• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS II DI MI MA’ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS II DI MI MA’ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidika"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER

ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA

SISWA KELAS II DI

MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014/ 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ARIYAN MAGHFUROH

11510060

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER

ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA

SISWA KELAS II DI

MI MA’ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014/ 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ARIYAN MAGHFUROH

11510060

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(3)
(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : Ariyan Magfuroh

NIM : 11510060

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER

ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA

SISWA KELAS II DI MI MA’ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014/ 2015.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 09 Maret 2015

Pembimbing

Peni Susapti, M. Si

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ariyan Maghfuroh

NIM : 11510060

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 09 Maret 2015

Yang menyatakan,

Ariyan Maghfuroh

(6)

MOTTO

” Barang saiapa menempuh perjalanan unuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”.

(7)

PERSEMBAHAN

Seribu nama takkan cukup untuk mewakili persembahan skripsi ini:

1. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah membimbing, mengarahkan dengan penuh

kesabaran, selalu member semangat dengan materiil dan spiritual serta selalu

berkorban dan Mendoakan aku setiap saat serta selalu berusaha mewujudkan

setiap harapanku.

2. Adik-adikku,Jundan,Rojul,koko,umma yang selalu memberikan dorongan dan

semangatnya untukku.

3. Sahabat-sahabatku Diaz ,fadil,anasecha,sinna,ciknur,kokom,hidul,dan yang tak

bias disebutkan satu persatu yang senantiasa membantu dan memberi semanggat.

4. Keluarga besarku, yang senantiasa membantu dan memberi semangat dan turut mendo’akanku.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI

SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA

SISWA KELAS II DI MI MA‟ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/ 2015 dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan

bimbingan dalam pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini tepat waktu. Dengan kerendahan hati,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, Selaku Dekan FATIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Miftakhur Rif‟ah, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Ibu Peni Susapti, M.Si Selaku Ketua progdi PGMI dan Sebagai Dosen

Pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan

tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

(9)

6. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan khususnya keluarga besar PGMI

B angkatan 2010.

7. Serta keluarga besar yang selalu menjadi menjadi penerang dan semangat

dalam hidupku.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

dibutuhkan guna menyempurnakan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas

akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Salatiga, 09 Maret 2015

Penulis

(10)

ABSTRAK

Maghfuroh, Ariyan, 2015. Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam melalui metode demomstrasi pada siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015. Skripsi jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si

Kata Kunci: Hasil belajar, metode demonstrasi, Ilmu Pengetahuan Alam.

Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pembelajaran yang aktif, oleh karena itu pemilihan metode dalam pembelajaran sangat penting dalam penyampaian materi yang akan di sampaikan. Namun, faktanya masih ada guru yang mengajar monoton . Hal itu membuat siswa kebosanan dan banyak yang bicara sendiri akibatnya hasil belajar IPA kurang memenuhi KKM . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan menjawab permasalahan “apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa

kelas II MI Ma‟arif Rowosari Desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang tahun 2014/2015?”

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi pre tes dan post test, lembar pengamatan dan dokumentasi.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran menggukan metode demostrasi, dapat meningkatkan hasil

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN BERLOGO ………... ii

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK... x

F. Definisi Operasional………... 6

G. Metode Penelitian………...……… 7

H. Sistematika Penulisan………..………... 13

BAB II: KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar……….……….……….. 15

1. Pengertian Hasil Belajar………. 15

(12)

3. Penilaian Keberhasil Belajar...……… 18

4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar... 20

B. Materi Sumber-Sumber IPA ....……….. 22

BAB III: PELAKSANAAN DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 36

B. Diskripsi Pelaksanaan... 38

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Daftar Nama Guru MI Ma‟arif Rowosari……... 36

Tabel II. Daftar Data Siswa MI Ma‟arif Rowosari………... 37

Tabel III. Daftar Siswa Kelas II di MI Ma‟arif Rowosari………... 38

Tabel IV. Nilai IPA Siswa Kelas II ………...…….... 48

Tabel V. Data Pengamatan Siswa Siklus I……… 50

Tabel VI. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51

Tabel VII. Data Pengamatan Guru Siklus I ...……… 53

Tabel VIII. Data Pengamatan Siswa Siklus II………... 54

Tabel IX. Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 56

Tabel X. Data Pengamatan Guru Siklus II………... 57

Tabel XI. Data Pengamatan Siswa Siklus III ………... 59

Tabel XII. Hasil Belajar Siswa Siklus III ………. 60

Tabel XIII. Data Pengamatan Guru Siklus III ... ... 61

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan Siklus I, II, dan III

Lampiran 2. RPP Siklus I, II, dan III

Lampiran 3. Lembar soal siswa Siklus I, II dan III

Lampiran 4. Lembar Pengamatan siswa

Lampiran 5. Lembar pengamatan guru

Lampiran 6 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 7. Nota Pembimbing

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia

memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup,

baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan

pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan

merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang

lebih baik.

Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan

agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik

intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Peran pendidikan di anggap

sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan

bertaqwa.adanya kemajuan dalam menimbulkan dorongan melakukan berbagai

inofasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Sekolah

(16)

tersebut melalui kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan menghasilkan

insan yang menguasai ilmu dan teknologi juga manusia yang bertaqwa.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mengajarkan

tentang gejala alam dan perubahan-perubahan yang sangat bermanfaat bagi

manusia. Pembelajaran IPA bukan pembelajaran yang pasif pada mata pelajaran

ini, tingkah laku siswa dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan

oleh guru. Seperti di ketahui pembelajaran IPA lebih menekankan pada

pembelajaran aktif, yang mana peserta didik dipandang sebagai subjek dan objek.

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam , banyak hal yang harus di lakukan

guru, agar materi pelajaran dapat dimengerti oleh siswa dan siswa betul-betul

faham tentang materi yang telah disampaikan. Dalam penyampaian materi di sini

guru harus benar-benar menuntun siswa agar mau aktif dalam pembelajaran yang

berlangsung dan mendapat hasil yang memuaskan.

Agar siswa mau belajar secara aktif dan dapat mudah faham dengan

materi yang telah disampaikan, guru harus menentukan metode dan media yang

dipakai dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode dalam proses

pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap pemahaman siswa. Oleh karena

itu, pemilihan metode dalam proses pembelajaran sangat penting untuk

penyesuaian terhadap materi yang akan disampaikan, sehingga proses dapat

berjalan dengan baik.

Pada proses pembelajaran IPA, agar anak lebih aktif dan faham dalam

(17)

kepada peserta didik proses jalannya suatu peristiwa itu terjadi. Metode

demonstrasi adalah cara mengajar seorang guru yang menunjukan,

memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh kelas dapat melihat, mengamati,

mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukan

oleh guru. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Berhubung materi IPA tahun ajaran 2014/2015 Semester 2 tentang

sumber-sumber energi, maka siswa tidak mungkin hanya mendengar atau sekedar

tahu sumber-sumber energi itu apa saja. Metode demonstrasi ini baik digunakan

dalam pembelajaran sehingga, siswa dapat lebih mudah mendapatkan pemahaman

tentang materi yang sedang dipelajari dan menjadi lebih aktif, Sehingga hasil

pembelajaran meningkat.

Selama ini kegiatan belajar mengajar di MI Ma‟arif Rowosari masih ada

beberapa guru dalam memberikan pembelajaran lebih banyak teori dari pada

penerapan. Guru tidak menggunakan metode yang tepat sehingga peserta didik

banyak yang jenuh dan tidak memperhatikan, malas, bermain sendiri. Peserta

didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, sehingga prestasi

belajarnya kurang memenuhi KKM sebesar 70 yang ditentukan oleh madrasah.

Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti selama pra penelitian, hampir 65%

siswa berbicara dengan teman sebangkunya. Mereka menganggap pembelajaran

tidak penting, sehingga walaupun ikut pembelajaran mereka tidak

memperhatikan dan sering membuat gaduh di kelas. Apalagi saat siswa diminta

(18)

menyelesaikan tugas tersebut. Hal itu berdampak pada hasil belajar IPA siswa

yang menurun.

Mengacu pada paparan di atas maka penulis mengadakan penelitian kelas

dengan judul‟‟ PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

ALAM MATERI SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MA‟ARIF ROWOSARI

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2014/2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu: Apakah dengan menggunakan metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

pada siswa kelas 2 di MI Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 2 MI

Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64).

(19)

„‟Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA siswa kelas 2 MI Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015

Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat

peneliti tunjukkan sebagai berikut:

Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan

Peningkatan hasil belajar siswa

mata pelajaran IPA pada materi

sumber-sumber energi

menggunakan metode

demonstrasi, harus memenuhi

KKM 70.

