• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Fasilittor

Perubahan

MODUL KHUSUS FASILITATOR

DEPARTEMEN

PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya

Pelatihan Dasar 1

001

(2)

Pelaksanaan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat masyarakat, didampingi oleh Fasilitator. Fungsi Fasilitator di masyarakat adalah agen perubahan dalam membangun masyarakat yang tadinya tidak berdaya menjadi berdaya dan mandiri. Dengan kata lain Fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk memfasilitasi proses pemberdayaan di masyarakat. Sebagai agen pembaruan atau pemberdaya masyarakat, semestinya bukan semata – mata karena pekerjaan ataupun jabatan, akan tetapi sebagai manusia seutuhnya kewajiban tersebut merupakan tanggung jawab sosial yang harus dilakukan sesuai dengan fitrahnya. Cara pandang seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi yang tinggi,sebagai Fasilitator bukan semata mata bekerja untuk proyek tetapi sebagai peluang atau kesempatan untuk berkontribusi dalam proses pemberdayaan sehingga hidup menjadi lebih bermakna bagi sesama.

Kepedulian terhadap permasalahan masyarakat dan tanggung jawab merupakan karakter penting yang harus dipunyai oleh seorang Fasilitator. Di sisi lain dalam menjalankan tugasnya Fasilitator haruslah netral, adil, tidak berpihak kepada kelompok tertentu. Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dan netralitas ada etika – etika yang harus dipegang teguh oleh Fasilitator.

Masalah etis tersebut berhubungan dengan kekuasaan, kebebasan dan pertanggungjawaban antara Fasilitator, pemerintah dan masyarakat, tiga pihak yang saling berinteraksi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat Kelurahan/desa. Perpaduan antara pemerintah dan Fasilitator yang handal biasanya akan lebih berpengaruh ketimbang komunitas yang merupakan sasaran intervensi. Perbedaan kekuasaan ini berlanjut pada masalah ‘kebebasan’ komunitas dan ‘pertanggungjawaban’ Fasilitator. Komunitas mempunyai kebebasan untuk memilih tingkat partisipasi mereka dalam program. Pada sisi lain, pemerintah dan Fasilitator harus mampu mempertanggung jawabkan intervensi yang mereka lakukan di komunitas. Itulah sebabnya masalah ‘kekuasaan, kebebasan dan pertanggunjawaban’ melahirkan sejumlah masalah etis dalam hubungan segitiga tersebut.

Jadi Fungsi utama Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai pemberdaya, dengan tugas – tugas : mendampingi masyarakat dalam merumuskan dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus, memberikan pelatihan, memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan baik tertulis maupun melalui SIM dan Quick Status.

(3)

Modul 1 Citra Diri Fasilitator 1 Kegiatan 1: Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator 2

Kegiatan 2: Diskusi Membangun Visi 3 Kegiatan 3: Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator 3

Modul 2 Tugas dan Fungsi Fasilitator 11 Kegiatan 1 : Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator sebagai Agen Perubahan 12 Kegiatan 2 : Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas Fasilitator 13

Modul 3 Etika Fasilitator 23 Kegiatan 1 : Curah Pendapat Etika Fasilitator 24 Kegiatan 2 : Diskusi Apa yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator 24

(4)

Modul 1

Topik: Citra Diri Fasilitator

Peserta memahami dan menyadari: 1. Citra atau konsep diri fasilitator

2. Fasilitator perubahan sebagai tanggung jawab sosial manusia

Kegiatan 1: Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator Kegiatan 2: Diskusi Membangun Visi

Kegiatan 3: Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator

3 Jpl ( 135’)

Lembar Kerja – Citra Diri Fasilitator Bahan Bacaan - Jati Diri

• Kertas Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan

(5)

Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan Tema “ Citra Diri fasilitator “ Kemudian uraikan apa yang ingin dicapai modul ini :

ƒ Peserta memahami citra atau konsep diri seorang fasilitator

ƒ Peserta menyadari bahwa seorang manusia mempunyai panggilan tugas sebagai agen pembangunan/perubahan

2) Bagi kertas setengah folio seorang peserta satu dan ajukan pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan fasilitator atau fasilitator pembangunan dan minta tiap peserta menulis jawabannya secara singkat dan padat. Waktu 2 menit

3) Setelah selesai menulis jawaban masing-masing, bagi peserta dalam kelompok 5-7 orang dan mintalah tiap kelompok secara singkat merumuskan kesimpulan kelompok mengenai ciri-ciri (identitas) utama seorang fasilitator pembangunan kemudian mintalah tiap kelompok untuk menggambar atau membuat simbol yang menggambarkan pengertian kelompok mengenai fasilitator pembangunan tsb. Tulislah jawaban kelompok dalam kertas flip yang telah disediakan. Gunakan lembar kerja LK 1 – Citra Diri Fasilitator . Waktu 10 menit

4) Mintalah tiap kelompok untuk menempel hasil masing-masing di dinding dan satu wakilnya menyajikan hasil rumusan kelompok masing-masing 2 menit.

5) Ajak diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil masing-masing mengenai : a) Pengertian umum seorang fasilitator pembangunan.

b) Ciri-ciri atau identitas utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb)

6) Berilah masukan tentang pengertian umum dan identitas utama seorang fasilitator pembangunan dan peran utama seorang manusia untuk membangun sesama, apa dan mengapa begitu ? (Gunakan Bahan Pemberdayaan Sejati)

(6)

Diskusi Membangun Visi

1) Ingatkan bahwa kita masih di modul Citra Diri Fasilitator dan memasuki kegiatan belajar 2 dan jelaskan tujuan dari kegiatan belajar yaitu membahas mengenai cita – cita kita sebagai fasilitator untuk masyarakat yang akan kita dampingi

2) Mintalah kepada peserta untuk menggambarkan simbol “ingin jadi manusia seperti apa kita di masa yang akan datang” dalam kertas satu lembar.

3) Setelah selesai mintalah mereka untuk berdiskusi di dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk saling mengetahui cita – cita masing – masing. Dan buatlah daftar cita – cita dalam kelompok.

4) Setelah selesai mintalah salah seorang wakil dari kelompok untuk memaparkan daftar cita – cita dari anggota kelompoknya.

5) Mintalah peserta untuk kembali kepada kelompok yang sama untuk menggambar ”Kondisi kelurahan/desa yang akan didampingi di masa yang akan datang” dan “masyarakat seperti apa yang ingin kita bangun/berdayakan”. Mintalah mereka untuk memberi judul gambar (cita – cita mereka tehadap kondisi kelurahan/desa) dalam satu kalimat dan motto kelompok.

6) Setelah selasai, setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya.

7) Refleksikan bersama apakah ada kesesuaian antara cita – cita pribadi (hasil diskusi pertama) dan cita – cita untuk masyarakat?

Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator

1) Ingatkan bahwa kita masih di modul Citra Diri Fasilitator dan memasuki kegiatan belajar 2 dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu :

Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri :

ƒ Nilai-nilai apa yang harus dimiliki dan dijunjung oleh seorang fasilitator

ƒ Sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan

ƒ Perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat

ƒ Kemampuan yang harus dimiliki fasilitator

(7)

Kelompok A

ƒ Membahas nilai-nilai apakah yang harus dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seorang fasilitator dalam hidupnya sehari-hari maupun dalam bekerja bersama masyarakat.

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok B

ƒ Membahas sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok C

ƒ Membahas perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok D

ƒ Membahas kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang harus dimiliki fasilitator

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan

3) Setelah diskusi kelompok selesai mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas dan simpulkan bersama bahwa pada dasarnya seorang fasilitator adalah orang yang berdaya dan seorang pemimpin yang harus mampu membawa kelompok/masyarakat yang dipimpinnya mencapai kemajuan.

4) Kemudian mintalah tiap orang kemudian refleksi diri dengan membandingkan diri masing-masing dengan citra diri seorang fasilitator pembangunan. Dalam hal apa harus ditingkatkan atau diperbaiki ? Mintalah tiap peserta membuat catatan pribadi mengenai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu cermin dapat digunakan untuk refleksi diri untuk menemukan jati diri masing-masing.

(8)

Fasilitator Sebagai manusia seutuhnya berarti mempunyai kewajiban untuk melakukan pembaruan (perubahan) di masyarakat sebagai panggilan jiwa, maka dalam melaksanakan tugasnya dipandang tidak hanya untuk mendapat upah melainkan untuk ibadah. Sehingga dengan cara pandang seperti itu menimbulkan motivasi yang tinggi untuk tidak hanya sekedar menjadi pekerja proyek yang menyelesaikan tugasnya tetapi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

“Fasilitator yang diperlukan adalah Fasilitator yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur universal yang diimplementasikan dalam berjuang melakukan perubahan kearah kebaikan” Bagaimana mencapai hal tersebut melalui refleksi kita memulai menyadari diri kita ada di posisi mana. Cermin dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk menemukan citra diri dan akhirnya jati diri, yaitu :

• Cermin datar, akan memberikan gambaran citra diri kita sebagaimana adanya, dia tidak akan berbohong. Orang – orang yang Jujur biasanya melihat dirinya atau menilai orang lain dengan menggunakan cermin datar. Inilah yang dinamakan manusia seutuhnya, jati diri kita ketemu bila orang mau jujur kepada kita.

