• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi student teams achievement divisions (STAD) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X5 SMAN 6 Jogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi student teams achievement divisions (STAD) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X5 SMAN 6 Jogyakarta."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X5 SMAN 6

YOGYAKARTA PRICILA AGATHA KRISTI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dapat tidaknya Student Team Achievement Divisions digunakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Kualitas proses diukur dari tingkat partisipasi, motivasi, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas hasil diukur dari prestasi belajar siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat rancangan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan penilaian, serta soal-soal untuk tes prestasi. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi kegiatan siswa di kelas diakhiri dengan penilaian. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil data observasi dan data hasil penilaian.

Data yang dicari adalah tingkat kualitas proses dan hasil belajar dengan indikator partisipasi, motivasi, keaktifan, dan prestasi belajar ekonomi dengan target awal 55% siswa antusias dalam belajar, 22% siswa memperhatikan pendapat siswa lain, 13% siswa aktif bertanya, 16 % siswa aktif mengemukakan ide/gagasan/jawaban, 80% siswa aktif mengerjakan soal, 16% siswa tidak memperhatikan pelajaran, 5% siswa yang mengganggu temannya, 16% siswa yang ribut, dan 60% siswa tuntas belajar Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan disimpulkan bahwa penerapan Student Team Achievement Divisions dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Perbandingan capaian sebelum implementasi Student Team Achievement Divisions dengan sesudahnya yaitu kualitas proses belajar: sebelum 23,55%, sesudah 33,98%. Tingkat prestasi belajar: sebelum sebesar 32%, sesudah 94,44%.

(2)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TO IMPROVE PROCESS QUALITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF ECONOMICS LESSON OF THE TENTH 5 GRADE STUDENTS OF YOGYAKARTA 6 STATE SENIOR

HIGH SCHOOL

Pricila Agatha Kristi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of this research is to test the capability of Student Teams Achievement Divisions to improve quality process and learning achievement of economics lesson of the tenth 5 grade of Yogyakarta 6 State Senior High School. The quality process measured by students participation, motivation, and activity in learning process. Learning achievement quality measured by student’s achievement learning.

This research is a classroom action research which was done 2 cyclus. At the first step, researcher made lesson plan, prepared observation and evaluation sheet, also question list to examine. When it was implemented, researcher observed the student’s activity in class and it ended with evaluation. The reflection done by analized the observation result and evaluation result.

The data which were looked for was the grade of quality process and learning achievement with participation, motivation, activity, and learnig achievement as the indicator. The first target that researcher wanted to get were 55% students study the lesson with antusiasm, 22% students listened to another student’s opinion, 13% students asked question actively, 16% student figure out their idea/opinion/answer, 80% students did the test, 16% students did not focuse to the lesson, 5% students disturbed his/her friends, 16 % students did made noise, and 60% students passed the exam. The data collected by observation and documentation method.

The research shows that the implementation of Student Teams Achievement Divisions can improve the quality process and learning achievement of the tenth 5 grade student of Yogyakarta 6 State Senior High School. The comparison of the result before and after the implementation of Student Team Achievement Divisions can be seen in the process. Before is 23,55%, after is 33,98%. The learnig achievement level before : 32%, after : 94,44%.

(3)

IMPLEMENTASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X5 SMAN 6 JOGJAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Pricila Agatha Kristi NIM: 041334067

Oleh:

Pricila Agatha Kristi NIM: 041334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

IMPLEMENTASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X5 SMAN 6 JOGJAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Pricila Agatha Kristi NIM: 041334067

Oleh:

Pricila Agatha Kristi NIM: 041334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X5 SMAN 6

YOGYAKARTA PRICILA AGATHA KRISTI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dapat tidaknya Student Team Achievement Divisions digunakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Kualitas proses diukur dari tingkat partisipasi, motivasi, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas hasil diukur dari prestasi belajar siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat rancangan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan penilaian, serta soal-soal untuk tes prestasi. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi kegiatan siswa di kelas diakhiri dengan penilaian. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil data observasi dan data hasil penilaian.

Data yang dicari adalah tingkat kualitas proses dan hasil belajar dengan indikator partisipasi, motivasi, keaktifan, dan prestasi belajar ekonomi dengan target awal 55% siswa antusias dalam belajar, 22% siswa memperhatikan pendapat siswa lain, 13% siswa aktif bertanya, 16 % siswa aktif mengemukakan ide/gagasan/jawaban, 80% siswa aktif mengerjakan soal, 16% siswa tidak memperhatikan pelajaran, 5% siswa yang mengganggu temannya, 16% siswa yang ribut, dan 60% siswa tuntas belajar Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan disimpulkan bahwa penerapan Student Team Achievement Divisions dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Perbandingan capaian sebelum implementasi Student Team Achievement Divisions dengan sesudahnya yaitu kualitas proses belajar: sebelum 23,55%, sesudah 33,98%. Tingkat prestasi belajar: sebelum sebesar 32%, sesudah 94,44%.

(9)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TO IMPROVE PROCESS QUALITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF ECONOMICS LESSON OF THE TENTH 5 GRADE STUDENTS OF YOGYAKARTA 6 STATE SENIOR

HIGH SCHOOL

Pricila Agatha Kristi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of this research is to test the capability of Student Teams Achievement Divisions to improve quality process and learning achievement of economics lesson of the tenth 5 grade of Yogyakarta 6 State Senior High School. The quality process measured by students participation, motivation, and activity in learning process. Learning achievement quality measured by student’s achievement learning.

This research is a classroom action research which was done 2 cyclus. At the first step, researcher made lesson plan, prepared observation and evaluation sheet, also question list to examine. When it was implemented, researcher observed the student’s activity in class and it ended with evaluation. The reflection done by analized the observation result and evaluation result.

The data which were looked for was the grade of quality process and learning achievement with participation, motivation, activity, and learnig achievement as the indicator. The first target that researcher wanted to get were 55% students study the lesson with antusiasm, 22% students listened to another student’s opinion, 13% students asked question actively, 16% student figure out their idea/opinion/answer, 80% students did the test, 16% students did not focuse to the lesson, 5% students disturbed his/her friends, 16 % students did made noise, and 60% students passed the exam. The data collected by observation and documentation method.

The research shows that the implementation of Student Teams Achievement Divisions can improve the quality process and learning achievement of the tenth 5 grade student of Yogyakarta 6 State Senior High School. The comparison of the result before and after the implementation of Student Team Achievement Divisions can be seen in the process. Before is 23,55%, after is 33,98%. The learnig achievement level before : 32%, after : 94,44%.

(10)

PERSEMBAHAN

Ku sembahkan karya ini bagi ™ JESUS CHRIST

™ Bapak Petrus Canisius Wardoyo dan Ibu Irene Herlina Susanti ™ Priscila Brigitha Maria

(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi STAD untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta” dengan baik.

Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuian Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd. M.Si, selaku Dosen pembimbing, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan kerelaan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rubiyatno MM, selaku Kepala Sekolah SMAN 6 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 6. Ibu Dra. Dwi Aspariningsih, selaku guru partner dalam melakukan penelitian,

yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

(13)

8. Mbah Uty yang telah mengasuh, menyayangi dan mendorongku untuk terus maju.

9. Adikku Priscila Brigitha Maria. Makasih ‘dah datang ke jogja untuk temaniku sempurnakan hari.

10.Om Markus, Bulik Tari, Om Sidik, Buaty, ponakanku Reries, Rani, Tata, dan Tia. Trimakasih untuk dukungan dan doanya.

11.Kangmasku Antonius Adi Nugroho yang telah memberiku dorongan, keberanian, inspirasi, dan untuk semua keajaiban hidup yang telah kita mulai. 12.Teman-teman dan semua pembimbing rohani dalam perjalanan iman di

MAGiS 08.

13.Temen-temen Sapta Aji: Bombom, Angop, Embek, Brintil, Mas Yoyok. Wah... kalian semua edan...! Trim’s ceriakan hariku dan bawaku ke dalam dunia tanpa batas.

14.Temen-temen Paranoid: Memey, Unto, Fery, Grandong, Icut, dll.

15.Temen-temen BW 12B Shema, Lia, Dian, Tutik, Rini, Nuning, Yustin, dan semua mantu BW 12B.

16.Uut dan Arum. Ayo semangat kerjain skripsi! Kalian bisa!

17.Siswa-siswi kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Makasih untuk bantuannya selesaikan skripsiku. ^_^

18.Kamar Kostku-istanaku Gang Bayu 25 yang banyak simpan cerita.

19.Semua teman-teman di PAK A dan PAK B ’04, dan semua pihak yang turut membantu dan penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, lembaga, maupun perkembangan ilmu pengetahuan selanjutya.

Yogyakarta, 11 September 2009 Penulis

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Definisi Operasional... 8

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 12

(15)

xii

1. Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 12

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatiive learning)... 14

B. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Siklus... 25

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 31

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 33

1. Siklus I ... 33

a. Tahapan Penelitian ... 33

a). Perencanaan ... 33

b). Tindakan ... 34

c). Observasi... 36

d). Refleksi ... 37

1). Refleksi Akhir Pertemuan... 38

2). Refleksi Akhir Siklus... 42

b. Hasil Penelitian ... 43

a). Kualitas Proses Pembelajaran ... 43

b). Hasil Belajar ... 49

(16)

xiii

2). Rangkuman Hasil Kuis ... 52

3). Rangkuman Hasil Ulangan Harian Siswa... 53

4). Rangkuman Nilai Rata-rata Hasil Belajar ... 53

2. Siklus II ... 54

a. Tahapan Penelitian ... 54

a). Perencanaan ... 54

b). Tindakan ... 54

c). Observasi... 55

d). Refleksi ... 56

1) Refleksi Akhir Pertemuan... 56

2). Refleksi Akhir Siklus... 58

b. Hasil Penelitian ... 60

a). Proses Belajar... 60

b). Hasil Belajar ... 64

1) Rangkuman Hasil LKS ... 66

2) Rangkuman Hasil Kuis ... 66

3) Rangkuman Hasil Ulangan Harian Siswa... 67

4) Rangkuman Nilai Rata-rata Hasil Belajar ... 67

3. Rangkuman Kualitas Proses dan Hasil Siklus I dan Siklus II... 67

B. Pembahasan ... 70

1. Kualitas Proses Belajar ... 73

a. Aspek Motivasi ... 74

(17)

xiv

c. Aspek Partisipasi ... 76

2. Hasil Belajar Siswa ... 77

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

C. Keterbatasan Penelitian ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gejala Ketidakoptimalan Proses Belajar Mata Pelajaran Akuntansi ... 4

Tabel 2 : Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Tradisional ... 15

Tabel 3: Indikator Keberhasilan Tindakan... 29

Tabel 4 : Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas... 31

Tabel 5. Kegiatan Pembelajaran ... 35

Tabel 6. Kegiatan Observasi ... 37

Tabel 7. Hasil Proses Belajar ... 41

Tabel 8. Hasil Proses Pembelajaran I... 44

Tabel 9. Hasil Proses Pembelajaran II ... 44

Tabel 10. Hasil Proses Pembelajaran III ... 45

Tabel 11. Hasil Proses Pembelajaran IV... 46

Tabel 12. Rekapitulasi Proses Pembelajaran ... 48

Tabel 13. Perhitungan Komponen Proses Belajar... 49

Tabel 14. Hasil Belajar Siswa ... 50

Tabel 15. Rangkuman Hasil LKS ... 52

Tabel 16.Rangkuman Hasil Kuis ... 53

Tabel 17.Rangkuman Hasil Ulangan Harian Siswa... 53

Tabel 18.Nilai Rata-rata Hasil Belajar ... 53

Tabel 19. Kegiatan Pembelajaran ... 55

Tabel 20. Kegiatan Observasi ... 56

Tabel 21. Hasil Proses Belajar ... 59

(19)

xvi

Tabel 23. Hasil Proses Pembelajaran II ... 61

Tabel 24. Rekap Hasil Proses Pembelajaran ... 63

Tabel 25 Perhitungan Komponen Kualitas Proses Belajar ... 64

Tabel 26. Hasil Belajar Siswa ... 65

Tabel 27. Rangkuman Hasil LKS ... 66

Tabel 28.Rangkuman Hasil Kuis ... 66

Tabel 29.Rangkuman Hasil Ulangan Harian Siswa... 67

Tabel 30.Nilai Rata-rata Hasil Belajar ... 67

Tabel 31.Rangkuman Kualitas Proses dan Hasil Belajar... 68

Tabel 32. Kualitas Proses Belajar Keseluruhan ... 69

Tabel 33. Kualitas Hasil Belajar Keseluruhan ... 70

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 khususnya pasal 3 yang merumuskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Pemahaman guru pada setiap jenjang dan jenis pendidikan terhadap tujuan akhir pendidikan sangat diperlukan dalam hal ini. Oleh sebab keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat ditentukan oleh setiap guru yang langsung berhadapan dengan siswa sebagai subjek belajar (Sanjaya, 2005; 18).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa (Muhibin, 1995)

(22)

pengampu mata pelajaran ekonomi pada saat wawancara pada hari senin 20 Oktober 2008.

Pelajaran ekonomi diselenggarakan 1 kali dalam seminggu selama 2 jam pelajaran dilaksanakan dengan ceramah interaktif, penugasan kelompok, dan presentasi kelompok. Siswa dalam satu kelas berjumlah 36 siswa, dalam pembelajaran ekonomi dibagi menjadi 9 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 siswa yang anggotanya ditentukan dengan cara siswa memilih sendiri. Guru menugaskan kelompok untuk membuat rangkuman dan dikumpulkan pada guru. Guru meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan tugas yang telah mereka kerjakan di depan kelas tetapi karena tidak semua kelompok mau untuk presentasi maka guru menunjuk kelompok untuk presentasi. Pada saat kelompok presentasi siswa mendapat kesempatan untuk menanggapi dengan pertanyaan, memberikan pendapat, maupun membantu kelompok yang presentasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Jumlah Siswa yang bertanya sangat sedikit. Mereka enggan untuk bertanya walaupun mereka kurang paham. Gejala ketidakoptimalan ini mendorong peneliti untuk melakukan pengkajian diagnostik dengan melakukan observasi pada bulan Oktober-November.

(23)

terhadap presentasi dan terhadap pertanyaan guru. Setiap siswa presentasi dan memberikan tanggapan mereka mendapatkan poin nilai dengan diberi tanda tolly.

(24)

Tabel 1: Gejala Ketidakoptimalan Proses Belajar Mata Pelajaran Akuntansi No Komponen Aspek

Pembelajaran Siswa

Hasil Pengamatan Present

ase

Sumber data 1 Persiapan siswa sebelum

mengikuti pelajaran

Sebelum guru datang seluruh siswa ramai, tidak terlihat siswa mempersiapakan diri untuk belajar. Ketika guru terlambat datang seluruh siswa bersorak gembira.

0% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008

2 Keakitifan siswa dalam proses pembelajaran

Saat guru menanyakan suatu materi pada seluruh siswa tidak ada seorang siswa pun yang menanggapi. Sebelum guru menawarkan point nilai keaktifan tidak ada siswa yang mau untuk menanggapi dengan pertanyaan maupun memberikan ide, dan tidak ada yang mau mempresentasikan tugas kelompoknya di depan kelas. Setelah guru memberikan tawaran point nilai Setiap tatap muka maksimum 11 orang yang sama dari 36 siswa yang bertanya kepada guru maupun kelompok yang presentasi..

30% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November 2008

3 Perhatian siswa terhadap presentasi materi oleh guru

10 menit pertama seluruh siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Pada menit-menit selanjutnya jumlah siswa yang memperhatikan terus menurun hingga 30 siswa mengobrol sendiri saat guru meminta siswa mengerjakan tugas. Terdapat 15 siswa yang melirik jam pada HP selama proses pembelajaran

16% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008

4 Kelengkapan catatan siswa

Catatan dan tugas-tugas tidak lengkap, beberapa siswa hanya menuliskan tugas mereka pada sobekan kertas bukan pada buku tugas.

25% Dokumentasi

5 Orientasi siswa dalam pembelajaran

Siswa lebih menginginkan tambahan point nilai dengan cara presentasi maupun mengajukan pertanyaan

70% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008

6 Partisipasi dalam kelompok

Anggota dalam satu kelompok tidak saling membantu dalam memecahkan persoalan. Tidak semua anggota

(25)

No Komponen Aspek Pembelajaran Siswa

Hasil Pengamatan Present

ase

Sumber data kelompok mengerjakan tugas.Dari 4 orang dalam

kelompok terdapat 1-2 orang yang mendominasi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain. Ada juga anggota yang menyanggah jawaban teman dalam kelompoknya saat presentasi.

November, 2008

7 Pemanfaatan buku sebagai sumber belajar

Siswa kurang memanfaatkan buku kecuali untuk mengerjakan tugas dari guru

80% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008, kuesioner 8 Kehadiran siswa Terdapat paling banyak 5 siswa yang tidak masuk dalam

kelas, Ada juga siswa yang ijin ke toilet namun tidak kembali ke kelas.

86% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008

9 Minat siswa terhadap presentasi teman

Siswa kurang berminat terhadap proses pembelajaran. Terdapat 7 siswa yang memperhatikan presentasi kelompok pada 5 menit pertama, setelah itu semua siswa mengobrol sendiri, tidur di kelas, dan diam namun tidak mengerti.

19% Jurnal observasi tanggal 25 Oktober, 1 November, 8 November, 2008

10 Prestasi belajar siswa Siswa yang tuntas dalam belajar dari 36 siswa hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas

(26)

Secara psikologis siswa mempunyai perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya. Guru sebagai orang yang langsung berhadapan dengan siswa diharapkan bisa mengembangkan minat, bakat, maupun potensi mereka melalui pemilihan berbagai tipe pembelajaran yang sesuai.

Perkembangan minat, bakat, maupun potensi ini pada akhirnya akan berefek pada meningkatnya kualitas proses maupun hasil pembelajaran (Sanjaya, 2006). Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, partisipasi aktif siswa dalam kelas maupun kelompok. Winkel, (1987; 83) mengatakan bahwa motivasi belajar siswa bisa ditingkatkan oleh guru selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan gejala yang telah diungkapkan di atas, maka ditemukan ketidakoptimalan pembelajaran Ekonomi adalah karena siswa kurang terlibat langsung dalam pendalaman materi baik secara mandiri maupun di kelas. Tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompok dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok saja. Sebagian sisiwa merasa bosan dengan tipe mengajar guru karena dirasa monoton. Untuk mengatasi akar permasalahan ini pembelajaran ekonomi akan dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat dipilih untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Student team Achievment (STAD). Alasan peneliti menggunakan STAD adalah karena

(27)

hasil belajar siswa. Selain hal tersebut, STAD akan memacu siswa untuk mampu bekerjasama dalam kelompok kooperatif. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sehingga tiap individu dalam kelompok akan berusaha membantu anggota kelompok untuk memahami materi dan setiap individu dalam kelompok akan memacu keberhasilan dirinya sendiri agar kelompok berhasil.

Selain hal tersebut, STAD adalah salah satu tipe yang sederhana dari seluruh tipe pembelajaran kooperatif sehingga mudah untuk diterapkan bagi guru yang belum terbiasa dengan tipe pembelajaran kooperatif. Slavin (1990, 54) mengatakan

“ STAD is one of the simplest of all cooperative learning methods, and it’s good model to begin with for teachers who are new to the cooperative approach”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kualitas proses pembelajaran ekonomi dapat ditingkatkan melalui penerapan tipe belajar Student Team Achievment Division?

2. Apakah kualitas hasil pembelajaran ekonomi dapat ditingkatkan melalui penerapan tipe belajar Student Team Achievment Division?

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

(28)

2. Kualitas hasil dibatasi oleh kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja, kemampuan siswa mengerjakan kuis dan kemampuan siswa mengerjakan ulangan harian. Nilai ulangan harian sebagai tolak ukur peningkatan skor. 3. Pada penelitian ini, yang dihitung sebgai nilai base score (kondisi awal)

adalah nilai ulangan harian pada bab sebelumnya dan yang digunakan sebagai peningkatan skor adalah nilai ulangan pada siklus I dan siklus II.

4. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional untuk istilah-istilah dalam rumusan masalah penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kualitas proses pembelajaran adalah kegiatan positif siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh:

a. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan oleh siswa memperhatikan pelajaran, siswa tidak mengganggu siswa lainnya, dan siswa tidak membuat keributan.

b. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan oleh siswa aktif bertanya, siswa aktif mengemukakan ide/gagasan/jawaban, dan siswa aktif mengerjakan soal.

c. Motivasi siswa yang ditunjukkan oleh siswa antusias dalam belajar, dan siswa memperhatikan pendapat siswa lain.

(29)

a. Kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja. b. Kemampuan siswa mengerjakan kuis.

c. Kemampuan siswa mengerjakan ulangan harian.

3. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan yang muncul sehubungan dengan usaha-usaha manusia untuk mencari nafkah dan memahami kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sarana (sumber daya) yang terbatas.

4. Model Pembelajaran adalah rangkaian kesatuan antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran menjadi satu kesatuan.

5. Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

6. Strategi belajar mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaiklan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Strategi merupakan “a plan of operation achieving something” 7. Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

(30)

8. Tipe pembelajaran adalah salah satu bentuk yang spesifik dari model pembelajaran yang di dalamnya mengandung lankah-langkah kerja spesifik yang berbeda untuk setiap tipe.

9. Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe dari pendekatan kooperatif yang menggunakan peningkatan base score sebagai dasar pemeringkatan prestasi belajar.

10.Skor dasar (Base score) adalah skor rata-rata yang diperoleh siswa pada waktu ulangan harian yang telah lalu yang dijadikan sebagai dasar acuan terhadap peningkatan skor pada waktu ulangan yang berikutnya.

11.Peningkatan skor (Score Improvement) adalah peningkatan skor dengan berdasar pada base score. Siswa yang mempunyai peningkatan skor yang semakin tinggi dari skor dasar, akan mendapatkan penghargaan yang diberikan dalam bentuk pengumuman yang ditempelkan pada papan pengumuman, diberi ucapan selamat kepada kelompok yang memperoleh penghargaan, serta dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu pada pertemuan berikutnya setelah diadakan tes .

E .Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dapat tidaknya STAD diterapkan guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi.

F. Manfaat Penelitian

(31)

1. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya. Selain itu, diharapkan rasa peduli terhadap teman dan rasa tanggung jawab terhadap tugas akan semakin tumbuh.

2. Bagi para guru, manfaatnya adalah sebagai masukan agar membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

3. Bagi masyarakat, manfaatnya adalah sebagai suatu tambahan pengetahuan tentang solusi upaya peningkatan proses dan hasil belajar melalui penggunaan tipe Student Team Achievement Divisions.

(32)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori.

1. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa (Nurhadi, 2004; 103).

Dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen yang mendasarinya yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning (Bertanya), learning community (Masyarakat Belajar), modeling (Pemodelan), reflection ( Refleksi), dan authentic assessment (Penilaian Yang Sebenarnya).

Berikut ini adalah penjelasan dari tujuh komponen yang mendasari pembelajaran kontekstual:

1. Konstruktivisme

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan

2. Inquiry

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

(33)

Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.

4. Learning Community (Masyarakat Belajar)

Learning Community adalah sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan

belajar. Mereka saling bekerjasama bertukar pengalaman. dan berbagi ide.

5. Modeling (Pemodelan)

Modeling adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja

dan belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya

6. Reflection ( Refleksi)

Refleksi adalah cara menyimak kembali pengalaman masa lampau untuk memahami lebih mendalam, seperti menemukan makna atau hikmahnya. Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari. Di dalamnya terdapat kegiatan mencatat apa yang telah dipelajari, membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

7. Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)

Authentic Assessment adalah suatu cara untuk mengukur pengetahuan dan

(34)

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Nurhadi, 2004).

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen yang saling terkait (Nurhadi, 2004; 113). sedangkan elemen-elemen tersebut adalah:

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan ini disebut ketergantungan positif.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Interaksi semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sebayanya.

c. Akuntabilitas individual

(35)

tiap anggota kelompok harus memberikan bantuan. Penilaian kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Ketrampilan menjalin hubungan antarpribadi

ketrampilan sosial seperti sikap tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja

diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antarpribadi akan memperoleh teguran dari guru juga dari sesama siswa.

Di bawah ini adalah tabel perbedaan antara antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional (Nurhadi, 2004; 114):

Tabel 2 : Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok.

Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya.

(36)

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.

Pimpinan kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain,

dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.

Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung.

Pada saat belajar kooperatif berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam sama antaranggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang betrlangsung.

Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi yang saling menghargai).

Penekanan seringkali hanya pada penyelesaian tugas

Berikut adalah keuntungan mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan (Nurhadi, 2004; 112):

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

(37)

6. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

7. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

8. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

9. Meningkatkan kesediaan mengguanakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

10.Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Berikut adalah 3 (tiga) contoh tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif (Ditjen Dikdasmen, 2002):

1. Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan. Tipe ini adalah salah satu tipe sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.

Slavin (1990, 54) mengatakan

“ STAD is one of the simplest of all cooperative learning methods, and it’s good model to begin with for teachers who are new to the cooperative approach”.

Menurut Slavin, STAD mempunyai lima komponen utama

(38)

Slavin juga menguraikan lebih lanjut mengenai komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a) Class presentations. Materi ajar disampaikan dalam bentuk penyajian verbal maupun tertulis yang dipimpin oleh guru. Presentasi ini menuntut perhatian siswa karena hanya dengan memperhatikan mereka akan bisa terbantu dalam mengerjakan kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim.

b) Teams. Para siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok atau tim, masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui diskusi atau tanya jawab, dan mengkoreksi bila teman satu kelompok mengalami kesalahan atau miskonsepsi antar sesama anggota tim.

c) Quizzes. Secara individual atau tim, tiap minggu atau dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah mereka pelajari. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu selama kuis berlangsung.

(39)

memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar terentu/melebihi skor dasar (base score) yang dia peroleh.

Burden (1994; 98) menyampaikan sebagai berikut:

If students want their team earn team rewards, they must help their teammates learn the material. Individual accountability is maintained since the quiz is taken without the help of teammates. Since team scores are based on each student’s improvement, there is an equal opportunity for success”.

Jika siswa menginginkan kelompok mereka berhasil, maka mereka harus membantu anggota tim untuk mempelajari materi. Kemampuan individu diukur dengan menggunakan kuis yang dikerjakan secara individu tanpa bantuan tim kelompok.

2. Tipe Jigsaw

Yusuf (http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf diakses tanggal 14 Februari jam 16.35 WIB) mengatakan tipe ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dkk dari Universitas Texas; dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk. Melalui tipe Jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik itu.

(40)

teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari

dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah

dipelajari.

3. Tipe GI (Grup Investigation)

Tipe GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentuikan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Deskripsi langkah-langkah tipe GI adalah sebagai berikut;

1) Seleksi topik. Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah yang umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh guru. Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang berangggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam etnik, ras, jenis kelamin, maupun kemampuan akademik.

2) Merencanakan kerja sama. Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih.

(41)

sekolah maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan sintesis. para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian hasil akhir. Semua kelompok menyajikan presentasi dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

6) Evaluasi. Selanjutnya, guru bersama siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya.

B. Kerangka Berpikir

(42)

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan kerangka berpikir bahwa kurang optimalnya pembelajaran Ekonomi adalah karena siswa kurang terlibat secara langsung dalam pendalaman materi baik secara mandiri maupun di kelas. Tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompok dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok saja. Sebagian siswa merasa bosan dengan tipe mengajar guru karena dirasa monoton. Untuk mengatasi akar permasalahan ini pembelajaran ekonomi akan dilaksanakan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tipe STAD dipilih karena peneliti memandang tipe ini cocok digunakan sebab dalam tipe ini terdapat unsur persaingan dan penghargaan yang akan memacu peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Partisiapasi siswa akan terpacu karena dalam STAD keberhasilan kelompok akan dinilai. Kelompok yang terbaik akan mendapatkan penghargaan yang diberikan dalam bentuk pengumuman yang ditempelkan pada papan pengumuman, diberi ucapan selamat kepada kelompok yang memperoleh penghargaan, serta dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu pada pertemuan berikutnya setelah diadakan tes. Nilai kelompok ditentukan oleh besarnya nilai yang dicapai oleh tiap individu sehingga mereka akan saling bekerjasama dalam membantu memahami materi.

(43)

kuis individu di mana dalam kuis tersebut setiap siswa harus bekerja sendiri tanpa mendapatkan bantuan dari orang lain.

(44)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model rancangan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Siklus terdiri dari empat kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan dari rencana tindakan sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran

3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran

B. Waktu dan Tempat Penelitian

(45)

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta. Obyek penelitian adalah penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

D. Siklus

Kegiatan dalam siklus ini dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan tatap muka di kelas pada siklus I, dan 3 kali pertemuan tatap muka pada siklus II. Kegiatan dilakukan meliputi tindakan sebagai berikut.

a. Perencanaan:

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Team Achiievment Divisisons (STAD), yang meliputi:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa yang tergolong berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 5 orang. Guru menyusun perangkat pembelajaran.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) kriteria keberhasilan proses belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan

(46)

c) lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja; d) lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis;

e) lembar catatan peningkatan nilai dari base score yang ditentukan dari hasil yang diperoleh pada ulangan harian yang lalu;

f) lembar pemetaan siswa yang didasarkan pada kemampuan akademik siswa;

3) Validasi perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpul data oleh ahli pembelajaran. Dengan mendasarkan masukan ahli, guru dan peneliti melakukan revisi yang dibutuhkan.

b. Tindakan

Slavin, 1995 mengatakan pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru mengajarkan materi pembelajaran.

2) Pelajar duduk dalam kelompok yang heterogen dari segi jenis kelamin, ras, dan kemampuan akademik.

3) Guru memberikan lembar kerja dan lembar jawaban pada tiap kelompok. 4) Guru mengawasi kegiatan kelompok

(47)

6) Guru melakukan koreksi bersama siswa atau kumpulkan hasil pekerjaan siswa untuk dikoreksi dan dibuat skor setelah pelajaran selesai.

7) Menghitung skor individu yang dihitung berdasarkan peningkatan skor dibandingkan dengan skor sebelumnya.

8) Menghitung skor kelompok yang dihitung dengan menjumlahkan skor peningkatan individu dalam kelompok.

9) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mencapai peningkatan skor tertinggi.

Pada penelitian ini, yang dihitung sebagai nilai base score (kondisi awal) adalah nilai ulangan harian pada bab sebelumnya dan yang digunakan sebagai peningkatan skor adalah nilai ulangan pada siklus I dan siklus II.

c. Observasi

(48)

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua refleksi yang dilakukan:

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasikan kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan instrumen yang perlu disempurnakan)

(49)

Tabel 3: Indikator Keberhasilan Tindakan No Komponen Aspek

Pembelajaran Siswa

Deskriptor Indikator

Awal

Indikator akhir

Sumber data Alat Pengumpul Data

1 Siswa antusias dalam belajar

Jumlah siswa yang sungguh-sungguh dalam belajar dan melaksanakan instruksi dari guru

30% 55% Pengamatan observasi

Lembar pengamatan, 2 Siswa memperhatikan

pendapat siswa lain

Jumlah siswa yang memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa

20% 22% Pengamatan observasi

Lembar pengamatan 3 Siswa aktif bertanya Jumlah kelompok yang mengerjakan

lembar kerja dengan benar dibagi jumlah semua kelompok.

8% 13% Pengamatan

Jumlah siswa yang mengemukakan ide/gagasan/jawaban dibagi jumlah seluruh siswa

11% 16% Pengamatan observasi

Jumlah siswa yang mengerjakan soal latihan dibagi jumlah seluruh siswa

60% 80% Pengamatan observasi

Jumlah siswa yang melakukan kegiatan di luar kegiatan pembelajaran dibagi jumlah seluruh siswa.

25% 16% Pengamatan observasi

Jumlah siswa yang mengganggu temannya dibagi jumlah seluruh siswa

kegaduhan/keributan dibagi dengan jumlah seluruh siswa

22% 16% Pengamatan observasi

(50)

No Komponen Aspek Pembelajaran Siswa

Deskriptor Indikator

Awal

Indikator akhir

Sumber data Alat Pengumpul Data

9 Siswa yang tuntas belajar

Jumlah siswa yang memperoleh nilai kuis 70 dan diatas 70 dibagi jumlah seluruh siswa

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan dokumentasi. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 1998).

Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar siswa berdasarkan instrumen observasi. Teknik dokumentasi merupakan tipe untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, majalah, dan arsip, Teknik dokumentasi digunakan untuk memetakan kemampuan siswa sebagai dasar pembagian kelompok dinamika kelompok.

Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses dan hasil belajar siswa yang meliputi sebagai berikut.

1. Partisipasi, keaktifan, dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran; 2. Kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja;

3. Daya serap siswa.

Indikator keberhasilan diketahui dengan membandingkan partisipasi siswa, keaktifan siswa, motivasi siswa, kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja, dan daya serap siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan belajar-mengajar menggunkan pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

Proses pengumpulan data, analisis data, dan pembagian tugas disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4 : Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas

No Kegiatan Output Petugas

(52)

No Kegiatan Output Petugas

pembelajaran Pembelajaran dengan

pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

2 Pemetaan kemampuan siswa

Kelompok-kelompok

heterogen beranggotakan 5 siswa

Guru dan Peneliti

3 Penyusunan instrumen pengumpulan data

Instrumen observasi dan lembar penilaian

Peneliti 4 Kegiatan belajar-mengajar

ekonomi menggunakan Cooperative Learning tipe STAD

Diskusi kelompok, kerja kelompok, kuis

Guru dan Peneliti

5 Observasi kegiatan belajar-mengajar

Data sikap siswa selama KBM, dan kegiatan kelompok

Guru dan Peneliti

7 Analisis Data Proses dan hasil belajar siswa

Guru dan Peneliti

8 Refleksi Dampak tindakan pada

proses dan hasil belajar

(53)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang pelaksanaannya terdiri dari dua siklus dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi.

1. Siklus I

Siklus satu ini adalah sebagai implementasi STAD untuk meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Siklus satu ini terdiri dari tahap 1) Perencanaan; 2) Tindakan; 3) Observasi; 4) Refleksi.

a. Tahapan Penelitian a). Perencanaan

Siklus I terdiri dari 5 kali pertemuan. Satu pertemuan berlangsung dalam dua jam pembelajaran (2 x 45 menit) setiap hari sabtu. Pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan metode kooperatif model STAD. Dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran ekonomi dalam menerapkan metode pembelajaran STAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kulitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus pencapaian tujuan pembelajaran dalam RPP.

(54)

dibentuk berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras. Setiap kelompok beranggotakan lima siswa kecuali kelompok tujuh beranggotakan enam orang siswa.

Bentuk kerjasama yang lain antara peneliti dan guru partner adalah dalam hal mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal latihan kelompok, soal kuis, dan soal ulangan harian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X5 SMAN 6 Yogyakarta, tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 36 siswa. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru sebagai mediator dan fasilitator dalam proses pembelajaran selama proses berlangsung.

b). Tindakan

Tindakan adalah proses pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pengajaran dan penggunaan instrumen yang telah dirancang sebelumnya pada proses perencanaan. Pada siklus satu, implementasi tindakan dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru menerangkan peraturan dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan STAD pada siswa, dan membentuk kelompok kooperatif. Pelaksanaan kuis diadakan pada pertemuan I, dan pelaksanaan ulangan harian pada pertemuan V.

(55)

Tabel 5. Kegiatan Pembelajaran

Hari/Tanggal Kegiatan

1. Guru membuka mata pelajaran dan menyebutkan tujuan pembelajaran kemudian mempresentasikan materi pembelajaran yaitu pengertian pendapatan nasional, pendapatan menjelaskan konsep PDB, DRB, PNB, PNN, PI, perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, konsumsi, dan pendapatan, dan manfaat perhitungan pendapatan nasional

2. Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif berdasarkan data pembagian kelompok kooperatif yang telah dibuat sebelumnya.

3. Peneliti membagi lembar soal latihan 1. Dalam rencana setelah kerja kelompok selesai maka akan langsung dibahas dan perwakilan dua kelompok untuk presentasi namun karena terbatasnya waktu sehingga hasil pekerjaan langsung dikumpulkan. Guru memberikan waktu 10 menit bagi kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok. Dalam rencana, waktu bagi kelompok untuk mengerjakan tugas adalah sebanyak 30 menit. 4. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk semula untuk

mengerjakan kuis.

5. Peneliti membagi soal kuis pada tiap siswa. Dalam rencana, jumlah soal yang harus dikerjakan oleh siswa adalah 25 soal pilihan ganda dan 3 soal essay. Namun karena terbatasnya waktu maka tidak semua soal bisa siswa kerjakan. Rata-rata siswa mengerjakan separuh soal pilihan ganda dan soal uraian nomer 1 dan 2 saja. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu bagi siswa dalam mengerjakan soal karena guru hanya memberikan waktu 15 menit. Dalam rencana, waktu bagi siswa untuk mengerjakan kuis adalah selama 20 menit.

Sabtu, 7 Februari 2009

6. Guru tergesa-gesa menutup pelajaran karena bel tanda ganti jam pelajaran sudah berbunyi sehingga guru tidak memberikan rangkuman pelajaran dan peneguhan. Guru memberikan tugas pada kelompok untuk mendownload tabel pendapatan perkapita negara-negara di dunia agar pada pertemuan berikutnya kelompok dapat mengerjakan analisis data di kelas.

1. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka kemudian melakukan apersepsi dengan mengulang singkat materi yang telah dipelajari minggu sebelumnya.

2. Guru memberikan pengumuman nilai kuis yang diperoleh oleh siswa dan memberikan penghargaan pada kelompok. Guru melanjutkan menerangkan kembali materi mengenai PDRB yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, lalu menerangkan materi baru yaitu pendapatan perkapita

Sabtu, 14 Februari 2009

(56)

Hari/Tanggal Kegiatan

4. Guru memberikan rangkuman singkat lalu menutup pelajaran dengan salam penutup.

1. Guru membuka mata pelajaran dengan salam pembuka kemudian melakukan apersepsi dengan mengulang kembali secara singkat materi yang telah di bahas sebelumnya.

2. Guru mempersilahkan kelompok untuk presentasi hasil diskusi kelompok pada pertemuan yang lalu mengenai PDRB dan pendapatan perkapita. Guru melanjutkan menjelaskan materi hari ini yaitu mengenai inflasi dan indeks harga. Dalam rencana seharusnya terdapat kerja kelompok untuk menyelesaikan soal mengenai inflasi dan IHK namun karena keterbatasan waktu maka kerja kelompok ditiadakan.

Sabtu, 21 Februari 2009

3. Guru tidak sempat memberikan rangkuman singkat karena waktu pelajaran telah habis. Guru mengumumkan bahwa minggu depan akan diadakan ulangan harian bab pendapatan nasional. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

1. Guru membuka mata pelajaran dengan salam pembuka, menyampaiakan tujuan pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengulang kembali cara menghitung indeks harga karena banyak siswa yag masih merasa kesulitan.

2. Guru menjelaskan materi hari ini yaitu mengenai dampak dan cara mengatasi inflasi. Dalam rencana seharusnya terdapat kerja kelompok untuk menyelesaikan soal mengenai inflasi dan IHK namun karena keterbatasan waktu maka kerja kelompok ditiadakan.

Sabtu, 7 Maret 2009

3. Guru tidak sempat memberikan rangkuman singkat karena waktu pelajaran telah habis. Guru mengumumkan bahwa minggu depan akan diadakan ulangan harian bab pendapatan nasional. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

1. Guru membuka pelajaran dengan doa pagi lalu mengucapkan salam pembuka. Guru menerangkan peraturan dalam mengerjakan ulangan. Guru memberikan instruksi pada peneliti untuk membagikan lembar soal pada siswa.

Sabtu, 21 Maret 2009

2. Siswa secara individual mengerjakan soal ulangan. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal ulangan adalah 2 jam pelajaran. Setelah selesai mengerjakan, peneliti mengumpulkan lembar soal dan lembar jawaban siswa. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup.

c). Observasi

(57)

hal yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok kooperatif.

Secara umum kegiatan observasi dalam penelitian ini seperti tampak dalam tabel berikut ini.

Tabel 6. Kegiatan Observasi

Hari/Tanggal Kegiatan Instrumen

1. kegiatan belajar-mengajar secara keseluruhan

Lembar pengamatan Sabtu, 7

Februari 2009

2. kegiatan siswa dalam kelompok kooperatif untuk membahas soal latihan 1

Lembar pengamatan

1. Kegiatan belajar-mengajar secara keseluruhan

Lembar pengamatan Sabtu, 14

Februari 2009

2. kegiatan siswa dalam kelompok kooperatif untuk membahas soal latihan 2

Lembar pengamatan

1. Kegiatan belajar-mengajar secara keseluruhan

Lembar pengamatan Sabtu, 21

Februari 2009

2. Presentasi kelompok Lembar pengamatan Sabtu, 7

Maret 2009

Kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan

Lembar pengamatan Sabtu, 21

Maret 2008

Ulangan harian bab pendapatan nasional

Lembar pengamatan

d). Refleksi

(58)

melakukan refleksi atas pengamatannya, lalu dilakukan refleksi bersama dan diskusi penyempurnaan tindakan dan sebagai kesimpulan penelitian.

1) Refleksi akhir pertemuan

Pertemuan pertama, Sabtu, 21 Februari 2007, kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dilakukan untuk presentasi materi oleh guru dan kerja kelompok kooperatif. Pada pertemuan ini guru menyampaikan tatacara pembelajaran dengan STAD dan pembagian kelompok kooperatif.

Pada awal pelaksanaan tindakan terlihat siswa mulai antusias belajar, memperhatikan pendapat siswa lain, aktif mengemukakan ide/gagasan/jawaban, dan mengerjakan soal latihan. Pada saat guru presentasi materi, masih terlihat siswa yang ribut dan mengganggu temannya.

Penguasaan materi oleh siswa masih kurang yang ditunjukkan oleh nilai kuis yang rendah dan belum ada nilai yang mencapai batas tuntas yaitu 70. Perolehan nilai ini menurut peneliti belum maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi dalam kelompok kooperatif belum optimal. Artinya, ada siswa yang kurang terlibat dalam diskusi kelompok kooperatif, yang tampak dalam kecenderungan siswa bekerja sendiri dalam kelompok atau menggantungkan diri pada teman yang lain.

(59)

Pertemuan kedua, Sabtu, 7 Maret 2009 dengan kegiatan pembelajaran presentasi materi oleh guru dan kerja kelompok. Setelah guru selesai mempresentasikan materi, guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan yang jawabannya berdasarkan dari data pendapatan perkapita yang telah mereka bawa. Saat guru memberikan pertanyaan pada kelas, siswa masih belum aktif dalam memberikan jawaban. Guru terlebih dahulu menyebutkan nama siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Saat pelaksanaan diskusi kelompok, beberapa anak belum serius dalam mengerjakan tugas. Siswa yang telah selesai dalam mengerjakan soal mulai mengobrol dengan teman yang lain, beberapa di antaranya membuat keributan dan mengganggu temannya. Suasana kelas menjadi tidajk kondusif untuk belajar.

Dalam rencana seharusnya dilakukan presentasi jawaban oleh kelompok. Karena jam pelajaran telah habis, maka presentasi tidak bisa dilakukan pada pertemuan hari itu. Peneliti dan guru membuat rencana agar pada pertemuan berikutnya diadakan presentasi. Revisi yang lain adalah menegur siswa yang ribut dan mengganggu temannya dengan lebih tegas.

Tindakan ketiga, Sabtu, 14 Maret 2009 dengan kegiatan pembelajaran presentasi kelompok dan presentasi materi mengenai inflasi dan IHK oleh guru. Guru hanya memberi kesempatan pada 2 kelompok saja karena terbatasnya waktu. Kelompok yang maju presentasi adalah kelompok tiga dan kelompok enam.

(60)

presentasi. Masih terdapat beberapa siswa yang ribut dan mengganggu temannya saat pelaksanaan presentasi kelompok maupun presentasi materi oleh guru. Revisi yang dilakukan untuk pertemuan selanjutnya adalah dengan meminta siswa yang ribut, dan siswa yang mengganggu teman yang lain untuk aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Tindakan ke empat, Sabtu, 21 Maret 2009. pertemuan kali ini guru menyelesaikan menjelaskan materi dampak dan cara mengatasi inflasi dengan terlebih dulu melakukan apersepsi dengan menerangkan kembali materi inflasi dan indeks harga konsumen. Oleh karena materi telah disampaikan semua, maka guru dan peneliti merencanakan untuk mengadakan ulangan harian bab Pendapatan Nasional pada pertemuan selanjutnya. Jumlah siswa yang ribut sudah menurun mencapai target yang diinginkan.

Pada pertemuan kelima, Sabtu, 28 maret 2009 digunakan untuk evaluasi akhir/ulangan harian. Ulangan harian dikerjakan secara individual oleh masing-masing siswa.

(61)

Tabel 7. Hasil Proses Belajar No Hal yang diamati Pertemuan

I

% Target Keterangan

1 Siswa antusias dalam belajar

58,33 69,44 55,55 77,77 30 65,27 55 Sudah

tercapai 2 Siswa memperhatikan

pendapat siswa lain

27,77 30,55 38,33 27,77 20 31,10 22 Sudah 5 Siswa aktif mengerjakan

(62)

Perolehan nilai hasil ketuntasan belajar siswa ini menurut peneliti sudah maksimal. Target siswa yang memperoleh nilai tuntas adalah sebesar 60%, realisasinya jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas sebanyak 88,88% dari jumlah seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar sudah tercapai. Namun, tujuan penelitian dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran menurut peneliti dan guru belum begitu optimal. Kondisi ini mendorong peneliti dan guru untuk melanjutkan penelitian pada siklus kedua.

2) Refleksi akhir siklus

Penerapan STAD memberikan manfaat terhadap proses dan hasil belajar. Manfaat tersebut diantaranya adalah siswa menjadi lebih antusisas dalam belajar, siswa memperhatikan pendapat siswa lain siswa aktif mengemukakan jawaban/ide/gagasan, siswa aktif mengerjakan soal. Manfaat bagi guru adalah guru dapat lebih mudah dalam menyampaikan materi dan menguatkan pemahaman siswa.

Tujuan penelitian yang belum tercapai adalah pada poin keaktifan siswa untuk bertanya, siswa yang ribut, dan siswa yang mengganggu temannya, dan siswa lebih memperhatikan pelajaran. Hal ini disebabkan oleh masih kurangnya pengawasan dan pengendalian oleh guru. Selama ini guru hanya duduk di kursi dan menjelaskan di papan tulis saja sehingga siswa kurang terpantau dan terkendali.

(63)

guru memantau langsung dengan berkeliling melihat perkembangan belajar siswa dan memantau hal yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok.

b. Hasil Penelitian

a). Kualitas proses Pembelajaran

Kualitas proses pembelajaran adalah kegiatan positif siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh tiga indikator sebagai berikut.

1. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan oleh siswa memperhatikan pelajaran, siswa tidak mengganggu siswa lainnya, dan siswa tidak membuat keributan.

2. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan oleh siswa aktif bertanya, siswa aktif mengemukakan ide/gagasan/jawaban, dan siswa aktif mengerjakan soal.

3. Motivasi siswa yang ditunjukkan oleh siswa antusias dalam belajar, dan siswa memperhatikan pendapat siswa lain.

Sedangkan kualitas hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa dalam penguasaaan materi yang diajarkan yang ditunjukkan oleh 3 indikator sebagai berikut.

1. Kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja. 2. Kemampuan siswa mengerjakan kuis.

3. Kemampuan siswa mengerjakan ulangan harian.

(64)

Tabel 8. Hasil Proses Pembelajaran I ( Sabtu, 7 Februari 2009)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target

% Capaian

Keterangan 1 Siswa antusias dalam

belajar

21 55 58,33 Sudah

trercapai 2 Siswa memperhatikan

pendapat siswa lain

10 22 27,77 Sudah

Dari tabel di atas dapat dilihat pada pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil yang optimal. Tujuan penelitian yang sudah tercapai hanya pada poin (1), (2), (4), dan (5).

Tabel 9. Hasil Proses Pembelajaran II (Sabtu, 14 Februari 2009)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target % pendapat siswa lain

11 22 30,55 Sudah

tercapai 3 Siswa aktif bertanya 5 13 13,88 Sudah

tercapai

(65)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target %

Dari tabel dapat dilihat pada pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil yang optimal. Tujuan penelitian yang sudah tercapai hanya pada poin (1), (2), (3), dan (5). Sedangkan pada poin (4) mengalami fluktuasi. Terjadi penambahan presentase pada jumlah siswa yang mengganggu temannya (poin 7) karena jumlah siswa yang mengganggu ini mengakibatkan suasana belajar menjadi kurang kondusif. Siswa yang ribut adalah siswa yang sama pada pertemuan sebelumnya.

Tabel 10. Hasil Proses Pembelajaran III (Sabtu, 21 Februari 2009)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target % pendapat siswa lain

(66)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target %

Dari tabel di atas dapat dilihat pada pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil yang optimal. Tujuan penelitian yang sudah tercapai hanya pada poin (1), (2), (4). Pada poin (5) tidak ada data karena tidak ada soal latihan. Guru dan peneliti bersepakat menggunakan waktu seluruhnya untuk menyelesaikan materi pelajaran. Evaluasi akan diberikan jika materi sudah seluruhnya diberikan dalam bentuk ulangan harian. Meskipun pada poin (7) dan (8) belum tercapai namun sudah terjadi penurunan jumlah prosentase.

Tabel 11. Hasil Proses Pembelajaran IV (Sabtu, 7 Maret 2009)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target % pendapat siswa lain

(67)

No Hal yang diamati Frekuensi % Target % Capaian

Keterangan memperhatikan

pelajaran

tercapai

7 Siswa yang

mengganggu temannya

2 5 5,55 Belum

tercapai 8 Siswa yang ribut 4 16 11,11 Sudah

tercapai Dari tabel di atas dapat dilihat pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil yang optimal. Tujuan penelitian yang sudah tercapai hanya pada poin (1), (2), (4). Dan (8).Jumlah siswa yang ribut semakin menurun (poin 7). Pada poin (5) tidak ada data karena tidak ada soal latihan. Evaluasi akan diberikan setelah materi sudah seluruhnya diberikan dalam bentuk ulangan harian.

(68)

Tabel 12. Rekapitulasi Proses Pembelajaran No Hal yang diamati Pertemuan

I

% Target Keterangan

1 Siswa antusias dalam belajar

58,33 69,44 55,55 77,77 30 65,27 55 Sudah

tercapai 2 Siswa memperhatikan

pendapat siswa lain

27,77 30,55 38,33 27,77 20 31,10 22 Sudah 5 Siswa aktif mengerjakan

Gambar

Tabel 2 : Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran
Tabel 3: Indikator Keberhasilan Tindakan
tabel berikut ini:
Tabel 5. Kegiatan Pembelajaran  Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

sustainability in our three pillars of energy resources, energy services and energy infrastructure, also carries out the roles of mentor to communities and steward of

Dengan kata lain, pembicaraan mengenai hubungan darah dalam konteks wacana kebangkitan adat Ambon sebetulnya mencerminkan hasrat orang Ambon sendiri untuk mau ikut berkuasa dari

dari sistem kontrol ini yaitu untuk mendapatkan sinyal aktual yang senantiasa?. diinginkan sama dengan sinyal acuan yang di atur (set

[r]

Dalam ANT, sebuah budaya atau tidak dapat dikatakan lahir dengan sendirinya. Budaya lahir dari berbagai proses sosial yang didalamnya terdapat rekayasa heterogen dimana

[r]

Pada switch pilih mode Ω.· Tekan push button.· Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi

[r]