SURYA
52
Vol.05, No 02, Agustus 2013
ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK
SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN
Lilis Maghfuroh
.
…………...……….…… …… . .….
ABSTRAK
…… … ...………. …… …… . .….
Perkembangan anak prasekolah merupakan bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh
dan sekarang ini masih banyak anak yang mengalami perkembangan yang terlambat. Tujuan
penelitian untuk mengetahui adanya hubungan pekerjaan dengan perkembangan anak prasekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan metode
cross sectional. Metode sampling yang digunakan
adalah
simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 72 responden. Data ini diambil
dengan menggunakan kuesioner tertutup dan observasi. Setelah tabulasi data kemudian di analisa
menggunakan uji Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0,05.
Hasil penelitian sebagian besar orang tua di Taman Kanak-Kanak Surya Baru Plosowahyu
Lamongan tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah 51 orang (70,8%). Kecenderungan
perkembangan anak adalah perkembangan yang sesuai sebanyak sejumlah 64 anak (88,9%), dan
tidak ada satu pun yang mengalami penyimpangan perkembangan. Berdasarkan hasil uji Spearman
didapatkan nilai rs = 0,699 dengan p = 0,000 dimana p <0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini, ada hubungan pekerjaan dengan perkembangan anak prasekolah.
Rekomendasi dari penelitian ini, perlu adanya timbal balik antara orang tua, anak, tempat
pendidikan anak dan juga lingkungan agar dapat membantu perkembangan anak secara optimal.
Kata Kunci : pekerjaan Orang Tua, Perkembangan Anak Prasekolah
PENDAHULUAN
..
…… . … … .
Perkembangan anak pada periode 5
(lima) tahun pertama kehidupan anak adalah
sebagai "Masa Keemasan (golden period)
atau
Jendela
Kesempatan
(window
opportunity), atau Masa Kritis (critical
period)". Periode 5 (lima) tahun pertama
kehidupan anak (masa balita) merupakan
masa perkembangan yang paling pesat pada
otak manusia, merupakan masa yang sangat
peka bagi otak anak dalam menerima berbagai
masukan dari lingkungan sekitarnya. Pada
masa ini otak balita bersifat lebih plastis
dibandingkan dengan otak orang dewasa
dalam arti anak balita sangat terbuka dalam
menerima berbagai macam pembelajaran dan
pengkayaan baik yang bersifat positif maupun
negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang perlu
mendapat perhatian, otak balita lebih peka
terhadap asupan yang kurang mendukung
pertumbuhan otak seperti asupan gizi yang
tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai. Masa 5 tahun pertama merupakan
masa yang relatif pendek dan tidak akan
terulang kembali dalam kehidupan seorang
anak, maka para orang tua, pengasuh dan
pendidik harus memanfaatkan periode yang
singkat ini untuk membentuk anak menjadi
bagian dari generasi penerus yang tangguh
dan berkualitas (Awi Muliadi W, 2009).
Menurut
Walley
dan
Wong
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan
itu
sendiri
merupakan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh
yang
dapat
dicapai
melalui
tumbuh
kematangan dan belajar (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2005). Salah satu faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
adalah
pekerjaan orang tuanya. Pekerjaan orang tua
merupakan pekerjaan yang dilakukan orang
tua yang mempengaruhi pola interaksi antara
orang tua dan anak, yaitu kapan dan
bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua
saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara
penerapan aturan, mengajarkan nilai / norma,
memberikan perhatian dan kasih sayang serta
menunjukkan sikap
dan perilaku baik
sehingga dijadikan panutan bagi anaknya
(Suparyanto, 2010). Pada saat sekarang ini
masih
banyak
anak
yang
mengalami
keterlambatan dalam perkembangan.
Hasil penelitian pada anak 3-6 tahun
diberbagai daerah di Indonesia didapatkan
hasil 5% memiliki masalah dalam prilaku, 5%
memiliki masalah dalam bahasa dan berbicara
SURYA
53
Vol.05, No 02, Agustus 2013
dan 2% memiliki cacat bawaan. Disamping
itu juga terdapat banyak penelitian ilmiah
untuk membimbing orang tua bagaimana
mengasuh anak-anak dengan cara yang
terbaik, walaupun banyak metode efektif yang
dapat dipakai tapi kebanyakan orang tua
hanya
mengetahui
sedikit
saja
(Yupi
Supartini, 2002). Dari data dari rumah sakit
Dr Soetomo Surabaya pada tahu 2005
penderita rawat jalan klinik tumbuh kembang
didapatkan dari 687 penderita ternyata
terdapat 10 macam kasus terbanyak dan yang
berada dalam urutan pertama adalah kasus
Developmental Delay
yaitu sebanyak 205
kasus (Irmawati M, 2005).
Berdasarkan
data
hasil
KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) yang
dilakukan pada bulan November tahun 2009
di TK (Taman Kanak-kanak) Surya Baru
Plosowahyu Lamongan pada anak prasekolah
sebanyak 89 anak, terdiri dari 16 anak di
PAUD, pada TK A sebanyak 33 anak
sedangkan pada TK B sebanyak 40 anak.
Kemudian dilakukan pemeriksaan dengan
KPSP sebanyak 50 anak kemudian didapatkan
4 anak perkembangannya meragukan. Data
dari survey awal yang saya lakukan di TK
Surya Baru Lamongan pada bulan dari 5 anak
yang dilakukan pemeriksaan dengan KPSP
terdapat
1
anak
meragukan
dalam
perkembangan.
Faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan anak yang utama adalah faktor
genetic yaitu potensi anak yang menjadi ciri
khasnya. Faktor yang kedua adalah faktor
lingkungan yang terdiri dari lingkungan
bio-fisiko-psiko-sosial. Faktor ini terdiri dari
faktor lingkungan prenatal (gizi ibu pada
waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin,
radiasi,
infeksi,
stress,
imunitas)
dan
lingkungan postnatal (biologis, faktor fisik,
faktor psikososial, faktor keluarga). Faktor
psikososial antara lain stimulasi, motivasi
belajar, hukuman yang wajar, kelompok
sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang
dan kualitas interaksi anak dengan orang tua.
Faktor yang terakhir yaitu faktor keluarga dan
adat istiadat yaitu pekerjaan, pendidikan,
jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah dan
ibu,
adat
istiadat,
agama,
urbanisasi,
kehidupan
politik
dalam
masyarakat,
pendidikan orang tua dan pendidikan anak,
pengasuhan oleh orang tua (Ngastiyah, 2005).
Menurut Kohn dalam Sutarjo (2009)
menyatakan bahwa pola asuh merupakan
sikap orang tua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi
cara orang tua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orang tua
menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua
memberikan
perhatian
serta
tanggapan
terhadap anaknya.
Apabila salah satu faktor
dari perkembangan misalnya pendidikan dan
pekerjaan orang tua tidak mendukung
perkembangan anak maka bisa menyebabkan
perkembangan anak tersebut bisa terlambat
karena disini hubungan dengan orang terdekat
memainkan
peran
penting
dalam
perkembangan
emosi,
intelektual,
dan
kepribadian. Tidak hanya kualitas dan
kuantitas kontak dengan orang lain yang
memberi pengaruh pada anak yang sedang
berkembang, tetapi luasnya rentang kontak
penting
untuk
pembelajaran
dan
perkembangan kepribadian yang sehat (Donna
L.
Wong,
2008).
Apabila
sebuah
keterlambatan tidak dikenali secara dini,
seorang anak harus menunggu sampai tanda
dan gejala keterlambatannya bermanifestasi
menjadi sebuah gangguan. Hal ini akan
membuat keadaan akan semakin berat bagi
anak untuk belajar adaptasi hingga usia
sekolah (Rosa, 2010).
Orang tua harus bisa memberikan
dasar-dasar kesehatan fisik dan mental,
kemampuan
penalaran,
pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai, kemandirian dan
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
sosial budayanya secara benar agar setelah
dewasa menjadi manusia yang berkualitas
tinggi sesuai harapan orang tua dan juga
orang tua sebagai pengasuh dan pendidik
harus dapat memenuhi kebutuhan dasar anak
untuk
perkembangan
yang
optimal dan
melakukan pembinaan yang berkualitas dan
komprehensif bagi anak melalui kegiatan
yang disebut Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak dan
juga
harus
memberikan
pendidikan
agama sejak dini, memenuhi kebutuhan dasar
anak (Asuh, Asih dan Asah/stimulasi dini
untuk memacu perkembangan anak sejak
dini), mendeteksi dan mengintervensi sejak
SURYA
54
Vol.05, No 02, Agustus 2013
dini untuk mengoreksi (bila ditemui) adanya
penyimpangan perkembangan anak (Awi
Muliadi Wijaya, 2009). Pemahaman pola asuh
yang benar dapat membantu menganalisis dan
mengelompokkan
anak
pada
kategori
terlambat / tidak terlambat (Shulhan, 2009).
Tujuan
penelitian
ini
untuk
mengetahui hubungan pekerjaan orang tua
dengan perkembangan anak prasekolah di
Taman Kanak-Kanak Surya Baru Plosowahyu
Lamongan.
METODE PENELITIAN
.… … .…
Jenis Penelitian ini adalah analitik
korelasi dengan pendekatan
cross sectional.
Populasi penelitian ini seluruh anak usia
prasekolah dan ibunya di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan, sedangkan sampel
penelitian
adalah
sebagian
anak
usia
prasekolah dan ibunya di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan yang memenuhi
kriteria inkusi dengan besar sampel 72
responden. variabel independen penelitian
adalah pekerjaan orang tua, sedangkan
variabel dependennya adalah perkembangan
anak prasekolah. Pengumpulan data penelitian
menggunakan
kuesioner
tertutup
untuk
pekerjaan orang tua dan data perkembangan
anak
prasekolah
dengan
observasi
menggunakan
lembar
KPSP.
Analisis
penelitian
menggunakan
uji
korelasi
spearman rho’s.
HASIL
.
PENELITIAN
…
1)
Data Umum
(1)
Umur orang tua
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur Orang
Tua Di TK Surya Baru Plosowahyu
Lamongan
No.
Umur
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
21 – 27 tahun
21
29,2
2.
28 – 32 tahun
49
68,1
3.
33 – 39 tahun
2
2,8
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 1
menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua
di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan
berusia 28 - 32 tahun yaitu sejumlah 49 orang
(68,1%) dan sebagian kecil berumur 33-39
tahun yaitu sejumlah 2 orang (2,8%).
(2)
Tingkat pendidikan orang tua
Tabel 2. Distribusi
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan Orang Tua Di TK Surya
Baru Plosowahyu Lamongan
No.
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
SLTP
21
29,2
2.
SMU
42
58,3
3.
PT
9
12,5
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 2
bahwa sebagian besar orang tua di TK Surya
Baru Plosowahyu Lamongan memiliki tingkat
pendidikan SMU yaitu sejumlah 42 orang
(58,3%)
(3)
Pekerjaan orang tua
Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan
Orang Tua Di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan
No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
Tidak bekerja/
IRT
51
70,8
2.
Swasta/
Wiraswasta
19
26,4
3.
PNS/TNI/
POLRI
2
2,4
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 3
menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua
di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan
tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah
51 orang (70,8%)
(4)
Umur Anak
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Umur Anak
Di TK Surya Baru Plosowahyu
Lamongan
No.
Umur Anak
Frek.
Prosentase (%)
1.
36 bulan
1
1,4
2.
42 bulan
3
4,2
3.
48 bulan
7
9,7
4.
54 bulan
15
20,8
5.
60 bulan
10
13,9
6.
66 bulan
26
36,1
7.
72 bulan
10
13,9
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 4
menunjukkan bahwa hampir setengah anak
prasekolah di TK Surya Baru Plosowahyu
SURYA
55
Vol.05, No 02, Agustus 2013
Lamongan berumur 66 bulan yaitu sejumlah
26 orang (36,1%) dan sebagian kecil anak
berumur 36 bulan yaitu sejumlah 1 orang
(1,4%).
(5)
Jenis Kelamin Anak
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Anak Di TK Surya
Baru Plosowahyu Lamongan
No.
Jenis Kelamin
Anak
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
Laki-laki
36
50
2.
Perempuan
36
50
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 5
menunjukkan bahwa jenis kelamin anak di
TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan
memilki proporsi yang sama antara laki-laki
dan perempuan.
2)
Data Khusus
(1)
Pekerjaan orang tua
Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan
Orang Tua Di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
IRT
51
70,8
2.
Swasta/
wiraswasta
19
26,4
3.
PNS/TNI/
POLRI
2
2,4
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 6
menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua
di TK Surya Baru Plosowahyu Lamongan
tidak bekerja/ibu rumah tangga yaitu sejumlah
51 orang (70,8%) dan sebagian kecil bekerja
sebagi PNS/TNI/POLRI yaitu sejumlah 2
orang (2,4%).
(2)
Perkembangan anak prasekolah
Tabel 7. Distribusi
Perkembangan
Anak
Prasekolah Di TK Surya Baru
Lamongan
No.
Perkembangan anak prasekolahFrekuensi
Prosentase
(%)
1.
Sesuai
64
88,9
2.
Meragukan
8
11,1
Total
72
100
Berdasarkan data diatas pada tabel 7
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
perkembangan anak prasekolah di TK Surya
Baru Plosowahyu Lamongan sesuai yaitu
sejumlah 64 anak (88,9%).
(3)
Hubungan pola asuh orang tua dengan
perkembangan anak prasekolah Di
Taman Kanak-Kanak Surya Baru
Lamongan
Tabel 8. Distribusi
Hubungan
Pekerjaan
Orang Tua Dengan Perkembangan
Anak Prasekolah Di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan
Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa
seluruhnya orang tua di TK Surya Baru
Plosowahyu Lamongan yang tidak bekerja
atau sebagi ibu rumah tangga memiliki anak
prasekolah dengan perkembangan yang sesuai
yaitu 50 orang atau 98%.
Selain itu hasil dari analisis dengan
menggunakan
uji
Spearman
yang
menggunakan program SPSS versi 16.0
didapatkan hasil (rs)
= 0,069 dan nilai
signifikansi p = 0,000 dimana p < 0,05 maka
H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara pekerjaan orang tua dengan
perkembangan anak prasekolah di Taman
Kanak-Kanak
Surya
Baru
Plosowahyu
Lamongan.
PEMBAHASAN
.… .…
Pekerjaan
Perkembangan anak prasekolah Jml
Sesu ai % Mera gukan % penyim pangan % Ttl % Tdk bekerja/ IRT 50 98 1 2 0 0 51 70 ,8 Swasta / wiraswa sta 13 68, 4 6 31,6 0 0 19 26 ,4 PNS/TN I/POLRI 1 50 1 50 0 0 2 2, 4 Total 63 87, 5 9 12,5 0 0 72 10 0 rs = 0,699 p = 0,000