• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NURUL MUTTAQIN KEMIRI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NURUL MUTTAQIN KEMIRI SKRIPSI"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fajar Purnama Adji NIM 132110135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2017

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fajar Purnama Adji

NIM : 132110135

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Adapun pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh pihak Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, Agustus 2017 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan” (Q.S. Al-Mujadillah: 11).

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (H.R Turmudzi).

PERSEMBAHAN

1. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah membantu dan memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan;

2. SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang menjadi tempat penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri” dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

4. Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing I dan Joko Purwanto, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan motivasi dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

(7)

vii

Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya kepada penulis; 6. Kepala SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian;

7. Bapak Akhmad Alwi Subhan, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang telah membantu penulis selama penelitian; 8. Kedua orang tua yang telah membimbing, perhatian, doa, dan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; dan

9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah Swt. memberikan balasan atas amal baik yang diberikan. Saya berharap skripsi ini dapat bermafaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Purworejo, Agustus 2017 Hormat saya,

(8)

viii

ABSTRAK

Adji, Fajar Purnama. 2017. “Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita; (2) pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri; (3) perbandingan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Quasi Experimental Design). Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 56 siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri, yang terdiri dari 28 siswa kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan 28 siswa kelas VIII C sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh melalui tes dan nontes. KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Nurul Muttaqin Kemiri yaitu 74. Pengujian validitas instrumen menggunakan teknik Product Moment dan reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alpha Cronbach. Sedangkan, pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas menggunakan uji Bartlett.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami perubahan yang positif setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan media audio visual. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas memperhatikan pembelajaran sebesar 12,8%, bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran meningkat sebesar 11,07%, mengerjakan tugas meningkat sebesar 16,66%, dan sikap dalam pembelajaran meningkat sebesar 3,34%. Selain itu, hasil uji hipotesis dengan uji t dua pihak pada signifikansi = 0,05 diperoleh nilai thitung = -8.745, nilai ttabel = 1,70 dan Sig. (0,000) < (0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh media audio visual pada kelas eksperimen. Kemudian, perhitungan uji statistik menggunakan Independet Samples Test diperoleh thitung = -2.294 dan ttabel = 1,70. Nilai thitung jauh pada penerimaan ttabel yakni thitung (2.294) > ttabel (1.70) atau thitung (-2.294) < -ttabel (-1.70) sehingga thitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar menggunakan media berbasis cetakan.

Kata kunci: media audio visual, aktivitas belajar siswa, dan kemampuan menulis teks berita.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERSETUJUAN ... ii PENGESAHAN ... iii PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Batasan Masalah ... 7 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 8 F. Manfaat Penelitian ... 8 G. Penegasan Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Kajian Buku... 11

2. Hasil Penelitian yang Relevan... 12

B. Kajian Teoretis ... 15

1. Hakikat Menulis ... 15

a. Pengertian Menulis ... 15

b. Tujuan Menulis ... 18

c. Manfaat Menulis ... 20

2. Hakikat Teks Berita ... 22

a. Pengertian Teks Berita ... 22

b. Unsur Teks Berita ... 23

c. Struktur Teks Berita ... 26

d. Jenis-jenis Teks Berita ... 29

e. Cara Menulis Teks Berita ... 31

3. Hakikat Media Audio Visual... 32

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 32

b. Manfaat Media Pembelajaran ... 34

c. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 35

d. Pengertian Media Berbasis Cetakan ... 37

(10)

x

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ... 39

g. Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Media Audio Visual ... 40

C. Hipotesis Penelitian ... 42

1. Hipotesis Alternatif ... 42

2. Hipotesis Nol ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 43

B. Subjek Penelitian ... 45

C. Variabel Penelitian ... 46

1. Variabel Bebas ... 46

2. Variabel Terikat... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Teknik Tes ... 48

2. Teknik Nontes ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 50

1. Instrumen Tes ... 51

2. Instrumen Nontes ... 53

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 55

1. Uji Validitas Instrumen ... 55

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 57

H. Uji Prasyarat Analisis Data ... 58

1. Uji Normalitas ... 58

2. Uji Homogenitas ... 59

3. Uji Hipotesis ... 59

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Analisis ... 61

1. Aktivitas Belajar Siswa ... 62

2. Penilaian Kemampuan Menulis Teks Berita ... 65

a. Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 65

1) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen ... 66

2) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Kontrol ... 69

b. Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 72

1) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen ... 72

2) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Kontrol ... 76

c. Uji Prasyarat Analisis Data ... 80

(11)

xi

2) Uji Homogenitas ... 81

a) Uji Homogenitas Nilai Pates ... 81

b) Uji Homogenitas Nilai Pascates... 82

d. Pengujian Hipotesis ... 83

1) Uji Hipotesis 1 ... 83

2) Uji Hipotesis 2 ... 83

3) Uji Hipotesis 3 ... 86

3. Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa yang diajar dengan menggunakan Media Audio Visual dengan Kemampuan Menulis Teks Berita yang diajar dengan Media Berbasis Cetakan ... 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

1. Pengaruh Media Audio Visual terhadap Aktivitas Belajar Siswa ... 89

2. Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa ... 91

3. Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Audio Visual Lebih Baik daripada Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Berbasis Cetakan ... 93

