PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER
ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA
SISWA KELAS II DI
MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ARIYAN MAGHFUROH
11510060
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER
ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA
SISWA KELAS II DI
MI MA’ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ARIYAN MAGHFUROH
11510060
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama : Ariyan Magfuroh
NIM : 11510060
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN ALAM MATERI SUMBER-SUMBER
ENERGI MELALUI METODE DEMONTRASI PADA
SISWA KELAS II DI MI MA’ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2014/ 2015.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 09 Maret 2015
Pembimbing
Peni Susapti, M. Si
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ariyan Maghfuroh
NIM : 11510060
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 09 Maret 2015
Yang menyatakan,
Ariyan Maghfuroh
MOTTO
” Barang saiapa menempuh perjalanan unuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”.
PERSEMBAHAN
Seribu nama takkan cukup untuk mewakili persembahan skripsi ini:
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah membimbing, mengarahkan dengan penuh
kesabaran, selalu member semangat dengan materiil dan spiritual serta selalu
berkorban dan Mendoakan aku setiap saat serta selalu berusaha mewujudkan
setiap harapanku.
2. Adik-adikku,Jundan,Rojul,koko,umma yang selalu memberikan dorongan dan
semangatnya untukku.
3. Sahabat-sahabatku Diaz ,fadil,anasecha,sinna,ciknur,kokom,hidul,dan yang tak
bias disebutkan satu persatu yang senantiasa membantu dan memberi semanggat.
4. Keluarga besarku, yang senantiasa membantu dan memberi semangat dan turut mendo’akanku.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI
SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA
SISWA KELAS II DI MI MA‟ARIF ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/ 2015” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan
bimbingan dalam pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini tepat waktu. Dengan kerendahan hati,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, Selaku Dekan FATIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Miftakhur Rif‟ah, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing Akademik
4. Ibu Peni Susapti, M.Si Selaku Ketua progdi PGMI dan Sebagai Dosen
Pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan
tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
6. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan khususnya keluarga besar PGMI
B angkatan 2010.
7. Serta keluarga besar yang selalu menjadi menjadi penerang dan semangat
dalam hidupku.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan guna menyempurnakan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga, 09 Maret 2015
Penulis
ABSTRAK
Maghfuroh, Ariyan, 2015. Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam melalui metode demomstrasi pada siswa kelas II MI Ma’arif Rowosari desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015. Skripsi jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si
Kata Kunci: Hasil belajar, metode demonstrasi, Ilmu Pengetahuan Alam.
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pembelajaran yang aktif, oleh karena itu pemilihan metode dalam pembelajaran sangat penting dalam penyampaian materi yang akan di sampaikan. Namun, faktanya masih ada guru yang mengajar monoton . Hal itu membuat siswa kebosanan dan banyak yang bicara sendiri akibatnya hasil belajar IPA kurang memenuhi KKM . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan menjawab permasalahan “apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
kelas II MI Ma‟arif Rowosari Desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang tahun 2014/2015?”
