Hubungan Keuangan
antara Pemerintah
Desentralisasi Politik
dan
Administrasi Publik
harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan.
Hal ini sering disebut dengan
follow money
function.
Hubungan keuangan pemerintah daerah – pusat
UU No. 5/1974
UU No. 25/1999
UU No. 33/2004
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) :
-Hasil Pajak Daerah -Hasil Retribusi Daerah -Hasil Perusahaan Daerah -Lain-lain Usaha Daerah yang
sah
B. Pendapatan yang Berasal dari Pusat :
-Sumbangan dari pemerintah -Sumbangan lain yang diatur
dalam peraturan per-uu-an
C. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) :
-Hasil Pajak Daerah -Hasil Retribusi Daerah -Hasil Perusahaan Milik
Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan
-Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan : -Bagian Daerah dari
Penerimaan PBB
-BPHTB dan Penerimaan dari SDA
-Dana Alokasi Umum -Dana Alokasi Khusus
C. Pinjaman Daerah
Penerimaan Daerah (Pasal 5): I. Pendapatan Daerah :
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) :
-Pajak Daerah -Retribusi Daerah
-Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan -Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan : -Dana Bagi Hasil
-Dana Alokasi Umum -Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan
II. Pembiayaan :
-Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah
PAD
Dana Bagi Hasil
Lain-lain Pendapatan
1. Sumber PAD : a. Pajak Daerah; b. Retribusi Daerah;
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; d. Lain-lain PAD yang sah : 1) Hasil penjualan kekayaan
daerah yang tidak dipisahkan;
2) Jasa Giro;
3) Pendapatan bunga; 4) Keuntungan selisih nilai
rupiah terhadap mata uang asing;
5) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
1. DBH bersumber dari Pajak :
a. PBB b. BPHTB
c. PPh Pasal 25 dan pasal 29 WP orang pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21. 2. DBH bersumber dari SDA : a. Kehutanan;
b. Pertambangan Umum; c. Perikanan;
d. Pertambangan minyak bumi;
e. Pertambangan gas bumi; dan
f. Pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
1. Hibah :
a. Bantuan yang tidak mengikat;
b. Hibah dari Luar Negeri melalui Pemerintah Pusat.
UU No. 23/2014
Penerimaan Daerah (Pasal 285): I. Sumber Pendapatan Daerah : A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) : 1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan (Laba BUMD; hasil kerjasama dengan pihak ketiga) 4. Pendapatan Transfer; dan
5. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah (hibah; dana darurat; jasa giro; hasil penjualan aset daerah; dll.)
II. Pendapatan Transfer :
A. Transfer Pemerintah Pusat : 1. Dana Perimbangan;
2. Dana Otonomi Khusus; 3. Dana Keistimewaan; dan 4. Dana Desa.
B. Transfer Antar Daerah :
1. Pendapatan Bagi Hasil; dan 2. Bantuan Keuangan.
Dana Perimbangan (Psl. 288): 1. Dana Bagi Hasil :
a. Pajak : - PBB
- PPh Pasal 25 dan 29 WP orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
b. Cukai (hasil tembakau) c. SDA (Psl 289 ayat (4))
- IIUPH; landrent;royalty;
pertambangan minyak bumi; gas bumi; dan panas bumi 2. Dana Alokasi Umum (Psl. 288 hrf
b)
3. Dana Alokasi Khusus(Psl. 288 hrf c)
II. Pembiayaan :
-Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah
-Penerimaan Pinjaman Daerah -Dana Cadangan Daerah
UU No. 12/1957
UU No. 18/1997
UU No. 34/2000
UU No. 28/2009
I. Provinsi :
1. Pajak Kenderaan Bermotor;
2. BBNKB
3. Pajak Kenderaan di atas air
II. Dati II Kab./Kota : 1. Pajak
Pembangunan I; 2. Pajak Restoran
10%;
3. Pajak Penerangan Jalan umum; 4. Pajak Reklame; 5. Pajak Tontonan
dan Keramaian Umum;
6. Pajak Pendaftaran Perusahaan.
I. Provinsi : 1. PKB; 2. BBNKB
3. Pajak Bahan Bakar Kenderaan
Bermotor (Dibagi dengan Dati II)
II. Dati II Kab/Kota: 1. Pajak Restoran dan
Hotel;
2. Pajak Reklame; 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Penerangan
Jalan Umum;
5. Pajak Pemanfaatan air bawah tanah dari permukaan; 6. Pajak bahan galian
C.
I. Provinsi :
1. Pajak Kenderaan Bermotor dan Kenderaan di atas air;
2. BBNKB dan
kenderaan di atas air;
3. Pajak Bahan Bakar Kenderaaan
Bermotor;
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan air di bawah tanah dan permukaan.
II. Dati II Kab/Kota : 1. Pajak Hotel; 2. Pajak Restoran; 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame; 5. Pajak Penerangan
Jalan;
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C; 7. Pajak Parkir
I. Provinsi :
a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok.
II. Kab/Kota : a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan; dan
Objek Retribusi adalah: a. Jasa Umum; b. Jasa Usaha; dan c. Perizinan Tertentu
Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
Pengabuan Mayat;
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
f. Retribusi Pelayanan Pasar;
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran;
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; j. Retribusi Penyediaan dan/atau
Penyedotan Kakus;
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang; m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan n. Retribusi Pengendalian Menara
Telekomunikasi.
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; b. Retribusi Pasar Grosir
dan/atau Pertokoan;
c. Retribusi Tempat Pelelangan; d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f. Retribusi Tempat
Penginapan/Pesanggrahan/V illa;
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi Penyeberangan di Air; dan
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
c. Retribusi Izin Gangguan; d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha
Belanja
Daerah
diprioritaskan
untuk
mendanai
Urusan
Pemerintahan
Wajib
yang
terkait
Pelayanan
Dasar
yang
ditetapkan dengan
standar pelayanan minimal
.
Belanja
Daerah
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
berpedoman pada
standar teknis dan standar harga satuan
regional
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.
Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah selain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada
analisis standar belanja dan standar
harga satuan regional
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Belanja hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat diberikan kepada:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lain;
c. badan usaha milik negara atau BUMD; dan/atau
Belanja bagi hasil,
bantuan keuangan,
dan
belanja untuk Desa
dianggarkan
dalam APBD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Belanja
DAK
diprioritaskan
untuk
Ketentuan
mengenai
belanja
kepala
daerah dan wakil kepala daerah
diatur
dengan
peraturan pemerintah
.
Ketentuan mengenai
belanja pimpinan
dan
anggota
DPRD
diatur
dalam
Daerah dapat
melakukan pinjaman
yang bersumber
dari
Pemerintah
Pusat,
Daerah
lain,
lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan
masyarakat.
Daerah dapat melakukan
pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman utang luar
negeri
dari menteri yang menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
bidang
keuangan
setelah
memperoleh
pertimbangan
dari
Menteri.
Perjanjian
penerusan pinjaman sebagaimana
Ketentuan lebih lanjut mengenai pinjaman Daerah diatur
dengan
peraturan pemerintah.