba, dan seks bebas pranikah. Di

antara berbagai macam kenakalan remaja seks bebas di luar nikah yang dilakukan

oleh remaja bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan sesuatu

yang wajar dan telah menjadi kebiasaan. Meningkatnya jumlah kasus seks bebas

menyebabkan makin tingginya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja menunjukkan

(20)

5

Yang menunjukkan, KTD mencapai 37.000 kasus, 27 % diantaranya terjadi dalam

lingkungan pranikah dan 12,5% adalah para pelajar. Tingginya angka kehamilan

yang tidak diinginkan (KTD), apalagi bagi kehamilan pranikah di kalangan remaja

erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini. Kasus seks bebas di

kota-kota besar lainnya seperti Medan, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan

Surabaya juga sangat tinggi bahkan melebihi angka 50%, yang lebih mengejutkan

untuk kota Jogjakarta sekitar 97,05% remaja Jogja telah melakukan sex bebas,

penelitian ini di lakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat

Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) dengan melibatkan 1666

koresponden. Ini disebabkan karena kurangnya kontrol sosial terhadap remaja

Jogjakarta yang sebagian besar pelajarUraian tentang kasus seks bebas dan makin banyaknya

kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), serta kasus aborsi dan HIV/AIDS di kalangan remaja

Indonesia(http://www.priangan20.com/index.php?option=com_content&view=article&id=158

3:seks-bebas-di-kalangan-remaja-penyimpangan-kenakalan).

Adapun dipilihnya iklan BKKBN versi ”Shireen Sungkar dan Teuku

Wisnu” karena pada saat ini banyak dikalangan masyarakat melakukan

pernikahan dengan usia muda tanpa mempertimbangkannya dengan matang dan

banyak terjadinya seks bebas. Berdasarkan hasil sebuah survei terbaru hingga

akhir Desember 2010 mengungkapkan 68% pelajar tidak perawan lagi. Survei

yang dilakukan oleh sebuah LSM yaitu lembaga yang peduli pada anak dan

perempuan mengambil sampel 11.639 responden pelajar dalam rentang usia

antara 13-18 tahun. Para pelajar ini mengaku telah melakukan hubungan seks pra

(21)

praktik aborsi. Berdasarkan survei BKKBN tahun 2010, Surabaya termasuk ke

dalam 5 Kota Besar di Indonesia yang para remajanya kebanyakan tidak perawan

lagi, Surabaya : 68 %, Medan 52 %, Jakarta 51 %, Jogjakarta 50 % dan Bandung

47%.(http://muda.kompasiana.com/2011/04/21/pergaulan-bebas-dalam-kasus-tommy-kurniawan-vs-ibu-menteri/).

Selain itu dari berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para

pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex),

disebabkan terlalu jauhnya kebebasan para remaja dalam bergaul. Faktor utama

masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap

batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus

modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan,

mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Pada saat

ini banyak remaja putri bersedia melakukan kegiatan seks bebas tanpa dibayar

artinya mereka melakukan kegiatan seks bebas suka sama suka. Imbalan yang

mereka peroleh adalah kesenangan untuk makan-makan di plaza, hiburan di

diskotik, dan lain-lain. Keberhasilan Jawa Timur dalam mengembangkan program

Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan.

Namun Pemprov Jatim juga berharap agar Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) juga mampu menekan angka kematian bayi dan ibu

melahirkan. Menurut Sekdaprov DR. H Rasiyo, MSi dalam acara

(22)

7

Prov Jatim Tahun 2011, program KB yang selama ini dikawal oleh BKKBN

cukup sukses karena ada kerjasama dengan pemerintah kabupaten atau kota.

Dengan adanya KB diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan, sebab salah

satu penyebab kemiskinan adalah meningkatnya jumlah penduduk, selain

menfokuskan program penekanan jumlah penduduk melalui program KB. Serta

BKKBN dapat meningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan program

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang, mempererat koordinasi selain itu, mempercepat

pencapaian program kependudukan dan KB khususnya tahun 2011. Sementara itu,

sekaligus membuktikan kalau telah terjadi keseimbangan peran antara laki-laki

dan perempuan. Jadi tidak hanya perempuan yang menjalani KB, para pria juga

membantu untuk menggunakan KB.

