• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh : Oktaviani Astuti

111-14-366

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh : Oktaviani Astuti

111-14-366

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

(

ُهَمَّلَع َو َنآ ْرُقْلا َمَّلَعَت ْنَم ْمُكُرْيَخ

)

يراخبلا هاور

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan

mengajarkannya”.

(8)

PERSEMBAHAN Karya nan sederhana ini aku persembahkan untuk :

1. Bapak (Turimin) dan Ibu (Suwarti) yang telah mendoakan, membimbing, memotivasi, menasehati, serta mencurahkan segala kasih sayangnya, turut juga adik kandung saya Ahmad Rikki Subarkah.

2. Keluarga Besar Alm. Mbah Karyo Miharjo yang turut serta membantu saya, memberi semangat, motivasi, dan dukungan yang tak terhingga. 3. Keluarga Bapak Chabib Mansyuri, Ibu Siti Juwariyah, Adik Nadya Rizka

Fadhila, Adik Nazri Irsyad Adlani, dan terutama Nizar Azim Mustofa yang bersedia selalu meluangkan waktunya menemani saya dalam susah senangnya menyelesaikan skripsi ini, yang juga telah memotivasi bagi saya, menganggap saya sebagai bagian dari keluarganya dan menjadikan keluarga kedua bagi saya selama ini.

4. Sahabat-sahabat terdekat saya Eka Pratiwi, Nurul Khasanah, dan Lilis Sudarwati, yang telah menemani saya selama 4 tahun terakhir ini di Salatiga.

5. Keluarga besar Seni Musik Club (SMC) IAIN Salatiga yang telah memberikan dukungan dan memberikan pengalaman suka duka dalam hidup berorganisasi.

6. Teman-teman angkatan 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang saling suport dan mendoakan.

(9)

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW yan telah menuntun manusia menuju kebahagiaan di dunia dan akherat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi dengan judul “ Hubungan

Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 ” ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Kajur Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

(10)

5. Bapak M. Yusuf Khumaini, S. Hi, M.H, selaku Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama kuliah.

6. Segenap Dosen dan karyawan IAIN Salatiga, yang telah banyak memberikan sumbangsih keilmuan kepada penulis selama masa studi ini. 7. Kepala Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa beserta guru dan

karyawan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Islam Sudirman Ambarawa.

8. Para siswa dan siswi SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang atas kerjasamanya, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

(11)

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda, Amin. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan.

Salatiga, Agustus 2018 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

MOTTO ... v

1. Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA ... 12

a. Pengertian Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler BTA .. 12

b. Baca Tulis Al-Qur’an ... 15

(13)

2. Kemandirian Belajar PAI ... 21

a. Pengertian Kemandirian Belajar PAI ... 21

b. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar PAI ... 23

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar PAI ... 24

d. Indikator-Indikator Kemandirian Belajar PAI ... 28

3. Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA dengan Kemandirian Belajar PAI ... 28

C. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa ... 30

2. Visi dan Misi SMA Islam Sudirman Ambarawa ... 32

3. Keadaan Guru dan Siswa ... 32

4. Sarana dan Prasarana ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38

G. Metode Pengumpulan Data ... 44

(14)

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Data Hasil Angket ... 49

1. Hasil Data Angket Intensitas Ekstrakurikuler BTA ... 50

2. Hasil Data Angket Kemandirian Belajar PAI ... 51

B. Analisis Deskriptif ... 52

1. Analisis Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler BTA ... 53

2. Analisis Deskriptif Kemandirian Belajar PAI ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 57

D. Pembahasan ... 60

BAB V : PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 63

B.

Saran ... 65

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tabel 1.2 : Jumlah Guru SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019

Tabel 1.3 : Jumlah Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019

Tabel 1.4 : Sarana dan Prasarana SMA Islam Sudirman Ambarawa Tabel 1.5 : Kisi-kisi angket kegiatan ekstrakurikuler BTA

Tabel 1.6 : Kisi-kisi angket kemandirian belajar PAI

Tabel 1.7 : Rekapitulasi Uji Validitas Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Tabel 1.8 : Rekapitulasi Uji Validitas Kemandirian Belajar PAI Tabel 1.9 : Rekapitulasi Uji Reliabilitas Variabel

Tabel 2.1 : Rekapitulasi Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019

Tabel 2.2 : Rekapitulasi Kemandirian Belajar PAI Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Angket

Lampiran II : Daftar Nama Responden Lampiran III : Hasil Jawaban Angket Lampiran IV : Nilai Hasil Angket

Lampiran V : Dokumentasi Pengisian Angket Lampiran VI : Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran VII : Daftar Nilai SKK

Lampiran VIII : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran IX : Lembar Konsultasi Skripsi

(17)

ABSTRAK

Oktaviani Astuti. 2018. Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurukuler Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas XI Di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Dr. Muna Erawati, M.Si.

Kata kunci : Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dan Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Adapun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana intensitas siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang dalam mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an? 2. Bagaimana kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang? 3. Adakah hubungan intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang?

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan data angket dan dokumentasi. Penelitian berlokasi di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang. Berdasarkan jumlah populasi 351 siswa, diambil sampel sebanyak 30% yaitu 108 siswa, teknik pengumpulan data dengan kuesioner.

Temuan data dan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa : 1. Intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 sebagian besar dalam kategori baik dengan persentase 54,62%. 2. Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 sebagian besar dalam kategori baik dengan persentase 40,74%. 3. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus product moment

dengan bantuan aplikasi statistik diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar yang signifikan 0,587.