Secara klasikal siswa

dinyatakan berhasil apabila

dalam satu kelas tersebut siswa

yang mendapatkan nilai ≥70

sebesar 80% dari total siswa di

kelas tersebut.

 Siswa lebih aktif dalam

pembelajaran melalui percobaan

langsung. Tentang sumber-sumber

energi yang telah di lakukan.

 Siswa lebih ingat bagaimana

sumber-sumber energi terjadi

melalui demonstrasi yang telah di

lakukan

 Hasil yang di dapatkan siswa

sangat memuaskan

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapakan dapat memiliki beberapa

(20)

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses

pembelajaran.

b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan

khususnya kemampuan anak dalam peningkatan hasil belajar ilmu

pengetahuan alam.

2. Manfaat praktis

a. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak monoton.

b. Dengan mengunakan metode tersebut siswa lebih aktif dalam mencari

tahu.

c. Metode pembelajaran terkesan bervariasi tidak membosankan.

d. Meningkatkan pembelajaran, karena dengan hasil penelitian dapat

menjadi pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti

dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberika definisi

operasional sebagai berikut:

1. Peningkatan Hasil belajar

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan

(21)

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasar sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

2. Metode

Slameto (1988,84) menjelaskan bahwa metode adalah cara atau jalan

yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Demonstrasi

Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan

pada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang dipelajari, baik

sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan(Djamah

2006:90).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), PTK yaitu Class Room Action Research, yang berarti action research

(penelitian dengan tindakan menurut beberapa pendapat berikut (Supradi,

2010: 18):

a. Arikunto

Seorang ahli di bidang ini, yaitu Arikunto (2006: 53) yang

menjelaskan pengertian PTK secara sistematis.

1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

(22)

menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan

mutu objek yang diamati.

2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal

dengan siklus-silkus kegiatan untuk peserta didik.

3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang

dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Pengertian PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan.

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan

kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman

dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga praktik

tersebut dilakukanSubjek penelitian

2 Subjek penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Mi Ma`arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di Mi Ma`ari Rowosari Desa

(23)

c. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/ 2015

yaitu mulai bulan januari 2015 sampai selesai.

3. Langkah-langkah

Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah: perencanaan,

pelassksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:

1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan sebagai

bahan penelitian,

2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan

untuk melaksanakan metode demonstrasi.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar observasi dengan metode demontrasi

5) Menyiapkan alat evaluasi metode Demontrasi

b. Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran sesuai

dengan skenario pembelajaran.

(24)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk metode

demontrasi. Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh,

dalam melakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan

dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi tersebut guru

melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan, untuk

selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya

keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus

berikutnya.

Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan

sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan

oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing

merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan

harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan

(25)

Untuk lebih lebih tepatnya, berikut skema siklus penelitian PTK

Gambar 1.1 skema Siklus PTK.(Arikunto 2006: 34)

4.Instrumen penelitian

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: Siklus I

Acting Refleksi

Planing

Observasi

Planing

Acting Refleksi

Observasi

Siklus II

(26)

a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk

mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran ipa melalui metode demontrasi..

b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa

untuk mengukur peningkatan hasil belajar yang terkait dengan materi.

c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan

dalam proses pembelajaran melalui metode demontrasii.

d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui mendapatkan

keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis",

(Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui

sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya

metode Demontrasi

b. Soal Tes/ Evaluasi Test

Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan

dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik ini

(27)

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan

siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah

memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran.

c. Dokumentasi

mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa

catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa,

dan dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan

untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang

implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.

6. Analisis data

Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan

untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan

analisis data. Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada

dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar

tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari

lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus

dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan

untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini ditulis dalam lima bab yaitu sebagai berikut:

(28)

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,

definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka

Berisi peningkatan,hasil belar,metode demontrasi.

BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian

Berisi gambaran situasi umum Mi Ma‟arif rowosari Desa Rowosari

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek penelitian dan

karakteristik objek penelitian serta deskripsi persiklus.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data

dan pembahasan.