Biro iklan yang memproduksi iklan layanan masyarakat tentang BKKBN

tersebut berusaha untuk mengemas iklan tersebut dalam bentuk yang menarik dan

mudah dipahami oleh masyarakat umum. Dengan menampilkan beberapa tokoh

dengan alur cerita yang mudah dicerna serta slogan yang menarik yaitu ”dua anak

lebih baik”. Iklan yang dibuat berusaha menggambarkan situasi umum yang

dialami oleh masyarakat terutama remaja dalam hal banyaknya pernikahan dini

tanpa memikirkan perencanaan yang matang dan pada akhirnya terjadi peledakan

penduduk. Dalam iklan tersebut digambarkan seorang wanita muda dan seorang

laki-laki muda sedang perpacaran di taman, kemudian sang lelaki memakaikan

cincin pada jari sang perempuan, kemudian mereka berdua menikah, dan sang

(23)

bercanda kemudian mereka duduk di ayunan dengan kedua anaknya dengan

memberikan slogan ”dua anak lebih baik”. Iklan layanan masyarakat tersebut

pada intinya ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat luas terutama

untuk remaja tentang pentingnya perencanaan yang matang sebelum melakukan

pernikahan. Adapun isi pesan yang disampaikan iklan BKKBN versi shiren

sungkar dan teuku wisnu adalah perencanaan perkawinan yang meliputi persiapan

fisik, persiapan rohani, persiapan sosial, bagaimana seorang akan menghadapi

lingkungan yang baru, persiapan ekonomi. Sedangkan pentingnya perencanaan

kehamilan yaitu, kesiapan usia reproduksi, kesiapan fisik, mengurangi

pertumbuhan penduduk, mengurangi terjadinya bayi lahir cacat. Sedangkan

pentingnya perencanaan kelahiran usia ideal adalah untuk memberikan jarak

antara anak pertama dengan kedua, mengurangi bayi lahir tidak sehat, agar bayi

lahir dengan selamat dan sehat, mengurangi bayi lahir tidak sehat, agar bayi lahir

dengan selamat dan sehat, mengurangi resiko malnutrisi berkurang karena ibunya

relatif lebih sehat dan mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya dan

jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih

efektif. Adapun dalam pemelihan responden yang akan dipilih remaja yang

berumur 15-24 tahun.

Alasan dipilihnya kota Surabaya sebagai lokasi penelitian disebabkan karena :

1. Surabaya merupakan salah satu dari lima kota besar di Indonesia dimana

remajanya banyak melakukan penyimpangan seks. Adapun lima besar Kota

Besar di Indonesia yang para remajanya kebanyakan tidak perawan lagi,

Surabaya 68 %, Medan 52 %, Jakarta 52 %, Jogjakarta 50 % dan Bandung

(24)

9

2. Surabaya memiliki ledakan penduduk yang cukup tinggi, salah satunya

dipicu masalah pernikahan dini dengan usia dibawah umur.

3. Surabaya mengalami peningkatan kasus perceraian di Pengadilan Agama

Surabaya pada rentang bulan Januari – Februari 2011. Salah satu faktor

pengajuan gugatan cerai ini disebabkan persoalan rumah tangga yang tidak

lagi harmonis dan salah satunya karena pernikahan usia muda

(http://surabaya.detik.com/read/2011/03/01/171453/1582389/466/kasus-cerai

meningkat-karena-faktor-persoalan-rumah-tangga) serta berdasarkan survei survei BKKBN tahun

2010, Surabaya termasuk kedalam

(http://muda.kompasiana.com/2011/04/21/pergaulan-bebas-dalam-kasus-tommy-kurniawan-vs-ibu-menteri/)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas maka peneliti

tertarik untuk mengambil judul ”TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA

SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN DI TELEVISI VERSI

”SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU”.

1.2.Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimanakah tingkat

pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat

BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat

pengetahuan remaja di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat

(25)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis dan

praktis.

1.Manfaat Teoritis

Dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau

referensi untuk penelitian selanjutnya.

2.Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan pada pihak BKKBN untuk meningkatkan dalam

melaksanakan dan menginformasikan mengenai keluarga berencana kepada

seluruh lapisan masyarakat. Serta bagi remaja untuk mempertimbangkan segala

(26)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Televisi Sebagai Media Periklanan

McLuhan mengatakan bahwa kecenderungan yang pasti dari periklanan

adalah selalu berusaha menampakkan produk sebagai salah satu bagian integral

dari produk sosial dan kebutuhan sosial yang luas. (Bungin, 2001:122). Iklan

bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam situasi

gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah sistem yang keluar dari

imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media.

