• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER

OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN

SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

oleh:

Dwi Hardian Mustikawati 1006586

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung)

Oleh

Dwi Hardian Mustikawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial

© Dwi Hardian Mustikawati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY

BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung)”, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 28 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER

OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN

SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Eded Tarmedi, M A NIP. 19580105 198002 1 002

Pembimbing II

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan IPS

(5)

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/ Tanggal : Rabu, 28 Oktober 2015

Tempat : Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia ujian terdiri atas:

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP.19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP.19611014 198601 1 001

3. Penguji

3.1Dr. Ridwan Effendi, M.Ed

NIP.19620926 198904 1 001

3.2Drs. H. Faqih Samlawi, M.A NIP. 19600408 198803 1 001

3.3Drs. Jupri, M.T

(6)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER

OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung) ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya kemampuan efikasi diri dalam peserta didik sehingga berpengaruh terhadap akademik serta, kemampuan berinteraksi sosial antarpeserta didik pada saat kegiatan diskusi kelompok. Selain itu keterampilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif serta menyenangkan yang disesuai dengan kemampuan antarindividu peserta didik memiliki keterbatasan. Penerapan pembelajaran strategi pembelajaran aktif tipe

the power of two dengan menghubungkan contoh-contoh nyata yang ada disekitar peserta didik akan melengkapi keberagaman konsep pada pembelajaran IPS, menjadi alternatif sebagai upaya peningkatan self-efficacy belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 43 Bandung, dengan subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-4 berjumlah 33 orang peserta didik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model PTK Kemmis dan Mc Taggart, tahapan penelitian pun terbagi menjadi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam empat siklus, dengan pada siklus ke-1 s/d ke-3 dilaksanakan sebanyak satu kali tindakan dan pada sikus ke-4 sebanyak dua kali tindakan. Hasil penelitian ini yaitu; 1) Mendesain pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two pada setiap siklusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan hasil yang akan diperoleh peserta didik untuk meningkatkan efikasi diri peserta didik, 2) Melaksanakan pembelajaran strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang memberikan contoh-contoh nyata yang ada disekitar peserta didik, agar peserta didik mampu menghubungkan materi dengan pengalaman nyata yang dimiliki peserta didik, 3) Merefleksikan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

sebagai upaya perbaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan kata-kata positif yang membangun semangat serta motivasi peserta didik, pemberian materi serta penggunaan media pembelajaran seperti menampilkan video motivasi mulai divisualisasikan melalui proyektor, pemberian tugas yang mulai bervariatif menggunakan gambar dan tayangan video untuk meningkatkan kemampuan problem solving dan self-efficacy belajar peserta didik, dan 4) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two yang dikembangkan secara menarik dan menyenangkan dapat meningkatkan kemampuan self-efficacy belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS. Dengan demikian, kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu kemampuan self-efficacy belajar peserta didik terus meningkat hingga siklus keempat dilaksanakan dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPS.

(7)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Application Of Strategic Active Learning Type THE POWER OF

TWO In Social Studies Learning To Improve Student Self-Efficacy

(Classroom action research to the student of class VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung)

ABSTRACT

This research was inspired by the lack of self-efficacy inside the student so its affected into their academic and social interaction between student in a group discussion. Yet, teacher ability to create an active and fun atmosphere in class and to adjust that atmosphere with the student skill had its limit. The application of strategic active learning try to connect real examples around the student enviroment as addition to diversify the concept of social studies learning, its also becoming an alternative for improving student self-efficacy. This research takes example from SMP Negeri 43 Bandung, with the research object is the 33 students of class VIII-4. Researcher using classroom action research as the method of research with the PTK model of Kemmis and Mc Taggart, research stages divided into planning, execution, observation, and reflection. This research was carry through into 4 cycle, with the first until the third cycle done with only one execution and the fourth cycle done in twice. The result of this research is; 1) To design the strategic active learning to be able to adjust with every cycle so the student will improve their self-efficacy conveniently based on their need. 2) To execute the strategic active learning with conceptual approach which is giving a real examples on the student environment so they can correlate school lesson with their own experiences. 3) To reflect the strategic active learning as a process to improve the learning method as if the use of more positive words that can inspirit the student and motivate them, the use of audiovisual media for lesson teaching and motivational purposes, to increase the problem solving skill and student self-efficacy by giving some variety of assignment with pictures and video and 4) The result of this research is showing that the application of strategic active learning when its develop into something interesting and fun is really capable of increasing the student self-efficacy in social studies lesson. So, it comes to a conclusion that based on this research, this method is significantly improve the student self-efficacy all the way through the fourth cycle and efficient on social studies learning.