BAB V: Penutup

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPA

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh suatu kepandaian

(Poerwadarminta, 2006: 121). Belajar merupakan proses orang memperoleh

kecakapan, ketrampilan dan sikap (Yamin, 2005: 97) Belajar dapat diartikan

dengan menuntut ilmu. Belajar dimulai dari masih kecil sampai akhir hayat

seseorang. Rasulullah SAW., bersabda dalam salah satu haditsnya yaitu

sebagai berikut:

)لْسم هاور( ِدْحَّلا َلىِا ِدْهَمْلا َنِم َْلِْعْلا ُبُلْطُأ

Artinya: “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang

(30)

Dari hadits diatas, Rasulullah SAW. menyatakan bahwa manusia harus

belajar sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.

Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan

bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan

hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga

menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

pengajaran dari puncak proses belajar. Dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.

Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat di artikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang di nyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan kognitif

yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan,

partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola

(31)

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan

penyesuaian dan kreativitas (Hamalik, 2003: 160).

Hasil belajar seorang siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

dapat dilihat dari suatu indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan itu

adalah sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

yang tinggi, baik individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau dalam indikator

kompetensi dicapai oleh siswa, baik individu atau kelompok.

2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Menurut Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009: 23), secara umum

terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor internal tediri dari faktor fisiologis dan faktor

psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik

individu.

(32)

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,

motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain

sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor

nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik

berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa

juga negatif (menghambat).Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar

individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

(33)

Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.

Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat

dilakukan dengan:

a. Pertanyaan Lisan di Kelas

Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan

kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian

menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan

dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab

benar.

Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau

teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan

mengeluarkan gagasannya.

b. Kuis

Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu

yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian

melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat. Waktu

pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis

digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah

siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian

siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara

singkat.

(34)

Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan

oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan

harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun

non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda,

benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk

non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.

d. Ulangan Semester

Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir

semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan

harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan

ganda atau uraian.

e. Tugas Individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk

mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu ini dapat

diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau

soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas

membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas

individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif

maupun non-objektif.

(35)

Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai

kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan

tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama

dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa

membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan

bersama-sama.

4. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar

Arifin (2009: 123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan

ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar

siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.

a. Instrumen Penilaian secara Objektif

1)Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur

hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan,

pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda

merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam

evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan

opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak

lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan.

Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan

pengecoh (diktator).

(36)

Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang

mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

b. Instrumen Penilaian secara Non-Objektif

1)Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk

pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.

Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat

kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

2)Uraian Objektif

Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah

urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk

membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal

berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian

objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!

3)Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan

mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan

pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara

mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam

bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat

memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

(37)

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip,proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah.

Pendidikan Pengetahuan Alam di Madrasah ibtidaiyah bermanfaat bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Departemen

agama, 2004:205).

Ilmu Pengetahuan Alam, sering juga disebut dengan istilah pendidikan

sains,disingkat menjadi IPA.

2. Tujuan dan Fungsi IPA

Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam berfungsi untuk

menguasai konsep dan manfaat pengetahuan alam dalam kehidupan

sehari-hari untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan

selanjutnya ( Departemen Agama, 2004: 2006)

Adapun tujuan pembelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dalam

Badan Setandar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk :

a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan,keindahan, dan keteraturan alam

ciptaannya.

b) Meengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam

(38)

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saing mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

3. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup pengetahuan alam meliputi dua aspek:

1. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi

ilmiah, pengembangan kreatifitas dan memecahkan masalah, sikap

dan nilai ilmiah

2. Pemahaman konsep dan penerapannya:

a. Makhluk hidup dan proses kahidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,

(39)

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listik,cahaya,dan peasawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit.

e. Pengetahuan alam dan teknologi, lingkungan, masyarakat

merupakan penerapan konsep pengetahuan alam dan saling

keterkaitan (Departemen Agama, 2004: 206).

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA

Standar Kompetensi mata pelajaran Pengetahuan Alam adalah:

1. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,

bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk hidup dan

lingkungan.

2. Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan

di sekitar rumah dan madrasah.

3. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri

ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian

sederhana dalam lingkungan pengalaman.

4. Mampu memanfaatkan pengetahuan alam dan merancang/ membuat

produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip pengetahuan

alam dan mampu mengelola lingkungan di sekitar (Departemen

Agama, 2004: 208).

(40)

Kurikulum IPA menyelesaikan perkembangan informasi ilmu

dan program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat.

Kompetensi IPA menjamin keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, Penguasaan kecakapan hidup, prinsip-prinsip alam,

kemampuan bekerja, dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan

kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.