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 95

B. saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kategori Nilai Siswa ... 52

Tabel 2. Kriteria Penilaian Menulis Teks Berita ... 52

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aktivitas Belajar ... 55

Tabel 4. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa ... 63

Tabel 5. Nilai Prates Kelompok Eksperimen ... 66

Tabel 6. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Eksperimen ... 67

Tabel 7. Hasil Prates Kelompok Eksperimen ... 68

Tabel 8. Nilai Prates Kelompok Kontrol ... 69

Tabel 9. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 70

Tabel 10. Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 71

Tabel 11. Nilai Pascates Kelompok Eksperimen ... 73

Tabel 12. Frekuensi Pascates Kelompok Eksperimen ... 74

Tabel 13. Hasil Pascates Kelompok Eksperimen ... 76

Tabel 14. Nilai Pascates Kelompok Kontrol ... 77

Tabel 15. Frekuensi Pascates Kelompok Kontrol... 78

Tabel 16. Hasil Pascates Kelompok Kontrol ... 79

Tabel 17. Uji Normalitas Nilai Menulis Teks Berita ... 80

Tabel 18. Homogenitas Nilai Prates ... 82

Tabel 19. Homogenitas Nilai Pascates ... 82

Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis 2... 84

Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis 3 ... 86

Tabel 22. Perbandingan Hasil Pascates Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 88

Tabel 23. Selisih Nilai Rata-rata Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen ... 92

Tabel 24. Selisih Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 93

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Berita (Piramida Terbalik) ... 27

Gambar 2. Desain Perlakuan ... 45

Gambar 3. Histogram Frekuensi Kelompok Eksperimen ... 68

Gambar 4. Histogram Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 71

Gambar 5. Histogram Hasil Pascates Kelompok Eksperimen ... 75

Gambar 6. Histogram Hasil Pascates Kelompok Kontrol ... 79

Gambar 7. Kurva Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 85

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4. Kartu Bimbingan

Lampiran 5. Silabus

Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol Lampiran 8. Jadwal Penelitian

Lampiran 9. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Audio Visual Lampiran 10. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Berbasis Cetakan Lampiran 11. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Audio Visual Siswa Lampiran 12. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Berbasis Cetakan Siswa Lampiran 13. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Audio Visual Lampiran 14. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Berbasis Cetakan Lampiran 15. Daftar Hadir Siswa

Lampiran 16. Hasil Nilai Prates kelompok Eksperimen Lampiran 17. Hasil Nilai Prates kelompok Kontrol Lampiran 18. Hasil Nilai Pascates kelompok Eksperimen Lampiran 19. Hasil Nilai Pascates kelompok Kontrol Lampiran 20. Perhitungan Validitas Soal Menulis Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Soal Menulis Lampiran 22. Perhitungan Validitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 23. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 24. Pengujian Hipotesis 2

Lampiran 25. Pengujian Hipotesis 3

Lampiran 26. Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Eksperimen Lampiran 27. Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Kontrol Lampiran 28. Dokumentasi

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam bab ini disajikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, dan penegasan istilah. Penyajian secara lengkap diuraikan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa juga merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan. Fungsi bahasa sebagai sarana berkomunikasi bukan hanya untuk menyampaikan dan menerima sebuah informasi, melainkan juga sebagai sarana berekspresi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan pola pikir siswa. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan salah satu aspek penunjang keberhasilan dalam mempelajari seluruh mata pelajaran. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya.

Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi dan memperluas wawasan. Dalam proses pembelajaran, bahasa memegang peranan penting untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan. Guru dapat menyampaikan materi

(16)

pembelajaran kepada siswa melalui bahasa. Guru harus menggunakan bahasa dengan baik dan benar dalam menyampaikan materi agar membuahkan hasil yang baik pula bagi peserta didik.

Dalam pembelajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Pembelajaran bahasa bertujuan agar siswa mempunyai keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Seseorang yang terampil berbahasa akan memiliki jalan wawasan yang luas. Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan banyak berlatih.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menurut Tarigan (2008: 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dengan menulis, seseorang yang biasanya susah untuk mengungkapkan gagasannya lewat lisan dapat meng-ungkapkannya lewat tulisan. Menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang meng-hasilkan tulisan. Menulis secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam bahasa tulis, kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kemampuan menulis. Seseorang yang memiliki

(17)

keterampilan menulis yang baik biasanya memiliki kemampuan menyusun kalimat yang baik pula.

Kegiatan menulis selama ini masih dianggap sebagai suatu kegiatan yang sulit oleh sebagian besar siswa. Perlu latihan yang rutin dan serius agar siswa memiliki kemampuan menulis yang memadai. Kemampuan menulis yang baik dan benar merupakan modal penting bagi siswa, terutama untuk menyelesaikan tugas akademis.

Pada kegiatan menulis sangat dibutuhkan pengetahuan serta kete-rampilan dalam penyusunan kata, kalimat, dan paragraf. Salah satu cara untuk memperoleh suatu pengetahuan adalah dengan seringnya membaca. Mem-baca dapat membantu untuk mengasah kreativitas sehingga dapat membantu kita dalam menulis. Sebuah tulisan dinilai baik apabila bahasanya tersusun dengan baik, ide atau gagasan yang dituangkan berurutan dengan kata yang tepat sehingga mudah dibaca dan mudah dipahami isinya.

Menulis teks berita merupakan salah satu bentuk tulisan yang dipelajari oleh siswa kelas VIII dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Teks berita merupakan naskah yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi. Berita tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Dalam menulis teks berita harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H. Dengan memperhatikan 5W+1H tersebut, maka akan lebih mudah dalam menulis teks berita. Siapa tokohnya, dimana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana

(18)

bisa terjadi dan seterusnya. Untuk menulis berita, terlebih dahulu dipilih peristiwa apa yang layak untuk ditulis dan dijadikan berita.

Berdasarkan fakta yang diperoleh di SMP Nurul Muttaqin Kemiri, penulis mendapatkan informasi bahwa siswa kurang memiliki minat dalam pembelajaran menulis karena siswa menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang susah sehingga mereka malas untuk melakukannya. Selain itu, pembelajaran menulis tidak dilakukan secara serius. Padahal pada kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa kurang mampu mengekspresikan diri melalui kegiatan menulis. Ketika siswa diminta menulis, siswa seringkali tidak mem-punyai ide dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam praktik menulis di antaranya karena faktor dalam diri berupa kurangnya daya kreatifitas siswa dan siswa kurang mampu menuang-kan ide ke dalam bentuk tulisan.