(8)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung. Berdasarkan hasil pengamatan observasi, peneliti menemukan rendahnya kemampuan self-efficacy belajar siswa, hal ini terlihat dari beberapa masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran IPS di kelas berlangsung. Pertama, pada saat berjalannya proses pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat memaparkan materi di depan kelas. Siswa terlihat main handphone, mengobrol, menggambar dan mencoret-coret buku sehingga terlihat seperti sedang mencatat. Jelas ini mengganggu jalan proses pembelajaran, tatkala terlihat beberapa siswa mulai mengganggu temannya yang sedang serius belajar. Pembelajaran menjadi semakin tidak kondusif ketika guru membiarkan kondisi siswa yang tidak fokus karena terganggu oleh temannya yang tidak memperhatikan pembelajaran. Terlebih saat itu pembelajaran berlangsung menjadi semakin jenuh karena guru memaparkan materi secara konvesional tanpa melibatkan siswa untuk ikut peran aktif dalam proses pembelajaran.

(9)

2

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal ini tentunya bertentangan dengan pendapat Sapriya (2009; 53), mengatakan bahwa “setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif dan kreatif. Walaupun bahasa tulis dan lisan menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru hendaknya selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni(suara, tari, lukis), pertunjukan, foto bahkan dalam bentuk peta”. Oleh sebab itu seharusnya, para siswa hendaknya diberikan motivasi agar menjadi pembicara dan pendengar yang baik.

Ketiga, permasalahan yang peneliti temukan selanjutnya terlihat pada saat berdiskusi kelompok. Saat berdiskusi kelompok peneliti melihat beberapa kelompok diskusi belum mampu untuk saling berinteraksi dan bekerjasama dengan sesama anggotanya. Dalam diskusi kelompok tersebut masih saja terdapat anggota yang saling mengandalkan anggota lainnya. Bahkan apabila terdapat siswa yang dianggap anggota kelompoknya pintar, maka akan langsung ditunjuk sebagai ketua sekaligus juru bicara pada saat presentasi kelas. Peneliti juga melihat anggota yang saling mencontek jawaban dari sesama anggotanya yang diandalkan, dan itu bukan hasil dari berdiskusi bersama. Terlebih lagi pada saat pembentukan kelompok, siswa akan memilih anggota kelompoknya berdasarkan kedekatan atau berdasarkan teman yang dapat diandalkan dalam kelompoknya. Kegiatan diskusi kelompok pun menjadi tidak berjalan semestinya, dimana tidak ada berbagi tugas dan pekerjaan dengan sesama anggota lainnya. Partisipasi sosial yang terjadi pada saat berdiskusi kelompok pun terhiraukan. Seharusnya setiap anggota kelompok berperan sebagai anggota kelompok dengan menyesuaikan kemampuannya berdasarkan tugas yang harus diselesaikan.

(10)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Lain halnya dengan siswa yang memiliki self-efficacy tinggi, siswa tersebut akan merasa optimis serta sangat percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk dapat menyelesaikannya dan berkomunikasi maupun berpartisipasi sosial dengan orang lain. Masalah itu terlihat ketika peneliti melakukan observasi langsung serta mewawancarai beberapa siswa kelas VIII-4. Siswa merasa kemampuan yang dimilikinya tidak akan mampu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga masih ada siswa yang diam mendengarkan dan bahkan membiarkan teman-temannya untuk aktif mengemukakan kemampuannya di depan kelas. Siswa menjadi pemalu, takut salah dan takut akan diledek oleh teman-temannya apabila ia melakukan suatu kesalahan. Rasa percaya diri siswa pun semakin rendah sehingga berpengaruh pada self-efficacy belajar siswa.

Seperti yang telah dibahas dalam paragraf sebelumnya, bahwa tinggi-rendahnya self-efficacy yang dimiliki oleh siswa berpengaruh pada keterampilan berkomunikasi serta partisipasi antar siswa. Maka bagi siswa yang memiliki self-efficacy rendah akan kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga pada saat proses pembelajaran IPS berlangsungpun siswa memiliki kepekaan sosial yang minim terhadap lingkungan sekitarnya. Padahal

menurut Banks dalam Sapriya (2007: 3) menyebutkan bahwa, “Social Studies

(11)

4

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Self-efficacy atau rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan potensi diri serta interaksi antarsesama dalam lingkungan sosial siswa ini juga sejalan dengan tujuan dari Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori; yaitu, pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai individu ( Hasan 1996:98). Pembelajaran IPS sendiri pun bukan hanya bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan para siswa dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa di kelas pun dapat dicapai melalui pembelajaran IPS secara mandiri (individu), atau dapat dikaitkan dengan lingkungan dan masyarakat sekitar siswa dengan mengambil contoh nyata yang terjadi. Sehingga dari pembelajaran IPS ini, para siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan dalam meneliti/penelitian, menganalisa, menginterpretasi dan mengkomunikasikan pengetahuan dan pemahaman konseptualnya. Siswa juga akan memiliki daya berpikir kritis yang bersangkutan dengan kepekaan terhadap lingkungannya sekaligus menjadi solusi atas persoalan yang dihadapinya dimasa depan.

