• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA

52

Vol.05, No 02, Agustus 2013

ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK

SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN

Lilis Maghfuroh

.

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

…… … ...………. …… …… . .….

Perkembangan anak prasekolah merupakan bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh

dan sekarang ini masih banyak anak yang mengalami perkembangan yang terlambat. Tujuan

penelitian untuk mengetahui adanya hubungan pekerjaan dengan perkembangan anak prasekolah.

Dalam penelitian ini menggunakan metode

cross sectional. Metode sampling yang digunakan

adalah

simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 72 responden. Data ini diambil

dengan menggunakan kuesioner tertutup dan observasi. Setelah tabulasi data kemudian di analisa

menggunakan uji Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0,05.

Hasil penelitian sebagian besar orang tua di Taman Kanak-Kanak Surya Baru Plosowahyu

Lamongan tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah 51 orang (70,8%). Kecenderungan

perkembangan anak adalah perkembangan yang sesuai sebanyak sejumlah 64 anak (88,9%), dan

tidak ada satu pun yang mengalami penyimpangan perkembangan. Berdasarkan hasil uji Spearman

didapatkan nilai rs = 0,699 dengan p = 0,000 dimana p <0,05.

Kesimpulan dari penelitian ini, ada hubungan pekerjaan dengan perkembangan anak prasekolah.

Rekomendasi dari penelitian ini, perlu adanya timbal balik antara orang tua, anak, tempat

pendidikan anak dan juga lingkungan agar dapat membantu perkembangan anak secara optimal.

Kata Kunci : pekerjaan Orang Tua, Perkembangan Anak Prasekolah

PENDAHULUAN

..

…… . … … .

Perkembangan anak pada periode 5

(lima) tahun pertama kehidupan anak adalah

sebagai "Masa Keemasan (golden period)

atau

Jendela

Kesempatan

(window

opportunity), atau Masa Kritis (critical

period)". Periode 5 (lima) tahun pertama

kehidupan anak (masa balita) merupakan

masa perkembangan yang paling pesat pada

otak manusia, merupakan masa yang sangat

peka bagi otak anak dalam menerima berbagai

masukan dari lingkungan sekitarnya. Pada

masa ini otak balita bersifat lebih plastis

dibandingkan dengan otak orang dewasa

dalam arti anak balita sangat terbuka dalam

menerima berbagai macam pembelajaran dan

pengkayaan baik yang bersifat positif maupun

negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang perlu

mendapat perhatian, otak balita lebih peka

terhadap asupan yang kurang mendukung

pertumbuhan otak seperti asupan gizi yang

tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang

mendapatkan pelayanan kesehatan yang

memadai. Masa 5 tahun pertama merupakan

masa yang relatif pendek dan tidak akan

terulang kembali dalam kehidupan seorang

anak, maka para orang tua, pengasuh dan

pendidik harus memanfaatkan periode yang

singkat ini untuk membentuk anak menjadi

bagian dari generasi penerus yang tangguh

dan berkualitas (Awi Muliadi W, 2009).

Menurut

Walley

dan

Wong

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

perkembangan

itu

sendiri

merupakan

bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh

yang

dapat

dicapai

melalui

tumbuh

kematangan dan belajar (A. Aziz Alimul

Hidayat, 2005). Salah satu faktor yang

mempengaruhi

perkembangan

adalah

pekerjaan orang tuanya. Pekerjaan orang tua

merupakan pekerjaan yang dilakukan orang

tua yang mempengaruhi pola interaksi antara

orang tua dan anak, yaitu kapan dan

bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua

saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara

penerapan aturan, mengajarkan nilai / norma,

memberikan perhatian dan kasih sayang serta

menunjukkan sikap

dan perilaku baik

sehingga dijadikan panutan bagi anaknya

(Suparyanto, 2010). Pada saat sekarang ini

masih

banyak

anak

yang

mengalami

keterlambatan dalam perkembangan.

