• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

BMT TUMANG CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

DISUSUN OLEH LAILA YENI NIM: 201 13 058

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH D III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

"Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi, dan jika engkau di pagi hari janganlah

menunggu sore hari, ambillah persiapan saat engkau sehat, untuk menghadapi masa sakitmu

dan saat hidupmu untuk sesudah kematianmu" (HR. Bukhari)

“Sesuatu yang kecil akan tampak besar bagi orang-orang yang bercita-cita kecil. Dan sesuatu

yang besar akan tampak kecil bagi oarang-orang yang bercita-cita besar” (Abu Thayyib)

“Kesungguhan akan mendekatkan sesuatu yang jauh dan membukakan pintu yang terkunci ”

(7)

vii

PERSEMBAHAN

“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku kepada Allah SWT dan tanda Bakti Kepada Kedua Orang Tuaku”

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:

Pertama

Kedua orang tuaku tercintaIbundaku “Darma yanti” dan Ayahandaku “Suyitno” yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak henti-hentinya mendo’akan anak-anaknya supaya menjadi orang yang

sholeh, dan sholehah bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Amiin Yaa Rabbal ’alamiiin.

Ke-dua

Kyai Nasir As’ari, Ibu Nyai Siti AMinah, KH Mahdi, ustadz Faishol, Ustadz Ahmad Zainal, Ustadz Marjan, Ustadz Abdullah dan para Asatid pondok pesantren putri

Masyithoh yang saya nantikan tetes ilmunya, fatwa-fatwanya, do’anya yang Bermanfaat untuk saya.

Ke-tiga

Adik ku Ulvi dan Ami yang selalu memberi do’a, semangat dan Keluarga Besarku tercinta yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan do’anya dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

Ke-empat

Yang terakhir Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan D3 Perbankan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada Khatamul Anbiya’ wal Mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal ‘Alamiin.

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga”

(9)

ix

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Bapak Drs. H Alfred L., M.Si selaku Ketua Jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebijakan.

5. Bapak Taufikur Rahman, S.E.,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberi motivasi belajar bagi penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga khususnya kepada dosen-dosen di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

7. BMT Tumang cabang Salatiga yang telah berkenan menjadi obyek penelitian untuk penulisan tugas akhir ini. Khususnya kepada manejer cabang BMT Tumang cabang Salatiga Bapak Ni‟am Al Mumtaz dan staff karyawan BMT Tumang cabang Salatiga yaitu Bapak Dwi Isnaini, Mbak Umi, Mbak Lia Mbak Tyas, Mbak Asih dan Mas Samsul yang bersedia meberikan informasi, data-data dan arahan-arahannya sehingga mempermudah penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

(10)

x

9. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Ibundaku tercinta beliau ibu Darma Yanti dan ayahandaku beliau bapak Suyitno yang penulis mulyakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya serta tidak henti-hentinya selalu mendo‟akan setiap hari untuk anak-anaknya. Khususnya kepada kedua adikku tersayang Ulvi dan Ami, semoga bisa menjadi anak yang sholehah dunia akhirat, berbakti kepada kedua orang tua, dan bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua yang selalu mendoakannya. 10. Pengasuh Pon-Pes Putri Masyithoh Tingkir Lor Kyai Nasir As‟ari, Ibu Nyai

Siti Aminah, beserta para Asatidz pondok pesantren putri Masyithoh yang saya nantikan barakah tetes ilmunya.

11. Sahabat-sahabat penulis yang menemani belajar di IAIN Salatiga. Terima kasih kepada sahabat spesial hidup yang mengajarkan arti kehidupan, mbak Muji Sudarti, mbak Mila, mbak Nurlela, mbak Setiana Fatimah, mbak Novi Karuniawati. Semoga kami semua dapat menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

(11)

xi

13. Semua teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota Salatiga yang sejuk dan indah ini.

14. Kepada semua teman-teman santri mbak pondok putri Masyithoh Tingkir Lor yang telah memberikan dorongan, semangat, do‟a, dan mengajarkan makna

kehidupan bersosial kepada penulis.

15. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa’ syukran katsiraan. semoga tugas akhir ini bermanfaat. Amiin

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.

Salatiga, 5 September 2016 Penulis

(12)

xii ABSTRAK

Yeni, Laila. 2015. Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Di BMT Tumang Cabang Salatiga. Tugas Akhir Program DIII. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M.Si

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, adapun data yang diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer berupa sumber data yang langsung diberikan kepada pihak BMT Tumang cabang salatiga, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, brosur, buku pedoman operasional BMT, internet dan buku perpustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup baik dan mengalami peningkatan setiap bulannya. Perkembangan pembiayaan murabahah pada tahun 2016 sebesar 2.337.550.000 rupiah. Penentuan margin keuntungan pembiayaan

murabahah di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT dengan nasabah sesuai dengan standarisasi margin keuntungan murabahah BMT Tumang berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi yaitu sebesar 1,5% s/d 1,7%.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... 2

PENGESAHAN ... 3

PERNYATAAN KEASLIAN ... 4

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... 5

MOTTO ... 6

PERSEMBAHAN ... 7

KATA PENGANTAR ... 8

ABSTRAK ... 12

DAFTAR ISI ... 13

DAFTAR TABEL ... 16

DAFTAR GAMBAR ... 17

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 18

B. Rumusan Masalah ... 20

C.Tujuan dan Kegunaan ... 21

D.Metode Penelitian ... 22

E. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II LANDASAN TEORI A.Penelitian Terdahulu ... 26

(14)

xiv

1. Pengertian Pembiayaan ... 28

2. Jenis-Jenis Pembiayaan ... 29

3. Unsur-Unsur Pembiayaan ... 32

4. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ... 34

5. Aspek-Aspek Pembiayaan ... 37

6. Pembiayaan Murabahah ... 40

7. Syarat-Syarat Murabahah... 44

8. Ketentuan Jual Beli Murabahah ... 46

9. Aplikasi Murabahah ... 47

10.Aspek Teknis ... 48

11.Skema Pembiayaan Murabahah ... 50

12.Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah ... 50

III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A.Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah ... 67

(15)

xv BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang

Salatiga ... 20 Tabel 4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan sedekah (ZIS). Baituttamwiil adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana mayarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan (Ilmi, 2002: 66).