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi pre tes dan post test, lembar pengamatan dan dokumentasi.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran menggukan metode demostrasi, dapat meningkatkan hasil
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN BERLOGO ………... ii
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR... viii
ABSTRAK... x
F. Definisi Operasional………... 6
G. Metode Penelitian………...……… 7
H. Sistematika Penulisan………..………... 13
BAB II: KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar……….……….……….. 15
1. Pengertian Hasil Belajar………. 15
3. Penilaian Keberhasil Belajar...……… 18
4. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar... 20
B. Materi Sumber-Sumber IPA ....……….. 22
BAB III: PELAKSANAAN DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 36
B. Diskripsi Pelaksanaan... 38
DAFTAR TABEL
Tabel I. Daftar Nama Guru MI Ma‟arif Rowosari……... 36
Tabel II. Daftar Data Siswa MI Ma‟arif Rowosari………... 37
Tabel III. Daftar Siswa Kelas II di MI Ma‟arif Rowosari………... 38
Tabel IV. Nilai IPA Siswa Kelas II ………...…….... 48
Tabel V. Data Pengamatan Siswa Siklus I……… 50
Tabel VI. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51
Tabel VII. Data Pengamatan Guru Siklus I ...……… 53
Tabel VIII. Data Pengamatan Siswa Siklus II………... 54
Tabel IX. Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 56
Tabel X. Data Pengamatan Guru Siklus II………... 57
Tabel XI. Data Pengamatan Siswa Siklus III ………... 59
Tabel XII. Hasil Belajar Siswa Siklus III ………. 60
Tabel XIII. Data Pengamatan Guru Siklus III ... ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Kegiatan Siklus I, II, dan III
Lampiran 2. RPP Siklus I, II, dan III
Lampiran 3. Lembar soal siswa Siklus I, II dan III
Lampiran 4. Lembar Pengamatan siswa
Lampiran 5. Lembar pengamatan guru
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 7. Nota Pembimbing
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup,
baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan
pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan
merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang
lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan
agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik
intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Peran pendidikan di anggap
sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan
bertaqwa.adanya kemajuan dalam menimbulkan dorongan melakukan berbagai
inofasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Sekolah
tersebut melalui kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan menghasilkan
insan yang menguasai ilmu dan teknologi juga manusia yang bertaqwa.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang mengajarkan
tentang gejala alam dan perubahan-perubahan yang sangat bermanfaat bagi
manusia. Pembelajaran IPA bukan pembelajaran yang pasif pada mata pelajaran
ini, tingkah laku siswa dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan
oleh guru. Seperti di ketahui pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pembelajaran aktif, yang mana peserta didik dipandang sebagai subjek dan objek.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam , banyak hal yang harus di lakukan
guru, agar materi pelajaran dapat dimengerti oleh siswa dan siswa betul-betul
faham tentang materi yang telah disampaikan. Dalam penyampaian materi di sini
guru harus benar-benar menuntun siswa agar mau aktif dalam pembelajaran yang
berlangsung dan mendapat hasil yang memuaskan.
Agar siswa mau belajar secara aktif dan dapat mudah faham dengan
materi yang telah disampaikan, guru harus menentukan metode dan media yang
dipakai dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode dalam proses
pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap pemahaman siswa. Oleh karena
itu, pemilihan metode dalam proses pembelajaran sangat penting untuk
penyesuaian terhadap materi yang akan disampaikan, sehingga proses dapat
berjalan dengan baik.
Pada proses pembelajaran IPA, agar anak lebih aktif dan faham dalam
kepada peserta didik proses jalannya suatu peristiwa itu terjadi. Metode
demonstrasi adalah cara mengajar seorang guru yang menunjukan,
memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukan
oleh guru. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Berhubung materi IPA tahun ajaran 2014/2015 Semester 2 tentang
sumber-sumber energi, maka siswa tidak mungkin hanya mendengar atau sekedar
tahu sumber-sumber energi itu apa saja. Metode demonstrasi ini baik digunakan
dalam pembelajaran sehingga, siswa dapat lebih mudah mendapatkan pemahaman
tentang materi yang sedang dipelajari dan menjadi lebih aktif, Sehingga hasil
pembelajaran meningkat.
Selama ini kegiatan belajar mengajar di MI Ma‟arif Rowosari masih ada
beberapa guru dalam memberikan pembelajaran lebih banyak teori dari pada
penerapan. Guru tidak menggunakan metode yang tepat sehingga peserta didik
banyak yang jenuh dan tidak memperhatikan, malas, bermain sendiri. Peserta
didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, sehingga prestasi
belajarnya kurang memenuhi KKM sebesar 70 yang ditentukan oleh madrasah.
Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti selama pra penelitian, hampir 65%
siswa berbicara dengan teman sebangkunya. Mereka menganggap pembelajaran
tidak penting, sehingga walaupun ikut pembelajaran mereka tidak
memperhatikan dan sering membuat gaduh di kelas. Apalagi saat siswa diminta
menyelesaikan tugas tersebut. Hal itu berdampak pada hasil belajar IPA siswa
yang menurun.
