• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. commit to user"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang dipergunakan dalampenelitian, dan sistematika penelitian.

1.1 Latar Belakang

Mobil listrik yaitu mobil yang digerakkan dengan menggunakan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lainnya. Krisis energi di tahun 1970-an dan 1980-an membangkitkan sedikit minat pada produksi mobil-mobil listrik, akan tetapi baru di tahun 2000-an banyak dari produsen kendaraan yang menaruh perhatian yang serius pada pengembangan kendaraan listrik. Hal tersebut terjadi karena melambungnya harga minyak dunia di tahun 2000-an serta banyak dari masyarakat dunia yang sadar akan dampak buruknya emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan dari kendaraan mobil biasa.

Kelebihan yang potensial mobil listrik jika dibandingkan dengan mobil bermesin yang paling utama adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor. Selain itu, mobil jenis ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya. Pada akhirnya, ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang, karena bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, kenaikan harga minyak dapat memukul ekonomi mereka. Bagi negara

berkembang, harga minyak yang tinggi semakin memberatkan neraca

pembayaran, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.

Di Indonesia sendiri telah dimulai berbagai riset mengenai penyempurnaan kontrol listrik serta efisiensi penggunaan energi dan desain bodi mobil listrik telah dilakukan di tahun 2012. Selain itu pada awal tahun 2010 dengan dukungan Kemendikbud, 5 PTN yaitu UNS, ITB, ITS, UGM dan UI diberikan kesempatan untuk mengembangkan Mobil Listrik Nasional atau yang sering disebut

OLINA nasional yang berkelanjutan,

(2)

commit to user

I-2

yang dikenal dengan nama SmarT. Selanjutnya pada tahun 2012 UNS melalui SmarT dikembangkan menjadi SmarT EV.2 , perkembangan dilakukan terkait efisiensi penggunaan energi, desain interior, maupun kenyamanan kursi pengemudi.

Pengembangan penelitian SmarT ke SmarT EV.2 diarahkan pada 5 pengembangan yaitu: (1) Design-Styling, Verification and Testing, (2) Body and Compartment Development, (3) Chassis Systemand Power and Drive-Train, (4) BatteryMaterial, Charging, andManagement System, (5) Kelompok riset non-teknis yang menilai kelayakan dari sisi manufaktur, pemasaran, dan sosial engineering lainnya (sumber: www.molina.ft.uns.ac.id)

Dalam hal pengembangan Design-Styling, Verification and Testing

Research group MOLINA UNS melakukan serangkaian penelitian untuk

mengembangkan desain dan style dari SmarT EV.2. Untuk desain interior SmarT EV.2 cakupannya sangatlah luas termasuk salah satu yang tidak kalah penting adalah desain dashboard mobil SmarT EV.2.

Dashboard mobil memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi primer sebagai alat untuk memberikan informasi seputar indikator sehingga pengemudi dapat mengetahui kondisi mobil dalam perjalanan dan fungsi sekunder misalnya pada penggunaan perangkat dan entertainment yang ada pada dashboard selama mengemudi. Di dalam mengemudikan kendaraan, perhatian dan kefokusan pengemudi merupakan faktor yang sangat penting karena kecelakaan mobil sebesar 78% disebabkan oleh kurangnya perhatian pengemudi dimana dalam hasil penelitiannya tersebut juga menyebutkan bahwa kurangnya perhatian pengemudi disebabkan oleh penggunaan fungsi primer dan sekunder yang terdapat dalam mobil yang dapat berupa kurangnya kejelasan dalam melihat display indikator dan kurangnya unsur hiburan selama mengemudi (Klauer dkk., 2006). Desain display dashboard yang dibuat seharusnya memiliki korelasi dengan safety assessment yang ada karena berkaitan dengan visual pengemudi (Bostrom dkk., 2011). Oleh karena itu perlu sangat penting merancang suatu dashboard mobil yang disesuaikan dengan kedua fungsi utama tersebut.

Perancangan bagian dashboard mobil SmarT masih terlalu sederhana karena tidak sesuai dengan fungsi utama dashboard. Dalam dashboard SmarT

(3)

commit to user

I-3

tidak hanya kurang dalam memperhatikan aspek desain, dimensi rancangan dan fungsi akan tetapi juga aspek ergonomis. Aspek desain yang ada pada desain dashboard awal terlihat kurang stylish, untuk dimensi rancangan terlalu berhimpit dengan pengemudi dan tidak adanya komponen dashboard seperti AC, laci, audio player serta belum adanya intervensi ergonomi dalam perancangan desain dashboard SmarT. Perlu adanya perbaikan khusus untuk desain pengembangan dashboard mobil SmarT EV.2.