Menurut Kusmiyati (2007) Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro yaitu Baitul Maal wal Tamwil (BMT) semakin menunjukkan ekstensinya. Kegiatan BMT adalah melakukan penghimpunan (prinsip wadiah dan mudharabah) dan penyaluran dana (prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah) kepada masyarakat.

(19)

Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-bank dan lembaga–lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan perdagangan para nasabahnya. Murabahah merupakan satu bentuk perjanjian jual beli yang harus tunduk pada kaidah dan hukum umum jual beli yang berlaku dalam muamalah islamiyah (Muhammad, 2005 : 22).

Menurut Nuryadin (2007) penetapan margin keuntungan juga dapat dilakukan dengan cara Rasulullah Saw ketika berdagang, cara ini dapat dipakai sebagai salah satu metode bank syariah dalam menentukan harga jual dan margin keuntungan murabahah.

Menurut Rahmawaty (2007) cara Rasulullah Saw dalam menentukan harga penjualan dan margin keuntungan adalah dengan menjelaskan harga belinya, berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk setiap komoditas dan berapa keuntungan wajar yang diinginkan. Cara penetapan harga jual tersebut berdasarkan cost plus mark up. Cost plus mark up adalah biaya tambahan keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan syariah

(20)

Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga

Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan

Januari 17 87.000.000

Februari 24 235.200.000

Maret 37 314.800.000 sebesar 2.337.550.000 rupiah dan mengalami kenaikan setiap bulannya. Berdasarkan tabel tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan merumuskan beberapa pokok masalah yang akan menjadi pembahasan dalam Tugas Akhir ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah:

1. Bagaimana Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga?

2. Bagaimana Penentuan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah

(21)

C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk Mengetahui Tingkat Perkembangan Pembiayaan

Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga.

b. Untuk Mengetahui Penentuan Margin pembiayaan Murabahah

di BMT Tumang Cabang Salatiga. 2. Kegunaan

Kegunaan penulisan ini adalah:

a. Memberikan pengetahuan penentuan dan perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang salatiga. b. Bagi IAIN, dapat dijadikan sebagai bacaan ilmiah di

perpustakaan.

c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan mengenai pembiayaan yang berprinsip akad

murabahah.

d. Guna memenuhi tugas akhir pada program studi DIII perbankan syariah IAIN Salatiga.

(22)

D. Metode Penelitian

Dalam metode penelitian ini, penulis menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif kualitatif menurut Bungin (2013:280) adalah menganalisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu.

1. Sumber Data

Adapun sumber data menurut Brata (2002 : 42) terbagi menjadi dua jenis yang dapat digunakan penulis yaitu:

a. Data Primer

Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh langsung dari lapangan (obyek data) atau data yang berisikan tentang variabel produk BMT Tumang cabang Salatiga yang ada untuk digunakan analisis. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, menggunakan data primer berupa informasi mengenai pembiayaan

murabahah yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. b. Data Sekunder

(23)

berkenaan dengan penelitian ini. Data sekunder dapat diperoleh dari studi kepustakaan berupa data dan dokumentasi. Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder berupa data-data yang diperoleh dari buku-buku dan studi pustaka yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Observasi

Adapun istilah observasi menurut Gunawan (2013:143) yaitu diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tertentu. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung kegiatan kinerja di BMT Tumang Salatiga dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan pembiayaan murabahah.

b. Wawancara

(24)

menjadi responden dalam penelitian ini adalah Manajer dan Karyawan di BMT Tumang cabang Salatiga.

c. Dokumentasi

Menurut Bungin (2013:153) dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini digunakan penulis untuk melihat secara langsung bukti-bukti data yang ada yaitu tentang sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, serta perkembangan BMT Tumang.

E. Sistematika Penulisan

Agar laporan ini memperoleh gambaran yang secara berurutan, maka penulis menyajikan sistematika penulisan, yaitu uraian mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematika.

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang penelitian terdahulu, pengertian pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, unsur-unsur pembiayaan, prinsip-prinsip pemberian pembiayaan, aspek-aspek pembiayaan, pembiayaan murabahah, ketentuan-ketentuan pembiayaan murabahah, syarat-syarat pembiayaan murabahah, aplikasi pembiayaan murabahah, aspek teknis, skema pembiayaan murabahah, perhitungan margin

(25)

BAB III LAPORAN OBJEK, berisi tentang penyajian tentang gambaran umum BMT, mengenai sejarah berdirinya BMT Tumang, visi dan misi, Struktur organisasi, Job Discription, produk-produk BMT.

BAB IV ANALISIS, merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: tingkat perkembangan pembiayaan

murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga, dan perhitungan margin

pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga.