Mengacu pada paparan di atas maka penulis mengadakan penelitian kelas
dengan judul‟‟ PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERI SUMBER-SUMBER ENERGI MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MA‟ARIF ROWOSARI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini yaitu: Apakah dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
pada siswa kelas 2 di MI Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 2 MI
Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64).
„‟Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA siswa kelas 2 MI Ma‟arif Rowosari tahun ajaran 2014/2015
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat
peneliti tunjukkan sebagai berikut:
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan hasil belajar siswa
mata pelajaran IPA pada materi
sumber-sumber energi
menggunakan metode
demonstrasi, harus memenuhi
KKM 70.
Secara klasikal siswa
dinyatakan berhasil apabila
dalam satu kelas tersebut siswa
yang mendapatkan nilai ≥70
sebesar 80% dari total siswa di
kelas tersebut.
Siswa lebih aktif dalam
pembelajaran melalui percobaan
langsung. Tentang sumber-sumber
energi yang telah di lakukan.
Siswa lebih ingat bagaimana
sumber-sumber energi terjadi
melalui demonstrasi yang telah di
lakukan
Hasil yang di dapatkan siswa
sangat memuaskan
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapakan dapat memiliki beberapa
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses
pembelajaran.
b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan
khususnya kemampuan anak dalam peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan alam.
2. Manfaat praktis
a. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak monoton.
b. Dengan mengunakan metode tersebut siswa lebih aktif dalam mencari
tahu.
c. Metode pembelajaran terkesan bervariasi tidak membosankan.
d. Meningkatkan pembelajaran, karena dengan hasil penelitian dapat
menjadi pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti
dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberika definisi
operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan Hasil belajar
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasar sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
2. Metode
Slameto (1988,84) menjelaskan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan
pada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang dipelajari, baik
sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan(Djamah
2006:90).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), PTK yaitu Class Room Action Research, yang berarti action research
(penelitian dengan tindakan menurut beberapa pendapat berikut (Supradi,
2010: 18):
a. Arikunto
Seorang ahli di bidang ini, yaitu Arikunto (2006: 53) yang
menjelaskan pengertian PTK secara sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
mutu objek yang diamati.
2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal
dengan siklus-silkus kegiatan untuk peserta didik.
3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang
dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Pengertian PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan.
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman
dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga praktik
tersebut dilakukanSubjek penelitian
2 Subjek penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Mi Ma`arif Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
b. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di Mi Ma`ari Rowosari Desa
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/ 2015
yaitu mulai bulan januari 2015 sampai selesai.
3. Langkah-langkah
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah: perencanaan,
pelassksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan sebagai
bahan penelitian,
2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan metode demonstrasi.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi dengan metode demontrasi
5) Menyiapkan alat evaluasi metode Demontrasi
b. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk metode
demontrasi. Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh,
dalam melakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan
dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi tersebut guru
melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan, untuk
selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya
keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya.
Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan
sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan
oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing
merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan
harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan
Untuk lebih lebih tepatnya, berikut skema siklus penelitian PTK
Gambar 1.1 skema Siklus PTK.(Arikunto 2006: 34)
4.Instrumen penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: Siklus I
Acting Refleksi
Planing
Observasi
Planing
Acting Refleksi
Observasi
Siklus II
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran ipa melalui metode demontrasi..
b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa
untuk mengukur peningkatan hasil belajar yang terkait dengan materi.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan
dalam proses pembelajaran melalui metode demontrasii.
d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui mendapatkan
keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis",
(Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya
metode Demontrasi
b. Soal Tes/ Evaluasi Test
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan
dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik ini
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan
siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah
memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran.
c. Dokumentasi
mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa
catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa,
dan dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan
untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.
