• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG

MEMUTUSKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH

TIDAK BERKEKUATAN HUKUM (STUDI KASUS : PUTUSAN

PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI NO.

52/PDT.G/2008/PA-TTD JO. PUTUSAN PENGADILAN TINGGI

AGAMA SUMATERA UTARA NO. 145/PDT.G/2008 /PTA-MDN)

TESIS

OLEH

CATUR MUHAMMAD SARJONO

097011059/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ANALISIS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG

MEMUTUSKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH

TIDAK BERKEKUATAN HUKUM (STUDI KASUS : PUTUSAN

PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI NO.

52/PDT.G/2008/PA-TTD JO. PUTUSAN PENGADILAN TINGGI

AGAMA SUMATERA UTARA NO. 145/PDT.G/2008 /PTA-MDN)

T E S I S

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

CATUR MUHAMMAD SARJONO

097011059/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

Judul Tesis : ANALISIS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG MEMUTUSKAN SERTIPIKAT

HAK MILIK ATAS TANAH TIDAK

BERKEKUATAN HUKUM (STUDI KASUS :

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TEBING

TINGGI NO. 52/PDT.G/2008/PA-TTD JO.

PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA

SUMATERA UTARA NO. 145/PDT.G/2008 /PTA-MDN)

Nama Mahasiswa : Catur Muhammad Sarjono

Nomor Pokok : 097011059

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD) (Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 19 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD

2. Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH MHum 3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Idha Aprilyana, SH, MHum

(5)

i

ABSTRAK

Salah satu tugas dan wewenang dari Pengadilan Agama sesuai UU No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama memutus perkara antara orang-orang yang beragama Islam mengenai masalah kewarisan. Bidang kewarisan ini meliputi penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan harta peninggalan, penentuan bagian dari masing-masing pihak dan melaksanakan pembagian tersebut. Jika terjadi perselisihan, persengketaan mengenai harta peninggalan, harta warisan atau harta warisan yang dikuasai orang lain yang bukan haknya, ahli waris dapat dan berhak mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama. Pembatalan hak atas tanah yang menjadi objek sengketa waris dapat dikarenakan cacat administrasi dalam penerbitan surat keputusan pemberian hak atas tanah maupun untuk melaksanakan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Amar putusan Pengadilan Agama yang menyatakan sertipikat hak milik atas tanah tidak berkekuatan hukum, secara administasi harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional dengan mengeluarkan surat keputusan pembatalan surat keputusan pemberian hak atas tanah yang serta merta membatalkan sertipikat hak atas tanah. Namun kenyataannya, Badan Pertanahan Nasional menolak membatalkan sertipikat hak milik atas tanah atas dasar putusan Pengadilan Agama.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan serta menganalisis data yang diperoleh secara sistematis, faktual dan akurat mengenai pembatalan hak atas tanah atas dasar putusan Pengadilan Agama. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian kepustakaan dengan pendekatan perundang-undangan terutama untuk mengkaji peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembatalan hak atas tanah. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah penelitian kepustakaan dan analisisnya dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa persoalan pembatalan hak atas tanah yang merupakan objek perkara waris terkait dengan kompetensi peradilan. Hal ini disebabkan sulitnya mengidentifikasi yurisdiksi materiil gugatan karena biasanya gabungan antara aspek perdata dengan aspek tata usaha Negara. Masih terdapat kekeliruan Hakim di lingkungan Peradilan Agama dalam memeriksa dan memutus perkara waris yang objek perkaranya berupa tanah yang sudah bersertipikat. Apabila tanah yang menjadi objek perkara waris belum bersertipikat maka hal tersebut merupakan kewenangan mengadili Pengadilan Agama, tetapi apabila tanah yang menjadi objek perkara waris sudah bersertipikat maka menjadi kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara. Sertipikat hak atas tanah memiliki sisi ganda, pada satu sisi sebagai Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan di sisi lain sebagai Tanda Bukti Hak Keperdataan (kepemilikan) seseorang atau badan hukum atas tanah. Oleh karena itu, ada 2 (dua) badan peradilan yang berwenang memeriksa perkara dengan objek gugatan Sertipikat hak atas tanah, yaitu Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara.

(6)

ii

ABSTRACT

One of the rights and Obligations of Religious Court, according to Law No.3/2008 on Religious Jurisdiction is making the ruling for the Moslems about inheritance. This inheritance case is composed of the rulings about who will be the heirs, about the inheritance, about the parties who will share the inheritance, about the implementation of the allotment, about the potential dispute on the inheritance, and about the real inheritance or the inheritance which is given to the wrong person so that the real heir can have the right to claim a lawsuit to the Religious Court. The revocation of land rights which becomes the dispute among the heirs can be caused by the defect of the administration in issuing the directive of giving the land rights or in implementing the Court’s ruling which has been final and conclusive. The court’s ruling which decides that the land certificate is not final and conclusive will administratively be followed up by the government; in this case, the National Land Board which issues a directive of the revocation of the land certificate will eventually revoke the directive of the land certificate itself. But, in reality, the National Land Board refuses to revoke the land certificate which is based on the Religious Court’s ruling.

This research was descriptive which was aimed to describe and analyze the data which had been collected systematically, factually, and accurately regarding the revocation of the land rights which was based on the Religious Court’s ruling. The type of the research was legal normative; namely, a literature study with legal approach, especially in studying regulations which were related to the revocation of land rights. The method of the research was literature study and the analysis was done qualitatively by using deductive method.

The result of the research showed that the problem of the revocation of land rights which was about the case of inheritance was related to the competence of the judicial administration. This was due to the difficulty in identifying jurisdiction materials of the complaint because usually they comprised the combination of civil aspects and State Administration. Besides that, there was the judge’s error in the Religious Court in investigating and handing down a ruling about an inheritance case when the land had its certificate. If the land which was in dispute did not have any certificate, the Religious Court had the competence to pass the judgment on it. On the other hand, if the land which was in dispute had already had its certificate, the State Administrative Court had the competence to pass the judgment on it. The land rights certificate has two sides: on the one hand, it is the Directive of State Administration; on the other hand, it is an Affidavit of Civil Rights (ownership) of an individual or a legal entity of the land. Therefore, there are two courts which have the competence to investigate the case of the complaint about land certificate: Court of General Jurisdiction and State Administrative Court.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “ANALISIS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG MEMUTUSKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH TIDAK BERKEKUATAN HUKUM (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G/2008/PTA-MDN).”

Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Pembimbing Utama yang dengan penuh perhatian member bimbingan dan saran kepada Penulis.

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum, selaku Sekretaris Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Penguji yang telah memberikan masukan serta kritik yang membangun kepada Penulis.

5. Bapak Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perhatian, dukungan dan masukan kepada Penulis.

(8)

iv

6. Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perhatian, dukungan dan masukan kepada Penulis.

7. Ibu Dr. Idha Aprilyana, SH, MHum, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta kritik yang membangun kepada Penulis.

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staf pengajar serta para pegawai di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada yang terhormat dan terkasih kedua orang tuaku H. Lopo dan Hj. Sardiyem, yang telah sabar dan ikhlas membesarkan dan memberi dukungan kepada Penulis hingga memperoleh gelar Magister Kenotariatan.

10. Buat Isteriku tersayang Ika Marina Pohan dan anakku yang solehah Shayna Althafunnisa, do’a dan dukungan kalian akan menjadi motivasi bagi Penulis untuk menjadi yang terbaik hari ini dan di hari yang akan datang.

11. Buat keluarga besar Abang-abangku Eko Sukono dan isteri, Dwi Prayitno, SP, dan isteri, Tridhi Hartono, ST, dan isteri, serta keponakan-keponakan yang lucu-lucu dan membanggakan, terima kasih yang tulus buat doa dan semangatnya.

12. Keluarga besar mahasiswa Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Angkatan 2009, terkhusus kelas A, semoga kekeluargan kita terjaga selalu dan abadi sepanjang masa.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini. Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun diharapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2011 Penulis,

(9)

v

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Catur Muhammad Sarjono Tempat/Tanggal lahir : Medan, 24 April 1982 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Menikah Agama : Islam

Alamat : Jl. Teratai No. 42A Medan II. Keluarga

Nama Ayah : H. Lopo Nama Ibu : Hj. Sardiyem III. Pendidikan

1. SD Swasta Nurul Huda Medan (1988-1994)

2. SLTP Swasta Tunas Kartika I-1 Medan (1994-1997) 3. SMU Negeri 15 Medan (1997-2000)

4. S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2000-2005)

5. S-2 Program Studi Magister Kenotariatan (MKn)Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara (2009-2011)

(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah... 16 C. Tujuan Penelitian... 16 D. Manfaat Penelitian... 17 E. Keaslian Penelitian ... 18

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 20

1. Kerangka Teori ... 20

2. Konsepsi ... 24

G. Metodologi Penelitian ... 27

1. Sifat Penelitian ... 27

2. Jenis Penelitian ... 27

3. Metode Pengumpulan Data ... 28

4. Alat Pengumpulan Data ... 30

5. Analisis Data ... 30

BAB II KEWENANGAN MENGADILI PENGADILAN AGAMA DALAM SENGKETA WARIS ISLAM A. Jangkauan Kewenangan Mengadili Perkara Warisan ... 32

B. Kewenangan Pengadilan Agama Mengenai Sengketa Milik Menurut UU No. 7 Tahun 1989 ... 43

(11)

vii

C. Kewenangan Pengadilan Agama Mengenai Sengketa Milik Menurut UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 ... 47

D. Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Mengadili Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Putusan Pengadilan Agama dalam Perkara No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD)... 49

BAB III STATUS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG MEMUTUS PERKARA YANG BUKAN KEWENANGANNYA A. Kasus Posisi... 54

B. Duduk Perkara ... 55

C. Pembuktian dalam Putusan Sela... 61

D. Pertimbangan Hakim dalam Putusan Sela... 62

E. Jawaban Tergugat ... 65

F. Replik ... 74

G. Duplik ... 74

H. Pembuktian dalam perkara ... 75

I. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama dalam Perkara No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD ... 78

J. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Tinggi Agama dalam Perkara No. 145/Pdt.G/2008/PTA-MDN ... 91

K. Status Hukum Putusan Pengadilan Agama yang Memutus Perkara Yang Bukan Kewenangannya ... 92

BAB IV PUTUSAN PENGADILAN AGAMA YANG MENJADI DASAR PERMOHONAN PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) A. Kewenangan Pembatalan Hak Atas Tanah ... 100

B. Subjek Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah... 102

C. Objek Pembatalan Hak Atas Tanah... 103

D. Syarat Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah ... 105

(12)

viii

F. Putusan Pengadilan Agama Tidak Dapat Menjadi Dasar Permohonan Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 113 B. Saran ... ... 114 DAFTAR PUSTAKA ...117

(13)

ix

DAFTAR ISTILAH

ashobah : menghabisi seluruh harta pusaka dengan

ketentuan bagian seorang anak laki-laki adalah sama dengan bagian dua orang anak perempuan.

beschikkingsbevoegd : kewenangan bertindak.

condemnatoir : putusan yang berisi penghukuman.

constitutif : putusan yang meniadakan suatu keadaan

hukum atau menimbulkan suatu keadaan hukum baru.

contentiosa : perkara sengketa antara dua pihak dimana

pihak Penggugat berhadapan dengan pihak Tergugat.

declaratoir : putusan yang bersifat menerangkan,

menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.

directive interview : wawancara yang dilakukan secara terarah.

executionary power : putusan mempunyai kekuatan yang

dilaksanakan.

executorial verkoop : penjualan lelang.

executoriale kracht : putusan yang telah memperoleh kekuatan

hukum yang tetap atau memperoleh kekuatan yang pasti.

fardhu kifayah : harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang dalam

satu kelompok masyarakat, namun kalau sudah ada satu atau beberapa orang yang mengerjakan (melaksanakan), kewajiban telah terpenuhi.

fundamentum petendi : uraian termasuk fakta-fakta hukum yang

menjadi dasar suatu gugatan.

inkracht van gewijsde zaak : putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.

legal culture : budaya hukum.

legal structure : struktur hukum.

legal substance : substansi hukum.

mal waris : harta waris.

muamalah : kegiatan antara manusia dalam kehidupan

bersama (manusia dengan manusia/manusia dengan masyarakat).

(14)

x

nebis in idem : Hakim tidak boleh memutus lagi perkara yang

pernah diputus sebelumnya antar pihak yang sama serta mengenai pokok perkara yang sama.

niet onvankelijk verklaard : gugatan tidak dapat diterima.

objektum litis : objek perkara.

obscuur : tidak jelas/kabur.

onrechtmatige overheids daadzaken : perbuatan melawan hukum penguasa.

plaatsvervulling : dalam hal ahli waris lebih dulu meninggal dari

pewaris, kedudukannya dapat digantikan anaknya.

plurium litis consortium : kurang pihak dalam gugatan.

rechtsbevoegd : memiliki hak.

res judicata pro veritate habetur : apa yang telah diputus oleh Hakim harus

dianggap benar.

tirkah : harta peninggalan.

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari relai tersebut ialah mendeteksi adanya arus lebih yang melebihi nilai setting yang telah ditentukan, baik yang disebabkan oleh adanya gangguan

Khususnya pada program jangka menengah (Tahun 2014), dalam implementasinya, berbagai rencana kegiatan pembangunan perkebunan tersebut dioperasionalkan dalam beberapa

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek

yang terjadi akibat gesekan antara drillstring dan formasi. Sumur X-01 merupakan sumur vertikal pada lapangan X yang akan dilakukan pemboran horizontal re-entries dengan membuat

Merekam dalam bentuk MIDI § Musik direkam dalam bewntuk MIDI § Berbagai software musik: Cakewalk, Cubase, Nuendo § Cara mengopreasi- kan program: Cakewalk, Cubase dan Nuendo

Dari ketiga karya tulis ilmiah terdahulu di atas perbedaan dengan skripsi penulis adalah lebih menganalisis upaya preventif Sekolah Ibu melalui kontribusi ketahanan