• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian : penelitian dilakukan pada siswa kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian : penelitian dilakukan pada siswa kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP

MATERI JURNAL PENYESUAIAN

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Margaretha Sri Jumiati NIM 071334057

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP

MATERI JURNAL PENYESUAIAN

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Margaretha Sri Jumiati NIM 071334057

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus, penolongku

Alm. Ayahku dan ibuku tercinta

Kakak-kakakku tercinta dan seluruh Keluarga

Almamater Pendidikan Akuntansi Universitas

(6)

MOTTO

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita

lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa

yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda

berpikir bisa, segeralah lakukan.

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Margaretha Sri Jumiati

Nomor Mahasiswa : 071334057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI JURNAL PENYESUAIAN.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Agustus 2011 Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI JURNAL

PENYESUAIAN

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta

Margaretha Sri Jumiati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X akuntansi, SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian. Rata-rata peningkatan minat siswa di kelas adalah 5,5 atau 3,82%. Hasil pengujian berdasarkan paired sample test

(10)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE TO INCREASE STUDENTS’ INTEREST IN LEARNING ADJUSTMENT JOURNAL

MATERIAL

A Case Study on the First Grade Students of Accounting Departement Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta

Margaretha Sri Jumiati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research aims to know how the cooperative learning model teams games tournament (TGT) type can increase students’ interest in learning adjustment journal material.

This research was done on the first grade students of accounting departement of Marsudi Luhur 1 Vocational High School Yogyakarta. The main components of the cooperative learning TGT type were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, i.e. planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kasih atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Materi Jurnal Penyesuaian.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(12)

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Seluruh keluarga besar SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Seluruh keluarga besar SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan

ijin dan bantuan dalam proses penelitian.

9. Kedua orang tuaku, Alm. Bapak Yohanes Sunarto dan Ibu Maria Painah yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Semoga Berkat Tuhan selalu menyertai ibu, dan Tuhan memberi tempat damai bagi bapak di surga.

10. Kakak-kakakku tercinta, mba Narni, mas Mis, mas Nyoto, mas Anton, mba Eti, mas Tarno, Mba Ti, mas Sugeng, Lukas, Mba Catrin, Kak Nur, terima kasih atas dukungan, doa, dan bantuannya, semoga Tuhan selalu memberkati. 11. Bapak dan Ibu Niken, Niken, Nio, Mas Andi. Terima kasih atas semangat,

kebersamaan, pengalaman dan doanya. Tuhan memberkati kalian semua. 12. Teman-teman seperjuangan dari Maluku (P.Buru), Ulis dan Kak Trias terima

kasih atas semangat, dukungan, dan doanya.

13. Teman-temanku yang telah membantu dalam penelitian, Tere, Retno, Mimilia, Suster Ana, dan Danu.

(13)

15. Teman-teman panitia PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), terima kasih atas dukungan, semangat, dan doanya.

16. Teman-teman kos Dahlia 1, Asri, Yantex, mba Dina, Mimilia, Nay, Ima, Ika, Aurel, Uti, Shinta. Pesan jangan lupa kamar mandi bawah di bersihkan, banyak cacing tuch.

(14)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

(16)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...………... 9

C. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode-Metode Pembelajaran ... 10

D. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ... 12

E. Minat Belajar ... 16

F. Hakekat Akuntansi ... 18

G. Kerangka Teoritik ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian……….. 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

1. Kegiatan Pra Penelitian ... 23

2. Pelaksanaan Penelitian ... 24

E. Pengukuran Variabel Minat Belajar ... 31

F. Uji Kuesioner ... 32

1. Pengujian Validitas ... 32

2. Pengujian Reliabilitas ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

(17)

2. Wawancara ... 36

3. Dokumentasi ... 36

H. Instrumen Penelitian ... 36

1. Instrumen Pra Penelitian ... 36

2. Siklus Pertama ... 37

I. Teknik Analisis Data ... 40

1. Analisis Deskriptif ... 40

2. Analisis Komparatif ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Mengenal SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 42

B. Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 45

C. Administrasi dan Organisatorik Sekolah ... 47

D. Akademik Sekolah ... 48

E. Sumber Daya Manusia SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 53

F. Situasi Sosial Sekolah ... 54

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 55

1. Observasi Pra Penelitian ... 55

2. Siklus Pertama ... 66

B. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 84

1. Deskripsi Data ... 84

(18)

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 89

B. Keterbatasan Penelitian ... 90

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Minat ... 31

Tabel 3.2 Skor Variabel Minat ... 32

Tabel 3.3 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar ... 33

Tabel 3.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Minat Belajar ... 35