Hasil penelitian pada anak 3-6 tahun

diberbagai daerah di Indonesia didapatkan

hasil 5% memiliki masalah dalam prilaku, 5%

memiliki masalah dalam bahasa dan berbicara

(2)

SURYA

53

Vol.05, No 02, Agustus 2013

dan 2% memiliki cacat bawaan. Disamping

itu juga terdapat banyak penelitian ilmiah

untuk membimbing orang tua bagaimana

mengasuh anak-anak dengan cara yang

terbaik, walaupun banyak metode efektif yang

dapat dipakai tapi kebanyakan orang tua

hanya

mengetahui

sedikit

saja

(Yupi

Supartini, 2002). Dari data dari rumah sakit

Dr Soetomo Surabaya pada tahu 2005

penderita rawat jalan klinik tumbuh kembang

didapatkan dari 687 penderita ternyata

terdapat 10 macam kasus terbanyak dan yang

berada dalam urutan pertama adalah kasus

Developmental Delay

yaitu sebanyak 205

kasus (Irmawati M, 2005).

Berdasarkan

data

hasil

KPSP

(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) yang

dilakukan pada bulan November tahun 2009

di TK (Taman Kanak-kanak) Surya Baru

Plosowahyu Lamongan pada anak prasekolah

sebanyak 89 anak, terdiri dari 16 anak di

PAUD, pada TK A sebanyak 33 anak

sedangkan pada TK B sebanyak 40 anak.

Kemudian dilakukan pemeriksaan dengan

KPSP sebanyak 50 anak kemudian didapatkan

4 anak perkembangannya meragukan. Data

dari survey awal yang saya lakukan di TK

Surya Baru Lamongan pada bulan dari 5 anak

yang dilakukan pemeriksaan dengan KPSP

terdapat

1

anak

meragukan

dalam

perkembangan.

Faktor

yang

mempengaruhi

perkembangan anak yang utama adalah faktor

genetic yaitu potensi anak yang menjadi ciri

khasnya. Faktor yang kedua adalah faktor

lingkungan yang terdiri dari lingkungan

bio-fisiko-psiko-sosial. Faktor ini terdiri dari

faktor lingkungan prenatal (gizi ibu pada

waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin,

radiasi,

infeksi,

stress,

imunitas)

dan

lingkungan postnatal (biologis, faktor fisik,

faktor psikososial, faktor keluarga). Faktor

psikososial antara lain stimulasi, motivasi

belajar, hukuman yang wajar, kelompok

sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang

dan kualitas interaksi anak dengan orang tua.

Faktor yang terakhir yaitu faktor keluarga dan

adat istiadat yaitu pekerjaan, pendidikan,

jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,

stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah dan

ibu,

adat

istiadat,

agama,

urbanisasi,

kehidupan

politik

dalam

masyarakat,

pendidikan orang tua dan pendidikan anak,

pengasuhan oleh orang tua (Ngastiyah, 2005).

Menurut Kohn dalam Sutarjo (2009)

menyatakan bahwa pola asuh merupakan

sikap orang tua dalam berinteraksi dengan

anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi

cara orang tua memberikan aturan-aturan,

hadiah maupun hukuman, cara orang tua

menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua

memberikan

perhatian

serta

tanggapan

terhadap anaknya.

Apabila salah satu faktor

dari perkembangan misalnya pendidikan dan

pekerjaan orang tua tidak mendukung

perkembangan anak maka bisa menyebabkan

perkembangan anak tersebut bisa terlambat

karena disini hubungan dengan orang terdekat

memainkan

peran

penting

dalam

perkembangan

emosi,

intelektual,

dan

kepribadian. Tidak hanya kualitas dan

kuantitas kontak dengan orang lain yang

memberi pengaruh pada anak yang sedang

berkembang, tetapi luasnya rentang kontak

penting

untuk

pembelajaran

dan

perkembangan kepribadian yang sehat (Donna

L.

Wong,

2008).

Apabila

sebuah

keterlambatan tidak dikenali secara dini,

seorang anak harus menunggu sampai tanda

dan gejala keterlambatannya bermanifestasi

menjadi sebuah gangguan. Hal ini akan

membuat keadaan akan semakin berat bagi

anak untuk belajar adaptasi hingga usia

sekolah (Rosa, 2010).