6. Materi IPA yang diaplikasikan dalam penelitian

Sumber Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.

Sumber energi adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan

energi. Bunyi, panas, cahaya, dan gerak adalah sumber energi.

Jenis-jenis energi yang banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari yaitu :

a. Energi panas matahari

Setiap hari kita melihat matahari. Matahari adalah sumber

energi terbesar di bumi. Matahari menghasilkan energi panas.

Energi ini termasuk energi alami. Panas matahari diperlukan

makhluk hidup. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan

panas matahari. Apa kegunaan panas matahari bagi makhluk

hidup? Panas matahari sangat berguna bagi manusia. Panas

(41)

masih basah agar kering padi dijemur ditempat panas setelah

kering padi digiling jadi beras.

b. Listrik

Listrik wujudnya tidak tampak. Listrik berbahaya. Listrik

banyak manfaatnya. Kita harus berhati-hati menggunakan listrik.

Listrik termasuk sumber energi. Banyak alat-alat rumah tangga

yang menggunakan listrik. Hampir semua rumah punya televisi.

Televisi biasa ditaruh di ruang keluarga. Semua keluarga bisa

melihatnya. Acara di televisi berganti-ganti. Televisi yang

disambungkan ke televisi menghasilkan bunyi dan cahaya.

c. Energi Gerak

Air bergerak mengalir. Gerakan air dapat menggerakkan

benda-benda yang terapung di atasnya. Kegiatan di atas

membuktikan bahwa perahu terdorong oleh gerakan air.

Oleh karena itu, air disebut sumber energi gerak. Contoh

energi gerak adalah angin. Angin adalah udara yang

bergerak. Baling-baling/kincir angin di atas dapat bergerak

berputar karena terkena tekanan angin. Kincir angin

digerakan oleh air yang mengalir. Gerakan kincir angin

tersebut dapat menghasilkan energi. Energi gerak tersebut

dihubungkan dengan generator dan menghasilka listrik.

(42)

Hampir setiap saat, kita mendengar bermacam-macam

bunyi. Saat berjalan, kamu mendengar suara langkah. Ketika

kamu mendengar suara radio, burung berkicau, ayam

berkokok, orang berbicara, dan sebagainya. Bahkan, di malam

hari yang sunyi pun kamu masih dapat mendengar suara

jangkerik dan detak jarum jam dinding.

Apa sebenarnya bunyi itu? Dari manakah sumber bunyi itu ?

Pada dasarnya, benda dapat mengeluarkan bunyi karena

bergetar. Benda atau alat alat yang menimbulkan bunyi disebut

sumber bunyi. Misalnya, gong yang di pukul dan gitar yang di

petik,jam beker,radio dan masih banyak contoh yang lainnya.

C. Metode Demonstrasi

1. Metode

a. Pengertian Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.( Fathurrohman, 2007: 15). Dalam kegiatan

belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan

penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru

tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode

(43)

Slameto (1988: 84) menjelaskan bahwa metode adalah cara atau jalan

yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran

salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya

dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen

pendidikan.

Menurut Djamarah (2007: 55) metode memiliki kedudukan dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

 Sebagai alat motifasi dalam kegiatan belajar mengajar(KBM).

 Menyiasati perbedaan individual anak didik.

 Untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,

diharapkanmakin efektif pula pencapaian tujuan dari pembelajaran. Oleh

sebab itu, fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena

metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu

proses belajar belajar mengajar.

c. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Pada dasarnya, tidak ada satupun metode mengajar yang dapat

dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada

(44)

kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarang dalam

memilih serta menggunakan metode.

Pupuh Fathurrohman menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:

1) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar

mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelaaran.

Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi

penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan

sebaliknya.

2) Materi pelajaran

Materi palajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan

oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.

3) Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial,

lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.

Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam,

super aktif, tertutup, terbuka, periang. Semua perbedaan tadi akan

berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran

(45)

Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan setting lingkungan

pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses

pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.

5) Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode

mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu

pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk

praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau

demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya

proses pembelajaran yang efektif.

6) Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan

dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar

biasanya dipengaruhi oleh pula oleh latar belakang pendidikan. Guru

yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil

dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan

guru yang latar belakangnya kurang relevan, sekalipun tepat dalam

menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam

penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus

(46)

dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu

akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Ciri-ciri metode yang baik

Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihapdapkan pada pilihan

metode. Banyak metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar,

namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik,

dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode

terletak pada ketetapan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat

2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa

dan materi.