• Cermin cekung, membuat kenyataan yang ada menjadi lebih kecil. Ketika menilai diri sendiri dengan menggunakan cermin cekung maka orang tersebut cenderung rendah diri, tetapi kalau menilai orang lain dengan cermin cekung biasanya orang tersebut cenderung merendahkan orang lain.

• Cermin cembung, memberikan gambaran sesuatu menjadi lebih besar. Kalau kita melihat diri kita dengan cermin ini biasanya cenderung sombong dan membesar – besarkan sesuatu. Kalau kita melihat gambaran orang lain dengan cermin ini maka akan terjadi mengagung – agungkan orang tersebut.

Untuk itulah diperlukan kejujuran masing-masing sehingga ketemu jati diri masing-masing

Bagaimana keterkaitan antar citra diri dan jati diri

• Manusia adalah roh yang mengisi tubuh, dimana dalam roh tersebut berisi nilai-nilai kebaikan.

• Citra diri adalah tampilan/bayangan/image yang memancar dari dalam diri

• Jati diri adalah nilai-nilai kebaikan yang sudah dimiliki sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia yaitu mahluk yang luhur.

(9)

LK 1 – Citra Diri Fasilitator

Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator”

Tugas

1) Tanpa diskusi dengan temannya tulislah secara singkat pemahaman masing-masing peserta tentang fasilitator atau fasilitator pembangunan di kertas yang telah dibagikan. Waktu 2 menit 2) Setelah selesai menulis jawaban masing-masing, peserta membagi diri dalam kelompok 5-7

orang dan tiap kelompok secara singkat merumuskan kesimpulan kelompok mengenai ciri-ciri (identitas) utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb) sesuai dengan pemahaman masing-masing.

3) Setelah kesimpulan kelompok tiap kelompok harus menggambar atau membuat simbol yang menggambarkan pemahaman kelompok mengenai fasilitator pembangunan tsb. Tulislah jawaban kelompok dalam kertas plano yang telah disediakan. Waktu 10 menit

4) Setelah selesai tiap kelompok menempel hasil masing-masing di dinding dan satu wakilnya menyajikan hasil rumusan kelompok masing-masing 2 menit.

5) Diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil masing-masing mengenai :

ƒ Pengertian umum seorang fasilitator pembangunan.

ƒ Ciri-ciri atau identitas utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb)

(10)

LK 2 – Citra Diri Fasilitator

Pertanyaan dan tugas yang terkait dgn Diskusi Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator

Tugas

1) Diskusi kelas dengan pertanyaan pemancing; ”Masyarakat seperti apa yang ingin kita bangun (berdayakan) dan pribadi-pribadi seperti apa yang ingin kita bangun (berdayakan) seperti si A, B, C, D, E atau F (ingat kasus pemberdayaan sejati)”

2) Peserta dibagi menjadi 4 kelompok dan tiap kelompok mengerjakan tugas sebagai berikut dengan tetap mengaju kepada kesimpulan pertanyaan 1) tersebut di atas :

Kelompok A

ƒ Membahas nilai-nilai apakah yang harus dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seorang fasilitator dalam hidupnya sehari-hari maupun dalam bekerja bersama masyarakat.

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok B

ƒ Membahas sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok C

ƒ Membahas perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok D

ƒ Membahas kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang harus dimiliki fasilitator

ƒ Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan

3) Setelah diskusi kelompok selesai, tiap kelompok menyajikan hasil masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk mendapatkan kesimpulan bersama.

4) Tiap peserta diminta untuk refleksi diri dgn membandingkan diri masing-masing dengan citra diri seorang fasilitator pembangunan dan membuat catatan pribadi dalam hal apa masih harus ditingkatkan atau diperbaiki serta dalam hal apa merupakan kelebihan ? Untuk itu ilustrasi cermin dapat digunakan untuk refleksi diri untuk menemukan jati diri masing-masing.

(11)

Jati Diri

Diadaptasi dari Tulisan : Kisdarto Atmosoeprapto: Temukan Kembali Jati Diri Anda

Dalam proses pemberdayaan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat adalah mengenal jati diri. Jati diri suatu bangsa dicerminkan oleh jati diri masyarakat dan individu – individu warganya. Jati diri inilah yang akan memberdayakan diri kita dan pada akhirnya diharapkan akan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengatasi segala gejolak maupun krisis yang melanda dirinya.

Sebenarnya setiap manusia pada saat dilahirkan membawa atau ‘dibekali’ karakteristik bawaan yang mulia (human endowment) sebagai Karunia Tuhan. Namun dalam perjalanan hidup watak yang terbentuk bisa berbeda dari watak bawaannya, atau bahkan bertentangan.

Menemukan jati diri berarti menyadari, menghayati dan memahami untuk apa kita dilahirkan, apa makna dari kelahiran dan hidup kita selanjutnya bagi kehidupan dan makna kehidupan itu sendiri bagi diri kita. Apabila kita menyadari makna diri kita bagi kehidupan itu sendiri,kita akan tetap menjaga dan memelihara potensi dan karakteristik bawaan kita serta mengembangkannya untuk memperbaiki terus menerus kualitas hidup dan kehidupan. Kesadaran ini akan menjadi dorongan yang kuat bagi diri kita untuk mengejar dan mewujudkan cita – cita dan memaknai kehidupan kita sesuai dengan kebutuhan dasar (kebutuhan yang paling tinggi nilainya) yaitu self transendence. Kebutuhan tertinggi itu ‘merupakan keseimbangan antara ‘selfish’ dan ‘selfless’. Selfish mengandung arti ‘aku yang teguh’ sedangkan selfless mengandung arti pengorbanan untuk sesama.

Mewujudkan cita – cita, keberhasilannya lebih ditentukan oleh sikap mentalnya (attitude) ketimbang kemampuan atau kecakapannya (aptittude). Sikap mental dibentuk oleh dorongan dari dalam atau kemauan (willingness) seseorang, sedangkan kemampuan (ability) adalah rangsangan dari luar atau lingkungan. Kinerja seseorang ditentukan oleh dua faktor utama tadi, bisa bersifat positif (konstruktif atau membangun) bisa juga bersifat negatif (destruktif atau merusak), hal ini sangat tergantung kepada sikap mental pelakunya. Bila sikap mental – nya positif, kinerja yang dihasilkan akan bersifat positif. Sebaliknya, bila sikap mentalnya negatif, kinerja yang dihasilkan juga akan negatif.

Kenyataannya apabila orang menyadari makna dirinya dalam kehidupan dan makna kehidupan bagi dirinya, segala perbuatan dalam hidupnya merupakan buah dari sikap mental positif-nya yang bersumber dari kesadaran menemukan “jati diri” – nya, kesadaran bahwa ia dilahirkan dengan bekal potensi dan karakteristik bawaan dan keberadaannya di dunia diharapkan bisa berperan – betapapun kecilnya – dalam memperbaiki kualitas kehidupan sebagai dikehendaki oleh Sang Pencipta. Yang ditinggalkan manusia di dunia pada hakekatnya hanyalah amal perbuatannya , dia akan dikenang apabila dalam hidupnya bermanfaat atau mempunyai nilai bagi sesama. Oleh karena itu yang paling penting adalah apa yang diperbuat seseorang dalam hidupnya. Seperti kata pepatah : “ Lebih baik menjadi orang yang tidak dikenal – namanya- tetapi berbuat sesuatu – yang bermanfaat, daripada orang yang dikenal – namanya – akan tetapi tidak berbuat apapun”.

Perbuatan berawal dari pikiran, maka apa yang dipikirkan seseorang sebelum mewujudkannya dalam perbuatan mempunyai peranan yang menentukan nilai dari hasil perbuatannya. Apabila pikiran yang berkembang bisa ‘mendengarkan’ bisikan nurani, berarti mampu menangkap maksud dan tujuan kehidupan ini diciptakan , maka pikiran itu akan memperoleh daya (power) luar biasa sehingga perbuatan yang diwujudkannyapun mempunyai nilai yang besar.

(12)

Kitapun sebenarnya perlu menyadari atau menemukan kembali jati diri kita sendiri sebagai manusia, makhluk yang diciptakan lebih unggul dari segala makhluk ciptaan Tuhan, dengan segala karakteristik dan potensi bawaan sejak lahir yang bisa dikembangkan untuk mencapai kemanfaatan yang lebih besar bagi diri kita sendiri dan bagi kehidupan secara keseluruhan agar selalu mengarah pada maksud, tujuan dan kehendak Sang Pencipta.

Bila kita mempunyai pendirian yang teguh dan keyakinan pada kebenaran yang selalu kita kejar, rintangan apa pun harus berani kita hadapi. Bila diri kita berdaya, tidak seorang pun bisa memberdayakan kita, bahkan kita bisa memberdayakan orang lain. Untuk menemukan jati diri kita, kenalilah terlebih dahulu diri kita; siapa sebenarnya kita. Hal tersebut bisa dilakukan cukup dengan perenungan pada perjalanan hidup yang sudah dilalui, kapan saja setiap saat, mawas diri pada apa yang selama ini telah kita peroleh dan telah kita amalkan dalam hidup kita.

Pandanglah Diri

Sebelum mengenali diri, pandanglah terlebih dahulu diri kita. Cobalah berdiri di depan cermin, bayangan dalam cermin itulah wujud diri. Dialah cermin kita, yang paling setia dan jujur. Kita tidak akan bisa berbohong, karena setiap kali kita akan berbohong’ “kawan” anda yang ada dalam cermin akan mengingatkannya. Kalau kita tidak berdiri dalam cermin “kawan” kita tersebut sebenarnya “bersembunyi “ dalam diri kita, bahkan pikiran kita. Itulah yang disebut “hati nurani”.

Jangan sekali – kali mencemoohkan rupa atau wujud bayangan kita dalam cermin. Karena jika kita mencemoohkannya berarti kita kecewa dengan diri sendiri dan akhirnya orang lainpun akan mencemoohkan dan meremehkan kita.

Kenalilah Diri

Setelah bisa melihat atau memandang diri , berusahalah untuk mengenali apa yang ada dalam diri kita. Untuk mengenali diri banyak cara yang bisa dilakukan . Jo Luft dan Harry Ingham mengembangkan model yang disebut Jendela Johari (Johari Window) membantu kita untuk mengenali diri, bisa dilihat dalam gambar kuadran di bawah ini :

Diri sendiri tahu Diri sendiri tidak tahu Orang lain tahu “Terbuka”

(openess atau public) “Buta” (Blind)

Orang lain tidak tah “Tertutup”

(close atau private) “Gelap” (hidup dalam kegelapan)

Terbuka :

Kita mengenal diri sendiri begitu juga orang lain mengenal kita, berarti kita mempunyai keterbukaan dengan demikian kita mampu membantu orang lain dan sebaliknya.

Buta :

orang lain mengenal diri kita, tetapi kita sendiri tidak tahu artinya kita buta,dan akan hidup terombang ambing .

Tertutup :

kita mengenal diri kita, akan tetapi orang lain tidak tahu berarti kita menutup diri dan tidak seorangpun bisa membantu apabila kita memerlukan bantuan.

(13)

Gelap :

orang lain tidak dan diri sendiri sama – sama tidak ‘mengenal siapa sebenarnya kita”, berati hidup dalam kegelapan tidak tahu ke mana harus menuju dan apa sebaiknya yang harus dilakukan.

Bila kita diberikan pada dua alternatif pilihan, manakah yang anda akan pilih :

ƒ Ingin menjadi sosok pribadi yang diharapkan orang lain/lingkungan

ƒ Ingin menjadi sosok pribadi yang sesuai dengan gambaran pribadi anda

Bila alternatif pertama yang dipilih, artinya kita membiarkan dibentuk oleh orang lain/lingkungan (faktor eksternal). Bisa jadi apa yang diperbuat sebenarnya hanya sekedar memenuhi harapan atau keinginan orang lain/lingkungan.

Bila memilih alternatif yang kedua, bisa dianggap tidak peduli pada orang lain/lingkungan, bahkan bisa dianggap ‘melawan arus’. Tokoh – tokoh pemimpin yang kuat tidak jarang harus berani “melawan arus’ demi membela kepentingan sesama, walaupun harus mengorbankan dirinya karena berpegang tehuh pada prinsip. Contohnya : Gandhi.

Temukan Jati Diri

Untuk mengenali diri kita bisa mencari sendiri lewat perenungan, mawas diri dan lain – lain. Kekuatiran bahwa bila kita mencari sendiri akan terlalu subjektif karena “ego” atau “aku” sebenarnya bergantung pada seberapa besar “ego” kita dan apakah kita hanya sekedar ingin tahu atau sadar merupakan kebutuhan kita untuk mengetahui atau mengenali jati diri kita. Juga bergantung apakah kita mau membohongi diri kita sendiri – yang sebenarnya sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan – atau jujur pada diri kita sendiri.

Mengenali, menemukan dan menyadari jati diri kita akan lebih memberdayakan diri kita sehingga kita menjadi semakin kuat untuk menghadapi dan mengatasi segala rintangan dan hambatan dalam hidup guna mewujudkan cita – cita kita, visi kita menuju kesuksesan dalam hidup, membuat kualitas hidup kita menjadi lebih baik dan berpeluang memperbaiki kualitas kehidupan bagi sesama. Bukankah itu yang menjadi tujuan dan kehendak Sang Pencipta, untuk itu pulalah kita dilahirkan dan kita dilahirkan sama, dibekali karakteristik dan potensi yang sama pula.

(14)

Modul 2

Topik: Tugas dan Fungsi Fasilitator

Peserta memahami dan menyadari:

1. Tugas dan Fungsi Fasilitator dalam PNPM Mandiri Perkotaan

2. Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan

Kegiatan 1: Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator

Kegiatan 2: Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas Fasilitator

3 Jpl ( 135 ’)

Lembar Kerja : Tugas dan Fungsi Fasilitator Bahan Bacaan:

1. Tugas dan Fungsi Fasilitator

2. Tugas dan Fungsi Pokok Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan

• Kertas Plano, Metaplan

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• LCD

(15)

Diskusi Tugas Dan Fungsi Fasilitator

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memasuki modul Tugas dan Fungsi Fasilitator dengan kegiatan pertama yaitu, Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator Sebagai Agen Perubahan dan Sebagai Pelaksana Program PNPM Mandiri dan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu :

Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri apa :

ƒ Fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan

ƒ tugas fasilitator dalam PNPM Mandiri Perkotaan

2) Ajak peserta untuk mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan. Minta peserta untuk menuliskannya dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan.

a) Mintalah peserta untuk menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan, kemudian ajak peserta untuk mengelompokkan hasil menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut.

b) Minta peserta untuk mengkritisi kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. c) Diskusikan hasil pengelompokkan tersebut dan simpulkan.

3) Ajak peserta untuk mencocokkannya dengan pedoman pelaku Fasilitator dan diskusikan mana yang harus ditambah atau kalau perlu diadakan perubahan.

Untuk menjalankan fungsi sebagai pemberdaya, tugas Fasilitator di PNPM Mandiri Perkotaan meliputi :

ƒ Menjalankan pendampingan (fasilitasi) kepada masyarakat untuk mengenali dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus PNPM Mandiri Perkotaan

ƒ Memberikan pelatihan dan OJT/coaching kepada relawan, BKM/LKM, lurah/kades dan UP – UP untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk penanggulangan kemiskinan.

ƒ Memberikan informasi dan mendorong perubahan di dalam masayarakat melalui kegiatan sosialisasi.

ƒ Memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan kegiatan secara tertulis, melalui SIM dan Quick Status.

(16)

Untuk menjalankan fungsi sebagai pemberdaya, tugas Fasilitator di PNPM Mandiri Perkotaan meliputi :

ƒ Menjalankan pendampingan (fasilitasi), mediasi dan advokasi kepada masyarakat untuk mengenali dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus PNPM Mandiri Perkotaan

ƒ Memberikan pelatihan dan coaching kepada relawan, BKM/LKM. Lurah/kades dan UP – UP untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk penanggulangan kemiskinan.

ƒ Memberikan informasi dan mendorong perubahan di dalam masayarakat melalui kegiatan sosialisasi.

ƒ Memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan kegiatan secara tertulis, melalui SIM dan Quick Status.

Fasilitasi; pada intinya membuat sesuatu berjalan dengan baik dan dengan kesadaran penuh Mediasi, pada intinya menjembatani beberapa pihak untuk dapat bekerjasama secara sinergik Advokasi, pada intinya mengajak orang yang diadvokasi untuk berpikir seperti dia yang mengadvokasi

Ketiga fungsi tersebut dalam prakteknya berbaur, misalnya pada saat mediasi juga akan terjadi proses fasilitasi ketika beberapa pihak bertemu dan advokasi ketika ada hal-hal yang masih perlu disepahamkan.

Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas

Fasilitator

1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan mulai dengan kegiatan 2 dalam modul ini, yaitu membahas standard akuntabilitas fasilitator.

