PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
MUSYARAKAH, MURABAHAH DAN NON
PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
AGUNG MULYA PRASETYO
NIM 21313144
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
i
PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
MUSYARAKAH, MURABAHAH DAN NON
PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
AGUNG MULYA PRASETYO
NIM 21313144
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vi MOTTO
“Jika Anda ingin membuat mimpi Anda menjadi
kenyataan, hal pertama yang harus anda lakukan adalah bangun”
(Albert Einstein)
“All our dream can come true if we have the courage to
pursue them”
(Walt Disney)
“Untuk menemui keberhasilan yang pertama kita lakukan adalah berani melangkah”
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada : Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta
hidayah-Nya. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu (Mulyati) dan Bapak (Suparyono), serta dua saudaraku tercinta (Fajar Dwi Mulyanto dan Bagas Wahyu Setiawan) yang selalu mendo’akan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi
dalam pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk semuanya.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan
kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2012-2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do’a, bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi
ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku pembimbing, yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
ix
5. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendo’akan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN
Salatiga
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses
untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian
berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan
karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
Agung Mulya Prasetyo
x ABSTRAK
Prasetyo, Agung, Mulya. 2018. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M.Ag.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan NPF terhadap Profitabilitas (ROA) bank umum syariah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
populasi bank umum syariah di indonesia periode 2012-2016. Pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling
merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan alat bantu analisis SPSS versi 16 dan Eviews 6. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), variabel pembiayaan
musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA),
variabel pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) dan variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA). Pada uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan
bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan
murabahah, NPF secara stimultan berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 72,1% sedangkan sisanya 27,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
xi DAFTAR ISI
SAMPUL...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN...iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...v
MOTTO...vi
PERSEMBAHAN...vii
KATA PENGANTAR...viii
ABSTRAK...x
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah...8
C. Tujuan Penelitian...8
D. Kegunaan Penelitian...9
E. Sistematika Penulisan...10
xii
B. Kerangka Teori...21
1. Profitabilitas...21
a. Pengertian Profitabilitas...21
b. ROA...21
2. Pembiayaan Bank Syariah...22
3. Pembiayaan Mudharabah...24
a. Pengertian Mudharabah...24
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah...25
c. Rukun Pembiayaan Mudharabah...26
d. Syarat Pembiayaan Mudharabah...27
4. Pembiayaan Musyarakah...27
a. Pengertian Musyarakah...27
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah...29
c. Syarat Pembiayaan Musyarakah...29
5. Pembiayaan Murabahah...30
a. Pengertian Murabahah...30
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah...30
c. Rukun Pembiayaan Murabahah...31
6. Non Performing Financing...31
C. Kerangka Penelitian...32
D. Hipotesis...33
xiii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...40
C. Populasi dan Sampel...40
D. Teknik Pengumpulan Data...42
E. Definisi Konsep dan Definisi Operasional...42
F. Instrumen Penelitian...44
G. Tehnik Analisis Data...45
1. Uji Stasioneritas...45
2. Uji Asumsi Klasik...46
a. Uji Multikolonieritas...46
b. Uji Heterokesdastisitas...47
c. Uji Normalitas...48
d. Uji Autokorelasi...49
3. Uji Statistik...50
a. Analisis Regresi Berganda...50
b. Uji t...51
c. Uji F...51
d. Uji R2 (Koefisien Determinasi)... 52
H. Alat Analisis...53
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian...54
1. Uji Statistik Deskriptif...54
B. Analisis Data...55
xiv
a. Uji Multikolonieritas...55
b. Uji Heterokesdastisitas...57
c. Uji Normalitas...59
d. Uji Autokorelasi...60
2. Uji Statistik...61
a. Analisis Regresi Linear Berganda...61
b. Uji t...64
c. Uji F...66
d. Uji R2 (Koefisien Determinasi)... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian...68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...73
B. Saran...74
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas...12
Tabel 2.2 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas...16
Tabel 2.3 Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas...17
Tabel 2.4 Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas...19
Tabel 2.5 Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas ...19
Tabel 2.6 Hipotesis Penelitian ...40
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ...45
Tabel 3.2 Kriteria Autokorelasi ...49
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif...54
Tabel 4.2 Hasil Uji R2 Regresi Utama...56
Tabel 4.3 Perbandingan r2 dan R2...57
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokesdastisitas...58
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas...60
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi...61
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda...62
Tabel 4.8 Hasil Uji t...64
Tabel 4.9 Hasil Uji F...67
Tabel 4.10 Hasil Uji R2...67
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rekapan Data Penelitian.
Lampiran 2: Hasil Uji Stasioneritas.
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS:
a. Lampiran Uji Statistik Deskriptif.
b. Lampiran Uji Multikolonieritas.
c. Lampiran Uji Heterokesdastisitas .
d. Lampiran Uji Normalitas.
e. Lampiran Uji Autokorelasi.
f. Lampiran Analisis Regresi Berganda.
g. Lampiran Uji t.
h. Lampiran Uji F.
i. Lampiran Uji R2 (Koefisien Determinasi).