3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan

mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan

materi.

5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.

6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

(47)

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutekno (2007: 56) menjelaskan

bahwa metode apaun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar

hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi

metode dalam proses belajar mengajar, yakni :

1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar

Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses

pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, tau

laksana mobil tanpa bahan bakar.

2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual

Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak

memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.

f. Efektivitas penggunaan metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dangan percuma hanya

karena pengguanaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan

bukan atas dasar kebutuhan siswa atau karakter situasi kelas.

Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang

menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode

hendaknya menjadi variabel dependen yang dapt berubah dan

berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode

(48)

pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajaran sebagai

persiapan tertulis.

2. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

mengarahkan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi

,atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya atau tiruan,

yang disertai penjelasan lisan. Dengan proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih terkesan secara mndalam, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran.

Metode demontrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses

mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakanya atau

menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,

membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau

melihat kebenaran sesuatu.

b. Kelebihan Metode Demonstrasi

1. Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,

sehingga menghindari verbilisme(pemahaman secara kata-kata

atau kalimat)

(49)

3. Proses pengajaran lebih menarik.

4. Siswa di rangsang untuk aktif menggamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

c. Kelemahan Metode Demonstrasi

1. Metode ini merlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa

di tinjau hal itu, pelaksanaan demontrasi akan tidak efektif.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

tersedia dengan baik.

3. Demontrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin

terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.(Syaiful bahri,

2006 : 91)

Dengan penggunaan metode demontrasi materi sumber- sumber

energi memudahkan penulis dalam menerangkan materi pada

(50)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Rowosari

1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian : MI Ma‟arif Rowosari

Alamat Lengkap : Ds. Rowosari Kec. Tuntang Kab. Semarang.

50773.

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

(51)

Kelas/Semester : II (Dua)/ II (Genap)

2. Keadaan Guru dan Siswa MI Ma’arif Rowosari

a. Keadaan Guru MI Ma’arif Rowosari

Jumlah guru atau staf pengajar pada MI Ma‟arif Rowosari

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015

berjumlah 10 orang yang terdiri dari S1 dan S2.

Adapun nama-nama pengajar atau guru pada MI Ma‟arif Rowosari

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 secara rinci

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Data Nama Guru MI Ma’arif Rowosari Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama

Jenjang

Jabatan Pendidikan

1 Aris Trihariyanto, S.Ag, M.Pd.I S2 Kepala Sekolah

2 Budi Ambar Siswati, S.Ag S1 Guru Kelas VI

3 Isyami, S.Pd.I S1 Guru Kelas V

4 Muchammad Immamudin, S.Pd.I S1 Guru Kelas III

5 Ranindya Candra Kartika, S.Pd.I S1 Guru Kelas IV

6 Fuad Fakhruddin, S.Pd.I S1 Agama

7 Afidatul Hasanah, S.Pd S1 Guru Kelas I

8 Diah Ari Istanti, S.Pd.I S1 Guru Kelas II

9 Ulul Azmi, S.Pd.I S1 Penjasorkes

(52)

b. Keadaan Siswa MI Ma’arif Rowosari

Secara keseluruhan jumlah siswa MI Ma‟arif Rowosari pada tahun

pelajaran 2014/2015 berjumlah 111 siswa. Di bawah ini adalah data siswa

MI Ma‟arif Rowosari tahun pelajaran 2014/2015:

Tabel 3.2

Data Siswa MI Ma’arif Rowosari Tahun Pelajaran 2014/2015

3. Subyek Penelitian

Siswa kelas 2 MI Ma‟arif Rowosari berjumlah 19 orang, terdiri dari

13 laki-laki dan 6 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

3.3

Tabel 3.3

Data Siswa Kelas II di MI Ma’arif Rowosari

No Nama Jenis Kelamin

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

(53)

6 Dewi Silmi Kaffah 

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:

1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus I diantaranya yaitu media

yang berupa lilin,setrika dan sendok, lembar tes formatif yang bertujuan

(54)

siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan

siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru

dalam pembelajaran.

2. Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2015,

dengan materi tentang sumber-sumber energipanas. Dalam siklus ini peneliti

menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

 Guru mengucapkan salam

 Guru melakukan presensi

 Guru bertanya “ bagaimana kabarmu hari ini?”

 Guru memotivasi siswa

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2. Kegiatan inti

 Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh

guru

 Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait

dengan percobaan.

 Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk

(55)

 Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam

percobaan tersebut.

 Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan.

 Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan (elaborasi)

 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil

percobaan.

3. Kegiatan Akhir

 Guru memberikan lembar soal kepada siswa

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

 guru mengakhiri pembelajaran

3. Observasi

Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya adalah tahap observasi

atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan

menggunakan format observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan

ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

dicapai guru dalam proses pembelajarannya. Dari hasil observasi

menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

pelaksanaan tindakan kelas dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran

IPA.

(56)

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses

pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada

siklus berikutnya. Berikut penjelasannya:

a. Hal-hal yang mendukung

1) Guru sudah cukup jelas dalam mengucapkan salam.

2) Guru sudah cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Media cukup bagus dan membuat siswa tertarik

4) Penguasaan materi dari guru cukup baik.

5) Metode Demonstrasi dapat diterapkan dalam mata pelajaran

6) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas.

7) Siswa mengerjakan soal dengan tertib.

b. Hal-hal yang menghambat

1) Guru belum bisa mengondisikan kelas

2) Guru kurang pandai menarik perhatian siswa

3) Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat

4) Guru kurang jelas dalam memberi instruksi penrcoban demonsti

5) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa

6) Pengelolaan kelas yang masih kurang sehingga kelas kurang kondusif.

7) Siswa kurang dalam merespon panggilan dari guru.

8) Siswa berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan penjelasan

(57)

9) Siswa kurang dalam memanfaatkan bertanya kepada guru tentang

materi terkait

10)Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang diajarkan.

c. Ide perbaikan

1) Guru harus mengkondisikan kelas terlebih dahulu.

2) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.

3) Dalam penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.

4) Instruksi guru harus lebih jelas lagi

5) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing siswa

6) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

7) Pengelolaan kelas lebih ditingkatkan.

8) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain

sendiri

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti mengarahkan siswa untuk lebih aktif

ketika pembelajaran berlangsung agar indikator pembelajaran tercapai. Peneliti

melakukan tahapan di bawah ini

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:

3) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

(58)

4) Menyiapkan perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus II diantaranya yaitu

media yang berupa setrika,lampu dan kipas angin, lembar tes formatif

yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II,

lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran

dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui

perkembangan guru dalam pembelajaran.

2. Tindakan

siklus II ini dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 20 Februari 2015.

Pada siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran, yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:

1. Kegiatan awal

 Guru mengucapkan salam

 Guru melakukan presensi

 Guru bertanya “ bagaimana kabarmu hari ini?”

 Guru memotivasi siswa

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2. Kegiatan inti

 Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh guru

 Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait

(59)

 Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk

melakukan percobaan.

 Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam

percobaan tersebut.

 Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan

 Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan

 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil

percobaan.

3. Kegiatan Akhir

 Guru memberikan lembar soal kepada siswa.

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.

 Guru mengakhiri pembelajaran.

3. Observasi

Pada tahap pengamatan siklus II ini peneliti dibantu dengan rekan sejawat

untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses

pembelajaran. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan

siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.

(60)

Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses

pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada

siklus berikutnya. Berikut penjelasannya:

a. Hal-hal yang mendukung

1) Guru sudah cukup jelas dalam mengucapkan salam.

2) Pengondisian kelas sudah cukup baik

3) Guru dalam menjelaskan materi sudah cukup baik dan tenang

4) Sudah cukup optimal dalam membimbing siswa

5) Guru sudah cukup baik dalam memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa.

6) Pengelolaan kelas yang cukup baik.

7) Siswa sudah baik dalam menjawab salam dari guru.

8) Siswa sudah cukup dalam merespon panggilan guru.

9) Siswa sudah cukup antusias dalam menanggapi pertanyaan dari guru.

10)Siswa cukup memperhatikan penjelasan materi dari guru.

11)Siswa sudah mulai berani bertanya tentang materi yang diajarkan.

12)Siswa sudah mulai percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan guru.

13)Siswa tertib dalam mengerjakan soal evaluasi.

14)Siswa mulai paham instruksi yang diberikan guru

(61)

1) Penjelasan materi perlu ditingkatkan atau guru harus lebih kreatif

dalam menjelaskan materi.