(12)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, mendorong peneliti untuk memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta dapat mengaktifkan sekaligus meningkatkan self-efficacy belajar siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan self-efficacy dalam pembelajaran IPS adalah pembelajaran aktif tipe the power of two. Alasan peneliti memilih strategi tipe ini karena merujuk pada pendapat Silberman (2009), dimana beliau berpendapat bahwa tipe ini menghendaki siswa untuk bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-4), strategi pembelajaran aktif tipe the power of two ini memiliki beberapa manfaat diantaranya; meningkatkan motivasi belajar, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan hasil belajar. Kemudian menurut Mulianor (2014), juga mengungkapkan bahwa tipe ini memberikan banyak waktu lebih untuk siswa dalam berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain, bahkan meningkatkan partisipasi dalam mengakses berbagai informasi maupun pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga pembelajaran melalui tipe ini, mereka akan mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya.

Beberapa pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti menilai bahwa tipe ini dapat memberikan kesempatan yang luas dan suasana yang kondusif untuk siswa belajar dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan. Cara yang seperti ini, secara perlahan mulai muncul perasaan keyakinan dalam dirinya bahwa apa yang telah ia kerjakan itu tidak seburuk apa yang dia pikirkan sebelumnya. Motivasi siswa akan terpicu dan tertantang untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Siswa merasa bahwa dari setiap hasil kerja atau karya yang siswa selesaikan itu mendapat pengakuan dan penghargaan dari guru dan teman kelasnya.

Mengacu pada pendapat di atas pula, peneliti berkesimpulan bahwa pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two ini akan terlihat ideal, karena tipe ini mampu meningkatkan self-efficacy

(13)

6

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademik dan pengembangan keterampilan sosial, dalam hal ini adalah pengembangan self-efficacy belajar siswa. Pembelajaran tipe ini, siswa akan diberi tugas yang mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah. Mereka akan membaca sendiri, mengerjakan soal sendiri, kemudian siswa dipasangkan menjadi 2-3 orang untuk mendiskusikan kembali dalam waktu yang ditentukan oleh guru. Kemudian setiap pasangan akan saling membandingkan hasil diskusi.

Pada saat dipasang-pasangkan inilah terjadi suatu interaksi dimana siswa berdiskusi saling memberikan argumennya masing-masing untuk menemukan solusi pemecah masalah yang mana guru berikan sebagai tugas. Sehingga apa yang mereka pelajari dapat mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka ingat. Serta pemberian tugas dalam strategi ini tidak terlalu sulit ataupun menyulitkan bagi siswa untuk dilakukan baik secara individu atau secara kelompok, di dalam kelas atau di luar kelas.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dari itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan

memfokuskan kajian pada judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

The Power Of Two Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan

Self-Efficacy Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-4

Di SMP Negeri 43 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk kepada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan pembahasan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa di kelas VIII-4 SMPN 43 Bandung?. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(14)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana guru melaksanakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung?

3. Bagaimana guru merefleksikan pembelajaran aktif tipe the power of two

untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung?

4. Seberapa besar kemampuan self-efficacy belajar siswa yang ditunjukan oleh siswa kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung setelah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam pembelajaran IPS?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan tujuan umum dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan self-efficacy

belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran aktif tipe the power of two. Untuk lebih memperjelas tujuan umum dalam penelitian ini, maka peneliti membuat tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Menjelaskan cara guru merencanakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam meningkatkan self-efficacy belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung,

2. Menggambarkan cara guru melaksanakan strategi pembelajaran aktif tipe

the power of two dalam meningkatkan self-efficacy belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung,

3. Mendeskripsikan cara guru merefleksikan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam meningkatkan self-efficacy belajar siswa di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung,

4. Menganalisis kemampuan siswa dalam menunjukkan self-efficacy belajar siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 Di SMP Negeri 43 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

(15)

8

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran IPS di jenjang SMP, adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa

Setelah diterapkannya strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

dalam pembelajaran IPS, penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS, sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan self-efficacy belajar siswa serta keterampilan berpikir ilmiah siswa didalam kehidupan bermasyarakat.

b. Bagi Guru

Penerapan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para guru, khususnya guru IPS, sebagai bahan masukan untuk meningkatan self-efficacy belajar dalam pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran aktif tipe the power of two. Memotivasi guru untuk inovatif serta kreatif dalam memberikan tugas yang mengembangkan pemahaman

self-efficacy siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi Sekolah

Diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan menjadi pijakan dasar untuk lembaga/sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan maupun upaya perbaikan serta memberikan kebijakan dalam pengajaran IPS yang tidak hanya tergantung pada kualitas kinerja guru saja, namun semua orang yang menjadi komunitas sekolah juga.

d. Bagi Peneliti

(16)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

profesional kelak dalam menghadapi peserta didik serta mengetahui sampai dimana kemampuan peserta didik dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan pada pembelajaran IPS di jenjang SMP.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan skripsi. Dalam bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II membahas mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka

yang penulis kaji yaitu mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the

power of two dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa. Dalam bab ini kajian pustaka dijelaskan melalui sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan peneliti sebagai referensi yang dianggap relevan.

Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, fokus penelitian

yang terbagi menjadi: 1) Self-efficacy dan 2) Strategi belajar kekuatan berdua (the

power of two), instrumen penelitian yang terbagi menjadi: 1) pedoman observasi, 2) pedoman wawancara, dan 3) Catatan lapangan , teknik pengumpulan datanya pun terbagi menjadi: 1) observasi, 2) wawancara, 3) gambar/foto/video, dan 4) studi dokumentasi, terakhir teknik pengolahan data dan analisis data yang terbagi menjadi: 1) data kuantitatif, dan 2) data kualitatif.

Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan analisis data dari hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 43 Bandung.

(17)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian penting yang terdapat dalam sebuah penelitian, karena mencakup beberapa aspek diantaranya adalah mengenai teknik apa yang digunakan sebagai cara untuk memperoleh data dan bagaimana cara mengolah dan menganalisis data yang telah didapat. Berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif dinilai sangat cocok dengan permasalahan yang peneliti temukan. Dimana peneliti ingin menyelidiki masalah sosial dan kemanusiaan yang ada di kelas dalam bentuk tindakan perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran. Penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realita atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel (holistik), dinamis, alamiah dan berkembang secara apa adanya.

(18)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakannya penelitian ini adalah SMP Negeri 43 Bandung yang beralamat di Jl. Kautamaan Istri No. 31, Balong Gede, Regol, Kota Bandung 40251. Status sekolah adalah sekolah Negeri dengan akreditasi A. Peneliti bekerjasama dengan Ibu Imas Maesaroh, S. Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII-4.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 berjumlah 33 orang siswa dengan 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Alasan dipilihnya kelas tersebut karena menurut guru IPS sebagai guru mitra/pamong, siswa di kelas VIII-4 tersebut sesuai dengan penelitian peneliti, disebabkan karena hampir sebagian besar siswa di kelas VIII-4 memiliki self-efficacy rendah, kurang percaya diri dan cepat menyerah ketika

menemukan kesulitan dalam pembelajaran, dan hal tersebut dibuktikan oleh peneliti ketika melakukan pra observasi pada tanggal 16 Oktober 2014 dan 20 Oktober 2014.

2. Desain Penelitian Tindakan Kelas

(19)

51

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ACT OBSERVE

REFLECT PLAN

REVISED PLAN 1

ACT OBSERVE

REFLECT

REVISED PLAN 2

sehingga penulis tidak ragu untuk menggunakan model PTK dari Kemmis dan Mc. Tagart.

Gambar 3.1 Desain Model Kemmis dan Mc Taggart (1988) Sumber: Wiriaatmadja, 2010

(20)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan penelitian tindakan yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Demikian seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus.

b. Penjelasan Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Dari desain yang digambarkan diatas, tampak bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju kearah yang semakin sempurna. Penjelasan pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan (Plan)

(21)

53

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menyusun rencana kegiatan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk memperoleh hasil yang baik. Peneliti memfokuskan pada hal yang paling penting serta bermanfaat bagi penelitian dengan menghilangkan hal-hal yang tidak penting.

Rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kelas yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

2. Melakukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian

3. Meminta kesediaan guru mitra dalam mendukung pelaksanaan penelitian

4. Menyusun jadwal berikut waktu penelitian bersama guru mitra

5. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang akan digunakan pada saat penelitian

6. Merencanakan penilaian yang digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan self-efficacy belajar siswa melalui tugas diskusi berpasangan

7. Menyusun instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian

8. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra

9. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan peneliti dengan guru mitra

10. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian

2) Aksi/tindakan (Act)

(22)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan mitra peneliti di sekolah, pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun

2. Menerapkan metode the power of two sebagai upaya meningkatkan self-efficacy belajar siswa di dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan instrument yang telah disusun sebelumnya

3. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti untuk melengkapi kekurangan dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam pembelajaran IPS

4. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya

5. Melakukan pengolahan data

3) Observasi

Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Peneliti akan mendata dan mencatat hasil-hasil dari pelaksanaan pada tahap selanjutnya. Apakah menunjukkan hasil peningkatan (positif) ataupun malah menunjukkan peningkatan yang sebaliknya (negatif). Sudah benarkah atau belum mengenai pelaksanaan tindakan yang diterapkan oleh peneliti.

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada kegiatan ini, peneliti melakukan pengamatan sebagai berikut:

1. Pengamatan terhadap kelas VIII-4 yang diberikan tindakan 2. Mengamati interaksi selama proses penelitian berlangsung 3. Mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran

(23)

55

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pengamatan terhadap perkembangan self-efficacy belajar siswa dengan mengamati tugas diskusi yang dibuat siswa baik secara individu maupun berpasangan

6. Pengamatan terhadap keefektifan metode the power of two dalam pembelajaran IPS.

4) Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru mitra dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi. peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan menjelaskan tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa aja yang bisa menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang peneliti akan belajar dari kegagalan dan ketidakberhasilan pelaksanaan pada tahapan sebelumnya. Dalam hal ini, berikut adalah kegiatan yang dilakukan peneliti:

1. Melakukan kegiatan diskusi balikan bersama guru mitra peneliti dan siswa setelah tindakan dilakukan

2. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk tindakan pada siklus selanjutnya

3. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing

B. Klarifikasi Konsep 1. Self-Efficacy

Dalam peningkatan self-efficacy belajar siswa ini, guru dalam menerapkan pembelajaran IPS harus dapat mengajarkan dengan mengaitkan isu lingkungan yang dekat sekitar siswa dengan sumber yang dapat mempengaruhi self-efficacy

(24)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persuasion, physiological state, hal ini supaya siswa dengan mudah dapat mampu mengerjakan tugas karena berdasarkan pengalaman seseorang atau pengalaman langsung yang mereka alami. Dengan memberikan contoh langsung terkait isu lingkungan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, guru melatih kemampuan berpikir kritis dan analisis siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Guru memberikan satu atau lebih pertanyaan yang dikerjakan secara individu untuk melatih mereka bekerja berdasarkan kemampuannya, selanjutnya mereka mendiskusikannya secara berpasangan.