Tabel 3.5 Instrumen Minat Belajar ... 39

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta ... 45

Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum Implementasi TGT ... 58

Tabel 5.2 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 61

Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 63

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus 1 ... 74

Tabel 5.5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 76

Tabel 5.6 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 78

Tabel 5.7 Rangkuman Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Saat TGT ... 79

Tabel 5.8 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 80

Tabel 5.9 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran TGT ... 82

Tabel 5.10 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 84

Tabel 5.11 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov .... 86

(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner ... 94

Lampiran 1 Lembar Observasi Terhadap Kegiatan Guru (catatan anekdotal) ... 97

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) ... 98

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) ... 99

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran TGT ... 100

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan TGT ... 102

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok (secara umum) ... 103

Lampiran 7 Lembar Keaktifan Siswa Dalam Kelompok (oleh siswa) ... 104

Lampiran 8 Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT ... 105

Lampiran 9 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT... 106

Lampiran 10 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran ... 107

Lampiran 11 Wawancara Terhadap Siswa ... 108

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) ... 110

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) ... 112

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) ... 114

(22)

Lampiran 2b Lembar Observasi Kelas Saat Penerapan TGT (catatan anekdotal) ... 119 Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan TGT (catatan

anekdotal) ... 121 Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran TGT .. 123 Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan TGT ... 125 Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok

(secara umum) ... 127 Lampiran 8a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen pembelajaran

dan Metode Pembelajaran TGT ... 128 Lampiran 9a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen pembelajaran dan

(23)

Lampiran 22 Kartu Jawaban Turnamen ... 160 Lampiran 23 Lembar Rangkuman Tim ... 161 Lampiran 24 Sertifikat Penghargaan ... 163 Lampiran 25 Soal Pretest ... 166 Lampiran 26 Soal Posttest ... 169 Lampiran 27 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Metode TGT (data primer) ... 173 Lampiran 28 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan

(24)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sesungguhnya merupakan implementasi dari kreativitas dan kekritisan guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal. Tetapi, yang terjadi belum semua guru melakukan PTK. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:2) faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK yaitu guru kurang memahami profesi guru, guru malas membaca, guru malas menulis, guru kurang sensitif terhadap waktu, guru terjebak ke dalam rutinitas kerja, guru kurang kreatif dan inovatif, guru malas meneliti, guru kurang memahami PTK.

(25)

Guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran untuk menemukan dan memanfaatkan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi/metode pembelajaran dengan baik. Keterampilan guru dalam pemilihan dan penggunaan metode masuk dalam salah satu kompetensi yang disyaratkan bagi guru yaitu kompetensi pedagogis (PP No. 74. Th 2008 dalam Dedi Dwitagama hal 414) yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan lain-lain.

Dengan adanya keterampilan-keterampilan yang dimiliki guru, maka seorang guru diharapkan dapat menerapkan model-model pembelajaran yang menarik yang dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik terhadap suatu materi tertentu. Minat merupakan salah satu faktor intern yang ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seorang siswa yang tidak berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu maka ia akan malas untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Untuk meningkatkan minat peserta didik dapat diterapkan model-model pembelajaran kooperatif seperti STAD, TGT, jigsaw, learning together, dan group investigation. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model teams games tournament (TGT)

dengan alasan sebagai berikut:

(26)

2. Adanya penghargaan bagi kelompok yang kinerjanya baik, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik.

3. Memanfaatkan suatu permainan dalam kelompok kecil untuk memperoleh tambahan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pembelajaran.

4. Meningkatkan minat belajar siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam tim, dimana mereka dapat saling bertukar pikiran saat mendalami materi.

Salah satu permasalahan yang muncul dalam pembelajaran adalah rendahnya minat belajar siswa. Rendahnya minat belajar siswa tampak pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran rendah, siswa mengobrol dengan temannya, mengantuk, melamun, dan sebagainya. Jumlah siswa yang memiliki minat rendah dengan ciri-ciri tersebut sekitar 40%. Peneliti menduga akar permasalahan rendahnya minat siswa dalam belajar di kelas adalah kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut adalah perlunya diciptakan oleh guru pembelajaran yang menyenangkan (PAIKEM) agar siswa lebih bersemangat dan berminat dalam mengikuti pembelajaran.

(27)

B. Batasan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada berbagai tipe, yaitu tipe STAD, TGT, jigsaw, learning together, dan group investigation, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini yaitu:

Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

(28)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1. Bagi guru

Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif ini, dapat memberikan masukan untuk para guru agar kreatif dalam menerapkan model-model pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.

2. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan dan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Suharsimi, dkk (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut :

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula.

(30)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah, 2009:25):

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting

dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)

(31)

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

4. Tujuan PTK

Tujuan PTK menurut Mulyasa dalam buku praktik penelitian tindakan kelas (2009:89), adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layananan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat PTK

Manfaat PTK (Mulyasa, 2009:90) sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.

b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.