6. Analisis data
Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan
untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan
analisis data. Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada
dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar
tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari
lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus
dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan
untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini ditulis dalam lima bab yaitu sebagai berikut:
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka
Berisi peningkatan,hasil belar,metode demontrasi.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian
Berisi gambaran situasi umum Mi Ma‟arif rowosari Desa Rowosari
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek penelitian dan
karakteristik objek penelitian serta deskripsi persiklus.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data
dan pembahasan.
BAB V: Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar IPA
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh suatu kepandaian
(Poerwadarminta, 2006: 121). Belajar merupakan proses orang memperoleh
kecakapan, ketrampilan dan sikap (Yamin, 2005: 97) Belajar dapat diartikan
dengan menuntut ilmu. Belajar dimulai dari masih kecil sampai akhir hayat
seseorang. Rasulullah SAW., bersabda dalam salah satu haditsnya yaitu
sebagai berikut:
)لْسم هاور( ِدْحَّلا َلىِا ِدْهَمْلا َنِم َْلِْعْلا ُبُلْطُأ
Artinya: “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liangDari hadits diatas, Rasulullah SAW. menyatakan bahwa manusia harus
belajar sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan
bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan
hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar. Dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.
Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat di artikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang di nyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan kognitif
yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan,
partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan
penyesuaian dan kreativitas (Hamalik, 2003: 160).
Hasil belajar seorang siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dapat dilihat dari suatu indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan itu
adalah sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
yang tinggi, baik individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau dalam indikator
kompetensi dicapai oleh siswa, baik individu atau kelompok.
2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Menurut Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009: 23), secara umum
terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal tediri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik
individu.
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,
motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain
sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor
nonsosial dan faktor sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik
berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa
juga negatif (menghambat).Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.
Menurut Yamin (2005: 146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat
dilakukan dengan:
a. Pertanyaan Lisan di Kelas
Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan
kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian
menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka pertanyaan
dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang menjawab
benar.
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau
teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan
mengeluarkan gagasannya.
b. Kuis
Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu
yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian
melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat. Waktu
pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis
digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah
siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian
siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara
singkat.
Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan
oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan
harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun
non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda,
benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk
non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.
d. Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir
semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan
harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan
ganda atau uraian.
e. Tugas Individu
Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk
mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu ini dapat
diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau
soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas
membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas
individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif
maupun non-objektif.
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai
kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan
tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama
dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa
membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan
bersama-sama.
4. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar
Arifin (2009: 123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan
ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar
siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.
a. Instrumen Penilaian secara Objektif
1)Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur
hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda
merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam
evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan
opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak
lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan.
Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan
pengecoh (diktator).
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
b. Instrumen Penilaian secara Non-Objektif
1)Jawaban Singkat atau Isian Singkat
Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.
Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat
kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.
2)Uraian Objektif
Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah
urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk
membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal
berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian
objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!
3)Uraian Bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan
pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat
memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip,proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah.
Pendidikan Pengetahuan Alam di Madrasah ibtidaiyah bermanfaat bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Departemen
agama, 2004:205).
Ilmu Pengetahuan Alam, sering juga disebut dengan istilah pendidikan
sains,disingkat menjadi IPA.
2. Tujuan dan Fungsi IPA
Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam berfungsi untuk
menguasai konsep dan manfaat pengetahuan alam dalam kehidupan
sehari-hari untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
selanjutnya ( Departemen Agama, 2004: 2006)
Adapun tujuan pembelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dalam
Badan Setandar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk :
a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan,keindahan, dan keteraturan alam
ciptaannya.
b) Meengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saing mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
3. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup pengetahuan alam meliputi dua aspek:
1. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreatifitas dan memecahkan masalah, sikap
dan nilai ilmiah
2. Pemahaman konsep dan penerapannya:
a. Makhluk hidup dan proses kahidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listik,cahaya,dan peasawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit.
e. Pengetahuan alam dan teknologi, lingkungan, masyarakat
merupakan penerapan konsep pengetahuan alam dan saling
keterkaitan (Departemen Agama, 2004: 206).