Media pembelajaran yang digunakan guru juga mempengaruhi kemampuan menulis siswa, selama ini dalam proses pembelajaran guru seringkali hanya menjelaskan materi-materinya saja. Guru biasanya memanfaatkan buku LKS sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran di kelas juga masih berpusat pada guru karena siswa masih jarang yang aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran menulis selama ini lebih banyak membahas teori-teori saja. Seharusnya, pada siswa Sekolah Menengah Pertama, siswa dituntut untuk mampu mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya secara tertulis. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu perbaikan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan kreatif.

(19)

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran suatu media di dalamnya, sebab media pendidikan adalah suatu bagian yang sulit dipisahkan dalam proses pendidikan di sekolah. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan penggunaan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang modern. Perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok. Oleh karena itu, seorang guru harus lebih cermat dalam menentukan serta menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Media pembelajaran bahasa Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah media audio visual. Media audio visual merupakan gabungan dari audio atau suara dengan visual atau gambar. Salah satu faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menulis di SMP Nurul Muttaqin adalah siswa kurang memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu objek yang akan ditulis sehingga sulit untuk menuangkannya dalam tulisan. Melalui penggunaan media audio visual siswa diupayakan mampu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan

(20)

yang ada dengan pengalaman-pengalaman yang dilihat atau yang dirasakan-nya sehingga belajar terasa lebih berkesan bagi siswa.

Penggunaan media audio visual diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita sehingga berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis teks berita siswa SMP Nurul Mutaqqin Kemiri. Media audio visual dapat menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan daya kreatifitas siswa. Penggunaan media audio visual dapat menarik perhatian siswa, salah satunya dalam kegiatan menulis teks berita.

Kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru yang dianggap dapat memberikan pengaruh yang positif dalam pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk menguji dan mengetahui pengaruh media audio visual sebagai media yang digunakan dalam kegiatan menulis teks berita. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti mengemukakan judul

“Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diuraikan masalah dalam penelitian, yaitu penyajian materi pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa mudah bosan dalam pembelajaran. Dalam menjelaskan materi, guru masih terlalu berpedoman dengan LKS sehingga kurang mampu membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis teks

(21)

berita. Seharusnya guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Masalah lainnya adalah minat siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang dan guru jarang memberikan latihan kepada siswa untuk menulis. Selain itu, siswa juga masih kesulitan untuk mengungkapkan idenya dalam pembelajaran menulis teks berita.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah media audio visual mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita?

2. Apakah ada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri? 3. Apakah kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul

Muttaqin Kemiri yang diajar dengan media audio visual lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan?

(22)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai.

1. Pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita.

2. Pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

3. Perbandingan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan alternatif pilihan dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual terutama dalam pembelajaran me-nulis teks berita.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru dapat mengemas pembelajaran bahasa Indonesia secara lebih kreatif, inovatif, dan menarik

(23)

dengan menggunakan media audiovisual, sehingga kesan membosankan pada pembelajaran menulis khususnya menulis teks berita dapat diminimalisir. b. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bermanfaat untuk mem-berikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif perbaikan dalam proses pembelajaran dan perbaikan kualitas pendidikan, khususnya belajar bahasa dan sastra Indonesia maupun pendidikan pada umumnya.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini akan lebih memudahkan siswa memahami materi pelajaran, memudahkan siswa dalam berlatih dan belajar menulis, khususnya menulis teks berita dengan media audio visual agar siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini untuk dapat menambah pengalaman dan menerapkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan tentang pembelajaran menulis, khususnya menulis teks berita dan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam tentang penggunaan media audio visual.

G. Penegasan Istilah

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri”. Agar tidak terjadi kesalah penafsiran, penulis merasa perlu menegaskan beberapa istilah dalam judul tersebut.

(24)

1. Media audio visual adalah alat atau sarana untuk menyampaikan pesan yang merupakan kombinasi antara media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang dengar.

2. Kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tanpa bertatap muka dengan orang lain.

3. Teks Berita adalah naskah yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi.

Berdasarkan penjelasan istilah di atas, maksud dari judul penelitian

“Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri” adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

(25)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan hipotesis penelitian. Hal di atas penulis uraikan lebih rinci sebagai berikut.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan terhadap tinjauan terdahulu yang dilakukan penulis lain. Beberapa buku dan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah buku yang ditulis oleh Jakni (2016), Henry Guntur Tarigan (2008), Husnun N Djuraid (2009), dan Arsyad Azhar (2011). Selain tinjauan buku, penulis juga mengacu pada kajian terdahulu. Penelitian mengenai pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar atau kemampuan menulis siswa pernah dilakukan oleh Himatun Nafiah (2012), Muhammad Abdul Malik (2014), dan Rahayu Saktiningsih (2014).

1. Kajian Buku

Jakni (2016) dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan menulis tentang penelitian bentuk eksperimen. Dalam bukunya tersebut Jakni membahas pengertian penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, bentuk-bentuk penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan instrument penelitian.

(26)

Henry Guntur Tarigan (2008) dalam bukunya yang berjudul Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa menulis tentang teori-teori dalam menulis. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian ini karena membahas tentang keterampilan berbahasa, menulis sebagai keterampilan berbahasa, menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, batasan, fungsi, dan tujuan menulis, serta ragam tulisan.

Husnun N Djuraid (2009) dalam bukunya yang berjudul Panduan Menulis Berita menulis tentang hal-hal berhubungan dengan berita. Buku tersebut berisi panduan dalam menulis sebuah berita yang baik dan benar. Dalam buku tersebut dibahas tentang keuntungan menulis, pengertian berita, unsur berita, sifat berita, jenis berita, dan cara menulis berita.