Orang tua harus bisa memberikan

dasar-dasar kesehatan fisik dan mental,

kemampuan

penalaran,

pengembangan

kepribadian dan nilai-nilai, kemandirian dan

kemampuan beradaptasi dengan lingkungan

sosial budayanya secara benar agar setelah

dewasa menjadi manusia yang berkualitas

tinggi sesuai harapan orang tua dan juga

orang tua sebagai pengasuh dan pendidik

harus dapat memenuhi kebutuhan dasar anak

untuk

perkembangan

yang

optimal dan

melakukan pembinaan yang berkualitas dan

komprehensif bagi anak melalui kegiatan

yang disebut Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak dan

juga

harus

memberikan

pendidikan

agama sejak dini, memenuhi kebutuhan dasar

anak (Asuh, Asih dan Asah/stimulasi dini

untuk memacu perkembangan anak sejak

dini), mendeteksi dan mengintervensi sejak

(3)

SURYA

54

Vol.05, No 02, Agustus 2013

dini untuk mengoreksi (bila ditemui) adanya

penyimpangan perkembangan anak (Awi

Muliadi Wijaya, 2009). Pemahaman pola asuh

yang benar dapat membantu menganalisis dan

mengelompokkan

anak

pada

kategori

terlambat / tidak terlambat (Shulhan, 2009).

Tujuan

penelitian

ini

untuk

mengetahui hubungan pekerjaan orang tua

dengan perkembangan anak prasekolah di

Taman Kanak-Kanak Surya Baru Plosowahyu

Lamongan.

METODE PENELITIAN

.… … .…

Jenis Penelitian ini adalah analitik

korelasi dengan pendekatan

cross sectional.

Populasi penelitian ini seluruh anak usia

prasekolah dan ibunya di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan, sedangkan sampel

penelitian

adalah

sebagian

anak

usia

prasekolah dan ibunya di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan yang memenuhi

kriteria inkusi dengan besar sampel 72

responden. variabel independen penelitian

adalah pekerjaan orang tua, sedangkan

variabel dependennya adalah perkembangan

anak prasekolah. Pengumpulan data penelitian

menggunakan

kuesioner

tertutup

untuk

pekerjaan orang tua dan data perkembangan

anak

prasekolah

dengan

observasi

menggunakan

lembar

KPSP.

Analisis

penelitian

menggunakan

uji

korelasi

spearman rho’s.

HASIL

.

PENELITIAN

1)

Data Umum

(1)

Umur orang tua

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur Orang

Tua Di TK Surya Baru Plosowahyu

Lamongan

No.

Umur

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

21 – 27 tahun

21

29,2

2.

28 – 32 tahun

49

68,1

3.

33 – 39 tahun

2

2,8

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 1

menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua

di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan

berusia 28 - 32 tahun yaitu sejumlah 49 orang

(68,1%) dan sebagian kecil berumur 33-39

tahun yaitu sejumlah 2 orang (2,8%).

(2)

Tingkat pendidikan orang tua

Tabel 2. Distribusi

Berdasarkan

Tingkat

Pendidikan Orang Tua Di TK Surya

Baru Plosowahyu Lamongan

No.

Pendidikan

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

SLTP

21

29,2

2.

SMU

42

58,3

3.

PT

9

12,5

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 2

bahwa sebagian besar orang tua di TK Surya

Baru Plosowahyu Lamongan memiliki tingkat

pendidikan SMU yaitu sejumlah 42 orang

(58,3%)

(3)

Pekerjaan orang tua

Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan

Orang Tua Di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan

No

Pekerjaan

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

Tidak bekerja/

IRT

51

70,8

2.

Swasta/

Wiraswasta

19

26,4

3.

PNS/TNI/

POLRI

2

2,4

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 3

menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua

di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan

tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah

51 orang (70,8%)

(4)

Umur Anak

Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Umur Anak

Di TK Surya Baru Plosowahyu

Lamongan

No.

Umur Anak

Frek.

Prosentase (%)

1.

36 bulan

1

1,4

2.

42 bulan

3

4,2

3.

48 bulan

7

9,7

4.

54 bulan

15

20,8

5.

60 bulan

10

13,9

6.

66 bulan

26

36,1

7.