Dengan pemberian tugas seperti itu, diharapkan siswa memiliki keyakinan mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Efikasi diri yang ada pada dalam diri seseorang akan menunjukan bahwa seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi akan tahan menghadapi kegagalan dan percaya bahwa mereka dapat mencapai solusi dan mengubah tingkah lakunya. Tinggi rendahnya self-efficacy seseorang dalam tiap tugas sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri individu. Proses psikologis dalam self-efficacy yang turut berperan dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif, motivasional, afeksi dan proses pemilihan/seleksi. Konsep dari efikasi diri ini memainkan peranan penting dalam menghadapi masalah motivasi dan kinerja seseorang pada saat melakukan suatu tugas. Oleh karena itu pada saat pembelajaran berlangsung dikelas, guru selalu memberikan motivasi penuh pada setiap siswa karena ketika siswa memiliki pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan, akan membuat mereka tahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketahanan mereka dalam menghadapi kegagalan.

(25)

57

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diskusi yang dapat mencerminkan sejauh mana perkembangan self-efficacy belajar siswa. Peningkatan self-efficacy belajar siswa akan diukur melalui beberapa indikator self-efficacy seperti di bawah ini, yaitu:

a. Kemampuan dalam menentukan tingkat kesulitan tugas atau masalah yang dihadapi siswa.

 Siswa tertantang untuk menyelesaikan tugas sekolah dari tugas yang sulit

terlebih dahulu hingga tuntas,

 Siswa semangat mengikuti pembelajaran IPS dan menyelesaikan latihan

tugas yang diberikan guru,

 Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu,

 Siswa berantusias mengikuti kegiatan belajar di kelas,

b. Kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar pada saat melaksanakan tugas-tugas.

 Siswa memiliki sikap optimis dalam mengerjakan tugas,

 Siswa berusaha dengan gigih mengerjakan/memahami pembelajaran IPS

di kelas dengan mencari buku sumber lain yang relevan,

 Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru secara individu berdasarkan kemampuannya

 Siswa bertanya pada guru ataupun teman yang memahami materi apabila

mengalami kesulitan

c. Kemampuan dalam menggeneralisasikan tugas, pemahaman dan pengalaman sebelumnya.

 Siswa mampu dan berani untuk menunjukan potensi yang dimiliki oleh dirinya di depan kelas.

 Siswa memiliki rasa percaya diri terhadap hasil tugas yang ia kerjakan

sendiri,

 Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

mengaitkan pemahaman atau pengalaman sebelumnya

2. Pembelajaran Aktif Tipe The Power Of Two

(26)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan menjawab dengan kemampuan intelektual maupun potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap peserta didik, Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik dari pada berpikir sendiri.

Secara umum suatu proses pembelajaran aktif tipe the power of two

melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antaranggota kelompok. Setiap individu terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus mendapatkan penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat tanggung jawab individual peserta didik. Peserta didik juga terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Agar proses pembelajaran aktif dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.

Langkah-langkah pembelajaran:

a. Sebelumnya siswa telah diberi tugas untuk mencari artikel sesuai materi pembelajaran IPS dengan mengaitkan isu lingkungan sekitar mereka, b. Kemudian guru ajukan satu atau lebih pertanyaan dalam LKS (Lembar

Kerja Siswa) yang terkait dengan materi pembelajaran IPS dengan mengaitkan isu lingkungan sekitar mereka agar menuntut perenungan dan pemikiran secara individu.

c. Siswa di minta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.

d. Setelah semua siswa menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain serta membahasnya.

e. Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka.

(27)

59

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah hal ini dilakukan, maka peneliti mendapatkan data dari hasil kerja peserta didik baik individu maupun kelompok berpasangannya. Peneliti juga mendapatkan data hasil diskusi berpasangan yang mana data itu akan diolah untuk menjadi sebuah hasil penelitian. Kegiatan pemberian tugas ini ditujukan untuk melatih self-efficacy peserta didik untuk belajar lebih berani, serta menstimulus kemampuan yang ia miliki tanpa rasa takut untuk dibeda-bedakan. Karena ia belajar secara langsung berdasarkan pemahaman yang ia miliki.

Dengan pemberian tugas seperti ini, semata-mata agar siswa mendapat pembelajaran yang bermakna dari proses pembuatan tugas tersebut. Tentu saja dalam pengerjaan tugas, guru tetap membimbing dengan sesekali berkeliling menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa. Strategi pembelajaran aktif ini diadakan guna membuat suasana belajar lebih hidup, atau bisa disebut pembelajaran yang menekankan pada peserta didik agar aktif. Cocok untuk suasana kelas yang kurang kondusif atau peserta didik yang menginginkan pembelajaran yang menantang namun tak mempersulit mereka untuk memahami suatu materi pembelajaran.