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia telah menunjukan
bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan satu-satunya sistem
yang dapat diandalkan. Perbankan syariah merupakan salah satu sistem
perbankan lain yang lebih tangguh daripada perbankan dengan sistim
konensional. Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi
dengan tidak menggunakan bunga (riba). Produk-produk yang
dikembangkan bank syariah berdasarkan Al-Quran dan Hadis, dengan
demikian bisa dikatakan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokonya adalah memberikan pembiayaan dalam lalu lintas
peredaran uang yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam (Muhammad, 2005:13).
Perbankan syariah yang dilaksanakan diatas prinsip yang berbeda
dengan perbankan konvensional yang kenyataanya lebih terbukti mampu
bertahan pada saat krisis sekalipun. Saat ini, sistem perbankan syariah
lebih berkembang dan menjadi alternatif menarik bagi kalangan
perusahaan sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber
daya manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Dengan
seiring berjalannya waktu, pemahaman masyarakat mengenai sistem bank
2
masyarakat. Perkembangan ini memicu semakin banyaknya bank umum
syariah yang bermunculan. Berdasarkan dari data statistik perbankan
syariah pada tahun 2016 terdapat 13 bank umum syariah, jumlah ini
ternyata lebih banyak dibandingkan pada tahun 2014 yang baru berjumlah
12 bank umum syariah.
Dilihat dari pertumbuhan perbankan syariah yang semakin
mengalami kemajuan yang positif pada setiap tahunnya, maka diperlukan
penilaiaan untuk menentukan kondisi suatu bank yang biasanya
menggunakan berbagai alat ukur. Salah satunya adalah aspek earning atau
pendapatan. Hasil dari aspek tersebut kemudian menghasilkan kondisi
suatu bank. Berdasarkan pendapatan tersebut, aspek earning atau
profitabilitas merupakan salah satu aspek yang dapat menilai kinerja suatu
bank apakah sudah baik atau belum. Profitabilitas merupakan salah satu
elemen yang sangat penting dalam penilaian kinerja keuangan bank.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya
(Harahap, 2008: 305).
Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga
keberlangsungan usahanya. Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan
dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara
menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Karena
yang dicapai bank yang bersangkutan. Dengan begitu, profitabilitas bank
tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Ericson, 2008: 31).
Dengan adanya bermacam-macam cara penilaian profitabilitas
suatu perusahaan, salah satunya dengan metode Return On Assets (ROA).
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu cara menghitung kinerja
keuangan perusahaan dengan membandingkan laba bersih yang diperoleh
perusahaan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA
merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas
sumber daya keuangan yang telah ditanamkan pada perusahaan (Permana,
2010: 29). Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari
segi penggunaan asset ( Dendawijaya, 2009).
Dalam penggunaan assetnya serta operasional bank syariah sama
halnya dengan bank konvensional yaitu berfungsi untuk mengerahkan
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan, dengan memanfaatkan aktiva produktif
yang dimiliki bank. Komponen aktiva produktif yang dimiliki bank
syariah salah satunya adalah pembiayaan. Pembiayaan adalah salah satu
produk usaha bank syariah yang mampu menghasilkan keuntungan.
Pembiayaan mempunyai dua lingkup arti, diantaranya pembiayaan secara
luas berarti financing, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
4
maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2005:
260).
Jasa pembiayaan yang diberikan bank syariah jauh lebih beragam
daripada jasa-jasa pembiayaan yang diberikan oleh bank konvensional.
Berdasarkan jenisnya pembiayaan bank syariah dibagi menjadi tiga,
pertama; pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i) dengan akad
murabahah, salam, dan istishna, kedua; pembiayaan dengan prinsip sewa
(ijarah) dengan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bitamlik, ketiga;
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah) dengan akad mudharabah
dan musyarakah (Yudiana, 2014: 23).
Didalam jasa pembiayaan perbankan syariah pembiayaan yang
terkenal yaitu pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diantaranya yaitu
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah serta ada juga
pembiayaan dengan prinsip jual beli diantaranya yaitu pembiayaan
murabahah.
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dengan akad mudharabah
adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul
maal) dengan nasabah sebagai pengusaha atau pengelola dana (mudharib),
untuk melakukan usaha dengan nisbah bagi hasil (keuntungan atau
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lainnya yaitu pembiayaan
dengan akad Musyarakah, merupakan suatu bentuk akad kerjasama
perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya
dalam suatu usaha, dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk
ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. keuntungan
dibagi menurut proporsi peyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan
bersama (Yudiana, 2014: 49).
Semakin tinggi pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka
semakin tinggi pula tingkat profitabilitas suatu bank (Pratama dkk, 2017).
Dalam keterkaitannya pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
musyarakah memiliki pengaruh dalam naik turunnya profitabilitas bank
syariah, ada beberapa peneliti yang telah meneliti tentang pengaruhnya
pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas diantaranya dalam
penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Sunarto (2016) menyatakan
bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dan pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas. Sementara ada peneliti lainnya menyatakan hasil yang
bertolak belakang yaitu dari Faradilla dkk. (2017) yang menyatakan bahwa
pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan
dari Aisyah dkk. (2016) menyatakan pembiayaan musyarakah tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas.
Produk lain yang ditawarkan oleh bank syariah selain dengan
6
pembiayaan dengan akad Murabahah adalah transaksi dengan prinsip jual
beli. Transaksi dengan prinsip murabahah berarti terjadi jual beli barang
antara dua pihak penjual dan pembeli dengan harga diatas harga pokok
(harga pokok ditambah keuntungan) yang disepakati oleh pihak penjual
dan pihak pembeli (Nabhan, 2008: 91).
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan bank dintentukan di
depan dan menjadi bagian atas harga barang dijual. Dalam kegiatannya,
akad murabahah yang merupakan salah satu produk dari prinsip jual beli
mendominasi transaksi pembiayaan bank syariah. Semakin banyak bank
syariah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan murabahah maka
akan semakin meningkatkan keuntungan yang didapat oleh bank syariah
itu sendiri. Seperti penelitian oleh Haq (2015) yang menyatakan
pembiayaan murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas. Ada peneliti lain yang menyatakan hasil bertolak belakang
dengan penelitian diatas, dilakukan oleh Aisyah dkk. (2016) yang
menyatakan pembiayaan murabahah tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Semakin meningkatnya produk pembiayaan dalam bank syariah
akan mendatangkan resiko perbankan yang besar pula, salah satunya yaitu
resiko pembiayaan. Hal ini dikarenakan pembiayaan merupakan produk
investasi bank syariah yang termasuk dalam produk Natural Uncertainty
senantiasa mendatangkan resiko, pembiayaan pun mengalami
ketidakpastian atas pengembalian laba atau keuntungan dari dana yang
telah di sepakati antara bank dan nasabah. Adanya ketidakpastian tersebut
membawa resiko yang tinggi bagi bank syariah sebagai penyalur dana atas
pembiayaan tersebut (Karim, 2006: 114).
Tingginya resiko pembiayaan tercemin dari rasio pembiayaan
bermasalah yang sering dikenal sebagai Non Performing Financing
(NPF). Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) berarti
pembiayaan yang dalam pelaksanaanya belum mencapai atau memenuhi
target yang diinginkan pihak bank seperti pengembalian pokok atau bagi
hasil yang bermasalah. Risiko kredit yang disebabkan oleh
ketidakmampuan pihak debitur untuk mengembalikan jumlah pinjaman
yang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, bila tidak dikelola
dengan baik maka akan mengakibatkan proporsi kredit bermasalah yang
semakin besar sehingga akan berdampak terhadap kondisi perbankan dan
dapat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap tingkat kesehatan
bank (Refinaldy, 2014: 5).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ummah dan Suprapto
(2015) dan juga Rizal (2016) menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas, berbeda dengan penelitian oleh
Yunita (2014) dan Haq (2015) yang me nyatakan bahwa NPF tidak
8
Dengan memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi diatas, dan
adanya keterkaitan antar variabel satu dan lainnya serta adanya perbedaan
hasil penelitian sebelumnya antara peneliti satu dengan peneliti lainnya
maka mendorong minat dan gagasan penulis untuk mengangkatnya
menjadi bahan dan judul skripsi. Atas dasar itulah penulis menulis judul “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Non
Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Periode 2012-2016 “ B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas
bank umum syariah ?
2. Apakah pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas
bank umum syariah ?
3. Apakah pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas
bank umum syariah ?
4. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap
profitabilitas bank umum syariah ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas
2. Mengetahui pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas
bank umum syariah.
3. Mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas
bank umum syariah.
4. Mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan secara
umum mengenai pengaruhnya pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, NPF terhadap Profitabilitas.
2. Kegunaan Praktisi
a. Bagi mahasiswa memberikan pengetahuan apa saja tentang
pembiayaan dan kinerja keuangan bank syariah, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap Profitabilitas. Penelitian ini diharapkan juga
dapat menjadi sumbang pikir bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian pada bidang yang sama.
b. Bagi bank syariah penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
masukan khususnya dalam mengelola pembiayaan maupun kinerja
keuangan dalam meningkatkan profitabilitas.
c. Bagi penyusun sebagai pengembangan teori yang sudah didapat
dalam bangku perkuliahan dan sebagai acuan untuk
10
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab:
BAB I Pendahuluan: menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori: meliputi telaah pustaka yang berisi
penelitian terdahulu dan memberikan gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain yang dijadikan
pedoman penulis dalam penelitian ini, kerangka teori yang
berisi bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis konsep-konsep yang terkait dan penting untuk
dikaji, kerangka penelitian berisi telaah kritis untuk
menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji
disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan, dan
hipotesis yang berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III Metode Penelitian: meliputi jenis penelitian, definisi konsep
dan operasional, kerangka penelitian, sumber data penelitian,
lokasi, populasi, sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data dan uji instrumen.
BAB IV Analisis Data: meliputi gambaran singkat objek penelitian,
sumber data, alat analisis data, uji instrumen, uji statistik, uji
BAB V Penutup berisi uraian kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian serta saran baik untuk bank syariah maupun untuk
peneliti berikutnya yang melakukan penelitian dengan tema
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan
beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel yang akan
diteliti dalam tabel penelitian terdahulu dibawah ini :
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas No Peneliti /
dan Sewa Ijarah terhadap Tingkat Profitabilitas
pada PT. Bank Muamalat
Indonesia
Bagi Hasil Mudharabah
dan Musyarakah
Terhadap Profitabilitas
(Studi Pada Bank Umum
Syariah yang Terdaftar
Pada Bursa Efek
Indonesia Periode
3 Arief
Pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Daerah
Istimewa Yogyakarta
yang terdaftar di Bank
Indonesia Periode
2012-2014)
dan Eisiensi Terhadap
Profitabilitas Bank
Mudharabah, Terhadap Tingkat Profitabilitas Profitabilitas (Studi Pada
Bank Syariah di
Indonesia Periode Maret
14 Profitabilitas ( Studi
Kasus Bank Muamalat
Indonesia tahun 1997-
2006)
Jual Beli, Pembiayaan
11 Fathya
Profitabilitas pada Bank
Muamalat Indonesia
Syariah Di Indonesia
(Studi kasus Pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia Tahun
2009-2012)
Dampak Indikator Rasio
16
Syariah Di Indonesia
Periode Januari 2009
Hingga Mei 2014
berganda
Dari tabel 2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan non performing financing(NPF).
Tabel 2.2
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas No Peneliti /
Tahun
Judul Hasil Temuan
1 Ditha Nada
Pratama dkk.
(2017)
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Pembiayaan Musyarakah dan Sewa
Ijarah terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan
Mudharabah (+)
2 Yeni Susi
Rahayu dkk
(2016)
Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil
Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Profitabilitas (Studi Pada
Bank Umum Syariah Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Indonesia Periode
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus
Pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terdaftar di Bank Indonesia
Periode 2012-2014)
Pembiayaan
4 Buchori, Imam
dan Aji
Prasetyo
(2013)
Pengaruh Tingkat Pembiayaan
Mudharabah, Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Koperasi Jasa
Keuangan Syariah( KLKS) Manfaat
Surabaya
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah di
Indonesia Periode Maret 2015-
Agustus 2016)
Pembiayaan
Mudharabah (+)
6 Cut Faradilla
dkk (2017)
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah, dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
Pembiayaan
Mudharabah (-)
7 Aisyah dkk
(2016)
Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan
Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah
Pembiayaan
Mudharabah (+)
Tabel 2.3
Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas No Peneliti /
Tahun
Judul Hasil Temuan
1 Ditha Nada
Pratama dkk.
(2017)
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Pembiayaan Musyarakah dan Sewa
Ijarah terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan
Musyarakah (+)
2 Yeni Susi
Rahayu dkk
Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil
Mudharabah dan Musyarakah
Pembiayaan
18
(2016) Terhadap Profitabilitas (Studi Pada
Bank Umum Syariah Yang Terdaftar
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terdaftar di Bank Indonesia Periode
2012-2014)
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah di
Indonesia Periode Maret 2015-
Agustus 2016)
Pembiayaan
Musyarakah (-)
5 Aisyah dkk
(2016)
Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan
Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah
Pembiayaan
Musyarakah (-)
6 Cut Faradilla
dkk (2017)
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah, dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
Pembiayaan
Tabel 2.4
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas
No Peneliti / Tahun Judul Hasil Temuan
1 Rr. Nadia Arini
Haq (2015)
Pengaruh Pembiayaan dan Eisiensi
Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah di
Indonesia Periode Maret 2015-
Agustus 2016)
Pembiayaan
Murabahah (+)
3 Aisyah dkk
(2016)
Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan
Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah
Pembiayaan
Murabahah (-)
4 Cut Faradilla
dkk (2017)
Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah, dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
Pembiayaan
Murabahah (+)
5 Ferdian Arie
Bowo (2013)
Pengaruh Pembiayaan Murabahah
Terhadap Profitabilitas ( Studi Kasus
Bank Muamalat Indonesia tahun
1997- 2006)
Pembiayaan
Murabahah (+)
Tabel 2.5
Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas
No Peneliti / Tahun Judul Hasil Temuan
1 Rr. Nadia Arini
Haq (2015)
Pengaruh Pembiayaan dan Eisiensi
Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah
20
Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio
Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Di Indonesia
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas pada Bank Muamalat
Indonesia
Non Performing Finaning (+)
4 Rima Yunita
(2014)
Faktor- Faktor yang mempengaruhi
tingkat Profitabilitas Perbankan
Syariah Di Indonesia (Studi kasus
Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Tahun 2009-2012)
Non Performing Finaning (-)
5 Fitra Rizal
(2016)
Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan
Operational Efficiency Ratio
Terhadap Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
Non Performing Finaning (+)
6 Muhammad
Yusuf (2017)
Dampak Indikator Rasio Keuangan
Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Di Indonesia
Non Performing
Pembiayaan Rakyat Syariah Di
Indonesia Periode Januari 2009
Hingga Mei 2014
B. Kerangka Teori
1. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
atau menilai kemampuan perusahaan untuk menari keuntungan. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan
dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahaan ( kasmir, 2004: 196). Rasio
profitabilitas merupakan rasio yang melihat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atau profitabilitas. Tingkat profitabilitas
bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan
keadaan atau kemampuan suatu bank syariah dalam menghasilkan
laba. Selain itu merupakan suatu hasil akhir bersih dari berbagai
kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan
keputusan akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan (Fahrul
dkk, 2012: 77).
b. ROA (Return On Asset )
Laba merupakan tujuan utama bank dalam mengelola dana yang
tersedia. Semakin banyak dana yang dikelola maka diharapkan
semakin banyak keuntungan pula yang diharapkan. Dalam menghitung
laba, ada banyak rasio yang digunakan. Dalam pengukuran
22
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA. ROA
penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektiitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah
pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return)
semakin besar (Siamat,2005:102). ROA adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset (Dendawijaya, 2009: 118).
Rumus untuk menghitung ROA (Return On Asset) tersebut adalah:
ROA = Laba Bersih x 100%
Total Assets
2. Pembiayaan Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014:33) pembiayaan dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan pemberian fasilitas keuangan atau finansial yang diberikan
satu pihak kepada pihak yang lain untuk mendukung kelancaran usaha
ataupun untuk investasi yang telah direncanakan. Pembiayaan merupakan
salah satu tugas pokok bank yaitu sebagai pemberi fasilitas atau dengan
kata lain sebagai penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
merupakan suatu produk yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah atau
masyarakat yang memerlukan dana untuk mendukung kegiatan
perekonomian maupun untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Muhammad (2005:260) pembiayaan berarti financing atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dijalankan orang lain. Dalam dunia perbankan syariah pembiayaan
merupakan pendanaan yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam pasal
1 nomor (12) dikatakan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah penyediaan uang atau tagihan dengan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain ang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu atau periode tertentu (Asiyah, 2015:2).
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 3) istilah pembiayaan pada
intinya berarti I Believe, I Trust, ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul maal menaruh kepercayaan
kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana
tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan
ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua
24
3. Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh modal
(100%), sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menggunakan dana
tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian
ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan
disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola dana (Muhammad, 2005:102).
Menurut Ascarya (2013:62) dalam suatu kontrak dengan akad
mudharabah pemilik modal dapat bekerja sama dengan lebih dari satu
pengelola. Para pengelola tersebut dapat dikatakan sebagai mitra usaha
terhadap pengelola yang lain. Nisbah bagi hasil pemilik modal dan
pengelola dibagi sesuai kesepakatan di muka. Besarnya nisbah bagi hasil
masing-masing pihak tidak diatur dalam syariah, tetapi tergantung
kesepakatan mereka.
Menurut Rivai dan Veithzal (2008, 42-44) mudharabah adalah
sistem kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih dimana pihak pertama
(shahib al-maal) menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai
penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek),
sedangkan customer sebagai pengelola (mudharib) mengajukan
permohonan pembiayaan dan untuk ini customer sebagai pengelola
mensyaratkan adanya wakil shahib al-maal dalam manajemen proyek.
Mudharib sebagai pengelola yang dipercaya harus bertanggung jawab bila
terjadi kerugian yang diakibatkan karena kelalaian dan wakil shahib
almaal harus mengelola modal secara profesional untuk mendapatkan laba
yang optimal. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi ditanggung
oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola
(customer). Selanjutnya bilamana kerugian tersebut akibat kecurangan atau
kelalaian pengelola (customer), maka pengelola harus bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.
b. Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah
Dalam prakteknya mudharabah digolongkan dalam dua bentuk,
yaitu:
1) Mudharabah Muthlaqah,
Merupakan bentuk mudharabah dimana bentuk kerjasama
antara shahibul maal dengan mudharib yang cakupannya sangat
luas dan dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
bisnis.
2) Mudharabah Muqayyadah,
Merupakan dana yang diinvestasikan digunakan dalam usaha
yang sudah ditentukan oleh pemberi dana. Adanya pembatasan ini
biasanya mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal
26
c. Rukun Pembiayaan Mudharabah
Rukun pembiayaan mudharabah menurut Asiyah (2015:187):
1) Pelaku
Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal
(shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai
pelaksana usaha (mudharib).
2) Objek Mudharabah
Pemilik modal menerahkan dananya sebagai objek
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal ang diserahkan
dapat berupa uang ataupun barang, sedangkan kerja yang
diserahkan dapat berupa keahlian atau ketrampilan.
3) Persetujuan Kedua Belah Pihak (Ijab-Qabul)
Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin
minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela
bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
4) Nisbah Keuntungan
Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak
diterima oleh kedua belah pihak yang menggunakan akad
mudharabah. Pihak pengelola (mudharib) mendapatkan
imbalan atas pekerjaannya, sedangkan pihak pemilik modal
(shahibul maal) mendapatkan imbalan atas pemberian atau
d. Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat pembiayaan mudharabah menurut Yudiana (2014:62):
1) Kedua belah pihak yang melakukan akad harus memiliki
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan akad
mudharabah.
2) Pihak-pihak yang akan melakukan akad harus jelas.
3) Objek yang akan diakadkan harus dinyatakan dalam jumlah
atau nominal yang jelas.
4) Jenis usaha, jangka waktu kerjasama, dan nisbah bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
5) Pemilik modal berhak menyertakan persyaratan tertentu untuk
memperkecil resiko kerugian.
4. Pembiayaan Musyarakah
a. Pengertian Pembiayaan Musyarakah
Menurut Asmuni (2004:160) musyarakah berasal dari kata syarika
yang berarti persekutuan. Secara etimologi as-syarikah atau
al-musyarakah mengndung makna al-ikhtilāt wa al-imtijāz yaitu
percampuran. Dalam lisan Arab disebutkan as-syirkah dan as-syarikah
mengandung makna yang sama mukhala atu as-syarikaini (bercampur atau
bergabungnya dua orang) untuk melalukan kerja sama.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
28
risiko akan ditanggung bersama-sama sesuai kesepakatan (Antonio,
2001:90).
Musyarakah, merupakan salah satu produk bank syariah yang mana
terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan aset
yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya
yang mereka miliki baik yang berwujud/tangible maupun yang tidak
berwujud/ittangible. Seluruh pihak yang bekerjasama memberikan
kontribusi baik itu berupa dana, barang, skill ataupun aset-aset lainnya.
Sudah menjadi ketentuan bahwa dalam musyarakah pemilik modal berhak
dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek
(Yudiana, 2014: 19).
Menurut Rivai dan Veithzal (2008, 45-47) karakteristik dari
transaksi ini karena adanya keinginan dari para pihak (dua pihak atau
lebih) melakukan kerja sama untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing
menyertakan dan menyetorkan modalnya (baik intanjible asset atau
tanjible asset) dengan pembagian keuntungan di kemudian hari sesuai
kesepakatan. Penyertaan setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat
berupa dana (funding), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan
(equipment), barang perdagangan (trading assets) atau intanjible asset
seperti good will atau hak paten, reputasi/nama baik, kepercayaan serta
barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang. Lembaga keuangan
berupa dana segar agar usaha customer dapat berkembang ke arah yang
lebih baik.
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah
Menurut Aisyah (2015:200) musyarakah dibagi menjadi dua:
1) Syirkah al-milk (musyarakah kepemilikan)
Musyarakah kepemilikan muncul karena adanya warisan,
wasiat atau kondisi lainnya yang menyebabkan kepemilikan
satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam hal ini kepemilikan
tersebut berbagi baik dalam sebuah aset nyata maupun dalam
keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut.
2) Syirkah al-aqd (musyarakah akad)
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana
dua orang atau lebih menyetujui bahwa setiap orang dari
mereka memberikan modal musyarakah dan merekapun
menyepakati pembagian keuntungan dan kerugian.
c. Syarat Pembiayaan Musyarakah
Syarat pembiayaan musyarakah menurut Yudiana (2014:65)
1) Para mitra yang akan melakukan akad musyarakah harus dalam
kondisi cakap hukum dan memiliki kommpetensi dalam
memberi maupun diberi kekuasaan perwakilan.
2) Modal dapat berupa aset perdagangan, seperti barang dagang,
properti, perlengkapan dan sebagainya termasuk juga aset tidak
30
3) Tidak diperbolehkan untuk mencantumkan ketidakikutsertaan
pihak lainnya, namun dalam bekerja salah satu pihak oleh
melaksanakan dengan porsi yang lebih besar.
4) Akad dianggap sah apabila diucapkan secara verbal atau
dilakukan secara tertulis dan disaksikan.
5. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Menurut Karim (2004:98) Murabahah ( al-bai’ bi tsaman ajil) lebih
dikenal sebagai Murabahah saja. Murabahah yang berasal dari kata ribhu
(keuntungan) , adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan bila telah
disepakati tidak dapat berubah selama berjalannya akad. Dalam perbankan
Murabahah selalu dilakukan pembayaran dengan cicilan (bi tsaman ajil,
atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,
sementara pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah
Menurut Harahap (2008: 93) Jenis pembiayaan murabahah antara lain:
1) Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank
2) Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syari’ah baru akan melakukan transaksi jual-beli apabila ada yang pesan.
c. Rukun Pembiayaan Murabahah
Menurut Zulkifli (2007: 40) Rukun pembiayaan murabahah antara
lain:
1) Penjual (bai’)
2) Pembeli (musytari’)
3) Barang/ objek (mabi’)
4) Harga (tsaman)
5) Ijab qabul (shigat)
6. NPF (Non Performing Financing )
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak
menggembirakan bagi pihak bank apabila pembiayaan yang diberikan
menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak
debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan)
pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak dalam perjanjian pembiayaan (Dendawijaya,2005:81).
Dalam perbankan syariah kegagalan pembayaran angsuran biasa
dikatakan sebagai NPF (Non Performing Financing ) adalah tingkat
pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan
kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut.
NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar terhadap
32
semakin mengalami keuntungan pada bank tersebut, sebaliknya bila
tingkat NPF tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang
diakibatkan tingkat pengembalian macet. NPF dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
NPF = Jumlah Pembiayaan Bermasalah x100%
Total Pembiayaan
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, Pembiayaan Murabahah,
dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada
bank umum syariah.
Gambar 2.1 Model Penelitian
Pembiayaan
Mudharabah
(X1)
Pembiayaan
Musyarakah
(X2)
Pembiayaan
Murabahah
(X3)
NPF
(X4)
Profitabilitas
ROA
Berdasarkan gambar 2.1 di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan
matematis sebagai berikut:
Keterangan:
Y = profitabilitas (ROA)
= konstanta
= koefisien regresi
X1 = pembiayaan mudharabah
X2 = pembiayaan musyarakah
X3 = pembiayaan musyarakah
X4 = non performing financing (NPF)
e = kesalahan (error)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam
penelitian. Dengan hipotesis peneliti menjadi jelas searah pengujiannya
dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melakukan penelitian
dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data
(Muhammad, 2008: 76).
1) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Pembiayaan dengan akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai
34
dengan nisbah bagi hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan
dimuka (Nabhan, 2008: 53).
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang melibatkan
pengusaha secara langsung. Dengan demikian banyaknya para pelaku
usaha yang berminat mengajukan pembiayaan tersebut. Maka akan
meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah yang akan menghasilkan
pendapatan bank berupa bagi hasil, dengan bertambahnya pendapatan
maka akan bertambah pula tingkat profitabilitas bank. Jadi dapat dikatakan
bahwa pembiayaan mudharabah akan mempengaruhi tingkat profitabilitas
bank (Muhammad, 2005:262).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan mudharabah
terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
Pratama dkk.(2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Pembiayaan Musyarakah dan Sewa Ijarah terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia” Menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Wibowo dan Sunarto (2016) dengan judul
“Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdaftar di Bank Indonesia Periode
2012-2014)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan
Terdapat juga hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh
Faradilla dkk.(2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari
uraian di atas, maka hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA
2) Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lainnya yaitu pembiayaan
dengan akad Musyarakah, merupakan suatu bentuk akad kerjasama
perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya
dalam suatu usaha, dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk
ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. keuntungan
dibagi menurut proporsi peyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan
bersama (Yudiana, 2014: 49).
Pembiayaan musyarakah merupakan pembiayaan yang dapat
melibatkan beberapa pihak yang dikumpulkan dalam suatu bisnis atau
proyek. Diperkirakan banyak pengusaha yang mempercayakan bisnisnya
berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan musyarakah menghasilkan
pendapatan bank berupa bagi hasil, dengan bertambahnya pendapatan
36
pembiayaan musyarakah akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank
(Muhammad, 2005:262).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan musyarakah
terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
oleh Faradilla dkk.(2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan
Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah mempunyai pengaruh
positif signiikan terhadap profitabilitas.
Kemudian penelitian oleh Wibowo dan Sunarto (2016) dengan judul
“Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdaftar di Bank Indonesia Periode
2012-2014)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan
musyarakah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian lain yang menyimpulkan hasil yang berbeda dilakukan
oleh Sari dan Ansori (2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap
Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode Maret 2015-
Agustus 2016)”. Menyimpulkan hasil bahwa pembiayaan musyarakah
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari uraian di atas, maka
hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
H2 : Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
3) Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas
Murabahah adalah jenis pembiayaan jual beli barang yang
dilakukan oleh Bank kepada nasabah. Bank membelikan barang dari
supplier untuk memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Kemudian, Bank menjual kembali barang tersebut
kepada nasabah dan mengambil keuntungan dengan cara menambahkan
harga beli sesuai kesepakatan awal diantara keduanya. Dalam hal
pembayaran, nasabah dipersilahkan memilih jenis transaksi berdasarkan
metode yang disanggupinya. Metode transaksi yang dapat dilakukan
diantaranya transaksi secara tunai, cicilan, atau tangguhan (Karim,
2014:99).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan murabahah
terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
oleh Sari dan Ansori (2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap
Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode Maret 2015-
Agustus 2016)”. Menyimpulkan hasil bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal yang sama juga telah dinyatakan
oleh Faradilla dkk.(2017) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan
38
menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah mempunyai pengaruh
positif signiikan terhadap profitabilitas.
Terdapat juga hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh
Aisyah dkk. (2016) dengan judul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap Return On Equity Bank Umum Syariah”. Dengan hasil bahwa pembiayaan murabahah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari uraian di atas, maka hipotesis
ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
4) Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas
Menurut Hadiyati & Baskara (2013), NPF secara luas dapat diartikan
sebagai suatu kredit pembayaran yang dilakukan tidak lancar dan tidak
mencukupi kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang
sulit untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih.