Intervensi ergonomi diperlukan untuk memberikan sebuah solusi dalam permasalahan tersebut yang berguna untuk mengurangi resiko bahaya dalam mengemudi. Ergonomi juga merupakan salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan dalam merancang dashboard mobil. Pada dasarnya ilmu ergonomi merupakan aplikasi ilmu dalam kehidupan manusia untuk kenyamanan, keamanan dan estetika (Porter dkk., 2006). Ketiga aspek tersebut mencakup permasalahan penentuan panel instrumen, pemilihan jarak pembacaan, pemilihan warna dashboard dan display yang menitikberatkan pada bagian visual ergonomi. Display pada dashboard seharusnya membantu visual/ pandangan yang luas bagi pengendara, dan memudahkan bagi pengendara. Dalam pemilihan desain display dashboard, standar ISO nantinya digunakan sebagai acuan yang berhubungan dengan persyaratan ergonomis untuk visual display.

Oleh karena itu di dalam penelitian ini akan dirancang dashboard mobil SmarT EV.2 yang terbaik berdasarkan cakupan aspek ergonomi seperti bentuk desain dashboard keseluruhan, penentuan panel instrumen, pemilihan jarak pembacaan, pemilihan warna dashboard dan display yang berkaitan dengan ergonomi visual.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang dashboard mobil listrik SmarT EV.2 berdasarkan aspek ergonomis?

(4)

commit to user

I-4

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan dashboard mobil listrik SmarT EV. 2 yang memenuhi aspek ergonomis dari segi rancangan bentuk dan fungsinya.

1.4 Manfaat

Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur manfaat. Agar memenuhi manfaat maka perlu ditentukan terlebih dahulu manfaat yang didapatkan dari suatu penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu diperoleh desain dashboard mobil listrik yang menjadi referensi pembuatan dashboard mobil listrik yang ergonomis.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan agar pembahasan dalam penelitian tidak menyimpang dan lebih fokus, batasan tersebut antara lain:

1. Fokus penelitian adalah perancangan desain dashboard

2. Spesifikasi dashboard mobil dibuat berdasarkan pendekatan ergonomi 3. Indikator mobil yang dibahas pada penelitian adalah speedometer, battery

charging dan temperature.

4. Dasar dimensi interior sesuai dimensi SmarT EV 2 sebelum perancangan. 5. Pengguna MOLINA adalah pengguna city car tipe hatchback.

6. Biaya dashboard tidak diperhitungkan.

1.6 Asumsi

Asumsi digunakan untuk membantu menyederhanakan permasalahan dan faktor luar yang berkaitan antara lain:

1. Warna yang digunakan dalam kombinasi desain dashboard semuanya adalah warna gelap pada bagian permukaannya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan pengamatan ini adalah sebagai berikut:

(5)

commit to user

I-5

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang yang menjadi dasar dalam pembahasan dan identifikasi permasalahan. Selanjutnya dijelaskan mengenai perumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, asumsi serta sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal, sumber literature lain, dan studi terhadap penelitian yang terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai tahap-tahap penelitian yang digunakan, agar penelitian dapat berjalan secara terstruktur dan sistematis.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas mengenai proses-proses pengumpulan data yang dilakukan serta berdasarkan tahapan-tahapan dalam bab III. Selanjutnya data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil pengamatan.

BAB V ANALISIS HASIL

Bab ini membahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengamatan dan pengolahan data yang selanjutnya hasil tersebut di analisis agar lebih mudah dalam menyampaikannya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengolahan data serta saran perbaikan yang dapat diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki kompetensi sebagai guru profesional; pengalaman mengajar

(1) Batas kawasan konservasi pesisisr dan pulau- pulau kecil Pulau Biawak , Gosong dan Pulau Candikian di Kabupaten Indramayu di wilayah laut ditetapkan sejauh 4 mil yang diukur

casei hasil isolasi dari susu kerbau yang telah terfermentasi untuk tumbuh pada garam empedu dengan konsentrasi yang dikondisikan seperti pada saluran pencernaan

Penelitian-penelitan sebelumnya mengungkapkan bahwa “perubahan struktur ekonomi” yang menunjukan telah terjadinya pembangunan ekonomi di suatu negara ditandai dengan

Untuk membantu dalam proses pengujian, pesan rahasia (passphrase) dituliskan kedalam sebuah citra seperti layaknya sistem CAPTCHA yang dihasilkan secara random dengan ukuran

Frekuensi Nilai-Nilai Hedonisme dan Seksualitas pada Artikel Pemberitan Perempuan yang Terkait Kasus Suap Impor Daging Sapi oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq di Situs

Dengan kata lain, pada zaman kemerdekaan (sampai sekarang), Cipageran tetap berkedudukan sebagai kabuyutan. Akan tetapi kedudukan dan fungsi kabuyutan itu

Tanda positif pada koefisien tersebut berarti ada hubungan lurus antara peningkatan REER dengan peluang terjadinya krisis mata uang di suatu negara, dimana