2) Guru harus membuat siswa lebih percaya diri saat pembelajaran

berlangsung.

3) Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan agar kelas lebih kondusif.

4) Siswa masih belum bisa menyimpulkan materi

5) Masih ada beberapa siswa yang tidak merespon panggilan dari guru.

6) Masih ada beberapa siswa yang bermain saat pembelajaran

berlangsung.

7) Interaksi dengan siswa masih kurang maksimal

8) Ada beberapa siswa yang masih malu dan tidak menjawab saat ditanya

oleh guru

c. Ide perbaikan

1) Pengelolaan kelas lebih ditingkatkan .

2) Guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik.

3) Instruksi harus lebih ditingkatkan lagi

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan

5) Guru harus membuat siswa lebih semangat dan percaya diri saat

mengikuti pembelajaran.

6) Guru harus membuat siswa lebih aktif dan mengur siswa yang belum

(62)

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1. Perencanaan

Pada siklus III ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam tahap siklus

III ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:

5) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

6) Menyiapkan perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus III diantaranya yaitu

media yang berupa belera,jambeker dan sendok lembar tes formatif

yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I,

lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran

dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui

perkembangan guru dalam pembelajaran.

2. Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada

hari sabtu tanggal 21 Februari 2015. Pembelajaran mengacu pada apa yang

tertulis dalam RPP dengan menggunakan metode demonstrasi. Adapun

kegiatan dalam siklus III adalah sebagai berikut:

(63)

 Guru mengucapkan salam

 Guru menyapa siswa dengan lagu “bagimana kabarmu

 Guru melakukan presensi

 Guru memotivasi siswa

 Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa

 Guru menjelaskan cakupan materi

2. Kegiatan inti

 Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh guru

 Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait

dengan percobaan.

 Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk

melakukan percobaan.

 Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam

percobaan tersebut.

 Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan

 Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan (elaborasi)

 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil

percobaan.

3. Kegiatan Akhir

 Guru memberikan lembar soal kepada siswa

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

(64)

4. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam

pelaksanaan tindakan kelas pada kelas II, sedangkan faktor penghambat

berkurang pada siklus III ini.

5. Refleksi

Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode pembelajaran

yang baru untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode

Demonstrasi. Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam

(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa

dalam belajar ipa masih menunjukan rendahnya kemampuan siswa dalam

menerima pelajaran. Kondisi awal ini sebagai acuan dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II MI Ma‟arif Rowosari Desa

Rowosari, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Berdasar pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan penelitian,

menunjukan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

(66)

5 Ananda Khoirul F. 70 70 

nilai ketuntasan yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang

(67)

pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi di MI Ma‟arif

Rowosari Desa Rowosari kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada

hari selasa tanggal 17 Febuari 2015. Di kelas II dengan jumlah 19 siswa.

Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah

disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan

guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II pada mata pelajaran IPA yaitu 70.

Berikut data dari hasil penelitian pada siklus I:

a. Hasil pengamatan terhadap siswa

Pada siklus I data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi

pada siswa dan tes formatif. Berikut tabel mengenai hasil pengamatan

pada siswa:

Tabel 4.2

Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

Gambar

Gambar 1.1 skema Siklus PTK.(Arikunto 2006: 34)
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Ma’arif Rowosari Tahun Pelajaran
Tabel 3.2 MI Ma’arif Rowosari
Tabel 4.1 Nilai  IPA Siswa Kelas II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang dicapai dalam evaluasi sistem informasi persediaan CV Sembilan Gaya Utama adalah menemukan kelemahan- kelemahan yang terdapat dalam pengendalian manajemen

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan

Seperti yang telah diketahui bahwa penduduk asli merupakan mereka yang sejak zaman prasejarah telah tinggal di kawasan Republik Indonesia, ciri-ciri biologis

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

hubungan antar dua variabel penelitian, yaitu beban kerja sebagai variabel X. dan kepuasan kerja sebagai variabel Y, konstelasi hubungan antar

Dapat disimpulkan bahwa, jumlah pengunjung pada Starbucks Coffee, Atrium Plaza lebih kecil dibandingkan dengan semua gerai Starbucks Coffee yang berada di satu area Jakarta

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis pengendalian intern sistem informasi aplikasi penjualan yang sedang berjalan guna