(32)

B. Model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Suharsimi, dkk (2008:16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1

Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan gambar :

Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)

(33)

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3 : Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

C. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode-Metode Pembelajaran

(34)

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru sebagai tenaga profesional, maka harus mempunyai kompetensi tertentu yang disyaratkan. Seorang guru harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, mantap, berwibawa, dewasa, jujur, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan, tulis atau isyarat secara santun, bergaul secara efektif, bergaul secara santun. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan, teknologi dan/atau seni budaya.

(35)

pembelajarannya sehingga tidak cenderung monoton dan menimbulkan kebosanan pada peserta didik.

D. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) 1. Tipe Pembelajaran Koopratif

Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.

    Tipe pembelajaran kooperatif bermacam-macam, di antaranya adalah (Slavin, 2010:11-25):

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

(36)

semua siswa mengerjakan kuis secara sendiri-sendiri. Tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapat penghargaan. b. Teams Games Tournament (TGT)

Metode TGT hampir sama dengan STAD tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan

game akademik dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Pembagian kelompok TGT sama dengan pembagian kelompok STAD. Dalam TGT ada unsur kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.

c. Jigsaw

Dalam metode jigsaw, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa ditugaskan untuk membaca bab tertentu atau materi-materi yang bersifat penjelasan terperinci. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ”ahli”. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman satu timnya. Akhirnya akan ada kuis atau bentuk penilaian lainnya.

d. Learning Together

Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

e. Group Investigation

Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka dihadapan seluruh kelas.

(37)

dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game

akademik dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka, untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 2010:166-174): a. Presentasi di kelas.

Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Dalam presentasi ini, para siswa harus benar-benar memberi perhatian penuh sehingga nantinya mereka dapat mengerjakan soal/kuis.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi tim memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan soal/kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi.

c. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.

Game dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Game berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

d. Turnamen (Tournament)

(38)

Gambar 2.2 :

Penempatan pada meja turnamen. TEAM A

TEAM B TEAM C

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

3. Keunggulan TGT

Beberapa keunggulan TGT yaitu:

a. Dalam TGT, terdapat unsur permainan sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didik.

b. Dalam TGT, siswa bersaing untuk mendapat skor terbaik untuk memenangkan game atau turnamen sehingga dapat mendorong motivasi siswa untuk belajar dan memahami materi yang diajarkan. c. Dalam TGT, mengatasi kesenjangan sosial antara siswa yang satu dengan yang lain dimana siswa dapat saling berbagi dan memberi kepercayaan kepada temannya agar dapat meraih skor terbaik.

A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

1

Meja Turnamen

2

Meja Turnamen

3

Meja Turnamen

(39)

E. Minat Belajar 1. Pengertian minat

Pengertian minat menurut beberapa ahli seperti Carl Safran, Dewa Ketut Sukardi, dan Cony Semiawan dalam Dewa Ketut (1988:61-62) sebagai berikut:

a. Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, 1985).

b. Menurut pengertian yang bersifat umum, yang dimaksud dengan minat (interest) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Demikian minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Cony Semiawan, 1982).

c. Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Di dalam suatu inventori minat akan mengindentivikasikan preferensi terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu (Dewa Ketut Sukardi, 1986).

Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bias mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

2. Macam-macam minat

Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat, (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, 1985) dalam Dewa Ketut (1988:64).

a. Minat yang diekspresikan ( Expressed interest)

(40)

dalam mengumpulkan prangko, dalam mengumpulkan mata uang logam.

b. Minat yang diwujudkan (Manifest interest)

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: ikut serta anggota klub musik, drama, sain, dan matematika.

c. Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini seringkali disebut inventori minat.

3. Pengertian belajar

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang pengertian belajar. Edward L. Walker dan Cronbach dalam Dewa Ketut ( 1983:16).

a. Edward L. Walker, merumuskan belajar sebagai “perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman”.

b. Cronbach dalam bukunya yang berjudul: “Educational Psychology” mengatakan:”Learning is shown by a change in behavior as result of experience”. Di dalam pengertian ini dikatakan bahwa belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perbuatan sebagai hasil dari pengalaman.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan belajar yaitu mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaaan dan penghargaan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar a) Faktor internal

(41)

b) Faktor eksternal

Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya.

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan minat belajar adalah adanya kemauan atau ketertarikan peserta didik untuk belajar khususnya dalam pelajaran akuntansi. Keberhasilan belajar itu dapat diukur dari adanya perubahan minat peserta didik dari tidak berminat menjadi berminat, dari belum tahu menjadi tahu, dari yang nilainya kurang baik meningkat menjadi baik.