72 bulan

10

13,9

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 4

menunjukkan bahwa hampir setengah anak

prasekolah di TK Surya Baru Plosowahyu

(4)

SURYA

55

Vol.05, No 02, Agustus 2013

Lamongan berumur 66 bulan yaitu sejumlah

26 orang (36,1%) dan sebagian kecil anak

berumur 36 bulan yaitu sejumlah 1 orang

(1,4%).

(5)

Jenis Kelamin Anak

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Anak Di TK Surya

Baru Plosowahyu Lamongan

No.

Jenis Kelamin

Anak

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

Laki-laki

36

50

2.

Perempuan

36

50

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 5

menunjukkan bahwa jenis kelamin anak di

TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan

memilki proporsi yang sama antara laki-laki

dan perempuan.

2)

Data Khusus

(1)

Pekerjaan orang tua

Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan

Orang Tua Di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan

No.

Pekerjaan

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

IRT

51

70,8

2.

Swasta/

wiraswasta

19

26,4

3.

PNS/TNI/

POLRI

2

2,4

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 6

menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua

di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan

tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah

51 orang (70,8%) dan sebagian kecil bekerja

sebagi PNS/TNI/POLRI yaitu sejumlah 2

orang (2,4%).

(2)

Perkembangan anak prasekolah

Tabel 7. Distribusi

Perkembangan

Anak

Prasekolah Di TK Surya Baru

Lamongan

No.

Perkembangan anak prasekolah

Frekuensi

Prosentase

(%)

1.

Sesuai

64

88,9

2.

Meragukan

8

11,1

Total

72

100

Berdasarkan data diatas pada tabel 7

menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

perkembangan anak prasekolah di TK Surya

Baru Plosowahyu Lamongan sesuai yaitu

sejumlah 64 anak (88,9%).

(3)

Hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan anak prasekolah Di

Taman Kanak-Kanak Surya Baru

Lamongan

Tabel 8. Distribusi

Hubungan

Pekerjaan

Orang Tua Dengan Perkembangan

Anak Prasekolah Di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan

Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa

seluruhnya orang tua di TK Surya Baru

Plosowahyu Lamongan yang tidak bekerja

atau sebagi ibu rumah tangga memiliki anak

prasekolah dengan perkembangan yang sesuai

yaitu 50 orang atau 98%.

Selain itu hasil dari analisis dengan

menggunakan

uji

Spearman

yang

menggunakan program SPSS versi 16.0

didapatkan hasil (rs)

= 0,069 dan nilai

signifikansi p = 0,000 dimana p < 0,05 maka

H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara pekerjaan orang tua dengan

perkembangan anak prasekolah di Taman

Kanak-Kanak

Surya

Baru

Plosowahyu

Lamongan.

PEMBAHASAN

.… .…

Pekerjaa

n

Perkembangan anak prasekolah Jml

Sesu ai % Mera gukan % penyim pangan % Ttl % Tdk bekerja/ IRT 50 98 1 2 0 0 51 70 ,8 Swasta / wiraswa sta 13 68, 4 6 31,6 0 0 19 26 ,4 PNS/TN I/POLRI 1 50 1 50 0 0 2 2, 4 Total 63 87, 5 9 12,5 0 0 72 10 0 rs = 0,699 p = 0,000

(5)

SURYA

56

Vol.05, No 02, Agustus 2013

1)

Pekerjaan Orang Tua

Berdasarkan dari tabel 6 diatas

menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua

di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan

tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah

51 orang (70,8%).

Pekerjaan merupakan usaha yang

dilakukan

orang tua

untuk

memenuhi

kebutuhan ekonomi keluarga, sebagian besar

Orang tua tidak bekerja mempunyai banyak

waktu

untuk bisa

berinteraksi

dengan

keluarga termasuk anak semakin lama orang

tua dan anak bertemu dan berinteraksi maka

akan semakin baik hubungan antara orang tua

dan anak.

2)

Perkembangan Anak Prasekolah

Berdasarkan dari tabel 7 diatas menunjukkan

bahwa hampir seluruhnya perkembangan anak

prasekolah di Taman Kanak-Kanak Surya

Baru Plosowahyu Lamongan sesuai yaitu

sejumlah 63 anak (87,5%) dan tidak ada satu

pun

yang

mengalami

penyimpangan

perkembangan.

Perkembangan

adalah

bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil

dari proses pematangan. Hal ini menyangkut

adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan fungsinya.

Termasuk

juga

perkembangan

emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkunganya ( Ngastiyah,

2005).

Hal tersebut dapat dipengaruhi juga dari

usia orang tua yang berada pada kelompok

usia dewasa muda dimana pada usia tersebut

orang tua masih memilki fisik yang kuat dan

koordinasi tubuh yang baik. Hal ini sesuai

dengan tabel 4.1 dimana sebagian besar orang

tua di Taman Kanak-Kanak Surya Baru

Plosowahyu Lamongan berusia 28 - 32 tahun

yaitu sejumlah 49 orang (68,1%). Menurut

Ngastiyah, 2005 mengatakan bahwa dimana

usia termasuk dalam salah satu faktor

postnatal yaitu faktor biologis yang juga dapat

mempengaruhi perkembangan anak.

Tingkat pendidikan orang tua yang

tinggi

juga

dapat

mempengaruhi

perkembangan anak karena semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka akan

semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki

oleh orang tua sehingga orang tua akan lebih

mudah

untuk

mendeteksi

masalah

perkembangan dan segera bisa mengatasi

masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan tabel

2 dimana sebagian besar orang tua/khususnya

ibu itu memiliki tingkat pendidikan SMU

yang termasuk tingkat pendidikan menengah,

sehingga wawasan yang mereka sudah cukup

luas. Dalam pengukuran perkembangan yang

menggunakan lembar observasi KPSP ada

keterbatasan salah satunya adalah tidak

dilakukannya pengukuran ulang pada waktu 2

minggu

pada

anak

yang

meragukan/

penyimpangan dan juga pada saat melakukan

pengukuran masih ada anak yang kurang

kooperatif.

3)

Hubungan pekerjaan Orang Tua

dengan

Perkembangan

Anak

Prasekolah

Berdasarkan

tabel

8

diatas

menunjukkan bahwa hampir seluruhnya orang

tua tidak bekerja/IRT dan memiliki anak

prasekolah dengan perkembangan yang sesuai

yaitu 50 orang atau 98%. Hasil dari analisis

dengan menggunakan uji Spearman yang

menggunakan program SPSS versi 16.0

didapatkan hasil rs

= -0,069 dan

nilai

signifikansi p=0,000 dimana

p<0,05 maka H1

diterima, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara pekerjaan orang tua dengan

perkembangan anak prasekolah di Taman

Kanak-Kanak

Surya

Baru

Plosowahyu

Lamongan berarti semakin banyak waktu

bertemu antara orang tua dan anak maka

semakin baik perkembangannya dan juga

sebaliknya semakin kurang waktu bertemu

antara orang tua dan anak maka semakin

kurang baik perkembangan anak.

Pada kenyataanya anak prasekolah yang

perkembangannya

sesuai

itu

sangat

dipengaruhi oleh waktu antara orang tua dan

anak yaitu pada ibu yang tidak bekerja/IRT.

Hal ini dikarenakan waktu interaksi antara

orang tua dengan anak yang cukup banyak

sehingga stimulasi yang diberikan juga

semakin banyak pula, Stimulasi itu sendiri

merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak

yaitu asah. Dengan mengasah kemampuan

anak secara terus-menerus, kemampuan anak

akan semakin meningkat. Pemberian stimulus

(6)

SURYA

57

Vol.05, No 02, Agustus 2013

dapat dilakukan dengan cara latihan dan

bermain. Anak yang memperoleh stimulus

yang terarah akan lebih cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang mendapat

stimulus. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk

stimulasi adalah dengan SDIDTK yang

meliputi stimulasi dini yang memadai, deteksi

dini

penyimpangan

pertumbuhan

dan

perkembangan, intervensi dini, rujukan dini.

KESIMPULAN DAN SARAN

. …

1) Kesimpulan

(1)Sebagian besar orang tua tidak bekerja atau

ibu rumah tangga

(2)Hampir

seluruhnya

anak

prasekolah

memiliki perkembangan yang sesuai.

(3)

Terdapat hubungan yang signifikan antara

pekerjaan orang tua dengan perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak - Kanak

Surya Baru Plosowahyu Lamongan.

2)

Saran

(1)

Bagi Akademik

Perlunya mengadakan penyuluhan untuk

meningkatkan perkembangan pada anak

pra sekolah. Dan diharapkan untuk

memberikan informasi tentang pola asuh

orang tua dalam penerapan pola asuh

yang efektif kepada ibu yang memilki

anak khususnya anak prasekolah.

(2)

Bagi Orang Tua

Hendaknya

orang

tua

dapat

mendampingi

anak

dalam

proses

perkembangan anak yang baik dan benar

sehingga anak menjadi terbiasa dan bisa

berkembang secara baik dan benar serta

optimal.

(3)

Bagi Profesi Keperawatan

Perlu meningkatkan penyuluhan tentang

pentingnya perkembangan anak yang

baik dan benar pada anak pra sekolah

sesuai dengan umur anak.

(4)

Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lanjutan

mengenai variabel lain diluar pekerjaan

orang

tua

yang

diduga

dapat

mempengaruhi perkembangan pada anak

pra sekolah.

.

.

.

DAFTAR PUSTAKA

.

.

.

Awi Muliadi Wijaya. 2009. Pentingnya

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak.

http://www.infodokterku.com. Diakses

tanggal 9 Desember 2010, jam 21.30

WIB

Donna

L

Wong,

2008.

Buku

Ajar

Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC.

Hidayat,

Azis

Alimul.

2005.

Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisa Data. Jakarta : Salemba

Medika

Irmawati M. 2005. Penyimpangan Tumbuh

Kembang

Anak.

http.www.pediatrik.com/pkb/06102202

2956-57x6138.pdf. Diakses tanggal 26

Desember 2010, jam 16.00 WIB

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit.

Jakarta : EGC

Rosa, 2010 . Perkembangan Anak. Jakarta

:EGC

Supartini

Yupi,

2002.

Konsep

dasar

Keperawatan Anak. Jakarta EGC

Suparyanto. 2010. Perkembangan Si Kecil

Terlambat.

http://saidazan72.blogspot.com.

Diakses tanggal 02 desember 2010, jam

10.45 WIB

Sutarjo,

2009.

Konsep

Keluarga.

http//www.rajawana.com.

diakses

tanggal 23 juni 2011, jam 06.15

Shulhan.

2009.

Peran

Orang

Tua.http//www.pola asuh anak.co.id.

Diakses 22 Juni 2011, jam 06.00

Gambar

Tabel 3.  Distribusi  Berdasarkan  Pekerjaan  Orang  Tua  Di  TK  Surya  Baru  Plosowahyu Lamongan
Tabel 6.  Distribusi  Berdasarkan  Pekerjaan  Orang  Tua  Di  TK  Surya  Baru  Plosowahyu Lamongan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan tersebut dapat diperoleh duakelompok anomali nilai tahanan jenis dan chargebilitas yang diinterpretasikan mewakili tubuh zona mineralisasi yang

mempelajari keterampilan sosial dasar seperti memperhatikan, mempertahankan kontak mata dan dapat membantu mengontrol masalah perilaku. Interaksi sosial pada anak

Berdasarkan teori yang dikemukakan Engel, Blackwell dan Miniard (1994), serta hasil penelitian BI-Undip (2000) dan Yunus (2004) bahwa pengetahuan memiliki peranan penting

Untuk mengetahui bahwa mahkota dewa memiliki pengaruh yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total plasma maka data rata-rata antar perlakuan diatas diolah dengan

Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa 1 Pembelajaran pembelajaran keterampilan menyimak membutuhkan buku ajar yang mengakomodasi tujuan pembelajaran, materi ajar,

Note: A- Rodent Tuber from Medan used as the explant mother plant; B- Initiation in MS medium to which had been added 0.5 mg/L BAP and 0.5 mg/L NAA; C: Multiplication of shoots in

Metode pengambilan sample yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sample acak sederhana (simple random sampling) ,yaitu sebuah sample yang diambil

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah kesalahan konsep yang terjadi karena perbedaan konsepsi antara orang satu dengan lainnya dalam mempelajari