1 A. Latar Belakang M asalah
Fakt a hukum dalam suat u perkara t indak pidana adalah bagian
proses p enegakan hukum pidana yang t idak dapat diket egorikan m udah
dan sederhana. Para penegak hukum pada suatu perkara t indak pidana,
akan dihadapkan pada tingkat pem bukt ian yang m em iliki segi kompleksit as
t inggi dan sulit. M aka t ak ayal produk putusan yang dihasilkan berim bas
pada kekeliruan at au kurang t epat . Jika hal t ersebut terjadi akan
berdampak pada suprem asi hukum yang akan mencederai rasa keadilan
bagi pencari keadilan.
Lem baga ini bukan m erupakan peradilan yang mandiri at au berdiri
sendiri dan salah satunya lembaga t ersebut adalah Pengadilan Negeri. Saat
lem baga praperadilan hadir sebagai lem baga baru yang lahir bersam aan
dengan KUHAP yang t ert uang sebagaim ana UU No. 8 Tahun 1981. Berpijak
pada Pasal 1 butir 10 junto Pasal 77 KUHAP bahw a kew enangan
Praperadilan m erupakan w ew enang t ambahan pada Pengadilan Negeri.
Pengadilan Negeri sebagai peradilan umum m erupakan pelakasana
dari st rukt ur hirarki kekuasaan kehakiman bagi masyarakat pencari
menyelesaikan perkara, baik pidana maupun perdat a ditingkat pert am a.
Sebagaim ana amanah dari Pasal 2 junt o Pasal 50 Undang-undang No. 2
Tahun 1986). Tugas dan w ewenang pokoknya m engadili dan
menyelesaikan perkara pidana m aupun perdat a, disamping it u pula
Pengadilan Negeri diem bankan kew enangan tam bahan yait u m enerim a
permohonan Praperadilan. Wew enang praperadilan unt uk m em eri ksa dan
memut us suatu kasus yang t erjadi pada t at aran penggunaan w ew enang
upaya paksa yang dilakukan oleh pihak penyidik dan penuntut umum
sebagaim ana pada aturan KUHAP BAB X Bagian Kesat u Pasal 77 sam pai 83
dan BAB XII Bagian Kesat u dan Kedua Pasal 95, 96 dan 97.
Wewenang praperadilan yang diberikan kepada pengadilan negeri
adalah w ew enang untuk mem eriksa dan memut us sesuai dengan
ket ent uan yang diatur dalam KUHAP t ent ang :
1. Sah at au t idaknya penangkapan dan at au penahanan;
Eksist ensi lem baga praperadilan yang hadir bersam aan dengan
disahkannya KUHAP pada dasarnya m em iliki m aksud m em berikan
perlindungan t erhadap harkat mart abat m anusia at au dan hak-hak asasi
manusia t erut ama bagi pencari keadilan. Sekaligus m emiliki tujuan sert a
berfungsi sebagai sarana pengaw as secara horizont al t erhadap aparat dan
organisasi penegak hukum agar t idak m enggunakan w ew enangnya diluar
koridor. Namun sebagian besar m asyarakat pencari keadilan merasakan
dan m em andang bahw a keberadaan praperadilan dirasa belum berfungsi
sebagaim ana yang dicit a-cit akan KUHAP yaitu untuk m em berikan kont rol
t erhadap tindakan aparat penegak hukum.1
Proses hukum yang adil (due process of law) m erupakan asas yang
diakui secara universal ini m enjadi asas ut am a perlindungan hak w arga
negara. Didalam proses hukum yang adil t ersebut , set idak-t idaknya
mencakup:
perlindungan t erhadap tindakan sew enang-w enang dari pejabatnegara.
bahw a pengadilanlah yang berhak m enent ukan salah atau tidaknyat erdakw a.
bahw a sidang pengadilan harus bersifat t erbuka.1
bahw a t ersangka dan t erdakw a harus diberikan jam inan-jaminanunt uk dapat m em bela kepent ingan dirinya.2
Unsur asas praduga t idak bersalah ini m erupakan konsekuensi dari
asas ” perlakuan sama didepan hukum t anpa diskrim inasi” , yang
menunjukkan pent ingnya ” perlakuan sam a” at au ” bersam aan
kedudukannya” dimuka hukum .3
Salah sat u wew enang lem baga praperadilan dalam rangka
perlindungan hak-hak asasi manusia khususnya hak-hak t ersangka at au
t erdakw a yait u pada saat pem eriksaan t erhadap sah at au tidak sahnya
penahanan. Pem eriksaan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
dim aksud berhubungan erat dengan pemeriksaan t erhadap syarat sah
penangkapan at au penahanan yang t elah dilakukan. Berbagai syarat
t ersebut ada yang form il m aupun mat eril. M isalnya syarat form il
berhubungan dengan surat penangkapan at au penahanan sert a surat lain
yang berhubungan dengan itu. Sedangkan syarat m at eril berhubungan
dengan penyebab dilakukannya penangkapan at au penahanan sepert i
harus adanya pembukt ian (alat bukt i) yang cukup agar dapat digunakan. Ilmu Hukum Universit as Udayana, Denpasar, hal. 8
3
adalah pelaku t indak pidana. Pada proses penahanan dit ambahkan pula
dengan adanya kekhawat iran pihak berwenang bahw a yang bersangkut an
akan melarikan diri, merusak at au m enghilangkan barang bukt i dan atau
mengulangi tindak pidana.
Dat a yang diperoleh oleh penulis, Pengadilan Negeri Klas 1A Khusus
Surakart a selam a dua t ahun t erkahir (2011-2012) t ercat at t elah
memproses perkara praperadilan lebih dari 10 perkara. Nam un, yang
menarik adalah keseluruhannya t idak ada sat upun yang dikabulkan oleh
hakim. Art inya, sem ua perkara t ersebut dit olak dan t idak dapat dit erim a.
Apabila kit a cermat i, secara st atus bahw a pengadilan Negeri di Kot a
Surakart a ini menyandang predikat klas 1A Khusus, maka dinamika masalah
hukum yang berjalan secara um um kot a Surakart a cukup dinamis dan
“ m elek hukum” . Secara kelem bagaan, pengadilan dalam memutus st at us
perkara t ersebut tidaklah lepas dari peranan hakim dalam bersikap. Banyak
hal yang menjadi pert imbangan hakim sebelum m engeluarkan sebuah
put usan.
Dari beberapa uraian diat as, m aka penulis tert arik m em ot ret
dinamika di at as kemudian disusun dalam penelit ian ini, maka untuk itu
penulis m engajukan judul: ANALISIS PENALARAN HAKIM DALAM
PUTUSAN HAKIM PRAPERADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI
B. Perumusan M asalah
Berdasarkan lat ar belakang masalah t ersebut diat as, maka penulis
merum uskan dalam penelit ian ini adalah:
1. Apakah yang menyebabkan t idak dit erimanya dan/ at au ditolaknya
seluruh perm ohonan praperadilan oleh hakim Pengadilan Negeri
Klas 1A Khusus Surakart a?
2. Bagaim anakah analisis penalaran bagi pem ohon agar perm ohonan
praperadilan dikabulkan/ dit erima?
C. Tujuan dan M anfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini meliputi berbagai dim ensi ant ara lain
unt uk m enget ahui:
a. Untuk menjelaskan m engapa Hakim dalam m em berikan
keputusan tidak mengabulkan/ m enolak gugat an praperadilan
Perkara Pidana yang diajukan pemohon ke Pengadilan Negeri
Klas 1A Khusus Surakart a selam a rent ang dua t ahun kebelakang.
b. Untuk m emberikan pet unjuk bagaimana penyusunan
2. M anfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan m asalah dan t ujuan penelit ian sepert i
yang t elah diuraikan di at as, m aka diharapkan penelitian ini
m em berikan m anfaat adalah sebagai berikut :
a. Secara Teorit is
Secara t eorit is diharapkan dapat m enambah informasi atau
w awasan sert a m emberikan masukan bagi berkem bangnya
kajian dalam ilmu hukum , t erut ama m engenai kebijakan di
bidang hukum pidana sert a lebih khusus t erhadap lembaga
Praperadilan.
b. Secara Prakt is
Secara prakt is penelit ian ini berm anfaat unt uk m em berikan
kont ribusi dan inform asi pemikiran dan pert im bangan bagi
prakt isi dalam menent ukan kebijakan dibidang hukum pidana
sehingga nantinya dapat diharapkan lebih menekankan pada
D.Positioning
Penulis adalah Pegaw ai Negeri Sipil (PNS) akt if yang berdinas
dibaw ah M ahkam ah Agung Republik Indonesia sebagai hakim di peradilan
umum . M asa pengabdian penulis sem enjak diangkat m enjadi hakim sudah
20 t ahun berjalan, selam a karier p ernah m enjabat posisi sebagai Ket ua