2) Uraikan bahwa fasilitator sebagai perangkat PNPM Mandiri Perkotaan , mempunyai tanggungjawab kepada pemberi tugas dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pelaksanan PNPM Mandiri Perkotaan. Akuntabilitas yang harus dijalankan oleh fasiltator didasarkan kepada standard yang sudah dikembangkan.

3) Presentasikan kepada peserta standard akuntabilitas fasilitator, kemudian berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

(17)

LK 1 – Tugas dan Fungsi Fasilitator

Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator Sebagai Pemberdaya di PNPM Mandiri Perkotaan”

Tugas

1) Peserta mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan. Tiap peserta diminta untuk menuliskan dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan.

a) Kemudian tiap peserta menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan. b) Satu atau dua relawan maju untuk mengelompokkan hasil pendapat masing-masing

menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut.

c) Diskusikan secara kritis kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. d) Simpulkan.

2) Peserta mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pelaksana proyek PNPM Mandiri Perkotaan. Tiap peserta diminta untuk menuliskan dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan.

a) Kemudian tiap peserta menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan. b) Satu atau dua relawan maju untuk mengelompokkan hasil pendapat masing-masing

menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut.

c) Diskusikan secara kritis kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. d) Simpulkan

3) Peserta diminta mencocokkannya dengan pedoman pelaku Fasilitator dan diskusikan mana yang harus ditambah atau kalau perlu diadakan perubahan.

4) Pemandu memimpin penyimpulkan bersama jadi apa sebenarnya tugas fasilitator baik sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan maupun sebagai pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan

(18)

Tugas Pokok dan Fungsi Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan

Tugas Pokok Fasilitator

Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan ialah melaksanakan tugas konsultan pemberdayaan di tingkat masyarakat :

1. sebagai pelaksana proyek, termasuk mencatat setiap perkembangan proyek dan melaporkannya ke KMW sebagai masukan untuk data SIM (Sistem Informasi Manajemen); dan

2. sebagai agen pemberdayaan dan perubahan masyarakat, termasuk mensosialisasikan masyarakat kepada nilai-nilai yang didorong oleh PNPM Mandiri Perkotaan, intervensi perubahan perilaku dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan membantu masyarakat merumuskan serta melaksanakan kegiatan penanggulangan kemiskinan.

Rincian tugas-tugas Fasilitator sebagai pelaksana poyek r dari tugas-tugas KMW di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan, Pedoman Teknis dan Buku Petunjuk Teknis Pelaksana-Fasilitator;

2) Menjaga proyek dari terjadinya salah sasaran dan salah penanganan;

3) Mencatat semua kemajuan proyek di lapangan sesuai dengan format Sistim Informasi Manajemen (SIM) PNPM Mandiri Perkotaan yang disediakan KMW; dan

4) Melaporkan kemajuan proyek kepada KMW melalui koordinator kota sebagai input Sistim Informasi Manajemen (SIM) PNPM Mandiri Perkotaan.

Rincian tugas-tugas Fasilitator sebagai agen pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi Termasuk didalamnya adalah:

a) Menyebarluaskan informasi mengenai PNPM Mandiri Perkotaan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan kepada seluruh lapisan masyarakat dimana mereka bertugas

b) Menyebarluaskan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Prinsip dan Nilai-nilai yang dijunjung PNPM

Dua Sisi Mata Uang Tugas Pokok Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan : Sebagai pelaksana proyek dan Sebagai Agen Pemberdayaan Masyarakat

(19)

c) Bersama Relawan Masyarakat, melalui serangkaian FGD, membangun kesadaran kritis masyarakat agar mampu mengidentifikasikan persoalan kemiskinan di kelurahan/desa yang bersangkutan dan perlunya menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi dan sistematis d) Mendorong peran serta dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat umumnya dan

masyarakat miskin khususnya, di seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

e) Membangkitkan tumbuh berkembangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan sosial kontrol pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan ybs.

f) Memfasilitasi pembangunan dan pengembangan sosial kapital (nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan) sebagai kondisi yang dibutuhkan bagi upaya penanggulangan kemiskinan.

2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan (training) Termasuk didalamnya adalah:

a) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas relawan/kader-kader masyarakat sebagai agen pemberdayaan masyarakat. Termasuk diantaranya pelatihan dasar dan lanjutan dalam bentuk pelatihan kelas, praktek atau on the job training dan bimbinqan intensif; b) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas BKM/LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif

masyarakat yang terpilih. Dalam hal ini difokuskan pada pelatihan dasar serta pendampingan dan on the job training, bimbingan intensif; dan

c) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas KSM sebagai kelompok dinamik. Termasuk diantaranya membangun tim, mengenali peluang usaha atau mengembangkan usaha yang ada, menyusun proposol usaha, dan pengelolaan keuangan secara sederhana. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk kelas maupun praktek dalam kelompok.

3) Melaksanakan kegiatan-kegiatan umum pemberdayaan masyarakat Termasuk didalamnya adalah:

b) Memfasilitasi proses penyiapan masyarakat pada tahap awal dengan menumbuh kembangkan kesadaran kritis masyarakat melalui proses refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya;

c) Memfasilitasi refleksi kepemimpinan masyarakat untuk mendorong kesadaran kritis masyarakat dalam memilih pemimpin-pemimpinnya yang berbasis pada nilai-nilai moral yang luhur.

d) Pengorganisasian Masyarakat. Bersama Relawan, memfasilitasi proses penilaian organisasi dan lembaga masyarakat yang ada dan/atau membentuk baru organisasi masyarakat warga dan lembaga pimpinannya (BKM/LKM), sesuai kesepakatan bersama masyarakat. BKM harus merupakan lembaga pimpinan kolektif yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif dan demokratis. Demikian pula halnya dalam pembentukan Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan unit-unit lain/gugus tugas BKM lainnya. Termasuk fasilitasi pengorganisasian masyarakat adalah pengorganisasian kelompok masyarakat melalui pembentukan KSM-KSM dalam rangka menggalang potensi masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengan dukungan PNPM Mandiri Perkotaan;

e) Memfasilitasi penyusunan PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif dalam penanggulangan kemiskinan). Bersama dengan kader masyarakat, memfasilitasi BKM/LKM untuk mengkoordinasi pelaksanaan perencanaan partisipatif dengan masyarakat untuk menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis);

f) Bersama dengan kader masyarakat, memfasilitasi KSM untuk mengidentifikasi peluang usaha, kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pelayanan lingkungan dasar, serta menyiapkan mereka agar mampu memformulasikannya dalam bentuk proposal yang layak; g) Memperkenalkan berbagai inovasi sederhana dalam manajemen organisasi dan lembaga

kredit mikro, termasuk sistem audit, transparansi, proses pengambilan keputusan yang demokratis, tata buku, dan sebagainya;

(20)

h) Memfasilitasi dan membimbing masyarakat secara intensif agar mampu mengikuti ketentuan Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan dalam seluruh tahapan kegiatan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan;

i) Memfasilitasi penanganan pengaduan dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul di masyarakat;serta

j) Advokasi, mediasi dan membangun jalinan kemitraan strategis (networking) antar semua pelaku yang bermanfaat bagi kemajuan bersama utamanya masyarakat miskin.

Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan bukan Boneka…..! Tampak bagus dan indah dari luar, namun senantiasa terdiam dan tidak mampu berbuat apapun ! Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan adalah agen perubahan masyarakat, yang mendampingi masyarakat untuk menemukan dan memulihkan kembali nilai-nilai

kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang hakiki menuju pintu gerbang kesejahteraan mereka…!

Fungsi Fasilitator

Untuk dapat menjalankan tugas pokok tersebut di atas maka Fasilitator memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut :

ƒ Fasilitasi; yang pada intinya membuat sesuatu berjalan dengan baik dan dilakukan dengan kesadaran penuh

ƒ Mediasi, yang pada intinya menjembatani beberapa pihak untuk dapat bekerjasama secara sinergik

ƒ Advokasi, yang pada intinya mengajak orang yang diadvokasi untuk berpikir seperti dia yang mengadvokasi

Ketiga fungsi tersebut dalam prakteknya berbaur, misalnya pada saat mediasi juga akan terjadi proses fasilitasi ketika beberapa pihak bertemu dan advokasi ketika ada hal-hal yang masih perlu disepahamkan.

Kode Etik Fasilitator PNPM Mandiri Perktoaan

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan berperan strategis sebagai ‘agen perubahan’ ataupun ‘agen pembangunan’ dan tidak hanya melaksanakan ‘administrasi proyek’. Fasilitator bukan sebagai ‘sinterklas’ atau pembuat ‘proposal’ atau bahkan

(21)

Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan dituntut untuk menjunjung tinggi kode etik sebagai berikut : a) Senantiasa melihat masyarakat sebagai tambang yang penuh sifat-sifat luhur/mulia

manusia dan tugas utama seorang fasilitator adalah menggali tambang-tambang tersebut sehingga sifat-sifat luhur tersebut muncul, tumbuh dan berkembang.

b) Menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan.

c) Berpijak dan berorientasi pada kepentingan dan tujuan proyek PNPM Mandiri Perkotaan secara keseluruhan , serta tidak didasarkan pada kepentingan dan tujuan pribadi, kelompok atau golongan.

d) Senantiasa berpihak pada kelompok marjinal ( warga yang tertindas)

e) Taat asas dan konsisten pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu meningkatkan harkat dan martabat mereka sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia luhur dan warga negara.

f) Senantiasa melayani masyarakat dan tidak sesekali minta dilayani masyarakat.

g) Tidak diperkenankan untuk meminta imbalan atau menerima imbalan dari masyarakat. h) Berorientasi kepada kemandirian masyarakat agar mampu menangani persoalan

kemiskinan dengan potensi yang dimilikinya dan tidak menciptakan ketergantungan masyarakat pada fasilitator maupun pada keberadaan atau bantuan dari pihak-pihak di luar masyarakat.

i) Senantiasa berupaya merangkul berbagai pihak ke dalam iklim kemitraan, kebersamaan dan kesatuan, serta tidak menciptakan pengkotak-kotakan maupun menunjukkan sikap diskriminasi.

j) Tidak berorientasi kepada TARGET saja, tetapi juga mengedepankan PROSES k) Tidak memberikan ‘janji – janji ‘ muluk kepada masyarakat.

l) Senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi.

m) Menjunjung tinggi nilai – nilai; dapat dipercaya, jujur, ikhlas, adil, setara dan kebersamaan dalam keragaman

(22)

Tugas dan Fungsi Fasilitator

Marnia Nes

Fasilitator adalah orang yang memudahkan warga (peserta belajar) untuk membangun proses dialog di antara mereka untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dalam proses dialog melalui berbagai metode seperti diskusi dan musyawarah fasilitator harus mendorong warga yang biasa terpinggirkan untuk mengungkapkan pengalaman, permasalahan dan pikirannya, memudahkan bagi warga yang yang biasanya mendominasi pembicaraan dan pengambilan keputusan untuk memberi ruang kepada warga lainnya berbicara, terlibat dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Dengan cara inilah fasilitator memberdayakan semua pihak, memberdayakan yang lemah untuk jadi kuat dan memberdayakan yang kuat untuk mampu menurunkan dominasinya, sehingga proses pembangunan manusia – yang memanusiakan manusia – terjadi.

Fasilitator adalah orang yang mendampingi warga untuk menggali pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri , artinya dalam proses pembelajaran untuk memberdayakan warga masyarakat fungsi fasilitator adalah mempermudah proses tukar pengalaman, pengetahuan dan nilai – nilai di antara warga masyarakat untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman baru yang akan berguna bagi menuju kehidupan yang lebih baik.

Tugas Fasilitator

Beberapa tugas umum fasilitator adalah :

ƒ Mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan – perubahan sikap, pengetahuan dan perilaku baik individu maupun kelompok.

ƒ Membantu proses agar masyarakat bisa melakukan identifikasi masalah, merencanakan kegiatan, melakukan monitoring dan evaluasi dalam memecahkan masalah mereka termasuk masalah kemiskinan.

ƒ Mendorong terjadinya saling menghargai, saling peduli dan kerjasama di antara warga dalam memecahkan masalah.

ƒ Membantu masyarakat baik individu maupun kelompok dalam bekerjasama dengan kelompok lain dalam pelaksanaan kegiatan, misalnya memudahkan masyarakat untukmendapatkan narasumber yang dibutuhkan.

ƒ Memberikan informasi – informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Peran Fasilitator

Dalam membantu membangun proses pembelajaran di masyarakat, beberapa peran yang bisa dijankan oleh fasilitator adalah :

Sebagai moderator; peran ini dilakukan apabila di dalam proses belajar warga dan fasilitator sama – sama mempunyai pengetahuan dan pengalaman mengenai objek yang sedang dibahas. Fasilitator lebiih pada mengatur proses dialog agar mereka dapat mengungkapkan pengalamannya, menganalisis dan mengembangkan gagasan – gagasan berdasarkan pengalaman masyarakat. Sebagai Motivator, peran ini dijalankan apabila pengetahuan dan pengalaman tertentu hanya dipunyai oleh sebagian warga belajar. Fasilitator harus mendorong warga belajar untuk bersedia belajar dari orang lain. Dalam hal ini diperlukan sikap rendah hati dari warga yang merasa lebih

(23)

mendorong keyakinan mereka bahwa setiap orang pasti punya pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagi kepada yang lainnya, sehingga pengetahuan dan pengalaman itu sangat berharga dan akan memperkaya mereka.

Sebagai narasumber; apabila topik pembahasan merupakan hal baru bagi warga tidaklah tabu fasilitator memberi penjelasan, memberi tahu apa yang baik dan apa yang tidak kepada warga yang penting tidak dilakukan dengan cara menggurui. Justru dengan demikian fasilitator sudah membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dipunyainya kepada warga masyarakat sehingga bisa memperkaya pengetahuan mereka.

Sebagai mediator; Seorang fasilitator tidak harus tahu segala hal, justru yang paling penting adalah fasilitator mengetahui dan menyadari apa yang tidak dia ketahui. Apabila baik fasilitator maupun masyarakat tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai topik yang dibahas, maka peran fasiltiator adalah memediasi agar bisa mendatangkan narasumber yang dibutuhkan. Contohnya dalam proses kajian kesehatan dalam pemetaan swadaya, bisa mendatangkan narasumber dari dinas kesehatan, dokter atau paramedis.

Keterampilan Fasilitator

Dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen perubahan fasilitator harus memiliki pengetahuan dan ketermpilan. Keterampilan yang harus dimilik oleh fasilitator :

Dapat Berkomunikasi dengan Efektif

Keterampilan yang sangat penting harus dimiliki oleh fasilitator adalah menjadi komunikator yang baik. Tugas seorang fasilitator selain menyampaikan informasi juga mengupayakan terjadinya proses pertukaran pendapat antar peserta diskusi.

Menjadi komunikator yang baik berarti :

ƒ Bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa masyarakat setempat, sehigga masyarakat tidak asing berbicara cukup keras dan jelas agar setiap orang bisa mendengar dan memahami.

ƒ Menyampaikan pikiran dengan jelas, bisa menjelaskan dan mengklarifikasi dimana dibutuhkan.

ƒ Menyederhanakan konsep yang sulit ke dalam bahasa – bahasa yang mudah dimengerti, memberikan contoh – contoh yang kongkrit dari situasi dan keadaan sehari – hari yang dialami peserta, artinya informasi yang disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan dan masalah masyarakat.

ƒ Mendengarkan dengan sepenuh perhatian terhadap setiap pendapat, keinginan dan pengalaman kelompok sasaran baik dalam berkomunikasi kelompok maupun komunikasi perorangan.

ƒ Memilih metode yang cocok dalam menyampaikan informasi, misalnya penjelasan, bermain peran, demonstrasi, kunjungan rumah, kunjungan lapangan dan sebagainya.

ƒ Mempermudah media dan alat bantu dengan cara yang tepat guna, memperlihatkan secara jelas hal – hal pokok sehingga peserta dapat melihat langsung, meskipun hanya berupa tulisan di papan/kertas karena daya ingat seseorang akan meningkat jika selain mendengar dapat melihat secara langsung

(24)

Dapat Menggunakan Pendekatan Partisipatif dengan Pendidikan Orang Dewasa

Dalam mendorong terjadinya dialog di antara peserta, penting bagi failitator untuk dapat menerapkan prinsip – prinsip pendekatan partisipatif dan POD.

Agar dialog dapat terjadi, maka fasilitator harus mampu :

ƒ Mendorong kelompok sasaran mau mengemukakan pendapat, keinginan dan pengetahuan dan masalah yang dimilikinya untuk dibagi dengan orang lain dan masalah dapat dipecahkan bersama.

ƒ Meyakinkan kelompok sasaran bahwa sumbangan mereka baik berupa pemikiran maupun meteriil sangat berarti bagi kegiatan yang dilakukan.

ƒ Mengetahui bagaimana membentuk individu – individu menjadi kelompok yang efektif sehingga mereka dapat belajar dan bekerjasama

Dapat Membina Suasana yang Hangat dan Akrab

Suasana belajar sangat penting untuk terciptanya proses belajar yang baik, dengan suasana yang nyaman dan santai setiap orang akan dengan mudah untuk mengemukakan pendapatnya, tidak ada rasa takut dan bersedia terlibat lebih lama.

Fasilitator harus mampu :

ƒ Mendorong terjadinya kerjasama yang baik di antara anggota masyarakat

ƒ Mampu memahami reaksi, pendapat dan keinginan kelompok sasaran

ƒ Mampu membangun proses dinamika kelompok dalam masyarakat

ƒ Menangani warga yang ”sulit’ (misalnya mau menang sendiri, susah diajak kerjasama) tanpa menyinggung perasaan.

ƒ Mengetahui bagaimana menjadi penengah dan memberi jalan tengah jika ada pendapat yang berlawanan dan mencobakan mencari titik temu atas perbedaan pendapat dalam kelompok

Memiliki Pengetahuan yang Luas

Fasilitator harus terus menerus belajar sehingga memiliki pengetahuan yang luas terutama dalam mengembangkan program.

Dapat Mengembangkan Strategi

Fasilitator harus tahu bagaimana caranya memulai kegiatan, kemana arahnya dan bagaimana cara mengembangkan peran serta masyarakat agar tujuan yang telah disepakati dapat dicapai dengan baik.

Mampu Memecahkan Masalah

Fasilitator harus mampu melihat serta mengidentifikasi segala kebutuhan dan permasalahan masyarakat serta faktor – faktor penyebab timbulnya masalah.

Sifat Fasilitator yang Baik

Kesetaraan

Menganggap peserta setara, artinya menghormati keadaan dan pendapat mereka. kerendahan hati tidak bersikap sombong, misalnya sengaja memberi tahu kepada

(25)

masyarakat betapa tiingginya tingkat pendidikan yang dimiliki, betapa banyak pengalaman dan sebagainya.

Mampu dan Jujur

Seorang fasilitator harus layak untuk dipercaya, selain harus belajar agar cukup menguasai materi bahasan , fasilitator harus memberi kesan bahwa dia cukup jujur, artinya tidak membesar-besarkan masalah atau membual mengenai sesuatu yang tidak pernah dilakukannya.

Percaya diri

Rasa percaya diri dari fasilitator dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka akan lebih mudah tertarik terhadap informasi yang diberikan. Karena minat dan upayanya dalam mempelajari materi bahasan sebelum melakukan fasilitasi dan pengakraban dengan masyarakat biasanya menumbuhkan kepercayaan diri.

Terbuka

Bagaimanapun suatu persiapan dilakukan, acapkali fasilitator tidak mampu mengembangkan jawaban terhadap suatu pertanyaan. Dalam keadaan ini fasilitator harus mau mengakui ketidaktahuannya dan mengupayakan pencarian jawaban dari orang lain atau masyarakat. Dalam hal ini fasilitator harus mau belajar dari masyarakat. Bila tidak berhasil disarankan untuk bersama – sama mencari tahu kepada pihak – pihak yang tidak lebih tepat.

Sabar

Proses komunikasi memang memakan waktu, perenungan, tanggapan dan pengakraban suasana. Keadaan menunggu itu harus disadari sebagai bagian dari proses. Fasilitator harus sabar dalam mengiktui proses yang terjadi, karena perubahan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan begitu saja tetapi memerlukan waktu yang panjang.

Luwes dan tanggap

Meskipun perencanaan sudah dianggap baik, fasilitator harus bisa melihat perubahan-perubahan yang terjadi selama proses berlangsung yang barangkali memerlukan strategi – strategi dan kegiatan baru sesuai dengan situasi. Untuk itu fasilitator tidak boleh kaku dengan perencanaan yang telah dibuat.

Bisa menyesuaikan diri

Perbedaan pendapat sehari – hari, budaya setempat dan sejumlah perbedaan cara hidup harus dihadapi fasilitator dengan wajar dan berupaya melakukan penyesuaian dengan cepat, karena dalam keadaan ini masyarakatlah yang menjadi pemilik kegiatan dan pelaku utamanya.

Empati

Fasilitator harus mempunyai rasa empati terhadap masyarakat. Empati adalah melihat dan merasakan sesuatu seperti dirasakan oleh masyarakat kelompok sasaran.

Ramah

Fasilitator tidak boleh membeda – bedakan perhatiannya terhadap setiap warga masyarakat. Semua warga diperlakukan sama tidak ada yang istimewa dari yang lainnya. Menghargai

Fasilitator harus bisa menghilangkan jarak sosial di antara dia dengan masyarakat, sehingga bisa mengerti keadaan dan menerima kekurangan serta kelebihan yang dimiliki

(26)

Modul 3

Topik: Etika Fasilitator

Peserta memahami dan menyadari apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh fasilitator

Kegiatan 1: Curah Pendapat Etika Fasilitator

Kegiatan 2: Diskusi Apa yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator

2 Jpl ( 90 ’)

Bahan Bacaan: Etika Fasilitator Perubahan

• Kertas Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• LCD

• Metaplan

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

(27)

Curah Pendapat Etika Fasilitator

1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan modul “ Etika Fasilitator “ dengan kegiatan belajar 1 yaitu Curah Pendapat Mengenai Etika serta apa yang ingin melalui kegiatan belajar ini :

ƒ Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri pengertian etika dan menyadari bahwa Fasilitator harus mentaati kode etik

2) Kemudian ajak peserta untuk mengingat lagi pokok bahasan sebelumnya yaitu: “Tugas & Fungsi Fasilitator“ dan untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dengan baik, seorang fasilitator harus memiliki etika. Selanjutnya ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut:

ƒ Apa yang dimaksud etika ?

ƒ Kenapa fasilitator harus memiliki kode etik ? 3) Simpulkan curah pendapat tersebut dengan :

“Etika” adalah landasan nilai dari suatu sikap dan tata laku yang dalam hal ini adalah sikap dan tata laku untuk memfasilitasi atau bertindak sebagai fasilitator.

Kode etik fasilitator adalah aturan main yang menjadi dasar moral bagi seseorang fasilitator untuk berbuat dan mempertanggung jawabkan moralnya ke masyarakat

”Etika Fasilitator adalah tata krama untuk sikap dan perilaku bagi fasilitator yang dilandasi nilai-nilai universal”.

Diskusi Apa Yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan

Fasilitator

1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasukki kegiatan ke 2 dari modul Etika Fasilitator, yaitu ” Diskusi Perilaku Yang Boleh/Yang Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator”

2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri antara 5-7 orang, kemudian mintalah peserta untuk merefleksikan etika fasilitator melalui diskusi kelompok dengan membahas studi kasus di bawah ini

(28)

ƒ Seorang Fasilitator datang ke pertemuan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan/desa dengan memakai atribut partai politik, bagaimana tanggapan Anda ? Apakah implikasinya ?

ƒ Dalam sebuah diskusi/musyawarah warga yang pesertanya relatif heterogen, untuk merangsang agar warga miskin dapat menyampaikan aspirasinya maka Fasilitator hanya memberikan kesempatan bagi warga miskin untuk menyampaikan pendapatnya, sedangkan beberapa orang warga non miskin yang hadir pada musyawarah tersebut sama sekali tidak diberi kesempatan berbicara dengan alasan bahwa sasaran PNPM Mandiri Perkotaan adalah warga miskin. Bagaimana pendapat Anda, Jelaskan !

ƒ Setelah pencairan BLM pertama selesai, kemudian anggota BKM/LKM sepakat untuk memberikan tanda terima kasih kepada Fasilitator, Bagaimana sikap anda sebagai Fasilitator, menerima tanda terimakasih tersebut atau menolaknya ? Jelaskan !

ƒ Waktu pencairan dana BLM sudah batas akhir, sementara itu KSM belum terbentuk, untuk mengakali agar dana BLM tersebut dapat dicairkan Fasilitator bersama BKM/LKM sepakat untuk membuat proposal fiktif yang nantinya dana tersebut akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya dengan syarat BKM/LKMharus membentuk KSM yang sesuai dengan PJM Pronangkis walaupun menyusul. Bagaimana pendapat Anda ?

ƒ Untuk mempermudah dalam proses musyawarah penyusunan Rencana Tahunan, fasilitator membuatkan seluruh draf Rencana tersebut sampai selesai dan kemudian dimintakan persetujuannya ke Rapat BKM/LKM, Bagaimana pendapat anda?

ƒ Untuk merangsang kehadiran perempuan dalam pertemuan warga maka Fasilitator sepakat dengan Lurah/Kades akan memberikan hadiah bagi perempuan yang datang, dengan cara diundi antara perempuan yang datang saja. Bagaimana pendapat Anda ? Uraikan alasan Anda.

ƒ Untuk meningkatkan peran serta aktif perempuan dalam musyawarah warga maka Fasilitator sepakat kepada warga perempuan yang mengajukan pertanyaan atau komentar lebih dari lima kali akan diberi hadiah. Bagaimana pendapat Anda ? Uraikan alasan Anda Jawaban ditulis di kertas plano yang telah disediakan

3) Setelah tiap kelompok selesai menyususn jawaban kelompok maka mintalah tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi masing yang kemudian dapat ditanggapi oleh kelompok lain. 4) Setelah selesai tanggapan per kelompok, mintalah tiap kelompok membandingkan hasil

diskusinya dengan Etika Fasilitator yang ada dalam buku panduan. Kemudian simpulkan dan memberikan tanggapan serta penegasan atas hasil diskusi tersebut.

(29)

LK 1 – Etika Fasilitator

Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan ”Curah Pendapat Mengenai Etika”

1) Berangkat dari pokok bahasan sebelumnya yaitu: “Tugas & Fungsi Fasilitator“ dan untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dengan baik, seorang fasilitator harus memiliki etika. Selanjutnya tiap peserta harus menjawab pertanyaan kritis sebagai berikut di bawah ini dalam suatu curah pendapat:

ƒ Apa yang dimaksud etika ?

(30)

LK – Etika Fasilitator – 2

Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan ”Diskusi Perilaku Yang Boleh/Yang Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator”

1) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri antara 5-7 orang, kemudian mintalah peserta untuk merefleksikan etika fasilitator melalui diskusi kelompok dengan membahas studi kasus di bawah ini

ƒ Seorang Fasilitator datang ke pertemuan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan/desa dengan memakai atribut partai politik, bagaimana tanggapan Anda ? Apakah implikasinya ?

ƒ Dalam sebuah diskusi/musyawarah warga yang pesertanya relatif heterogen, untuk merangsang agar warga miskin dapat menyampaikan aspirasinya maka Fasilitator hanya memberikan kesempatan bagi warga miskin untuk menyampaikan pendapatnya, sedangkan beberapa orang warga non miskin yang hadir pada musyawarah tersebut sama sekali tidak diberi kesempatan berbicara dengan alasan bahwa sasaran PNPM Mandiri Perkotaan adalah warga miskin. Bagaimana pendapat Anda, Jelaskan

ƒ Setelah pencairan BLM pertama selesai, kemudian anggota BKM/LKM sepakat untuk memberikan tanda terima kasih kepada Fasilitator, Bagaimana sikap anda sebagai Fasilitator, menerima tanda terimakasih tersebut atau menolaknya ? Jelaskan !

ƒ Waktu pencairan dana BLM sudah batas akhir, sementara itu KSM belum terbentuk, untuk mengakali agar dana BLM tersebut dapat dicairkan Fasilitator bersama BKM/LKM sepakat untuk membuat proposal fiktif yang nantinya dana tersebut akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya dengan syarat BKM/LKM harus membentuk KSM yang sesuai dengan PJM Pronangkis walaupun menyusul. Bagaimana pendapat Anda ?

ƒ Untuk mempermudah dalam proses musyawarah penyusunan Rencana Tahunan, fasilitator membuatkan seluruh draf Rencana tersebut sampai selesai dan kemudian dimintakan persetujuannya ke Rapat BKM/LKM, Bagaimana pendapat anda?

ƒ Untuk merangsang kehadiran perempuan dalam pertemuan warga maka Fasilitator sepakat dengan Lurah/Kades akan memberikan hadiah bagi perempuan yang datang, dengan cara diundi antara perempuan yang datang saja. Bagaimana pendapat Anda ? Uraikan alasan Anda.

ƒ Untuk meningkatkan peran serta aktif perempuan dalam musyawarah warga maka Fasilitator sepakat kepada warga perempuan yang mengajukan pertanyaan atau komentar lebih dari lima kali akan diberi hadiah. Bagaimana pendapat Anda ? Uraikan alasan Anda

(31)

Etika Fasilitator Perubahan

Diadaptasi dari : Gordon Bermant dan Donal O. Walrik, “Etika Intervensi Sosial : Kekuasaan, kebebasan dan pertanggungjawaban” dalam Merencanakan perubahan; Warren G. Bennis et al (Eds), Jakarta: Intermedia, 1990.

Tiga Tema Etika Intervensi Sosial :

Kekuasaan, Kebebasan dan Pertanggungjawaban

Tiga pihak yang terpisah tapi saling berinteraksi muncul dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, para pihak tersebut adalah :

ƒ Pemerintah Indonesia, yaitu lembaga yang berinisiatif, bertangungjawab dan membiayai program.

ƒ Fasilitator yaitu individu yang menjalankan PNPM Mandiri Perkotaan di komunitas

ƒ Komunitas yaitu kelompok sasaran dimana program PNPM Mandiri Perkotaan dijalankan. Pola hubungan antara Pemerintah, Fasilitator dan Komunitas menjadi sangat penting untuk disadari. Perpaduan antara pemerintah yang memiliki posisi kekuasaan lebih dalam pengambilan keputusan dan Fasilitator yang handal biasanya akan lebih berpengaruh ketimbang komunitas yang merupakan sasaran intervensi. Perbedaan kekuasaan ini berlanjut pada masalah ‘kebebasan’ komunitas dan ‘pertanggungjawaban’ Fasilitator. Komunitas mempunyai kebebasan untuk memilih tingkat partisipasi mereka dalam program. Pada sisi lain, pemerintah dan Fasilitator harus mampu mempertanggungjawabkan intervensi yang mereka lakukan di komunitas. Itulah sebabnya masalah ‘kekuaasaan, kebebasan dan pertanggungjawaban’ melahirkan sejumlah masalah etis dalam segitiga hubungan tersebut.

Kekuasaan

Persoalan etis utama dari Fasilitator adalah menyangkut dirinya sebagai pengemban kekuasaan. Fasilitator memegang kekuasaan yang berasal dari pengetahuan, keterampilan, dan hubungan kerjanya dengan pemerintah melalui penugasan kepada KMW. Penyalahgunaan kekuasaan oleh Fasilitator dapat menimbulkan kerugian, baik terhadap komunitas maupun terhadap program intervensi itu sendiri.

Persoalan etika kekuasaan Fasilitator yang penting lainnya adalah (keterlibatan Fasilitator) mendefinisikan masalah komunitas. Ada sebagian Fasilitator yang menggunakan cara pandang dokter – pasien. Dianggapnya komunitas adalah pasien dan Fasilitator adalah sang dokter. Bila Fasilitator secara sepihak menentukan masalah komunitas tanpa ada partisipasi atau konsultasi dengan komunitas, apalagi disertai dengan tindakan perumusan rencana proyek yang tidak diketahui komunitas, maka terjadilah pelanggaran etis.

Tipologi Pengaruh

Mengingat kekuasaan berasal dari gambaran keahlian Fasilitator, apakah pengaruh politis yang utama dari intervensi sosial ? Istilah ‘politik’ digunakan untuk mencakup setiap perubahan dalam pembagian kekuasaan, pengaruh dan wewenang dalam setiap unit yang mencakup individu,

(32)

Intervensi sosial dapat membantu dan memelihara atau memperkuat sistem dengan cara – cara berikut :

Legitimasi moral

Kehadiran Fasilitator yang nyata dan dipercaya sering memperkuat perasaan anggota komunitas yang tidak puas atau justru sangat puas dengan sistem sosial yang ada. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan komunitas bahwa Fasilitator adalah jujur, bertanggungjawab dan berhak atas kekuasaan serta kedudukannya.

Pengorbanan

Dalam rangka mencapai kohesi interen yang lebih besar, hampir setiap masyarakat memilih seorang “korban” yang kepadanya dapat diproyeksikan rasa bersalah, frustasi atau ketidakpuasan. Pengkambinghitaman seperti itu membantu untuk mempertahankan sistem dengan menyalurkan agresi melawan pihak yang lemah dari pihak yang kuat.

Penyesuaian Diri

Intervensi dapat mendorong indivisu dan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan suatu sistem melalui pikiran, perasaan dan tindakan dalam batas – batas yang telah ditentukan. Fasilitator pada umumnya dapat meningkatkan penyesuaian diri dengan menanamkan suatu etika pragmatis. Dalam etika ini, tindakan politik, tindakan organisasi atau tindakan lainnya hanya dapat diterima dalam jajaran pilihan yang disetujui pihak yang berwenang. Tekanan terhadap apa yang mungkin, apa yang praktis dan apa yang bisa membuat sistem terpelihara.

Pengumpulan informasi

Fasilitator tanpa disadari dapat saja memperkuat posisi pihak yang berwenang dengan mengumpulkan informasi mengenai ketidaksepakatan atau ketidakpuasan.

Meredam oposisi

Keuntungan politis yang diperoleh dari informasi ialah bahwa informasi itu dapat digunakan oleh pihak yang berwenang untuk menghadapi oposisi. Fasilitator dapat dengan sengaja atau tidak sengaja bekerja untuk meredam kekuatan yang tidak setuju. Ia dapat saja menutup ruang yang cukup bagi oposan untuk berkembang melalui cara – cara menumpas atau setidaknya mengurangi pengaruh para oposan.

Intervensi sosial adalah tindakan yang menghasilkan atau dirancang untuk menghasilkan perubahan. Memang banyak bentuk intervensi sosial ialah peningkatan kesadaran bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kehidupan seseorang dan keyakinan bahwa situasi itu dapat diperbaiki. Intervensi juga dapat membantu individu untuk mengatasi keharusan struktural yang mengitari mereka dan memahaminya, meskipun samar-samar, kekuatan – kekuatan yang mempengaruhi dan membentuk hidup mereka.

Delegitimasi

Intervensi sosial juga membantu terjadinya perubahan dengan menantang legitimasi suatu sistem tertentu. Hal ini dilakukan melalui pembongkaran landasan keyakinan orang-orang yang dikuasai. Intervensi juga dapat diarahkan langsung untuk melemahkan dasar kekuasaan dari pemimpin yang mapan.

Kemampuan

Intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan perubahan karena memasok lawan, kelompok minoritas, atau kelompok yang menentang lainnya dengan kemampuan, peluang, sarana dan insentif untuk bertindak. Intervensi dapat meyakinkan orang-orang bahwa mereka dapat menjadi sumber tindakan sosial. Intervensi dapat mengajarkan individu dan kelompok untuk

(33)

melihat diri mereka sendiri sebagai pemula tindakan, mampu berprakarsa, mampu meramalkan dan mampu mengendalikan diri sendiri dan orang lain.

Kebebasan

Menurut definisi, kebebasan membutuhkan - di atas segala – galanya - kemampuan dan peluang, untuk memilih. Jika individu yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dan tidak memperoleh informasi untuk memahami dan mempertimbangkan akibat-akibat dari partisipasi mereka, atau jika mereka dipaksa, didesak atau dimanipulasi oleh tekanan lingkungan untuk berpartisipasi, maka kebebasan akan berkurang. Kemampuan memahami suatu intervensi seringkali berkembang oleh peluang partisipasi dari dekat.

Hambatan utama bagi kebebasan terletak dalam ketidak-mampuan orang untuk memahami hakikat dan akibat dari partisipasi mereka dalam intervensi. Dalam kasus lain, hambatan itu berupa informasi yang tidak memadai mengenai intervensi itu dan akibat-akibatnya.

Sebuah persoalan yang muncul ialah mengenai batas-batas pengungkapan informasi. Pengungkapan informasi biasanya ditegaskan keharusannya secara etis dalam intervensi sosial. Namun masalahnya mengenai seberapa jauh pengungkapan harus dilakukan. Misalnya, apakah Fasilitator harus membeberkan seluruh ‘kartu’nya di atas meja, termasuk menyingkap seluruh perlengkapan teknik yang dipakainya ?

Kebebasan individu juga dikendalikan oleh paksaan dan tekanan yang ditemukan dalam lingkungan. Dalam kasus lain, kendala untuk kebebasan bukan berasal dari paksaan langsung melainkan dari tekanan kelompok atau ancaman kuat dan perangsang. Dalam kegiatan-kegiatan pengembangan komunitas, pimpinan komunitas dapat menegaskan dengan jelas bahwa setiap anggota komunitas bebas untuk berpartisipasi atau tidak, sesuai dengan pertimbangannya. Namun kebebasan ini ternyata dapat palsu jika kebanyakan anggota suatu komunitas memutuskan untuk berpartisipasi, dan para penolak merasa ditekan untuk maju bersama.

Akhirnya dan ironisnya, kebebasan individu kadang – kadang dapat dimusyawarahkan secara serius dengan menawarkan imbalan dan perangsang positif. Meskipun demikian, kita harus tetap bertanya apakah secara etis dapat dibenarkan jika menggunakan imbalan materi untuk mempercepat perubahan pelaku dalam intervensi sosial.

Mengingat banyak keterbatasan kemampuan dan peluang, langkah-langkah apakah yang dapat diambil untuk melindungi kebebasan manusia dalam intervensi . tipologi usaha – usaha perlindungan yang disajikan berikut ini disusun berdasarkan perbedaan-perbedaan asumsi kemampuan untuk menangkap hakikat dan akibat-akibat dari intervensi sosial.

Informasi yang meningkat hasilnya

Jika dapat diandaikan bahwa peserta berada pada posisi untuk memahami intervensi dan melindungi kepentingan mereka sendiri manakala diberi informasi yang memadai, maka tantangannya ialah memberikan informasi ini dengan cara yang paling mungkin dapat dimengerti. Oleh karena itu, tugas utama Fasilitator ialah memasok orang yang bersangkutan dengan pemberitahuan yang jelas dan lengkap mengenai kemungkinan resiko dan manfaat dari partisipasi dalam kelompok.

Partisipasi

Partisipasi dan perundingan bersama adalah sarana efektif untuk membantu tercapainya kesepakatan. Asumsi di balik usul-usul tersebut ialah bahwa orang mempunyai kemampuan dasar

(34)

mengambil bagian dalam keputusan tentang apakah memang harus ada intervensi, kapan dan dimana intervensi itu harus berlangsung, dan bagaimana intervensi dilaksanakan.

Penguasaan

Jika dibiarkan berbuat menurut kemauan mereka sendiri, maka orang – orang yang kurang beruntung sering tidak berada dalam posisi siap untuk berpartisipasi sebagai orang-orang yang sederajat dalam perundingan mengenai penyelesaian konflik. Pemecahan paling etis ialah tidak mengandalkan pihak yang paling siap dan juga tidak mempercayakan penyelesaiannya kepada pihak luar, melainkan memperbesar kemampuan kaum lemah untuk mewujudkan kepentingan mereka sendiri. Fasilitator harus meningkatkan kemampuan pihak-pihak yang lebih lemah untuk mengambil keputusan yang paling baik dengan membantu mereka memberikan informasi yang diperlukan dan keterampilan untuk menjalankannya.

Pertanggungjawaban

Apakah Fasilitator harus bertanggungjawab untuk kegiatan mereka? jika mereka bertanggungjawab kepada siapa, dan bagaimana ?

Tiga jenispertanggungjawaban Fasilitator dapat dibedakan ke dalam pertanggungjawaban pribadi, hukum dan profesi.

Pertama adalah tanggung jawab ‘pribadi’ yang diambil oleh seseorang untuk tindakannya. Ada anggapan yang luas, yang diakui dalam pernyataan Deklarasi Universal tentang Hak Hak Asasi Manusia, bahwa individu, tanpa memperhatikan status dan profesinya, beranggungjawab secara moral atas perilakunya. Jadi Fasilitator tidak berhak untuk membunuh, menipu, membohongi, mencuri atau melanggar kode-kode moral yang diakui dalam melaksanakan suatu intervensi.

Bentuk pertanggungjawaban kedua dan ketiga ialah tanggung jawab hukum dan profesi. Fasilitator bertanggungjawab terhadap komunitas atas kerugian yang terjadi. Komunitas mempunyai hak untuk mengajukan para professional ini ke pengadilan jika mereka yakin bahwa :

• Secara professional mereka telah lalai atau tidak etis dalam menjalankan tugasnya

• Oleh karena itu mereka dirugikan, dan

• Pendekatan alternative untuk mengganti kerugian komunitas tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Pertanggungjawaban profesi harus melalui organisasi Fasilitator. Organisasi profesi harus meminta pertanggungjawaban dan mengambil langkah-langkah yang perlu. Sampai sekarang, konsep mengenai pertanggungjawaban hukum dan profesi untuk Fasilitator lebih bersifat teoritis ketimbang aktual .

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Info Data Penyulang : berfungsi untuk menampilkan informasi data-data penyulang yang terdapat pada setiap rayon (Lampiran 3).. Info Data Tiang : berfungsi untuk menampilkan

Permasalahan yang timbul yaitu pada saat trend pertumbuhan konstruksi meningkat, trend pertumbuhan produksi di tahun 2014 mengalami penurunan, sehingga perlu dilakukan

Klien yang memiliki kebutuhan komplek yang timbul dari interaksi kebutuhan fisik, medis, sosial emosional akan mendapatkan keuntungan dari perencanaan pulang pasien

Jawab: yaitu dengan meyakini bahwa Allah SWT itu mempunyai sifat maha berbicara (kalam) dan sesungguhnya Berbicaranya Allah SWT itu tidaklah sama dengan berbicaranya kita

Jadi coping adalah upaya atau cara untuk mengatasi masalah dan menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai dan respons terhadap situasi yang menjadi

Berdasarkan wawancara diatas dapat penulis simpulkan bahwa masyarakat Desa Jati Wetan melakukan strategi coping dalam menanggulangi/ mengurangi stress yang dirasakan saat

Demikian ringkasan eksekutif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) OPD Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2021 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ketiga