• Tidak ada hasil yang ditemukan

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

Dalam sistem pemancar televisi, khususnya yang bersifat relay transmisi, sinyal informasi yang diterima dari sumber akan dikuatkan dan kemudian diteruskan ke tujuan selanjutnya. Sistem pemancar tersebut pada umumnya memiliki input sinyal informasi yang lebih dari satu sumber atau hanya satu sumber tetapi membutuhkan peralatan pendukung sebagai peralatan cadangan (Back-Up) terlebih jika salah satu sistem penerima mengalami gangguan. Sehingga dibutuhkan untuk memindahkan input yang satu ke input yang lain yang memiliki kualitas lebih baik dan yang ingin ditransmisikan.

Pemindahan input transmitter dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan pen-jumper-an atau memasang kabel penghubung melalui suatu perangkat panel penghubung (Patching panel). Namun, yang menjadi kendala adalah pemasangan kabel penghubung (Jumper) sering kali tidak efisien, selain membutuhkan energi, tenaga dan keakuratan, juga membutuhkan jedah waktu pemasangan, sehingga terdapat jedah waktu dimana pemancar kehilangan sinyal input (Blank). Olehnya itu, dibutuhkan perangkat penyaklaran (Switcher) yang lebih handal dari segi kecepatan dan lebih efisien dari segi fungsinya.

Berikut ini adalah salah satu bentuk dari Modul Switcher (Router) yang telah didesain sedemikian rupa hingga memiliki fungsi yang dapat diandalkan. Switcher ini merupakan rangkaian switcher 4x2, yakni memiliki 4 (empat) masukan (input device) yang akan dipilih untuk diteruskan ke jalur keluaran (Output). Output Switcher ini sendiri memiliki 2 (dua) jalur keluaran. Satu untuk jalur monitoring (Disable State) dan yang lain untuk jalur ke transmitter/ Main (Enable State). Dimana kedua jalur keluaran ini terpisah dan tidak akan saling mempengaruhi.

Switcher ini terdiri dari 4 (empat) bagian, dimana setiap bagian memiliki fungsi masing-masing yang bekerja dan saling terintegrasi hingga membentuk fungsi Switcher (Router) Video/ Audio. Berikut bagian-bagiannya:

1. Switcher Trigger Block 2. Switcher Relay Block

3. Delay Power Supply (with Driver Switcher Trigger) 4. Port I/O

(2)

Input Port V/A Output Port V/A Switcher Relay Block Power Supply Block Driver Switcher Trigger Switcher Trigger Block Detail

Ro

u

tin

g

Sw

it

ch

er

4

x

2

Receiver1 TT1220 (source 1 V/A) Transmitter/ Main (enable State) Power Supply Block Video/Audio Monitoring Equipment (Disable State) Receiver2 TT1260 (source 2 V/A)

DVD1 for local Prog. (Optional source V/A)

DVD1 for local Prog. (Optional source2 V/A)

(3)

Berikut penjelasan masing-masing bagian: 1. Switcher Trigger Block

Tombol Logika

Enable/Disable Tombol Logika Masukan Indikator Output Enable

Switcher Trigger

Indikator Output Disable Switcher Trigger

(4)

Blok rangkaian ini adalah blok rangkaian yang terkompleks daripada blok rangkaian yang lain. Oleh karena yang terkompleks, maka rangkaian ini merupakan blok yang paling penting dan utama. Rangkaian inilah yang akan menggerakkan Switch Relay dimana sinyal Audio dan Video dari berbagai input dipilih untuk diteruskan atau diputuskan berdasarkan pilihan user.

Rangkaian ini terdiri dari 3 (tiga) bagian dasar, yakni tombol logika masukan, rangkaian penentu prioritas dan rangkaian penahan logika (Latch).

Tombol Logika Masukan

Tombol logika masukan adalah tombol yang disediakan agar user dapat menggunakannya untuk memilih 1 (satu) dari 4 (empat) jalur masukan dimana setiap tombol mewakili selector input device yang akan diteruskan ke jalur keluaran setelah melalui switcher relay. Selain dari tombol logika masukan, terdapat juga sebuah tombol logika Enable/Disable yang berfungsi untuk merubah mode penyaklaran. Pada saat tombol berada pada posisi Enable, maka rangkaian Switcher Trigger akan bekerja untuk men-trigger Switcher Relay yang jalur keluarannya menuju ke pemancar untuk ditransmisikan. Sebaliknya jika tombol tersebut berada pada posisi Disable, maka rangkaian Switcher Trigger hanya bekerja untuk men-trigger Switcher Relay yang jalur keluarannya menuju ke Video/ Audio Monitoring.

Rangkaian Penentu Prioritas

Rangkaian ini merupakan rangkaian yang tersusun dari berbagai gerbang logika yang membentuk suatu formula dan fungsi tertentu yang menentukan prioritas dari tombol logika, dimana prioritas tertinggi berada pada tombol logika pertama dan berurutan hingga tombol logika keempat yang memiliki prioritas terendah.

Jika terdapat lebih dari satu tombol logika pemilih input yang tertekan baik sengaja maupun tidak disengaja, maka yang akan aktif hanya ada satu, yaitu tombol logika yang memiliki prioritas yang paling tinggi dari pada yang lain. Sehingga dengan demikian, keadaan beradu input yang dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal dapat dihindari.

Rangkaian penentu prioritas ini dapat pula disebut sebagai rangkaian proteksi. Rangkaian Penahan Logika

Setelah melalui rangkaian penentu prioritas, sinyal logika dari tombol logika kemudian diteruskan ke rangkaian penahan (Latch). Rangkaian ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi logika terakhir yang diperoleh dari tombol logika, sehingga pada saat rangkaian Switcher Trigger beralih mode operasi dari Enable ke disable atau sebaliknya (saat tombol logika Enable/Disable ditekan), kondisi pada keluaran dapat dipertahankan.

(5)

Keluaran dari rangkaian Switcher Trigger terdiri dari 8 (delapan) jalur trigger. 4 (empat) jalur trigger untuk sisi Enable (Sisi untuk menggerakkan relay-relay yang menghubungkan keluaran device ke input Exciter Transmitter) dan terdapat 4 (empat) trigger untuk sisi Disable (Sisi untuk menggerakkan relay-relay yang menghubungkan keluaran device ke peralatan monitoring).

Kondisi salah satu sisi akan tetap bertahan pada posisi terakhir meskipun telah beralih mode operasi. Sebagai contoh, pada saat Switcher Trigger berada pada mode Enable, kemudian user memilih untuk menekan tombol logika masukan nomor urut 3 (tiga), maka yang akan ditransmisikan oleh pemancar adalah input device pada jalur 3. Selanjutnya, ketika Switcher Trigger diubah mode operasinya ke mode Disable (dengan cara menekan tombol Enable/Disable), kemudian user memilih untuk menekan tombol logika masukan nomor urut 2 (dua), maka yang akan termonitor di layar monitoring adalah input device pada jalur 2, dan yang ditransmisikan oleh pemancar adalah tetap input device jalur 3.

(6)

2. Switcher Relay Block

(7)

Audio Output Port, Out 1 = Out for Enable Out 2 = Out for Disable Video Input Port (Device 1 - 4)

Video Output Port,

Out 1 = For Enable/Transmit Out 2 = For Disable/Monitoring

(8)

Blok rangkaian ini adalah kumpulan dari beberapa relay elektronik yang terangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan susunan fungsi saklar yang akan menghubungkan sinyal input dengan output berdasarkan tombol input logika yang dipilih oleh user.

Relay OMRON ini membutuhkan suplai tegangan dari Power Supply sebesar 5 Volt sesuai dengan spesifikasinya. Suplai tegangan ini diperoleh dari rangkaian pemicu yakni Rangkaian Switcher Relay Trigger setelah melalui Driver yang berfungsi menguatkan sinyal pemicu tersebut.

Rangkaian Switcher Relay berada di bagian akhir sebelum output port.

3. Delay Power Supply (With Driver Switcher Trigger)

Rangkaian ini merupakan rangkaian Power Supply yang dilengkapi dengan rangkaian penguat/Driver untuk Switcher Trigger. Keduanya berada dalam satu board PCB.

(9)

Delay Power Supply

Rangkaian Power Supply untuk Switcher ini memiliki waktu tunda (Delay time) sebelum rangkaian Power Supply tersebut aktif (On State). Waktu tunda tersebut berada sekitar 1 detik setelah sumber listrik masuk ke rangkaian. Alasan mengapa Power Supply ini didesain memiliki waktu tunda adalah oleh karena setelah dilakukan pengujian rangkaian Switcher Trigger menggunakan Power Supply biasa (Tanpa waktu tunda), terdapat kesalahan pada keluaran Trigger. Hal ini disebabkan oleh karena pada saat start awal, rangkaian Switcher Trigger yang terdiri dari komponen logika aktif, belum mencapai kondisi yang stabil. Seperti yang kita ketahui, baik CMOS maupun komponen TTL, tersusun dari beberapa komponen dasar yang bersifat bipolar transistor untuk membentuk fungsi logika tertentu. Saat start awal ketika supply electron diberikan, transistor-transistor penyusun fungsi logika tersebut berada dalam kondisi pacu (transistor saling berpacu untuk mencapai kondisi logika 1 atau 0) dan dalam kondisi tersebut bisa saja terjadi kesalahan logika tergantung dari karakteristik kecepatan aktif dari transistor-transistor tersebut dengan kata lain transistor-transistor tersebut saling beradu.

Dengan adanya waktu tunda, transistor-transistor penyusun fungsi logika akan diberi waktu sejenak untuk berada pada kondisi aktif dan stabil sehingga siap untuk menerima input logika yang diberikan pada basisnya. Dengan demikian, kesalahan logika terhadap kondisi pacu dapat dihindari.

(10)

Driver Switcher Trigger

Rangkaian ini pada dasarnya merupakan rangkaian switching sederhana yang tersusun dari beberapa transistor yang terangkai sedemikian rupa untuk menguatkan arus keluaran dari Switcher Trigger, mengingat keluaran dari rangkaian Switcher Trigger merupakan keluaran logika digital yang hanya memiliki arus keluaran yang terbatas (orde seper-mili-ampere) yang tidak mungkin dapat menggerakkan Switcher Relay yang membutuhkan arus listrik yang cukup.

4. Port I/O

Konektor input/output dari Modul ini terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni konektor XLR Female untuk input dan output sinyal Audio dan konektor BNC Female untuk input/Output sinyal Video.

(11)
(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

Bunganya lebar dan saling terpisah, sepal (helai kelopak bunganya) berwarna hijau terang yang mana ukuran sisi atasnya kurang lebih 18 x 6 mm, ujungnya melingkar ke belakang,

Namun secara umum dapat dijelaskan bahwa Ordo Siluriformes merupakan kelompok ikan yang memiliki bentuk tubuh kombinasi, berkumis atau bersungut, memiliki sirip

Dengan meningkatkan keamanan data menggunakan kombinasi algoritma, dapat menjaga keamanan data lebih terjamin dari serangan-serangan yang dapat membahayakan isi dari

Pengemudi ojek sebagai pengangkut yakni sebagai penyelenggara pengangkutan barang dapat dimintai pertanggungjawaban secara perseorangan, karena pengemudi ojek dalam

Sesuai dengan tujuan penelitian yang menyangkut Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan Role Stress Auditor Internal terhadap Kualitas Rekomendasi Audit

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir

Dari hasil simulasi untuk Database Face Recognition Data dan Database Mahasiswa Maranatha diperoleh akurasi pengenalan wajah yang lebih baik untuk kondisi jumlah citra

Pada prakteknya pembayaran tidak dapat dilakukan sesuai dengan isi Pasal ini dikarenakan nota pembayaran (invoice) yang telah dicetak di kirim kepada perusahaan pengguna jasa