F. Hakekat Akuntansi 1. Pengertian akuntansi

(42)

2. Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian (Adjustment) merupakan jurnal yang dipergunakan untuk menyesuaikan saldo-saldo dalam rekening yang perlu disesuaikan, sehingga siap dimuat ke dalam laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dipergunakan oleh Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang untuk menyesuaikan transaksi-transaksi seperti Penaksiran Kerugian Piutang, Pembebanan Penyusutan Aktiva Tetap, Pencatatan Biaya Yang Masih Harus Dibayar, Pencatatan Pendapatan Yang Akan Diterima, Penyesuaian terhadap Persekot Biaya, dan Penyesuaian terhadap Pendapatan Yang Diterima Dimuka. Khusus pada Perusahaan Dagang jurnal penyesuaian dipergunakan pula untuk penentuan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.

G. Kerangka Teoritik

Minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Di dalam suatu inventori minat akan mengindentivikasikan preferensi terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. (Dewa Ketut Sukardi, 1986).

(43)

dan kebiasan dalam belajar. Jika seorang peserta didik merasakan bahwa dia membutuhkan mata pelajaran tertentu maka dia akan berminat untuk mengikutinya dan akan memberikan perhatian yang besar dan berusaha memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran tersebut.

Minat belajar adalah adanya kemauan atau ketertarikan peserta didik untuk belajar khususnya dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Keberhasilan belajar itu dapat diukur dari adanya perubahan minat peserta didik dari tidak berminat menjadi berminat, dari belum tahu menjadi tahu, dari yang nilainya kurang baik meningkat menjadi baik.

Dalam meningkatkan minat belajar siswa, dapat diterapkan dengan menggunakan model-model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dan diteliti oleh John Hopkins University. Model pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu STAD, TGT, dan jigsaw. Beberapa ahli seperti Slavin, De Vries dan Mescon, Edwars dan De Vries telah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan dari semua model pembelajaran kooperatif menemukan pengaruh positif yang signifikan (77%) sehingga prestasi siswa mengalami peningkatan (Slavin, 2010:44-58).

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe

(44)

guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game

akademik dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka, untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Komponen dalam TGT yaitu (1) presentasi di kelas berupa penyampaian materi kepada siswa, (2) pembagian tim untuk mendalami materi, (3) game yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan, (4) turnamen yang bertujuan untuk kompetisi, dan (5) rekognisi bagi kelompok yang mendapatkan nilai skor terbaik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha : terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peneliti sebagai mitra kerja. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa, sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian yang digunakan adalah SMK Marsudi Luhur 1, Jalan Bintaran Kidul No.12 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

(46)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X akuntansi SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta, yang berjumlah 16 orang.

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian

(47)

penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan metode pembelajaran TGT.

2. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi presentasi, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.

b)Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi :

(48)

(3) Lembar observasi kegiatan siswa (lampiran 3, hal. 99). (4) Instrumen refleksi (lampiran 8 hal. 105, dan lampiran 9

hal. 106).

(5) Kuesioner minat (lampiran hal. 94). 2. Tindakan

Pada tahap ini, sebelum diterapkannya metode TGT guru melakukan pretest (lampiran 25 hal. 166). Setelah itu dapat dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT

sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Presentasi di kelas

Sebelum melakukan kegiatan TGT, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Tim

(49)
(50)

c) Game

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Game dapat berupa pertanyaan – pertanyaan bernomor, game make a match (menjodohkan) dan game

lainnya yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing – masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk turnamen mingguan.

d) Turnamen

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik.

(51)

meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari pretest

sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor meja turnamen yaitu meja turnamen 1 akan menjawab soal kode A, meja turnamen 2 dan 3 akan menjawab soal kode B, dan meja turnamen 4 akan menjawab soal kode C. Apabila siswa pada meja turnamen 1 tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke meja turnamen 2, 3, dan 4. Siswa yang menjawab dengan benar akan di beri kartu nilai. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor nilai untuk penghargaan kelompok.

e) Rekognisi tim

(52)

tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa agar menjadi lebih baik.

Pada tahap ini, implementasi metode TGT dianggap telah selesai, maka guru melakukan posttest (lampiran 26 hal.169) dan membagi kuesioner minat setelah diterapkannya metode TGT, untuk mengetahui adanya tingkat perubahan minat belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran akuntansi di dalam kelas.

3. Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner sebelum dan setelah TGT selesai di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video recorder.