Arsyad Azhar (2011) dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran menulis tentang teori-teori mengenai penggunaan media dalam pembelajaran. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian ini karena membahas tentang pengertian media, fungsi, dan manfaat media pendidikan. Selain itu, dibahas juga mengenai pemilihan, penggunaan, dan pengembangan media.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penulis menggunakan beberapa referensi yang relevan sebagai bahan acuan. Penulis menyajikan beberapa kajian terdahulu yang ada kaitannya dengan topik penelitian ini, yaitu Himatun Nafiah (2012), Muhammad Abdul Malik (2014), dan Rahayu Saktiningsih (2014).

(27)

Penelitian yang dilakukan oleh Nafiah (2012) berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK)

Kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis data tahap untuk uji perbedaan dua rata-rata diketahui besarnya thitung =

3,098 > ttabel = 1,69 dengan rata-rata kelas eksperimen adalah 68,25 dan besarnya rata-rata kelas kontrol adalah 60,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV A MIN Guntur Demak.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafiah (2012) adalah sama-sama menggunakan media audio visual. Perbedaanya adalah pada materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Nafiah (2012) adalah pada hasil belajar Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), sedangkan yang dilakukan penulis pada kemampuan menulis teks berita. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Nafiah (2012) adalah kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Malik (2014) berjudul “Keefektifan Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Kelas

VIII SMP Negeri 5 Purwodadi“. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil Uji t

data posttest kelompok TAI dan CIRC (dengan taraf signifikansi 5%) diperoleh ttabel = 2.00 dan thitung = 2.119 berada di daerah penolakan Ho. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan kondisi akhir data

(28)

posttest kelompok TAI dan kelompok CIRC, yaitu kemampuan kelompok TAI lebih baik dibanding kelompok CIRC.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik (2014) adalah sama-sama meneliti tentang menulis teks berita. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Malik (2014) menggunakan metode Team Assisted Individualization (TAI) dan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), sedangkan penulis menggunakan media audio visual. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Malik (2014) adalah kelas VIII SMP Negeri 5 Purwodadi, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Saktiningsih (2014) berjudul “Keefektifan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sewon Bantul”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji-t yang dilakukan pada skor pascates antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa thitung sebesar 9,528 dengan db 49 dan p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan kemampuan menulis teks berita yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon yang mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan strategi TTW dan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon yang mengikuti pembelajaran menulis teks berita tanpa strategi TTW.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Saktiningsih (2014) adalah sama-sama membahas tentang menulis teks berita. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Saktiningsih (2014) menggunakan

(29)

strategi TTW (Think-Talk-Write), sedangkan penulis menggunakan media audio visual. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Saktiningsih (2014) adalah kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

Berdasarkan rujukan penelitian terdahulu, penulis akan menerapkan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita. Kelebihan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design dengan cara memilih dua kelompok secara tidak acak.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis merupakan penjelasan tentang teori yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Pada bagian ini akan dibahas hakikat menulis, hakikat teks berita, dan media audio visual.

1. Hakikat Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan berbahasa. Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik diperlukan latihan, pengalaman, waktu, dan pembelajaran langsung. Pada bagian ini akan dibahas tentang pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis.

a. Pengertian Menulis

Dalam dunia pendidikan menulis merupakan hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

(30)

menulis. Menulis merupakan salah satu media untuk menyampaikan informasi atau gagasan kepada orang lain.

Menurut Tarigan (2008: 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tanpa bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Selain itu, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan yang cukup dan teratur. Menulis dikatakan sebagai kegiatan yang produktif karena melalui menulis seseorang dapat menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dinikmati dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang ekspresif karena digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau gagasan seseorang dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang di masyarakat, khususnya pelajar dalam kegiatan pembelajaran. Guru melatih siswa melalui kegiatan menulis yang dilakukan secara rutin dan teratur agar kemampuan menulis siswa dapat meningkat.

Dalman (2015: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam hal ini, pesan atau informasi yang disampaikan berupa hasil kreativitas penulisannya sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang dipikirkan

(31)

atau dirasakan penulis. Dengan menulis, seseorang yang biasanya susah untuk mengungkapkan gagasannya lewat lisan dapat mengungkapkannya lewat tulisan. Oleh karena itu, kegiatan menulis dapat digunakan sebagai salah satu sarana yang tepat untuk menyalurkan bakat atau karya seseorang yang berbentuk tulisan.

Sukirno (2016: 7) menyatakan menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya untuk mencapai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam menulis. Penggalian ide dan penyusunan kalimat menjadi tulisan yang baik membutuhkan proses yang cukup panjang. Oleh karena itu, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Jika kegiatan menulis sudah menjadi kebiasaan, maka menulis akan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dengan menuangkan ide atau gagasan dan perasaan ke dalam bentuk tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan memperhatikan berbagai kaidah penggunaan bahasa tulis. Selain itu, kegiatan menulis memerlukan latihan yang teratur untuk dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik.

(32)

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) menyatakan bahwa ada tujuh tujuan menulis yaitu sebagai berikut: a) penugasan; (b) altruistik; (c) persuasif; (d) informasional atau penerangan; (e)pernyataan diri; (f) kreatif; dan (g) pemecahan masalah.

Penugasan yaitu seseorang menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri. Misalnya para siswa yang menulis teks berita karena ditugaskan oleh guru. Altruistik bertujuan untuk menyenangkan, menghindarkan kedudukan pembaca, dan menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, penalaraanya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis harus dapat menyampaikan ide gagasannya bagi kepentingan pembacanya sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami maksud tulisan penulis.

Persuasif bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Tujuan ini biasanya disertai imbauan atau ajakan kepada pembaca agar melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan penulis. Oleh karena itu, penulis harus memiliki alasan yang kuat agar dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembacanya. Informasional atau penerangan bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca. Menulis dapat digunakan seseorang sebagai sarana untuk menyampaikan suatu informasi kepada pembaca agar dapat mengetahui dan memahami informasi tersebut.

(33)

Pernyataan diri bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada para pembaca. Melalui karya tulisnya, penulis berusaha memperkenalkan dirinya kepada pembaca agar lebih dikenal serta diakui keberadaanya. Kreatif erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri, tetapi penulis tidak hanya ingin menyatakan dirinya. Penulis memiliki keinginan untuk mencapai norma artistik atau seni yang ideal.

Pemecahan masalah bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Penulis melalui tulisannya ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan dan meneliti secara cermat gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembacanya. Setiap kegiatan yang kita lakukan mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin diperoleh dan disampaikan kepada orang lain, begitu juga dengan kegiatan menulis. Pada dasarnya gagasan yang dituangkan dalam tulisan mempunyai maksud yang ingin dicapai oleh seorang penulis.

Menulis bukan kegiatan yang mudah dilakukan dan tanpa ada alasan. Dalam tulisannya, penulis pasti memiliki kepentingan yang ingin kerjakan. Penulis harus mempunyai tujuan yang jelas agar hasil tulisannya sesuai dengan yang penulis harapkan. Menurut Dalman (2015: 13-14), ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, yakni: a) penugasan yaitu menulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga, seperti contohnya menulis makalah, laporan, ataupun karangan bebas; b) estetis yaitu menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel; c) penerangan yaitu tujuan

(34)

penulis membuat tulisan untuk memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca; d) pernyataan diri yaitu menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang diperbuat; e) kreatif yaitu tujuan menulis yang berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa; f) konsumtif yaitu sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca. Dengan demikian, seorang penulis sebelum memulai menulis harus sadar mengenai apa yang ditulisnya dan untuk siapa tulisan tersebut dibuat. Dengan adanya kejelasan serta tujuan yang jelas terhadap tulisannya, penulis akan dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan dapat dinikmati orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk meningkatkan pengetahuan, meyakinkan, menyenangkan, menghibur, memberikan informasi, memecahkan suatu masalah, mengutarakan pikiran dan mengekspresikan perasaan menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati serta dipahami oleh pembaca. Menulis harus memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai agar memberikan kejelasan bagi pembacanya.

c. Manfaat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dan mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung dan sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Menulis juga dapat menolong kita untuk berpikir secara kritis. Selain itu, juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati

(35)

hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita karena mengembangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sejauh mana pengetahuannya tentang suatu topik dan juga dapat membantu seseorang untuk memperluas wawasannya sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya dalam hal menulis.

Menulis memiliki manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan, diantaranya yaitu (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Dalman, 2015: 6). Menulis dapat meningkatkan kecerdasan karena menulis akan membuat seseorang untuk berpikir lebih untuk menghasilkan tulisan yang baik. Menulis juga dapat membuat seseorang menjadi lebih berinisiatif dan kreatif dalam mengembangkan gagasannya menjadi sebuah tulisan. Menulis dapat menumbuhkan keberanian karena menulis merupakan cara seseorang untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu, menulis akan mendorong seseorang untuk mencari tahu dan mengumpulkan tentang informasi mengenai topik yang akan ditulis. Menulis dapat memberikan manfaat bagi penulis agar semakin meningkatkan kemampuan menulisnya dari sisi kebahasaan dan juga dapat menghibur ataupun memberikan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa manfaat menulis adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman diri,

(36)

pengungkapan pikiran, memperluas pengetahuan, memberikan informasi, hiburan dan dapat digunakan untuk menyalurkan bakat seseorang. Selain itu, menulis sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan karena membantu siswa berpikir secara kritis.

2. Hakikat Teks Berita

Pada bagian ini akan dibahas teori tentang menulis berita. Menulis berita mencakup pengertian teks berita, unsur teks berita, struktur teks berita, jenis-jenis teks berita, dan cara menulis teks berita. Adapun pemaparannya sebagai berikut.

a. Pengertian Teks Berita

Mahsun (2014: 1) mengungkapkan bahwa teks adalah satuan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulisan dengan struktur berpikir yang lengkap. Bahasa yang digunakan untuk tujuan sosial tertentu itulah yang akan melahirkan sebuah teks.

Menurut Djuraid (2009: 9) berita adalah laporan yang berisi pemberitahuan terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Peristiwa dan keadaan yang ada di dalam berita merupakan fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan merupakan karangan fiksi penulisnya. Oleh karena itu, isi berita haruslah mengandung suatu kebenaran yang benar-benar terjadi agar isi berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, Mitchtel V. Charnley (dalam Romli, 2014: 5) mengungkapkan bahwa berita adalah laporan dari suatu peristiwa atau kejadian yang cepat diberitakan,

(37)

faktual, penting, menarik dan menyangkut kepentingan sebagian besar pembaca. Sebuah informasi yang dijadikan sebuah berita akan lebih baik apabila diberitakan setelah kejadian tersebut berlangsung karena masih baru. Informasi atau kejadian yang sudah lama terjadi ataupun berita yang kurang menarik biasanya membuat orang tidak ingin untuk mengetahuinya.

Teks berita menurut Jonathan (dalam Pratiwi et al, 2015: 3) adalah urian yang memberikan suatu informasi berupa peristiwa atau kejadian kepada pembaca. Teks berita tidak dibuat sembarangan namun penuh dengan unsur-unsur berita yang dapat membuat masyarakat tertarik, sehingga akan mempengaruhi masyarakat umum secara tidak langsung. Pembuatan teks berita memiliki aturan khusus yang harus diikuti karena teks berita berbeda dengan teks non-berita. Teks berita dapat ditemukan di surat kabar seperti koran, majalah, dan tabloid.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa teks berita adalah uraian yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi. Teks berita biasanya ditulis oleh seorang jurnalis untuk dimuat pada media cetak seperti surat kabar maupun majalah. Seorang jurnalis harus objektif dan akurat dalam menulis berita.

b. Unsur Teks Berita

Dalam menulis teks berita, seorang wartawan mengacu kepada unsur-unsur berita agar isi berita tersebut mengandung informasi yang lengkap dan akurat. Chaer (2010: 17-19) menyatakan bahwa teks berita harus mengandung unsur 5W+1H. Pertama adalah what, yakni peristiwa apa yang terjadi. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan hal-hal yang

(38)

dilakukan pelaku atau korban dalam kejadian tersebut. Adanya unsur what akan membuat seseorang mengetahui hal yang akan dibahas dalam berita tersebut. Kedua adalah who, yakni siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam suatu kejadian. Orang yang diberitakan harus diidentifikasi nama, umur, pekerjaan, dan berbagai keterangan mengenai orang itu.

Ketiga adalah why, yakni mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan atau kejadian yang telah diketahui unsur what-nya. Misalnya what-nya adalah banjir, maka unsur why-nya adalah penyebab banjir itu dapat terjadi. Keempat adalah where, yakni berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Nama tempat harus dapat diidentifikasi dengan jelas.

Kelima adalah when, yakni berkenaan dengan kapan (waktu) peristiwa itu terjadi. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi, sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Keenam adalah how, yakni berkenaan dengan proses terjadinya suatu peristiwa. Misalnya, bagaimana terjadinya suatu peristiwa; bagaimana pelaku melakukan perbuatannya; dan bagaimana nasib korban.

Unsur-unsur teks berita tersebut sangat penting dan harus ada dalam berita agar informasi dari teks berita tersebut bisa lebih dipertanggungjawabkan. Kelengkapan unsur 5W+1H yang berdasarkan fakta sangat diperhatikan apabila jurnalis ataupun reporter ingin menulis sebuah teks berita. Adanya unsur-unsur

(39)

teks berita yang lengkap, akan membentuk satu kesatuan informasi yang lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca.

Djuraid (2009: 13) menyatakan bahwa unsur teks berita penting untuk diketahui sebelum menulis teks berita, karena mempermudah seorang wartawan untuk menentukan sebuah informasi layak atau tidak untuk dijadikan berita. Unsur-unsur teks berita tersebut, yakni aktual, kedekatan, penting, luar biasa, tokoh, eksklusif, ketegangan, konflik, human interest, seks, progresif, trend, humor.

Aktual yaitu kejadian yang benar-benar terjadi dan masih hangat-hangatnya dibicarakan. Kedekatan yaitu peristiwa dalam suatu teks berita harus memiliki unsur kedekatan dengan pembacanya baik geografis maupun psikologis agar pembaca tertarik dengan teks berita tersebut. Penting yaitu peristiwa dalam teks berita tersebut merupakan hal yang membuat orang merasa membutuhkan informasi yang ada di dalamnya. Luar biasa yaitu teks berita yang memuat peristiwa yang tidak terduga dan tidak pernah ada sebelumnya sehingga menarik untuk diberitakan.

Tokoh yaitu seseorang yang dijadikan sumber dalam berita bisa dilihat dari ketenaran, kepintaran, pengaruhnya dalam masyarakat, ataupun orang yang berkaitan dengan teks berita tersebut. Eksklusif yaitu teks berita yang dimiliki sendiri dan tidak dimiliki oleh orang lain. Ketegangan yaitu teks berita tersebut mampu menimbulkan ketegangan bagi pembacanya. Teks berita yang baik akan berpengaruh terhadap pembacanya baik positif maupun negatif.

(40)

Konflik yaitu setelah teks berita itu disajikan atau dibaca tidak menimbulkan konflik.

Human interest yaitu teks berita yang dapat menyentuh perasaan pembacanya. Seks yaitu dengan adanya unsur seks akan membuat teks berita itu menarik bagi pembacanya. Progresif yaitu teks berita yang memuat sesuatu yang memilki prestasi, kemajuan ataupun suatu hal yang besar. Trend yaitu peristiwa yang disajikan sedang menjadi kebiasaan atau kecenderungan baru dimasyarakat. Humor yaitu hal yang lucu yang ditampilkan dalam suatu teks berita. Unsur-unsur teks berita tersebut dapat menjadi panduan seorang wartawan dalam menyusun sebuah teks berita. Informasi yang lengkap akan lebih memuaskan pembaca karena pembaca akan mendapatkan informasi secara jelas karena tertarik dengan berita tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa sebuah fakta layak diberitakan apabila memiliki unsur teks berita yaitu 5W+1H, what (apa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Isi di dalam teks berita akan menjadi lebih lengkap dengan adanya unsur 5W+1H. Unsur-unsur tersebut akan lebih memudahkan jurnalis dalam menyusun sebuah berita dan membuat pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat.

c. Struktur Teks Berita

Struktur teks berita tersaji dalam pola piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian pokok dan semakin kebawah teks berita itu merupakan perincian-perinciannya yang sifat cenderung tidak terlalu penting. Piramida

(41)

terbalik bertujuan untuk memudahkan pembaca dengan cepat dapat mengetahui isi suatu teks berita. Sementara bagi penulis akan memudahkan dalam menulis tes berita. Apabila digambarkan, struktur penulisan teks berita sistem piramida terbalik adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Berita (Piramida Terbalik)

Menurut Sudarman (2008: 90) struktur teks berita terdiri dari judul teks berita (head line), titi mangsa (date line), teras teks berita (lead), perangkai teks berita (bridge), tubuh teks (body), dan kaki teks berita (leg). Judul teks berita merupakan identitas suatu berita. Judul teks berita haruslah menarik agar pembaca tertarik dengan berita tersebut. Judul teks berita juga harus dapat mencerminkan pokok berita yang dimaksud. Dengan adanya judul teks berita, pembaca akan segera mengetahui peristiwa yang disajikan dalam teks berita tersebut. Titi mangsa yaitu berkaitan dengan kapan teks berita itu dibuat. Titi

(42)

mangsa berguna agar pembaca mengetahui dengan tepat kapan peristiwa itu terjadi.

Dalam menulis teks berita, bagian yang terpenting adalah teras teks berita. Teras teks berita adalah kalimat pembuka pada paragfar pertama yang mengandung fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disajikan. Teras berita harus menarik dan dapat menggambarkan isi teks berita yang terdapat pada tubuh teks berita. Sementara itu, perangkai teks berita adalah kata-kata penghubung antara teras teks berita dengan tubuh teks berita agar saling berkaitan. Teras teks berita dan tubuh teks berita perlu dirangkai terlebih dahulu sebelum disajikan agar penyusunan kalimatnya tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.

Tubuh teks berita adalah kalimat-kalimat atau paragraph-paragraf yang menjadi kelanjutan dari teras berita. Dalam menulis tubuh teks berita perlu mempertahankan kesatuan gagasan dengan teras teks berita. Penulis harus memaparkan materi dan kalimat yang relevan serta menghindari kalimat yang tidak relevan. Selanjutnya bagian yang terakhir yaitu kaki teks berita. Kaki teks berita adalah bagian terakhir dari penulisan teks berita. Biasanya pada bagian kaki teks berita diikuti dengan siapa penulis teks berita tersebut. Penulis berita lepas biasanya mencantumkan namanya dengan jelas, sedangkan wartawan tetap ditulis cukup dengan nama initial.

Menurut Kosasih (2014: 244) struktur penulisan teks berita sistem piramida terbalik terdiri tiga bagian, yakni kepala, tubuh, dan ekor teks berita. Posisi paling atas adalah kepala dan paling bawah adalah ekor teks berita.

(43)

Dengan struktur penyajian informasi seperti itu, segi kepentingan informasi teks berita semakin ke bawah semakin berkurang. Sebaliknya, informasi yang paling penting terletak pada bagian atas. Penggunaan piramida terbalik bertujuan agar pembaca mudah dan cepat mendapatkan informasi yang terdapat dalam teks berita.

d. Jenis-jenis Teks Berita

Jenis teks berita yang dimuat pada setiap surat kabar dibedakan menjadi beberapa jenis. Chaer (2010: 15-16) menyatakan teks berita dibagi menjadi tiga jenis yaitu: (1) teks berita langsung; (2) teks berita ringan; dan (3) teks berita kisah atau fitur.

Teks berita langsung adalah teks berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian atau peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat. Unsur terpenting pada teks berita langsung adalah adanya unsur keaktualan. Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi. Berbeda

dengan teks berita langsung yang mensyaratkan adanya unsur “penting” dan “keaktualan”, teks berita ringan lebih mementingkan unsur manusia dari peristiwa itu. Oleh karena itu, apabila sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai teks berita langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai teks berita ringan dengan cara memasukkan unsur-unsur manusiawi di dalamnya. Unsur yang ditonjolkan yaitu unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Teks berita kisah adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan. Oleh karena itu, dalam dunia jurnalistik wartawan dapat menulis berita dengan cara yang berbeda, tergantung pada nilai penting

(44)

informasi yang hendak disampaikan. Perbedaan cara penyampaian ini akan menghasilkan teks berita yang bervariasi.

Menurut Romli (2014: 11-12) jenis-jenis teks berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antar lain: (1) berita teks langsung adalah teks berita yang berisi laporan langsung mengenai peristiwa yang isinya apa adanya yang ditulis secara singkat dan lugas; (2) teks berita mendalam adalah teks berita yang dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan atau sekitarnya. Penulis memerlukan informasi, data, dan fakta tambahan mengenai berita yang ditulis agar isinya lebih lengkap; (3)teks berita investigasi adalah teks berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber; (4) teks berita pelaporan interpretative adalah teks berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. Berita ini biasanya memfokuskan pada isu maupun masalah yang kontoversial; dan (5) teks opinion news adalah teks berita mengenai pendapat dari seseorang yang biasanya merupakan cendekiawan sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Dalam menulis teks berita di surat kabar, seorang jurnalis akan mengemas berita yang didapatnya menjadi menarik dan bermacam-macam jenisnya agar pembaca atau penonton mendapatkan informasi yang akurat dan isinya lengkap.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa teks berita dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: (1) teks berita langsung; (2) teks berita ringan; (3) teks berita kisah atau fitur; (4) teks berita mendalam; (5) teks

(45)

berita investigasi; (6) teks berita pelaporan interpretative dan; (7) teks opinion news atau berita pendapat. Jenis-jenis berita yang di tulis oleh jurnalis memiliki informasi penting yang hendak disampaikan dan dapat memberikan pilihan bagi pembaca untuk memilih berita yang ingin dibaca.

e. Cara Menulis Teks Berita

Menurut Sudarman (2008: 91) pada umumnya teks berita dapat ditulis dengan teknik deskripsi, narasi, dan eksposisi. Deskripsi yaitu teknik penulisan teks berita dengan pola penuturan yang menggambarkan sesuatu yang diberitakannya. Dalam teknik ini seolah-olah wartawan atau penulis terlibat langsung dalam kejadian tersebut. Narasi yaitu teknik penulisan teks berita dengan pola tutur berdasarkan cerita orang lain. Biasanya ditulis dengan kalimat-kalimat langsung dari narasumber yang dikutip dari hasil wawancara. Eksposisi yaitu teknik penulisan teks berita yang disertai dengan kiasan-kiasan tertentu dari penulisnya. Hal ini digunakan terutama untuk memperoleh efek yang lebih menarik. Biasanya teknik ini digunakan dalam penulisan berita jenis laporan khas. Teknik menulis teks berita digunakan untuk mengungkapkan isi teks berita dengan penulisannya yang tidak terlepas dari unsur 5W+1H. Keenam unsur tersebut mutlak diperlukan saat menulis teks berita, sehingga informasi yang disampaikan kepada pembaca lengkap dan tidak membuat pembaca merasa kebingungan karena kurangnya informasi yang ditulis.

Djuraid (2009: 73) menungkapkan bahwa dasar menulis teks berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yaitu 5W + 1H (what, where, when, who, why, dan how). Bahan-bahan yang sudah diperoleh kemudian dipilah-pilah

(46)

disesuaikan 5W + 1H. Siapa tokohnya, dimana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana bisa terjadi dan seterusnya. Pedoman ini akan lebih memudahkan untuk mulai menulis berita. Setelah bahan-bahan berita terkumpul, selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan 5W + 1H. Dengan demikian akan muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis. Bagi siswa dalam pembelajaran menulis teks berita hal itu akan sangat membantu, karena siswa hanya perlu merangkai kalimat yang sesuai dengan unsur yang sudah didapatkan agar berita tersebut menjadi padu dan tersusun rapi.

Untuk menulis teks berita, terlebih dahulu dipilih peristiwa apa yang layak untuk ditulis dan dijadikan teks berita. Penulis harus mendapatkan bahan-bahan berita tersebut sesuai dengan fakta yang terjadi. Isi teks berita yang ditulis haruslah menarik agar orang tertarik ingin membacanya dan terdapat unsur 5W + 1H.

3. Hakikat Media Audio Visual

Media audio visual merupakan sebuah alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memudahkan siswa menyerap materi pembelajaran. Alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran dapat berupa media audio visual seperti film dan video.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2014: 3) kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau perantar. Senada dengan Arsyad, Hamdani (2011: 243) mengungkapkan kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara

(47)

harfiah berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Melalui media proses penyampaian pesan akan lebih mudah tersampaikan dan dimengerti oleh penerimanya.

Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di sekolah (Arsyad, 2014: 2). Dengan adanya media pembelajaran, guru akan terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga dituntut untuk lebih terbuka akan hal yang baru dan bisa memanfaatkan media pembelajaran. Media juga merangsang siswa untuk lebih memperhatikan pelajaran. Fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keberhasilan dalam menerima informasi. Media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik pada proses belajar mengajar.

Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Hamdani, 2011: 243). Media Pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefekifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Hamdani (2011: 243) media pembelajaran meliputi alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan banyaknya pilihan media pembelajaran yang tersedia di zaman sekarang,

(48)

seharusnya bisa memberikan dampak yang posistif terhadap proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang menggunakan metode konvensional dapat diganti dengan penambahan media pembelajaran didalamnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan sebagai pengantar pesan dalam proses belajar mengajar agar peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Media juga digunakan sebagai alat bantu untuk guru mencapai tujuan pembelajaran.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 19) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media akan mempermudah guru dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Dengan menggunakan media, pembelajaran tidak terkesan membosankan bagi siswa karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru tetapi dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih tertarik dengan pelajaran yang disampaikan dan siswa akan terdorong motivasi belajarnya serta memperjelas dan mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran.

Menurut Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) media pembelajaran memiliki manfaat untuk meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran sehingga motivasi belajar juga akan bertambah.

(49)

Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga siswa akan lebih mudah memahami informasi yang disampaikan. Metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru akan lebih bervariasi dan membuat siswa tidak merasa bosan dengan materi disampaikan. Selain itu, siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga dapat lebih aktif dalam mengamati, melakukan, mendemonstari, dan memerankan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta membantu guru untuk lebih mudah memilih metode mengajar yang semakin bervariasi. Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut media pendidikan yang digunakan tidak harus mahal yang sederhana pun dapat digunakan.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berdasarkan jenis peranannya, Hamdani (2011: 248-249) mengelompokkan media pembelajaran menjadi tiga, yaitu (1) media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan tanpa dapat didengar; (2) media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif atau hanya dapat didengar; dan (3) media audio visual adalah gabungan dari media audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar.

Media pembelajaran ada berbagai macam bentuk. Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok,

(50)

yaitu (1) media hasil teknologi cetak; (2) media hasil teknologi audio visual; (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, 2014: 31).

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi.

Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.

Teknologi gabungan adalah cara menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh

Gambar

Gambar 1. Struktur Berita (Piramida Terbalik)
Tabel 1.  Kategori Nilai Siswa
Tabel  tersebut  menginformasikan  nilai  terendah,  nilai  tertinggi  dan  nilai yang paling banyak didapat oleh 28 siswa kelas VIII D
Gambar 3. Histogram Frekuensi Kelompok Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi- experimental design), dengan desain penelitian Randomized Control Group Pretest-postest design (desain

Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design dengan melibatkan dua kelas (eksperimen dan pembanding masing-masing

Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan desain nonequivalent control group

Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan quasi-experimental dengan desain nonequivalent-group pretest-posttest design yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas

bentuk penelitan yang peneliti gunakan adalah (Quasi Experimental ) Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian imi adalah nonequivalent control group

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang dalam bentuk Quasi Experimental Design dengan jenis desain Nonequivalent Control Group Design

1) Penentuan desain penelitian eksperimen yaitu nonequivalent control group design. 2) Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik non probability sampling

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design yang mengambil