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal

tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan

visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya

tarik iklan dibanding media lain. Televisi juga diyakini sangat berorientasi

mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan.

Menurut Basril Djabar dalam Sumartono (2000:5) mengungkapkan hal

yang sama mengenai pentingnya beriklan, bahwa beriklan merupakan upaya

kreatif untuk memperkenalkan suatu produk melalui media, apapun medianya.

Dengan beriklan, masyarakat akan mengenal suatu produk, dan keberhasilan

dalam mempromosikan suatu produk akan menggulirkan suatu kegiatan ekonomi,

(27)

Sementara itu beriklan merupakan bentuk presentasi non personal yang

mempromosikan gagasan, produk (barang atau jasa) yang dibiayai oleh pihak

sponsor tertentu dengan menggunakan media tertentu (Sulaksana, 2003 : 90).

Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang

dimiliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan

pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Televisi lahir karena perkembangan

teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan

dibanding media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. Televisi ini

sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon,

telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada

kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi

pesan maupun penggunaannya (Kuswandi, 1996 : 6).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan

pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol

dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman,

televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.

(Morrisan, 2004:1).

Sedangkan menurut Lowe (2003:16), televisi merupakan media periklanan

yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam beriklan, antara lain :

a. Lebih dapat menarik perhatian.

b. Lebih mudah mempengaruhi khalayak.

(28)

13

d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki.

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang iklan.

Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan

visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya

tarik iklan dibanding media lainnya. Televisi juga diyakini sangat berpotensi

mengingatkan khalayak terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini pula yang

menyebabkan nilai belanja iklan di televisi semakin lama semakin meningkat

(Kasali, 1992 : 172).

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh

beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh

Kasali (1992 : 121) sebagai berikut :

1. Efisiensi biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling

efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial atau no komersial. Salah

satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang

sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak

hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya,

tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat

terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada sekaligus dua indera,

(29)

kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan

gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan

televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Sebagai calon

pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di

televisi daripada yang tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan

bonafiditas pengiklanan.

Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media

komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor

misalnya efisiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga

pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang

membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai

sarana pengiklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat

membuat iklan melewati media televisi lebih menarik.

2.1.2. Periklanan

Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran pilihan. Kita

tidak membeli barang secara langsung kepada para pabrikan, melainkan melalui

agen yang disebut para distributor. Distributor inilah yang menjual produk ke

masyarakat dengan menggunakan para penjual. Para penjual tersebut memerlukan

(30)

15

produknya. Informasi tersebut disampaikan melalui sejumlah media, diantaranya

surat kabar, majalah, radio, televisi maupun media-media lain. Ketika pasar

industri menerima informasi tersebut, mereka merespon untuk memilih dan

membeli produk. akhirnya kegiatan yang di dalamnya melibatkan perputaran uang

yang sangat besar (Widyatama, 2007;143-148).

Iklan ada karena ia mempunyai fungsi. Dilihat sebagai alat, iklan dapat

digunakan untuk mencapai berbagai tujuan. Ia tergantung pada kemana

komunikator hendak menarahkan pesannya. Bisa jadi iklan akan diarahkan hanya

pada upaya memberitahukan kepada asyarakat atas sesuatu hal. Artinya, iklan

memang diharapkan hanya sekedar untuk mengetahui apa yang disampaikan.

Komunikator tidak bermaksud untuk lebih dari sekedar memberitahu sesuatu,

misalnya mengharap agar khalayak terbujuk atau mengikuti saran sebagaimana

yang disarankan dalam pesan iklan.

Berbagai fungsi tersebut dapat digunakan dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Jangka pendek adalah tujuan dimana iklan diharapkan mampu

memberikan dampak segera setelah iklan disampaikan di tengah masyarakat.

Jangka panjang adalah dampak yang baru dapat dipetik dalam kurun waktu yang

lama setelah iklan diluncurkan, umumnya adalah terbentuknya citra baik

perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.

Menurut Alo Liloweri (1998) iklan mempunyai fungsi yang sangat luas,

(31)

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu

pemasaran atau menjual produk. Artinya iklan digunakan untuk mempengaruhi

khalayak untuk memberi dan mengkonsumsi produk. Hampir semua iklan

komersial memiliki fungsi pemasaran.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah sebentuk pesan dari komunikator kepada

khalayaknya. Sama halnya dengan berbicara kepada orang lain, maka iklan

juga merupakan pesan yang menghubungkan antara komunikator dengan

komunikan.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat

membantu mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar mengetahui dan mampu

melakukan sesuatu. Mendidik dalam hal ini cenderung diartikan dalam

perspektik kepentingan komersialisme, industrialisme dan kapitalisme. Artinya

situasi khalayak yang sudah terdidik tersebut dimaksudkan agar khalayak siap

menerima produk yang dihasilkan produsen.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan mampu menjadi penggerak

ekonomi agar kegiatan ekonomi tetap dapat berjalan. Fungsi ini terjadi karena

melalui iklan, masyarakat menjadi terbujuk untuk membeli barang dan

(32)

17

5. Fungsi Sosial

Fungsi ini iklan telah mampu mengahsilkan dampak sosial psikologis yang

cukup besar. Iklan membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, seperti

munculnya budaya konsumerime, menciptakan status sosial baru, menciptakan

budaya pop dan sebagainya.

2.1.2.1. Pengertian Iklan

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian dari iklan diantaranya

adalah (Widyatama, 2007:15) :

1. Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk

kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan

membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat

membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non

komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.

2. Wright (1978) menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk penyampaian

pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia

menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai

kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu

dalam bentuk informasi yang persuasif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk

penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui

(33)

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu

media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. Iklan adalah

bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian

dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan

didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan

kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi

khalayak pemirsa iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi

bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli

(Kasali, 1992: 173).

2.1.2.2. J enis-jenis Iklan

Jenis-jenis ikan menurut Liliweri (1992:31-32) terdiri atas dua jenis, yaitu

iklan standar dan iklan layanan masyarakat.

1.Iklan Standar yaitu iklan yang ditata secar khusus untuk keperluan

memperkenalkan barang/jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah

media, yang bertujuan merangsang motif dan minat para pembeli / pemakai.

2.Iklan Layanan Masyarakat merupakan iklan yang dikeluarkan pemerintah

secara khusus untuk mensukseskan program pemerintah pada periode waktu

tertentu.

2.1.2.3. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit. Iklan ini

sering pula disebut dengan iklan layanan masyarakat. Disebut dengan bersifat non

(34)

19

Sebab iklan layanan masyarakat juga berupaya mencari keuntungan sosial bukan

keuntungan komersial secara langsung. Keuntungan yang diharapkan dari iklan

layanan masyarakat adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di

tengah masyarakat. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan iklan layanan

masyarakat adalah terletak pada tujuan keuntungan yang ingin diraih atau

diharapkan. Bila iklan standar bertujuan mencari keuntungan ekonomi, maka

dalam iklan layanan masyarakat bertujuan mendapatkan keuntungan berupa citra

baik di tengah masyarakat. Dalam penelitian, jenis iklan yang diamati dalam

penelitian ini yaitu iklan layanan masyarakat BKKBN tentang pentingnya

merencanakan pernikahan dan kehidupan berkeluarga.

2.1.3. Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat,

kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat pengetahuan disini

adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari

perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke

dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/

dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004:

219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran/penalaran sehingga khalayak

yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung menjadi merasa

jelas. (Effendi, 2003:318).

Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia (Poerwodarminto,

(35)

sendiri adalah segala apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal.

Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens

mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas

menindak lanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto, 1999:238).

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh

mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat

ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui

penggunaan kata-kata.

2.1.4.Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN Versi Shiren Sungkar

dan Teuku Wisnu

Iklan BKKBN “Versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu” diperankan oleh

pasangan artis remaja yaitu Shireen Sungkar dan kekasihnya Teuku Wisnu. Dalam

iklan tersebut, kedua artis tersebut digambarkan tengah menjalin hubungan

pacaran dan berniat untuk melakukan pernikahan. Namun tokoh laki-lakinya

mengingatkan agar tidak terburu-buru untuk memasuki jenjang pernikahan karena

usia mereka belum cukup umur. Selanjutnya di sesi kedua dari iklan tersebut

digambarkan pasangan remaja tersebut telah menikah dan sedang merencanakan

kehamilan. Pada scene berikutnya, si tokoh perempuan yaitu Shireen Sungkar

digambarkan telah hamil dan melahirkan anaknya yang pertama. Kehidupan

pasangan suami istri dengan satu anak tersebut digambarkan cukup harmonis

karena mereka telah merencanakan pernikahan sejak awal termasuk jumlah anak

yang akan mereka miliki. Di scene berikutnya ditampilkan tokoh lain yaitu

(36)

21

kelahiran sehingga akan memberikan jarak yang ideal bagi pertumbuhan anak

ataupun kehidupan sosial pasangan suami istri tersebut. Di akhir scene

digambarkan pasangan suami istri tersebut telah memiliki dua anak hasil

perkawinan mereka dan meraih kebahagiaan.

Adapun isi pesan utama iklan layanan masyarakat BKKBN Versi Shiren

Sungkar dan Teuku Wisnu adalah pentingnya perencanaan perkawinan,

perencanaan kehamilan, perencanaan kelahiran usia ideal. Isi pesan yang

disampaikan iklan BKKBN versi shiren sungkar dan teuku wisnu adalah

perencanaan perkawinan, kehamilan usia ideal dan lahiran usia ideal. Penelitian

ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja Surabaya tentang isi

pesan iklan BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.

Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi “Shireen Sungkar dan

Teuku Wisnu” sebagai berikut (www.bkkbn.go.id) :

1. Perencanaan Perkawinan

a. Persiapan fisik dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru

untuk menikah tunggu cukup usia dulu”.

b. Persiapan rohani dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru

untuk menikah”.

c. Bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”agar

nikah indah selamanya”.

d. Persiapan ekonomi dalam menghadapi perkawinan, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat

”perkawinan usia ideal” dan pada kalimat ”jangan buru-buru”.

(37)

a. Kesiapan usia reproduksi yang ideal untuk kehamilan, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan

hamil cepat-cepat"

b.Kesiapan fisik untuk menghadapi kehamilan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan hamil

cepat-cepat"

c. Mengurangi pertumbuhan penduduk, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat dan

dua anak lebih baik”.

d.Mengurangi terjadinya bayi lahir cacat, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “agar anak lahir sehat”.

3. Perencanaan Lahiran Usia Ideal

a. Untuk memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan

lahir rapat-rapat”

b.Mengurangi bayi lahir tidak sehat, seperti yang ditampilkan adegan tokoh

pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat”.

c. Agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat dan ibu

selamat”

d.Mengurangi resiko malnutrisi berkurang agar ibunya relatif lebih sehat dan

mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat

“perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir selamat” dan pada

kalimat “jangan lahir rapat-rapat”

e. Jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang

(38)

23

sonia pada kalimat “perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir

selamat” dan pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat”

2.1.5.Remaja Sebagai Khalayak

Secara universal dan sederhana masyarakat sebagai pemirsa televisi dapat

diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton

dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih

ditekankan, masyarakat ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah

yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonim, serta mempunyai

kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan

komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc.Quail, 2001:201). Masyarakat

sebagai pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman yang

berbeda. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media televisi siaran.

Komunikasi dapat dikatakan efektif jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik

terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang

diinginkan pembicara.(Effendy, 2000:84).

Menurut Kartono dan Kartini (2007:148) masa remaja disebut sebagai

masa-penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa, pada saat ini ada perubahan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi

rohaniah dan jasmaniah. Yasng menonjol dalam periode remaja ini adalah

kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri dimana nak muda mulai

meyakini kemauan, potensi dan cita-cita sendiri.dengan kesadaran tersebut ia

berusaha menentukan jalan hidupnya dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti

(39)

Menurut Gunarsa (2002:67) seorang remaja berada pada batas peralihan

kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah dewasa apabila

diperlakukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaanya

pengalaman mengenai alam dewasa masih belum banyak karena sering terlihat

pada mereka adanya kegelisahan, pertentangan, berkeinginan besar mencoba

segala hal yang belum diketahuinya, keinginan remaja menjelajah ke alam sekitar

pada remaja lebih luas, menghayal dan berfantasi. Mengingat ciri umum banyak

ditentukan oleh sekitar, maka masyarakat sekeliling remaja mengambil perananan

penting dalam terbentuknya ciri-ciri umum mereka, disamping pengaruh

lingkungan, suasana rumah dan sekolah yang juga turut berperanan. Masyarakat

sebagai ruang gerak di mana para remaja mengembangkan diri, menentukan diri

dan menempatkan diri, turut berperanan dalam memberikan corak khusus sesuai

dengan keadaan yang khusus pula pada masyarakat.

Berdasarkan sifat khalayak tersebut maka sangat sulit bagi komunikator

menyebarkan pesannya dalam media massa karena dapat berpengaruh pada

khalayak banyak dan luas. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan

kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa

menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.

Berdasarkan hal itu maka pesan dari media massa yang diminati oleh seluruh

khalayak ibu-ibu, ada juga yang disenangi oleh kelompok remaja tertentu.

Pengelompokan tersebut, diperuntukkan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran

(target group), disamping khlayak keseluruhan sebagai sasarannya atau bisa juga

(40)

25

2.1.6.Teori SOR

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini,

berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi

salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115).

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian

antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang

pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi.

Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari

rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya

pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi

dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada

komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan

lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat menerima

pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima sebagai

informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan

komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan

(41)

Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap

pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari

komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan konatif.

Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi.

Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi

komunikan (Effendi, 2003:118)

Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam

lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari

ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari

satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita

tentang fenomena yang dijelaskan. Sedangkan organisme yang menjadi perantara

stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam

artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku

eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal

organisme tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa/

stimulus. Menurut Stimulus–Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi

khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

(42)

27

Gambar 2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau

pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima

atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan

menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan.

Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah

disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk

mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi

(Effendy, 2003:56).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya

proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses

tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir

tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan

lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap

ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap

obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower.

Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada

tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan.

Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek.

(43)

Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya.

Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya

(Effendy,1993:256).

2.2. Kerangka Ber fikir

Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan berita, banyak

sekali iklan-iklan yang dilempar di pasaran baik itu iklan standar maupun iklan

layanan masyarakat. Pada iklan standar sudah umum karena masyarakat selalu

membutuhkan produk-produk baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Dalam iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah hanya

menonjolkan isi pesan dari iklan layanan masyarakat tersebut.

Periklanan ditunjukkan kepada khalayak massal, sehingga diperlukan media

massa di dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Untuk

mengkomunikasikan iklan kepada masyarakat, pengiklan memilih televisi sebagai

media periklanan. Pemilihan televisi sebagi media periklanan karena televisi

memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa lainnya.

Kelebihan-kelebihan televisi adalah daya jangkau yang besar dan sifatnya yang

audio visual.

Iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat dari

pemasangannya. Iklan BKKBN versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu yang

isinya ajakan bagi para remaja untuk mengikuti konsep Generasi Berencana,

Bagaimana remaja bisa menjadi remaja yang berencana, dengan merencanakan

kehidupan saat ini untuk masa mendatang, mulai perencanaan pernikahan,

(44)

29

iklan BKKBN versi shiren sungkar dan teuku wisnu adalah perencanaan

perkawinan yang meliputi persiapan fisik, persiapan rohani, persiapan sosial,

bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, persiapan ekonomi.

Sedangkan pentingnya perencanaan kehamilan yaitu, kesiapan usia reproduksi,

kesiapan fisik, mengurangi pertumbuhan penduduk, mengurangi terjadinya bayi

lahir cacat. Sedangkan pentingnya perencanaan kelahiran usia ideal adalah untuk

memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, mengurangi bayi lahir tidak

sehat, agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, mengurangi resiko malnutrisi

berkurang karena ibunya relatif lebih sehat dan mempunyai cukup waktu untuk

pengasuhan anaknya dan jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan

kualitas hidup yang lebih efektif.

Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada remaja

Surabaya tentang isi pesan iklan BKKBN versi Shiren Sungkar dan Teuku Wisnu

di televisi. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu

kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah

tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut

(45)

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,

dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan

secara rinci pengetahuan remaja tentang isi pesan iklan BKKBN di televisi versi

“Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu”.

Dengan menggunakan tabel dan akan di analisis sehingga hasil

pengetahuan remaja yang dilakukan peneliti dapat menghasilkan uraian yang

mendalam tentang hasil pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan

peneliti.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator

dari variabel-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan melukiskan secara

sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rakhmat,

1999:22). Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah :

Tingkat pengetahuan adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu

misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pengetahuan

mengacu pada perubahan yang terjadi dalam efek komunikasi massa, yang

(46)

31

diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Pada

penelitian ini tingkat pengetahuan yaitu sejauh mana komunikan menerima dan

mengingat pesan dari komunikator yang dapat ditangkap melalui panca indera

tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja

Surabaya tentang isi pesan iklan BKKBN di televisi versi “Shireen Sungkar dan

Teuku Wisnu”. Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi

“Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” sebagai berikut (www.bkkbn.go.id) :

1. Perencanaan Perkawinan

a. Persiapan fisik dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru

untuk menikah tunggu cukup usia dulu”.

b. Persiapan rohani dalam menghadapi perkawinan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”jangan buru-buru

untuk menikah”.

c. Bagaimana seorang akan menghadapi lingkungan yang baru, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat ”agar

nikah indah selamanya”.

d. Persiapan ekonomi dalam menghadapi perkawinan, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat

”perkawinan usia ideal” dan pada kalimat ”jangan buru-buru”.

2. Kehamilan Usia Ideal

a. Kesiapan usia reproduksi yang ideal untuk kehamilan, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan

(47)

b.Kesiapan fisik untuk menghadapi kehamilan, seperti yang ditampilkan

adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan hamil

cepat-cepat"

c. Mengurangi pertumbuhan penduduk, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan lahir rapat-rapat dan

dua anak lebih baik”.

d.Mengurangi terjadinya bayi lahir cacat, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “agar anak lahir sehat”.

3. Perencanaan Lahiran Usia Ideal

a. Untuk memberikan jarak antara anak pertama dengan kedua, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh utama shiren dan wisnu pada kalimat “jangan

lahir rapat-rapat”.

b.Mengurangi bayi lahir tidak sehat, seperti yang ditampilkan adegan tokoh

pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat”.

c. Agar bayi lahir dengan selamat dan sehat, seperti yang ditampilkan adegan

tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat “anak lahir sehat dan ibu

selamat”

d.Mengurangi resiko malnutrisi berkurang agar ibunya relatif lebih sehat dan

mempunyai cukup waktu untuk pengasuhan anaknya, seperti yang

ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter sonia pada kalimat

“perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir selamat” dan pada

kalimat “jangan lahir rapat-rapat”

e. Jarak kelahiran juga berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup yang

lebih efektif seperti yang ditampilkan adegan tokoh pendukung yaitu dokter

sonia pada kalimat “perkawinan usia ideal anak lahir sehat dan ibu lahir

(48)

33

3.2.2. Pengukuran Variabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan BKKBN

di televisi versi “Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu” yang ditampilkan di televisi

diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas

pertanyaan atau kuesioner yaitu :

1. Tahu skor 2

2. Tidak tahu skor 1

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar

interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah

Tingkat pengetahuan pemirsa tentang iklan BKKBN versi Shireen Sungkar

dan Teuku Wisnu di televisi terdiri dari 13 pertanyaan dengan penghitungan:

Skor tertinggi : 13 x 2 = 26

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah rendah,

(49)

Jumlah skor 13 - 17 dalam kategori penilaian rendah, artinya pengetahuan

remaja isi pesan iklanBKKBN kurang.

Jumlah skor 18 - 21 dalam kategori penilaian sedang, artinya pengetahuan

remaja isi pesan iklan BKKBN cukup.

Jumlah skor 22 - 26 dalam kategori penilaian tinggi, artinya pengetahuan

remaja mengenai isi pesan iklan BKKBN baik.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berumur 15-24

tahun. Dipilihnya remaja sebagai khalayak pemirsa sasaran dalam penelitian ini

karena masyarakat telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih sempurna

(kematangan kognitif), kematangan emosional dan sosial serta besarnya rasa ingin

tahu yang berlebihan (Sobur, 2003 : 52-53). Maka populasi mulai usia 15-24

tahun berjumlah 315.845 remaja (Berdasarkan data BPS dalam angka 2011).