(26)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Qiyamah (2015) tentang “Analisis

Metode Perhitungan Margin Murabahah Pada Produk Piutang Murabahah

studi kasus pada BMT Al-Fath IKMI”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perhitungan marginmurabahah yang digunakan oleh BMT Al-Fath IKMI adalah metode proporsional yang disebutkan dalam fatwa DSN No.84. hanya perhitungan sederhana, yaitu harga pokok dikalikan dengan presentase margin kemudian dibagi dengan jumlah bulan/lamanya jangka waktu angsuran. Margin Pertimbangan yang berpengaruh dalam menentukan besaran margin keuntungan adalah hal-hal yang juga termasuk dalam ketetapan ALCO syariah, yaitu: DCMR, ICMR, ECRI,

Acquiring cost dan overhead cost.

Asti (2015) dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Analisis Margin

Keuntungan Pembiayaan Manfaat Di BMT Taruna Sejahtera Tengaran Kab. Semarang”. Penelitian ini menemukan bahwa dalam perkembangan penyaluran dana atau pembiayaan manfaat pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup baik, dan perkembangan yang tinggi terdapat pada bulan Desembar 2014 yaitu sebesar Rp. 26.117.500,- dengan growth

(27)

menentukan standarisasi margin keuntungan melihat margin yang berlaku di pasar yang masih berlaku.

Citra (2014) meneliti tentang “Analisis Margin Keuntungan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk”. Penelitian ini menemukan perkembangan penyaluran pembiayaan murabahah yang mengalami peningkatan walaupun ada sedikit penurunan pada setiap awal dan akhir tahun, tetapi untuk triwulan kedua mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Karena besarnya

margin keuntungan murabahah telah disesuaikan dengan suku bunga pinjaman bank konvensional, dan pengaruh margin keuntungan

murabahah terhadap pembiayaan sebesar 53,5% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi sebesar 46,5%.

Eva (2014) dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Persepsi Harga Atau Margin Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Anggota Dalam Membeli Produk Pembiayaan Murabahah Di Jasa Keuangan Syariah studi kasus pada BMT Amal Mulia”. Penelitian ini

(28)

Penelitian sebelumnya fokus pada metode perhitungan margin

keuntungan murabahah dan peningkatan pendapatan pada BMT yang diteliti. Sedangkan penelitian ini penulis menekankan pada perkembangan pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan pembiayaan

murabahah. Penelitian mengenai pembiayaan murabahah dan penetapan

margin keuntungan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Margin Pembiayaan

Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga.

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Pembiayaan a. Pengertian pembiayaan

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Asiyah, 2015:2).

b. Fungsi pembiayaan

Menurut Asiyah (2015:8) ada beberapa fungsi dalam pembiayaan pada bank syariah sebagai berikut:

(29)

2) Meningkatkan daya guna barang 3) Meningkatkan peredaran uang 4) Meningkatkan kegairahan berusaha 5) Stabilitas ekonomi

6) Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Menurut Asiyah (2012:23) ada beberapa jenis pembiayaan sebagai berikut:

a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Konsep modal kerja mencakup tiga hal, yaitu:

1) Modal Kerja (working capital assets) adalah modal kerja adalah modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar.

2) Modal Kerja Brutto (gross working capital) adalah modal Kerja Brutto (gross working capital) merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (curret assets). Pengertian modal kerja bruto didasarkan pada jumlah atau kuantitas dana yang tertanam pada unsur-unsur aktiva lancar.

3) Modal kerja netto (net working capital) adalah modal kerja netto

(30)

hutang lancar, yang digunakan untuk kepentingan pembayaran hutang lancar dan tidak dipergunakan untuk keperluan lain. b. Pembiayaan Investasi Syariah

Menurut Asiyah (2012) investasi adalah penanaman dana dengan memperoleh imbalan/manfaat/keuntungan dikemudian hari, mencakup hal-hal antara lain:

1) Imbalan yang diharapkan dari investasi adalah berupa keuntungan dalam bentuk financial atau uang (financial benefit).

2) Badan usaha umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan berupa uang, sedangkan badan sosial dan badan-badan pemerintah lainnya lebih bertujuan untuk memberikan manfaat sosial (social benefit) dibandingkan dengan keuntungan finansialnya.

3) Badan-badan usaha yang mendapatkan pembiayaan investasi dari bank harus mampu memperoleh keuntungan financial

(31)

c. Pembiayaan Konsumtif Syariah

Asiyah (2012) pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima bagian:

1) Pembiayaan konsumen akad murabahah

2) Pembiayaan konsumen akad Ijarah Muntahia Bit Tamlik

(IMBT)

3) Pembiayaan konsumen akad Ijarah

4) Pembiayaan konsumen akad Istishna

5) Pembiayaan konsumen akad Qardh + Ijarah

d. Pembiayaan Sindikasi

Menurut Asiyah (2012) pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Sindikasi mempunyai tiga bentuk yakni:

(32)

b. Club Deal, yakni sekelompok bank yang secara bersama-sama membiayai satu proyek, tapi antara bank yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan kerja sama bisnis dalam arti penyatuan modal. Masing-masing bank membiayai suatu bidang yang berbeda dalam proyek tersebut. Dengan demikian masing-masing bank akan bank akan memperoleh keuntungan sesuai dengan bidang yang dibiayai. Hubungan masing-masing antar peserta sindikasi hanya sebatas hubungan koordinatif.

c. Sub Cyndication, yakni bentuk sindikasi yang terjadi antara suatu bank dengan salah satu bank peserta sindikasi lain dan kerjasama bisnis yang dilakukan keduanya tidak berhubungan secara langsung dengan peserta sindikasi lainnya.