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA
Standar Kompetensi mata pelajaran Pengetahuan Alam adalah:
1. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,
bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk hidup dan
lingkungan.
2. Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan
di sekitar rumah dan madrasah.
3. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian
sederhana dalam lingkungan pengalaman.
4. Mampu memanfaatkan pengetahuan alam dan merancang/ membuat
produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip pengetahuan
alam dan mampu mengelola lingkungan di sekitar (Departemen
Agama, 2004: 208).
Kurikulum IPA menyelesaikan perkembangan informasi ilmu
dan program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Kompetensi IPA menjamin keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Penguasaan kecakapan hidup, prinsip-prinsip alam,
kemampuan bekerja, dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan
kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.
6. Materi IPA yang diaplikasikan dalam penelitian
Sumber Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Sumber energi adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan
energi. Bunyi, panas, cahaya, dan gerak adalah sumber energi.
Jenis-jenis energi yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu :
a. Energi panas matahari
Setiap hari kita melihat matahari. Matahari adalah sumber
energi terbesar di bumi. Matahari menghasilkan energi panas.
Energi ini termasuk energi alami. Panas matahari diperlukan
makhluk hidup. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan
panas matahari. Apa kegunaan panas matahari bagi makhluk
hidup? Panas matahari sangat berguna bagi manusia. Panas
masih basah agar kering padi dijemur ditempat panas setelah
kering padi digiling jadi beras.
b. Listrik
Listrik wujudnya tidak tampak. Listrik berbahaya. Listrik
banyak manfaatnya. Kita harus berhati-hati menggunakan listrik.
Listrik termasuk sumber energi. Banyak alat-alat rumah tangga
yang menggunakan listrik. Hampir semua rumah punya televisi.
Televisi biasa ditaruh di ruang keluarga. Semua keluarga bisa
melihatnya. Acara di televisi berganti-ganti. Televisi yang
disambungkan ke televisi menghasilkan bunyi dan cahaya.
c. Energi Gerak
Air bergerak mengalir. Gerakan air dapat menggerakkan
benda-benda yang terapung di atasnya. Kegiatan di atas
membuktikan bahwa perahu terdorong oleh gerakan air.
Oleh karena itu, air disebut sumber energi gerak. Contoh
energi gerak adalah angin. Angin adalah udara yang
bergerak. Baling-baling/kincir angin di atas dapat bergerak
berputar karena terkena tekanan angin. Kincir angin
digerakan oleh air yang mengalir. Gerakan kincir angin
tersebut dapat menghasilkan energi. Energi gerak tersebut
dihubungkan dengan generator dan menghasilka listrik.
Hampir setiap saat, kita mendengar bermacam-macam
bunyi. Saat berjalan, kamu mendengar suara langkah. Ketika
kamu mendengar suara radio, burung berkicau, ayam
berkokok, orang berbicara, dan sebagainya. Bahkan, di malam
hari yang sunyi pun kamu masih dapat mendengar suara
jangkerik dan detak jarum jam dinding.
Apa sebenarnya bunyi itu? Dari manakah sumber bunyi itu ?
Pada dasarnya, benda dapat mengeluarkan bunyi karena
bergetar. Benda atau alat alat yang menimbulkan bunyi disebut
sumber bunyi. Misalnya, gong yang di pukul dan gitar yang di
petik,jam beker,radio dan masih banyak contoh yang lainnya.
C. Metode Demonstrasi
1. Metode
a. Pengertian Metode
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.( Fathurrohman, 2007: 15). Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menguasai metode mengajar merupakan keharusan. Sebab seorang guru
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode
Slameto (1988: 84) menjelaskan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang hurus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran
salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya
dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen
pendidikan.
Menurut Djamarah (2007: 55) metode memiliki kedudukan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Sebagai alat motifasi dalam kegiatan belajar mengajar(KBM).