Dengan begitu, strategi pembelajaran aktif tipe the power of two adalah pembelajaran yang dapat memberdayakan serta mengoptimalkan seluruh potensi peserta didik agar mampu belajar melalui berbagai aktivitas berbicara, mendegar, menulis, membaca dan melakukan refleksi. Melalui strategi pembelajaran aktif tipe the power of two juga, akan menuntut adanya dialog baik kepada diri sendiri maupun orang lain yang menginginkan adanya pengalaman nyata dan melakukan pengamatan. Sehingga dengan demikian, semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang mereka inginkan berdasarkan kemampuannya tanpa harus merasa takut ataupun ragu lagi.

C. Instrumen Penelitian

(28)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Oleh karena itu untuk mengumpulkan data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian sebagai berikut :

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa

Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru juga siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pembeljaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two. Pengisisan lembar observasi dilakukan dengan memberikan tanda checklist pada kolom yang tersedia oleh peneliti, berikut lembar observasi guru dan siswa :

No Tahap

Pembelajaran Aspek yang diamati

Skor Deskripsi B C K

1. Pendahuluan

Kemampuan membuka pelajaran : 1. Mengucapkan atau menjawab

salam

2. Mengecek kehadiran siswa

3. Mengecek kebersihan kelas

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

5. Melakukan apersepsi

6. Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses

pembelajaran dengan baik 7. Pengkondisian kelas

2. Kegiatan inti dalam penerapan strategi

Proses pembelajaran

(29)

61

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran pembelajaran the power of two sehingga jelas dan mudah dipahami siswa, 5. Guru memberi kesempatan

pada siswa untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,

(30)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

elaborasi dan konfirmasi.

10.Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP

11. Mengelola kelas dengan baik

3

Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan mengenai hasil kegiatan pembelajaran diskusi

2. Guru memberikan komentar dan penjelasan tentang hasil kegiatan persentasi

3. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberitahu materi untuk pertemuan berikutnya

Sumber: dikutip dari Mukhlis, M. A. F(2014:65-67)

Keterangan :

A = Baik (Skor 3) B = Cukup (Skor 2) C = Kurang (Skor 1)

Nilai = �� �ℎ

63 � � � � ×

Gambar Tabel 3.1 Lembar Observasi aktivitas guru

Instrumen observasi terhadap guru dilakukan untuk mengambil data yang terdapat dilapangan yang menggabungkan catatan lapangan dengan wawancara. Melihat efisiensi waktu, dengan intrumen ini peneliti dapat mengambil dua data sekaligus secara bersamaan.

Menurut Mukhlis, M.A.F (2014: 68), Instrument observasi terhadap guru ini, selain peneliti berperan sebagai subjek penelitian juga menjadikan peneliti sebagai objek observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

Nilai ∑ Skor Presentasi

A 43-63 68,25% -100%

B 22- 42 34,92% - 66,66%

(31)

63

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan guru dalam berbagai hal, seperti membuka pembelajaran, memberi motivasi, melakukan apersepsi, mendeskripsikan tujuan pembaelajaran, kemampuan guru/peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two, sampai guru menutup kegiatan pembelajaran. Hal ini dirasa penting, karena untuk mencapai suatu kompetensi guru yang berkualitas atau guru professional maka diperlukan perencanaan yang matang sebagai tolak ukur pencapaiannya.

2. Catatan Lapangan

Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan (field notes) yang dibuat mitra penelitian saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisisan waktu, mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian berlangsung meliputi berbagai aspek di kelas seperti suasana kelas, pelilaan kelas, interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan lain sebagainya serta komentar maupun saran dari mitra pada saat pelaksanaan penelitian. Berikut gambar tabel :

Hari/Tanggal : Nama Observer :

Siklus :

Waktu Deskripsi Kegiatan

Gambar Tabel 3.2 Catatan Lapangan

3. Lembar Wawancara

(32)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Lembar Pengamatan Self-efficacy belajar siswa

Indikator Self-efficacy belajar siswa ini dikembangkan dari teori Self-efficacy dari Bandura. Indikator ini terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi Level, generality dan strength. Dimensi-dimensi ini diturunkan kedalam sub-indikator yang terdiri dari sebelas sub-indikator dengan perincian empat sub-indikator pada dimensi level, empat sub-indikator pada dimensi strength dan tiga sub-indikator pada dimensi generality. Berikut lembar pengamatan Self-efficacy belajar siswa:

No Tahap

a) Siswa tertantang untuk menyelesaikan tugas sekolah dari tugas yang sulit terlebih dahulu hingga tuntas,

b) Siswa semangat mengikuti pembelajaran IPS dan menyelesaikan latihan tugas yang

diberikan guru,

c) Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu,

d) Siswa berantusias mengikuti kegiatan belajar di kelas,

a) Siswa memiliki sikap optimis dalam mengerjakan tugas,

b) Siswa berusaha dengan gigih

mengerjakan/memahami pembelajaran IPS di kelas dengan mencari buku sumber lain yang relevan,

c) Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru secara individu berdasarkan kemampuannya

d) Siswa bertanya pada guru ataupun teman yang memahami materi apabila mengalami kesulitan

a) Siswa mampu dan berani untuk menunjukan potensi yang dimiliki oleh dirinya di depan kelas.

b) Siswa memiliki rasa percaya diri terhadap hasil tugas yang ia kerjakan sendiri,

(33)

65

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan guru dengan mengaitkan

Rubrik Kriteria Penilaian Self-Efficacy Belajar Siswa No

5 Siswa memiliki sikap

optimis dalam Siswa memiliki Siswa kurang Siswa memiliki

Kriteria Skor

B=Baik 3

C=Cukup 2 K=Kurang 1

Nilai ∑ Skor Presentasi A 23-33 69,69% -100% B 12- 22 36,36% - 66,66%

(34)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengerjakan tugas sikap pesimis memiliki sikap

optimis

Gambar Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Self-efficacy belajar siswa

(35)

67

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator yang telah disusun. Hal ini dilakukan mengingat perkiraan kemampuan peserta didik yang tidak semuanya mampu dalam menentukan tingkat kesulitan tugas atau masalah yang dihadapi siswa, mampu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar pada saat melaksanakan tugas-tugas, juga mampu dalam menggeneralisasikan tugas, pemahaman dan pengalaman sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada sumber data yaitu siswa dan guru mata pelajaran IPS. Indikator sebagai acuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 43 Bandung. Kegiatan yang akan dijadikan penelitian adalah pemberian materi dan memberi pengarahan kepada siswa melalui strategi pembelajaran aktif tipe the power of two dalam mengatasi efikasi diri siswa. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah meliputi:

1. Observasi

(36)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti juga menerapkan tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas, yakni:

a. Pertemuan perencanaan,

Dalam fase ini, diadakan pertemuan antara peneliti dan yang diteliti untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan mendiskusikan rencana pembelajaran

b. Observasi kelas,

Dalam fase ini, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam kelas

c. Diskusi balikan.

Selanjutnya dalam fase ini, hasil observasi akan dianalisis dalam diskusi balikan. Guru dan peneliti akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya.

2. Studi Dokumen

(37)

69

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Silabus dan Rencana pelajaran

b. Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum c. Berbagai macam ujian dan tes

d. Laporan rapat e. Laporan tugas siswa

f. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran g. Contoh essay yang ditulis siswa.

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Wawancara memilki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik. Ada dua jenis wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, berikut penjelasannya;

a. Wawancara berstruktur, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan kepada subyek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewawancara.

b. Wawancara tidak berstruktur bersifat informal. Pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subyek.

Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden.

4. Rekaman Foto/Gambar Slide, Tape Dan Video

(38)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebaiknya dilakukan oleh mitra peneliti agar peneliti dan siswa fokus pada kegiatan pembelajaran dan tidak terpikat pada kesibukan rekaman video.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Pengolahaan data untuk mengukur Self Efficacy belajar siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut (Komalasari, 2011, hlm. 156),

Persentase self- efficacy = Skor yang didapat x 100% Skor maksimum

Untuk keperluan mengklasifikasikan peningkatan self-efficacy belajar siswa dilihat dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two, data kemudian dikelompokan menjadi kategori baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan skala presentase sebagai berikut:

Nilai Skor Presentase

Kurang 0% – 33,3 %

Cukup 33,4% - 66,7%

Baik 66,8 % - 100%

Sumber Komalasari, K (2010, hlm. 156)

2. Data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan

analisis yakni sebagai berikut.

a.Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan

tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus

dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan

reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan data, pengarahan

(39)

71

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan

melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan

menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah

dipahami.

b.Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun

sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam

bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

c.Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai

mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi

suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik

kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap

memperhatikan perkembangan perolehan data. Analisis data ini diperlukan

untuk mengetahui seberapa berhasilkah pembelajaran aktif tipe the power

of two dalam meningkatkan self-efficacy belajar siswa pada pembelajaran

IPS.

3. Validasi Data

a. Triangulasi, teknik triangulasi yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya yang dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu: sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang observer/pengamat. Tiga sudut pandang ini memiliki alasan pembenaran atau justifikasi epistemology.

b. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber yang relevan dengan PTK.