NPF merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah
Bank Syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif,
khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah. Jadi, besar kecilnya
rasio NPF yang dimiliki suatu Bank Syariah dapat mempengaruhi
profitabilitas. Hal ini sesuai dengan penemuan dari penelitian Rahman &
NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Penelitian yang sama juga diteliti oleh Ummah dan Suprapto (2015)
dengan judul“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Terdapat juga hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh
Yunita (2014) dengan judul penelitian “Faktor- Faktor yang mempengaruhi tingkat Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia
(Studi kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2009-2012)”.
Menyimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari
uraian di atas, maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H4 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Tabel 2.6 Hipotesis Penelitian
H1 Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
H2 Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
H3 Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
H4 NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
40 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang
berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan
suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut (Martono, 2011: 20).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari penusunan proposal
sampai tersusunnya laporan penelitian yaitu pada bulan Oktober 2017
sampai selesai. Lokasi penelitian ini adalah pada bank umum syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Bungin (2005: 99) populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif merupakan istilah yang sangat lazim dipakai. Populasi dalam
penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian. Namun jika populasinya terlalu luas,
maka peneliti harus mengambil sampel dari populasi yang telah
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah
(BUS) yang terdaftar pada Bank Indonesia yang berjumlah tiga belas
bank.
Menurut Sugiyono (2012: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam
populasi dinyatakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis
teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya data yang
dibutuhkan tidak lengkap, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, dan
keterbatasan waktu yang tersedia. Sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah 9 bank umum syariah.
Peneliti dalam penelitian ini mengambil teknik pengambilan sampel
yang berfokus pada teknik purposive sampling. Menurut Hikmat (2011: 64) “purposive sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan) yakni pengambilan sampel yang berdasarkan kapasitas dan kapabilitas serta yang
kompeten atau benar-benar paham pada bidangnya diantara anggota
populasi yang ada”. Untuk mendapatkan sampel yang tepat untuk penelitian ini maka ada beberapa kriteria yang ditetapkan, diantaranya
yaitu:
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan
42
b. Bank Umum Syariah yang menyertakan informasi jumlah pembiayaan
yang disalurkan dan rasio keuangan.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah
untuk menghasilkan kesimpulan (Bawono, 2006:29). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder merupakan data
yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat
peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari
jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono,
2006:30). Data yang digunakan yaitu data time series (data yang terdiri
dari beberapa periode). Dalam penelitian ini periode yang diambil adalah
Januari 2012 hingga Desember 2016.
E. Definisi Konsep dan Operasional 1. Profitabilitas
Profitabilitas atau rentabilitas merupakan ukuran kemampuan
bank dalam meningkatkan labanya setiap periode atau untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan keuntungan yang dicapai bank yang
bersangkutan (Kasmir, 2010: 52). Rasio profitabilitas yaitu
perbandingan laba setelah pajak dengan modal atau laba sebelum pajak
dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu (Suryani,
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Kasmir dan Ja’far, 2006: 206).
2. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dengan akad
mudharabah yang merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan modal,
sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menggunakan dana
tersebut untuk usaha dimana nantinya keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian
tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola dana
(Muhammad, 2005:102)
3. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah merupakan salah satu produk bank
syariah yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama
untuk meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak
memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang
berwujud/tangible maupun yang tidak berwujud/ittangible. Seluruh
pihak yang bekerjasama memberikan kontribusi baik itu berupa dana,
barang, skill ataupun aset-aset lainnya. Sudah menjadi ketentuan
bahwa dalam musyarakah pemilik modal berhak dalam menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek (Yudiana, 2014:
44
4. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah transaksi dengan prinsip jual
beli. Transaksi dengan prinsip murabahah berarti terjadi jual beli
barang antara dua pihak penjual dan pembeli dengan harga diatas
harga pokok ( harga pokok ditambah keuntungan ) yang disepakati
oleh pihak penjual dan pihak pembeli (Nabhan, 2008: 91).
5. NPF (Non Performing Financing)
NPF (Non Performing Financing) merupakan tingkat
pengembalian pembiayaan yang diberikan nasabah kepada bank, bisa
dikatakan bahwa NPF adalah tingkat pembiayaan macet pada suatu
bank. Rasio NPF dapat diketahui dengan cara menghitung pembiayaan
non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila nilai NPF rendah maka
akan mengalami keuntungan, dan apabila nilai NPF tinggi maka bank
akan mengalami kerugian karena pengembalian pembiayaan yang
macet (Dendawijaya, 2005).
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data time series
(data yang terdiri dari beberapa periode). Pengumpulan data diambil dari
laporan keuangan statistik perbankan syariah. Data yang diambil dari
setiap variabel kemudian diuji dan datarik kesimpulan melalui hasil uji
tersebut. Dalam penelitian ini periode yang diambil adalah Januari 2013