4) Refleksi

(53)
(54)

E. Pengukuran Variabel Minat Belajar Siswa Tabel 3.1 :

Operasionalisasi Variabel Minat

Variabel Dimensi Indikator No.Item Jumlah

Positif Negatif Minat 1.Minat yang

diekspresikan

2.Minat yang diwujudkan

3.Minat yang diinventari- sasikan a.Perhatian pada pelajaran b.konsentrasi pada pelajaran c.Mencegah gangguan dari luar a.Memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan b.Keuletan dalam menghadapi kesulitan c.Keaktifan di

kelas d.Pengorbanan untuk mencapai tujuan e.Memperkecil kebosanan a.Arah sikap terhadap sasaran kegiatan b.Kemauan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kelompok c.Interaksi dengan guru

1, 2, 3 6, 7,

11, 12,13

15,16, 17

(55)

Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator minat adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS)

Tabel 3.2 : Skor Variabel Minat

Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

F. Uji Kuesioner

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:170). Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment sebagai berikut:

r =

(

) (

)

(

)

2 2

( )

2

2

(56)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = Skor total dari seluruh item

X = Skor total dari setiap item n = Jumlah responden

ΣXY = hasil kali X dan Y

Jika jumlah nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir

soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel,

maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid. Dari pengujian validitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar

No.Item r hitung r tabel Keterangan

Item 1 0,533 0,361 Valid

Item 2 0,455 0,361 Valid

Item 3 0,553 0,361 Valid

Item 4 0,403 0,361 Valid

Item 5 0,511 0,361 Valid

Item 6 0,471 0,361 Valid

Item 7 0,498 0,361 Valid

Item 8 0,466 0,361 Valid

Item 9 0,425 0,361 Valid

Item 10 0,407 0,361 Valid

Item 11 0,445 0,361 Valid

Item 12 0,715 0,361 Valid

Item 13 0,647 0,361 Valid

Item 14 0,378 0,361 Valid

Item 15 0,435 0,361 Valid

Item 16 0,527 0,361 Valid

Item 17 0,504 0,361 Valid

Item 18 0,476 0,361 Valid

Item 19 0,480 0,361 Valid

Item 20 0,464 0,361 Valid

Item 21 0,505 0,361 Valid

Item 22 0,558 0,361 Valid

Item 23 0,720 0,361 Valid

Item 24 0,588 0,361 Valid

(57)

Item 26 0,515 0,361 Valid

Item 27 0,539 0,361 Valid

Item 28 0,481 0,361 Valid

Item 29 0,491 0,361 Valid

Item 30 0,421 0,361 Valid

Item 31 0,659 0,361 Valid

Item 32 0,488 0,361 Valid

Item 33 0,639 0,361 Valid

Item 34 0,432 0,361 Valid

Item 35 0,663 0,361 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel.

Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh r tabel

sebesar 0,361. Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa item valid

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka item tersebut

tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (suharsimi, 2006:196). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha, sebagai berikut:

r11 = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −1 k k ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛

2
(58)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan 2

t

σ = varians total

2 b

σ = jumlah varians butir

Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha > 0,6.Sebaliknya nilai koefisien Alpha < 0,6, maka penelitian tersebut belum reliabel.

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4

Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Minat Belajar

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Minat belajar 0,929 0,6 Reliabel

Dari 35 item minat belajar diperoleh hasil koefisien Alpha

Cornbach r hitung (0,929) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga dapat

disimpulkan bahwa item minat belajar adalah reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut :

1. Observasi/pengamatan

(59)

2. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa serta pandangan/pendapat dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal. 3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman atau foto proses tindakan penelitian.

H. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru (Observing Teachers)

(60)

b. Pengamatan terhadap kelas (Observing Classrooms)

Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan manajemen kelas (catatan anekdotal, lampiran 2 halaman 98).

c. Pengamatan terhadap siswa (Observing Students)

Pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan seusai tindakan diberikan (catatan anekdotal, lampiran 3 halaman 99). 2. Siklus pertama

a. Perencanaan

(61)

pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP akan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas (lampiran 12, halaman 133). b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas. Guru melakukan inovasi dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang minat belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi sebelum penerapan TGT dan sesudah diterapkan metode pembelajaran TGT (lampiran 4 halaman 100dan lampiran 5 halaman 102).

c. Observasi

(62)

d. Refleksi

Definisi refleksi yaitu (1) gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar, (2) gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar kemajuan atau kesadaran, (3) cerminan, gambaran. Merefleksikan yaitu mencerminkan: kata/ucapan seseorang, biasanya isi hatinya. Terefleksikan: dapat direfleksikan (Tersedia://www.artikata.com/arti-347276-refleksi.html).

Refleksi adalah satu proses merenung, menganalisis dan mencari alasan dan seterusnya membuat cadangan dan tindakan untuk memperbaiki diri yang dilakukan secara berterusan (Hanipah, 2004 tersedia:http://zulsophistsaidi.blogspot.com/2009/08/definisi-refleksi_26.html).

Dalam hal ini, refleksi dimaksudkan untuk meninjau/mengingat kembali tentang suatu tindakan proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas, tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan di kelas dan tentang apa yang mungkin dilakukan untuk para siswa agar mencapai tujuan perbaikan dalam pembelajaran (lampiran 8 hal. 105 dan lampiran 9hal. 106).

3. Instrumen Minat Belajar

Tabel 3.5

Instrumen Minat Belajar

No Indikator No.Kuesioner

Positif Negatif 1 2 3 4 5 6 7

Perhatian pada pelajaran Konsentrasi pada pelajaran Mencegah gangguan dari luar Memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan

Keuletan dalam menghadapi kesulitan

Keaktifan di kelas

Pengorbanan untuk mencapai

1, 2, 3 6, 7, 11, 12,13

15, 16, 17 20, 21, 22 24, 25, 26, 27

(63)

8 9 10

11

tujuan

Memperkecil kebosanan Arah sikap terhadap sasaran kegiatan

Kemauan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kelompok Interaksi dengan guru

29 30 32, 33

35

31 34

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Analisis Komparatif

a. Pengujian prasyarat analisis

Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Untuk mengetahui hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:296):

D = Maks │Fe – Fo│

Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi. Fe = Frekuensi harapan.

(64)

b. Pengujian hipotesis penelitian 1. Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Ha = terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2010:122):

Keterangan :

= Rata-rata sampel 1. = Rata-rata sampel 2.

s1 = Simpangan baku sampel 1.

s2 = Simpangan baku sampel 2.

= Varians sampel 1. = Varians sampel 2.

r = Korelasi antara dua sampel.

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung <

ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho

(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Mengenal SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta. 1. Sejarah Singkat SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta

Sejarah berdirinya SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta adalah berawal dari prakarsa Bapak Ignatius Agus Suhadi, S.H dan Bapak Santoso selaku Seksi Pendidikan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Pada waktu itu berdirilah SMP Santo Thomas di Jalan Sabirin Yogyakarta. Dua tahun kemudian SMP Santo Thomas pindah lokasi dan menempati gedung bekas SD di Kertonegaran jalan Mataram. Ketika SMP Santo Thomas akan berhubungan dengan pemerintah, SMP Santo Thomas berbenturan dengan syarat yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dimana sekolah harus didirikan oleh Yayasan. Oleh karena itu, didirikanlah Yayasan Taman Çakty Budhaja yang tercatat dalam akta notaris No.11 tanggal 7 Maret 1956 oleh notaris R.M.Wiranto, dengan susunan pengurus sebagai berikut:

a. Ketua : Ignatius Agus Suhadi, S.H. b. Sekretaris : FX.Suji Wahono.

c. Bendahara : YB.Santoso.

(66)

Pada tanggal 1 Agustus 1958, Yayasan Taman Çakty Budhaja mendirikan SMEA Santo Thomas dan SMA Santo Ignatius (SMA bagian C). Pada tahun 1960, terjadi jual beli atas tanah dan gedung milik SMA De Brito di jalan Bintaran Kidul. Kemudian pada tahun 1960 didirikan STM Santo Thomas. Tanggal 1 Juni 1964, Yayasan Taman Çakty Budhaja merubah namanya menjadi Yayasan Marsudi Luhur yang memiliki arti “Mencari Kebaikan”. Yayasan Marsudi Luhur disahkan oleh notaris Suryanto Partiningrat, S.H dengan akta notaris No.8 tanggal 12 Maret 1968 serta keputusan pembaharuan No.52 tanggal 17 Maret 1986. Sekolah-sekolah yang berada dibawah yayasan tersebut antara lain:

a. SMP Marsudi Luhur. b. SMA Marsudi Luhur.

c. SMK Marsudi Luhur I (dahulu SMEA). d. SMK Marsudi Luhur II (dahulu STM).

Berdasarkan SK No.001/01/1986 yang berlaku sejak Januari 1986, mulai tanggal 10 Februari 1986, status SMEA Marsudi Luhur ditetapkan menjadi DISAMAKAN.

(67)

dipindahkan menjadi satu dengan SMA Marsudi Luhur Yogyakarta di jalan Bintaran Kidul No. 2. SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta memiliki kondisi fisik yang ideal dan pantas digunakan untuk tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta juga mempunyai seperangkat kelengkapan non fisik dan peralatan lain yang terkait dengan proses pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar.

2. Visi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta

Menjadi SMK unggul, menghasilkan tamatan yang mampu bersaing di era global berlandaskan cinta kasih.

3. Misi SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta

a. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif, secara berkesinambungan kepada seluruh warga sekolah.

b. Menyelenggarakan KBM secara optimal untuk mencapai kompetensi berstandar Nasional dengan memperhatikan potensi yang dimiliki peserta didik.

c. Menumbuhkan penghayatan akan ajaran agama serta melaksanakannya dengan landasan cinta kasih.