(40)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

229

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung serta memberikan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah, guru, peserta didik dan juga peneliti selanjutnya. Penjelasan mengenai simpulan dan rekomendasi akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two untuk meningkatkan self-efficacy belajar siswa, menunjukan bahwa setiap siklusnya mengalami perubahan serta peningkatan yang terbilang cukup signifikan. Kemampuan serta rasa percaya diri siswa pun sudah semakin terasah, hal ini terlihat dan ditandai dengan kemampuan siswa dalam menentukan tingkat kesulitan tugas atau masalah yang dihadapi siswa sudah dapat mereka atasi dengan baik. Misalnya saja, mereka sudah mulai tertantang untuk menyelesaikan tugas sulit sekalipun, ketakutan mereka akan salah menjawab serta kestressan mereka akan terhadap tugas yang sulit pun sudah tidak begitu terlihat seperti di awal siklus pertama. Pada siklus 1 dan 2 mereka masih terlihat ragu-ragu dan kurang percaya diri terhadap hasil yang ia kerjakan. Namun, perlahan-lahan pada siklus ketiga, mereka sudah menunjukan antusias serta semangat mereka untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti melihat beberapa diantaranya sudah mulai berani untuk bertanya, beragumen atau pun menyanggah. Dan pertanyaan yang dilontarkan pun sudah memiliki bobot pertanyaan yang menuntut mereka untuk berpikir ketingkat tinggi.

(42)

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus pertama mungkin mereka masih mengerjakan seadanya berdasarkan kemampuan mereka. Namun pada siklus ke-2 hingga ke-4 siswa sudah mampu untuk lebih menggali lagi kemampuan mereka dengan menghubungkan kejadian yang terjadi didunia nyata mereka sesuai dengan arahan guru. Siswa pun sudah tidak ragu lagi untuk bertanya kepada guru atau teman diskusinya, tatkala mereka merasa kesulitan dalam memahami tugas-tugas yang diberikan.

Kemudian kemampuan siswa dalam menggeneralisasikan tugas dengan pemahaman serta pengalaman mereka pun sudah bisa terlihat pada tiap siklusnya semakin meningkat. Ditiap siklusnya, kemampuan mereka untuk menghubungkan pemahaman, dan pengalaman mereka dengan tugas yang diberikan sudah sangat bagus dan relevan. Terlihat ketika mereka mampu untuk menuangkan ide-ide serta gagasan mereka pada saat berdiskusi pasangan ataupun berbicara di depan kelas. Mereka pun percaya diri terhadap tugas yang mereka kerjakan, karena itu mereka sudah berani untuk menunjukan potensinya didepan kelas. Siswa juga sudah mampu untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mengaitkan pemahaman atau pengalaman sebelumnya.

Motivasi yang diberikan oleh peneliti melalui kata-kata positif yang membangun, pemberian video motivasi serta ice breaking atau sekedar permainan kecil untuk mengembalikan fokus dan semangat siswa, sudah peneliti lakukan. Melalui berbagai cara seperti itu, peneliti sudah berhasil untuk meningkatkan efikasi belajar peserta didik, yang ditandai dengan terus meningkatnya self-efficacy belajar siswa ditiap siklusnya berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti. Meskipun pada praktek di lapangannya, ternyata peneliti menemukan banyak kendala seperti siswa yang telat mengumpulkan tugas, masih ada siswa yang malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya, suasana kelas yang tidak terkontrol, bahkan siswa yang masih kebingungan mengerjakan tugas berdiskusinya pun peneliti alami pada saat pelaksanaan penelitian ini. Namun peneliti sudah bekerja semaksimalnya, dengan melakukan kegiatan refleksi bersama guru mitra untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala-kendala pada saat berlangsungnya penelitian ini.

(43)

231

Dwi Hardian Mustikawati, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the power of two di kelas VIII-4 SMP Negeri 43 Bandung dari mulai tahap merencanakan, melaksanakan hingga merefleksikan kendala dan solusi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pertama, dalam tahap merencanakan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power of two untuk meningkatkan self-efficacy belajar peserta didik, peneliti merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menentukan tugas-tugas kreatif yang membuat peserta didik aktif ini bersama guru mitra. Peneliti merencanakan pada siklus pertama agar tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung untuk melihat langsung sejauh mana pemahaman mereka dalam menggunkan lingkungan sekitar mereka sebagai sumber nelajar. Dan pada siklus-siklus selanjutnya akan menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran. Peneliti juga merencanakan untuk memberikan kata-kata motivasi yang membangun semangat serta antusias peserta didik terhadap pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini, peserta didik akan memberikan tugas individu terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan masing-masing individu dan sejauh mana efikasi diri peserta didik. Selanjutnya mereka akan belajar berkelompok dalam kelompok kecil atau dipasang-pasangkan. Selanjutnya, mereka akan melakukan diskusi berpasangan untuk saling bertukar pikiran dalam membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan. Sehingga dari hasil diskusi tersebut mereka mengetahui jawaban yang tepat dan mendapat referensi untuk membenarkan dari jawaban individu. Dari rencana ini, peneliti mengharapkan agar efikasi belajar siswa meningkat sehingga akan berpengaruh terhadap nilai akademis serta nilai sosial mereka dalam interaksi.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Model Kemmis dan Mc Taggart (1988) Sumber: Wiriaatmadja, 2010
Gambar Tabel 3.1 Lembar Observasi aktivitas guru
Gambar Tabel 3.2 Catatan Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Question Student Have lebih baik daripada hasil

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs lebih baik dari pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Pertukaran Kelompok dengan Kelompok lebih baik

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Questions

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII MTsN Kuranji Padang dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe active

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka disimpulkan bahwa: 1 hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Tim Pendengar

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe college ball lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan