• Tidak ada hasil yang ditemukan

viii ABSTRAK Kata kunci : kualitas laporan barang, sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi viii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "viii ABSTRAK Kata kunci : kualitas laporan barang, sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi viii"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

viii

viii ABSTRAK

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN, KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KUALITAS LAPORAN BARANG MILIK DAERAH

DI PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Aset tetap atau barang milik daerah merupakan salah satu faktor paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah. Masalah pelaporan aset atau barang milik daerah masih menjadi topik utama dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi pada kualitas laporan barang milik daerah.

Jumlah sampel dalam penelitian adalah 42 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Gianyar yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data tentang sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi dilakukan melalui penyebaran kuisioner, sedangkan pengumpulan data tentang kualitas laporan barang milik daerah dilakukan melalui pengevaluasian tingkat kesesuaian laporan barang milik daerah dengan kriteria yang dibuat berdasarkan Permendagri Nomor 17 Tahun 2007. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif pada kualitas laporan barang milik daerah, kemampuan sumber daya manusia berpengaruh positif pada kualitas laporan barang milik daerah dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif pada kualitas laporan barang milik daerah.

Kata kunci : kualitas laporan barang, sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi

(2)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF THE INTERNAL CONTROL SYSTEMS, HUMAN RESOURCES ABILITY,

AND INFORMATION TECHNOLOGY UTILIZATION ON QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT ASSETS REPORT

IN GIANYAR LOCAL GOVERNMENT

Local government assets are one of the most strategic factors in the local government financial management. Reporting issues of local government assets still become a major topic in the examination report (LHP) that conducted by the Supreme Audit Board of Indonesia (BPK RI). This research aimed to get empirical evidence of the effect of the internal control system, human resource ability and information technology utilization on quality of local government assets report.

The amount of samples in this research were 42 work units (SKPD) on Gianyar local government, that selected by purposive sampling method. The data about internal control systems, human resource ability and information technology utilization was collected by the use of questionnaire, while the data about quality of local government assets report was collected by evaluate the compliance level of assets report with established criteria based Permendagri No. 17 in 2007. The analysis technique used is multiple linear regression analysis.

The result of analysis showed that the internal control system has positive effect on quality of local government assets report, human resource ability has positive effect on quality of local government assets report and information technology utilization has positive effect on quality of local government assets report.

Keywords : quality of assets report, internal control systems, human resource ability, information technology utilization

(3)

x x DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ... i PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ……… . xv

DAFTAR TABEL ……… ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……… .. xvii

BAB I PENDAHULUAN ……… . 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. ... 13

2.1 Landasan Teori ... 13

2.1.1 Stewardship Theory ... 13

2.1.2 Teori Regulasi ... 20

2.1.3 Barang Milik Daerah ... 22

2.1.4 Penatausahaan Barang Milik Daerah ... 24

2.1.5 Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... 26

2.1.6 Sistem Pengendalian Intern ... 29

2.1.7 Kemampuan Sumber Daya Manusia ... 34

2.1.8 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 38

2.2 Penelitian Terdahulu ... 42

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………. ... 44

3.1 Kerangka Berpikir ... 44

3.2 Konsep Penelitian ……… ... 46 xii

(4)

xi

3.3 Hipotesis Penelitian ... 46

3.3.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... 46

3.3.2 Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... 49

3.3.3 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... . 51

BAB IV METODE PENELITIAN ………... ... 53

4.1 Rancangan Penelitian ………. ... 53

4.2 Lokasi, Waktu dan Ruang Lingkup Penelitian ... 54

4.3 Penentuan Sumber Data ... 55

4.3.1 Data Menurut Sifatnya ………. .... 55

4.3.2 Data Menurut Sumbernya ………. ... 56

4.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 56

4.3.4 Populasi ……… ... 57 4.3.5 Sampel ... 58 4.4 Variabel Penelitian ... 59 4.4.1 Identifikasi Variabel ……….. ... 59 4.4.2 Definisi Operasional ………. ... 60 4.5 Instrumen Penelitian ... 63

4.5.1 Bentuk instrumen penelitian ... 63

4.5.2 Penyusunan instrumen ... 63

4.5.3 Uji Instrumen Penelitian ……….. ... 65

4.6 Prosedur Penelitian ... 66

4.7 Analisis Data ... 67

4.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 67

4.7.2 Uji Hipotesis ... 69

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………... .. 71

5.1 Hasil Penelitian ... 71

5.1.1 Gambaran Umum Responden ………... 71

5.1.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... ... 74

5.1.3 Analisis Deskriptif Statistik ………. .... 77

5.1.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval …… .. 81

5.1.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 82

5.1.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 85

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

(5)

xii

xii

5.2.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern pada Kualitas

Laporan Barang Milik Daerah ... 88

5.2.2 Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... 90

5.2.3 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... . 92

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ………... ... 94

6.1 Simpulan ………. ... 94

6.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ………. ... 97

LAMPIRAN ………. ... 103

(6)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ……….. ... 45 Gambar 3.2 Konsep Penelitian ... 46 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ... 54

(7)

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Opini LKPD Th 2011-2015 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan ... 2

Tabel 1.2 Opini LKPD Tahun 2011 - 2015 Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bali ... 2

Tabel 2.1 Asumsi Dasar Stewardship Theory ... 15

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 59

Tabel 5.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 71

Tabel 5.2 Profil Responden ... 71

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

Tabel 5.4 Statistik Deskriptif Variabel ... 76

Tabel 5.5 Jangkauan Data Penelitian ... 77

Tabel 5.6 Panjang Interval Kelas ... 78

Tabel 5.7 Klasifikasi Variabel Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ... 79

Tabel 5.8 Klasifikasi Variabel Sistem Pengendalian Intern ... 79

Tabel 5.9 Klasifikasi Variabel Kemampuan Sumber Daya Manusia ... 80

Tabel 5.10 Klasifikasi Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 80

Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas ... 82

Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 82

Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

Tabel 5.14 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 84

(8)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Ringkasan penelitian sebelumnya ………... 103

Lampiran 2 Daftar Nama-Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gianyar ……... 110

Lampiran 3 Surat Pengantar Kuisioner ……….. ... 111

Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ……….. ... 112

Lampiran 5 Kriteria untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian laporan barang milik daerah … ... 118

Lampiran 6 Tabulasi Data ……….. ... 119

Lampiran 7 Hasil Pengevaluasian Data Laporan Barang Milik Daerah …… 121

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas ……….. ... 122

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas ……….. ... 125

Lampiran 10 Statistik Deskriptif ……….. ... 126

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas ……….. ... 127

Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinieritas ……….. ... 128

Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….. ... 129

Lampiran 14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ……….. ... 130

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan desentralisasi dalam sistem pemerintahan memunculkan harapan besar pada terjadinya tata pemerintahan yang lebih baik di daerah-daerah. Harapan tersebut muncul karena sistem tersebut memungkinkan terjadinya pengambilan keputusan pada tingkat lokal yang lebih dekat dengan masyarakat. Dengan demikian, setiap keputusan dapat lebih merefleksikan pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat. Suatu pemerintahan yang baik, adalah pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal yaitu melaksanakan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance).

Manajemen pemerintahan yang efektif sangat dibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan yang dilimpahkan kewenanganya kepada daerah dapat terselenggara secara maksimal serta dapat dipertanggungjawabkan secara baik kepada publik. Untuk lebih meningkatkan kapasitas daerah dalam mengelola pembangunan daerah, pemerintah juga telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang selanjutnya diikuti dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Melalui kebijakan ini pemerintah secara aktif mendorong terjadinya reformasi dibidang keuangan daerah. Alasan yang mendasari perlunya reformasi keuangan daerah yaitu mendorong pengelolaan keuangan daerah yang berbasis kinerja, dan mendorong terwujudnya akuntabilitas publik di bidang keuangan daerah

(10)

Salah satu indikator dari good governance adalah kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Untuk mengetahui kualitas LKPD, maka berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan, LKPD diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan LKPD dianggap baik apabila memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Tabel 1.1

Opini LKPD Tahun 2011-2015 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan

Tahun Opini LKPD WTP WDP TW TMP Total 2011 67 349 8 100 524 2012 120 319 6 79 524 2013 156 311 11 46 524 2014 251 230 4 19 504 2015 312 187 30 4 533

Sumber : IHPS I BPK RI Tahun 2015 dan Tahun 2016 Tabel 1.2

Opini LKPD Tahun 2011-2015 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bali

Pemerintahan Opini LKPD Tahun 2011 s.d 2015

2011 2012 2013 2014 2015 Provinsi Bali WDP WDP WTP DPP WTP WTP Kab. Badung WTP DPP WTP TW WTP WTP Kab. Bangli WDP WDP TMP WDP WDP Kab. Buleleng WDP WDP WDP WTP WTP Kab. Gianyar WDP WDP WDP WTP WTP Kab. Jembrana WDP WDP WDP WTP WTP Kab. Karangasem WDP WDP WDP WDP WTP Kab. Klungkung WDP WDP WDP WDP WTP Kab. Tabanan WDP TMP WDP WTP WTP Kota Denpasar WDP WTP WTP WTP WTP

Sumber : IHPS I BPK RI Tahun 2015 dan Tahun 2016 Keterangan :

WTP = Wajar Tanpa Pengecualian

WTP DPP = Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas WDP = Wajar Dengan Pengecualian

TW = Tidak Wajar

(11)

3

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2015 dan 2016 BPK RI yang ditampilkan dalam Tabel 1.1, terlihat bahwa untuk LKPD tahun 2014 dan 2015 telah menunjukkan kecenderungan yang positif, dimana sebagian besar Pemerintah Daerah (Pemda) memperoleh opini WTP atas laporan keuangannya, yaitu sebanyak 251 Pemda pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 312 Pemda pada tahun 2015. Selanjutnya berdasarkan data pada Tabel 1.2, khusus untuk Pemda di Provinsi Bali juga menunjukkan bahwa sebagian besar pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali sudah memperoleh opini WTP untuk laporan keuangannya pada Tahun Anggaran 2014 dan 2015, dan Pemerintah Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Bali yang memperoleh opini WTP atas laporan keuangannya pada Tahun Anggaran 2014 dan 2015.

Walaupun Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mendapatkan opini WTP, BPK masih menemukan kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan sistem pengendalian intern dan operasinya. Pokok-pokok kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gianyar Tahun 2014 yang ditemukan BPK adalah sebagai berikut: (1) Pengelolaan Piutang Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan pada Dinas Pendapatan Tidak Memadai; (2) Pengelolaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten Gianyar Belum Memadai; (3) Pengelolaan Persediaan pada Pemerintah Kabupaten Gianyar Belum Memadai; (4) Penatausahaan Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten Gianyar Belum Memadai; dan (5) Pengelolaan Utang pada Unit Pelayanan Terpadu Kesehatan Masyarakat (UPT Kesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar Kurang Memadai (BPK Provinsi Bali, 2015).

(12)

Dari beberapa pokok kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gianyar Tahun 2014 yang tersebut di atas, terlihat bahwa penatausahaan aset tetap merupakan salah satu pokok kelemahan yang ditemukan BPK. Hal yang belum disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai terkait penatausahaan aset tetap di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 adalah belum dilakukannya rekonsiliasi aset tetap antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan Bagian Pengelolaan Aset dan Perlengkapan Perawatan (Perwat) secara periodik dan cermat sehingga masih ditemukan ketidaksesuaian antara laporan SKPD dengan Bagian Aset dan Perwat atas akun aset tetap (BPK Provinsi Bali, 2015).

Sedangkan pada audit LKPD Pemerintah Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2015 terdapat beberapa koreksi BPK RI atas laporan aset tetap, yang terdiri dari: aset tetap peralatan dan mesin senilai Rp. 51.745.858,06 dan aset tetap lainnya senilai Rp. 23.787.671,00 ( Pemerintah Kabupaten Gianyar, 2016). Masih adanya ketidaksesuaian antara laporan SKPD dengan Bagian Aset dan Perwat atas akun aset tetap serta masih adanya koreksi BPK atas laporan aset tetap di Pemerintah Kabupaten Gianyar menunjukkan bahwa laporan aset tetap yang dibuat masih belum maksimal kualitasnya, sehingga perlu ditelusuri faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas laporan tersebut.

Aset tetap atau barang milik daerah merupakan salah satu faktor paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah. Pada umumnya, nilai aset tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun lain pada laporan keuangan. Penyajian barang milik daerah dalam laporan keuangan harus transparan dan akuntabel, sehingga pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat untuk mewujudkan prinsip good governance di sektor publik.

(13)

5

Kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya, tentunya menjadi kemudahan bagi setiap Pemda dalam mengelola barang milik daerah. Namun mulai dari diterapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sampai saat ini, masih banyak terjadi kelemahan dan hambatan bagi masing-masing Pemda di Indonesia dalam pengelolaan keuangan dan barang di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam bentuk laporan yang berkualitas yang berada di bawah kendalinya.

Masalah pelaporan aset atau barang milik daerah masih menjadi topik utama dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang dilakukan oleh BPK RI. Grubisic et al., (2009) menyatakan bahwa pengelolaan aset menjadi bagian integral atas reformasi sektor publik, hal ini diakibatkan banyaknya aset publik yang nilainya tidak jelas, sehingga menyebabkan penilaian aset yang tidak jelas. Hal ini juga merupakan kondisi yang dialami di Indonesia khususnya pada pemerintah daerah. Permasalahan aset tetap pemerintah daerah pada umumnya terkait adanya barang milik daerah yang tidak dicatat, barang milik daerah yang tidak ada justru masih dicatat, barang milik daerah dicatat tapi tidak didukung dengan dokumen kepemilikan yang sah sehingga pencatatan atas nilai aset tersebut tidak menggambarkan hal yang sebenarnya.

Informasi mengenai aset daerah dalam LKPD tertuang dalam neraca. Neraca dalam LKPD suatu pemerintah daerah merupakan hasil konsolidasi/ gabungan neraca seluruh laporan keuangan SKPD / Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) (Pemerintah Republik Indonesia, 2010). Dalam neraca tersebut, informasi barang milik daerah (BMD) terinci dalam dokumen Kartu Inventaris

(14)

Barang (KIB) dan Laporan Barang Pengguna/Laporan Kuasa Pengguna Barang (LBP/LKPB). Besaran nilai laporan aset daerah memberikan sumbangan yang signifikan terhadap seluruh laporan keuangan SKPD/UKPD. LBP/LKPB sendiri merupakan gabungan dari seluruh laporan-laporan tentang keberadaan dan penggunaan barang yang ada di SKPD/UKPD (Pemerintah Republik Indonesia, 2006; Menteri Dalam Negeri, 2007). Informasi yang berasal dari LBP/LKPB tersebut berkaitan dengan pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya. Hal ini menjadikan pertanggungjawaban atas BMD atau aset daerah menjadi sangat penting. Keakuratan data aset daerah tentunya sangat dibutuhkan dalam mendukung laporan keuangan agar dapat tersaji secara wajar.

Masih rendahnya kualitas laporan keuangan di beberapa pemerintah daerah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, dan kurang memadainya kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan pada pemerintah daerah (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), 2015).

Jones (2008) mengemukakan bahwa pengendalian internal merupakan salah satu mekanisme yang paling penting memberikan akuntabilitas dan memungkinkan organisasi untuk memantau dan mengendalikan operasi mereka. Hal ini dimaksudkan agar dengan adanya pengendalian intern suatu organisasi publik dalam melakukan operasinya dapat meminimalkan pengaruh kegagalan manusia sehingga tercapainya efisiensi dan menghasilkan informasi akuntansi

(15)

7

yang andal. Begitu juga dengan barang milik daerah yang memiliki kompleksitas dalam pengelolaannya. Hal tersebut disebabkan dalam serangkaian proses pengelolaan barang milik daerah hingga menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan sangatlah rentan terjadi kecurangan jika pengendalian intern di setiap SKPD tidak berjalan secara efektif.

Wilopo (2008) mengungkapkan bahwa pengendalian intern birokrasi dan perilaku etis dari birokrasi memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintah. Menurut Wibisono (2009), untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pelaporan aset telah dilakukan dengan baik, perlu dibangun sebuah sistem pengendalian intern atas hal tersebut. Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas pelaporan aset dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat dijadikan dasar bagi auditor eksternal (BPK RI) dalam pemberian catatan yang tidak diharapkan pada hasil auditnya. Yang utama, dengan SPI yang andal maka aset negara dapat terjaga keamanan dan keberadaannya. Keberadaan aset tetap sangat mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan, oleh karena itu sistem pengendalian intern atas manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus handal untuk mencegah penyimpangan yang dapat merugikan keuangan daerah (Putra, 2012).

Feng et al., (2015) mengungkapkan bahwa pengendalian internal atas pelaporan keuangan secara ekonomi memiliki efek signifikan pada operasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh McMullen et al., (1996) menunjukkan bahwa hubungan antara pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan bersifat signifikan untuk perusahaan yang mengeluarkan laporan pengendalian intern manajemen. Hal ini terjadi karena manajemen yang mengeluarkan laporan

(16)

pengendalian intern akan menindaklanjuti kelemahan yang ada pada pengendalian intern sehingga hasilnya bermuara pada kualitas laporan keuangan.

Menurut Hardiman et al., (1985), evaluasi dari sistem pengendalian intern akan digunakan untuk menilai keandalan informasi keuangan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan unit-unit dalam pemerintahan. Efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan supaya menjadi lebih andal dilaksanakan melalui pencegahan dan deteksi prosedur serta estimasi error (Doyle et al., 2007). Jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan maka semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan tercapai, risiko menjadi kecil, dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas (Weygandt et al., 2005). Ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem akuntansi, maka akan menghasilkan informasi akuntansi yang lebih berkualitas (tepat waktu, relevan, akurat, dan lengkap), dan dapat diaudit (auditabel).

Penelitian sebelumnya tentang sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh Indriasari (2008) membuktikan secara empiris bahwa pengendalian internal akuntansi pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap nilai laporan keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dengan ketepatwaktuan dan keterandalan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2011), Wansyah (2012), Yudianta (2012) dan Mahaputra (2014) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Akuntansi pemerintah dengan basis akrual relatif lebih rumit dan kompleks dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas maupun berbasis kas menuju akrual sehingga membutuhkan sumber daya manusia dengan kompetensi

(17)

9

akuntansi yang memadai (Kementerian Keuangan, 2014). Hasil penelitian Rynandi (2008) dan Darno (2012) menunjukkan bahwa penerapan dan pelaksanaan sistem akuntansi barang milik daerah dapat berjalan dengan efektif dan efisien jika seluruh pegawai yang menangani sistem akuntansi barang milik daerah mengerti dan memahami tentang sistem akuntansi barang milik daerah tersebut. Hasil penelitian tersebut memberikan bukti bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang bisa mendorong terciptanya laporan aset yang berkualitas. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Haryanto (2013) yang juga memberikan bukti empiris tentang pengaruh positif sumber daya manusia terhadap kualitas pelaporan aset daerah, dan penelitian Andriani (2010), Wansyah (2012) serta Nurillah (2014) yang mengungkapkan adanya pengaruh positif kapasitas sumber daya manusia terhadap laporan keuangan daerah.

Yasser (2010) dalam Darno (2012) menunjukkan bahwa pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah belum berjalan optimal sehingga mempengaruhi keakuratan data BMD yang tersaji. Aktivitas penatausahaan sampai dengan tersusunnya laporan BMD oleh pemerintah daerah tidak lepas dari pemanfaatan teknologi informasi. Bahkan dalam penyusunan laporan BMD, sebagian besar prosesnya menggunakan bantuan komputer. Kementerian Dalam Negeri telah memberikan fasilitasi berupa aplikasi komputer bagi SKPD dan UKPD di suatu pemerintah daerah untuk mempermudah penyusunan laporan BMD. Aplikasi ini muncul pertama kali pada tahun 2004 dengan nama Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) dan aplikasi yang sejenis pada pemerintah pusat dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Selain untuk meningkatkan kualitas laporan barang yang dihasilkan, perbaikan dan perubahan aplikasi ini juga dilakukan untuk

(18)

menyesuaikan dengan peraturan terbaru, salah satunya mengenai standar akuntansi pemerintahan (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), 2012 dalam Darno, 2012).

Penelitian tentang pengaruh faktor pemanfaatan teknologi informasi telah dilakukan oleh Darno (2012) dan Haryanto (2013), yang menunjukkan adanya pengaruh positif pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan barang kuasa pengguna maupun pelaporan aset daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Yudianta (2012) dan Nurillah (2014) juga membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Dengan bantuan aplikasi dan komputer, penyusunan laporan keuangan akan lebih mudah, cepat, dan tepat sehingga laporan keuangan dapat tersedia saat dibutuhkan.

Berdasarkan uraian di atas dan dalam rangka meningkatkan kualitas laporan barang milik daerah di Kabupaten Gianyar, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah dengan menggunakan variabel bebas sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi. Berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengumpulkan data tentang kualitas laporan barang maupun laporan keuangan dengan menggunakan kuisioner, pengumpulan data tentang kualitas laporan barang milik daerah dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi tingkat kesesuaian laporan barang milik daerah dengan kriteria yang dibuat berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007. Penggunaan metode pengumpulan data tersebut diharapkan dapat mengurangi terjadinya bias dalam menilai kualitas laporan

(19)

11

barang milik daerah yang dapat terjadi apabila data diperoleh melalui penyebaran kuisioner karena responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang membuat laporan barang milik daerah pada masing-masing SKPD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Apakah Sistem Pengendalian Intern berpengaruh pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ?

2) Apakah Kemampuan Sumber Daya Manusia berpengaruh pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ?

3) Apakah Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Sistem Pengendalian Intern pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah.

3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai pengaruh sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi pada kualitas laporan barang milik daerah. Hasil penelitian ini juga dapat menunjukkan dukungan pada penerapan stewardship theory dan teori regulasi dalam menjelaskan pengaruh sistem pengendalian intern, kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi pada kualitas laporan barang milik daerah. 2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar, dalam meningkatkan kualitas laporan barang milik daerah dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga kualitas laporan barang milik daerah menjadi lebih baik dan tertib.

3) Manfaat Regulasi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun peraturan dan kebijakan mengenai pengelolaan barang milik daerah, khususnya terkait dengan penyusunan laporan barang milik daerah sehingga kualitas laporan barang milik daerah menjadi lebih baik dan tertib.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibuat suatu kurva antara absorbansi (A) lawan konsentrasi (c), maka akan diperoleh suatu kurva kalibrasi atau kurva standar, yang dapat digunakan untuk menentukan

[r]

Pengaruh Kompetensi Sumber daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas

Penanggung berhak merubah setiap saat pada manfaat, biaya, risiko, syarat, dan ketentuan umum polis yang akan diberitahukan secara tertulis kepada pemegang

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, serta pembahasan terdapat beberapa strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial yaitu menirukan apa yang diucapkan oleh

Kuis (Membuat pertanyaan materi minggu lalu, bertanya jawab dgn temannya berputar 2x) 5. Mahasiswa mendengarkan presentasi dosen tentang konsep dasar IPA tentang

Terdapat sebuah ketentuan yang tidak tertulis, bahwasanya makanan yang akan dibawa diharuskan dimasak pada hari itu juga, tidak boleh makanan yang merupakan

1) Frekuensi peserta didik untuk mengakses facebook pada waktu jam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. 2) Lamanya waktu mengakses facebook. 3) Perubahan prestasi belajar