(68)

B. Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yoyakarta Tabel 4.1

Struktur Kurikulum SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta Program Studi Keahlian: Keuangan

Kompetensi Keahlian : Akuntansi Tahun Pelajaran 2010/2011

No Program/Mata pelajaran Durasi waktu

Beban Belajar Per Minggu Kls X Kls X1 Kls X11 1 2 1 2 1 2 I PROGRAM

NORMATIF:

1 Pendidikan Agama 192 2 2 2 2 2 2 2 Pend. Kewarganegaraan 192 2 2 2 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 192 2 2 2 2 4 4 4 Seni Budaya (Seni Rupa) 128 1 1 1 1 1 1 5 Pend. Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

192 2 2 2 2 2 2

9 9 9 9 11 11

II PROGRAM ADAPTIF:

1 Matematika 403 4 4 4 4 7 7

2 Bahasa Inggris 440 4 4 4 4 7 7

3 Ilmu Pengetahuan Alam 192 1 1 1 1 1 1 4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128 2 2 2 2 2 2 5 Keterampilan Komputer

dan Pengelolaan Informasi (KKPI)

202 6 6

6 Kewirausahaan 192 2 2 2 2 2 2

19 19 13 13 19 19 III PROGRAM

PRODUKTIF DASAR KOMPETENSI KEJURUAN:

1 Menerapkan Prinsip Profesional dalam Bekerja

20 1 2 Melaksanakan

Komunikasi Bisnis

20 1

3 Menerapkan K3LH 20 1

KOMPETENSI KEJURUAN:

1 Mengerjakan Persamaan Dasar Akuntansi

40 2 2 Mengelola Dokumen

Transaksi

(69)

3 Memproses Dokumen Dana Kas Kecil

40 2

4 Memproses Dokumen Dana Kas Bank

40 2

5 Memproses Entri Jurnal (PJ/PD)

40 4 6 Memproses Buku Besar

(PJ/PD)

40 2 7 Mengelola Kartu Piutang 60 2

8 Mengelola Kartu Persediaan

40 2

9 Mengelola Aktiva Tetap 50 3 10 Mengelola Kartu Hutang 40 2 11 Menyajikan Laporan

Harga Pokok Produk

240 6 12 Menyusun Laporan

Keuangan (PJ/PD)

340 4 3 5 3 3 13 Menyiapkan Surat

Pemberitahuan Pajak

60 4

14 Mengop. Paket Prog. Pengolah

Angka/Spreadsheet

80 2 3 4

15 Mengoperasikan Aplikasi Komputer

Akuntansi/MYOB 15

250 3 4 4 4

16 Mengetik Manual 80 2 2 17 Praktik Akuntansi Manual

Perusahaan Dagang

120 3 3

14 14 19 19 14 10

IV MUATAN LOKAL: 192

1 Bahasa Jawa 1 1 1 1

2 Bahasa Mandarin 2 2 2 2 2 2

3 Perbankan 2

3 3 5 3 2 2

45 45 46 44 46 42 V PENGEMBANGAN

DIRI:

192

1 Bimbingan Konseling 1 1 1 1 1 1

2 Ekstra Kurikuler 2 2 2 2

3 3 3 3 1 1 V1 TAMBAHAN

1 Ulangan Sabtu Bersama/Pengayaan

(70)

C. Administrasi dan Organisatorik Sekolah 1. Administrasi Sekolah

SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta menyediakan pelayanan administrasi setiap hari dengan menyediakan fasilitas yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Bagian administrasi sekolah memiliki perangkat administrasi yaitu kepala bagian tata usaha yang bertanggung jawab dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurus ketatausahaan secara berkala.

2. Organisatorik Sekolah

Stuktur organisasi sekolah di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta terdiri dari:

a) Kepala Sekolah yang sejajar dengan Komite Sekolah. b) Tata Usaha.

1) Kepala Tata Usaha. 2) Bendahara.

3) Administrasi ketenagaan. 4) Administrasi kesiswaan. 5) Administrasi Sarpras. c) Waka Kurikulum dan Sarpras.

(71)

• Guru Produktif Akuntansi. 2) KKK Administrasi Perkantoran.

• Guru Produktif Administrasi Perkantoran. 3) KKK Perbankan.

• Guru Produktif Perbankan. 4) Waka Kesiswaan dan Humas.

(a)Pembina Osis. (b)BK.

(c)Wali Kelas. 5) Dewan Guru. 6) Siswa.

D. Akademik Sekolah

Kegiatan akademik SMK Marsudi Luhur I Yogakarta sangat didukung oleh tersedianya fasilitas-fasilitas, sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah. Adapun berbagai kelengkapan fisik dan non fisik yang dimiliki oleh SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta untuk menunjang proses KBM adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan fisik a) Ruang kelas

SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta memiliki 8 ruang kelas, yang terdiri dari:

(72)

2) Ruang kelas X Administrasi Perkantoran. 3) Ruang kelas X Akuntansi.

4) Ruang kelas XI Administrasi Perkantoran. 5) Ruang kelas XI Akuntansi.

6) Ruang Kelas XI Perbankan.

7) Ruang kelas XII Administrasi Perkantoran. 8) Ruang kelas XII Akuntansi.

Semua ruang kelas di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta juga dilengkapi dengan administrasi kelas (daftar presensi, daftar kemajuan kelas, jadwal piket, jadwal pelajaran, tata tertib siswa dan denah tempat duduk) dan alat kebersihan kelas.

b) Laboratorium

SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta memiliki laboratorium dan ruang praktek yaitu:

1) Laboratorium Komputer. 2) Ruang praktek Perbankan. 3) Ruang praktek Perkantoran. 4) Ruang praktek Akuntansi. c) Perpustakaan

(73)

d) Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kepala Sekolah dipisahkan dengan ruangan-ruangan lain guna memberi ketenangan bagi Kepala Sekolah untuk menjalankan tugas dan aktivitasnya.

e) Ruang Wakil Kepala Sekolah

Merupakan ruangan yang disediakan untuk para Wakil Kepala Sekolah yang terdiri dari Waka Kurikulum, dan Sarpras (lantai dua), Waka Kesiswaan dan Humas dijadikan satu dengan ruang BK (lantai bawah). f) Ruang Guru

Ruang guru dilengkapi dengan sejumlah meja dan kursi kerja, papan pengumuman dan papan jadwal pelajaran. Lemari untuk menyimpan buku-buku dan perlengkapan mengajar.

g) Ruang Tata Usaha

Segala kegiatan yang menyangkut urusan administrasi sekolah dilakukan di ruangan ini.

h) Ruang Bendahara

Segala kegiatan yang menyangkut urusan keuangan sekolah dilakukan di ruangan ini.

i) Ruang Komite Sekolah

Ruang komite disediakan sebagai tempat kerja komite sekolah. j) Ruang Serbaguna

(74)

k) Ruang UKS

Ruang ini digunakan oleh siswa yang sakit untuk beristirahat. Ruang UKS terdapat 2 tempat tidur yang dapat digunakan untuk beristirahat. l) Ruang Olah Raga

Ruang ini digunakan untuk praktek olahraga yang dapat dilakukan di dalam ruangan, misalnya senam lantai dan permainan bola pingpong. Terdapat satu meja pingpong yang kondisinya masih baik.

m) Kantin sekolah

Ruang ini dipergunakan untuk tempat menjual dan membeli makanan bagi warga sekolah, serta sebagai tempat istirahat.

n) Toilet

Terdapat lima ruang toilet (2 toilet guru dan karyawan, 3 toilet untuk siswa).

2. Kelengkapan non fisik a. Kurikulum sekolah

(75)

dan Program Studi Keahlian Perkantoran Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran.

b. Organisasi sekolah 1) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berkedudukan dibawah pengurus Yayasan dan Dinas Pendidikan. Tugas Kepala Sekolah antara lain:

a) Menyusun rencana kerja sekolah. b) Mengkoordinasikan kegiatan. c) Melaksanakan pengawasan. d) Melakukan evaluasi.

e) Melakukan pembinaan. f) Melakukan tindak lanjut.

g) Bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah. 2) Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta terdiri dari:

a) Wakasek Urusan Kurikulum dan Sarana Prasarana. b) Wakasek Urusan Kesiswaan dan Humas.

3) Beberapa tugas khusus: a) KPK.

(76)

e) BKK. f) UKS.

g) Ekstrakulikuler.

E. Sumber Daya Manusia SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta

Jumlah dan kualitas personalia baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan sangat menentukan kualitas dan kredibilitas sekolah. Kualitas tenaga pendidik maupun non pendidik sangat dominan bagi sekolah kejuruan karena tuntutan untuk dapat menghasilkan lulusan yang siap terjun di dunia kerja. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan diri bagi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan untuk dapat memiliki kompetensi yang cakap dan profesional. Pengembangan meliputi dua hal yaitu pengembangan profesional untuk guru y

Gambar

Gambar 2.2 Penempatan Pada Meja Turnamen ..........................................................
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 2.2 :
Tabel 3.1 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2 Dimensi “ Legenda Jaka Linglung ”

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

[r]

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

, “Android Application Development for GPS Based Location Tracker &amp; NITR Attendance Management System,” Tesis Electronics &amp; Communication Engineering National

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan