• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO

Liza Stepyani*, Nancy S H. Malonda*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Karakteristik sesuatu yang khas atau mencolok dari seseorang ataupun sesuatu hal. ciri-ciri karakteristik individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur, serta status sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi (pendapatan), dan sebagainya. Menurut WHO bahwa pervalensi ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami anemia sebesar 41,8%. anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl yaitu pada trimester kedua (Irianto, 2014). Anemia pada kehamilan merupakan masalah karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan berpengaruh sangat besar terhadap sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan agustus – oktober tahun 2016 di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil dan jumlah sampel sebanyak 59 ibu. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 95% (α= 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik umur dengan anemia (p= 0,079), pendidikan dengan anemia (p=0,012), pendapatan keluarga dengan anemia (p=0,002), paritas dengan anemia (p=0,178). Tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap umur dengan anemia.Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan anemia. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan anemia. Tidak terdapat hubungan antara paritas dengan anemia. perlu adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil dari petugas puskesmas dan bagi ibu hamil agar dapat mengkonsumsi makanan bergizi dan memanfaatkan bahan makanan yang tersedia dengan baik.

Kata kunci : Anemia, Karakteristik Ibu Hamil ABSTRACT

Characteristics issomething distinctive or striking detail from somebody or something. characteristic traits or feature of individuals consisting of demographics such as gender, age and social status, education level, occupation, race, economic status (income), and so forth. According to WHO that the prevalence of pregnant women around the world who are anemic is 41.8%. anemia is when hemoglobin level less than 11g / dl in the first and third trimesters and less than 10.5 g / dl in the second trimester (Irianto, 2014). Anemia in pregnancy is a problem because it indicates the value of social and economic welfare of society and have a big influence on human resources. This study uses analytic survey with cross sectional approach conducted in August - October 2016 in PuskesmasTuminting in Manado City. The study population was all pregnant mother and the total sample of 59 women. The statistical test used in this study is the Spearman rank correlation test with significance level of 95% (α = 0.05). The results showed that the characteristics of age with anemia (p = 0.079), education with anemia (p = 0.012), family income with anemia (p = 0.002), parity with anemia (p = 0.178). There is no significant relationship between age and anemia. There is significant relationship between education and anemia. There is a significant relationship between family income with anemia. There is no relationship between parity with anemia. There is necessity to increase knowledge of the pregnant mother frompuskesmas officers and for pregnant mother to be able to eat more nutritious foods and able to utilize food materials with better care.

Keywords : Anemia, characteristic of pregnant mother PENDAHULUAN

Menurut WHO bahwa pervalensi ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami anemia sebesar 41,8%. WHO

memperkirakan jumlah penderita anemia di seluruh dunia mendekati angka 2 milyar dan 50% dari jumlah tersebut berhubungan dengan defisiensi zat besi

(2)

2 (WHO, 2011). Pada tahun 2014 prevalensi anemia pada wanita menunjukkan bahwa 38% atau 32,4% juta wanita hamil mengalami anemia. Pada tahun 2015 prevalensi anemia menunjukan penurunan sebesar 23% wanita yang mengalami anemia (WHO, 2015).

Umur merupakan faktor risiko kejadian pada ibu hamil, umur seorang ibu berkaitan dengan alat- alat reproduksi pada wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah pada umur 20-35 tahun. Kehamilan di usia <20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia <20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan usia >35 tahun berkaitan dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa dikarenakan faktor usia. Tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan pada ibu. pengetahuna gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan ibu, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan

tentang masalah gizi dan kesehatan maka semakin beragam pula makanan yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan ibu.

Pendidikan adalah suatu upaya untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengola sumber daya alam yang tersedia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, kemampuan yang dikembangkan dari sumber daya manusia ini mencakup berbagai aspek, utamanya aspek non fisik, yakni: kemampuan berpikir, penalaran, intelektual, keterampilan dan sebagainya. Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia zat besi pada ibu hamil. Ibu yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan makin anemia karena banyak kehilangan zat besi, hal ini disebabkan selama kehamilan Ibu menggunakan cadangan zat besi yang ada dalam tubuhnya (Notoatmodjo, 2009)

Pendapatan keluarga adalah hasil dari suatu pekerjaan atau penghargaan yang diberikan berupa material uang. Pendapatan keluarga sangat menentukan besar kecilnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik kebutuhan kesehatan dan kebutuhan penunjang lainnya. Pendapatan yang rendah akan memberikan pengaruh dan

(3)

3 dampak yang besar dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga begitu pula sebaliknya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2016 di wilayah kerja Puskesmas Tuminting yang terletak di Kecamatan Tuminting kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah 60 orang yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Tuminting Manado. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 59 sampel.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia kehamilan (trimester) yaitu pada trimester II 36 responden dan trimester III sebanyak 23 responden. BerdasarkanUmur responden dengan kelompok umur 16- 23 tahun 44%, 24-31 tahun 39%, 24-31-38 yaitu 10% sedangkan ibu hamil dengan kelompok umur 38– 45 tahun memiliki distribusi terendah dari total 59 ibu hamil yang menjadi responden. Responden dengan latarbelakang pendidikan SMA memiliki distribusi tertinggi yaitu sebesar 68%, sedangkan respon den dengan latar

belakang Sarjana memiliki distribusi terendah yaitu 3%. Pekerjaan suami sebagai pegawai swasta memiliki distribusi tetinggi yaitu sebesar 58% sedangkan pekerjaan suami sebagia buruh memiliki distribusi terendah yaitu sebesar 3%. Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki 92% distribusi tertinggi sedangkan PNS memiliki distribusi terendah yaitu sebesar 3%.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar responden berumur 16-23 tahun yaitu berjumlah 39 responden atau (66,1%), responden yang berumur 23-31 tahun berjumlah 20 atau (33,9%) responden. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tingkat pendidikan rendah responden yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), tingkat pendidikan menengah responden yaitu sebanyak 11 responden (18,6%) dan tingkat pendidikan tinggi sebanyk 42 orang atau (71,2%). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tingkat pendapat setiap keluarga sesuai dengan pendapatan yang di dapat. Pendapatan tinggi >2.400.000 yaitu sebesar 32 atau(54%), dan pendapatan renda ≥ 2.400.000 yaitu sebesar 27 atau (46%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan riwayat kehamilan (paritas) responden untuk pertama kali melahirkan atau Primipara yaitu 17 atau (29%) responden, Multipara atau lebih dari satu kali

(4)

4 melahirkan yaitu 42 atau (71%) responden.

Hubungan Antara Umur Responden dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasi

sebesar-0,0231 dan nilai p sebesar 0,079 (>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan kejadian anemia di Puskesmas Tuminting Manado. Tabel analisis mengenai hubungan antara umur dengan kejadian anemia di Puskesmas Tuminting Manado dapat diliha tpada Tabel 1. Tabel 1. Hubungan Antara Umur Responden dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskemas

variabel r p

umur anemia -0,0231 0,079

Hasil penelitian ini berbedadenga n hasil penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2015) pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran, kabupaten Banyumas, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia dengan nilai ρ 0.04. Kehamilan di usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi pada kesehatan. Pada usia dibawah 20 tahun secara memiliki organ reproduksi yang belum siap dan beresiko tinggi mengalami kondisi kesehatan yang buruk saat hamil, selain itu kondisi sel telur belum sempurna di khawatirkan akan menggangu janin. Pad ausia 24-35 tahun resiko gangguan kesehatan ibu hamil paling rendah yaitu 15%. Kehamilan pada kelompok umur ini telah memiliki kematangan reproduksi, emosional maupun aspek sosial.

Hubungan Antara Pendidikan dan Pendapatan Responden dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting

Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,324 dan nilai p sebesar 0,012 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapathubungan antara pendidikan responden dengan kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas tuminting. Tabel analisis mengenai hubungan antara umur dengan kejadian anemia dan Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasis ebesar -0,387 dan nilai p sebesar 0,002 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas tuminting. Tabel analisis mengenai hubungan antara pendidikan dengan

(5)

5 kejadian anemia di Puskesmas Tuminting Manado dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Pendidikan dan PendapatanKeluarga Responden dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting

variabel r p Pendidikan dan Pendapatan Keluarga anemia -0,324 -0,387 0,012 0,002

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Awalia (2010) pada Ibu Hamil Puskesmas Babatoman, kabupaten Musi Banyuasin, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian anemia dengan nilai ρ 0,6. Pada penelitian ini melibatkan responden dengan pendidikan tinggi dan pendidikan rendah. Proporsi jumlah pendidikan responden terbanyak ada pada pendidikan tinggi yaitu 42 responden , selanjutnya pada responden yang pendidikan terendah sebanyak 6 responden . Tingkat pendidikan ibuhamil dapat menyebabkan keterbatasan dalamupaya menangani masalah gizi dan kesehatannya. Pengetahuan gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin tinggi pendidikan tentang gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jeni makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan individu. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukaisih (2010) pada Ibu Hamil di Puskesmas Babatoman, kabupaten MusiBanyuasin, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan kejadian anemia dengan nilai ρ 0,102.

Pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi sikap keluarga dalam memilih barang-barang konsumsi, pendapatan juga menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain, rendahnya konsumsi pangan serta buruknya status gizi, kurang gizi akan mengurangi daya tahan tubuh dan produktivitas kerja (Awalia, 2010).

Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting

Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapat nilai koefisien korelasi sebesar – 0,178 dan nilai p sebesar 0,178 (>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapa

(6)

6 hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dipuskesmas Tuminting. Tabel analisis mengenai

hubungan antara paritas dengan kejadian anemia di Puskesmas Tuminting Manado dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting

variabel r p

Pendidikan anemia -0,178 0,178

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukaesih (2010) pada Ibu Hamil Puskesmas Babatoman, kabupaten Musi Banyuasin, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia dengan nilai ρ 0,001.

Status kehamilan juga dapat mempengaruhi derajat anemia, semakin sering seorang ibu melahirkan maka semakin besar resiko kehilangan darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb (Tristiyanti, 2006). Pada ibu yang melahirkan lebih dari 4 kali terjadi penurunan pada fungsi organ maupun organ reproduksinya sudah tidak bagus dan ibu bisa mengalami kehamilan dengan resiko tinggi (Sulaiman, 2004).

KESIMPULAN

1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tuminting Kota Manado.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di puskesmas tuminting kota manado

3. Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tuminting Kota Manado

4. Tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tuminting Kota Manado

SARAN

1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil dari petugas dan petugas puskesmas dengan melakukan dan melalui konseling serta penyuluhan tentang dampak anemia terhadap janin.

2. Diharapkan bagi ibu hamil agar dapat mengkonsumsi makanan bergizi dan memanfaatkan bahan makanan yang tersedia dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, Wirjatmadi B. 2009. Gizi dan Kesehatan Balita. Jakarta: Penerbit Kencana.

(7)

7 Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu

Gizi. Jakarta: Penerbit EGC. Almatsier S, Soetartjo S, Soekarti M.

2011. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Arisman MB. 2009. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta: Penerbit EGC.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Tahun 2012. tentang Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwi A. 2016. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus. (Online), (http://jurnalstikesmuhamadiyah.a c.id, diakses pada 12 oktober 2016).

Evi D. 2015. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. (Online),

(http://perpusnwu.web.id/karyail miah/documents/4278.pdf,diakses pada 28 september 2016).

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.

Gibney M. Margetts B . Keame J. Arab L. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Irianto K. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2007. tentang Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014. tentang Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Purbadewi L, Setiawati YNU. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil. (Online),

(http://jurnal.unimus.ac.id/index. php/jgizi/article/view/754,diakse s pada 30 september 2016). Sulistyoningsih H. 2012. Gizi untuk

Kesehatan Ibu dan Anak..

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Supariasa IDN, Bakri, B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Salmariantity. 2012. Faktor-Faktor yang

(8)

8 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Gajah Mada. (Online), Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, (diakses 12 September 2016).

Triwibowo C. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika. World Health Organization. 2008.

Prevention of Iron Deficiency Anemia in Adolescent. World

Health Organization Centre for Health Development.

World Health Organization. 2011. Prevention of Iron Deficiency Anemia in Adolescent. India.: World Health Organization Centre for Health Development. World Health Organization. 2015.

Prevention of Iron Deficiency Anemia in Adolescent. World Health Organization Centre for Health Development.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Jawa

adalah proses kompilasi pikiran alam ke dalam pikiran manusia yang akan terungkap kembali saat kita berdialog dengan alam. • Berdialog dengan alam tidak

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya “Pengaruh Latihan Single Multiple Jump Dan Double Multiple Jump Terhadap Power Otot

Hasil penelitian menunjukan dokumen dan laporan dibuat secara manual, adanya penggabungan beberapa tagihan dalam satu tanda terima (faktur), tidak adanya tanggal jatuh tempo

SMK3 bertujuan menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi

The first men tion of a European draw ing story I have been able to locate in print is a ver sion of the story of ten called “The Wild Bird” but titled “The Wolves, the Goats and

(jelaskan kenapa ukuran balon yang berisi asam cuka 2 M + baking soda lebih besar dari pada balon yang berisi asam cuka 2 M + air + baking soda

3. Perubahan proses dalam keluarga berhubungan dengan dampak penyakit anak pada fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang lama pada anak... Resiko tinggi injuri berhubungan