Menyiasati perbedaan individual anak didik.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,
diharapkanmakin efektif pula pencapaian tujuan dari pembelajaran. Oleh
sebab itu, fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena
metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu
proses belajar belajar mengajar.
c. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Pada dasarnya, tidak ada satupun metode mengajar yang dapat
dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada
kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarang dalam
memilih serta menggunakan metode.
Pupuh Fathurrohman menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelaaran.
Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan
sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi palajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan
oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial,
lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.
Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam,
super aktif, tertutup, terbuka, periang. Semua perbedaan tadi akan
berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran
Situasi kegiatan belajar mengajar merupakan setting lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.
Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses
pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu
pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk
praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau
demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya
proses pembelajaran yang efektif.
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan
dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar
biasanya dipengaruhi oleh pula oleh latar belakang pendidikan. Guru
yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil
dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan
guru yang latar belakangnya kurang relevan, sekalipun tepat dalam
menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam
penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus
dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu
akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
d. Ciri-ciri metode yang baik
Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihapdapkan pada pilihan
metode. Banyak metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar,
namun tidak semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik,
dan tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode
terletak pada ketetapan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat
2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa
dan materi.
3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan
materi.
5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutekno (2007: 56) menjelaskan
bahwa metode apaun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar
hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi
metode dalam proses belajar mengajar, yakni :
1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, tau
laksana mobil tanpa bahan bakar.
2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak
memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.
f. Efektivitas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dangan percuma hanya
karena pengguanaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan
bukan atas dasar kebutuhan siswa atau karakter situasi kelas.
Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang
menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode
hendaknya menjadi variabel dependen yang dapt berubah dan
berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode
pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajaran sebagai
persiapan tertulis.
2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
mengarahkan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi
,atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya atau tiruan,
yang disertai penjelasan lisan. Dengan proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih terkesan secara mndalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran.
Metode demontrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses
mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakanya atau
menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau
melihat kebenaran sesuatu.
b. Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbilisme(pemahaman secara kata-kata
atau kalimat)
3. Proses pengajaran lebih menarik.
4. Siswa di rangsang untuk aktif menggamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
c. Kelemahan Metode Demonstrasi
1. Metode ini merlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa
di tinjau hal itu, pelaksanaan demontrasi akan tidak efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
tersedia dengan baik.
3. Demontrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.(Syaiful bahri,
2006 : 91)
Dengan penggunaan metode demontrasi materi sumber- sumber
energi memudahkan penulis dalam menerangkan materi pada
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Rowosari
1. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian : MI Ma‟arif Rowosari
Alamat Lengkap : Ds. Rowosari Kec. Tuntang Kab. Semarang.
50773.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : II (Dua)/ II (Genap)
2. Keadaan Guru dan Siswa MI Ma’arif Rowosari
a. Keadaan Guru MI Ma’arif Rowosari
Jumlah guru atau staf pengajar pada MI Ma‟arif Rowosari
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015
berjumlah 10 orang yang terdiri dari S1 dan S2.
Adapun nama-nama pengajar atau guru pada MI Ma‟arif Rowosari
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 secara rinci
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Data Nama Guru MI Ma’arif Rowosari Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama
Jenjang
Jabatan Pendidikan
1 Aris Trihariyanto, S.Ag, M.Pd.I S2 Kepala Sekolah
2 Budi Ambar Siswati, S.Ag S1 Guru Kelas VI
3 Isyami, S.Pd.I S1 Guru Kelas V
4 Muchammad Immamudin, S.Pd.I S1 Guru Kelas III
5 Ranindya Candra Kartika, S.Pd.I S1 Guru Kelas IV
6 Fuad Fakhruddin, S.Pd.I S1 Agama
7 Afidatul Hasanah, S.Pd S1 Guru Kelas I
8 Diah Ari Istanti, S.Pd.I S1 Guru Kelas II
9 Ulul Azmi, S.Pd.I S1 Penjasorkes
b. Keadaan Siswa MI Ma’arif Rowosari
Secara keseluruhan jumlah siswa MI Ma‟arif Rowosari pada tahun
pelajaran 2014/2015 berjumlah 111 siswa. Di bawah ini adalah data siswa
MI Ma‟arif Rowosari tahun pelajaran 2014/2015:
Tabel 3.2
Data Siswa MI Ma’arif Rowosari Tahun Pelajaran 2014/2015
3. Subyek Penelitian
Siswa kelas 2 MI Ma‟arif Rowosari berjumlah 19 orang, terdiri dari
13 laki-laki dan 6 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
3.3
Tabel 3.3
Data Siswa Kelas II di MI Ma’arif Rowosari
No Nama Jenis Kelamin
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
6 Dewi Silmi Kaffah
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus I diantaranya yaitu media
yang berupa lilin,setrika dan sendok, lembar tes formatif yang bertujuan
siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan
siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru
dalam pembelajaran.
2. Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2015,
dengan materi tentang sumber-sumber energipanas. Dalam siklus ini peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru melakukan presensi
Guru bertanya “ bagaimana kabarmu hari ini?”
Guru memotivasi siswa
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2. Kegiatan inti
Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh
guru
Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan percobaan.
Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk
Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam
percobaan tersebut.
Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan.
Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan (elaborasi)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil
percobaan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberikan lembar soal kepada siswa
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
guru mengakhiri pembelajaran
3. Observasi
Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya adalah tahap observasi
atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan
menggunakan format observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan
ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai guru dalam proses pembelajarannya. Dari hasil observasi
menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
pelaksanaan tindakan kelas dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran
IPA.
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses
pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Berikut penjelasannya:
a. Hal-hal yang mendukung
1) Guru sudah cukup jelas dalam mengucapkan salam.
2) Guru sudah cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Media cukup bagus dan membuat siswa tertarik
4) Penguasaan materi dari guru cukup baik.
5) Metode Demonstrasi dapat diterapkan dalam mata pelajaran
6) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas.
7) Siswa mengerjakan soal dengan tertib.
b. Hal-hal yang menghambat
1) Guru belum bisa mengondisikan kelas
2) Guru kurang pandai menarik perhatian siswa
3) Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat
4) Guru kurang jelas dalam memberi instruksi penrcoban demonsti
5) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa
6) Pengelolaan kelas yang masih kurang sehingga kelas kurang kondusif.
7) Siswa kurang dalam merespon panggilan dari guru.
8) Siswa berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan penjelasan
9) Siswa kurang dalam memanfaatkan bertanya kepada guru tentang
materi terkait
10)Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang diajarkan.
c. Ide perbaikan
1) Guru harus mengkondisikan kelas terlebih dahulu.
2) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.
3) Dalam penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
4) Instruksi guru harus lebih jelas lagi
5) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing siswa
6) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
7) Pengelolaan kelas lebih ditingkatkan.
8) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain
sendiri
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti mengarahkan siswa untuk lebih aktif
ketika pembelajaran berlangsung agar indikator pembelajaran tercapai. Peneliti
melakukan tahapan di bawah ini
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian yang terdiri dari:
3) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
4) Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus II diantaranya yaitu
media yang berupa setrika,lampu dan kipas angin, lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II,
lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran
dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui
perkembangan guru dalam pembelajaran.
2. Tindakan
siklus II ini dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 20 Februari 2015.
Pada siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran, yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:
1. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru melakukan presensi
Guru bertanya “ bagaimana kabarmu hari ini?”
Guru memotivasi siswa
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2. Kegiatan inti
Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh guru
Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk
melakukan percobaan.
Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam
percobaan tersebut.
Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan
Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil
percobaan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberikan lembar soal kepada siswa.
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
Guru mengakhiri pembelajaran.
3. Observasi
Pada tahap pengamatan siklus II ini peneliti dibantu dengan rekan sejawat
untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses
pembelajaran. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan
siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses
pelaksanaan pembelajaran untuk dianalisis dan dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Berikut penjelasannya:
a. Hal-hal yang mendukung
1) Guru sudah cukup jelas dalam mengucapkan salam.
2) Pengondisian kelas sudah cukup baik
3) Guru dalam menjelaskan materi sudah cukup baik dan tenang
4) Sudah cukup optimal dalam membimbing siswa
5) Guru sudah cukup baik dalam memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa.
6) Pengelolaan kelas yang cukup baik.
7) Siswa sudah baik dalam menjawab salam dari guru.
8) Siswa sudah cukup dalam merespon panggilan guru.
9) Siswa sudah cukup antusias dalam menanggapi pertanyaan dari guru.
10)Siswa cukup memperhatikan penjelasan materi dari guru.
11)Siswa sudah mulai berani bertanya tentang materi yang diajarkan.
12)Siswa sudah mulai percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
13)Siswa tertib dalam mengerjakan soal evaluasi.
14)Siswa mulai paham instruksi yang diberikan guru
1) Penjelasan materi perlu ditingkatkan atau guru harus lebih kreatif
dalam menjelaskan materi.
2) Guru harus membuat siswa lebih percaya diri saat pembelajaran
berlangsung.
3) Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan agar kelas lebih kondusif.
4) Siswa masih belum bisa menyimpulkan materi
5) Masih ada beberapa siswa yang tidak merespon panggilan dari guru.
6) Masih ada beberapa siswa yang bermain saat pembelajaran
berlangsung.
7) Interaksi dengan siswa masih kurang maksimal
8) Ada beberapa siswa yang masih malu dan tidak menjawab saat ditanya
oleh guru
c. Ide perbaikan
1) Pengelolaan kelas lebih ditingkatkan .
2) Guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik.
3) Instruksi harus lebih ditingkatkan lagi
4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
5) Guru harus membuat siswa lebih semangat dan percaya diri saat
mengikuti pembelajaran.
6) Guru harus membuat siswa lebih aktif dan mengur siswa yang belum
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
1. Perencanaan
Pada siklus III ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam tahap siklus
III ini mencakup kegiatan sebagai berikut ini:
5) Mempersiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
Di dalam RPP ini memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
6) Menyiapkan perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam kegiatan siklus III diantaranya yaitu
media yang berupa belera,jambeker dan sendok lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I,
lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran
dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui
perkembangan guru dalam pembelajaran.
2. Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 21 Februari 2015. Pembelajaran mengacu pada apa yang
tertulis dalam RPP dengan menggunakan metode demonstrasi. Adapun
kegiatan dalam siklus III adalah sebagai berikut:
Guru mengucapkan salam
Guru menyapa siswa dengan lagu “bagimana kabarmu”
Guru melakukan presensi
Guru memotivasi siswa
Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Guru menjelaskan cakupan materi
2. Kegiatan inti
Guru meminta siswa mengamati percobaan yang di lakukan oleh guru
Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan percobaan.
Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk
melakukan percobaan.
Sebelum melakukan percobaan guru menjelaskan cara kerja dalam
percobaan tersebut.
Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan
Siswa di minta menyebutkan hasil dari percobaan (elaborasi)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dari hasil
percobaan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberikan lembar soal kepada siswa
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
4. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam
pelaksanaan tindakan kelas pada kelas II, sedangkan faktor penghambat
berkurang pada siklus III ini.
5. Refleksi
Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode pembelajaran
yang baru untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode
Demonstrasi. Pada siklus III semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa
dalam belajar ipa masih menunjukan rendahnya kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran. Kondisi awal ini sebagai acuan dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II MI Ma‟arif Rowosari Desa
Rowosari, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Berdasar pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan penelitian,
menunjukan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
5 Ananda Khoirul F. 70 70
nilai ketuntasan yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang
pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi di MI Ma‟arif
Rowosari Desa Rowosari kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
2. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 17 Febuari 2015. Di kelas II dengan jumlah 19 siswa.
Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah
disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan
guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II pada mata pelajaran IPA yaitu 70.
Berikut data dari hasil penelitian pada siklus I:
a. Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus I data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut tabel mengenai hasil pengamatan
pada siswa:
Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I