3. Unsur-Unsur Pembiayaan

Menurut (Kasmir,2013:87) ada unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

(33)

2. Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang disengaja nasabah atau yang tidak sengaja.

5. Balas jasa

(34)

4. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/ Pembiayaan

Menurut Asiyah (2015:80) prinsip pemberian pembiayaan merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada saat melakukan pembiayaan, diantaranya:

1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pembiayaan. Hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah adalah bagaimana sifat amanah, kejujuran, kepercayaan seorang nasabah. Kegunaan penilaian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (williness to pay)

sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan pinjaman/pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.

(35)

mesin-mesin. Besar kecilnya capital bisa dilihat dari neraca perusahaan yaitu komponen owner equity, laba ditahan dan lain-lain. Untuk perorangan dapat dilihat daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.

4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.

5. Condition of economy artinya keadaan meliputi kebijakan pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian. Menurut Kasmir (2013:96-97) penilaian kelayakan nasabah berdasarkan 7P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

(36)

3. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profitability

(37)

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

5. Aspek-Aspek Pembiayaan

Menurut Asiyah (2013:98-99) penilaian dengan seluruh aspek. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembiayaan antara lain:

1. Aspek yuridis

Didalam aspek yuridis diberikan batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisis yaitu: melalui penelitian terhadap legalitas pendirian perusahaan (badan uasaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang jaminan. 2. Aspek pemasaran

Menurut Kasmir (2013) aspek yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. Hal ini perlu diteliti dalam aspek ini adalah:

a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu

(38)

c. Peta kekuatan pesaing yang ada d. Prospek produk secara keseluruhan 3. Aspek keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan. Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria kelayakan investasi. Menurut Kasmir (2013) aspek keuangan mencakup antara lain:

a. Rasio-rasio keuangan

b. Payback period

c. Net Present Value (NPV) d. Profitability Indek (PI)

e. Internal Rate Of Return (IRR) f. Break Even Point (BEP) 4. Aspek Teknis/Operasi

(39)

5. Aspek Manajemen

Menurut Kasmir (2013) untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Menurut Kasmir (2013) aspek sosial ekonomi menganalisis dampak terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti:

a) Meningkatkan ekspor barang

b) Mengurangi pengangguran atau lainnya c) Meningkatkan pendapatan masyarakat d) Terjadinya sarana dan prasarana e) Membuka isolasi daerah tertentu 7. Aspek Amdal

(40)

6. Pembiayaan Murabahah a. Definisi

Jual bali murabahah menurut Fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah

mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik

murabahah adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan pernyataan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005:13).

Murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas (Arifin, 2009:26).

b. Jenis-jenis Murabahah

Menurut Wiroso (2005) Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Murabahah tanpa pesanan

(41)

daganganya dan tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli (Wiroso, 2005:37).

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Murabahah berdasarkan pesanan maksudnya, bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan (Wiroso, 2005:37-38).

Menurut Wiroso (2005:45) Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Murabahah pesanan bersifat mengikat

Apabila nasabah sudah melakukan pemesanan barang maka nasabah harus membeli barang tersebut dengan aturan sebagai berikut:

Menurut Wiroso (2002:38) murabahah berdasarkan pesanan dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pesanan mengikat adalah apa bila sudah pesan harus mengikuti dan dengan aturan sebagai berikut

(42)

b. Bank menawarkan asset kepada pemesan, yang harus diterima berdasarkan janji yang mengikat diantara kedua belah pihak yang secara hukum, dan oleh karena itu harus sesuai dengan ketetapan yang berlaku dalam akad perjanjian.

c. Dalam bentuk penjualan seperti ini, diperbolehkan untuk membayar urbun ketika menandatangani akad aslinya, tetapi sebelum bank membeli asset. Urbun di dalam fiqih Islam adalah jumlah uang yang dibayarkan dimuka kepada penjual. Jika bank memutuskan untuk melakukan transaksi dan menerima asset maka urbun akan diperlakukan sebagai bagian dari harga yang dibayarkan dimuka, jika tidak maka urbun akan ditahan oleh penjual.

2. Murabahah pesanan bersifat tidak mengikat

Apabila nasabah telah melakukan pemesanan barang maka nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut. Aturan yang digunakan sebagai berikut:

(43)

mark up keuntungan). Permintaan ini dianggap sebagai kemauan untuk membeli, bukan penawaran.

b. Jika bank menerima pesanan ini, dia akan membeli asset untuk dirinya sendiri berdasarkan akad penjualan yang sah antara dia dan penjual asset tersebut.

c. Pembeli harus menawarkan lagi kepada pemesan menurut syarat perjanjian pertama, tentunya setelah kepemilikan asset nya secara sah dimiliki bank. Hal ini dianggap sebagai penawaran dari bank.

d. Ketika asset ditawarkan kepada pemesan, dia harus mempunyai pilihan untuk mengakhiri suatu akad penjualan atau menolak membelinya, dengan kata lain pemesan tidak wajib memenuhi janjinya. Jika dia memilih melakukan suatu akad, maka itu akan dianggap sebagai suatu penerimaan tawaran tersebut. Kemudian suatu akad penjualan yang sah harus dibuat antara pemesan dan bank.

(44)

7. Syarat-Syarat Murabahah

Menurut Wiroso (2005:17-18) dalam murabahah dibutuhkan syarat, antara lain:

a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)

Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah), karena semua transaksi ini berdasarkan pada harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.

b. Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli.

(45)

keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara

murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem murabahah.

d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.

e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟

(46)

8. Ketentuan Jual Beli Murabahah

Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI).

Fatwa Dewan Syariah Nasional yang terkait dengan transaksi

murabahah antara lain adalah :

1. Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang

murabahah,

2. Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang Uang Muka Dalam Murabahah,

3. Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang Diskon Dalam Murabahah,

4. Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran, dan,

5. Nomor 23/DSN-MUI/III/ 2000 tanggal 28 Maret 2002 tentang Potongan Pelunasan Dalam Murabahah.

Dalam Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai landasan syariah transaksi

(47)

a. Al-quran

1) “… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …”(QS Al-Baqarah [2]:275)

2) “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” (QS Al-Maidah [5]:1).

3) “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan…” (Al-Baqarah [2]:280). b. Al-Hadits

1) Hadits nabi dari Abu Said Khudri , dari Abu Said AL-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda, „sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” ( HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).

2) Hadits nabi riwayat Ibnu Majah, nabi Saw bersabda, “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,

muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual” (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).

3) Hadits Nabi riwayat Abdal-raziq dari Zaid bin Aslam, Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya.

4) Ijma‟

Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara

murabahah (DSN, 2000:22-24). c. Kaidah Fikih

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

9. Aplikasi Murabahah

(48)

a. Pengadaan barang, transaksi ini dilakukan oleh bank syariah dengan prinsip jual beli murabahah, seperti misalnya kebutuhan sepeda motor untuk pegawai, kebutuhan barang investasi untuk pabrik dan sejenisnya.

b. Persediaan modal kerja (modal kerja barang), penyediaan barang persediaan untuk modal kerja dapat dilakukan dengan prinsip jual beli murabahah, namun transaksi ini hanya sekali putus, bukan sekali akad dengan pembelian berulang-ulang. Penyediaan modal kerja berupa uang tidak tepat mempergunakan prinsip jual beli

murabahah ini. Transaksi modal kerja ini baik penyediaan modal kerja barang maupun modal kerja uang lebih tepat mempergunakan prinsip murabahah atau musyarakah.

c. Renovasi rumah (pengadaan material renovasi rumah), dalam renovasi rumah yang diperjualbelikan adalah bata merah, genteng, kayu, paku, cat dan bahan bangunan lainnya dan pembelian bangunan ini pun hanya sekali putus, tidak satu akad dilakukan berulang-ulang. Dalam renovasi rumah lebih tepat mempergunakan prinsip istishna, karena dalam istishna bank dapat menyediakan bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya.

10. Aspek teknis

(49)

nasabahnya dengan mengambil margin keuntungan. Bank memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari, 60 hari, 90 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.

1. Bank menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian barang dimaksud atas nama bank, dan bank membayar harga barang. Pembayaran harga beli hanya sah bila dilengkapi invoice, draft/bill, confirmed delivery order atau dokumen-dokumen sejenis. Bank harus memastikan bahwa:

a. Draft/bill tidak boleh kadaluwarsa (biasanya tidak lebih dari 14 hari setelah tanggal tertulis).

b. Pembiayaan ganda (double financing) harus dihindari.

2. Bank syariah selanjutnya menjual barang ke nasabahnya dengan harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian ditambah margin keuntungan, dan menerbitkan suatu murabahah note bernilai nominal sebesar harga jual untuk dilunasi dengan tangguh tempo 30 hari,60 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.

(50)

11. Skema Pembiayaan Murabahah

1. Negosiasi & persyaratan

5. Terima Barang 2. Akad Jual Beli

6. Bayar

3. Beli Barang 4. Kirim

Sumber: Antonio (2001: 107)

Gambar 2.1

Mekanisme Pembiayaan Murabahah

12. Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah

1. Definisi

Margin keuntungan/mark up merupakan persentase tertentu yang ditetapkan pertahun: jadi jika perhitungan margin

keuntungan secara harian, jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari dan jika perhitungan margin keuntungan secara bulanan setahun ditetapkan 12 bulan. Pada umumnya, nasabah pembiayaan melakukan pembiayaan secara angsuran. Tagihan yang timbul

BANK NASABAH

(51)

dalam transaksi murabahah, disebut sebagai piutang. Besaran piutang tersebut tergantung pada plafond pembiayaan yakni jumlah pembiayaan (harga beli ditambah harga pokok) yang tercantum didalam perjanjian pembiayaan (Karim, 2004:254).

Margin merupakan keuntungan bank dari akad murabahah

yang dinyatakan dalam bentuk presentase tertentu yang ditetapkan oleh bank syariah. Margin keuntungan merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah dari harga jual objek

murabahah yang ditawarkan bank syariah kepada nasabah ( Hosen, 2009:104).

2. Perhitungan Margin Keuntungan (Karim, 2004:255) a. Metode Margin Keuntungan Menurun (sliding)

Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin

keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan penurunannya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok, jumlah setiap bulan semakin menurun.

1) Contoh perhitungan margin keuntungan menurun Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00

Jangka waktu pembiayaan 1 tahun tingkat margin keuntungan setahun.

(52)

# angsuran harga pokok per bulan, APPB = (PLFN/12) = Rp. 8,333,333.33# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp.100.000 b. Metode rata-rata

Margin keuntungan rata-rata adalah perhitungan margin

keuntungan menurun yang perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan.

1) Contoh perhitungan margin keuntungan rata-rata

Nasabah dengan plafon, PLFN = 100.000.000,00 jngka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun. Tingkat margin keuntungan = ((JWK + 1) / (2*PLFN*(MRJ/12)

c. Metode Flat

Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baik debitnya menurun sebagai akibat adanya angsuran harga pokok.

1) Contoh perhitungan margin keuntungan flat

(53)

# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00 #APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK

#APMB (k) = margin keuntungan (k)=

(PLFN/JWK*(MRJ/12) d. Metode Annuitas

Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengambilan pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.

1) Contoh perhitungan margin keuntungan annuitas

Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00 jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun. Margin keuntungan setahun, MRJ = 116% K = angsuran ke 1,2,3….dan seterusnya. Maka jadwal angsuran adalah sebagai berikut:

# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00 #APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK

#APMB (k) = margin keuntungan (k)=

(54)

37 BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdiri

Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali. Apabila melihat perputaran uang yang sebagian besar ada di kota serta sulitnya pengusaha mikro dan kecil di pedesaan dalam mengakses permodalan dari perbankan.

Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan ekonominya berkutat dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit.

(55)

1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal 7.050.000 rupiah di desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi dengan nomor 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT TUMANG”.

Dengan mengusung visi; “menjadi lembaga keuangan yang mandiri dan

konsisten terhadap ketentuan syariah, memberi manfaat dan mampu mengangkat status sosial ekonomi masyarakat menuju kesejahteraan yang diridhoi Allah Taala,” BMT TUMANG terus bekerja keras melayani masyarakat.

Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT TUMANG telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir September 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp 9 Milyar. Dengan slogan; “membangun kemandirian menuju kesejahteraan” BMT TUMANG ingin terus mengembangkan jaringan dan

menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.

B. Visi dan Misi

(56)

1. Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Mandiri, Modern dan Sejahtera. Dari Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk membangun ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam rangka mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik, tangguh, modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT.

2. Misi BMT Tumang antara lain:

a. Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern, amanah, dan sejahtera. Misi tersebut terdapat penjelasan sebagai berikut:

1) BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga keuangan syariah yang mandiri, secara terus menerus meningkatkan jati diri, mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki, serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas.

2) Modern dari segi pelayanan, daya dukung operasional, dan sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan terkemuka.

3) Dalam melaksanakan jasa layanan lebih mengutamakan norma-norma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga keberadaannya dapat memberikan nilai tambah, serta dapat meningkatkan kesejahteraan bagi anggota serta masyarakat luas.

(57)

mengembangkan SDM yang profesional, kompeten, memiliki integritas tinggi, berdaya saing sehingga mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung operasional BMT. Maksud dari misi tersebut adalah untuk mendukung layanan keuangan syariah yang modern, BMT berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang modern sesuai perkembangan zaman.

C. Identitas Umum

a. Nama Lembaga : Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Tumang

b. Tanggal Pendirian : 30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi Kab. Boyolali

c. Alamat Kantor Pusat : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 5736 Telp. (0276) 323 454 Faks. (0276) 323 336

d. Alamat Kantor Cabang :

1. Kantor Pusat dan Cabang Cepogo : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362

(58)

3. Kantor Cabang Ampel : Jl. Raya Ampel No.8 Ampel, Boyolali Telp. (0276) 330626

4. Kantor Cabang Tumang : Jl. Melati, Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276-323335

5. Kantor Cabang Andong : Jl. Raya Kacangan, Andong, Boyolali Telp. (0271) 7893025

6. Kantor Cabang Kartasura : Jl. Ahmad Yani, Kartasura, Sukoharjo Telp. (0271) 784 285

7. Kantor Cabang Salatiga : Jl. Letjend. Sukowati No.09 Salatiga Telp. (0298) 312729

8. Kantor Cabang Delanggu : Jl. Raya Solo-Jogja (depan pasar Delanggu) Delanggu, Klaten (0272) 554358

(59)

D. Struktur Organisasi

Di BMT Tumang cabang Salatiga mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

Manajer cabang Salatiga : Niam al Mumtaz

Marketing Finance : Dwi Isnaini

: Muhammad Fauzan

Marketing Funding : Tyas Ayu Ningrum :Samsul Arifin

Kasir : Futmalia Suci Sabella

Sumber: diolah oleh penyusun Tabel 3.1 Struktur Organisasi

Manejer Cabang

Marketing Funding Marketing

Funding

Marketing Finance Marketing Finance

Marketing Funding

Marketing Funding

(60)

E. Job Discription

Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai berkut:

1. Manajer

a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat cabang mendukung kelancaran oprasional BMT.

b. Menempatkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembayaran maupun pendanaan.

c. Memastikan realisasi target operasional cabang secara menetapkan upaya-upaya pencapaian.

d. Melakukan review terhadap ketajaman dan ke dalam analisis pembiayaan guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan pemohon pembiayaan.

e. Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya. f. Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.

g. Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban masalah. h. Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan di bidang

(61)

2. Marketing finance

a. Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya- upaya pencapaian.

b. Memastikan semua pembiayaaan mendapatkan tanda tangan pejabat yang berwenang.

c. Melaksanakan strategi pemasaran guna mencapai sasaran yang telah di tetapkan.

d. Bersama-sama komite pembiayaan lainnya memutuskan pembiayaan sesuatu dengan batas wewenang.

e. Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan persyaratan.

f. Memonitoring ketertiban nasabah dalam pembayaran angsuran.

g. Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban nasabah yang telah jauh tempo atau menunggak.

3. Marketing funding

a. Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya-upaya pencapaian.

b. Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar angsuran. c. Melakukan survey ke tempat calon nasabah.

(62)

e. Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manejemen dan bimbingan pengelolaan keuangan.

f. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya

4. Kasir/Teller

a. Membuka dan menutup brankas.

b. Menghitung seluruh uang yang ada di dalam brankas.

c. Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan tepat. d. Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.

e. Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran.

F. Produk-Produk BMT Tumang Produk KJKS BMT Tumang 1. Produk Pendanaan

a. Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah

(63)

memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu.

b. Simpanan Mudharabah Berjangka

Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan berdasarkan kaidah syari‟ah mudharabah al-muthlaqah, di mana nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.

c. Simpanan Mudharabah Masa Depan

Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang dengan prinsip akad mudharabah al-muthlaqah, yaitu perjanjian

(64)

2. Produk Pembiayaan a. Investasi

Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah.

1) Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal

(mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

2) Musyarakah

(65)

b. Pembiayaan Jual-Beli

Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam islam, antara lain adalah murabahah, salam dan istishna’.

1) Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati oleh ke dua belah pihak (Penjual dan Pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara lump sum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.

2) Salam (Salaf)

(66)

3) Istishna’

Istishna’ adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad ujrah (upah).

c. Pembiayaan Jasa-Sewa

1) Ijarah

Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah aset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian sewa (ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah aset, sedangkan sewa-beli

(ijarah wa iqtina) atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik

adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan.

2) Qardh

(67)

50 BAB IV ANALISIS

A. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga

Tingkat perkembangan pembiayaan murabahah mengalami peningkatan setiap bulannya. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani. Perkembangan pembiayaan murabahah dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga

Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan

Januari 17 87.000.000

Februari 24 235.200.000

Maret 37 314.800.000

April 44 344.000.000

Mei 48 393.250.000

Juni 51 435.200.000

Juli 57 528.100.000

Jumlah 281 2.337.550.000

Sumber Data: BMT Tumang Cabang Salatiga

(68)

murabahah untuk modal usahanya, diantaranya pembiayaan untuk pembelian pakaian dan daging sapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan murabahah.

Penulis menanyakan kepada pihak BMT Tumang cabang Salatiga tentang perkembangan pembiayaan murabahah, apakah yang dilakukan oleh pihak BMT Tumang Salatiga apabila perkembangan pembiayaan murabahah

mengalami peningkatan yang sangat baik dan perkembangan pembiayaan mengalami penurunan bahkan perkembangan pembiayaan mengalami konstan. Hasil wawancara kepada Bapak Niam al Mumtaz SE, selaku manajer BMT Tumang Salatiga beliau menjawab pertanyaan penulis sebagai berikut:

1. Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan

murabahah mengalami peningkatan.

a. Membangun etos kerja yang lebih tinggi bagi karyawan (marketing finance) dalam menjaga stabilitas pembiayaan

murabahah yang sekarang sudah naik.

(69)

Sedangkan dalam buku pedoman operasional hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan murabahah mengalami peningkatan adalah:

a. Pihak BMT Tumang akan mempertahankan perkembangan (kenaikan) pembiayaan murabahah yang telah disalurkan.

b. Akan lebih meningkatkan perkembangan (kenaikan) pembiayaan

murabahah pada bulan-bulan selanjutnya hingga tahun-tahun selanjutnya.

2. Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan

murabahah mengalami penurunan.

Penurunan pembiayaan menurut Bapak Niam al Mumtaz selaku manajer BMT Tumang Salatiga adalah pembiayaan yang mengalami masalah, upaya yang dilakukan oleh pihak BMT adalah sebagai berikut:

a. Untuk internal BMT antara lain:

1) Pembenahan akhlaq dan perilaku semua karyawan yang ada di BMT

2) Memperketat filter calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan meliputi syarat, administrasi, akhlaq dan perilaku serta lingkungan para calon nasabah.

3) Meningkatkan promosi pembiayaan seperti: brosur, presentasi, gebyar marketing.

(70)

b. Untuk eksternal BMT adalah nasabah yang bermasalah pembiayaan murabahah upaya penanganannya sebagai berikut: 1) Penjadwalan ulang, nasabah diberi keringanan mengenai

jangka waktu pembiayaan, misalnya nasabah memiliki jangka waktu angsuran 36 kali maka diperpanjang menjadi 48 kali. 2) Persyaratan ulang, dalam hal ini bantuan yang diberikan

adalah memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. Nasabah yang bersikap jujur, terbuka, yang usahanya mengalami kesulitan keuangan dan diperkirakan masih dapat beroperasi dengan menguntungkan pembiayaannya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan persyaratan ulang.

3) Penataan ulang, dengan menambah jumlah pembiayaan dan atau dengan menambah modal, semua penyelamatan pembiayaan harus persetujuan Direksi atau Komite pembiayaan.

4) Pencairan jaminan, ini merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikat baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang pembiayaan.

(71)

a. Menyarankan kepada para karyawan (marketing finance) untuk menyusun strategi yang jauh lebih baik dari strategi yang sudah dilakukan sebelumnya.

b. Memperluas pemasaran produk penyaluran dana (pembiayaan

murabahah) di beberapa wilayah di Jawa tengah khususnya. c. Meningkatkan SDM yang kompeten dalam menganalisa

pembiayaan.

B. Penetapan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga

Harga jual pada pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga dilakukan dengan metode menambahkan harga perolehan yang dipesan oleh nasabah dengan tingkat margin keuntungan yang telah diberikan oleh pihak BMT Tumang sesuai standarisasi yaitu 1,7% lalu ke dua belah pihak membuat kesepakatan bersama jika nasabah sudah menyetujui standarisasi

margin yang sudah diberikan kepada pihak BMT. Penetapan margin tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan dari rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam menetapkan margin, BMT Tumang tidak menentukan ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman. Karena penetapan

(72)

Tumang mengenai harga jual dan penetapan margin keuntungan murabahah

pada tanggal 15 Agustus 2016.

“Dalam Penetapan margin keuntungan di BMT Tumang tidak ada ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman karena penetapan margin di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah. Jadi, sebelum kami menetukan marginnya, kami melakukan negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan menawarkan standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang mana standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi. Kebanyakan dari nasabah menyetujui standarisasi margin tersebut”. Dan menyebutkan harga pokok dan harga jual (harga yang sudah ditambah dengan margin), jadi nasabah mengetahui besaran margin yang kami berikan”.

Sedangkan untuk penetapan plafon pembiayaan murabahah

berdasarkan taksiran jaminan. Nilai jaminan merupakan pengalihan hak dan kekuasaan atas sejumlah barang dengan nilai tertentu, yang diserahkan kepada pihak BMT guna menjamin pelunasan hutangnnya sesuai dengan kesepakatan awal. Nilai jaminan yang digunakan adalah nilai rata-rata yang harus dijaminkan oleh nasabah guna mendapatkan pembiayaan murabahah

di BMT Tumang, nilai dalam bentuk persentase dari nilai taksasi agunan/jaminan, karena nilai jaminan pembiayaan murabahah akan mempengaruhi pada besar kecilnya permintaan pembiayaan murabahah. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku marketing finance BMT Tumang mengenai penetapan plafon pembiayaan murabahah pada tanggal 15 Agustus 2016.

(73)

Mekanisme pembiayaan murabahah BMT Tumang Salatiga yaitu pihak BMT sebagai penjual barang yang telah tersedia di BMT yang dibutuhkan nasabah, dan nasabah sebagai pembeli dengan cara pembayaran diangsur atau cicilan. Dalam transaksi pembelian barang-barang tertentu misalnya laptop, BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli sendiri laptop yang diperlukan dan membayarkan dana untuk pembelian laptopnya kepada supplier (penjual barang). Dalam contoh kasus ini, mekanisme yang diterapkan BMT Tumang adalah nasabah menandatangani akad wakalah terlebih dahulu, karena BMT mewakilkan kepada nasabah untuk membeli laptopnya sendiri. Setelah selesai akad wakalah maka akad

murabahah bisa dilaksanakan untuk pembayaran laptop tersebut, baik secara tunai ataupun cicilan. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku

marketing finance BMT Tumang mengenai mekanisme pembiayaan murabahah pada tanggal 18 Agustus 2016.

(74)

Berikut adalah praktek penetapan margin murabahah di BMT Tumang Salatiga:

Nama Nasabah : -

Fasilitas Pembiayaan : pembiayaan pemilikan laptop

Plafond Pembiayaan :8.000.000

Jangka Waktu :24 bulan

Margin : 1,7%

Tanggal Cair : 24 Juni 2013

Tanggal Jatuh Tempo ; 24 Juni 2013

Margin :(harga beli-DP) × 1,7%

Harga Pokok : (harga beli-DP)/Jangka Waktu

Harga beli laptop : RP.8.000.000

DP : RP. 2.000.000 –

Jumlah yang BMT biayai : RP.6.000.000 (harga pokok)

Margin :RP.6.000.000×1,7%=

RP.102.000/bulan

Jumlah margin dalam 24 bulan = RP. 2. 448.000

Penentuan margin murbahah akan berpengaruh terhadap harga jual

(75)

58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga pada tahun 2016 mengalami peningkatan setiap bulannya, jumlah perkembangan pembiayaan murabahah sebesar RP. 2.337.550.000. Karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani, sehingga masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan

murabahah

2. Penetapan margin keuntungan di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah dengan melakukan negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan menawarkan standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang mana standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi.

B. Saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Lebih meningkatkan lagi tingkat perkembangan pembiayaan

(76)

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang
Tabel 3.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, alat pengaman diri (seperti masker, handskun) sering mengalami kekurangan, sehingga perawat kadangkala harus menyediakannya sendiri.. fenomena yang terjadi

Dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Data pada PO.Agsa Berbasis Web, diharapkan bisa mengurai sedikit masalah yang ada di perusahaan, ,pendataan keselurahan alur

Bahan yang harus dihindari Tidak diketahui adanya reaksi berbahaya di bawah kondisi penggunaan normal.. Pakaian pelindung

Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu kencing dan keluarnya cairan dari vagina, walaupun kebanyakan wanita (cukup banyak pria) tidak memperlihatkan gejala

Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat (2007), Terima kasih atas

Aplikasi dengan teknologi Java secara umum adalah aplikasi serba guna yang dapat dijalankan pada seluruh mesin yang memiliki Java Runtime Environment (JRE)... Terdapat dua

Tujuan umum penulisan skripsi ini adalah untuk dapat mengetahui dan menganalisis bagaimana sebenarnya peranan dari Intelijen Kejaksaan Negeri Denpasar dalam

Berdasarkan pada kriteria tersebut maka tindak pidana pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan terorisme yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa karena