3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja Surabaya yang berusia mulai

15-24 tahun dan yang melihat iklan BKKBN di televisi versi ”Shiren Sungkar dan

Teuku Wisnu”. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah multistage cluster random sampling, maka secara sistematis teknik

penarikan sampel dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini:

(50)

35

Tahapan multistage cluster random sampling digambarkan sebagai

berikut:

a. Langkah pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di kota

Surabaya, di mana kota Surabaya terbagi dalam 5 wilayah Surabaya Pusat,

Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat dan Surabaya Utara.

Setelah dilakukan pengundian secara acak maka terpilih 2 (dua) wilayah

penelitian, yaitu wilayah Surabaya Barat dan Pusat.

b. Langka kedua, Tahap kedua, dilakukan pemilihan dengan pengundian secara

acak pada wilayah kecamatan, dimana wilayah Surabaya Barat dipilih 2 (dua)

kecamatan dan Surabaya Pusat dipilih 2 (dua) kecamatan. Untuk Surabaya

Barat adalah Kecamatan Benowo dan Kecamatan Tandes dan untuk Surabaya

Pusat terpilih Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Tegalsari.

c. Langkah ketiga, dilakukan pemilihan dengan pengundian secara acak pada

wilayah kelurahan yang ada di Kecamatan Benowo, Kecamatan Tandes,

Kecamatan Bubutan dan Kecamatan Tegalsari, kemudian dirandom. Untuk

Kecamatan Benowo adalah Kelurahan Kandangan dan kelurahan Oso

Wilangon. Kecamatan Tandes adalah Kelurahan Karangpoh dan Kelurahan

Balongsari, sedangkn Kecamatan Bubutan adalah Kelurahan Bubutan dan

Kelurahan Jepara, serta Kecamatan Tegalsari adalah Kelurahan Keputran dan

Kelurahan Kedung Doro.

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka

digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

(51)

n = Jumlah sampel.

d = Presisi (derajat ketelitian 10%).

1 = angka konstan

memiliki karakteristik seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Tabel 3.1.

J umlah Sampel Untuk Keseluruhan Sur abaya

No Wilayah

Sur abaya Kecamatan Kelur ahan

J umlah Remaja

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2010

Untuk lebih rincinya jumlah masyarakat Surabaya dari beberapa

Kelurahan yang akan dilakukan penarikan sampel berdasarkan wilayah tiap-tiap

Kelurahan dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut :

(52)

37

Pengumpulan data untuk penelitian ini, menurut cara memperolehnya

dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :

(53)

Data Primer adalah data yang dikumpulkan dari responden. Data

primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan

berdasarkan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup dan

terbuka.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari

lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi

kedua seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain

sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk

melakukan analisis.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara

berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk

mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari:

mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk

selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data

yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

Gambar

Gambar  2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 3.1. Bagan Multistage Cluster
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Untuk Keseluruhan Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ ...Secara umum masyarakat internasional memang tidak menghendaki atau telah menghapuskan pidana badan ( corporal punishment ) kecuali negara-negara yang tunduk pada

Hasil analisis dari contoh kasus ini, jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyk enam orang tenaga kerja dengan tiga shift setiap harinya, dan juga memerlukan waktu

Dalam setiap transaksinya pedagang emas diperkenankan untuk menggunakan faktur pajak sederhana, mengingat bahwa konsumennya tidak memiliki NPWP.Pengenaan Tarif atas Emas Perhiasan

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Untuk menghadapi krisis dan kesulitan secara efektif, keluarga harus menggerakan dan mengatur sumber daya mereka, menahan tekanan, dan mengatur kembali submber

Penelitian utama diantaranya karakterisasi bahan baku, uji organoleptik, pembuatan snack bar, dan pembandingan sifat fisik, kimia, dan organoleptik snack bar

“Mekanisme kerja BMT Makmur Mandiri ya simpan pinjam, berkaitan dengan simpanan ada beberapa produk yaitu simpanan makmur, simpanan berkah (siberkah) dan ada juga

untuk masing-masing jenis bakso granat kecil, granat besar, granat jumbo,. bakso daging dan bakso telor pada tahun 2014 dan volume penjualan