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, dan bermartabat. Pendidikan Agama dimaksud untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlakul karimah. Akhlak mulia meliputi etika, budi pekerti dan moral sebagai substansi karakter seorang muslim serta sebagai hasil proses dari manifestasi Pendidikan Agama.

(19)

Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik yang beragama Islam. Dalam pelaksanaannya, Seharusnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam mendapatkan porsi waktu yang cukup. Namun realitas pembelajaran di sekolah, Pendidikan Agama Islam mendapatkan waktu yang sangat terbatas, tiga jam pelajaran setiap minggu, akibatnya, guru Pendidikan Agama Islam merasa kurang waktu untuk menyampaikan materi secara menyeluruh, sehingga pemahaman siswa tidak maksimal.

Aspek Al-Qur’an menjadi aspek prioritas karena pembelajaran

Al-Qur’an ini meliputi membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an, dipandang perlu dipertajam dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang memerintahkan untuk belajar Al-Qur’an.

Artinya : “Bacalah dengan menyebut Tuhanmu yang menciptakan (alam semesta). Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah yang pemurah. Yang mengejarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya". (Q.S. Al-Alaq : 1-5)

(20)

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an terpadu menjadi satu dengan Pendidikan Agama Islam, di kemas dengan singkat dan ringkas agar lebih mudah dipahami.

Meski sudah diajarkan sejak jenjang sekolah dasar, namun pada realitasnya banyak siswa sekolah menengah yang belum lancar, bahkan kesulitan dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Padahal siswa diharapkan mampu membaca, menulis, dan menghafal ayat Al-Qur’an. Tanpa kemampuan membaca, menulis Al-Qur’an, berdampak pada sikap kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam yang kurang maksimal.

Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dalam aspek Al-Qur’an, Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang berinisiatif untuk mengadakan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri, memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai. Melalui ekstrakurikuler Baca Tulis

Al-Qur’an ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca,

(21)

Pelaksanaan bimbingan Al-Qur’an juga sejalan dengan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24 dan 25 yang menjelaskan bahwa, pendidikan Al-Qur’an bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal membaca, menulis, menghafal, memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an, kaitannya dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul

“HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian tentang latar belakang masalah tesebut, maka dapat penulis rumuskan beberapa permasalahan yang akan penulis kaji sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat intensitas siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman

(22)

2. Bagaimana tingkat kemandirian siswa belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang?

3. Adakah hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat intensitas siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang dalam mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.

(23)

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara teoretis

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat memperkaya kajian dalam bidang inovasi kurikulum mata pelajaran pendidikan agama Islam.

b. Manfaat secara praktis

Penelitian ini sebagai bahan upaya masukan untuk peningkatan kemandirian belajar khususnya mata pelajaran PAI mengenai kegiatan Baca Tulis Al-Quran.

E. Definisi Operasional

1. Variabel pertama yaitu intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA

(24)

2. Variabel kedua yaitu kemandirian belajar PAI

Definisi operasional kemandirian belajar PAI dalam penelitian ini adalah adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah, tanggung jawab atas apa yang dilakukannya, serta percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas secara mandiri. Diharapkan dengan adanya pembelajaran PAI dapat mengetahui, meyakini, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yang diungkap dengan angket kemandirian belajar PAI.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri tiga pokok bagian yang merupakan rangkaian dari bab ke bab lainnya dan setiap bab terdiri dari beberapa bab.

1. Bagian Pertama

(25)

2. Bagian Isi

Pada bagian isi atau batang tubuh karangan memuat :

Bab I : Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Bab kedua dibagi menjadi 3 sub bab, yaitu sub bab pertama: Kajian pustaka. Sub bab kedua: Landasan teori yang meliputi pertama intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler BTA, meliputi pengertian, tujuan BTA, metode BTA, dan indikator. Kedua yaitu kemandirian belajar PAI, meliputi pengertian, ciri-ciri, faktor yang mempengaruhi dan indikator. Ketiga yaitu hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikluer BTA dengan kemandirian belajar PAI. Sub bab ketiga: Hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian, meliputi: Jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data.

(26)

Pertama: Analisis Deskriptif tentang Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang. Kedua: Analisis Dekriptif tentang Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang. Ketiga: Analisis korelasi antara Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.

Bab V : Penutup. Terdiri dari: Simpulan, Saran-saran dan Penutup.

3. Bagian Akhir

(27)

1 A. Kajian Pustaka

Kajian tentang hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI siswa memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian jurnal maupun skripsi. Berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.

Pertama, penelitian yang berkaitan dengan hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA, penulis merujuk pada skripsi yang ditulis oleh Yogi Ari Susanto mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga tahun 2016 yang berjudul “Hubungan Antara

Intensitas Mengikuti Kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) dengan Sikap

Toleransi Beragama Siswa SMKN 1 Salatiga”. Pada penelitian ini

(28)

membahas tentang intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun yang membedakan terletak pada jenis kegiatan ekstrakurikulernya yaitu ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Sedangkan pada skripsi saudara Yogi Ari Susanto jenis ekstrakurikulernya yaitu Kerohanian Islam (Rohis).

Kajian kedua, penulis merujuk pada skripsi saudara Muhammad Afif mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan IAIN Salatiga tahun 2017

yang berjudul “Hubungan antara Kemandirian Beribadah dengan

Kemandirian Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden 55 siswa yang dilakukan dengan rancangan studi korelasi serta menggunakan metode angket dan dokumentasi. Adapun hasil temuan ini disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian beribadah dan kemandirian belajar siswa SMP N 1 Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Muhammad Afif yakni sama-sama membahas tentang kemandirian belajar. Namun yang membedakannya terletak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan skripsi saudara Muhammad Afif hubungannya dengan kemandirian belajar secara umum.

(29)

tahun 2017 yang berjudul “Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua

dengan Kemandirian Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Banyubiru

Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden 30 yang dilakukan dengan teknik pengambilan data random sampling serta rancangan studi korelasi. Pengambilan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Adapun hasil temuan ini disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Rinaldi Rachmat Irawan yakni sama-sama membahas tentang kemandirian belajar. Namun yang membedakannya terletak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan skripsi saudara Rinaldi Rachmat Irawan hubungannya dengan kemandirian belajar secara umum.

B. Landasan Teori

(30)

a. Pengertian Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata intensitas berasal

dari kata “intens” yang berarti hebat, sangat kuat, tinggi bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan), sangat emosional (tentang orang). Intensitas berarti keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Suharso dan Retnoningsih, 2011: 186-187). Jika dilihat dari sifatnya yaitu intensif maka intens dapat diartikan sungguh-sungguh serta terus menerus dalam mengerjakan sesuatu sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

(31)

adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka), baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah, dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.

Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa

Indonesia (2002:291) yaitu:”suatu kegiatan yang berada di luar

program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan

kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler

sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah tambahan jam pelajaran yang dilaksanakan diluar jam sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan bakat, minat siswa, dan memperdalam pengetahuan, serta menambah wawasan baik yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun yang tidak.

Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al Qur’an (BTQ) adalah

sebuah kegiatan membaca Al Qur’an dengan tartil, artinya jelas,

(32)

dengan memikirkan arti-arti Al Qur`an yang sedang dibaca, semua hukum tajwid dan waqof terjaga dengan baik dan benar / terpelihara dengan sempurna.

b. Baca Tulis Al-Qur’an

Baca tulis Al-Qur’an merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa untuk mengetahui tatacara membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah -kaidah yang ditetapkan dalam pembacaan dan penulisan

Al-Qur’an.

Dalam kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :

1) Tujuan

2) Pengajar/ Guru 3) Materi

Tujuan kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an membimbing siswa agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Adapun karakteristik bacaan yang baik adalah :

1) Fasih pengucapannya, sesuai dengan makhrajnya.

2) Alunan suara yang bermacam- macam sesuai dengan huruf dan kata, serta kalimatnya.

(33)

4) Lancar bacaannya, tidak terulang-ulang menyebutkan kata, dan tidak memotong kata-kata yang dapat merusak arti.

5) Memperhatikan panjang pendeknya, idghom, waqaf, iqlab, dan sebagainya.

Selain faktor tujuan, guru juga memegang peran yang cukup penting, karena guru adalah orang yang mampu mengorganisasikan kegiatan belajar siswa agar dapat mencapai hasil belajar yang baik, dapat bermanfaat bagi siswa dalam kegiatan kesehariannya. Guru dituntut untuk mampu menciptakan situasi yang kondusif untuk pembelajaran. Menurut Sokah (1982), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru, yaitu :

1) Memiliki dasar pengetahuan pendidikan dan ilmu jiwa, disamping pengalaman mengajar.

2) Mengetahui bahasa Arab dengan baik, metode pangajarannya. 3) Mencintai profesinya sebagai pengajar, mencintai bahasa Arab,

serta menanamkan pada murid rasa cinta terhadap bahasa Arab. 4) Dapat mengemukakan ciri-ciri khas bahasa perantara (bahasa siswa) dan persamaan-persamaannya dengan bahasa asing, dan dapat mengetahui kesulitan-kesulitan pengucapan pada setiap bahasa karena mengetahui dasar-dasar ilmufonetik empiris.

(34)

Selanjutnya, faktor yang harus diperhatikan adalah materi pelajaran. Materi pelajaran adalah isi pelajaran yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Komponen yang ada dalam kegiatan Baca Tulis Al-qur’an adalah sebagai berikut :

1) Tujuan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an 2) Materi Baca Tulis Al-Qur’an

3) Peserta/ siswa

4) Guru pengajar Baca Tulis Al-Qur’an 5) Metode pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Dalam belajar membaca Al-Qur’an terdapat metode belajar yang sangat variatif karena belajar membaca Al-qur’n bukan hanya sekedar mengenakan huruf-huruf arab beserta syakal yang menyertainya, akan tetapi harus juga mengenalkan segala aspek yang terkait dengannya. Dengan demikian Al-Qur’an dapat dibaca sebagaimana mestinya, yakni sesuai dengan kaidah dan aturan-aturan yang berlaku.

Anggranti (Jurnal Intelegensia, No. 1, April 2016: 108-111) menyebutkan ada beberapa metode pembelajaran baca tulis

Al-Qur’an, yaitu;

(35)

Metode iqro’ adalah cara cepat membaca al-qur’an yang terdiri dari 6 jilid, dilengkapi buku tajwid praktis dan dalam waktu relatif singkat. Metode ini dalam praktek pelaksanaanya tidak membutuhkan alat-alat yang bermacam-macam dan metode ini dapat ditekankan pada bacaan (mengeluarkan bacaan huruf ata suara huruf al-qur’an) dengn fasih dan benar

sesui makhrojnya dan bacaannya. Metode iqro’ secara praktis

terbagi atas tiga bentuk, diantaranya; a) Privat

Bentuk ini sering disbut dengan metode drill, yaitu cara mengajar yang dilakukan oleh ustadz dengan jalan melatih ketrampilan baca pada anak didik terhadap bahan yang telah diberikan. Cara ini dilakukan dengan berhadapan langsung antara ustadz dengan anak didik. Cara ini terbagi dalam tiga teknis, diantaranya; (1) listening skill; siswa berlatih untuk mendengarkan bunyi huruf yang ada dalam

buku paket iqro’ dari ustadz, (2) oral drill; siswa berlatih dengan lisannya untuk mengucapkan apa yang didengar dari ustadz, (3) reading drill; siswa berlatih untuk membaca huruf yang telah didengar dan diucapkan.

b) Klasikal

(36)

mencapai suatu tujuan secara bersama-sama. Cara dimaksudkan untuk mendapatkan timbal balik antara individu agar saling mempercayai dan menumbuhkan rasa sosialisasi antar sesama teman.

c) Bentuk Mandiri

Bentuk ini sering disebut dengan metode pekerjaan rumah yaitu cara mengajar yang dilakukan ustadz dengan jalan memberi tugas khusus pada anak didik untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran.

2) Metode Qira’aty

Metode ini adalah cara cepat membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada praktek baca Al-Qur’an sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Sesuai dengan latar belakang atau sejarah

awal adanya metode qira’aty ini, maka metode ini mempunyai

suatu strategi serta prinsip dalam pembelajaran. 3) Metode Tartil

(37)

c. Indikator Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Menurut Khoiriyah (2013: 12-13) indikator-indikatornya sebagai berikut:

1) Kehadiran dalam mengikuti kegiatan ekstakurikuler BTA Dalam penelitian ini yang dimaksud kehadiran mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA yaitu seberapa sering siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA yang diadakan di sekolah.

2) Semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA

Semangat merupakan perasaan yang muncul dari dalam jiwa. Semangat itu merupakan keinginan dan tekad yang kuat. Jadi, semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA yaitu kemauan dan keinginan yang kuat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA yang ada di sekolah dengan giat dan antusias.

3) Kesungguhan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA

(38)

ekstrakurikuler BTA hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh karena agar ilmu yang didapat tidak sia-sia.

2. Kemandirian Belajar PAI

a. Pengertian Kemandirian Belajar PAI

Suatu pembelajaran ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu proses pembelajaran dan hasil belajar, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah kemandirian dalam pembelajaran PAI.

(39)

Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhairani, 1983: 27).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha yang terencana untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik, sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Agama Islam, serta memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt, sesama manusia, dan lingkungan sekitar.

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud disini adalah mata pelajaran yang mana materi dalam pembelajaran mata pelajaran ini meliputi aqidah akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan

Islam, qur’an hadist, dan bahasa Arab. Akan tetapi pembelajaran

mapel PAI antara sekolah umum dengan madrasah sangat berbeda jauh. Di sekolah umum rumpun materi tersebut dijadikan satu jadi mata pelajaran PAI, sedangkan untuk sekolah madrasah mata pelajaran PAI dipecah menjadi lima mata pelajaran berdasarkan uraian diatas.

(40)

Kemandirian belajar terdiri dari dua kata yaitu kemandirian dan belajar. Agar lebih mudah dipahami tentang pengertian kemandirian belajar, peneliti akan menjabarkan dua kata tersebut. Menurut Mujiman (2007: 1) Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motivasi mengenai suatu kompetensi yang dimiliki. Sedangkan pengertian mandiri menurut Sutarno (2005 : 160) mandiri mengandung pengertian sanggup berdiri sendiri dan melaksanakan semua kegiatan dengan baik.

Sedangkan menurut Hurlock (2000: 58) kemandirian belajar adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan baik dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini siswa mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.

(41)

b. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar PAI

Chabib Thoha (1996 : 124) menyebutkan ciri-ciri sikap kemandirian belajar dapat dirumuskan dalam delapan ciri sebagai berikut :

1) Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif, 2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, 3) Tidak lari atau menghindari masalah,

4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam,

5) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain,

6) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain,

7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan, 8) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

(42)

Menurut Syah (2013:130-136) belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi 2 aspek, yakni :

a) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis merupakan kondisi umum jasmani dan

tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, sehingga dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. b) Aspek Psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek yang bersifat Rohaniyah. Faktor-faktor Rohaniyah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut : tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar siswa yang terdiri dari 2 macam yakni :

(43)

Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar siswa yaitu lingkungan sosial seperti lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat. Hal itu juga dapat mempengaruhi dampak baik dan buruk seorang siswa dalam belajar.

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Sedangkan menurut Chabib Thoha (1996:124-125) faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dapat dibedakan dari dua arah, yakni :

1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam dari anak antara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Disamping itu intelegensi anak juga berpengaruh terhadap kemandirian anak.

2) Faktor dari luar

Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah:

(44)

b) Keluarga, meliputi aktifitas pendidikan dalam keluarga, kecendrungan cara mendidik anak, cara memberikan penilaian kepada anak bahkan sampai cara hidup orang tua berpengaruh terhadap kemandirian anak.

c) Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja sebagai siswa.

d) Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja atau siswa.

(45)

d. Indikator-Indikator Kemandirian Belajar PAI

Menurut Desmita (2009) indikator-indikator kemandirian belajar adalah sebagai berikut :

a) Adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar.

b) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah.

c) Tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

d) Percaya diri dan melaksanakan tugas –tugas secara mandiri. 3. Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA dengan

Kemandirian Belajar PAI

Kegiatan ekstrakurikuler menurut Depdiknas (2003) adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling. Sedangkan fungsinya, seperti yang dijelaskan dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Depdikbud (1995:134) yaitu : a) Mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, b) Sebagai usaha pemantapan dan pembentukan kepribadian siswa, c) Mengarahkan pribadi siswa ke arah kemampuan mandiri, percaya diri, dan kreatif.

(46)

memperdalam mempelajari Al-Qur’an. Kegiatan ekstrakurikuler BTA ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang tepat untuk membentuk sikap kemandirian belajar PAI. Yang mana dalam pembelajaran PAI terdapat aspek Al-Quran yang diwajibkan bagi siswa untuk bisa membaca dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat dari fungsi kegiatan ekstrakurikuler BTA. Salah satu bentuk dari fungsi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam hal membaca, menulis, menghafal, memahami dan mengamalkan kandungan Al-Quran serta menanamkan sikap kedisiplinan dan kemandirian belajar, sehingga kegiatan ekstrakurikuler BTA saling berhubungan dengan kemandirian belajar PAI.

C. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai dugaan awal adalah bahwa:

“Ada hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas X di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten

(47)

30 A. Jenis Penelitian

Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan penelitian untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang terjadi pada suatu saat di tengah obyek penelitian (Singarimbuan & Efendi, 1989 : 70). Penelitian ini termasuk penelitian melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji statistik yang korelasional bertujuan untuk mencari hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa, Kabupaten Semarang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Sudirman Ambarawa tepatnya di Jl. Jend. Sudirman No.2A, Tanjungsari, Kupang, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah dan dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai dengan selesai.

Adapun gambaran umum tentang SMA Islam Sudirman Ambarawa yaitu :

1. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa

SMA Islam Sudirman Ambarawa adalah sekolah menengah atas yang ada di Kec. Ambarawa Kab. Semarang. Berikut ini adalah profil lengkap SMA Islam Sudirman Ambarawa adalah :

(48)

Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa

1 Nama Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa

2 NSS/NPSN 304032210003/20320373

3 Provinsi Jawa Tengah

4 Kecamatan Ambarawa

5 Desa/Kelurahan Kupang

6 Jalan dan nomor JL. Jend. Sudirman No. 2A Ambarawa

7 Kode Pos 50612

8 Akreditasi A

9 Email smaissuda@yahoo.co.id

10 Jenjang SMA

11 Status Swasta

13 Situs www.smaissuda.sch.id

14 Yayasan Penyelenggara Yayasan Pusat Pendidikan Islam Sudirman

15 Tahun berdiri 1 Desember 1977

16 Ijin Operasional Kanwil Depdikbud tanggal, 1 April 1978, Nomor 154/ II/ S.A/ 1978 17 Waktu Belajar Sekolah Pagi

18 Nomer Telepon +6298592479, 596373, 595269

(49)

a. Visi SMA Islam Sudirman Ambarawa

“Terwujudnya pribadi yang Islami, berjiwa Pancasila, cerdas, mandiri dan berwawasan global”.

b. Misi SMA Islam Sudirman Ambarawa

1) Mewujudkan siswa yang Islami, berjiwa Pancasila, berpikir kritis dan kreatif.

2) Membekali siswa dengan keilmuan, ketrampilan dan kewirausahaan.

3) Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dalam persaingan internasional.

3. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru

Dalam proses pembelajaran guru merupakan elemen penting untuk menentukan keberhasilan program pengajaran, maka dari itu guru dituntut memiliki kemampuan, baik dalam menguasai materi ataupun pengelolaan kelas. Adapun jumlah guru SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019, dapat dilihat pada rincian berikut :

Tabel 1.2

(50)

Tahun Pelajaran 2018/2019 Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019, dapat dilihat pada rincian berikut :

Tabel 1.3

(51)
(52)

Ruang Jumlah Luas (M2) Ada Kurang

WC Guru 8 16

Lab IPA 3 - 292

Aula 1 180

TRRC 1 24

Lab. Komputer 2 96

Lab. Bahasa 1 96

Multimedia 1 88

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019 yang secara keseluruhan berjumlah 351 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian ditetapkan melalui teknik acak (random tingkat kelompok kelas). Sesuai dengan pendapat Singarimbun (1982: 106) ditentukan tiga kelas yang akan diambil sebagai sampel dari kelas XI dengan besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10% populasi. Sampel yang penulis teliti sebanyak 108 siswa.

(53)

Variabel penelitian adalah yang akan terjadi pada objek penelitian. Sedang variabel sendiri artinya adalah konsep yang lebih dari satu nilai. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

1. Variabel pertama yaitu intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an. Adapun variabel ini mempunyai indikator-indikator sebagai berikut :

a. Kehadiran dalam kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an b. Semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis

Al-Qur’an dengan cara mengikuti instruksi dari guru BTA

c. Kesungguhan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Quran melalui rasa ingin tahu yang tinggi, untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan ditunjukan melalui pengajuan pertanyaan apabila menemukan kesulitan

2. Variabel kedua yaitu kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam. Adapun variabel ini mempunyai indikator sebagai berikut :

a. Adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah

c. Tanggung jawab atas apa yang dilakukannya

d. Percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas secara mandiri

(54)

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpukan data (Arikunto, 2011: 68). Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa.

Ada beberapa indikator keperilakuan yang memadai antara intensitas mengikuti ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI. Untuk indikator intensitas mengikuti ekstrakurikuler BTA ada 3 indikator, sedangkan indikator kemandirian belajar PAI ada 4 indikator yaitu dengan menggunakan model skala Likert skoring dengan 4 poin yang mana skor untuk jawaban SS (sangat sesuai): 4, S (setuju): 3, TS (tidak sesuai): 2, STS (sangat tidak sesuai): 1. Jumlah angket masing-masing variabel adalah 15.

Tabel 1.5

Kisi-kisi angket kegiatan ekstrakurikuler BTA

No Indikator Keperilakuan No Aitem Jumlah Aitem

1. Kehadiran Siswa 1, 2, 3, 4, 5 5

2. Semangat Siswa 6, 7, 8, 9, 14 5

3. Kesungguhan Siswa 10, 11, 12, 13, 15

5

(55)

Tabel 1.6

Kisi-kisi angket kemandirian belajar PAI

F. U j

i Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Intrumen yang reliabel berarti intrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang valid dan reliabel belum tentu akan menghasilkan data yang valid dan reliabel. Hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi yang diteliti, peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan intrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. (Sugiyono, Wibowo, 2004 ; 220)

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen No Indikator Keperilakuan No Aitem Jumlah Aitem

(56)

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Arikunto, 2002 ; 144-145). Tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengungkap aspek yang diselidiki secara tepat, dengan kata lain harus memiliki tingkat ketepatan dalam mengungkap aspek-aspek yang diukur.

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengukur atau menilai apakah alat ukur yang digunakan sudah tepat dan cermat dalam mengukur fungsi ukurannya. Maka dari itu angket yang baik harus memenuhi syarat validitas sehingga perlu diadakan pengujian validitas. Untuk mengetahui hasil korelasi antara skor item dengan skor total dapat diperoleh melalui bantuan SPSS 16 for windows.

a. Uji Validitas Variabel Pertama

Uji butir soal untuk variabel pertama, hasil yang diuji akan menghasilkan data yang menunjukkan bahwa data dinyatakan valid dan tidak valid. Dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid. Nilai r tabel diperoleh dari

n=108 ; α= 5% diperoleh nilai r tabel sebesar 0,189 dan 1%

(57)

Tabel 1.7

Rekapitulasi Uji Validitas Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa

(58)

Dari hasil validitas angket di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 butir soal pertanyaan, semuanya dinyatakan valid. Dengan demikian, 15 butir pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019.

b. Uji Validitas Variabel Kedua

Uji butir soal untuk variabel kedua, hasil yang diuji akan menghasilkan data yang menunjukkan bahwa data dinyatakan valid dan tidak valid. Dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid. Nilai r tabel diperoleh dari

n=108 ; α= 5% diperoleh nilai r tabel sebesar 0,189 dan 1%

diperoleh nilai r tabel sebesar 0,246. Adapun analisa data ditampilkan di tabel berikut ini :

Tabel 1.8

Rekapitulasi Uji Validitas Kemandirian Belajar PAI Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tahun Pelajaran 2018/2019

(59)

Soal Hitung 5% 1%

Dari hasil validitas angket di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 butir soal pertanyaan, semuanya dinyatakan valid. Dengan demikian, 15 butir pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019.

(60)

Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto, 2002 ; 154) Tes dikatakan realiabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompok individu yang sama dengan kata lain tes itu memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek-aspek yang hendak diukur.

Sebagai dasar untuk melakukan analisis, dalam uji realibilitas ini akan diketahui tingkat kehandalan dari suatu pengukuran dengan menggunakan butir pertanyaan yang terdapat pada variabel yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu instrumen penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkkan jika sudah terbukti validitas dan reabilitasnya.

Formula yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas yaitu Cronbach Alpha dengan bantuan aplikasi statistik hasilnya memperlihatkan hasil uji untuk variabel pertama yaitu 0,868 dan koefisien variabel kedua yaitu 0,874.

Tabel 1.9

Rekapitulasi Uji Reliabilitas Variabel

Variabel Cronbach’s Alpha Kriteria Intensitas Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler BTA

(61)

Kemandirian Belajar PAI 0,874 Reliabel

Makna dari koefisien Cronbach’s Alpha di atas adalah bahwa hasil koefisien reliabilitas dikatakan reliabel dikarenakan nilai hasil uji instrumen tersebut lebih besar dari hasil nilai r tabel yaitu untuk taraf signifikansi 5% (0,189) dan 1% (0,246) serta semakin mendekati angka 1,0 . Sesuai dengan pendapatnya Azwar (2001:18) bahwa koefisien yang besarnya semakin mendekati angka 1,0 menunjukkan semakin kuatnya reliabilitas sedangkan koefisien yang semakin kecil mendekati angka 0,0 berarti semakin lemah tingkat reliabilitasnya. Pendapat Ghozali (2013:48) juga mengatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s

Alpha > 0,70. Sehingga dari hasil uji reliabilitas diatas menghasilkan nilai variabel pertama (0,868) dan variabel kedua (0,874) tersebut mendekati angka 1,0 dan > 0,70.

Dari hasil reliabilitas angket di atas dapat disimpulkan bahwa angket yang digunakan untuk penelitian dinyatakan reliabel. Dengan demikian, angket tersebut dapat digunakan untuk mengetahui intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019.

(62)

Dalam mengadakan suatu penelitian metode mempunyai peranan penting karena metode adalah cara yang harus dilakukan di dalam mengumpulkan data yang dapat dijadikan kerangka penelitian, sehingga akan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Hadi,2000 : 142)

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode Dokumentasi

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2000: 135). Hal ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah besar data yang tersedia seperti kondisi umum sekolah, bagan/struktur organisasi sekolah, kegiatan pembelajaran, keadaan guru, siswa, karyawan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan variabel penelitian.

2. Metode Kuesioner (Angket)

(63)

H. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang. Peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan analisis statistik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. Teknik analisis data dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase Perolehan F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

(64)

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun tekniknya dari hasil analisis lebih lanjut dengan menggunakan statistik. Dalam hal ini intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler merupakan variabel X dengan kemandirian belajar PAI merupakan variabel Y, maka dapat disimpulkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Adapun langkah-langkah penghitungannya sebagai berikut :

a. Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi.

b. Mencari nilai korelasi antara variabel dependen dengan variabel

independen, menggunakan rumus korelasi Product Moment

sebagai berikut:

r : Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y. X : Skor variabel X (intensitas mengikuti ekstakurikuler

BTA).

(65)

N : Jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian.

Akan tetapi, untuk mempermudah menghitung rumus korelasi

product moment tersebut, penulis akan menggunakan bantuan aplikasi komputer yang mana hal tersebut akan mempercepat menghitung hasil dari korelasi tersebut.

3. Analisis Lanjut

Analisis lanjut adalah jawaban atas benar tidaknya hipotesis yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui pembuktian mengenai intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam. Dan akan dibandingkan atau dikonsultasikan besarnya r observasi yang telah diperoleh dengan r tabel pada taraf signifikan 1% dan 5%.

Jika “ro” sama dengan atau lebih besar dari “rtabel”, maka hasilnya

(66)

49 A. Analisis Data Hasil Angket

Penulis menggunakan angket yang berisi indikator intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 15 item dan indikator kemandirian belajar PAI sebanyak 15 item untuk memperoleh data tentang hubungan intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kemandirian belajar PAI pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2018/2019. Setiap item pertanyaan terdapat 4 jawaban yaitu, SS, S, TS, STS dengan skor penilaian sebagai berikut :

a. Untuk jawaban SS dengan skor nilai 4 b. Untuk jawaban S dengan skor nilai 3 c. Untuk jawaban TS dengan skor nilai 2 d. Untuk jawaban STS dengan skor nilai 1

(67)

Keterangan :

i = interval ideal Xt = nilai tertinggi ideal Xr = nilai terendah Ki = kelas interval

1. Hasil Data Angket Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler BTA

Dapat diperoleh dari data hasil angket penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler BTA yaitu nilai tertinggi adalah 60 dan nilai terendah 31 dengan menggolongkan data tersebut kedalam 4 kelas, sesuai dengan rumus interval diatas maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu :

(68)

baik, cukup baik, dan kurang baik dengan pengelompokan skor nilai sebagai berikut :

a) Untuk kategori sangat baik mendapatkan skor nilai antara 53-60 yaitu ada 21 responden

b) Untuk kategori baik mendapatkan skor nilai antara 45-52 yaitu ada 59 responden

c) Untuk kategori cukup baik mendapatkan skor nilai antara 37-44 yaitu ada 22 responden

d) Untuk kategori kurang baik mendapatkan skor nilai antara 29-36 yaitu ada 6 responden

2. Hasil Data Angket Kemandirian Belajar PAI

(69)

Jadi, kemandirian belajar PAI ini dapat dikategorikan dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik dengan pengelompokan skor nilai sebagai berikut : a) Untuk kategori sangat baik mendapatkan skor nilai antara

53-60 yaitu ada 6 responden

b) Untuk kategori baik mendapatkan skor nilai antara 45-52 yaitu ada 44 responden

c) Untuk kategori cukup baik mendapatkan skor nilai antara 37-44 yaitu ada 42 responden

d) Untuk kategori kurang baik mendapatkan skor nilai antara 29-36 yaitu ada 16 responden

B. Analisis Deskriptif

(70)

Keterangan:

P = Presentase skor F = Frekuensi

N = Jumlah reponden

1. Analisis Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler BTA

Berdasarkan data dari hasil penelitian tentang intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 diketahui rekapitulasi sebagai berikut :

a. Untuk kategori sangat baik antara skor 53-60 yaitu ada 21 responden

b. Untuk kategori baik antara skor 45-52 yaitu ada 59 responden

=

(71)

c. Untuk kategori cukup baik antara skor 37-44 yaitu ada 22 responden

=

= 20,37%

d. Untuk kategori kurang baik antara skor 29-36 yaitu ada 6 responden

=

= 5,56%

Tabel 2.1

Rekapitulasi Kegiatan Ekstrakurikuler BTA Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Sangat Baik 53-60 21 19,45%

2 Baik 45-52 59 54,62%

3 Cukup Baik 37-44 22 20,37%

4 Kurang Baik 29-36 6 5,56%

Jumlah 108 100%

(72)

Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 dibagi menjadi 4 kategori yaitu kategori sangat baik sebesar 19,45% dengan jumlah 21 responden, kategori baik sebesar 54,62% dengan jumlah 59 responden, kategori cukup baik sebesar 20,37% dengan jumlah responden 22, dan kategori kurang baik sebesar 5,56% dengan jumlah 6 responden. Sehingga tingkat intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 tergolong kategori baik yaitu sebesar 54,62%.

Dengan demikian pernyataan diatas menjawab tujuan yang pertama yaitu “Untuk mengetahui tingkat intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA pada siswa kelas XI SMA Islam

Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019.”

2. Analisis Deskriptif Kemandirian Belajar PAI

Berdasarkan data dari hasil penelitian tentang kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 diketahui rekapitulasi sebagai berikut :

a. Untuk kategori sangat baik antara skor 53-60 yaitu ada 6 responden

(73)

b. Untuk kategori baik antara skor 45-52 yaitu ada 44 responden

c. Untuk kategori cukup baik antara skor 37-44 yaitu ada 42 responden

d. Untuk kategori kurang baik antara skor 29-36 yaitu ada 16 responden

Tabel 2.2

(74)

No. Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Sangat Baik 53-60 6 5,56%

2 Baik 45-52 44 40,74%

3 Cukup Baik 37-44 42 38,89%

4 Kurang Baik 29-36 16 14,81%

Jumlah 108 100%

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 dibagi menjadi 4 kategori yaitu kategori sangat baik sebesar 5,56% dengan jumlah 6 responden, kategori baik sebesar 40,74% dengan jumlah 44 responden, kategori cukup baik sebesar 38,89% dengan jumlah responden 42, dan kategori kurang baik sebesar 14,81% dengan jumlah 16 responden. Sehingga tingkat intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019 tergolong kategori baik yaitu sebesar 40,74%.

Dengan demikian pernyataan di atas menjawab tujuan yang

kedua yaitu “Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar PAI

pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun

Pelajaran 2018/2019.”

(75)

Tujuan yang ketiga yaitu untuk mengetahui hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis

Al-Qur’an dengan kemandirian belajar Pendidikan Agama Islam pada

siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment, akan tetapi penulis akan menghitung rumus korelasi tersebut menggunakan bantuan aplikasi komputer. Hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel.

Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi (r) kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 108 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,189 dan pada taraf signifikansi 1% yaitu 0,246. Jika r hitung > r tabel, maka ada hubungan yang positif antar variabel. Jika r hitung < r tabel maka tidak hubungan yang positif antar variabel.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 for windows diperoleh nilai sebagai berikut :

Tabel 2.3

Hasil Analisis Product Moment Correlations

ekstrakurikuler _BTA

(76)
(77)

Dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi antar variabel itu signifikan menerima, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019. Sehingga berdasarkan data-data yang penulis peroleh maka hipotesis terbukti atau diterima.

D. Pembahasan

Analisis korelasional data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BTA dengan kemandirian belajar PAI siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang telah dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan program aplikasi SPSS 16 for window yang menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,587 lebih besar dari r tabel 0,189 pada taraf signifikan 5% dan 0,246 pada taraf signifikan 1% dan jumlah responden 108 siswa.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh saudara Muhammad Afif (2017) yang berjudul

“Hubungan antara Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian

(78)

Pelajaran 2016/2017” yang menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian beribadah dan kemandirian belajar siswa SMP N 1 Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitiannya yaitu diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,286 dengan taraf signifikansi 5% (0,345) dan 1% (0,266) sehingga jika dibandingkan dengan r tabel, nilai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel.

Konfirmasi hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu juga mendukung adanya temuan penelitian penulis yaitu penelitian yang dilakukan oleh saudara Rinaldi Rachmat Irawan (2017) yang

berjudul “Hubungan Intensitas Bimbingan Orang Tua dengan

Kemandirian Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Banyubiru

Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” yang

menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitiannya yang diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,926 dengan taraf signifikansi 5% (0,361) dan 1% (0,456) sehingga jika dibandingkan dengan r tabel, nilai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel.

(79)

“Fungsi intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk

mengembangkan kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik melalui

pengembangan kapasitas”. Sehingga ini menunjukkan pentingnya

dengan adanya peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) akan memberikan dampak rasa kemandirian dalam melakukan setiap langkah yang ingin dilaluinya terutama dalam kemandirian belajar khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

(80)

63 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang intensitas mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dengan kemandirian belajar PAI pada siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang, dan uraian pada bab-bab sebelumnya dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019 dikategorikan baik hal ini dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu :

a. Untuk kategori sangat baik dengan persentase 19,45% yang

berjumlah 21 siswa

b. Untuk kategori baik dengan persentase 54,62% yang berjumlah

59 siswa

c. Untuk kategori cukup baik dengan persentase 20,37% yang

berjumlah 22 siswa

d. Untuk kategori kurang baik dengan persentase 5,56% yang

(81)

2. Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019 dikategorikan baik hal ini dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu :

a. Untuk kategori sangat baik dengan persentase 5,56% yang

berjumlah 6 siswa

b. Untuk kategori baik dengan persentase 40,75% yang berjumlah

44 siswa

c. Untuk kategori cukup baik dengan persentase 38,89% yang

berjumlah 42 siswa

d. Untuk kategori kurang baik dengan persentase 14,81% yang

berjumlah 16 siswa

Gambar

Tabel 1.3
Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana
Tabel 1.5
Tabel 1.6 Kisi-kisi angket kemandirian belajar PAI
+4

Referensi

Dokumen terkait

Inspektorat Jenderal adalah Unit Eselon I dari Kementerian Perhubungan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pendapat-pendapat, perasaan-perasaan, hak-hak serta kebutuhan- kebutuhan tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan

smartphone mengakses fungsi pengecekan level baterai pada sistem operasi android. Selanjutnya, data level pengisian baterai tersebut dibuatkan algoritmanya agar level

judul Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir. (BBL), Nifas, dan Perencanaan Keluarga Berencana (KB) pada Ny.S G 2 P 1 A 0

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V MI Al Mujahidin desa Setarap Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu pada semester II tahun pelajaran

Hasil dari penelitian ini menunjukkan Tabloid Jubileum adalah media yang efektif karena berisi informasi tentang nilai dan tujuan; identitas, aktivitas,

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN JENIS RAGI (Saccharomyces cerevisiae Dan Debaryomyces hanseii) TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG.. KARET (Manihot

konsep yang akan diterapkan pada desain museum seni rupa.. modern secara lengkap